Eva Plaksanaan manajemen berbasis sekolah

download Eva Plaksanaan manajemen berbasis sekolah

If you can't read please download the document

description

skripsi

Transcript of Eva Plaksanaan manajemen berbasis sekolah

EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DI SMK NEGERI 1 PADANG

66

EVALUASI PELAKSANAAN PROSEDUR MANAJEMEN MUTU

DI SMK NEGERI 5 PADANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk menyelesaikan program Strata Satu pada Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik

Universitas Negeri Padang

Oleh :

ROMAN PRAYUDA

47133/2004

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2009

PERSETUJUAN SKRIPSI

EVALUASI PELAKSANAAN PROSEDUR MANAJEMEN MUTU

DI SMK NEGERI 5 PADANG

Nama: ROMAN PRAYUDA

NIM/BP: 47133/2004

Program Studi: Pendidikan Teknik Otomotif

Jurusan: Teknik Otomotif

Fakultas: Teknik

Padang, Agustus 2009

Disetujui Oleh

Pembimbing I,Pembimbing II,

Dr. Wakhinuddin S, M.Pd Drs. Hasan Maksum, M.T

NIP. 130 474 856NIP. 131 955 568

Mengetahui

Ketua Jurusan Teknik Otomotif

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

Drs. Hasan Maksum, M.T

NIP. 131 955 568

PENGESAHAN

Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Program studi Pendidikan Teknik Otomotif Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik

Universitas Negeri Padang

Judul :Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu di SMK Negeri 5 Padang.

Nama: ROMAN PRAYUDA

NIM/BP: 47133/2004

Program Studi: Pendidikan Teknik Otomotif

Jurusan: Teknik Otomotif

Fakultas: Teknik

Padang, ??? ?????2009

Tim Penguji

NamaTanda Tangan

Ketua: Dr. Wakhinuddin S, M.Pd1.Sekretaris: Drs. Hasan Maksum, M.T2.Anggota:3.Anggota:4.Anggota:5.

SURAT PERTANYAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang lazim.

Padang, Agustus 2009

Yang menyatakan,

Roman Prayuda

ABSTRAK

Roman Prayuda, 2009 : Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu di SMK Negeri 5 Padang

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif bersifat evaluatif bertujuan mengungkapkan bagaimana pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang.

Populasi penelitian ini adalah ketenagaan dalam manajemen mutu pada proses utama yaitu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Guru Tahun ajaran 2008/2009, jumlah ketenagaan tersebut sebanyak 157 orang. Sampel diambil dengan metode propotional random sampling berjumlah 49 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket yang disebarkan kepada siswa dengan model skala likert, analisis data menggunakan rumus mean dan persentase.

Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa prosedur pelaksanaan manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang terlaksana dengan baik tanpa menemui hambatan yang berarti. Disamping itu pihak sekolah perlu menindaklanjuti perbaikan-perbaikan pelaksanaan manajemen mutu selain guru perlu meningkatkan komitmen terhadap manajemen mutu dan adanya monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen mutu yang lebih baik.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohim

Puji syukur penulis hantarkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehinngga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu di SMK Negeri 5 Padang ini dengan baik. Skipsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan program pendidikan pada jenjang program Strata Satu (S1), Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif, Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada :

Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri PadangKetua Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri PadangBapak Dr. Wakhinuddin S, M.Pd dan Bapak Drs. Hasan Maksum, M.T selaku Dosen Pembimbing I dan Pembimbing IITim PengujiPenasehat AkademisBapak dan Ibu Dosen beserta Staf Administrasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.Bapak dan Ibu Guru serta Staf Administrasi SMK Negeri 5 Padang.Seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiswa jurusan Teknik Otomotif Tahun 2004 dan semua pihak yang telah ikut memberikan dorongan demi menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, baik dari segi isi maupun dari segi bahasanya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran, untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Agustus 2009

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang MasalahIdentifikasi MasalahPembatasan MasalahPerumusan MasalahTujuan PenelitianKegunaan Penelitian

BAB II KAJIAN TEORITIS

Konsep EvaluasiKonsep Prosedur Manajemen MutuKerangka KonseptualPertanyaan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitianPopulasi dan Sampel PenelitianVariabel dan DataInstrumen PenelitinUji Coba InstrumenUji Validitas dan ReliabilitasTeknik Analisa Data

BAB IV HASIL PENELITIAN

Hasil penyebaran Angket

Pengolahan dan analisis data

Pembahasan hasil penelitian

BAB V PENUTUP

Kesimpulan Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Rekapitulasi Kelulusan Peserta UAN TP 2008 / 2009 SMK N 5 PadangRekapitulasi kenaikan kelas TP 2008 / 2009 SMK Negeri 5 PadangRekapitulasi tingkat kehadiran guru mengajar TP 2008 / 2009 SMK Negeri 5 PadangData Penarikan sampelKisi-kisi Instrumen PenelitianSub Variabel dan Indikator yang ValidHarga Mean, Batas Interval dan Kategori PenilaianTanggapan Responden Prosedur Penerimaan Siswa BaruTanggapan Responden Prosedur Penetapan Tugas Mengajar GuruTanggapan Responden Prosedur Penyusunan Program PengajaranTanggapan Responden Prosedur Pengajuan Alat dan BahanTanggapan Responden Prosedur Evaluasi Pelaksanaan Proses Belajar MengajarTanggapan Responden Prosedur PrakerindTanggapan Responden Prosedur Pengendalian Siswa yang Tidak LulusTanggapan Responden Hambatan-hambatan Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu Analisis Prosedur Penerimaan Siswa BaruAnalisis Prosedur Penetapan Tugas Mengajar GuruAnalisis Prosedur Penyusunan Program PengajaranAnalisis Prosedur Pengajuan Alat Dan Bahan PraktekAnalisis Prosedur Evaluasi PBMAnalisis Prosedur Pelaksanaan PrakerindAnalisis Prosedur Kelulusan SiswaAnalisis Hambatan Sekolah Dalam Pelaksanaan Prosedur Manajemen MutuAnalisis Rangking Hambatan Sekolah Dalam Pelaksanaan Prosedur Manajemen MutuKesimpulan Nilai Mean Dan Persentase Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu

DAFTAR GAMBAR

GambarHalaman

Evaluasi Model StakeTahapan-tahapan Evaluasi Model CSE-UCLAKerangka Konseptual

DAFTAR LAMPIRAN

LampiranHalaman

Angket PenelitianRekapitulasi Data Uji Coba IRekapitulasi Data Uji Coba IIData Penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan menengah khususnya pendidikan menengah kejuruan antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan

Peningkatan mutu pendidikan juga harus didukung oleh manajemen sekolah yang baik. Dalam rangka peningkatan mutu tersebut dibuatlah suatu standar mutu. Standar mutu juga tertuang dalam visi dan misi sekolah. Di SMK Negeri 5 Padang memilki visi yaitu lembaga pendidikan yang mewujudkan siswa cerdas, kompetitif, siap kerja dan mandiri yang berakar pada nilai-nilai budaya bangsa. Dan memilki 5 misi yaitu (1)Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dengan efektif dan efisien (2)Menerapkan sitem informasi manajemen sekolah berbasis teknologi informasi (3)Mewujudkan sekolah berstandar internasional (4)Mewujudkan kompetensi lulusan yang diakui oleh lembaga sertifikasi profesi (5)Memenuhi delapan kompenen standar pendidikan nasional, kemudian sebagai tindak lanjut operasinal dari visi dan misi dibuatlah suatu standar prosedur manajemen mutu.

SMK Negeri 5 Padang memilki 11 unit kerja operasional yang memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing dalam melaksanakan prosedur manajemen mutu (1)Kepala Sekolah (2)Wakil Manajemen Mutu (3)Wakil Kurikulum (4)Wakil Kesiswaan (5)Wakil Sarana dan Prasarana (6)Wakil Humas (7)Ketua Jurusan (8) Bidang Studi (9)Pustaka (9)Tata Usaha (10)Bimbingan Konseling (11)Pengelolaan Lingkungan Hidup

Sembelas unit kerja operasional beriteraksi dalam proses pelaksanaan prosedur mutu di SMK Negeri 5 Padang. Proses yang disebut juga dengan proses bisnis di bagi 3 bagian antara lain:

Proses Bisnis Perencanaan dan Evaluasi

Meliputi program, supervisi, audit dan validasi kurikulum

Proses Bisnis Utama

Meliputi penerimaan siswa baru, proses belajar mengajar, evaluasi proses belajar mengajar dan kelulusan siswa

Proses Bisnis Pendukung

Meliputi Ekstrakurikuler, Bursa kerja khusus, sarana dan prasarana, K3 dan pustaka

Tetapi setelah dilaksanakannya prosedur manajemen mutu dalam unit kerja operasional tersebut untuk meningkatan mutu pendidikan ternyata dari tingkat kelulusan ujian akhir nasional tidak mencapai 100% yaitu sebesar 91,71 %, sesuai pada tabel 1.

Tabel 1 : Rekapitulasi Kelulusan Peserta UAN TP 2008 / 2009 SMK N 5 Padang

no

Program Keahlian

Peserta UAN

Ikut

Lulus

Tidak Lulus

1

Teknik Gambar Bangunan

17

17

0

2

Teknik Konstruksi Bangunan

27

24

3

3

Teknik Audio Video

72

72

0

4

Teknik Listrik Instalasi

71

71

0

5

Teknik Mesin Perkakas

72

64

8

6

Teknik Mekanik Otomotif

104

84

20

Jumlah

383

332

31

Persentase Kelulusan

91, 71 %

Kemudian kenaikan tingkat kelas juga tidak mencapai 100 %, kenaikan tingkat kelas I hanya 88,08 % dan kenaikan tingkat kelas II sebesar 92,90 sesuai dengan tabel 2.

Tabel 2: Rekapitulasi kenaikan kelas TP 2008 / 2009 SMK Negeri 5 Padang

no

Jurusan

Kelas I

Kelas II

Jumlah siswa aktif

Jumlah siswa naik

Jumlah siswa aktif

Jumlah siswa naik

1

Teknik Gambar Bangunan

25

25

20

18

2

Teknik Konstruksi Bangunan

23

19

14

12

3

Teknik Audio Video

85

76

51

46

4

Teknik Listrik Instalasi

87

71

63

60

5

Teknik Mesin Perkakas

78

71

68

66

6

Teknik Mekanik Otomotif

88

78

94

86

Jumlah

386

340

310

288

Persentase Kenaikan Tingkat

88,08 %

92,90 %

Masih adanya tenaga pendidikan yang kurang professional dalam komitmen waktu dan tanggung jawab. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tingkat kehadiran guru, lebih jelas terlihat dalam tabel 3.

Tabel 3 : Rekapitulasi tingkat kehadiran guru mengajar TP 2008 / 2009 SMK Negeri 5 Padang

Sheet1HariGuru yang seharusnyaRata-rataRata-ratahadirjumlah kehadiran gurujumlah tidak hadirSenin64613Selasa40391Rabu51492Kamis56551Jum'at43412Sabtu59554Jumlah31330013Persentase rata-rata kehadiran95,84 %guru

Guru yang seharusnyaRata-rataRata-rata

hadirjumlah kehadiran gurujumlah tidak hadir

Senin64613

Selasa40391

Rabu51492

Kamis56551

Jum'at43412

Sabtu59554

Jumlah31330013

95,84 %

Hari

Persentase rata-rata kehadiran

guru

Guru yang seharusnya

Rata-rata

Rata-rata

hadir

jumlah kehadiran guru

jumlah tidak hadir

Senin

64

61

3

Selasa

40

39

1

Rabu

51

49

2

Kamis

56

55

1

Jum'at

43

41

2

Sabtu

59

55

4

Jumlah

313

300

13

95,84 %

Hari

Persentase rata-rata kehadiran

guru

Pemanfaatan sarana dan prasarana yang kurang efektif bahkan ada yang kurang memadai untuk menunjang proses belajar mengajar menyebabkan peningkatan mutu pendidikan belum tercapai dengan baik. Dari itu dapat dikatakan mutu pendidikan SMK Negeri 5 Padang belum mengalami peningkatan yang berarti setelah melaksanakan prosedur manajemen mutu.

Berdasarkan permasalahan diatas kalau dibiarkan akan menghambat tercapainya tujuan pendidikan, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu di SMK Negeri 5 Padang

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, diidentifikasi masalah sebagai berikut:

Tingkat kelulusan ujian akhir nasional tidak mencapai 100% Masih adanya siswa yang gagal naik tingkat.Masih adanya tenaga pendidikan yang kurang professional dalam komitmen waktu dan tanggung jawab.Pemanfaatan sarana dan prasarana yang kurang efektif bahkan yang ada kurang memadai untuk menunjang proses belajar mengajar Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu SMK Negeri 5 Padang belum berjalan dengan semestinya.

Pembatasan Masalah

Mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki, penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Penelitian ini membahas evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu SMK Negeri 5 Padang pada proses bisnis utama.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah yaitu: Bagaimana pelaksanaan prosedur mananjemen mutu SMK 5 Negeri 5 Padang pada proses bisnis utama.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pelaksanaan prosedur manajemen mutu SMK Negeri 5 Padang pada proses bisnis utama

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna untuk:

Secara teoritisSebagai bahan kajian akademik dan bakal pengetahuan lapangan.Informasi dan bahan masukan bagi sekolah yang terkait untuk penyempurnaan dalam penyelenggaraan pendidikan.Mengembangkan teori dalam meningkatkan mutu pendidikanSecara praktisMemperbaiki sistem yang ada secara keseluruhan.Membantu sekolah untuk mengembangkan diri.Memberikan penghargaan bahkan hukuman terhadap individu sekolah yang terkait.

BAB II

KAJIAN TEORITIS

Konsep Evaluasi

Pengertian Evaluasi

Evaluasi dalam penelitian ini merupakan evaluasi program. Menurut Ralph Tyler dalam buku evaluasi program pendidikan oleh Arikunto (2008:5): Evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan

Model-model Evaluasi

Menurut Kaufman dan Thomas membedakan model evaluasi menjadi 7 yaitu:

Goal Oriented Evaluation Model , dikembangkan oleh Tyler

Model ini merupakan model yang muncul paling awal. Yang menjadi objek pengamatan dalam model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan, terus meneurus, mencek seberapa jauh tujuan tersebut sudah terlaksana dalam proses pelaksanaan program.

Goal Free Evaluation Model, dikembangkan oleh Michael Scriven

Model evaluasi yang dikembangkan ini dapat dikatakan berlawanan dengan model pertama yang dikembangkan oleh Tyler. Jika dalam model yang dikembangkan oleh Tyler, evaluator terus menerus memantau tujuan yaitu sejak awal proses terus melihat sejauh mana tujuan tersebut dapat dicapai, dalam model ini justru menoleh dari tujuan. Dalam melaksanakan evaluasi program evaluator tidak perlu memerhatikan apa yang menjadi tujuan program. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kerjanya program dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi baik hal-hal yang positif maupun hal-hal yang negatif.

Tujuan program tidak perlu diperhatikan karena ada kemungkinan evaluator terlalu rinci mengamati tiap-tiap tujuan khusus. Jika masing-masing tujuan khusus tercapai artinya terpenuhi dalam penampilan tetapi lupa memperhatikan seberapa jauh masing-masing penampilan tersebut mendukung penampilan akhir yang diharapkan oleh tujuan umum maka akibatnya jumlah penampilan khusus ini tidak banyak manfaatnya.

Model ini bukannya lepas sama sekali dari tujuan, tetapi hanya lepas dari tujuan khusus. Model ini hanya mempertimbangkan tujuan umum yang akan dicapai oleh program, bukan secara rinci perkomponen.

Formatif Summatif evaluation model, dikembangkan oleh Michael Scriven

Selain goal free evaluation model Michael sriven juga mengembangkan model ini. Model ini menunjuk adanya tahapan dan lingkup objek yang dievaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan, (disebut evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai (disebut evaluasi summatif).

Berbeda dengan model yang pertama dikembangkan, model kedua ini ketika melaksanakan evaliasi, evaluator tidak dapat melepaskan diri dari tujuan. Tujuan evaluasi formatif memang berbeda dengan tujuan evaluasi summatif.

Evaluasi formatif secara prinsip merupakan evaluasi yang dilakukan ketika program masih berlangsung. Tujuan evaluasi formatif tersebut adalah mengetahui sebarapa jauh program yang dirancang dapat berlangsung, sekaligus mengindentifikasi hambatan. Dengan diketahuinya hambatan dan hal-hal yang menyebabkan program tidak lancar, pengambil keputusan secara dini dapat mengadakan perbaikan yang mendukung kelancaran pencapaian tujuan program.

Evaluasi summatif dilakukan setelah program berakhir. Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengukur ketercapaian program. Fungsi evaluasi sumatif dalam evaluasi program dimaksudkan sebagai sarana untuk mengetahui posisi individu di dalam kelompoknya. Objek sasaran dan waktu pelaksanaan berbeda antara evaluasi formatif dan summatif maka lingkup sasaran yang dievaluasi juga berbeda.

Countenance Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake

Model ini menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok yaitu deskripsi dan pertimbangan serta membedakan adanya tiga tahap dalam evaluasi ini yaitu konteks, proses, dan keluaran.

Model evaluasi yang diajukan dalam bentuk gambaran deskripsi dan tahapan seperti berikut:

Rational

Intents

Observation

Standard

Judgement

Antecedents

Transactions

Outcomes

Descripsi matrix

Judgement matrix

Gambar 1: Evaluasi Model Stake

Matrix pertama yaitu deskripsi menyangkut dua hal yang menunjukkan posisi sesuatu (yang menjadi sasaran evaluasi) yaitu apa tujuan yang diharapkan programdan pengamatan atau apa yang sesungguhnya terjadi .Selanjutnya evaluator mengikuti matrix kedua yang menunjukkan pertimbangan yang pda langkah tersebut mengacu pada standar.

Dalam model ini ketika evaluator mempertimbangkan program pendidikan mereka mau tidak mau harus melakukan dua perbandingan yaitu :

Membandingkan kondisi hasil evaluasi program tertentu dengan yang terjadi deprogram laindengan objek sasaran yang sama.Membandingkan hasil pelaksanaan dengan standar yang diperuntukkan bagi program yang bersangkutan, didasarkan pada tujuan yang akan dicapai.CSE-UCLA Evaluation Model.

CSE-UCLA terdiri dari dua singkatan CSE dan UCLA.CSE merupakan singkatan dari Center Of The Study Of Evaluation, sedangkan UCLA merupakan singkatan dari University Of California In Los Angeles. Ciri dari model ini adanya empat tahap yang dilakukan yaitu perencanaan, pengembangan, implementasi, hasil dan dampak.

Needs Program Formatif Summatif

Assessment Planning Evaluation Evaluation

Gambar 2: Tahapan-tahapan Evaluasi Model CSE-UCLA

Keterangan :

CSE Model : Needs Assessment

Dalam tahap ini evaluator memusatkan perhatian pada penentuan masalah pertanyaan ysng diajukan:

Hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan sehubungan dengan keberadaan program ?Kebutuhan apa saja yang terpenuhi sehubungan dengan ada pelaksanaan program.Tujuan jangka panjang apakah yang dapat dicapai oleh program.CSE Model : Program Planning

Dalam tahap kedua CSE dari model ini evaluator mengumpulkan lansung yang terkait lansung dengan pembelajaran dan mengarah pada pemenuhan kebutuhan yang telah diidentifikasi pada tahap kesatu.dalam tahap perencanaan ini PBM dievaluasi dengan cermat apakah rencana pembelajaran telah disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Evaluassi tahap ini tidak lepas dari tujuan yang telah dirumuskan.

CSE Model : Formatif Evaluation

Dalam tahap ketiga ini evaluasi memusatkan pada keterlaksanaan program. Dengan demikan evaluator diharapkan betul-betul terlibat dalam program karena harus mengumpulkan data dan bebagai informasi dari pengembang program.

CSE Model : Summatif Evaluation

Dalam tahap keempat para evaluator diharapkan dapat mengumpulkan semua data tentang hasil dan dampak program. Melalui evaluasi ini diharapkan apakah tujuan yang dirumuskan untuk program sudah dicapaidan jika belum dicari mana yang belum dan apa penyababnya.

CIPP Evaluation Model, yang dikembangakan oleh Stufflebeam.

Model evaluasi ini merupakan model yang paling banyak dikenal dan diterapkan. Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam, dkk (1967) di Ohio State University. CIPP merupakan singkatan dari empat buah huruf awal kata yaitu :

Context Evaluation: Evaluasi terhadap konteks

Input Evaluation: Evaluasi terhadap masukan

Process Evaluation: Evaluasi terhadap proses

Product Evaluation: Evaluasi terhadap hasil

Keempat kata ini merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain merupakan komponen dari proses sebuah program.kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah system. Dengan demikian jika sudah menentukan model ini yang digunakan untuk mengevaluasi program maka mau tidak mau haurs menganalisis program tersebut berdasarkan komponen-komponennya.

Evaluasi Konteks

Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani dan tujuan proyek.

Evaluasi masukan

Evaluasi masukan merupakan tahap kedua. Evaluasi masukan adalah kemampuan awal dalam menunjang program seperti menyediakan petugas yang tepat , andal, ahli, berkualitas dan sebagainya.

Evaluasi proses

Evaluasi proses menunjukkan pada apa (what) kegiatan yang dilakukan dalam program siapa (who) yang ditunjuk sebagai penanggungjawab program,kapan (when) kegiatan akan selesai.moden ini evaluasi di arahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program sudah terlaksana sesuai rencana.

Evaluasi produks atau hasil

Evaluasi ini dirahkan pada hal-hal ynag menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan mentah. Tahap ini merupakan tahap akhir dari serangkaian evaluasi.Pertanyaan yang dapat diajukan yaitu tujuan, pertanyaan, kebutuhan apakah telah tercapai dan apakah dampaknya.

Discrepancy Model, yang dikembangkan oleh Provus

Kata discrepancy adalah istilah bahasa inggris yang diterjemahkan kesenjangan . Model ini menekankan pada adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program. Evaluasi dilakukan untuk mengukur kesenjangan yang ada disetiap komponen. Dari beberapa model yang disebutkan di atas dapat diketahui ada beberapa model yang menunjuk pada langkah-langkah yang dilakukan dalam evaluasi, sebagian lain menunjuk pada penekanan atau objek sasaran dan ada yang sekaligus menunjukkan sasaran dan pentahapan. Khusus untuk model ini menekankan pada kesenjangan yang sebenarnya menjadi syarat umum bagi semua kegiatan evaluasi, yaitu mengukur adanya perbedaan antara yang seharusnya dicapai dengan yang sudah nyata dicapai.

Penentuan Model Evaluasi

Pada penjelasan goal free evaluation model dapat diketahui dengan nyata bahwa model ini mengarahkan pada bagaimana kerjanya program dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi baik hal-hal yang positif maupun hal-hal yang negatif yang sesuai dengan tujuan penelitian.

. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model ini tepat dan cocok digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu SMK Negeri 5 Padang

Manfaat Evaluasi

Informasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi pengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan program. Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi, yaitu :

Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada manfaatnya.Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang tidak sesuai dengan harapan.Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukkan bahwa segala sesuatu yang sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat.Menyeberluaskan program (melaksanakan program di tempat-tempat lain atau mengulangi lagi program di lain waktu), karena program tersebut berhasil dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.

Konsep Prosedur Manajemen Mutu

Pengertian Prosedur Manajemen Mutu

Prosedur manajemen mutu merupakan satu set pedoman dalam suatu organisasi yang menjelaskan prosedur kegiatan rutin. ini sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Sebelum dibuat, maka pada tingkat pertama harus membuat kebijakan mutu yang biasanya terdapat pada visi dan misi yang kemudian dituangkan dalam manual mutu yang memuat kebijakan kualitas dan memberikan tinjauan umum dari proses-proses inti dalam suatu organisasi. Kebijakan mutu kemudian dijabarkan ke dalam prosedur-prosedur (tingkat kedua). prosedur-prosedur tersebut adalah standard yang mendefinisikan bagaimana berbagai tanggungjawab dari unit terkait yang relevan dengan investigasi mutu layanan. Agar prosedur dapat dilaksanakan, maka perlu dibuat jabaran prosedur mutu secara teknis yang tertuang dalam instruksi kerja dalam suatu unit kerja (tingkat ke 3). Pada tingkat terakhir (tingkat ke 4) dapat dibagi menjadi dua. Bagian pertama meliputi formulir-formulir yang diperlukan untuk mendukung kegiatan yang dilakukan, serta dokumen-dokumen pendukung terkait. Bagian kedua meliputi dokumentasi yang berfungsi sebagai bukti bahwa langkah-langkah inti dari mutu telah terpenuhi. Dokumentasi berguna untuk analisis data dan peningkatan yang berkesinambungan. (www.uripsantoso.wordpress.com : 19 Mai 2009)

Pada SMK Negeri 5 Padang Prosedur manajemen mutu terdapat dalam sistem manajemen mutu yang diterapkan mengacu pada visi dan misi yang direncanakan dan disempurnakan secara berkesinambungan. Pelaksanaan manajemen mutu ini didasarkan pada pendekatan proses dengan tujuan agar dapat memberi nilai tambah dan penyempurnaan sistem manajemen mutu secara berkesinambungan demi tercapainya kepuasan pelanggan dengan cara memenuhi persyaratannya.

SMK Negeri 5 Padang Telah menetapkan , mendokumentasikan, menerapkan, memelihara dan mengendalikan sistem manajemen mutu sesuai dengan persyaratan standar dalam bentuk sebagai berikut:

Pedoman Mutu / Manual Mutu

Pedoman mutu merupakan suatu dokumen yang digunakan sebagai acuan bagi sekolah mengenai apa yang menjadi kebijakan untuk memenuhi visi dan misi di SMK Negeri 5 Padang

Prosedur Mutu

Prosedur mutu memberikan uraian mengenai pelaksanaan suatu aktifitas atau proses yang harus dilakukan oleh suatu posisi jabatan tertentu dalam rangka penerapan sistem manajemen mutu yang efektif. SMK Negeri 5 Padang telah menetapkan prosedur terdokumentasi sesuai dipersyaratan standar yaitu :

Prosedur Pengendalian dokumen.Prosedur pengendalian arsip / catatan mutu prosedur audit internalProsedur pengendalian siswa yang tidak lulusProsedur tindakan perbaikanProsedur tindakan pencegahan

Disamping prosedur-prosedur tersebut diatas untuk menjamin efektifitas pencapaian sistem manajemen mutu, SMK Negeri 5 Padang telah menetapkan prosedur terdokumentasi lainnya antara lain :

Prosedur kepuasan pelangganProsedur progaram sekolahProsedur promosi/mutasi staf pimpinanProsedur penyusunan program pengajaranProsedur evaluasi pelaksanaan PBMProsedur supervisi guruProsedur pengembangan kurikulumProsedur penerimaan siswa baruProsedur pembinaan kesiswaanProsedur kegiatan ekstrakurikulerProsedur pengadaan alat dan bahanProsedur pemeliharaan dan perawatanProsedur seleksi dan evaluasi rekananProsedur pelaksanaan prakerindProsedur promosi sekolahProsedur penetapan tugas mengajar guruProsedur pengajuan alat dan bahanProsedur pelajaran produktifProsedur pengendalian alat ukurProsedur bimbingan dan konselingProsedur bursa kerja khususProsedur penelusuran tamatanProsedur pelajaran adaptif dan normatifProsedur pengelolaan perpustakaanProsedur surat masuk dan surat keluarProsedur urusan kenaikan pangkat guru dan pegawaiProsedur pencatatan buku indukProsedur penataran dan diklatProsedur ligalisir ijazahProsedur pengelolaan lingkungan hidupInsruksi kerja

Instruksi kerja merupakan suatu dokumen yang memuat tata cara pedoman kerja standar yang menjelaskan tugas dan langkah-langkah kerja harus dilaksanakan dalam suatu aktifitas.

Formulir mutu

Merupakan format formolir yang digunakan dalam penerapan sistem manajemen mutu.

Catatan mutu/arsip

Catatan mutu merupakan formulir-formulir yang telah terisi merupakan suatu dokumen yang menunjukkan suatu kesesuaian terhadap persyaratan dan bukti objektif keefektifan pelaksanaan sistem manajemen mutu.

Manfaat Prosedur Manajemen MutuDapat digunakan sebagai sarana untuk mengkomunikasikan pelaksanaan suatu pekerjaan.Dapat digunakan sebagai sarana acuan dalam melakukan penilaian terhadap proses layanan.Dapat digunakan sebagai sarana pelatihan bagi staf baru sehingga mengurangi waktu yang terbuang untuk memberikan pengarahan.Dapat digunakan sebagai sarana mengendalikan dan menggantisipasi apabila terdapat suatu perubahan sistem .Dapat digunakan sebagai sarana audit sistem informasi.

Kerangka Konseptual

persyaratan penggunaan

Kepuasan pelanggan

Proses Bisnis Perencanaan dan Evaluasi

Program

Supervisi

Audit

Validasi Kurikulum

Proses Bisnis Utama

PSB

PBM

Evaluasi

Prakerin

Kelulu

PBM

san

Proses Bisnis Pendukung

EKSKUL

BKK

SAPRA

K3

Pustaka

Prosedur manajemen mutu merupakan suatu standar yang disusun sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan

Gambar 3: Kerangka Konseptual

Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang ? Apa saja hambatannya ?

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian

Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan mendiskripsikan atau menjelaskan sesuatu seperti adanya. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Prasetyo dan Jannah (2006:42) bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena, dimana hasil akhir dari penelitian ini berupa pola-pola mengenai fenomena yang sedang dibahas. Penelitian ini penelitian deskriptif yang bersifat evaluatif dimana hasil akhir penelitian ini dapat digunakan untuk memebuat altenatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan dari pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi

Menurut Arikunto (2002:108), bahwa Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMK Negeri 5 Padang yang berjumlah 157 orang.

Sampel

Menurut Sudjana (1989:161) sampel ialah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh objek atau seluruh populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Selanjutnya Arikunto (1992:107) berpendapat bahwa jumlah populasi yang kurang dari 100 orang lebih baik semuanya diambil menjadi sampel, dan bila populasi besar dari 100 orang dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25%.oleh sebab itu, dalam penelitian ini penerikan sampel dilakukan dengan teknik proporsi sampling, dimana hanya 30% dari seluruh populasi dijadikan sampel.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4: Data Penarikan sampel

Sheet1NOProgli / Bidang StudiJUMLAH Guru30%SAMPELSAMPEL YANG DI AMBIL1Bangunan1930%5,762Elektronika1930%5,763Listrik1630%4,854Mesin2130%6,375Otomotif1630%4,856Adaptif Normatif6630%19,820JUMLAH15749 Guru

1Bangunan1930%

5,76

2Elektronika1930%

5,76

3Listrik1630%

4,85

4Mesin2130%

6,37

5Otomotif1630%

4,85

6Adaptif Normatif

66

30%

19,820

15749 Guru

SAMPEL

YANG DI

AMBIL

JUMLAH

NO

Progli / Bidang

Studi

JUMLAH

Guru

30%SAMPEL

1

Bangunan

19

30%

5,7

6

2

Elektronika

19

30%

5,7

6

3

Listrik

16

30%

4,8

5

4

Mesin

21

30%

6,3

7

5

Otomotif

16

30%

4,8

5

6

Adaptif Normatif

66

30%

19,8

20

157

49 Guru

SAMPEL

YANG DI

AMBIL

JUMLAH

NO

Progli / Bidang

Studi

JUMLAH

Guru

30%

SAMPEL

Variabel dan Data

Variabel

Variabel adalah suatu yang akan jadi objek pengamatan penelitian atau sasaran penelitian, konsep yang mempunyai variasi nilai atau segala sesuatu yang diamati. Sesuai dengan tujuan penelitian maka variabel dalam penelitian ini evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu dan subvariabel dalam penelitian ini penerimaan siswa baru, pelaksanaan PBM, pelaksanaan evaluasi PBM, pelaksanaan prakrind, kelulusan siswa dan hambatan pelaksanaan prosedur manajemen mutu.

Jenis Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekumder. Data primer adalah data yang diperleh lansung melaluai observasi dan penyebaran angket kepada guru mata diklat. Data tersebut merupakan data informasi tentang penerimaan siswa baru, pelaksanaan PBM, pelaksanaan evaluasi PBM, pelaksanaan prakrind, kelulusan siswa dan hambatan pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 padang. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang ada melalui pihak terkait.

Instrumen Penelitian

Jenis da Alat Pengumpul Data

Instrumen penelitian dalam pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket atau kuisioner yang harus diisi oleh sample penelitian atau responden. Kuisioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang sehubungan dengan pelaksanaan prosedur manajemen mutu pada proses bisnis utama. Adapun indikator-indikator dapat dilihat pada table 3.

Tabel 5 : Kisi-kisi instrumen penelitian

Variabel

Sub variabel

Indikator

No. Item

Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu

Penerimaan siswa baru

Prosedur PSB

1-16

Pelaksanaan PBM

Prosedur Penetapan Tugas Mengajar Guru

17-22

Prosedur Penyusunan Program Pengajara

23-28

Prosedur Pengajuan Alat

Dan Bahan Praktek

29-34

Pelaksanaan Evaluasi PBM

Prosedur Evaluasi Pelaksanaan PBM

35-40

Pelaksanaan Prakrind

Prosedur Prakerind

41-53

Kelulusan Siswa

Prosedur Pengendalian Siswa Yang Tidak Lulus

54-58

Hambatan pelaksanaan

Prosedur audit Internal

59-68

Penyusunan angket

Penyusunan angket digunakan untuk mengumpulkan data, dalam penelitian ini menggunakan kuisioner yang diisi oleh guru mata diklat. Menurut Sudjana (1995:162) menyatakan bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan atau pertanyaanyang diberikan kepada responden untuk melihat gambaran atau situasi tertentu sesuai dengan tujuan penelitian . Taknik kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan penyebaran angket ang diberikan kepada objek penelitian untuk memberikan respon terhadap item-item pertanyaan atau pertanyaan yang diajukan.

Angket dalam penelitian ini menggunakan model skala likert yang alternatif jawabannya terdiri dari lima alternatif yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR),Tidak Pernah (TP). Untuk pertanyaan atau pertanyaan positif diberi skor masing-masing secara berturut-turut SL=5, SR=4, KD=3, JR=2, TP=1. dan sebaliknya untuk pertanyaan dan pertanyaan negatif SL=1, SR=2, KD=3, JR=4, TP=5.

Agar pengumpulan data berlangsung secara teratur, sistematis, dan sukses peneliti memperhatikan langkah-langkah dalam penyusunan angket sebagai berikut:

Menyiapkan instrumen secara lengkapMenetapkan sumber data seperti responden, dokumen-dokumen yang diperlukan, dan sebagainyaMenyiapkan operator/pelaksana pengumpulan dataMelakukan pengumpulan data secara sistematis sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah angket yang digunakan teruji tingkat validitasnya (kesahihan) dan reliabilitas (keternadalannya). Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari indikaotr yang diteliti secara tepat . tingngi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang dikumpul tidak menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud.

Sedangakan uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan benar-benar reliabel (handal). Reliabel menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrument yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat yang dapat mengungkapkan data dari variabel yang di teliti secara tepat walupun diukur dalam waktu yamg berbeda, artinya kapampun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 15 juli 2009 di SMK Negeri 5 Padang. Responden diambil sebanyak 30 orang guru, masing-masing 5 orang pada program keahlian bangunan, elektronika, listrik, mesin, otomotif dan adaptif normatf.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas

Uji validitas instrument dilakukan untuk melihat ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur dalam suatu penelitian. Uji validitas instrument menggunakan program SPSS (statistic product service solution) versi 15.00.

Analisis dimulai dengan menguji validitas butir yang dilakukan per indicator. Hal ini bertujuan untuk menguji apakah butir tersebut sudah valid untuk mengukur indikatornya. Dasar pengambilan keputusan butir dinyatakan valid adalah sebagai berikut:

jika rtt positif, serta rtt> rtabel, maka butir atau variable tersebut dinyatakan validjika rtt negatif serta rtt < rtabel, maka butir atau variable tersebut dinyatakan tidak valid.

r tabel mengacu pada tabel r untuk uji dua arah

Df = jumlah kasus 2 (tingkat signifikasi 5%)

Uji coba penelitian ini dilakukan pada 30 orang guru mata diklat produktif yang bukan sample. Dengan Df=30-2=28, diperoleh nilai rtabel = 0,306. jika ada butir yang dinyatakan tidak valid maka butir tersebut harus di buang. Selanjutnya butir yang sudah valid diukur reliabilitasnya.

Dari hasil analisis validitas putaran pertama program SPSS versi 15, untuk angket yang diberikan kepada guru mata diklat produktif dengan jumlah item sebanyak 68 butir, ada 3 item yang gugur yaitu item nomor 3, 22, dan 65. selanjutnya dilakukan putaran kedua dengan jumlah item sebanyak 65 butir pertanyaan dan tidak terdapat item yang gugur. Dengan demikian jumlah item yang valid dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian berjumlah 65 butir item.

Tabel 6: Sub Variabel dan Indikator Yang Valid

Sub variabel

Indikator

No. Item

jumlah

Valid

Penerimaan siswa baru

Prosedur PSB

1-16

16

15

Pelaksanaan PBM

Prosedur Penetapan Tugas Mengajar Guru

17-22

6

5

Prosedur Penyusunan Program Pengajara

23-28

6

6

Prosedur Pengajuan Alat

Dan Bahan Praktek

29-34

6

6

Pelaksanaan Evaluasi PBM

Prosedur Evaluasi Pelaksanaan PBM

35-40

6

6

Pelaksanaan Prakrind

Prosedur Prakerind

41-53

13

13

Kelulusan Siswa

Prosedur Pengendalian Siswa Yang Tidak Lulus

54-58

5

5

jumlah

68

65

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instruman dilakukan untuk mengetahui kehandalan kuisioner/angket. Angket dikatakn handal apabila kuisioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain (reliable).

Untuk memudahkan perhitungan, analisis reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 15.00. nilai reliabilitas pada uji coba putaran pertama dengan butir pertanyaan diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,941. nilai reliabilitas pada uji coba putaran kedua dengan 65 butir pertanyaan diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,948. pada putaran kedua ini tidak ada butir pertanyaan yang gugur dengan demikian 65 butir pertanyaan tersebut valid untuk dijadikan angket pertanyaan.

Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakandalam penel;itian ini adalah teknik analisa deskriptif dengan perhitungan persentase. Menurut Nasution (1986:15) menjelaskan bahwa : bila suatu penelitian bertujuan mendapatkan gambaran atau menemukan sesuatu sebagaimana adanya tentang objek yang diteliti maka anlisis yang dibutuhkan cukup denga perhitungan persentase

Untuk menghitung persentase jawaban adalah sebagai berikut:

P =

N

f

x 100% Dimana: P = persentase jawaban

f = frekuensi jawaban

N = jumlah sample ( total frekuensi)

Untuk membrikan frekuensi yang telah diperoleh menggunkan rumus seperti yang disarankan oleh Sudjana (1989) sebagai berikut:

M =

(

)

fi

xi

fi

.

Dimana : M = mean (rata-rata)

= menyatakan jumlah

fi = frekuensi jawaban

xi = skore pilihan jawaban

Untuk menginterprestasikan data maka kelas tanggapan dibagi menjadi lima yaitu selalu, sering, kadang-kadang, jarang, tidak pernah. Untuk menentukan interval nilai menggunakan rumus yang digunakan oleh Yusuf (1987:109) yaitu:

P =

elas

banyaknyak

g

ren

tan

Keterangan: Rentang : skor tertinggi- skor terendah

Banyak kelas : jumlah kelas penelitian

Pada penelitian ini skor tertinggi adalah 5 dan skor terendah adalah 1, sedangkan banyaknya kelas adalah 5. maka akan diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut:

P =

80

,

0

5

1

5

=

-

Maka nilai untuk batas interval terendah yaitu tidak pernah adalah

= skor terendah + P

=1+ 0,80 = 1,80

Sehingga nilai untuk interval tidak pernah adalah 1 sampai 1,80

Nilai untul interval jarang = (1,80+0,01) sampai (1,80+0,80)

=1,81 sampai 2,60

Nilai untul interval kadang-kadang = (2,60+0,01) sampai (2,60+0,80)

=2,61 sampai 3,40

Nilai untul interval sering = (3,40+0,01) sampai (3,40+0,80)

=3,41 sampai 4,20

Nilai untul interval selalu = (4,20+0,01) sampai (4.20+0,80)

=4,21 sampai 5,00

Setelah itu dilakukan perhitungan persentase batas interval dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P=

%

100

sin

x

al

skormaksim

terval

bata

Maka persentase untuk batas interval adalah sebagai berikut:

Untuk batas interval 1 =

%

20

%

100

5

1

=

x

Untuk batas interval 1,80 =

%

36

%

100

5

80

,

1

=

x

Untuk batas interval 2,60 =

%

52

%

100

5

60

,

2

=

x

Untuk batas interval 3,40 =

%

68

%

100

5

40

,

3

=

x

Untuk batas interval 4,20 =

%

84

%

100

5

20

,

4

=

x

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7: Harga Mean, Batas Interval Dan Kategori Penilaian

No

Nilai Mean

Persentase batas interval

Kategori penilaian

1

4,21-5,00

85%-100%

Sangat baik

2

3,41-4,20

69%-84%

Baik

3

4,20-3,40

53%-68%

Sedang

4

3,40-2,60

37%-52%

Kurang

5

2,60-1,80

20%-36%

Kurang sekali

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pengolahan dan Analisis Data

Dari hasil penyebaran angket didapatkan data-data penelitian. Data-data yang terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan program aplikasi SPSS versi 15.0 dan program Excel.

Adapun analisis dari data penelitian ini dengan analisis deskripsi variabel/indikator dan kemudian diambil kesimpulan dari hasil analisis-analisis data tersebut.

Setelah dilakukan tes uji coba instrumen beberapa kali, untuk mendapatkan item-item yang reliabel serta uji kualitas tanggapan responden terhadap item-item pertanyaan. Maka hasil penyebaran instrumen yang sudah reliabel tersebut dapat juga di analisis, berupa analisis deskripsi variabel.

Analisis deskripsi variabel adalah gambaran distribusi frekuensi terhadap tanggapan responden atas pertanyaan-pertanyaan kuesioner. Frekuensi dari tanggapan responden atas item-item indikator-indikator Evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang, secara keseluruhan digambarkan dalam bentuk tabel tanggapan responden dan analisisnya.

Analisis Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu.

Sesuai dengan Pertanyaan Penelitian bagaimana evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang, maka dibawah ini akan dianalisis satu persatu indikator-indikator dari variabel penelitian tersebut

Analisis Deskripsi Sub.Variabel Penerimaan Siswa Baru.

Analisis deskripsi variabel evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu .Subvariabel Penerimaan siswa baru terdiri dari 1 indikator dan 6 Item pertanyaan. Frekuensi dari tanggapan responden atas item-item prosedur penerimaan siswa baru, secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 8 tanggapan responden dibawah ini

Tanggapan Responden Indikator Prosedur Penerimaan Siswa Baru

Pada Tabel 8 merupakan frekuensi tanggapan responden terhadap pertanyaan kuisioner item-item indikator Prosedur Penerimaan Siswa Baru.

Tabel 8. Tanggapan Responden Prosedur Penerimaan Siswa Baru

No

Item

Tanggapan Responden

Jumlah Responden

SL

SR

KD

JR

TP

f

%

f

%

f

%

f

%

f

%

1

37

75.51

6

12.24

6

12.24

49

2

45

91.84

4

8.16

49

3

46

93.88

3

6.12

49

4

29

59.18

20

40.82

49

5

47

95.92

2

4.08

49

6

41

83.67

8

16.33

49

7

39

79.59

10

20.41

49

8

42

85.71

7

14.29

49

9

48

97.96

1

2.04

49

10

28

57.14

13

26.53

8

16.33

49

11

43

87.76

1

2.04

5

10.20

49

12

43

87.76

6

12.24

49

13

48

97.96

1

2.04

49

14

29

59.18

20

40.82

49

15

37

75.51

12

24.49

49

16

25

51.02

24

48.98

49

627

79.97

138

17.60

19

2.42

100.00

Untuk tanggapan responden terhadap item-item indikator prosedur penerimaan siswa baru pada prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang, dapat disimpulkan sebagai berikut : Tanggapan responden, untuk keseluruhan item berkisar pada jawaban Selalu (SL) dan Sering (SR), dapat dilihat pada Tabel 8. Persentase jawaban Selalu (SL) adalah 79,97 % dan Sering (SR) adalah 17,60 %. Ini berarti pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 padang terlaksana dengan baik. Secara umum adalah Waka Kesiswaan selaku pembuat dan penanggung jawab prosedur PSB, melaksanakan sungguh-sungguh tugas dan tanggung jawabnya.

Analisis deskripsi sub.variabel pelaksanaan proses belajar mengajar.

Analisis deskripsi variabel evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu, sub variabel pelaksanaan proses belajar mengajar terdiri dari 3 indikator terdiri dari 6 Item pertanyaan indikator. Prosedur penetapan tugas mengajar guru, 6 item pertanyaan indikator prosedur penyusunan program mengajar dan 6 item pertanyaan indikator prosedur pengajuan alat dan bahan mengajar. Frekuensi dari tanggapan responden atas item-item dari masing-masing indikator, secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel tanggapan responden dibawah ini :

Tanggapan Responden Indikator Prosedur Penetapan Tugas Mengajar Guru.

Pada Tabel 9 merupakan frekuensi tanggapan responden terhadap pertanyaan kuisioner item-item indikator Prosedur Penetapan tugas mengajar guru.

Tabel 9. Tanggapan Responden Prosedur Penetapan Tugas Mengajar Guru.

No

Item

Tanggapan Responden

Jumlah Responden

SL

SR

KD

JR

TP

f

%

f

%

f

%

f

%

f

%

17

36

73.47

13

26.53

49

18

38

77.55

11

22.45

49

19

30

61.22

19

38.78

49

20

43

87.76

6

12.24

49

21

38

77.55

11

22.45

49

22

43

87.76

6

12.24

49

228

77.55

66

22.45

100.00

Untuk tanggapan responden terhadap item-item indikator prosedur penetapan tugas mengajar guru dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang dapat disimpulkan sebagai berikut : Tanggapan responden, untuk keseluruhan item berkisar pada jawaban Selalu (SL) dan Sering (SR), dapat dilihat pada Tabel 9 persentase jawaban Selalu (SL) adalah 77,55 % dan Sering (SR) adalah 22,45 %. Ini berarti pelaksanaan prosedur penetapan tugas mengajar guru dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 padang terlaksana dengan baik.

Tanggapan Responden Indikator Prosedur Penyusunan Program Pengajaran.

Pada Tabel 10 merupakan frekuensi tanggapan responden terhadap pertanyaan kuisioner item-item indikator prosedur penyusunan program pengajaran.

Tabel 10. Tanggapan Responden Prosedur Penyusunan Program

Pengajaran

No

Tanggapan Responden

Jumlah Responden

SL

SR

KD

JR

TP

F

%

f

%

f

%

f

%

f

%

23

45

91.84

4

8.16

49

24

45

91.84

4

8.16

49

25

43

87.76

6

12.24

49

26

22

44.90

15

30.61

7

14.29

5

10.20

49

27

27

55.10

22

44.90

49

28

37

75.51

12

24.49

49

219

74.49

63

21.43

7

2.38

5

1.70

100.00

Untuk tanggapan responden terhadap item-item indikator prosedur penyusunan program pengajaran dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang, dapat disimpulkan sebagai berikut : Tanggapan responden, untuk keseluruhan item berkisar pada jawaban Selalu (SL) dan Sering (SR), dapat dilihat pada Tabel 10 persentase jawaban Selalu (SL) adalah 79,49 % dan Sering (SR) adalah 21,43 %. Ini berarti pelaksanaan prosedur penyusunan program pengajaran dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 padang terlaksana dengan baik.

Tanggapan Responden Indikator Prosedur Pengajuan Alat dan Bahan.

Pada Tabel 11 merupakan frekuensi tanggapan responden terhadap pertanyaan kuisioner item-item indikator Prosedur Pengajuan alat dan bahan .

Tabel 11. Tanggapan Responden Prosedur Pengajuan Alat dan Bahan

No

Tanggapan Responden

Jumlah Responden

SL

SR

KD

JR

TP

F

%

f

%

f

%

f

%

f

%

29

21

42.86

14

28.57

14

28.57

49

30

30

61.22

14

28.57

5

10.20

49

31

37

75.51

7

14.29

5

10.20

49

32

36

73.47

8

16.33

5

10.20

49

33

37

75.51

12

24.49

49

34

30

61.22

14

28.57

5

10.20

49

191

64.97

69

23.47

34

11.56

100.00

Untuk tanggapan responden terhadap item-item indikator prosedur pengajuan alat dan bahan dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang, dapat disimpulkan sebagai berikut : Tanggapan responden, untuk keseluruhan item berkisar pada jawaban Selalu (SL) dan Sering (SR), dapat dilihat pada Tabel 11 prosentase jawaban Selalu (SL) adalah 64,97 % dan Sering (SR) adalah 23,47 %. Ini berarti pelaksanaan prosedur pengajuan alat dan bahan dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 padang terlaksana dengan baik.

Secara umum pembuat prosedur mutu dari masing-masing indikator di atas dan penanggung jawab prosedur tersebut, melaksanakan sungguh-sungguh tugas dan tanggung jawabnya.

Analisis Deskripsi Sub.Variabel Evaluasi Proses Belajar dan Mengajar

Analisis deskripsi variabel evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu subvariabel evaluasi PBM terdiri dari 1 indikator dan 6 Item pertanyaan. Frekuensi dari tanggapan responden atas item-item prosedur evaluasi pelaksanaan proses belajar mengajar, secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel tanggapan responden dibawah ini :

Tanggapan Responden Indikator Prosedur Evaluasi Pelaksanaan Proses Belajar mengajar.

Pada Tabel 12 merupakan frekuensi tanggapan responden terhadap pertanyaan kuisioner item-item indikator Prosedur Evaluasi Pelaksanaan PBM.

Tabel 12. Tanggapan Responden Prosedur Evaluasi Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar

No

Item

Tanggapan Responden

Jumlah Responden

SL

SR

KD

JR

TP

F

%

f

%

f

%

f

%

f

%

35

43

87.76

6

12.24

49

36

45

91.84

4

8.16

49

37

43

87.76

6

12.24

49

38

42

85.71

7

14.29

49

39

29

59.18

20

40.82

49

40

27

55.10

18

36.73

4

8.16

49

229

77.89

61

20.75

4

1.36

100.00

Untuk tanggapan responden terhadap item-item indikator prosedur penerimaan siswa baru dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang, dapat disimpulkan sebagai berikut : Tanggapan responden, untuk keseluruhan item berkisar pada jawaban Selalu (SL) dan Sering (SR), dapat dilihat pada Tabel 12 prosentase jawaban Selalu (SL) adalah 77,89 % dan Sering (SR) adalah 20,75 %. Ini berarti pelaksanaan prosedur evaluasi pelaksanaan PBM dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 padang terlaksana dengan baik.

Secara umum adalah Waka Kurikulum selaku pembuat dan penanggung jawab prosedur evaluasi pelaksanaan PBM, melaksanakan sungguh-sungguh tugas dan tanggung jawabnya

Analisis Deskripsi Sub.Variabel Pelaksanaan Prakerind

Analisis deskripsi variabel evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu sub variabel Pelaksanaan Prakerind terdiri dari 1 indikator dan 11 Item pertanyaan. Frekuensi dari tanggapan responden atas item-item prosedur Prakerind, secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel tanggapan responden di bawah ini :

Tanggapan Responden Indikator Prosedur Prakerind

Pada Tabel 13 merupakan frekuensi tanggapan responden terhadap pertanyaan kuisioner item-item indikator Prosedur Prakerind.

Tabel 13. Tanggapan Responden Prosedur Prakerind

No

Item

Tanggapan Responden

Jumlah Responden

SL

SR

KD

JR

TP

f

%

f

%

f

%

f

%

f

%

41

38

77.55

7

14.29

4

8.16

49

42

42

85.71

7

14.29

49

43

41

83.67

8

16.33

49

44

42

85.71

7

14.29

49

45

40

81.63

9

18.37

49

46

38

77.55

6

12.24

5

10.20

49

47

37

75.51

12

24.49

49

48

35

71.43

14

28.57

49

49

43

87.76

6

12.24

49

50

28

57.14

21

42.86

49

51

23

46.94

15

30.61

7

14.29

4

8.16

49

407

75.51

112

20.78

16

2.97

4

0.74

100.00

Untuk tanggapan responden terhadap item-item indikator prosedur prakerind dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang, dapat disimpulkan sebagai berikut : Tanggapan responden, untuk keseluruhan item berkisar pada jawaban Selalu (SL) dan Sering (SR), dapat dilihat pada Tabel 13 prosentase jawaban Selalu (SL) adalah 75,51 % dan Sering (SR) adalah 20,78 %. Ini berarti pelaksanaan prosedur Prakerind dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang terlaksana dengan baik.

Secara umum adalah Waka Humas selaku pembuat dan koordinator Prakerind penanggung jawab prosedur Prakerind, melaksanakan sungguh-sungguh tugas dan tanggung jawabnya.

Analisis Deskripsi Sub.Variabel Kelulusan Siswa

Analisis deskripsi variabel evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu sub variabel kelulusan siswa terdiri dari 1 indikator dan 5 Item pertanyaan. Frekuensi dari tanggapan responden atas item-item prosedur Pengendalian siswa yang tidak lulus, secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel tanggapan responden dibawah ini :

Tanggapan Responden Indikator Prosedur Pengendalian Siswa yang Tidak Lulus

Pada Tabel 14 merupakan frekuensi tanggapan responden terhadap pertanyaan kuisioner item-item indikator Prosedur Pengendalian siswa yang tidak lulus..

Tabel 14. Tanggapan Responden Prosedur Pengendalian Siswa

yang Tidak Lulus

No

Tanggapan Responden

Jumlah Responden

SL

SR

KD

JR

TP

F

%

f

%

f

%

f

%

f

%

52

21

42.86

28

57.14

49

53

22

44.90

27

55.10

49

54

16

32.65

22

44.90

6

12.24

5

10.20

49

55

42

85.71

7

14.29

49

56

27

55.10

15

30.61

7

14.29

49

128

52.24

99

40.41

13

5.31

5

2.04

100.00

Untuk tanggapan responden terhadap item-item indikator prosedur pengendalian siswa yang tidak lulus dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang, dapat disimpulkan sebagai berikut : Tanggapan responden, untuk keseluruhan item berkisar pada jawaban Selalu (SL) dan Sering (SR), dapat dilihat pada Tabel 14 prosentase jawaban Selalu (SL) adalah 52,24 % dan Sering (SR) adalah 40,41 %. Ini berarti pelaksanaan prosedur pengendalian siswa yang tidak lulus dalam manajemen mutu di SMK Negeri 5 padang cukup terlaksana dengan baik.

Secara umum adalah Waka Kurikulum selaku pembuat dan penanggung jawab prosedur Pengendalian siswa yang tidak lulus, cukup melaksanakan sungguh-sungguh tugas dan tanggung jawabnya

Analisis Hambatan-Hambatan Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu.

Analisis deskripsi hambatan-hambatan pelaksanaan prosedur manajemen mutu dilakukan dengan menghitung frekwensi dari tanggapan responden atas item-item hambatan dan secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel tanggapan responden dibawah ini :

Tabel 15. Tanggapan Responden Hambatan-hambatan Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu

No

Item

Tanggapan Responden

Jumlah Responden

SL

SR

KD

JR

TP

F

%

f

%

f

%

f

%

f

%

57

34

69.39

11

22.45

4

8.16

49

58

36

73.47

13

26.53

49

59

35

71.43

14

28.57

49

60

43

87.76

6

12.24

49

61

28

57.14

21

42.86

49

62

23

46.94

15

30.61

9

18.37

2

4.08

49

63

22

44.90

27

55.10

49

64

16

32.65

22

44.90

6

12.24

5

10.20

49

65

29

59.18

7

14.29

13

26.53

49

266

60.32

136

30.84

32

7.26

5

1.13

2

0.45

100.00

Tanggapan responden terhadap item-item indikator hambatan pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang dapat disimpulkan sebagai berikut : Tanggapan responden, untuk keseluruhan item berkisar pada jawaban Selalu (SL) dan Sering (SR), dapat dilihat pada Tabel 15 prosentase jawaban Selalu (SL) adalah 60,32 % dan Sering (SR) adalah 30,84. Pelaksanaan prosedur tidak menemukan kesulitan yang berarti hambatan kecil dalam pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang.

Pembahasan Hasil Penelitian.

Berdasarkan hasil analisis dari uraian diatas, bagaimana pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang dan apa saja hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan prosedur manajemen mutu tersebut. Pembahasan hasil penelitian tersebut sebagai berikut.

Evaluasi pelaksanaan prosedur penerimaan siswa baru.

Tabel 16. Analisis prosedur penerimaan siswa baru

No

Tanggapan Responden

Jumlah

fi.xi

Jumlah

fi

Mean

(fi.xi)/fi

Prosentase

SL

SR

KD

JR

TP

F

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

1

37

185

6

24

6

18

0

0

0

0

227

49

4.63

92.65

%

2

45

225

4

16

0

0

0

0

0

0

241

49

4.92

98.37

%

3

46

230

3

12

0

0

0

0

0

0

242

49

4.94

98.78

%

4

29

145

20

80

0

0

0

0

0

0

225

49

4.59

91.84

%

5

47

235

2

8

0

0

0

0

0

0

243

49

4.96

99.18

%

6

41

205

8

32

0

0

0

0

0

0

237

49

4.84

96.73

%

7

39

195

10

40

0

0

0

0

0

0

235

49

4.80

95.92

%

8

42

210

7

28

0

0

0

0

0

0

238

49

4.86

97.14

%

9

48

240

1

4

0

0

0

0

0

0

244

49

4.98

99.59

%

10

28

140

13

52

8

24

0

0

0

0

216

49

4.41

88.16

%

11

43

215

1

4

5

15

0

0

0

0

234

49

4.78

95.51

%

12

43

215

6

24

0

0

0

0

0

0

239

49

4.88

97.55

%

13

48

240

1

4

0

0

0

0

0

0

244

49

4.98

99.59

%

14

29

145

20

80

0

0

0

0

0

0

225

49

4.59

91.84

%

15

37

185

12

48

0

0

0

0

0

0

233

49

4.76

95.10

%

16

25

125

24

96

0

0

0

0

0

0

221

49

4.51

90.20

%

76.41

95.51

%

Dari tabel di atas diperoleh persentase jawaban dari responden untuk item tertingi yaitu formulir pendaftaran didisikan ke komputer oleh petugas entry data sebesar 99,59% dalam kategori sangat baik.untuk pertanyaan guru bertugas di loket pendaftaran ulang yang telah disediakan panitia sebesar 99,59% dalam kategori sangat baik. Selanjutnya untuk item terendah yaitu petugas entry data menyerahkan hasil print out untuk calon siswa besok harinya sebesar 88,16% dalam kategori sangat baik. Untuk item pertanyaan guru produktif melakukan analisis kurikulum untuk menetapkan tugas mengajar guru sebesar 90,20% dalam kategori sangat baik.

Dari analisis mean item-item prosedur penerimaaan siswa di SMK Negeri 5 Padang, terlaksana sesuai apa yang tertulis di prosedur PSB mulai dari persiapan PSB, dokumen, proses pendaftaran sampai ke penerimaan siswa baru di kelas, terlaksana sesuai prosedur. Setelah mengadakan rapat staf pimpinan dan membentuk panitia penerimaan siswa baru, panitia membagikan surat tugas kepada guru-guru dan karyawan yang ditugaskan. Panitia menyiapkan pengumuman dan sarana prasarana untuk kegiatan PSB. Pada saat pendaftaran panitia yang ditugaskan berada pada loket masing-masing; pendaftaran tes buta warna, pengambilan formulir, pemeriksaan berkas dan bagian entry data. Setelah pengumuman kelulusan, panitia menerima siswa baru, melalui loket yang disediakan dan syarat-syarat bagi siswa baru yang harus dipenuhi, sampai ke pembagian lokal untuk siswa baru oleh masing-masing ketua jurusan. Prosedur penerimaan siswa baru dengan persentase rata-rata sebesar 95,51% dengan kategori sangat baik.

Evaluasi pelaksanaan prosedur pelaksanaan PBM.

Tabel 17. Analisis prosedur penetapan tugas mengajar guru

No

Tanggapan Responden

Jumlah

fi.xi

Jumlah

fi

Mean

(fi.xi)/fi

Persentase

SL

SR

KD

JR

TP

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

17

36

180

13

52

0

0

0

0

0

0

232

49

4.73

94.69

%

18

38

190

11

44

0

0

0

0

0

0

234

49

4.78

95.51

%

19

30

150

19

76

0

0

0

0

0

0

226

49

4.61

92.24

%

20

43

215

6

24

0

0

0

0

0

0

239

49

4.88

97.55

%

21

38

190

11

44

0

0

0

0

0

0

234

49

4.78

95.51

%

22

43

215

6

24

0

0

0

0

0

0

239

49

4.88

97.55

%

28.65

95.51

%

Dari tabel di atas diperoleh persentase jawaban dari responden untuk item tertingi yaitu guru mendapatkan surat tugas mengajar yang diberikan oleh Waka kurikulum awal tahun ajaran sebesar 97,55% dalam kategori sangat baik.untuk pertanyaan kajur menetapkan mata diklat kepada guru-guru yang akan diajarkan sebesar 97,55% dalam kategori sangat baik. Selanjutnya untuk item terendah yaitu guru-guru mendapatkan jadwal mengajar dari waka kurikulum sebesar 92,24% dalam kategori sangat baik. Untuk item pertanyaan guru menetapkan tugas mangajar berdasarkan kurikulum sebesar 94,69% dalam kategori sangat baik.

Tabel 18. Analisis prosedur penyusunan program pengajaran

No

Tanggapan Responden

Jumlah

fi.xi

Jumlah

fi

Mean

(fi.xi)/fi

Persentase

SL

SR

KD

JR

TP

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

23

45

225

4

16

0

0

0

0

0

0

241

49

4.92

98.37

%

24

45

225

4

16

0

0

0

0

0

0

241

49

4.92

98.37

%

25

43

215

6

24

0

0

0

0

0

0

239

49

4.88

97.55

%

26

22

110

15

60

7

21

0

10

0

0

201

49

4.10

82.04

%

27

27

135

22

88

0

0

0

0

0

0

223

49

4.55

91.02

%

28

37

185

12

48

0

0

0

0

0

0

233

49

4.76

95.10

%

28.12

93.74

%

Dari tabel di atas diperoleh persentase jawaban dari responden untuk item tertingi yaitu guru membuat program pengajaran tipa awal tahun sebesar 98,37% dalam kategori sangat baik.untuk pertanyaan program pengajaran yang dibuat guru ditanda tangani oleh waka kurikulum dan kepala sekolah sebesar 98,37% dalam kategori sangat baik. Selanjutnya untuk item terendah yaitu guru-guru menggunakan modul untuk mengajar sebesar 82,04% dalam kategori baik. Untuk item pertanyaan guru-guru mengajukan kebutuhan alat dan bahan pelajaran dengan mengisi format usulan sebesar 91,02% dalam kategori sangat baik.

Tabel 19. Analisis prosedur pengajuan alat dan bahan praktek

No

Tanggapan Responden

Jumlah

fi.xi

Jumlah

fi

Mean

(fi.xi)/fi

Persentase

SL

SR

KD

JR

TP

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

29

21

105

14

56

14

42

0

0

0

0

203

49

4.14

82.86

%

30

30

150

14

56

5

15

0

0

0

0

221

49

4.51

90.20

%

31

37

185

7

28

5

15

0

0

0

0

228

49

4.65

93.06

%

32

36

180

8

32

5

15

0

0

0

0

227

49

4.63

92.65

%

33

37

185

12

48

0

0

0

0

0

0

233

49

4.76

95.10

%

34

30

150

14

56

5

15

0

0

0

0

221

49

4.51

90.20

%

27.20

90.68

%

Dari tabel di atas diperoleh persentase jawaban dari responden untuk item tertingi yaitu guru menyusun urutan logis dari suatu kompetensi yang ada pada deskripsi pembelajaran yang telah divalidasi dan pelaksanaan PBM dalam kelas dinilai dari analisis kurikulum sebesar 95,10% dalam kategori sangat baik.. Selanjutnya untuk item terendah yaitu guru menyerahkan format usulan kepada kabeng, kajur/koord bidang umum dan diserahkan ke waka sapra sebesar 82,86% dalam kategori baik.

Dari analisis mean item-item prosedur pelaksanaan proses belajar mengajar di SMK Negeri 5 Padang, terlaksana sesuai apa yang tertulis di prosedur mulai dari penetapan tugas mengajar guru, penyusunan program pengajaran sampai ke pengajuan alat dan bahan untuk pembelajaran, terlaksana sesuai prosedur. Pada setiap awal tahun guru-guru melakukan analisis kurikulum untuk menentukan tugas mengajar guru, setelah itu ketua jurusan mengajukan ke Waka Kurikulum, oleh Waka kurikulum di analisis dan di tanda tangani oleh kepala sekolah. Kemudian di serahkan kepada masing-masing guru. Sebelum ajaran baru guru-guru melakukan analisis kurikulum untuk persiapan perangkat ajar guru selama 1 tahun. Guru-guru sebelum masuk kelas sudah siap dengan program belajar, silabus, RPP, buku nilai dan bahan ajar atau modul. Guru-guru juga mengajukan alat dan bahan pelajaran ke Waka sarana melalui Kajur masing-masing, guru-guru mengisi format usulan kebutuhan alat sesuai dengan kompetensi yang diajarkannya. Dan guru-guru meminta alat dan bahan pelajaran ke bagian inventaris. Prosedur PBM sudah sesuai dengan isi prosedur yang dibuat dan oleh staf pimpinan dan guru telah dilaksanakan dengan sangat baik.

Evaluasi pelaksanaan prosedur evaluasi PBM.

Tabel 20. Analisis prosedur evaluasi PBM

No

Tanggapan Responden

Jumlah

fi.xi

Jumlah

fi

Mean

(fi.xi)/fi

Persentase

SL

SR

KD

JR

TP

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

35

43

215

6

24

0

0

0

0

0

0

239

49

4.88

97.55

%

36

45

225

4

16

0

0

0

0

0

0

241

49

4.92

98.37

%

37

43

215

6

24

0

0

0

0

0

0

239

49

4.88

97.55

%

38

42

210

7

28

0

0

0

0

0

0

238

49

4.86

97.14

%

39

29

145

20

80

0

0

0

0

0

0

225

49

4.59

91.84

%

40

27

135

18

72

4

12

0

0

0

0

219

49

4.47

89.39

%

28.59

95.31

%

Dari tabel di atas diperoleh persentase jawaban dari responden untuk item tertingi yaitu guru mengisi nilai siswa pada buku nilai sebesar 98,37% dalam kategori sangat baik. Selanjutnya untuk item terendah yaitu item guru-guru menganalisis praktek siswa di industri tiap awal tahun sebesar 89,39% dalam kategori sangat baik.

Dari analisis mean item-item prosedur evaluasi di SMK Negeri 5 Padang, terlaksana sesuai apa yang tertulis diprosedur, mulai dari penyusuan urutan logis kompetensi, evaluasi kompetensi, instrumen evaluasi sampai ke penilaian, terlaksana sesuai prosedur. Pada awal tahun guru-guru menganalisis kurikulum dan menyusun urutan logis kompetensi yang akan di ajarkan, baik itu teori, praktek sekolah dan praktek industri. Semua perangkat penilaian sudah disiapkan awal tahun ajaran baru. Setelah pembelajaran dilaksanakan setiap akhir kompetensi guru melakukan evaluasi kepada siswa dan memasukannya pada buku nilai kelas serta menyerahkan ke BP. Prosedur evaluasi ini dilakukan oleh guru sebagai tugas pokok yang diberikan dan dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditetapkan. Prosedur evaluasi PBM dengan persentase rata-rata sebesar 95,31% dalam kategori sangat baik.

Evaluasi pelaksanaan prosedur pelaksanaan prakerind.

Tabel 21. Analisis prosedur pelaksanaan prakerind

No

Tanggapan Responden

Jumlah

fi.xi

Jumlah

fi

Mean

(fi.xi)/fi

Persentase

SL

SR

KD

JR

TP

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

41

38

190

7

28

4

12

0

0

0

0

230

49

4.69

93.88

%

42

42

210

7

28

0

0

0

0

0

0

238

49

4.86

97.14

%

43

41

205

8

32

0

0

0

0

0

0

237

49

4.84

96.73

%

44

42

210

7

28

0

0

0

0

0

0

238

49

4.86

97.14

%

45

40

200

9

36

0

0

0

0

0

0

236

49

4.82

96.33

%

46

38

190

6

24

5

15

0

0

0

0

229

49

4.67

93.47

%

47

37

185

12

48

0

0

0

0

0

0

233

49

4.76

95.10

%

48

35

175

14

56

0

0

0

0

0

0

231

49

4.71

94.29

%

49

43

215

6

24

0

0

0

0

0

0

239

49

4.88

97.55

%

50

28

140

21

84

0

0

0

0

0

0

224

49

4.57

91.43

%

51

23

115

15

60

7

21

0

0

4

4

200

49

4.08

81.63

%

51.73

94.06

%

Dari tabel di atas diperoleh persentase jawaban dari responden untuk item tertingi yaitu guru yang ditugaskan pokja memberikan sertifikat kepada peserta yang memenuhi persyaratan lulus sebesar 97,55% dalam kategori sangat baik. Selanjutnya untuk item terendah yaitu guru yang ditugaskan pokja membuat rekap dan diagram penelusuran tamatan sebesar 81,63% dalam kategori baik.

Dari analisis mean item-item prosedur prakerind di SMK Negeri 5 Padang, terlaksana sesuai apa yang tertulis di prosedur, mulai dari persiapan, penjajakan, pembekalan, mengantar, monitoring, sampai ke menjemput. Prosedur ini terlaksana sesuai yang tertulis dengan persentase rata-rata sebesar 94,04% dalam kategori sangat baik.

Evaluasi pelaksanaan prosedur kelulusan siswa.

Tabel 22. Analisis prosedur kelulusan siswa

No

Tanggapan Responden

Jumlah

fi.xi

Jumlah

fi

Mean

(fi.xi)/fi

Persentase

SL

SR

KD

JR

TP

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

52

21

105

28

112

0

0

0

0

0

0

217

49

4.43

88.57

%

53

22

110

27

108

0

0

0

0

0

0

218

49

4.45

88.98

%

54

16

80

22

88

6

18

5

10

0

0

196

49

4.00

80.00

%

55

42

210

7

28

0

0

0

0

0

0

238

49

4.86

97.14

%

56

27

135

15

60

7

21

0

0

0

0

216

49

4.41

88.16

%

22.14

88.57

%

Dari tabel di atas diperoleh persentase jawaban dari responden untuk item tertingi guru mengisikan nilai remedial siswa pada blangko perbaikan sebesar 97,14%dalam kategori sangat baik. Selanjutnya untuk item terendah yaitu siswa menyelesaikan remedialnya, baru bisa melanjutkan ke kompetensi berikutnya sebesar 80,00% dalam kategori baik.

Dari analisis mean item-item prosedur kelulusan siswa di SMK Negeri 5 Padang, terlaksana sesuai apa yang tertulis di prosedur mulai dari pemberian remedial, pengisian blangko remedial dan pengarsipan nilai, terlaksana sesuai prosedur. Setiap akhir kompetensi guru-guru memberikan evaluasi kepada siswa, bagi siswa yang tidak tuntas, diberikan remedial dan pengayaan untuk siswa yang tuntas. Setelah semua siswa tuntas kompetensi atau telah memenuhi persyaratan ketuntasan belajar, baru guru melanjutkan kompetensi berikutnya. Guru-guru menyimpan dan mengarsipkan nilai-nilai siswa yang remedial dan pengayaan dan ditanda tangani oleh siswa. Sebagai tugas pokok bagi guru untuk memberikan remedial bagi siswa yang tidak tuntas, juga prosedur pelaksanaan pemberian remedial bagi guru-guru dan setiap guru mengikuti prosedur ini dalam pemberian remedial untuk kelulusan siswa dengan persentase rata-rata sebesar 88,87% dalam kategori sangat baik.

Hambatan sekolah dalam pelaksanaan prosedur manajemen mutu.

Tabel 23. Analisis hambatan sekolah dalam pelaksanaan prosedur manajemen mutu

No

Tanggapan Responden

Jumlah

fi.xi

Jumlah

fi

Mean

(fi.xi)/fi

Persentase

SL

SR

KD

JR

TP

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

f

fi.xi

57

34

170

11

44

4

12

0

0

0

0

226

49

4.61

92.24

%

58

36

180

13

52

0

0

0

0

0

0

232

49

4.73

94.69

%

59

35

175

14

56

0

0

0

0

0

0

231

49

4.71

94.29

%

60

43

215

6

24

0

0

0

0

0

0

239

49

4.88

97.55

%

61

28

140

21

84

0

0

0

0

0

0

224

49

4.57

91.43

%

62

23

115

15

60

9

27

0

0

2

2

204

49

4.16

83.27

%

63

22

110

27

108

0

0

0

0

0

0

218

49

4.45

88.98

%

64

16

80

22

88

6

18

5

10

0

0

196

49

4.00

80.00

%

65

29

145

7

28

13

39

0

0

0

0

212

49

4.33

86.53

%

40.45

89.8866

%

Dari tabel di atas diperoleh persentase jawaban dari responden untuk item tertingi yaitu prosedur mutu yang dibuat dan direvisi sesuai keperluan sebesar 97,55% dalam kategori sangat baik. Selanjutnya untuk item terendah yaitu tindak lanjut perbaikan dilaksanakan audit sebesr 80,00% dalam kategori baik.

Tabel 24. Analisis rangking hambatan sekolah dalam pelaksanaan prosedur manajemen mutu

No

Tanggapan Responden

Jumlah

fi.xi

Jumlah

fi

Mean

(fi.xi)/fi

Persentase

Rangking

SL

SR

KD

JR

TP

f

fi.xi

F

fi.xi

f

fi.xi

F

fi.xi

f

fi.xi

64

16

80

22

88

6

18

5

10

0

0

196

49

4.00

80.00

%

1

62

23

115

15

60

9

27

0

0

2

2

204

49

4.16

83.27

%

2

65

29

145

7

28

13

39

0

0

0

0

212

49

4.33

86.53

%

3

63

22

110

27

108

0

0

0

0

0

0

218

49

4.45

88.98

%

4

61

28

140

21

84

0

0

0

0

0

0

224

49

4.57

91.43

%

5

57

34

170

11

44

4

12

0

0

0

0

226

49

4.61

92.24

%

6

59

35

175

14

56

0

0

0

0

0

0

231

49

4.71

94.29

%

7

58

36

180

13

52

0

0

0

0

0

0

232

49

4.73

94.69

%

8

60

43

215

6

24

0

0

0

0

0

0

239

49

4.88

97.55

%

9

Di dalam pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang tentu ada hambatan-hambatannya, meskipun itu kecil tapi sedikit mempengaruhi jalannya prosedur manajemen mutu. Dari tanggapan responden didapat hambatan yang sedikit mempengaruhi pelaksanaan prosedur manajemen mutu yaitu :

Item no 64 tindak lanjut perbaikan dilaksanakan setelah audit artinya masih ada pembuat prosedur yang lalai dalam hal melakukan tindakan perbaikan tentang perbaikan temuan audit atau perbaikan karena hasil kerja yang dicapai pada saat itu kurang memuaskan.Item nomor 62 Komitmen pembuat prosedur mutu konsisten terhadap implementasi prosedur yang dibuat artinya masih ada pembuat prosedur yang tidak konsisten dalam pelaksanaan prosedur mutu.Item no 65 Perbaikan-perbaikan yang ditemukan tidak terjadi untuk audit berikutnya artinya dalam melakukan perbaikan masih ada hal-hal yang diulangi kembali perbaikannya pada saat audit berikutnya.

Tabel 25. Kesimpulan Nilai Mean Dan Persentase Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Manajemen Mutu

No

Indikator

Mean

Persentase

Keterangan

1

prosedur penerimaan siswa baru.

4,77

95.51 %

Sangat baik

2

prosedur penetapan tugas mengajar guru

4,77

95.51 %

Sangat baik

3

prosedur penyusunan program pengajaran

4,69

93.74 %

Sangat baik

4

prosedur pengajuan alat dan bahan praktek

4,53

90.68 %

Sangat baik

5

prosedur evaluasi PBM

4,76

95.31 %

Sangat baik

6

prosedur pelaksanaan prakerind

4,70

94.06 %

Sangat baik

7

prosedur kelulusan siswa

4,43

88.57 %

Sangat baik

8

hambatan sekolah dalam pelaksanaan prosedur manajemen mutu

4,49

89.88%

Sangat baik

Rata-rata

4,64

92,90%

Sangat baik

Ini berarti secara umum evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 padang termasuk dalam kategori sangat baik dengan mean 4,64 dan persentase sebesar 92,90%.namun demikian perlu peningkatan kinerja dalam prosedur manajemen mutu untuk mengatasi hambatan yang ada dengan peningkatan disiplin sehingga tidak ada lagi kelalaian dalam pelaksanaan prosedur manajemen mutu serta perlunya monitoring dan evaluasi yang berkesinambungan sehingga mendapatkan hasil maksimal.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Analisis deskripsi item-item prosedur evaluasi pelaksanaan prosedur manajemen mutu di SMK Negeri 5 Padang yaitu

Prosedur penerimaaan siswa di SMK Negeri 5 Padang terlaksana sesuai apa yang tertulis di prosedur PSB mulai dari persi