Ets

14
EVALUASI TENGAH SEMESTER Pemisahan Anomali Regional-Residual“Penentuan Kecepatan dan Ketebalan Lapisan” Mata Kuliah : Komputasi Geofisika B Dosen Pengampu : Firman Syaifuddin, ST. MT. Disusun oleh : Ahmad Qomaruddin Arsyadi 3713100019 JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2015

description

ETS

Transcript of Ets

  • EVALUASI TENGAH SEMESTER

    Pemisahan Anomali Regional-Residual

    Penentuan Kecepatan dan Ketebalan Lapisan

    Mata Kuliah :

    Komputasi Geofisika B

    Dosen Pengampu :

    Firman Syaifuddin, ST. MT.

    Disusun oleh :

    Ahmad Qomaruddin Arsyadi

    3713100019

    JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

    2015

  • [EVALUASI TENGAH SEMESTER] Komputasi Geofisika

    Teknik Geofisika ITS | Ahmad Qomaruddin Arsyadi | 3713100019 2

    EVALUASI TENGAH SEMESTER

    Pemisahan Anomali Regional-Residual Penentuan Kecepatan dan Ketebalan Lapisan

  • [EVALUASI TENGAH SEMESTER] Komputasi Geofisika

    Teknik Geofisika ITS | Ahmad Qomaruddin Arsyadi | 3713100019 3

    PEMISAHAN ANOMALI REGIONAL-RESIDUAL

    a. Polynomial Orde 3

  • [EVALUASI TENGAH SEMESTER] Komputasi Geofisika

    Teknik Geofisika ITS | Ahmad Qomaruddin Arsyadi | 3713100019 4

    Polynomial orde 3 ini digunakan untuk memisahkan anomali regional dan

    residual. Polynomial ini berada pada fungsi line 19-32. Polynomial orde 3 bekerja

    dengan bantuan metode invers. Hasil filtering dengan polynomial orde 3 ini ialah

    anomali regional. Selanjutnya dengan menggunakan pengurangan sederhana, dicari

    anomali residual dengan mengurangkan anomali bouguer dengan anomali regional hasil

    filtering polynomial orde 3.

    Screen shoot di atas merupakan proses pengambilan data dengan metode load.

    Digunakan langkah seperti ini agar lebih efisien dibandingkan dengan memasukkan data

    satu per satu. Dengan jumlah data yang mencapai 1548, memungkinkan untuk

    memasukkan data satu per satu namun kurang efektif. Bila dengan load, maka akan lebih efektif dan tidak memakan tempat di editor.

    Gambar di atas merupakan hasil running script. Dengan kurva merah merupakan

    hasil filtering polynomial orde 3, kurva hitam merupakan data anomali bouguer, dan

    kurva biru muda merupakan anomali residual. Ada titik dimana regional lebih tinggi

    dan lebih rendah dari anomali bouguer. Cara plotting di atas ialah dengan menggunakan

    subplot dimana dalam 1 figure bisa terdapat dua atau lebih kotak grafik sesuai yang

    diinginkan.

  • [EVALUASI TENGAH SEMESTER] Komputasi Geofisika

    Teknik Geofisika ITS | Ahmad Qomaruddin Arsyadi | 3713100019 5

    b. Polynomial Orde 6

  • [EVALUASI TENGAH SEMESTER] Komputasi Geofisika

    Teknik Geofisika ITS | Ahmad Qomaruddin Arsyadi | 3713100019 6

    Polynomial orde 6 ini digunakan untuk memisahkan anomali regional dan

    residual. Polynomial ini berada pada fungsi line 17-33. Polynomial orde 6 bekerja

    dengan bantuan metode invers. Hasil filtering dengan polynomial orde 6 ini ialah

    anomali regional. Selanjutnya dengan menggunakan pengurangan sederhana, dicari

    anomali residual dengan mengurangkan anomali bouguer dengan anomali regional hasil

    filtering polynomial orde 6.

    Figure di atas merupakan hasil bentukan tiap anomali dengan polynomial orde 6.

    Semakin besar ordenya, maka polynomial yang terbentuk akan semakin halus. Tidak

    lupa pada figure tersebut diberikan legenda agar tidak salah menafsirkan.

  • [EVALUASI TENGAH SEMESTER] Komputasi Geofisika

    Teknik Geofisika ITS | Ahmad Qomaruddin Arsyadi | 3713100019 7

    c. Moving Average

  • [EVALUASI TENGAH SEMESTER] Komputasi Geofisika

    Teknik Geofisika ITS | Ahmad Qomaruddin Arsyadi | 3713100019 8

    Metode moving average ini digunakan untuk memisahkan anomali regional dan

    residual. Langkah yang diterapkan moving average ialah melakukan perataan berjalan.

    Maksud dari perataan berjalan ini ialah melakukan rata-rata dengan jumlah jendela

    perata-rata yang ditentukan. Ada 2 jenis moving average yakni linear moving average

    dan symmetrical moving average.

    Fungsi pemisahan ini berada pada fungsi line 22-29 yakni melakukan filter

    moving average pada bouguer sehingga menghasilkan anomali regional. Dan dari situ

    dilakukan pengurangan animali bouguer oleh regional untuk mendapatkan residual.

    Jendela yang ditentukan untuk melakukan proses average ditunjukkan pada line 19.

    Gambar di atas merupakan gambar hasil moving average dimana grafik hitam

    merupakan anomali bouguer, grafik merah merupakan anomali regional dan grafik biru

    muda merupakan anomali residual. Hasil di atas merupakan moving average dengan

    lebar jendela 77.

    Hasil di atas merupakan moving average dengan lebar jendela 277.

  • [EVALUASI TENGAH SEMESTER] Komputasi Geofisika

    Teknik Geofisika ITS | Ahmad Qomaruddin Arsyadi | 3713100019 9

    Hasil di atas merupakan moving average dengan lebar jendela 477.

    Semakin lebar jendela yang diberikan, maka grafik regional yang terbentuk akan

    semakin smooth dan meluas. Bila jendela semakin kecil, maka grafik regional yang

    terbentuk kehalusannya hanya menghaluskan perbedaan yang kecil dan memiliki kurva

    hampir sama dengan grafik bouguer. Seperti ditunjukkan pada gambar dengan jendela

    77.

    Secara keseluruhan, moving average ini merupakan simetrical moving average.

    Sehingga tidak keseluruhan data dapat tercover. Karena proses looping yang tidak bisa

    dimulai dari negatif dan tidak bisa looping melebihi data yang ada. Dengan jumlah data

    1548, maka bila digunakan jendela 77, looping moving average akan dimulai dengan

    mendapatkan nilai moving average pertama pada data ke 38 yang merupakan titik

    tengah jendela yang diberikan. Dan looping moving average berakhir pada data ke

    1510. Seterusnya begitu untuk nilai jendela yang berbeda.

    Untuk nilai moving average yang dirasa paling bagus menghasilkan anomali

    regional ialah 477 karena regional yang terbentuk hampir mirip dengan regional dari

    proses polynomial baik orde 3 maupun orde 6.

  • [EVALUASI TENGAH SEMESTER] Komputasi Geofisika

    Teknik Geofisika ITS | Ahmad Qomaruddin Arsyadi | 3713100019 10

    B. Penentuan Kecepatan dan Ketebalan Lapisan a. Kecepatan dan Ketebalan Lapisan Pertama

    Dalam menentukan kecepatan dan ketebalan lapisan dari seismic refraksi, harus

    diperhatikan perihal jenis gelombang yang terdiri dari direct wave, reflected wave dan

    refraction wave. Untuk mencari kecepatan lapisan 1 dapat dicari dengan menggunakan

    direct wave. Direct wave merupakan gelombang yang merambat di top layer 1 atau di

    permukaan dari sumber menuju geophone, sehingga rumus untuk mencari kecepatan

    dari direct wave ialah sebagai berikut :

    Bila digambarkan secara kasar, maka jenis gelombang ialah sebagai berikut

    Keterangan

    = Direct Wave

    = Reflected Wave

    = Refracted Wave

    Reflector 1

    Reflector 2

  • [EVALUASI TENGAH SEMESTER] Komputasi Geofisika

    Teknik Geofisika ITS | Ahmad Qomaruddin Arsyadi | 3713100019 11

    Setelah mendapatkan nilai kecepatan lapisan 1, maka dapat digunakan untuk

    mencari variable selanjutnya yaitu ketebalan lapisan 1. Pertama yang dilakukan ialah

    menentukan p. p yang merupakan slowness memiliki satuan s/m. Sehingga p dapat dicari dengan 1/v. Dan selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus slowness yang memuat

    sudut dan u.

    Kemudian setelah didapatkan nilai u, maka dapat dicari

    ( )

    ( )

    Keterangan :

    = Ketebalan ke-i X = Jarak sumber dengan receiver (offset)

    p = Slowness

    Script matlab yang dibuat ialah sebagai berikut:

  • [EVALUASI TENGAH SEMESTER] Komputasi Geofisika

    Teknik Geofisika ITS | Ahmad Qomaruddin Arsyadi | 3713100019 12

    Line 8-12 merupakan pemanggilan data yang akan diproses. Clc dan clear all

    berfungsi untuk menghapus history di command window dan workspace. Digunakan

    load data untuk lebih mengefisienkan input data dibandingkan dengan input manual. Line 14-17 merupakan proses penghitungan kecepatan lapisan 1. Script yang

    tertera sesuai dengan rumus yang akan digunakan.

    Line 19-23 merupakan proses penghitungan ketebalan lapisan 1 dengan

    sebelumnya mencari nilai u terlebih dahulu sesuai dengan rumus yang ditentukan.

    Line 25-26 merupakan proses perata-rataan nilai kecepatan dan ketebalan yang

    masing-masing sejumlah 24 data.

    Setelah dilakukan proses running script pada matlab, didapatkan hasil sebagai berikut :

    Kecepatan lapisan 1 sebesar 1500 m/s. Kecepatan lapisan 1 merupakan

    kecepatan gelombang dalam melewati lapisan 1. Dan ketika sudah mencapai batas

    lapisan sudah menjadi kecepatan lapisan 2. Ketebalan lapisan 1 sebesar 200.2002 m. Kecepatan lapisan 1 dari 24 data semuanya sama dikarenakan perhitungan yang

    hanya menggunakan rumus sederhana. Karena sinyal atau gelombang langsung

    merambat secara horizontal di permukaan menuju receiver dengan waktu tertentu.

    Perbandingan offset dengan waktu menghasilkan nilai yang sama yaitu 1500 m/s.

    Sedangkan ketebalan lapisan 1 dari 24 data dengan sudut yang berbeda

    menghasilkan ketebalan yang berbeda pula. Hal ini menunjukkan bahwa reflector atau

    top layer 2 tidak sepenuhnya lurus, halus, dan mulus.

  • [EVALUASI TENGAH SEMESTER] Komputasi Geofisika

    Teknik Geofisika ITS | Ahmad Qomaruddin Arsyadi | 3713100019 13

    Data lengkapnya ialah sebagai berikut :

  • [EVALUASI TENGAH SEMESTER] Komputasi Geofisika

    Teknik Geofisika ITS | Ahmad Qomaruddin Arsyadi | 3713100019 14

    b. Kecepatan dan Ketebalan Lapisan 2

    Untuk perhitungan selanjutnya tidak dapat dilakukan karena tidak diketahui

    sudut refraksi setelah melewati reflector 1.