etprof

4
KODE ETIK CATUR KARSA, PRINSIP-PRINSIP DASAR Mengutamakan keluhuran budi. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran. SAPTA DHARMA, TUJUH TUNTUNAN SIKAP Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kempetensinya. Insinyur Indinesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung jawabkan. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya. Ir. atau ST

description

kkk

Transcript of etprof

KODE ETIK

CATUR KARSA, PRINSIP-PRINSIP DASAR Mengutamakan keluhuran budi. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran.

SAPTA DHARMA, TUJUH TUNTUNAN SIKAP Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kempetensinya. Insinyur Indinesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung jawabkan. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya.

Ir. atau STDulunya seorang mahasiswa teknik selesai studinya otomatis menyandang gelar Ir. (insinyur), tetapi sekarang mahasiswa teknik selesai studinya hanya menyandang gelar ST (sarjana teknik). Perubahan paradigma ini terasa masih membingungkan, dimana persepsi masyarakat masih terpatri kalau seorang mahasiswa teknik selesai kelak akan menjadi tukang insiyur. Apalagi sebagian orang menganggap gelar Ir. lebih bergengsi di bandingkan dengan ST dan lebih senang mencantumkan kata Ir. didepan namanya dibanding ST dibelakang namanya pada undangan penikahan misalnya.Dalam pengertian umum sekarang gelar sarjana teknik (ST) adalah gelar akademik semata, yang didapatkan setelah menyelesaikan studi keteknikan S1. Insinyur adalah gelar profesi untuk sarjana teknik yang menekuni profesi keteknikan dan diakui secara sah oleh asosiasi profesi sebagai lembaga yang berhak mengeluarkan sebutan Insinyur. (Ir.)Peran Perguruan TinggiLahirnya profesi insinyur tidak lepas dari peran perguruan tinggi sebagai pencetak calon tenaga tenaga engineer. Mutu engineer sangat banyak bergantung pada peran perguruan tinggi dalam membangun sumber daya manusia sejak awal. Kreatifitas penguruan tinggi dalam melihat tantangan kebutuhan pasar akan professional engineer dengan menyelaraskan proses pendidikan yang berlangsung.Sejak awal mahasiswa calon engineer perlu diperkenalkan dengan profesi yang kelak mereka geluti. Profesi keinsinyuran (engineer) bukan merupakan tujuan akhir tapi yang menjadi tantangan adalah bagaimana mereka kelak dapat menjadi profesional dalam profesi keteknikan (engineer). Tentunya untuk mewujudkan itu peran perguruan tinggi bukan hanya pada pembinaan dari sisi akademik keteknikan saja tapi juga pada sisi non akademik seperti pengenalan aspek moral dan tanggung jawab profesi, etika profesi, aspek sosial masyarakat dan banyak aspek lain yang mendukung profesi keteknikan menjadi lebih profesional.Peran Asosiasi ProfesiPada saat ini peran asosiasi profesi keteknikan dalam mengembangkan profesionalisme profesi menjadi signifikan. Indikatornya adalah adanya tuntutan perlunya sertifikasi profesi baik itu perorangan maupun badan usaha sebagai jaminan kualitas (quality assurance). Pada awalnya perasaan nasionalisme juga menjadi urat nadi lahir dan berkembangnya organisasi profesi ditandai dengan lahirnya Persatuan Insinyur Indonesia (PII) pada tahun 1952 yang didirikan oleh pahlawan nasional Ir. H. Juanda. Tujuan awalnya adalah mengumpulkan insinyur yang ada di Indonesia pada saat dengan jumlah kurang dari 75 orang. itu untuk bergabung menyatukan pikiran dan tenaga dalam membangun bangsa ini. Nilai nasionalisme inilah yang mestinya menjadi ruh dari organisasi profesi keteknikan sekarang ini disamping quality assurance.Sistem sertifikasi keprofesionalan adalah sistem jaminan kualitas (quality assurance) profesionalisme para tenaga ahli terhadap profesi mereka. Yang memiliki sertifikasi berarti telah dijamin kompetensi profesionalnya oleh lembaga yang menerbitkan sertifikasi. Sertifikat yang diterima merupakan licence untuk bisa terlibat dalam pekerjaan tertentu yang mensyaratkan profesionalitas. Yang menjadi tantangan dan pertanyaan kita adalah sejauh mana peran asosiasi profesi keinsiyuran untuk jujur menilai sertifikasi dan sejauh mana peran asosiasi profesi keinsiyuran membangunan profesinalisme profesi sehingga engineer kita bukan lagi menjadi second class engineer dibanding dengan negara lain.