Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman …

7
NATURAL B, Vol. 1, No. 3, April 2012 Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Serafinah Indriyani 1)* ,Jati Batoro 1) , Gustini Ekowati 1) , 1) Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang Diterima tanggal 8Maret 2012, direvisi tanggal 1April 2012 ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang etnobotani meliputi inventarisasi jenis dan potensi tanaman obat pada masyarakat Tengger, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi jenis dan potensi tanaman obat pada masyarakat Tengger di kawasan TNBTS. Metode yang digunakan adalah ethnodirect sampling meliputi wawancara langsung maupun semi struktural terhadap penduduk biasa, pemangku adat dan dukun/tabib. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 98 jenis tanaman obat yang digunakan oleh suku Tengger. Beberapa tanaman obat endemik yang terdapat di kawasan TNBTS adalah purwoceng (Pimpinella pruatjan), krangean (Abrus laevigatus), adas (Foeniculum vulgare), kayu ampet (Astronia macrophylla), pulosari (Alyxia reinwardtii), pronojiwo (Euchresta horsfieldii), sempretan, dringu (Acorus calamus) dan jamur impes. Suku Tengger tidak menanam sendiri tanaman obat tetapi mencari tanaman obat yang digunakan di kawasan hutan TNBTS. Kata kunci:inventarisasi, jenis, tanaman obat, Tengger, TNBTS ABSTRACT The research on use of various plants for medical purposes was undertaken in Tengger tribe area, Bromo Tengger Semeru National Park (BTSNP). The objectives of the research were to give information about species and potency of medicinal plants. Ethnodirect sampling was done through directly or semi- structural interview to the ordinary peoples, traditional leader and traditional therapist. The result of study showed that there were 98 species of medicinal plants that used by Tengger purwoceng (Pimpinella pruatjan), krangean (Abrus laevigatus), adas (Foeniculum vulgare), kayu ampet (Astronia macrophylla), pulosari (Alyxia reinwardtii), pronojiwo (Euchresta horsfieldii), sempretan, dringu (Acorus calamus) dan jamur impes were endemic grow in BTSNP. Tengger tribe did not cultivate the medicinal plants by themselves but seeking it in BTSNP forest. Key word:inventory, species, medicinal plants, Tengger, BTNSP PENDAHULUAN Indonesia diperkirakan dihuni oleh lebih kurang 100-150 familia / suku tumbuhan yang meliputi 25-30 ribu jenis tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di hutan-hutan [1]. Darijumlah ini diperkirakan separuhnya mempunyai potensi yang dapat dimanfaatkan untuk tumbuhan kayu, buah-buahan, obat-obatan dan masih banyak sekali yang belum diketahui manfaatnya.Riswan dan Soekarman [1] menyampaikan daftar 7.500 jenis tumbuhan di Indonesia yang dimanfaatkan terutama sebagai tumbuhan obat, masih juga disebutkankegunaan lainnya seperti untuk --------------------- *Corresponding author : E-mail: [email protected]

Transcript of Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman …

Page 1: Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman …

NATURAL B, Vol. 1, No. 3, April 2012

Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman NasionalBromo Tengger Semeru

Serafinah Indriyani1)* ,Jati Batoro1), Gustini Ekowati1),

1)Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang

Diterima tanggal 8Maret 2012, direvisi tanggal 1April 2012

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang etnobotani meliputi inventarisasi jenis dan potensi tanaman obatpada masyarakat Tengger, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Penelitian bertujuanuntuk mendapatkan informasi jenis dan potensi tanaman obat pada masyarakat Tengger di kawasanTNBTS. Metode yang digunakan adalah ethnodirect sampling meliputi wawancara langsung maupun semistruktural terhadap penduduk biasa, pemangku adat dan dukun/tabib. Hasil penelitian menunjukkanterdapat 98 jenis tanaman obat yang digunakan oleh suku Tengger. Beberapa tanaman obat endemikyang terdapat di kawasan TNBTS adalah purwoceng (Pimpinella pruatjan), krangean (Abrus laevigatus),adas (Foeniculum vulgare), kayu ampet (Astronia macrophylla), pulosari (Alyxia reinwardtii), pronojiwo(Euchresta horsfieldii), sempretan, dringu (Acorus calamus) dan jamur impes. Suku Tengger tidakmenanam sendiri tanaman obat tetapi mencari tanaman obat yang digunakan di kawasan hutan TNBTS.

Kata kunci:inventarisasi, jenis, tanaman obat, Tengger, TNBTS

ABSTRACT

The research on use of various plants for medical purposes was undertaken in Tengger tribe area,Bromo Tengger Semeru National Park (BTSNP). The objectives of the research were to give informationabout species and potency of medicinal plants. Ethnodirect sampling was done through directly or semi-structural interview to the ordinary peoples, traditional leader and traditional therapist. The result ofstudy showed that there were 98 species of medicinal plants that used by Tengger purwoceng (Pimpinellapruatjan), krangean (Abrus laevigatus), adas (Foeniculum vulgare), kayu ampet (Astronia macrophylla),pulosari (Alyxia reinwardtii), pronojiwo (Euchresta horsfieldii), sempretan, dringu (Acorus calamus) danjamur impes were endemic grow in BTSNP. Tengger tribe did not cultivate the medicinal plants bythemselves but seeking it in BTSNP forest.

Key word:inventory, species, medicinal plants, Tengger, BTNSP

PENDAHULUAN

Indonesia diperkirakan dihuni oleh lebihkurang 100-150 familia / suku tumbuhan yangmeliputi 25-30 ribu jenis tumbuh-tumbuhanyang tumbuh di hutan-hutan [1]. Darijumlah

ini diperkirakan separuhnya mempunyaipotensi yang dapat dimanfaatkan untuktumbuhan kayu, buah-buahan, obat-obatan danmasih banyak sekali yang belum diketahuimanfaatnya.Riswan dan Soekarman [1]menyampaikan daftar 7.500 jenis tumbuhan diIndonesia yang dimanfaatkan terutama sebagaitumbuhan obat, masih jugadisebutkankegunaan lainnya seperti untuk

---------------------*Corresponding author :E-mail: [email protected]

Page 2: Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman …

223S. Indriyani,dkk :Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

kayu, buah, rempah dan sebagainya. Barusekitar 3-4% tumbuhan yang tumbuh diIndonesia yang sudah dibudidayakan danditanam, sisanya masih tumbuh liar di hutan-hutan. Di sinilah pentingnya etnobotani gunamenggali pengetahuan tradisonal.

Pengkajian terhadap sistem pengetahuanlokal dapat memberikan gambaran mengenaikearifan tradisi masyarakat dalammendayagunakan sumber daya alam dansocialsecara bijaksana dan tetap memeliharakeseimbangan lingkungan [2].

Wiriadinata dkk. [3] membagipemanfaatan jenis tumbuhan oleh masyarakatpedalaman Seberida menjadi 11 (sebelas)katagori yang meliputi kategori tumbuhan hiaspekarangan, tumbuhan bumbu masak,tumbuhan sayur, tumbuhan buah-buahan,tumbuhan sumber karbohidrat, tumbuhanpenghasil lateks dan resin, tumbuhan ritual danmagis, tumbuhan sumber papan dan kayu,tumbuhan tali temali, tumbuhan pewarna dantumbuhan obat. Penggolongan tersebutdidasarkan atas wawancara terhadap penduduksetempat.

Menurut Wijayakusuma [4] pengobatandan pendayagunaan obat tradisional tersebutmerupakan salah satu komponen programpelayanan kesehatan dasar, serta merupakansuatu alternatif untuk memenuhi kebutuhandasar penduduk di bidang kesehatan. Agarperanan obat tradisonal, khususnya tanamanberkhasiat obat dalam pelayanan kesehatandapat lebih ditingkatkan, perlu didorong upayapengenalan, penelitian, pengujian danpengembangan khasiat dan keamanan suatutanaman obat.

Di dalam kawasan Bromo TenggerSemeru terdapat 79 familia dan lebih dari 250jenis/spesies tumbuhan [5]. Namun sampaisekarang belum ada penelitian yangmengungkap potensi tanaman tersebut sebagaiobat.

Suku Tengger terdapat di sekitar gunungBromo, Jawa Timur yang secara administrasimenempati sebagian wilayah KabupatenMalang, Pasuruan, Probolinggo, danLumajang. Pada bulan Oktober 1982pemerintah menetapkan kawasan TNBTS

seluas 50.276,20 ha yang secara administrasimeliputi empat kabupaten tersebut di atas [6].

Ngadas adalah bagian dari masyarakatTengger, kebanyakan memeluk agama Hindu-Budha yang memiliki ritual berbeda denganmasyarakat Tengger di kawasan Utara(Ngadisari, Probolinggo) sehingga sangat khasdan unik. Ranupani adalah salah satu desatertinggi di Indonesia karena terletak di atasketinggian 2.000 m. Penduduk umumnyamemeluk agama Hindu-Budha Tengger karenamerupakan bagian dari masyarakat Tengger,namun ritual masing-masing sangat berbedadengan masyarakat Ngadas maupunNgadisari.Kebanyakanpendudukbermatapencaharian sebagai petani ladang dengan produksiutama palawija terutama kentang dan sayurmayur [7].

Masyarakat Tengger di kabupatenPasuruan terdapat di kecamatan Tosari, diProbolinggo terdapat di kecamatan Sukapura,sedangkan di Malang terdapat di desa Ngadaskecamatan Poncokusumo dan yang terakhir, diLumajang terdapat di desa Ranupani,kecamatan Senduro [8].

Seiring dengan pengaruh globalisasi,semakin marak penggunaan obat-obatan instanyang digunakan oleh suku Tengger untukmengobati sakit, padahal potensi dan kekayaantanaman obat keluarga (toga) masyarakatTengger sangat melimpah baik dari segisumber daya alamnya maupun daripengetahuan masyarakat semenjak zamandulu. Oleh karena itu, perlu adanya upayauntuk mengetahui jenis-jenis tanaman yangada di sekitar mayarakat Tengger yangbermanfaat sebagai tanaman obat serta potensidari tanaman obat yang bisa bermanfaat baiksecara ekonomis atau dari segi konservasinya.

Penelitian-penelitian terdahulu yang telahdilakukan tentang tanaman obat yang terdapatdi kawasan TNBTS di antaranya adalahdengan menginventarisasi tanaman obat yangditemukan di dalam hutan, namun demikianbelum terdapat informasi tentang bagaimanamasyarakat Tengger menggunakan tanamanobat di sekitarnya yaitu di antaranyabagaimana cara meramu / meracik tanamanobat, serta bagian-bagian tumbuhan yang manayang digunakan.

Page 3: Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman …

224 Unggul P. Juswono, dkk : Pengaruh Insektisida pada Potensial Membran Sel Telur Ikan Lele(Clarias batrachus)

Serafinah Indriyani, dkk : Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman Nasional BromoTengger Semeru

S. Indriyani, dkk : Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat deskriptif-eksploratif dengan pendekatan kualitatif.Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juli2007 terhadap 200 penduduk di desa-desaSuku Tengger yang termasuk dalam kawasanTNBTS yang mencakup empat Kabupaten diJawa Timur, yaitu Desa Ngadas KabupatenMalang, Desa Ranupani Kabupaten Lumajang,Desa Wonokitri Kabupaten Pasuruan dan DesaNgadisari Kabupaten Probolinggo (Gambar 1dan 2). Metode yang digunakan adalahethnodirect sampling meliputi wawancaralangsung maupun semi struktural terhadappenduduk biasa, pemangku adat dandukun/tabib.

Data primer tentang pengetahuanmasyarakat Tengger mengenai jenis-jenistanaman obat dilakukan dengan wawancara

langsung maupun semi struktural padapenduduk biasa, pemangku adat dandukun/tabib. Di dalam wawancara, beberapadata penting dikumpulkan seperti macam-macam penyakit, jenis-jenis tanaman yangdigunakan sebagai obat, organ/bagian tanamanyang digunakan sebagai obat, carameramu/menggunakan tanaman sebagai obat,dan lain-lain.

Penentuan jenis-jenis tanaman obat selaindilakukan dengan wawancara, jugainventarisasi tanaman obat setempat yangselanjutnya diawetkan dalam bentuk herbarium.Tanaman obat yang didapat diidentifikasidengan menggunakan pustaka taksonomi diLaboratorium Taksonomi Tumbuhan FMIPAUniversitas Brawijaya dan dibandingkandengan koleksi herbarium yang ada di KebunRaya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur.

Gambar 1. Peta lokasi survey eksploratif tanaman obat di kawasan TNBTS

Page 4: Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman …

225S. Indriyani,dkk :Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanaman obatyang didapatkan sebanyak98 jenis/spesies, satu jenis tanaman obatberkhasiat untuk mengobati lebih dari satumacam masalah kesehatan (Tabel 1). Padaumumnya tanaman obat yang digunakanmasyarakat Tengger untuk mengobati masalahkesehatan yang bersifat ringan. Penelitiansejenis oleh Purnomo [9] di salah satu desasuku Tengger yaitu desa Ranupani,menyebutkan bahwa dari 65 jenis tumbuhanyang digunakan dalam pemenuhan 8 (delapan)kategori kebutuhan hidup yaitu bahan sayur,bahan obat, makanan pokok, bahan camilan,bahan bumbu, bahan buah, bahan kayu bakardan tanman hias, ternyata yang digunakan desayang didiami Suku Tenggerdalam

kawasan TNBTS yaitu desa Ranupani wilayahkabupaten Lumajang, desa Ngadas wilayahkabupaten Malang, desa Wonokitri wilayahkabupaten Pasuruan dan desa Ngadisariwilayah kabupaten Probolinggo, sebagianbesar pengetahuannya tentang tanaman obat disekitarnya adalah sama (merata). Apabiladitinjau dari geografi lokasi, desa Ranupanimerupakan enclave TNBTS. Letak desaRanupani adalah yang paling tinggi dan palingterpencil dibanding ketiga desa lainnya.Penduduk di desa Ranupani lebih mengetahuikeberadaan tanaman obat endemik yangterdapat di kawasan TNBTS dibandingpenduduk ketiga desa lainnya karena letakdesa tersebut berbatasan langsung denganhutan yang masih alami dalam TamanNasional ini.

Gambar 2. Inset kawasan desa Tengger

Page 5: Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman …

226 Unggul P. Juswono, dkk : Pengaruh Insektisida pada Potensial Membran Sel Telur Ikan Lele(Clarias batrachus)

Serafinah Indriyani, dkk : Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman Nasional BromoTengger Semeru

S. Indriyani, dkk : Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Tanaman obat yang dimanfaatkan untukmengobati masalah kesehatan yang ringanyaitu untuk luka luar (luka bacok) sebesar8,76%, sakit perut (kembung) sebesar 7,83%dan batuk pilek sebesar 6,91% dari totaltanaman obat yang diketahui masyarakatTengger (Tabel 1). Pengobatan tradisionaldengan tanaman obat dilakukan untukmengatasi keadaan darurat, setelah itupenduduk Tengger tetap pergi ke puskesmasatau mantri yang ada di desanya.

Beberapa contoh tanaman obat yang

digunakan untuk mengobati 3 (tiga) masalahkesehatan yang paling umum tersebut di atasoleh masyarakat Tengger adalah: Luka luar (luka bacok): seluruh bagian

tanaman tepung otot (Stellariasaxatilis) ditumbuk dan dioleskan padaluka, getah batang talas (Colocasiaesculenta) atau pelepah pisang (Musaparadisiaca) dioleskan pada luka,umbi bawang putih (Allium sativum)ditumbuk dan dioleskan pada luka jugadengan cara yang sama dapat

Tabel 1. Jumlah jenis-jenis tanaman obat yang biasa digunakan untuk mengobati berbagai penyakit/masalah kesehatan padamasyarakat Tengger, TNBTS.

No Jenis Masalah KesehatanJenisTanaman yang

Digunakan untuk BahanObat

Persentase terhadapTotal (%)

1 Luka luar (luka bacok) 19 8,762 Sakit perut (kembung) 17 7,833 Batuk pilek 15 6,914 Pegal linu (rematik) 15 6,915 Keseleo 15 6,916 Penurun panas 14 6,457 Mencret (diare) 14 6,458 Masuk angin (flu) 12 5,539 Sakit kepala (pusing) 10 4,6110 Minuman setelah melahirkan 7 3,2311 Campuran obat/jamu 7 3,2312 Sakit gigi 7 3,2313 Darah tinggi 7 3,2314 Sakit mata 7 3,2315 Kulit gatal 7 3,2316 Sariawan 4 1,8417 Panas dingin (meriang) 4 1,8418 Mimisan 4 1,8419 Darah rendah 3 1,3820 Ambeien (mejen) 3 1,3821 Biduran 2 0,9222 Patah tulang 2 0,9223 Sawan bayi 2 0,9224 Sesak nafas 2 0,9225 Asam urat 2 0,9226 Bisul 2 0,9227 Menambah vitalitas 2 0,9228 Pelancar ASI 2 0,9229 Daya tahan tubuh 2 0,9230 Sakit ginjal (diabet) 2 0,9231 Bengkak-bengkak 2 0,9232 Asma 1 0,4633 Penghangat badan 1 0,4634 Sakit kuning 1 0,4635 Sengatan lebah 1 0,46TOTAL 217 100,00Keterangan: Satu jenis tanaman obat dapat digunakan untuk mengobati lebih dari satu macam penyakit/masalah kesehatan.

Page 6: Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman …

227S. Indriyani,dkk :Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

menggunakan daun suri pandak(Plantago major).

Sakit perut (kembung): daun dan bijiadas (Foeniculum vulgare)ditumbuk dan dioleskan pada perut,daun dringu (Acorus calamus)ditumbuk dan dioleskan pada perut,rimpang kencur (Kaempferia galanga)atau kunyit (Curcuma domestica)diparut dan dioleskan pada perut, daunkayu putih (Melaleuca leucadendron)ditumbuk dan dioleskan pada perut.

Batuk pilek: seluruh bagiantanamanadas (Foeniculum vulgare)direbus dandiminum, daun pulosari (Alyxiareinwardtii) direbus dan diminum,rimpang jahe (Zingiber officinale)diparut diberi air matang dandiminum, daun binahong (Basellarubra) direbus dan diminum, kulitpohon krangean (Abrus laevigatus)direbus dan diminum, buah jeruk pecel(Citrus aurantifolia) diperas airnyadiberi air matang dan diminum, daunciplukan (Physalis minima) direbusdan diminum, rimpang kencur

(Kaempferia galanga) diparut diberiair matang dan diminum.

Berbagai jenis tanaman obat endemik yangtelah dimanfaatkan oleh masyarakat Tenggerdi kawasan TNBTS disajikan pada Tabel 2.

Meskipun di desa-desa Suku Tenggertersebut banyak didapatkan jenis tanaman obat,akan tetapi terdapat kecenderunganpenggunaan tanaman obat untuk pengobatanmenurun karena aspek kekurangpraktisan,sebab kalau akan menggunakan tanaman obatuntuk pengobatan tradisional, bahan-bahannyaharus diramu/ diracik terlebih dulu, padahalsekarang inidi tempat terpencilpunsudahterdapat warung-warung yang menjual obat-obat sintetik atau obat-obat instan yang siapdiminum.

Selain itu, masyarakat Tengger di kawasanTNBTS belum berupaya membudidayakantanaman obat endemik ini karena nilaiekonomi yang kurang jika dibandingkandengan tanaman sayuran yang selama iniditanam untuk memenuhi kebutuhan hidup. Disamping itu juga dikarenakan tidak adanyapihak yang dapat menampung hasil ladangmereka apabila ditanami dengan tanamanobat.

Tabel 2. Beberapa jenis tanaman obat endemik di kawasan TNBTS yang digunakan masyarakat Tengger.

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Bagian yangDigunakan

Khasiat untukMengobati

1. Purwoceng PimpinellapruatjanMolkenb.

Seluruh tanaman Menambah vitalitas

2. Krangean Abrus laevigatusL.

Daun, Kulit batang Darah tinggi

3. Adas Foeniculumvulgare Mill.

Daun, Biji, Akar Batuk, Sesak napas

4. Kayu ampet Astroniamacrophylla L.

Daun muda, Kulitbatang

Diare

5. Pulosari Alyxiareinwardtii L.

Daun, Kulit batang,Akar, Biji

Batuk, Panas/demam,Pusing

6. Dringu Acorus calamusL.

Daun, Seluruh tanaman Panas/demam, Masukangin

7. Sempretan Mikania cordataL.

Rimpang, Akar Batuk, Pegal linu, Masukangin

8. Jamur impes Galvatia sp. Tubuh buah Bengkak-bengkak9. Pronojiwo Euchresta

horsfieldii(Lesch.) Benn.

Buah, Biji Pegal linu, Rematik

Page 7: Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman …

228 Unggul P. Juswono, dkk : Pengaruh Insektisida pada Potensial Membran Sel Telur Ikan Lele(Clarias batrachus)

Serafinah Indriyani, dkk : Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman Nasional BromoTengger Semeru

S. Indriyani, dkk : Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Tengger, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

KESIMPULAN

Diperoleh sebanyak 98 jenis/spesiestanaman obat yang diketahui dan digunakanmasyarakat Tengger di kawasan TNBTS.Tanaman obat tersebut digunakan untukmengobati masalah kesehatan yang bersifatringan. Beberapa tanaman obat endemik yangterdapat dalam kawasan TNBTS adalahpurwoceng (Pimpinella pruatjan), krangean(Abrus laevigatus), adas (Foeniculum vulgare),kayu ampet (Astronia macrophylla), pulosari(Alyxia reinwardtii), pronojiwo (Euchrestahorsfieldii), sempretan (Mikania cordata),dringu (Acorus calamus) dan jamur impes(Galvatia sp.)

UCAPAN TERIMA KASIH

Sebagian penelitian ini dibiayai dariPenelitian Fundamental II/I: InventarisasiJenisdan Potensi Tanaman Obat Suku Tengger,Taman Nasional Bromo Tengger Semerudengan no. kontrak 017/SP2H/PP/DP2M/III/2007.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Riswan, S. dan Soekarman (1992), StatusPengetahuan Etnobotani di Indonesia,Prosiding Seminar Etnobotani.

[2] Waluyo, E.B. (1999), Konsepsi danPersepsi Orang Kubu Mengenai

Tumbuhan Obat di Bukit DuabelasPropinsi Jambi, Kolokium.

[3] Wiriadinata, H., M. Rahayu dan F. Syarif(1994), Status Pengetahuan MasyarakatPedalaman Seberida tentang Tumbuhandan Peranannya dalam Kehidupan Sehari-hari, Proc. of the Norindra Seminar, p.49-56.

[4] Wijayakusuma, H. (1993), TanamanBerkhasiat Obat di Indonesia, PustakaKartini, Jakarta.

[5] Steenis, C.G.G.J. van. (1972),Preliminary Checklist of The Flora ofBromo Tengger Semeru, Field Report ofUNDP/FAO.

[6] Anonim (1994), Laporan ZonaPenyangga Taman Nasional BromoTengger Semeru di Ranupani,Departemen Kehutanan Direktorat JendralPerlindungan Hutan dan Pelestarian AlamTNBTS, Malang.

[7] Anonim (1997), Mengenal DaerahSekitar Kota Malang,http://thor.prohosting.com/arema/malang/sekitar.htm., Diakses tanggal 15September 2006.

[8] Wikipedia (2005), Dialek Tengger,http://id.wikipedia.org/wiki/Dialek_Tengger, Diakses tanggal 15 September 2006.

[9] Purnomo, E. (2002), Status PengetahuanMasyarakat di Ranupani tentangTumbuhan dan Peranannya dalamKehidupan Sehari-hari, Skripsi, JurusanBiologi, Universitas Brawijaya.

.