ETIOLOGI PENYAKIT GINGIVA PERIODONTAL -...

download ETIOLOGI PENYAKIT GINGIVA PERIODONTAL - …ocw.usu.ac.id/course/download/6110000048-periodonsia-i/pe_142... · Pembentukan biofilm dimulai dari interaksi ... Efek primer kalkulus

If you can't read please download the document

Transcript of ETIOLOGI PENYAKIT GINGIVA PERIODONTAL -...

  • ETIOLOGI PENYAKIT GINGIVA

    & PERIODONTAL

    Oleh :Zulkarnain,drg.,M.Kes

  • PENGERTIAN

    E tiologi penyakit g ingiva dan periodontalE tiologi penyakit g ingiva dan periodontalE tiologi penyakit g ingiva dan periodontalE tiologi penyakit g ingiva dan periodontal

    Semua faktor atau ajen yang dengan sesuatu cara menyebabkan, memodifikasi atau berperan serta dalam terjadinya perusakan pada periodonsium.

    EE

    TT

    II

    OO

    Konsep etiologi perlu dipahami o. k konsep

    pencegahan & perawatan ptal

    tergantung pd pemahaman thd antara

    faktor etiologi & patogenesik penyakit

    ptal.

    LL

    OO

    GG

    II

  • KLASIFIKASI & INTERAKSI ANTARA FAKTOR-FAKTOR ETIOLOGI

    a. a. Faktor etiologi primer berupa plak dental/plak bakteriberupa plak dental/plak bakteri

    b.b. Faktor etiologi sekunder/faktor pendorong yang yang

    mempengaruhi efek dari faktor etiologi primermempengaruhi efek dari faktor etiologi primer

    EE

    TT

    II

    OO

    I. B erdasarkan P eranannya dalam M enim bulkan P enyakitI. B erdasarkan P eranannya dalam M enim bulkan P enyakitI. B erdasarkan P eranannya dalam M enim bulkan P enyakitI. B erdasarkan P eranannya dalam M enim bulkan P enyakit

    II. B erdasarkan K eberadaannyaII. B erdasarkan K eberadaannyaII. B erdasarkan K eberadaannyaII. B erdasarkan K eberadaannya

    LL

    OO

    GG

    II

    a. a. Faktor etiologi lokal/faktor ekstrinsik -- FaktorFaktor--faktor yang berada di sekitar periodonsiumfaktor yang berada di sekitar periodonsium-- Keberadaannya adalah di luar jaringan periodonsiumKeberadaannya adalah di luar jaringan periodonsium

    b. b. Faktor sistemik/faktor intrisik-- Berkaitan dengan kondisi umum dari pasienBerkaitan dengan kondisi umum dari pasien-- Berada di dalam tubuh pasienBerada di dalam tubuh pasien

    II. B erdasarkan K eberadaannyaII. B erdasarkan K eberadaannyaII. B erdasarkan K eberadaannyaII. B erdasarkan K eberadaannya

  • KEMUNGKINAN INTERAKSI FAKTOR LOKAL & FAKTOR SISTEMIK

    Inflamasi kronis, plak bakteri sebagai faktor lokal merupakan faktor etiologi utamaFaktor-faktor sistemik berperan sekunder dengan jalan memperparah respon periodonsium terhadap iritan lokal, faktor sistemik bukanlah faktor yang memulai terjadinya perubahan pada

    EE

    TT

    II

    OO

    yang memulai terjadinya perubahan pada periodonsium.Namun, faktor sistemik tertentu mis. pemakaian obat-obatan nifedipin dpt berperan primer dgn terjadinya hyperplasia gingiva non inflamasi dan faktor lokal berperan sekunder dengan memperparah hiperplasia apabila telah terjadi inflamasi.

    LL

    OO

    GG

    II

  • FAKTOR-FAKTOR ETIOLOGI PENYAKIT GINGIVA & PERIODONTAL

    EE

    TT

    II

    OO

    LAK DENTALPP Ad. deposit lunak yang membentuk biofilm yang

    menumpuk ke permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di r.mulut seperti restorasi lepasan dan cekat.

    LL

    OO

    GG

    II

    dan cekat.

    Lingkungan biofilm penting artinya o. k bisa merugikan bagi m.organisme dan dpt mempengruhi sifat-sifat bakteri yang ada di sana.

    Misalnya: kerentanan bakteri terhadap bahan antimikrobial bisa menurun oleh karena struktur biofilmnya.

  • EE

    TT

    II

    OO

    Pembentukan biofilm dimulai dari interaksi bakteri dgn gigi tjd interaksi fisikal & fisiologis antara berbagai spesies dlm massa mikrobial bakteri yg ada dlm biofilm plak yg sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal yg diperantarai pejamu.

    Kesehatan periodonsium merupakan keseimbangan populasi bakteri dgn pejamu tanpa

    LL

    OO

    GG

    II

    bakteri dgn pejamu tanpa menimbulkan kerusakan yg tidkterperbaiki pd bakteri a pejamu.

  • EE

    TT

    II

    OO

    KLASIFIKASI BERDASARKAN LOKASIKLASIFIKASI BERDASARKAN LOKASI

    Plak Supragingival

    Berada pada atau koronal dari tepi gingiva

    Plak Subgingival

    Lokasinya apikal dari tepi gingiva, diantara gigi

    dengan jaringan yang mendindingi sulkus gingiva

    Secara morfologis

    LL

    OO

    GG

    II

    Secara morfologis

    Plak subgingival yang berkaitan dengan gigi

    (tooth associated)

    Plak subgingival yang berkaitan dengan

    jaringan (tissue associated)

    Dijumpai bakteri yang invasi ke jaringan

  • EE

    TT

    II

    OO

    Gambar 1. Gambar mengenai hubungan antara plak/bakteri dengan permukaan gigi dan jaringan periodontal

    LL

    OO

    GG

    II

  • 3 TAHAP PEMBENTUKAN PLAK DENTAL

    1. Pembentukan pelikel yang membalut permukaan gigi

    Mekanisme:

    Perm. gigi a restorasi akan dibalut oleh pelikel

    glukoprotein Asal pelikel saliva & cairan sulkular, produk sel

    bakteri & pejamu, debris.

    EE

    TT

    II

    OO

    bakteri & pejamu, debris.

    Pelikel enamel yg baru tbentuk, komposisi asam aminonya beda dari komposisi saliva pelikel

    dibentuk o adsorpsi makromolukel sekitar secara

    selektif.

    LL

    OO

    GG

    II

  • Mekanisme yang terlibat:

    Tekanan Elektrostatis

    Tekanan Van Der Waals

    Tekanan Hidrofobik Permukaan Hidroksiapatit didominasi o grup

    posfat (PO4-) sec. langsung a tdk langsung

    berinteraksi dgn makromolekul saliva & cairan sulkural

    bermuatan listrik (+).

    EE

    TT

    II

    OO

    bermuatan listrik (+). Pelikel fungsi sbg penghalang proteksi btindak

    sbg pelumas perm. & mencegah desikasi (pengeringan)

    jaringan. Pelikel substrat kemana bakteri sekitarnya akan

    melekat.

    LL

    OO

    GG

    II

  • 2. Kolonisasi awal pada permukaan gigi

    Dalam beberapa jam bakteri akan dijumpai pada pelikel.

    Bakteri didominasi oleh m.o. fakultatif gram (+) mis. A.

    viscosus & S. sanguis.

    Pengkoloni awal melekat ke pelikel dgn bantuan adhesin, adhesin berinteraksi dgn reseptor pd

    pelikel dental.

    Contoh: Sel-sel A. Viscous memiliki struktur protein

    EE

    TT

    II

    OO

    Sel-sel A. Viscous memiliki struktur protein

    fibrous (fimbria) yg menjulur dari perm.sel bakteri. Adhesin tsb bkaitan dgn protein kaya prolin pd

    plak dental tjadi perlekatan sel bakteri ke perm.

    gigi dibalut pelikel.

    LL

    OO

    GG

    II

  • Massa plak matang bersamaan dgn ptumbuhan

    bakteri Dlm pkembangan tjadi perubahan ekologis

    biofilm peralihan dari lingkungan aerob dgn

    spesies bakteri fakultatif gram (+) menjadi

    lingkungan anaerob dan didominasi m.o anaerob

    EE

    TT

    II

    OOlingkungan anaerob dan didominasi m.o anaerob

    gram(-).LL

    OO

    GG

    II

  • 3. Kolonisasi skunder & Matrikulasi plak. Pengkoloni sekunder ad. m.o yg tidak turut sbg

    pengkoloni awal keperm. gigi yang bersih, mis. :

    - P. Intermedia, P. Leoscheii, species capnocytophaga,

    F. Nucleatum, P. Gingivalis

    M.o tsb melekat ke sel bakteri dalam massa plak. Proses perlekatannya berupa interaksi stereo

    chemical spesifik dari molekul protein & karbohidrat yg

    ada pd perm. sel bakteri & interaksi yg kurang spesifik

    EE

    TT

    II

    OO

    ada pd perm. sel bakteri & interaksi yg kurang spesifik

    yg berasal dari:

    - tekanan hidrofobik

    - tekanan elektrostatis

    - tekanan vander walls

    LL

    OO

    GG

    II

  • Interaksi yg mnimbulkan plekatan bakteri pkoloni

    sekunder ke bakteri pengkoloni awal disebut koagregasi terjadi antara F.nucleatum dgn

    S.sangius, P.leoscheii dgn A.viscous, C. ochracea

    dgn A.viscous. Pd stadium akhir pbentukan plak dominan

    EE

    TT

    II

    OO Pd stadium akhir pbentukan plak dominan

    koagregasi spesies gram (-) mis. F. nucleatum dgn P.

    gingivalis.LL

    OO

    GG

    II

  • EE

    TT

    II

    OO

    STRUKTUR & SIFAT FISIOLOGIS PLAK DENTAL

    PERMUKAAN YG MENGHADAP KE GIGI PERMUKAAN LUAR MASSA

    PLAK YG MATANG

    - KOKUS GRAM (+) - BAKTERI

    1. Struktur Plak Supragingiva

    LL

    OO

    GG

    II

    - KOKUS GRAM (+)-BAKTERI BATANG -YANG PENDEK

    - BAKTERI BATANG- FILAMEN GRAM - SPIROKHETA

  • EE

    TT

    II

    OO

    PLAK YG BERKAITAN DGN/

    MELEKAT KE GIGI

    PLAK YG BERKAITAN

    DGN/MELEKAT KE JARINGAN

    - KOKUS- BATANG - BAKTERI BATANG GRAM(+)

    S.mitis

    KOKUS & BAKTERI BATANG

    GRAM (-) BAKTERI BATANG

    BERFLAGELLA

    2. Struktur Plak Subgingiva

    LL

    OO

    GG

    II

    S.mitis

    S. sanguis

    A. viscosus A. naeslundii SPESIES E.gingivalis

    BERFLAGELLA SPIROKHETA SEL JARINGAN PEJAMU PORPHYROMONAS

    PREVOTELLA INTERMEDIACAPNOCYTOPHAGA OCHRACEA

  • EE

    TT

    II

    OO

    Peralihan m.org. struktur plak dental dari gram (+) gram (-) sejalan dgn peralihan fisiologis pd perkemb. plak.

    Pengkolonian awal (mis. Streptokoki & actinomyces) mgunakan O2 menurunkan potensi reduksi-oksidasi spesies anaerob mudah tumbuh.

    Spesies gram (+) : Sumber energi gulaLL

    OO

    GG

    II

    Spesies gram (+) : Sumber energi gula

    Sumber karbon saliva

    Bakteri dominan pd plak yg matang ad. Anaerob askarolitik

  • EE

    TT

    II

    OO

    INTERAKSI FISIOLOGIS ANTARA BAKTERI DLM PLAK

    - Laktat & format, merupakan produk sampingan dari

    metabolisme streptokokus & actinomyces.

    Suksinat, produkSuksinat, produk--sampingansampingan mempercepat mempercepat

    Capnocytophaga ochracea Capnocytophaga ochracea pertumbuhan pertumbuhan

    porphyromonas gingivalisporphyromonas gingivalis

    LL

    OO

    GG

    II

    porphyromonas gingivalisporphyromonas gingivalis

    Prothem, produkProthem, produk--sampingan sampingan

    Campylobacter rectusCampylobacter rectus

  • EE

    TT

    II

    OO

    SUMBER NUTRISI YG BERASAL DARI PEJAMU

    Degradasi protein pejamu oleh ensim bakteri, Degradasi protein pejamu oleh ensim bakteri, dilepasnya dilepasnya

    amonia yg digunakan bakteri sbg sumber nitrogen.amonia yg digunakan bakteri sbg sumber nitrogen.

    Besi dalam bentuk hemin Besi dalam bentuk hemin berasal dr phancuran hb berasal dr phancuran hb

    LL

    OO

    GG

    II

    Besi dalam bentuk hemin Besi dalam bentuk hemin berasal dr phancuran hb berasal dr phancuran hb

    pejamu pejamu penting bagi metabolisme P. gingivalis.penting bagi metabolisme P. gingivalis.

    Hormon steroid dimanfaatkan oleh P. intermediaHormon steroid dimanfaatkan oleh P. intermedia

  • EE

    TT

    II

    OO

    HUBUNGAN ANTARA MIKROORGANISME PLAK & PENYAKIT PERIODONTAL

    Dikemukakan oleh Loesche (1976)

    Peny. Periodontal berasal dari produk rusak (noxius products) dari seluruh plak yg ada- Plak < produk perusak < dapat

    1. Hipotesa Plak Non Spesifik

    LL

    OO

    GG

    II

    (noxius products) dari seluruh plak yg ada- Plak < produk perusak < dapat dinetralisir pejamu

    - Plak > produk perusak > pertahanan pejamu kalah

    Konsep yg menjadi acuan perawatan klinis, khususnya pengontrolan terhadap plak.

    Konsepnya adalah kontrol terhadap penyakit periodontal tergantung pada pengontrolan jml penumpukan plak dengan jalan perawatan lokal (secara non-bedah maupun bedah)

  • EE

    TT

    II

    OO

    Hanya bakteri plak tertentu yg patogen dan patogenitasnya tergantung pada keberadaan atau peningkatan mikroorganisme yg spesifik.

    Plak yg mengandung patogen bakteri yg spesifik akan menyebabkan peny. Periodontal karena organisme tsb memproduksi substansi

    2. Hipotesa Plak Spesifik

    LL

    OO

    GG

    II

    karena organisme tsb memproduksi substansi yg memperantarai perusakan jaringan periodonsium.

    Pada setiap tipe penyakit berperan 6-12 spesies bakteri patogen

  • EE

    TT

    II

    OO

    PERBEDAAN UMUM DALAM HAL TIPE MORFOLOGIS BAKTERI ANTARA PERIODONSIUM SEHAT DENGAN PERIODONSIUM TERINFLAMASI

    Sel kokus

    spirokheta >

    LL

    OO

    GG

    II

    -- Dominasi bakteri yg terkultur dr periodonsium Sehat : Bakteri & kokus Dominasi bakteri yg terkultur dr periodonsium Sehat : Bakteri & kokus

    fakultatif gramfakultatif gram--positif (75%)positif (75%)

    -- Gingivitis (44%)Gingivitis (44%)

    -- Periodontitis (10Periodontitis (10--13%)13%)

  • EE

    TT

    II

    OO

    PENURUNAN PROPORSI KELOMPOK BAKTERI TSB DISERTAI KENAIKAN PROPORSI BAKTERI BATANG GRAM-NEGATIF

    Periodonsium sehat 13 %Periodonsium sehat 13 %

    Gingivitis 40 %Gingivitis 40 %

    Periodontitis juvenil lokalisata 65 %Periodontitis juvenil lokalisata 65 %

    Periodonsium stadium lanjut 74 %Periodonsium stadium lanjut 74 %

    KOMPOSISI BAKTERI PADA PERIODONSIUM YG SEHAT

    LL

    OO

    GG

    II

    KOMPOSISI BAKTERI PADA PERIODONSIUM YG SEHAT

    Spesies fakultatif gram-positif

    anggota streptococcus :

    - strept. Sanguis - A. Viscous

    - strept. Mitis - A. Naeslundii

    Spesies gram negatif :

    - prevotella intermedia - fusobacterium nucleatum

    - Capnocytophaga - neisseria

  • EE

    TT

    II

    OO

    Veilonella

    Spirokheta (sedikit)

    Bakteri batang motil

    BAKTERI YANG MENGUNTUNGKAN BAGI PEJAMU

    LL

    OO

    GG

    II

    o Strept. Sanguis

    o Veillonella parvula

    o Capnocytopaga ochracea

    B erfungsi m encegah kolonisasi atau proliferasi m ikroorganism e.

    Cth. Strep . Sanguis m em produksi H 2O 2, yg bisa m enghancurkan sel A .

    actinom ycetem com itans

  • EE

    TT

    II

    OO

    KOMPOSISI PD GINGIVITIS KRONIS

    a. Spesies gram-positif 56%b. Spesies gram-negatif 44%

    - Spesies yg fakultatif 59%- Spesies anaerob 41%

    Spesies Gram Positif :-- Strept. Sanguis Strept. Sanguis -- Actinomyces Actinomyces naeslundiinaeslundii-- Strept. MitisStrept. Mitis -- Peptostrept. Peptostrept. LL

    OO

    GG

    II

    naeslundiinaeslundii-- Strept. MitisStrept. Mitis -- Peptostrept. Peptostrept. Micros Micros -- Actinomyces viscousActinomyces viscous

    Spesies Gram Negatif :-- Fusobacterium nucleatum Fusobacterium nucleatum -- Spesies haemophilusSpesies haemophilus

    -- Prevotella intermedia Prevotella intermedia -- CamphylobacterCamphylobacter-- Veillonella parvulaVeillonella parvula

  • EE

    TT

    II

    OO

    KOMPOSISI PD GINGIVITIS KEHAMILAN

    Prevotella intermedia (ok bakteri ini mgunakan

    hormon steroid untuk faktor pertumbuhan).

    LL

    OO

    GG

    II

    KOMPOSISI PADA GUNA

    Prevotella intermedia

    Spirokheta

  • EE

    TT

    II

    OO

    KOMPOSISI PD PERIODONTITIS BERKEMBANG LAMBAT

    Porphyromonas gingivalis

    Bacteroides forsythus

    Prevotella intermedia

    Camphoylobacter rectus

    Eikenella corredens

    LL

    OO

    GG

    II

    Eikenella corredens

    Fusobacterium nucleatum

    A.actinomycetemcomitans

    Spesies treponema

    Eubacterium

  • EE

    TT

    II

    OO

    KOMPOSISI PD PERIODONTITIS JUVENIL

    Bakteri batang anaerobik, kapnofilik gram-negatif

    Aa

    Porphyromonas gingivalis

    Eikenella corrodens

    Camphylobacter rectus

    LL

    OO

    GG

    II

    Camphylobacter rectus

    Fusobacterium nucleatum

    Bacteroides capillus

    Eubacterium brachy

    Spesies capnocytophaga

  • EE

    TT

    II

    OO

    KOMPOSISI PD PERIODONTITIS

    PRA PUBERTAS

    Porphyromonas gingivalis

    Prevotella intermedia

    Aa

    LL

    OO

    GG

    II

    Fusobacterium nucleatum

  • EE

    TT

    II

    OO

    MEKANISME PERUSAKAN JARINGAN PEJAMU

    1. Kemampuannya secara langsung menyebabkan degradasi/penghancuran pada jaringan pejamu.

    2. Kemampuannya utk memicu jar. Pejamu shg sel-sel jar. Pejamu melepas substansi yg scr biologis aktif dgn kemampuannya

    LL

    OO

    GG

    II

    yg scr biologis aktif dgn kemampuannya ini bakteri menimbulkan perusakan jar. Pejamu secara tidak langsung.

  • EE

    TT

    II

    OO

    ENSIM BAKTERI YG DAPAT MERUSAK JARINGAN PEJAMU

    ENSIM BAKTERIAL SPESIES

    KOLAGENASE P. Gingivalis

    A. actinomycetemcomitans

    ENSIM MIRIP TRIPSIN P. Gingivalis

    A. actinomycetemcomitans

    KERATINASE Treponema denticola

    P. Gingivalis

    LL

    OO

    GG

    II

    P. Gingivalis

    ARISULFATASE C. Rectus

    P. Gingivalis

    NEURAMINIDASE C. Rectus

    P. Gingivalis

    Bacteroides forsythus

    ENSIM PENDEGRADASI FIBRONEKTIN P. Gingivalis

    P.intermedia

    POSFOLIPASE A P. Gingivalis

    P.intermedia

  • EE

    TT

    II

    OO

    DEPOSIT DENTAL LAINNYA

    ALKULUSKK

    Efek primer kalkulus bukan berasal dari

    iritasi mekanis melainkan dari bakteri yg selalu membalutnya.

    LL

    OO

    GG

    II

    Berperan penting dlm mempertahankan & memperhebat pnk periodontal dgn jalan memegang plak sehingga berkontak rapat ke jaringan ggv dan menciptakan daerah di mana penyingkiran plak sukar bahkan tidak mungkin.

  • EE

    TT

    II

    OO

    1. Klasifikasi

    Kalkulus Dental massa terkalsifikasi atau berkalsifikasi yg melekat ke permukaan gigi asli maupun gigi tiruan.

    LL

    OO

    GG

    II

    Dibedakan atas : a. Kalkulus supragingivalb. Kalkulus subgingival

  • EE

    TT

    II

    OO

    a. Kalkulus Supragingival

    Lokasi : koronal dari tepi gingiva

    Visibel

    Warna putih atau kuning keputih-putihan

    Konsistensi keras seperti batu apung

    Pembentukan cepat terutama pd sisi oral insisivus RB

    Warna dipengaruhi substansi yg berkontak dgnnya mis.

    Tembakau, pigmen makanan.

    Lebih banyak menumpuk di perm. Vestibular gigi molar RA

    LL

    OO

    GG

    II

    Lebih banyak menumpuk di perm. Vestibular gigi molar RA

    o.k permukaan itu setentang dgn duktus Stensen dan

    permukaaan oral gigi anterior RB o.k setentang dgn duktus

    Wharton

    Pd keadaan ekstrimm membentuk struktur mirip seperti

    jembatan melewati papila interdental gigi yg bertetangga

    atau menutupi perm. Oklusal gigi yg tdk punya antagonis

    fungsional.

  • EE

    TT

    II

    OO

    b. Kalkulus Subgingival

    Lokasi : Apikal dr krista tepi gingiva

    Non Visibel

    Warna coklat tua atau hitam kehijau-hijauan.

    Konsistensi keras seperti batu api dan sangat melekat erat

    ke perm. gigi

    Dulu dinamakan juga sbg kalkulus serumalLL

    OO

    GG

    II

    Dulu dinamakan juga sbg kalkulus serumal

    Bila gingiva resesi, kalkulus subgingiva dpt diklasifikasikan

    menjadi kalkulus supragingival.

  • EE

    TT

    II

    OO

    Komponen anorganik kalkulus supragingival :- 75,9 % kalsium posfat- 3,1 % kalsium karbonat- sejumlah kecil magnesium posfat & mineral lain.

    Komponen anorganik kalkulus :- kalsium (39%)- posfor (19%)- CO21,9%)- Magnesium (0,8%)

    2. Komposisi

    LL

    OO

    GG

    II

    2

    - Magnesium (0,8%)- Sejumlah kecil natrium, stronsium, brom, tembaga, tungsten, emas, alumunium, fluor, silikon.

    2/3 komponen anorganik berbentuk kristal a.l :- hidroksilapatit (58%)- magnesium whitockite (21%)- oktakalsium posfat (21%)- brusit (9%)

  • EE

    TT

    II

    OO

    Komponen organik kalkulus :- senyawa protein polisakarida- sel-sel epitel deskuamasi- lekosit & bakteri

    Antara 1,9 9,1 % berupa galaktosa, glukosa, ramnosa, mannosa, glukoronat, galaktosamin, kadang-kadang arabinosa, asam galakturonat, glukosamin (semuanya berada pd protein saliva kecuali arabinosa dan ramnosa. :

    Protein saliva merupakan 5,9%-8,2% komponen LL

    OO

    GG

    II

    Protein saliva merupakan 5,9%-8,2% komponen organik kalkulus berupa asam amino. Lemak (0,2%) berupa kolesterol, lemak bebas, possolipid, kolesterol ester.

    Komposisi kalkulus subgingival : mirip dgn supragingivaldi mana hidrokasilapatit sama, magnesium whitlockitelebih banyak, brusit dan kalsium posfat lebih sedikit.

  • EE

    TT

    II

    OO

    4 Cara perlekatan kalkulus :

    (1 ). Perlekatan dengan bantuan pelikel organik

    (2). Penetrasi bakteri kalkulus ke sem entum

    (3). Perlekatan m ekanis ke ketidakrataan pada perm . G igi

    m isal lakuna resorpsi, karies

    (4 ). A daptasi rapat antara depresi/ lekukan pd perm ukaan

    3. Perlekatan Kalkulus ke Permukaan Gigi

    LL

    OO

    GG

    II

    (4 ). A daptasi rapat antara depresi/ lekukan pd perm ukaan

    dalam kalkulus ke penonjolan pd perm ukaan senetm yg

    m asih utuh (tdk terganggu)

    K alkulus yg tertanam dalam sem entum : kalkulosem entum

  • EE

    TT

    II

    OO

    - Kalkulus melekat ke plak dental termineralisasi Plak

    Lunak menjadi keras o.k. Pengendapan garam mineral pdhari 1 14 dari pembentukan plak.

    - Kalsifikasi berlangsung 4 8 jam mencakup

    pengikatan ion-ion kalsium ke senyawa karbohidrat protein dari matriks organik dan pengendapan kristal garam posfat.

    - Kalsifikasi terjadi sepanjang permukaan dalam plak

    4. Pembentukan Kalkulus

    LL

    OO

    GG

    II

    - Kalsifikasi terjadi sepanjang permukaan dalam plak supragingival yg berbatasan dgn gigi membentuk fokus-fokus terpisah fokus membesar, menyatu membentuk

    massa kalkulus padat, bakteri berfilamen bertambah, perubahan basofil menjadi eusionofil.

    - Kalkulus dibentuk lapis demi lapis, setiap lapis dipisahkan oleh kutikula tipis yang tertanam dlm kalkulus dan terkalsifikasi

  • EE

    TT

    II

    OO

    Klasifikasinya :(1). Individu pembentuk kalkulus banyak(2). Individu pembentuk kalkulus sedang(3). Individu bukan pembentuk kalkulusRata-rata banyaknya kalkulus yg terbentuk per

    5. Laju Pembentukan dan Penumpukan Kalkulus

    LL

    OO

    GG

    II

    Rata-rata banyaknya kalkulus yg terbentuk per harinya pd individu pembentuk kalkulus : 0,10% -0,15%.

  • EE

    TT

    II

    OO

    (1). Pengendapan mineral disebabkan peningkatan derajat kejenuhan ion Ca dan Posfat secara lokal, terjadi dgn cara:- Peningkatan pH saliva menyebabkan pengendapan garam kalsium posfat dgn jalan menurunkan konstanta pengendapan.- Protein koloid dlm saliva mengikat ion-ion Ca dan posfat dan mempertahankan larutan yg sudah jenuh terutama dgn garam-garam Ca Posfat.

    6. Teori-Teori yg Berkaitan Dgn Mineralisasi Kalkulus

    LL

    OO

    GG

    II

    terutama dgn garam-garam Ca Posfat.- Posfatase yg dilepas oleh plak dental, sel-sel epitel yg deskuamasi atau bakteri mengendapkan Ca Posfat dgn jalan menghidrolisa Posfat organik dlm saliva yg akan meningkatkan konsenterasi ion-ion posfat bebas.

    (2). Ajen benih (seeding agent) menginduksi fokus kecil kalsifikasi yg kemudian akan membesar & menyatu membentuk massa terkalsifikasi (konsep epitaktik atau nukleasi heterogen).

  • EE

    TT

    II

    OO

    Mineralisasi plak dimulai ekstraseluler sekeliling baktri gram (+) atau negatif maupun intraseluler

    Bakteri yg berperan : Organisme berfilamen, difteroid, spesies Bacterionema, Veilonella memiliki kemampuan membentuk kristal apatit interseluler.Sebagian pakar -> Bakteri berperan aktif dalam

    7. Peranan Mikroorganisme dlm Mineralisasi Kalkulus

    LL

    OO

    GG

    II

    Sebagian pakar -> Bakteri berperan aktif dalam mineralisasi kalkulus dgn jalan membentuk posfatase, mengubah pH plak, menginduksi mineralisasi

    Sebagian lain -> kalkulus terlibat secara pasif dan terkalsifikasi bersama komponen plak lainnya

  • EE

    TT

    II

    OO

    Ada korelasi positif antara kalkulus dgn gingivitis namun tidak sebesar korelasi plak dgn gingivitis.

    Pd individu muda, kondisi periodontal terkait erat dgn penumpukan plak dibanding penumpukan kalkulus namun pd orangtua sebaliknya.

    Plak pd permukaan kalkulus merupakan iritan utama, plak terkalsifikasi di bagian dalam

    8. Signifikansi Kalkulus sebagai Faktor Etiologi

    LL

    OO

    GG

    II

    utama, plak terkalsifikasi di bagian dalam amerupakan faktor pendorong.

    Plak memulai inflamasi dari dlm saku dan saku merupakan tempat menguntungkan bagi penumpukan plak dan bakteri.

    Kalkulus merupakan faktor patogen yg signifikan dlm penyakit periodontal

  • EE

    TT

    II

    OO

    ATERI ALBA

    MM Ad. Deposit lunak, melekat, berwarna kuning atau

    putih keabu-abuan, daya lekatnya lebih rendah dibanding plak dental.

    Merupakan kumpulan mikroorganisme, sel-sel epitel deskuamasi, lekosit, campuran protein saliva dan lemak dengan sedikit atau tanpa partikel makanan,

    LL

    OO

    GG

    II

    lemak dengan sedikit atau tanpa partikel makanan, tidak punya susunan pola teratur seperti plak.

    Visibel Terbentuk cenderung pd 1/3 gingival dan gigi

    malposisi Terbentuk pd permukaan gigi yg baru dibersihkan

    dan selama tidak mengunyah makanan Efek pengiritasi berasal dari bakteri dan produknya

  • EE

    TT

    II

    OO

    EBRIS MAKANAN

    DD Dgn cepat dilarutkan ensim bakteri, tersingkirkan

    dlm waktu 5 menit setelah makan tetapi tetap ada yg tertinggal di r. Mulut.

    Pembersihan dipengaruhi aliran saliva, aksi mekanis lidah, pipi, , bibir, bentuk susunan gigi & rahang.

    Pembersihan meningkat pd waktu mengunyah LL

    OO

    GG

    II

    Pembersihan meningkat pd waktu mengunyah makanan dan pd saliva dgn viskositas rendah.

    Bedakan debris makanan dgn sisa makanan yg terperangkap di interproksimal (food impaction).

    Laju pembersihan debris makanan tergantung pada jenis makanan

  • EE

    TT

    II

    OO

    Tein DentalSS

    Ad. Deposit berpigmen pd permukaan gigi -> menimbulkan masalah estetis

    Terjadi akibat pigmentasi pelikel perkembangan (pelikel yg membalut gigi pd masa gigi erupsi) oleh bakteri kromogenik, makanan, bahan kimia.

    LL

    OO

    GG

    II

    bakteri kromogenik, makanan, bahan kimia. Bervariasi dalam hal warna, komposisi, dan

    kekuatan perlekatannya ke permukaan gigi. Macam-macam stein dental berdasarkan warna atau

    penyebab timbulnya :

  • EE

    TT

    II

    OO

    Tein coklatSS

    Pelikel yang terpigmentasi tipis, bebas bakteri, akuid, transluen

    Timbul pada individu yang tidak menyikat gigi dengan baik, atau tanpa menggunakan pasta gigi tanpa aksi pembersih yang adekuat.

    LL

    OO

    GG

    II

    tanpa aksi pembersih yang adekuat. Dijumpai pada permukaan vestibular molar maksila

    dan permukaan oral insisivus mandibula. Warna coklat timbul karena adanya tannin.

  • EE

    TT

    II

    OO

    Tein TembakauSS

    Ad. Deposit permukaan yg melekat erat, warna coklat atau hitam disertai perubahan warna substansi gigi menjadi coklat.

    Pewarnaan akibat dari produk pembakaran tar, penetrasi sari tembakau ke pit dan fisur, enamel dan

    LL

    OO

    GG

    II

    penetrasi sari tembakau ke pit dan fisur, enamel dan dentin

    Derajat pewarnaan tidak selamanya berbanding langsung dgn banyaknya konsumsi tembakau tergantung pd pelikel akuid.

  • EE

    TT

    II

    OO

    Tein HitamSS

    Ad. Stein berupa garis hitam tipis pd permukaan vestibular, oral dari gigi dekat tepi ggv, sebagai daerah difus pd permukaan proksimal.

    Melekat erat ke permukaan gigi dan cenderung timbul kembali setelah disingkirkanLebih sering pd wanita

    LL

    OO

    GG

    II

    Lebih sering pd wanita Timbul pd individu dgn higiena oral baik Sering dikaitkan dgn bakteri kromogenik,. Penyebab

    : bakteri batang gram (+), Actinomyces, Prevotella melaninogenicus.

  • EE

    TT

    II

    OO

    Tein HijauSS

    Ad. Stein berwarna hijau atau kuning kehijau-hijauan Kadang-kadang cukup tebal, sering dijumpai pd anak-

    anak Diduga akibat sisa stein dari kutikula enamel

    Pewarnaan disebabkan bakteri dan jamur fluorosensi LL

    OO

    GG

    II

    Pewarnaan disebabkan bakteri dan jamur fluorosensi seperti Penicillicum dan Aspergilus.

    Biasa terjadi pd gingival permukaan vestibular gigi anterior maksila, sering dijumpai pd anak laki-laki (65%) dibanding anak perempuan (43%).

  • EE

    TT

    II

    OO

    Tein OranyeSS

    Lebih jarang dijumpai dibanding stein hijau dan coklat

    Bisa terjadi baik pd perm. Vestibular maupun oral gigi anteriorDiduga penyebabnya bakteri kromogenik Serratia

    LL

    OO

    GG

    II

    Diduga penyebabnya bakteri kromogenik Serratia marcescens dan Flavobacterium lutescens.

  • EE

    TT

    II

    OO

    Tein LogamSS Ad. Disebabkan oleh logam dan garam-garam logam

    yg masuk ke r. Mulut karena debu mengandung logam terhisap oleh buruh industri atau melalui obat-obatan secara oral.

    Berkaitan dgn pelikel di perm. Gigi dan menimbulkan stein permukaan atau penetrasi ke substansi gigi

    LL

    OO

    GG

    II

    stein permukaan atau penetrasi ke substansi gigi menimbulkan pewarnaan permanen.

    Debu tembaga -> stein hijau Debu besi -> stein coklat Obat-obatan mengandung besi -> deposit sulfit besi

    berwarna hitam Stein logam lain mis. Mangan -> warna hitam , air

    raksa -> hitam kehijau-hijauan, nikel -> hijau, perak -> hitam

  • EE

    TT

    II

    OO

    Tein Klorheksidin

    SS Ad. Stein yg timbul akibat pemakaian obat kumur

    klorheksidin dalam jangka waktu lama. Klorheksidin retensi di r. Mulut karena afinitasnya thd

    sulfat dan grup asam seperti pd kandungan plak, lesi karies, pelikel, dinding sel bakteri.

    Retensi klorheksidin tergantung pd konsentrasi & lama

    LL

    OO

    GG

    II

    Retensi klorheksidin tergantung pd konsentrasi & lama pemakaian.

    Stein klorheksidin : warna coklat kekuning-kuningan sampai kecoklat-coklatan di r. Mulut

    Pewarnaan terjadi pd daerah serviks dan interproksimal gigi asli, restorasi, plak dan permukaan lidah.

    Pewarnaan pd enamel & dentin tdk permanen karena dpt dibersihkan dgn penyikatan atau profilaksis

  • TTEE

    RRIIMM

    AAKK

    AAMM

    AAKK

    AA

    SSIIHH