Etiologi Flu Burung

2
Etiologi Pada umumnya virus influenza memiliki hospes (inang) yang spesifik (specific host). Hal ini berarti bahwa virus yang menginfeksi burung tidak akan menginfeksi manusia dan sebaliknya. Namun perlu diketahui bahwa virus influenza mudah mengalami perubahan sebagai akibat mutasi gen. Perubahan sifat pada virus influenza dapat berupa “antigenic shift”, yaitu perubahan sebagai akibat akumulasi mutasi pada genomnya. Bisa juga berupa “antigenic drift”, yaitu persilangan genom antara virus influenza tipe yang berbeda. Virus H5N1 merupakan contoh virus hasil perubahan“antigenic drift”, yaitu persilangan antara genom virus penginfeksi burung dengan virus penginfeksi manusia, sehingga H5N1 b bisa menyerang burung maupun mamalia, termasuk manusia. Babi bisa bertindak sebagai perantara (mixing vessel) antara virus dari jenis yang berbeda ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa passage virus Flu Burung (AI) pada babi menghasilkan virus influenza yamg mirip dengan influenza pada manusia. Hal ini berarti bahwa babi memegang peran penting sebagai media perubahan “antigenic drift”. Virus influenza tipe A terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidse (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtype flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9. Virus influenza terdiri dari tiga tipe, yaitu: A, B, dan C. Virus influenza tipe B dan C dapat menyebabkan gejala penyakit yang ringan pada manusia dan biasanya tidak fatal. Virus penyebab Flu Burung di Indonesia adalah Virus Influenza A subtipe H5N1. Virus Influenza A subtipe H5N1 adalah salah satu virus tipe A yang dikenal sebagai virus influenza unggas yang sangat patogen (Highly Pathogenic Avian Influenza - HPAI). Proses penyebaran flu burung belum sepenuhnya dipahami. Bebek dan angsa yang merupakan ordo Anseriformes serta flu burung camar dan burung laut dari ordo Charadriiformes adalah pembawa (carrier) virus influenza A subtipe H5 dan H7. Virus yang dibawa oleh unggas ini umumnya kurang ganas (LPAIV). Unggas air liar ini juga menjadi reservoir alami untuk semua virus influenza. Diperkirakan penyebaran virus flu burung karena adanya migrasi dari unggas liar tersebut. Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtype A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 o dan lebih dari 30 hari pada suhu 0 o C. di dalam

description

FB

Transcript of Etiologi Flu Burung

EtiologiPada umumnya virus influenza memiliki hospes (inang) yang spesifik (specific host). Hal ini berarti bahwa virus yang menginfeksi burung tidak akan menginfeksi manusia dan sebaliknya. Namun perlu diketahui bahwa virus influenza mudah mengalami perubahan sebagai akibat mutasi gen. Perubahan sifat pada virus influenza dapat berupa antigenic shift, yaitu perubahan sebagai akibat akumulasi mutasi pada genomnya. Bisa juga berupa antigenic drift, yaitu persilangan genom antara virus influenza tipe yang berbeda. Virus H5N1 merupakan contoh virus hasil perubahanantigenic drift, yaitu persilangan antara genom virus penginfeksi burung dengan virus penginfeksi manusia, sehingga H5N1 b bisa menyerang burung maupun mamalia, termasuk manusia. Babi bisa bertindak sebagai perantara (mixing vessel) antara virus dari jenis yang berbeda ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa passage virus Flu Burung (AI) pada babi menghasilkan virus influenza yamg mirip dengan influenza pada manusia. Hal ini berarti bahwa babi memegang peran penting sebagai media perubahan antigenic drift.Virus influenza tipe A terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidse (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtype flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9. Virus influenza terdiri dari tiga tipe, yaitu: A, B, dan C. Virus influenza tipe B dan C dapat menyebabkan gejala penyakit yang ringan pada manusia dan biasanya tidak fatal.Virus penyebab Flu Burung di Indonesia adalah Virus Influenza A subtipe H5N1. Virus Influenza A subtipe H5N1 adalah salah satu virus tipe A yang dikenal sebagai virus influenza unggas yang sangat patogen (Highly Pathogenic Avian Influenza - HPAI). Proses penyebaran flu burung belum sepenuhnya dipahami. Bebek dan angsa yang merupakan ordo Anseriformes serta flu burung camar dan burung laut dari ordo Charadriiformes adalah pembawa (carrier) virus influenza A subtipe H5 dan H7. Virus yang dibawa oleh unggas ini umumnya kurang ganas (LPAIV). Unggas air liar ini juga menjadi reservoir alami untuk semua virus influenza. Diperkirakan penyebaran virus flu burung karena adanya migrasi dari unggas liar tersebut.

Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtype A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22o dan lebih dari 30 hari pada suhu 0oC. di dalam tinja ungags dan dalam tubuh ungags yang sakit virus influenza dapat hidup lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60oC selama 40 menit, 56oC selama 3 jam dan pemanasan 80oC selama 1 menit. Virus akan mati dengan deterjen, desinfektan, misalnya formalin, serta cairan yang mengandung iodine atau alcohol 70%.

Rini Savitri Daulay, Avian Influenza, 2008, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Nurul Aini, UnimusDirektorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Parmaceuthical Care Untuk Pasien Flu Burung, 2007 Departemen KesehatanInternational SOS, Panduan Lengkap Mencegah & Menghadapi Wabah Flu Burung, 2007