Etiologi dan faktor risiko SKA.doc

8
A. Etiologi dan faktor risiko Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab angina pektoris tidak stabil / non ST elevasi miokard infark yang paling sering ditemukan. Aterosklerosis menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria, sehingga secara progresif mempersempit lumen pembuluh darah. Bila lumen menyempit maka resistensi terhadap aliran darah akan meningkat dan membahayakan aliran darah miokardium. Bila ini diikuti perubahan pembuluh darah yang mengurangi kemampuan pembuluh untuk melebar. Dengan demikian keseimbangan antara penyediaan dan kebutuhan oksigen menjadi tidak stabil sehingga membahayakan miokardium yang terletak di sebelah distal dari daerah lesi. 1. Brown Carol T. Penyakit Aterosklerotik Koroner. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, 6th ed. Jakarta: EGC, 2006. P : 576-612. 1

Transcript of Etiologi dan faktor risiko SKA.doc

Page 1: Etiologi dan faktor risiko SKA.doc

A. Etiologi dan faktor risiko

Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab angina

pektoris tidak stabil / non ST elevasi miokard infark yang paling sering

ditemukan. Aterosklerosis menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan

fibrosa dalam arteri koronaria, sehingga secara progresif mempersempit

lumen pembuluh darah. Bila lumen menyempit maka resistensi terhadap

aliran darah akan meningkat dan membahayakan aliran darah miokardium.

Bila ini diikuti perubahan pembuluh darah yang mengurangi kemampuan

pembuluh untuk melebar. Dengan demikian keseimbangan antara

penyediaan dan kebutuhan oksigen menjadi tidak stabil sehingga

membahayakan miokardium yang terletak di sebelah distal dari daerah

lesi.

1. Brown Carol T. Penyakit Aterosklerotik Koroner. Patofisiologi : Konsep Klinis

Proses-proses Penyakit, 6th ed. Jakarta: EGC, 2006. P : 576-612.

Adapun yang menjadi faktor risiko dari penyakit aterosklerotik

koroner :

Faktor risiko yang tidak dapat diubah :

- Usia (laki-laki ≥45 tahun; perempuan ≥55 tahun atau menopause

prematur tanpa terapi penggantian estrogen)

- Riwayat CAD pada keluarga (MI pada ayah atau saudara laki-laki

sebelum berusia 55 tahun atau pada ibu atau saudara perempuan

sebelum berusia 65 tahun)

Faktor risiko yang dapat diubah

1

Page 2: Etiologi dan faktor risiko SKA.doc

- Hiperlipidemia (LDL-C): batas atas, 130-159 mg/dL; tinggi ≥160

mg/dL

- HDL-C rendah: <40mg/dL

- Hipertensi (≥140/90 mmHG atau pada obat antihipertensi)

- Merokok sigaret

- Diabetes melitus (bergantung-insulin atau tidak bergantung-

insulin)

- Obesitas, terutama abdominal

- Ketidakaktifan fisik

- Hiperhomosisteinemia (≥16 µmol/L)

1. Harun S, Alwi Idrus. Infark Miokard Akut Tanpa Elevasi ST. Ilmu Penyakit

Dalam, 4th ed. Jakarta : Internal Publishing, Juni 2006. P : 1641-47.

2. Gray Huon H, Dawkins Keith D, Morgan John M, Simpson IAIN A. Lecture

Notes Kardiologi, 4th ed. Jakarta : Erlangga. 2005

Faktor risiko negatif : HDL-C tinggi

Terdapat beberapa metoda pendekatan untuk stratifikasi risiko,

salah satunya adalah skor risiko TIMI. Skor risiko merupakan suatu

metoda sederhana dan sesuai untuk stratifikasi risiko, dan angka faktor

risiko bebas pada presentasi kemudian ditetapkan. Insiden keluaran yang

buruk pada 14 hari berkisar antara 5% dengan skor risiko 0-1, sampai 41%

dengan skor risiko 6-7.

Tabel 1. Skor Risiko TIMI untuk UA/NSTEMI

2

Page 3: Etiologi dan faktor risiko SKA.doc

- Usia ≥ 65 tahun

- ≥ tiga faktor risiko PJK

- Stenosis sebelumnya ≥ 50%

- Deviasi ST

- ≥ 2 kejadian angina ≤ 24 jam

- Aspirin dalam tujuh hari terakhir

- Peningkatan petanda jantung

3. PUSLITBANG Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, DEPKES RI. Faktor Determinan Gejala Angina Pektoris pada

Masyarakat yang Belum Pernah Terdiagnosis Penyakit Jantung. Majalah

Kedokteran Indonesia, Vol. 59, No. 11, November 2009. P : 519.

4. Harun S, Alwi Idrus. Infark Miokard Akut Tanpa Elevasi ST. Ilmu Penyakit

Dalam, 4th ed. Jakarta : Internal Publishing, Juni 2006. P : 1641-47.

3

Page 4: Etiologi dan faktor risiko SKA.doc

Daftar Pustaka

5. R.A. Nawawi, Fitriani, B. Rusli, Hardjoeno. Nilai troponin T penderita sindrom

koroner akut. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory,

Vol. 12, No. 3, Juli 2006: 123-126.

6. Trisnohadi Hanafi B. Angina Pektoris Tak Stabil. Ilmu Penyakit Dalam, 4th ed.

Jakarta: Internal Publishing, Juni 2006. P : 1621-25.

7. PUSLITBANG Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, DEPKES RI. Faktor Determinan Gejala Angina Pektoris pada

Masyarakat yang Belum Pernah Terdiagnosis Penyakit Jantung. Majalah

Kedokteran Indonesia, Vol. 59, No. 11, November 2009. P : 519.

8. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia - 2007. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008. P : 277.

9. Harun S, Alwi Idrus. Infark Miokard Akut Tanpa Elevasi ST. Ilmu Penyakit

Dalam, 4th ed. Jakarta : Internal Publishing, Juni 2006. P : 1641-47.

10. Gray Huon H, Dawkins Keith D, Morgan John M, Simpson IAIN A. Lecture

Notes Kardiologi, 4th ed. Jakarta : Erlangga. 2005.

11. Brown Carol T. Penyakit Aterosklerotik Koroner. Patofisiologi : Konsep Klinis

Proses-proses Penyakit, 6th ed. Jakarta: EGC, 2006. P : 576-612.

12. Mega Jesica L, Hochman Judith S, Scirica Benjamin M, Murphy Sabina A, Sloan

Sarah, McCabe Carolyn H, et al. Clinical Features and Outcomes of Women With

Unstable Ischemic Heart Disease : Observations From Metabolic Efficiency With

Ranolazine for Less Ischemia in Non-ST-Elevation Acute Coronary Syndromes-

Thrombolysis in Myocardial Infarction 36 (MERLIN-TIMI 36). Journal of the

American Heart Association. 2010.

13. Suyatna F.D. Antiangina. Farmakologi dan Terapi, 5th ed. Jakarta: Balai

Penertbit FKUI. 2009. P : 361-372.

4

Page 5: Etiologi dan faktor risiko SKA.doc

14. Moningka Boetje H. Ringkasan Farmakologi. Manado : Bagian

Farmakologi dan Terapi FK UNSRAT. 2009.

15. Lanza G.A, Crea Filipo. Primary Coronary Microvascular Dysfunction

Clinical Presentation, Pathophysiology, and Management. Journal of the

American Heart Association. 2010.

16. Dharma Surya. Sistematika Interprestasi EKG Pedoman Praktis. Jakarta :

EGC. 2010.

17. Anonymous. Acute Coronary Syndrome. Wikipedia. Available from: URL:

http://en.wikipedia.org/wiki/Acute_coronary_syndrome.

18. Anonymous. Angina Pektoris. Wikipedia. Available from: URL:

http://id.wikipedia.org/wiki/Angina_pektoris

19. Anonymous. TIMI Risk Factor for UA/NSTEMI. Available from: URL:

http://www.mdcalc.com/timi-risk-score-for-uanstemi

20. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Ilmu Penyakit Dalam, 4th ed. Jakarta:

Internal Publishing, Juni 2006.

21. Samuel LM, Heryanto, Hasan S, Kusnadi O. Pola sindroma koroner akut di unit

perawatan intensif RS Immanuel Bandung. Acta Medica Indonesiana. 2003; 35

(2) : 676-81.

22. Heller R.F, Powell H, O’Connell R.L, D’Este K, Lim L.L. Trends in Hospital

Management of Unstable Angina. Journal of Epidemiol Community Helath. 2001

; 55. P :483-486.

23. Wiviott S.D, Cannon C.P, Morrow D.A, Murphy S.A, Gibson C.M, McCabe C.

H, et al. Differential Expression of Cardiac Biomarkers by Gender in Patiens

With Unstable Angina/Non – ST – Elevation Myocardial Infarction. Journal of

the American Heart Association. 2004.

5

Page 6: Etiologi dan faktor risiko SKA.doc

24. Abu-Assi E, Gracía-Acuña J.M, Ferreira-González I, Peña-Gil C, Gayoso-

Diz P, González-Juanatey J.M. Evaluatingthe Performance of the Can

Rapid Risk Stratification of Unstable Angina Patiens Suppress Adverse

Outcomes With Early Implementation of the ACC/AHA Guidelines

(CRUSADE) Bleeding Score in a Countemporary Spanish Cohort of

Patiens With Non – ST – Segment Elevation Acute Myocardial Infarction.

Journal of the American Heart Association. 2010

6