Etika.docx

18
A. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Sejak zaman dahulu umat manusia selalu berusaha untuk menciptakan ajaran-ajaran kebajikan yang ideal. Berbagai pandangan mengenai konsep baik dan buruk bermunculan, akan tetapi hingga sekarang konsep kebajikan yang dapat berlaku di semua sisi kehidupan yang dapat menyesuaikan dengan waktu (zaman), perbedaan baik jasmani maupun rohani dan juga persoalan tujuan hidup bagi manusia dan alam, sekiranya belum dapat terselesaikan. Sebuah bentuk usaha manusia untuk menemukan serta menguak kebajikan sejati tercermin kepadan konsep-konsep filsafati. Berdasarkan pengertiannya secara etimologi, kita mengetahui bahwa filsafat akan menitik beratkan segala pengetahuan yang telah didapat kearah pengelolaan diri manusia menuju pada kebijaksanaan yang didasari pada pertimbangan baik dan buruk. Oleh karena itu etika yang mempunyai tugas untuk mengarahkan manusia kepada kehidupan berkualitas, telah menjadi salah satu disiplin pokok Filsafat. Etika sendiri seagaimana asalnya. Berasal dari bahasa Yunani kuno.yaitu ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak artinya adalah adat kebiasaan (Bertens). Telah mempunyai sejarah yang panjang. Akan tetapi sejarah yang panjang 1

description

f

Transcript of Etika.docx

A. PENDAHULUANa. Latar BelakangSejak zaman dahulu umat manusia selalu berusaha untuk menciptakan ajaran-ajaran kebajikan yang ideal. Berbagai pandangan mengenai konsep baik dan buruk bermunculan, akan tetapi hingga sekarang konsep kebajikan yang dapat berlaku di semua sisi kehidupan yang dapat menyesuaikan dengan waktu (zaman), perbedaan baik jasmani maupun rohani dan juga persoalan tujuan hidup bagi manusia dan alam, sekiranya belum dapat terselesaikan. Sebuah bentuk usaha manusia untuk menemukan serta menguak kebajikan sejati tercermin kepadan konsep-konsep filsafati. Berdasarkan pengertiannya secara etimologi, kita mengetahui bahwa filsafat akan menitik beratkan segala pengetahuan yang telah didapat kearah pengelolaan diri manusia menuju pada kebijaksanaan yang didasari pada pertimbangan baik dan buruk. Oleh karena itu etika yang mempunyai tugas untuk mengarahkan manusia kepada kehidupan berkualitas, telah menjadi salah satu disiplin pokok Filsafat.Etika sendiri seagaimana asalnya. Berasal dari bahasa Yunani kuno.yaitu ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak artinya adalah adat kebiasaan (Bertens). Telah mempunyai sejarah yang panjang. Akan tetapi sejarah yang panjang tidak menjamin perkembangan yang mulus untuk mencapai posisi Etikasaat ini, terbukti dengan beraneka ragamnya pandangan para filsuf. Etika membatasi dirinya dari disiplin ilmu lain dengan pertanyaan apa itu moral? Ini merupakan bagian terpenting dari pertanyaan-pertanyaan seputar etika. Tetapi di samping itu tugas utamanya ialah menyelidiki apa yang harus dilakukan manusia. Semua cabang filsafat berbicara tentang yang ada, sedangkan filsafat etika membahas yang harus dilakukan.(Bertens, 27)Berbagai bentuk argumen para Filsuf telah mewarnai berbagai persoalan-persoalan etika. Tentu saja bukan hanya pertanyaan dari bentuk perbedaan antara baik dan buruk, namun lebiih kepada pandangan untuk mengenal kehidupan yang ideal. Berikut ini akan terpeparkan bagaimana beragamnya pengertian, teori, serta pandangan para filsuf.b. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud etika ?2. Apa orientasi ajaran etika ?3. Apa fungsi ajaran etika bagi manusia ?

B. PEMBAHASANa. Pengertian Etika Etika adalah studi tentang konsep-konsep yang terlibat dalam penalaran praktis: baik, benar, tugas, kewajiban, kebajikan, kebebasan, rasionalitas (kamus Fildafat Oxford ). Berdasarkan pengertian tersebut maka etika tergolong dalam filsafat praktis kareena konsep-konsep yang terdapat didalamnya meliputi nilai-nilai yang dapat dirasakan dan secara langsung mempengaruhi pandangan kita mengenai kehidupan.Berdasarkan tiga persoalan filsafat yang utama, yaitu persoalan tentang keberadaan, persoalan tentang pengetahuan, persoalan tentang nilai-nilai. Maka cabang filsafat yang membahas Etika adalah persoalan nilai-nilai (value). Nilai-nilai dibedakan mejadi dua, nilai kebaikan tingkah laku dan nilai keindahan. Nilai kebaikan tingkah laku ini yang berkaitan denngan etika, sedangkan nilai keindahan bersangkutan dengan cabang filsafat, yaitu estetika.Beberapa Definisi Etika Menurut Para Ahli : Pengertian Etika Menurut K. Bertens: Etika adalah nilai-nila dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Pengertian Etika Menurut W. J. S. Poerwadarminto: Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Pengertian Etika Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno: Etika adalah ilmu yang mencari orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan pada tindakan manusia. Pengertian Etika Menurut Ramali dan Pamuncak: Etika adalah pengetahuan tentang prilaku yang benar dalam satu profesi. Pengertian Etika Menurut H. A. Mustafa: Etika adalah ilmu yang menyelidiki, mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.Beberapa penjelasan etika menurut para ahli : Drs. Surajiyo dalam bukunya, Filsafat Illmu dan Perkembangannya di Indonesia (suatu pengantar), menjelaskan : Etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik-burukDengan belajar etika diharapkan dapat membedakan istilah yang sering muncul seperti etika, norma dan moral. Di samping itu, dapat mengetahui dan memahami tingkah laku apa yang baik menurut teori-teori tertentu, dan sikap yang baik sesuatu dengan kaidah-kaidah etika. Jadi objek material etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia. Perbuatan yang dilakukan secara sadar dan bebas. Objek formal etika adalah kebaikan atau keburukan atau bermoral dan tidak bermoral dari tingkah laku tersebut.Berbagai persoalan dalam etika diantaranya adalah apa yang dimaksud baik atau buruk secara moral? Apa syarat-syarat sesuatu dikatakan sesuatu perbuatan dikatakan baik secara moral ? bagaimanakah peranan hati dalam setiap perbuatan manusia ? Louis O. Kattsoff dalam bukunya Pengantar Filsafat dengan Alih bahasa Soerjono Soemargono pada halaman 341 mengungkapkan: Etika merupakan Cabang aksiologi yang pada pokoknya membicarakan masalah predikat-predikat nilai betul (right) dan salah (wrong) dalam arti susila (moral) dan tidak susila (immoral).Sebagai pokok bahasan yang khusus, etika membicarakan sifat-sifat yang menyebabkan orang dapat disebut susila atau bajik. Kualitas-kualitas dan atribut-atribut ini dinamakan kebajikan-kebajikan (virtues), yang dilawankan dengan kejahatan-kejatahatan (vices), yang berarti sifat-sifat yang menunjukkan bahwa orang mempunyainya dikatakan sebagai orang yang tidak susila.KESUSILAAN DAN KETIDAKSUSILAAN. Sesungguhnya kesusilaan, serta ketidaksusilaan bukan sekedar bersangkutan dengan kelakuan di bidang seks. Jika seorang dikatakan tidak susila tidaklah selalu berarti dibidang seks. Orang yang mencuri, yang tidak adil, atau yang kejam, juga dapat dipandang sebagai orang yang tidak susila. Tidaklah mengejutkan bila kita sadari bahwa masalah-masalah yang paling hakiki dalam kehidupan manisia ini masih jauh daru terselesaikan, meskipun masalh-masalah tersebut paling umum terjadi dan paling menarik ? banyak diantara kepustakaan kita berkisar di di sekitar sengketa-sengketa dibidang kesusilaan. Kehidupan kita sendiri acap kali berkisar disekitar masalah-masalah kesusilaan, meskipun mungkin tidak begitu mengganggu. Memang banyak kemajuan telah dicapai dalam hal keinsyafan kita mengenai hakekat masalah-masalah tersebut, namun seperti halnya menyangkut penyakit-penyakit ragawi tertentu, belum terdapat resep-resep penyembuhan terakhir.Masalah-masalah Etika. Penggambaran tiga macam prinsip yang menjadi landasan seseorang untuk mengambil keputusan. prinsip-prinsip tersebut menyingkap masalh pokok dalam etika: (1) prinsip-prinsip apakah yang dipakai sebagai dasar untuk membuat tanggapan kesusilaan ? (2) perbuatan-perbuatan apakah yang dikatakan betul, artinya yang dapat dibenarkan dari segi kesusilaan ? (3) makna apakah yang dikandung oleh kata seharusnya dan apakah yang merupakan sumber wajib (obligation) tersebut ? (4) apakah tangapan-tangapan kesusilaan dapat diverivikasikan, dan jika dapat bagaimanakah carnya ? (5) Makna apakah yang dikandung oleh predikat-predikat nilai ?b. Macam/model Etika1. Etika DeskriptifMelukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, msalnya adat kebiasaan, anggapam-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperboehkan. Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat para individu-individu tertentu, dalam kebudayaan atau subkultur tertentu, dalam suatu peride sejarah dan sebagainya. Karena etika deskriptif hanya melukiskan, ia tidak memberi penilaian. Misalnya ia melukiskan adat mengayau kepala yang ditemukan dalam masyarakat yang disebut primitif, tapi ia tidak mengatkan bahwa adat semacam itu dapat diterima atau harus ditolak.2. Etika normatifBertujuan merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam praktik. dalam bukunya tersebut dijelaskan bahwa etika normatif itu meliputi tiga macam etika, yaitu Etika Keutamaan, Etika Deontologis, dan Etika Teleologis .3. Etika keutamaan, Mengutamakan karakter moral pada setiap individu, baik buruk yang bertindak secara moral pada saat itu tetapi pada orang yang berkepribadian baik secara moral. Kita mengatakan, bahwa seseorang adalah orang baik, adil, jujur, dan sebagainya, atau sebaliknya, orang itu jahat, tidak adil, tidak jujur, dan sebagainya. Kita mengatakan, misalnya, bahwa orang tertentu tidak dapat dipercaya karena sering berbohong. Di sini kita menunjuk bukan kepada prinsip atau norma, melainkan kepada sifat watak atau akhlak yang dimiliki orang itu atau justru tidak dimilikinya. Kita berbicara tentang bobot moral baik buruknya orang itu sendiri dan bukan bobot moral dari salah satu perbuatannya.Etika keutamaan mempunyai orientasi pada manusia itu sendiri dan bukan pada perbuatannya. Etika ini mempelajari keutamaan (virtue), artinya sifat watak manusia yang dimiliki. Etika keutamaan mengarahkan fokus perhatiannya pada being manusia, What kind of person i should be?4. Etika Deontologis Memfokuskan pada suatu tindakan itu baik atau tidak bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri. Menekankan pada motivasi manusia untuk berkemauan baik dan memiliki watak yang kuat untuk melakukan kewajiban. Baik jika memang baik maka boleh dilakukan. Buruk adalah buruk maka manusia tidak boleh melakukan. Baik atau buruk dinilai saat manusia melakukan (Sony Keraf, 1991:26).5. Etika Deontologi Mempelajari prinsip-prinsip dan aturan-aturan moral yang berlaku untuk perbuatan kita. Etika ini menunjukan norma-norma dan prinsip-prinsip mana yang perlu diterapkan dalam hidup moral kita. Jika terjadi konflik antara dua prinsip moral yang tidak dapat dipenuhi sekaligus, etika ini mencoba mencoba menentuka yang mana yang harus lebih diprioritaskan. Etika deontologi menyelidiki apakah perbuatan kita baik atau tidak, sehingga etika ini menekankan pada doing manusia. Etika deontologi ingin menjawab pertanyaan what shlould i do?, apa yang harus saya lakukan?.6. Etika Teleologi yaitu baik atau buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan dari tindakan itu. Suatu tindakan dinilai baik jika tindakan itu baik, begitu sebaliknya (Sony Keraf, 1991:30).7. MetaetikaMenunjukkan bahwa yang dibahas bukanlah moralitas secara langsung melainkan ucapan-ucapan kita dibidang moralitas. Metaetika seolah-olah bergerak pada taraf lebih tinggi daripada perilaku etis, yaitu pada taraf bahasa etis atau bahas yang kita gunakan dibidang moral.

c. Pandangan FilsufBerikut pandangan atau teori singkat beberapa filsuf berdasarkan buku 13 teori Etika karangan Franz Magnis-Suseno :

1. PlatoUntuk memahami pikiran Plato tentang kehidupan yang baik, kita harus memahami bagaimana Plaro mengerti realitas. Pengertian ini teerungkap dalam ajarannya tentang idea-idea. Untuk memahami idea itu, kita dapat mempergunakan sebuah perumpamaan yang kita temukan dalam buku ketujuh Politea, yaitu perumpamaan tentang gua.Menurut Plato orang itu baik apabila ia DIKUASAI oleh AKAL BUDI, buruk apabila ia dikuasaioleh keinginan dan hawa nafsu. Mengapa demikian ? karena selama kita dikuasai oleh nafsu dan emosi, kita dikuasai oleh sesuatu yang diluar kita. Kita tidak memilki diri kita melainkan menjadi objek dorongan-dorongan irasional dalam diri kita. Oleh karena itu apabila kira ingin mencapau suatu hidup yang baik, yang tenang, bersatu, terasa bernilai, hal pertama yang perlu kita usahakan adalah membebaskan diri dari kekuasaan irasional bahwa nafsu dan emosi serta mengarahkan diri menurut akal budi. Apabila kita sudah terarah kepada tatanan alam idea, kita ikut dalam keterarahan alam idea sendiri. Seperti alam inderawi terarah kepada alam idea-idea , begitupula alam idea-idea terarah kepada IDEA YANG TERTINGGI. IDEA YANG TERTINGGI itu adalah IDEA SANG BAIK. Idea tertinggi itu dalam perumpamaan tentang gua adalah matahari.Kita dapat bertanya, apa yang menarik manusia untuk keluar dari gua dan mencari kebenaran dan akhirnya Sang Baik sendiri ? menurut Plato, kekuatan itu adalah CINTA. Sang baik justru karena ia baik, adalah apa yang paling dicintai dan dirindu oleh idea-idea.Plato membedakan empat keutamaan paling utama, yaitu kebijaksanaan, keberanian, sikap tahuudiri, dan keadilan sebagai keutamaan yang mengimbangkan keutamaan-keutamaan lain serta mempersatukannya. Orang yang mengusahakan keempat keutamaan itu juga menciptakan kondisi agar rohnya dapat diangkatnya ke alam rohani. Dengan demikian, ia dapat mencapai suatu hidup yang utuh dan bernilai.

2. AristotelesMeskipun selama 20 tahun menjadi murid Plato, Aristoteles MENOLAK ajaran Plato tentang IDEA, menurut Aristoteles, ajaran Plato tentang idea-idea merupakan intrepertasi salah terhadap kenyataan bahwa manusia dapat membentuk konsep-konsep universal tentang hal-hal empiiris.Seperti seluruuh etika Yunani, begitu pula etika Aristoteles mempertanyakan HIDUP YANG BAIK (euzen): bagaimana manusia mencapai hidup yang baik atau yang sebaik mungkin ? apakah hidup yang baik bagi manusia itu ? Aristoteles menjawab bahwa hidup manusia akan semakin bermutu semakin ia mencapai apa yang menjadi tujuannya. Karena dengan mencapai tujuan hidupnya, manusia mencapai dirinya sepenuh-penuhnya. Dengan demikian, hidupnya mencapai mutu sepenih-penuhnya. Yang terbuka baginya. Karena itu pertanyaan inti Aristoteles adalah tentang apa yang merupakan TUJUAN MANUSIA.Ada dua macam tujuan, ada yang dicari demi tujuan lebih jauh, dan ada yang dicari demi dirinya sendiri. Pa yang kita ari demi dirinya sendiri ? Bersama seluruh filsafat Yunani Aristoteles menjawab: itulah eudaimonia,KEBAHAGIAAN. Kebahgiaan merupakan tujuan akhir manusia. Ada banyak sekali pendapat yang berbeda tentang apa yang membuat manusia bahagia. Karena itu penelitian Aristoteles yang sesungguhnya mulai dari pertanyaan: cara hidup mana yang MEMBUAT kita BAHAGIA ?Menurut Aristoteles ada 3 pola hidup yang memuat kepuasan dalam dirinya.sendiri, yaituhidup yang MENCARI NIKMAT, hidup praktis atau politis. Dan hidup sebagai seorang filsuf, HIDUP KONTEMPLATIF.Anggapan pertama dalam filsafat disebut HEDONISME. Sejak zaman Yunani ada filsuf-filsuf yang mempermaklumkan salah satu bentuk hedonisme. Salah satu kehebatan etika Aristoteles adalah bahwaia bukan hanya menyangkal kebenaran anggapan bahwa PENCARIAN NIKMAT merupakan tujuan hidup manusia, melainkan juga merumuskan argumentasi yang pada hakikanya sekarang pun masih meyakinkan. Alasan utama yang dikemukakan Aristoteles adalah bahwa perasaan nikmat tidak khas manusiawi. Orang yang hanya menari nikmat sama derjatnya dengan binatang. Namun, karena manusia memang bukan binatang, hidup sebagai binatang tidak mungkin membahagiaakan.Ini suatu penentuan yang sangat penting, manusia menjadi bahagia bukan dengan cara pasif menikmati sesuatu, bukan asal semua hal yang barangkali diinginkan tersedia, melainkan dalam bertindak. Dengan bertindak ia menjadi nyata. Hanya lewat perbuatan manusia menyatakan diri, menjadikan diri real. Apakah kegiatan khas manusia ? menurut Aristoteles, kekhasan manusia yang membedakan nya dari binatang terletak dalam akal budinya, dalam kerohaniannya. Karena itu kegiatan khas yang manusiawi adalh kegiatan yang melibatkan bagian jiwa yang berakal budi. Kegiatan itu terlaksana dalam dua pola kehidupan lain yang tadi disebutkan: dalam kehidupan politis dan dalam kontemplasi filosofis, atau dengan singkat; melalui PRAXIS dan THEORIA, Praxis, kehidupan etis yang terwujud melalui pertisipasi dalam kehidupan masyarakat, merealisasikan semua bagian jiwa manusia, termasuk yang rohani. Adapun theoria mengangkat jiwa manusia kepada hal-hal ilahi; ia adalah murni kegiatan akal budi.

3. EpikurosZaman Epikuros adalah permulaan Helenisme. Sekitartahun 300 SM, Epikurosmendirikansebuahsekolahfilsafat di Athena yang, dengannamaEpikurianisme, akanmenjadisalahsatualiranbesarfilsafatYunanipasca-Aristoteles.Manusia yang bebasdariancamantakhyuldan agama sertadariketakutanterhadapkematianitulaludituntununtukmencarikebahagiaan.Kebahagiaan, danintiajaran moral Epikuros, terdiridalamnikmat.Bagi, Epikuros, yang baikadalah yang menghasilkannikmat, dan yang burukadalahapa yang menghasilkanperasaantidakenak.Akan tetapi, nimatituharusmengertibetul.KaumEpikurosbukanhedonissepertiAristipp.Bagimereka, kenikmatanlebihbersifatrohanidanluhurdaripadajasmani.Tidaksembarangkeinginanperludipenuhi.Epikurosmembedakanantarakeinginanalami yang perlu (sepertimakan), keinginanalami yang tidakperlu (sepertimakanan yang enak), dankeinginan yang sia-sia (sepertikekayaan).Hakikatnikmatterdiridariketenntramanjiwa yang tenang, yang tidakdapatdikejutkandandibingungkan, dalamataraxia, kebebasandariperasaanrisauatauterkejut.Menusiahendaknyahidupsedemikianrupasehinggatubuhnyatetapsehatdanjiwadalamkeadaantenang.Karenaitu, iaterutamaharusmenghindariapa yang menyakitkan, pengalaman-pengalaman yang tidakmengenakkan. Nikmatlebihdilihatsecara negative, sebagaikebebasandarirasa sakitdanpenderitaan (apathia), daripadasecarapositifsebagaiperasaanpuas.KarenaituEpikurossangatmenegaskankebijaksanaan (phronesis).Orang bijaksanaadalahsenimanhidup.Iapanddaimempertimbangkanapakahiamemilihnikmatatau rasa sakit.dapatsajaterjadibahwamemilihnikmatsesaatdapatmenghasilkanpenderitaankemudian, danmemilihperasaansakitsesaatmeningkatkankenikmatanjangkapanjang. Bukanperasaan-perasaannikmat yang hanyasebentarsaja yang menetukanapakahkitabahagia ,melainkannikmat yang dapatbertahanselamaseluruhkehidupan. KarenaituHedonismeEpikurosmenganjurkan agar manusiaselalumenguasaidiri. Orang bijaksanatidakakanmemperbanyakkebutuhanmelainkansebaliknyamembatasikebutuhan-kebutuhannya agar, denganmembatasidiri, dapatmenikmatikepuasan. Iaakanmenghindaritindkan yang berlebihan ,iaakanmencarikehidupan yang tenangdantentram. Untukitu ,iamemerlukanseniperhitungan (symmetresis) yang dapatmempertimbangkansegi-segipositifdan negative sehinggaiadapatmemilikiapa yang dalamrangkapanjanglebihmendekatkandiriadaataraxia, kebebasandaripersaantergangguitu. Etikaepikurosbersifatprivatistik.Yang dicariadalahkehidupanpribadi.Epikurosmenasihatkan orang untukmenarikdiridarikehidupandi depanumum. Dalamartiepikurianismeadalah individualism.Namun, ajaranEpikurostidakbersifategois.Iamengajarkanbahwaberbuatbaikseringlebihmenyenangkandaripadamenerimakebaikan. Menurutepikuros, kebahagiaanterbesarbaimanusiaadalahpersahabatan.Epikurianismetidakmencarinikmatsebanyak-banyaknya, melainkandaripenderitaanditengah-tengahdunia yang mengejutkanini.Iamemujikeutamaan-keutamaansepertikesederhanaan, tahudiri, penguasaandiri, dankegembiraandalamsemuasituasi.C. PENUTUPDari sekian banyak konsep pengertian etika maka Keimpulann yang bias kita ambil ialah Etika merupakan cabang filsafat yang membahas tentang nilai-nilai kehidupan.Oleh karena itu Sangat jelas bahwa orientasi etika terletak pada manusia sebagai objek material dan nilai kehidupan berdasarkan refleksi filsafati sebagai objek formalnya. Walaupun pandangan seorang filsuf mempunyai titik perbedaan dengan filsuf yang lainnya, akan tetapi ada keyakinan yang sangat kuat bahwa semua filsuf menekankan bahwa walaupun sama-sama merupakan makhluk hidup di dunia ini namun nilai kehidupan seorang manusia memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan hewan.DAFTAR PUSTAKA Magnis-Suseno, Franz, 13 TokohEtika, Kanisius, Yogyakarta Magnis-Suseno. Franz, EtikaDasar, 1987, Kanisius, Yoyakarta K.Bertens, Etika, 2011, GramediaPustakaUtama, Jakarta. Kattsoff. Louis O, PengantarFilsafat, Terj. SoejonoSoemargono, 2004, Tiara WacanaYogya, Yogyakarta. Surajiyo, FilsafatIlmu&perkembangan di Indonesia, 2008, BumiAksara, Jakarta.Internet : Daqoiqul, PengertianFilsafatEtika, 16 Maret 2013, Blogspot Pengertianahli, pengertian etika menurut para ahli, 16 Maret 2015, Website.1