ETIKA PROMOSI KESEHATAN

8
ETIKA PROMOSI KESEHATAN MENETAPKAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI 1. Memperkenalkan kepada masyarakat gagasan dan teknik perilaku program promosi Hygiene. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit diare melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat secara meluas. Program ini dimulai dari apa yang diketahui, diinginkan, dan dilakukan masyarakat. Perencanaan suatu program promosi hygiene untuk masyarakat dilakukan berdasarkan jawaban atau pertanyaan diatas dan atau bekerjasama dengan pihak yang terlibat untuk itu diperlukan pesan – pesan sederhana, positif, menarik yang dirancang untuk dikomunikasikan lewat sarana lokal seperti poster, leaflet. 1

description

Etika Promosi Kesehatan

Transcript of ETIKA PROMOSI KESEHATAN

Page 1: ETIKA PROMOSI KESEHATAN

ETIKA PROMOSI KESEHATAN

MENETAPKAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI

1. Memperkenalkan kepada masyarakat gagasan dan teknik perilaku

program promosi Hygiene. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

yang merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit

diare melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat

secara meluas. Program ini dimulai dari apa yang diketahui,

diinginkan, dan dilakukan masyarakat. Perencanaan suatu program

promosi hygiene untuk masyarakat dilakukan berdasarkan jawaban

atau pertanyaan diatas dan atau bekerjasama dengan pihak yang

terlibat untuk itu diperlukan pesan – pesan sederhana, positif,

menarik yang dirancang untuk dikomunikasikan lewat sarana lokal

seperti poster, leaflet.

2. Mengidentifikasikan perubahan perilaku masyarakat dalam tahap ini

akan dilakukan identifikasi perilaku beresiko melalui pengamatan

terstruktur. Sehingga dapat ditentukan cara pendekatan baru

terhadap perbaikan hygiene sehingga diharapkan anak-anak

terhindar dari lingkungan yang terkontaminasi.

3. Memotivasi perubahan perilaku masyarakat, langkah-langkah untuk

memotivikasi orang untuk mengadopsi perilaku hygiene sehingga

diharapkan dapat diterapkan.

1

Page 2: ETIKA PROMOSI KESEHATAN

4. Mencari tahu apa yang dirasakan oleh kelompok sasaran mengenai

perilaku tersebut melalui diskusi terfokus, wawancara dan melalui uji

coba perilaku.

5. Membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau melakukan

perubahan perilaku.

6. Menciptakan sebuah pesan sederhana, positif, menarik berdasarkan

apa yang disukai kelompok sasaran.

HUBUNGAN DENGAN KLIEN

Tenaga kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan klien/masyarakat.

Hal ini ditunjukkan dengan pentingnya peran tenaga kesehatan masyarakat.

Hal ini ditunjukkan dengan pentingnya peran tenaga kesehatan masyarakat

dalam merubah perilaku masyarakat menuju hidup bersih dan sehat.

Program promosi perilaku hidup bersih dan sehat yang biasa dikenal PHBS/

Promosi Hygiene merupakan pendekatan terencana untuk mencegah

penyakit menular yang lain melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh

masyarakat luas. Program ini dimulai dengan apa yang diketahui, diinginkan

dan dilakukan masyarakat setempat dan mengembangkan program

berdasarkan informasi tersebut. (Curtis, dkk, 1997: UNICEF, WHO, Bersih,

sehat dan sejahtera).

2

Page 3: ETIKA PROMOSI KESEHATAN

Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional oleh individu dan

kelompok yang mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap kesehatan

masyarakat serta memahami tentang lingkungan dan mampu melaksanakan

komunikasi, edukasi, dan menyampaikan informasi secara tepat dan benar

yang sekarang disebut dengan promosi kesehatan. Tenaga kesehatan

masyarakat diharapkan mampu mengambil bagian dalam promosi PHBS

sehingga dapat melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup

berdasarkan PHBS. Tenaga kesehatan masyarakat telah mempunyai bekal

yang cukup untuk dikembangkan dan pada waktunya disumbangkan kepada

masyarakat dimana mereka bekerja.

KEPEDULIAN DENGAN DETERMINAN SOSIAL DAN HUBUNGANNYA

DENGAN KESEHATAN

Perilaku adalah resultan antara stimulus (Faktor eksternal) dengan respons

(faktor internal),dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Perilaku

seseorang atau subjek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik

dari dalam maupun dari luar subjek. Faktor yang menentukan atau

membentuk perilaku ini disebut determinan. Dalam bidang perilaku

kesehatan ada 3 teori yang sering menjadi acuan dalam penelitian-penelitian

kesehatan, yaitu :

1. Teori Lawrence Green

3

Page 4: ETIKA PROMOSI KESEHATAN

Ada 2 determinan masalah kesehatan tersebut yaitu :

Behavioral faktor (faktor perilaku) dan non behavioral factor (faktor non

perilaku). Dan faktor tersebut ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu :

a. Faktor-faktor predisposisi, yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau

mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain

pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan. Nilai-nilai, tradisi dan

sebagainya.

b. Faktor – faktor pemungkin yaitu faktor-faktor yang memungkinkan atau

yang memfasilitasi perilaku atau tindakan.

c. Faktor-faktor penguat yaitu faktor-faktor yang mendorong atau

memperkuat terjadinya perilaku.

2. Teori Snehandu B Karr

Mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku, yaitu :

a. Adanya niat (infention) seseorang untuk bertindak sehubungan

dengan objek atau stimululus di luar dirinya.

b. Adanya dukungan dari masyarakat sekitar (social support)

4

Page 5: ETIKA PROMOSI KESEHATAN

c. Terjangkaunya informasi, yaitu tersedianya informasi yang

terkait dengan tindakan yang akan diambil oleh seseorang.

d. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk mengambil

keputusan.

e. Adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan.

3. Teori WHO

Ada 4 determinan yaitu :

a. Pemikiran dan perasaan yaitu merupakan modal awal untuk

bertindak atau berperilaku.

b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang

dipercayai.

c. Sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk

terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.

d. Sosio budaya merupakan faktor eksternal untuk membentuk

perilaku seseorang.

5