Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

58
1 KULIAH ll MINGGU KE 1 ETIKA PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 1. Panduan Etika Pegawai Direktorat Jenderal Pajak Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang mengikat Pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta dalam pergaulan hidup sehari-hari. Kode Etik bertujuan untuk : a. meningkatkan disiplin Pegawai; b. menjamin terpeliharanya tata tertib; c. menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan iklim kerja yang kondusif; d. menciptakan dan memelihara kondisi kerja serta perilaku yang profesional; dan e. meningkatkan citra dan kinerja Pegawai. Setiap Pegawai wajib mematuhi Kode Etik. Kode Etik berisi kewajiban dan larangan Pegawai dalam menjalankan tugasnya serta dalam pergaulan hidup sehari-hari. 2. Larangan Bagi Pegawai Direktorat Jenderal Pajak Setiap Pegawai dilarang : 1. bersikap diskriminatif dalam melaksanakan tugas; 2. menjadi anggota atau simpatisan aktif partai politik; 3. menyalahgunakan kewenangan jabatan baik langsung maupun tidak langsung; 4. menyalahgunakan fasilitas kantor; 5. menerima segala pemberian dalam bentuk apapun, baik langsung maupun tidak langsung, dari Wajib Pajak, sesama Pegawai, atau pihak lain, yang menyebabkan Pegawai yang menerima, patut diduga memiliki kewajiban yang berkaitan dengan jabatan atau pekerjaannya; 6. menyalahgunakan data dan atau informasi perpajakan; 7. melakukan perbuatan yang patut diduga dapat mengakibatkan gangguan, kerusakan dan atau perubahan data pada sistem informasi milik Direktorat Jenderal Pajak; 8. melakukan perbuatan tidak terpuji yang bertentangan dengan norma kesusilaan dan dapat merusak citra serta martabat Direktorat Jenderal Pajak.

Transcript of Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

Page 1: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

1

KULIAH llMINGGU KE 1

ETIKA PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

1. Panduan Etika Pegawai Direktorat Jenderal Pajak

Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang mengikat Pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta dalam pergaulan hidup sehari-hari.

Kode Etik bertujuan untuk :a. meningkatkan disiplin Pegawai;

b. menjamin terpeliharanya tata tertib;

c. menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan iklim kerja yang kondusif;

d. menciptakan dan memelihara kondisi kerja serta perilaku yang profesional; dan

e. meningkatkan citra dan kinerja Pegawai.Setiap Pegawai wajib mematuhi Kode Etik. Kode Etik berisi kewajiban dan larangan Pegawai dalam menjalankan tugasnya serta dalam pergaulan hidup sehari-hari.

2. Larangan Bagi Pegawai Direktorat Jenderal Pajak

Setiap Pegawai dilarang :1. bersikap diskriminatif dalam melaksanakan tugas;

2. menjadi anggota atau simpatisan aktif partai politik;

3. menyalahgunakan kewenangan jabatan baik langsung maupun tidak langsung;

4. menyalahgunakan fasilitas kantor;

5. menerima segala pemberian dalam bentuk apapun, baik langsung maupun tidak langsung, dari Wajib Pajak, sesama Pegawai, atau pihak lain, yang menyebabkan Pegawai yang menerima, patut diduga memiliki kewajiban yang berkaitan dengan jabatan atau pekerjaannya;

6. menyalahgunakan data dan atau informasi perpajakan;

7. melakukan perbuatan yang patut diduga dapat mengakibatkan gangguan, kerusakan dan atau perubahan data pada sistem informasi milik Direktorat Jenderal Pajak;

8. melakukan perbuatan tidak terpuji yang bertentangan dengan norma kesusilaan dan dapat merusak citra serta martabat Direktorat Jenderal Pajak.

Page 2: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

2

MINGGU KE 2

KUALITAS PELAYANAN PERPAJAKAN

1. Janji Pelayanan Memberikan pelayanan terbaik untuk kepuasan tertinggi.Motto Pelayanan Jujur,Memegang teguh Kode Etik dan prinsip-prinsip moral, yang diterjemahkan dengan bertindak jujur, konsisten dan menepati janji. Inovatif,Mengembangkan metode kerja yang inovatif sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien dalam koridor Standard Operating Procedure (SOP) yang telah ditentukan. Tanggap,Tanggap terhadap permasalahan perpajakan Wajib Pajak dan sigap membantu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta dalam batas-batas koridor etika yang diperkenankan. Unggul,Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas secara keseluruhan dengan hasil lebih baik dan lebih cepat serta memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif dibandingkan dengan pelayanan instansi lainnya.

2. Tempat Pelayanan TerpaduUntuk meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak dibentuk suatu tempat pelayanan terpadu (TPT) di setiap kantor pelayanan pajak, seperti penerimaan dokumen atau laporan perpajakn (SPT, SSP, dan sebagainya) yang diserahkan langsung oleh Wajib Pajak, sehingga tidak ke masing-masing seksi. Tempat ini disebut sebagai tempat pelayanan terpadu (TPT), yakni tempat pelayanan perpajakan yang terintegrasi di kantor pelayanan pajak dengan mengunakan sistem komputer. Adanya TPT juga untuk memudahkan pengawasan terhadap proses pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak. Pelayanan di terpadu TPT diberikan sesuai jam kerja KPP. Petugas TPT ditunjuk oleh Kepala Kantor dengan memperlihatkan kecakapan petugas dan beban kerja yang ada. Setiap Petugas TPT diberi login dan password tersendiri. Dan password hanya digunakan oleh petugas TPT yang bersangkutan

3. Peningkatan Citra Dan Kepercayaan MasyarakatLangkah untuk meningkatkan kualitas pelayanan adalah dengan konsep modernisasi administrasi perpajakan di Indonesia. Modernisasi administrasi perpajakan bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak (tax compliance), serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap administrasi perpajakan dan untuk mencapai tingkat produktivitas pegawai pajak yang tinggi. Hal ini disesuaikan dengan konsep pelayanan yang prima, adanya pengawasan yang insentif, dan dikaitkan dengan pelaksanaan good governance. Konsep modernisasi perpajakan yang dilakukan Direktorat Jendral Pajak harus terus menerus dilakukan mulai dari sarana dan prasarananya (perangkat keras dan perangkat lunak) hingga kepada modernisasi dari petugas pajak itu sendiri.

Hal ini sangat terasa ketika Wajib Pajak datang ke kantor pelayanan pajak dan ketika Wajib Pajak melakukan pelaporan perpajakan, dimana sebagian besar telah terdapat

Page 3: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

3

modernisasi. Kita lihat sekarang ini untuk pelaporan dan pendaftaran perpajakan dengan cara e-registration, e-filing, e-spt dan sebagainya, yang kesemuanya untuk memudahkan wajib pajak dan masyarakat dalam melakukan kewajiban perpajakan kepada Negara. Memang masih terlihat kekurangan dalam sistem adminustrasi perpajakan modern sekatang ini, namun kekuranga tersebut dari waktu ke waktu secara terus-menerus harus dilakukan perubahan oleh Direktorat Jendral Pajak guna meningkatkan penerimaan pajak.

Page 4: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

4

MINGGU KE 3KONSULTAN PAJAK DAN PERIZINAN KONSULTAN PAJAK

1. Persyaratan Konsultan Pajak

Untuk menjadi Konsultan Pajak, setiap orang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :1. Warga Negara Indonesia;2. bertempat tinggal di Indonesia;3. memiliki serendah-rendahnya ijazah Strata Satu (S-1) atau setingkat dengan itu dari Perguruan

Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang Terakreditasi, kecuali bagi pensiunan pegawai Direktorat Jenderal Pajak ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak;

4. tidak terikat dengan pekerjaan atau jabatan pada Pemerintah/Negara, atau Badan Usaha Milik Negara/Daerah;

5. berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang berwenang;6. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;7. memenuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku;8. bersedia menjadi anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia dan tunjuk pada Kode Etik Ikatan

Konsultan Pajak Indonesia;9. memiliki Sertifikat Konsultan Pajak.

Page 5: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

5

Lampiran I

PERATURAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR : 22/PMK.03/2008

TENTANG : PERSYARATAN SERTA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN SEORANG KUASA

SURAT KUASA KHUSUS WAJIB PAJAK ................ (1)Nomor : .......... tanggal .............(2)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Lengkap : ............................................................................

Alamat : ............................................................................

Jabatan : ............................................................................

Nama Wajib Pajak : ............................................................................

Alamat : ............................................................................

............................................................................

Status :_

_

Pusat

Cabang : ..................................................

NPWP :_ _

-_ _ _

-_ _ _

-_ - _ _ _

-_ _ _

Dengan ini memberikan kuasa khusus kepada :

Nama Lengkap : ............................................................................

Alamat : ............................................................................

NPWP :_ _

-_ _ _

-_ _ _ _

-_ _ _

-_ _ _

No. Izin Praktek : .............................................................................

Untuk melaksanakan hak dan/atau memenuhi kewajiban perpajakan berupa : ........................................................ (14) berkenaan dengan jenis pajak .......................... (15) Masa Pajak/Tahun Pajak .................... (16). Bersama ini kami lampirkan ...................... (17)

Demikian Surat Kuasa Khusus ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Penerima Kuasa, Pemberi KUasa,

Materai

Page 6: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

6

...................................(18) ....................................(19)

PETUNJUK PENGISIANSURAT KUASA KHUSUS UNTUK WAJIB PAJAK

No KETERANGAN CARA PENGISIAN

1. Wajib Pajak Diisi dengan "BADAN" dalam hal pemberi kuasa adalah Wajib Pajak badan atau "ORANG PRIBADI" dalam hal pemberi kuasa adalah Wajib Pajak orang pribadi

2. Nomor dan Tanggal

Diisi sesuai dengan nomor Surat Kuasa Khusus Wajib Pajak dan tanggal pembuatan Surat Kuasa Khusus.

3. Nama Lengkap Diisi dengan :

a. nama Wajib Pajak sesuai dengan kartu NPWP dalam hal Wajib Pajak

pemberi kuasa adalah Wajib Pajak orang pribadi;atau

b. nama Pengurus sesuai dengan KTP dalam hal Wajib Pajak pemberi kuasa

adalah Wajib Pajak Badan

4. Alamat Diisi dengan :

a. alamat tempat tinggal Wajib Pajak dalam hal Wajib Pajak pemberi kuasa

adalah Wajib Pajak orang pribadi;atau

b. alamat tempat tinggal Pengurus dalam hal Wajib Pajak pemberi kuasa

adalah Wajib Pajak Badan.

5. Jabatan Diisi dengan nama jabatan Pengurus dalam hal Wajib Pajak pemberi kuasa adalah Wajib Pajak badan

6. Nama Wajib Pajak Diisi dengan nama Wajib Pajak pemberi kuasa sesuai dengan kartu NPWP.

7. Alamat Diisi dengan alamat Wajib Pajak pemberi kuasa

8 Status Diisi dengan tanda "X" pada tempat yang telah disediakan sesuai dengan status Wajib Pajak. Khusus untuk cabang, diisi dengan alamat cabang yang bersangkutan.

9. NPWP Diisi dengan NPWP Wajib Pajak badan atau Wajib Pajak orang pribadi pemberi kuasa.

10. Nama Lengkap Diisi dengan nama penerima kuasa sesuai dengan kartu NPWP.

11. Alamat Diisi dengan alamat tempat tinggal penerima kuasa

12. NPWP Diisi dengan NPWP penerima kuasa.

13. Nomor Izin Praktek Diisi dengan Nomor Izin Praktek Konsultan Pajak yang bersangkutan dalam hal penerima kuasa adalah Konsultan Pajak.

Page 7: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

7

14. Hak dan/atau Kewajiban

Diisi dengan jenis pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban yang dikuasakan.

15. Jenis Pajak Diisi dengan jenis pajak yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban yang dikuasakan.

16. Masa Pajak/Tahun Pajak

Diisi dengan Masa Pajak/Tahun Pajak yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban yang dikuasakan.

17. Lampiran Diisi dengan jenis dokumen yang wajib dilampirkan

18. Penerima kuasa Diisi dengan nama lengkap penerima kuasa dan ditandatangani.

19. Pemberi kuasa Diisi dengan :

a. nama Wajib Pajak sesuai dengan kartu NPWP dalam hal Wajib Pajak

pemberi kuasa adalah Wajib Pajak Orang Pribadi;atau

b. nama Pengurus sesuai dengan KTP dalam hal Wajib Pajak pemberi kuasa

adalah Wajib Pajak Badan, dan ditandatangani serta dibubuhi

dengan materai sesuai dengan ketentuan.

Page 8: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

8

Lampiran II

PERATURAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR : 22 /PMK.03/2008

TENTANG : PERSYARATAN SERTA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN SEORANG KUASA

SURAT PERNYATAAN SEBAGAI KONSULTAN PAJAK

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : ....................................................................................          (1)

Nomor Izin Praktek : ....................................................................................          (2) 

Alamat Kantor : ....................................................................................          (3)

Nomor Telepon Kantor : ....................................................................................          (4)

Alamat TEmpat Tinggal : ....................................................................................          (5)

Nomor TeleponTempat Tinggal : ....................................................................................          (6)

dengan ini menyatakan bahwa saya adalah benar sebagai Konsultan Pajak yang diberikan kuasa oleh Wajib Pajak untuk melaksanakan hak dan/atau memenuhi kewajiban perpajakannya menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, sesuai dengan isi Surat Kuasa Khusus Nomor ..........(7) tanggal ........... (8) sebagaimana terlampir, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Pernyataan ini.

Untuk keperluan tersebut di atas bersama ini saya lampirkan:

1. Fotokopi Surat Izin Praktek Konsultan Pajak Indonesia;2. Fotokopi kartu NPWP; dan3. Fotokopi Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan untuk 2 (dua) tahun pajak terakhir.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia dituntut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

..................., .......................... (9)Yang Membuat Pernyataan,

Materai

.................................................(10)

Page 9: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

9

PETUNJUK PENGISIANSURAT PERNYATAAN SEBAGAI KONSULTAN PAJAK

No KETERANGAN CARA PENGISIAN

1. Nama Diisi dengan nama Konsultan Pajak penerima kuasa

2 Nomor Izin Praktek Diisi dengan nomor izin praktek Konsultan Pajak penerima kuasa

3. Alamat Kantor Diisi dengan alamat kantor Konsultan Pajak penerima kuasa

4 Nomor Telepon Kantor Diisi dengan nomor telepon kantor Konsultan Pajak Penerima Kuasa

5. Alamat Tempat Tinggal Diisi dengan alamat tempat tinggal Konsultan Pajak penerima kuasa

6. Nomor Telepon Tempat Tinggal Diisi dengan nomor telepon tempat tinggal Konsultan Pajak penerima kuasa

7. Nomor Surat Kuasa Khusus Diisi dengan nomor Surat Kuasa Khusus

8 Tanggal Surat Kuasa Khusus Diisi dengan tanggal Surat Kuasa Khusus

9 Tempat dan Tanggal Diisi dengan tempat dan tanggal penandatanganan Surat Pernyataan Sebagai Konsultan

10 Yang Membuat Pernyataan Diisi dengan nama lengkap dan ditandatangani serta dibubuhi dengan materai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 10: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

10

Lampiran III

PERATURAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR : 22 /PMK.03/2008

TENTANG : PERSYARATAN SERTA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN SEORANG KUASA

SURAT PERNYATAAN SEBAGAI KARYAWAN TETAPWAJIB PAJAK

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : ....................................................................................          (1)

Jabatan : ....................................................................................          (2) 

dengan ini menyatakan bahwa :

Nama : ....................................................................................          (3)

Jabatan : ....................................................................................          (4) 

NPWP : ....................................................................................          (5)

adalah benar-benar karyawan tetap dan telah menerima penghasilan dari :

Nama Wajib Pajak : ....................................................................................          (6)

NPWP : ....................................................................................          (7) 

Alamat : ....................................................................................          (8)

Demikian pernyataan  ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia dituntut sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

..............., ..................... (9)

Materai

..................................... (10)

Page 11: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

11

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIRSURAT PERNYATAAN SEBAGAI KARYAWAN TETAP

WAJIB PAJAK

No KETERANGAN CARA PENGISIAN

1. Nama Diisi dengan :

a. nama Wajib Pajak yang menandatangani Surat Pernyataan sesuai

dengan kartu NPWP dalam hal Wajib Pajak orang pribadi;atau

b. nama Pengurus yang menandatangani Surat Pernyataan sesuai

dengan KTP dalam hal Wajib Pajak badan.

2. Jabatan Diisi dengan nama jabatan Pengurus dalam hal Wajib Pajak badan

3. Nama Diisi dengan nama lengkap karyawan tetap yang dinyatakan dalam SuratPernyataan

4. Jabatan Diisi dengan jabatan karyawan tetap yang dinyatakan dalam Surat Pernyataan

5. NPWP Diisi dengan NPWP karyawan tetap yang dinyatakan dalam Surat Pernyataan. Dalam hal karyawan tetap tersebut adalah wanita kawin yang tidak memiliki NPWP, diisi dengan NPWP suami.

6. Nama Wajib Pajak Diisi dengan nama Wajib Pajak

7. NPWP Diisi dengan NPWP Wajib Pajak badan atau Wajib Pajak orang pribadi

8. Alamat Diisi dengan alamat Wajib Pajak

9. Tempat dan Tanggal Diisi dengan tempat dan tanggal penandatanganan Surat Pernyataan.

10. Nama Diisi dengan nama lengkap dan ditandatangani serta dibubuhi dengan materai sesuai dengan ketentuan

Page 12: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

12

Lampiran IV

PERATURAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR : 22 /PMK.03/2008

TENTANG : PERSYARATAN SERTA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN SEORANG KUASA

SURAT PENUNJUKAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : ....................................................................................          (1)

NPWP : ....................................................................................          (2) 

Kuasa dari Wajib Pajak : ....................................................................................          (3)

dengan ini menunjuk :

Nama : ....................................................................................          (4)

Jabatan : ....................................................................................          (5) 

NPWP : ....................................................................................          (6)

untuk menyampaikan dan/atau menerima dokumen perpajakan berupa  .................. (7) yang diperlukan dalam pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan berupa ......................... (8).

Demikian surat penunjukan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

............, .................... (9)

............................... (10)

catatan :Dalam hal Surat Penunjukan oleh seorang kuasa Wajib Pajak, fotokopi Surat Kuasa Khusus harus dilampirkan dalam Surat Penunjukan.

Page 13: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

13

PETUNJUK PENGISIANSURAT PENUNJUKAN

No KETERANGAN CARA PENGISIAN

1. Nama Diisi dengan nama penerima kuasa yang menandatangani Surat Penunjukan

2. NPWP Diisi dengan NPWP Penerima kuasa

3. Kuasa dari Wajib Pajak Diisi dengan nama Wajib Pajak pemberi kuasa

4. Nama Diisi dengan nama orang yang ditunjuk oleh penerima kuasa

5. Jabatan Diisi dengan jabatan orang yang ditunjuk oleh penerima kuasa

6. NPWP Diisi dengan NPWP orang yang ditunjuk oleh Penerima Kuasa, dalam hal orang yang ditunjuk memiliki NPWP

7. Dokukmen perpajakan Diisi dengan nama dan jenis dokumen perpajakan yang diserahkan atau diterima

8. Hak dan/atau Kewajiban Diisi dengan jenis pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban yang dikuasakan kepada penerima kuasa

9. Tempat dan Tanggal Diisi dengan tempat dan tanggal penandatanganan Surat Penunjukan

10. Nama Diisi dengan nama dan tandatangan penerima kuasa

2. Izin Praktek Konsultan Pajak

(1) Untuk melakukan praktek sebagai Konsultan Pajak, seorang Konsultan Pajak yang telah memenuhi persyaratan , wajib mempunyai Izin Praktek Konsultan Pajak yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

(2) Izin Praktek Konsultan Pajak berlaku di seluruh wilayah Republik Indonesia.

(3) Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Izin Praktek Konsultan Pajak kepada pensiunan pegawai Direktorat Jenderal Pajak.

(4) Penerbitan Izin Praktek Konsultan Pajak kepada pensiunan Direktur Jenderal Pajak, diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.

(5) Izin Praktek Konsultan Pajak dicabut oleh Direktur Jenderal Pajak dalam hal yang bersangkutan :

a. mengundurkan diri selaku Konsultan Pajak;b. meninggal dunia;c. telah mencapai usia 70 (tujuh puluh) tahun;d. dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan dalam Pasal 11 ayat (3) huruf c; ataue. tidak mendaftarkan diri sebagai anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia atau

mengundurkan diri dari keanggotaan Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

Untuk mendapatkan Izin Praktek Konsultan Pajak, setiap Konsultan Pajak harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Keputusan Menteri Keuangan.

Page 14: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

14

Surat Permohonan harus dilampiri dengan :

a. Daftar riwayat hidup/pengalaman kerja dan riwayat pendidikan dengan mengisi formulir Daftar Riwayat Hidup sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II-1 Keputusan Menteri Keuangan;

b. Foto copy ijazah terakhir yang telah dilegalisir;c. Foto copy Sertifikat Konsultan Pajak yang terakhir dan telah dilegalisir;d. Surat Keterangan Catatan Kepolisian;e. Pas foto terakhir berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 4 (empat) lembar dan 2x3 cm

sebanyak 3 (tiga) lembar;f. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang telah dilegalisir;g. Foto copy Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak yang telah dilegalisir oleh Kepala Kantor

Pelayanan Pajak tempat pemohon terdaftar;h. Surat Pernyataan tidak terikat dengan pekerjaan/jabatan pada instansi/Lembaga

Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara/Daerah dengan mengisi formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II-2 Keputusan Menteri Keuangan;

i. Surat keterangan telah memenuhi kewajiban perpajakan dengan baik yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat pemohon terdaftar sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II-3 Keputusan Menteri Keuangan;

j. Surat pernyataan kesediaan menjadi anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia dengan mengisi formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II-4 Keputusan Menteri Keuangan.

Tanggal diterimanya permohonan adalah tanggal diterimanya surat permohonan yang telah dilengkapi dengan Lampiran-lampiran.

Page 15: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

15

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 485/KMK.03/2003 TENTANG KONSULTAN PAJAK INDONESIA

 

Nomor

:  

Perihal

: Permohonan Izin Praktek Konsultan Pajak

 Yth. Direktur Jenderal PajakDi Jakarta Yang bertanda tangan di bawah ini :

1.

Nama : ...............................................

2. Tempat/tanggal lahir : ...............................................3. Warga Negara : ...............................................4. Pendidikan terakhir : ...............................................5. No. Kartu Tanda Penduduk : ...............................................6. Nomor Pokok Wajib Pajak : ...............................................7. Alamat dan No. Telp. Rumah : ...............................................

...............................................8. Nama Kantor : ...............................................9. Alamat dan No. Telp. Kantor : ...............................................

...............................................10. Nomor Surat Izin Praktek

(bagi yang meningkatkan): ...............................................

 Dengan ini mengajukan permohonan Izin Praktek untuk dapat melakukan pekerjaan sebagai Konsultan Pajak. Untuk melengkapi permohonan di atas, bersama ini saya lampirkan :

1.

Daftar riwayat hidup/pengalaman kerja dan riwayat pendidikan;

2. Fotokopi ijazah terakhir yang telah dilegalisir;3. Fotokopi Piagam atau Sertifikat Konsultan Pajak yang terakhir dan telah dilegalisir;4. Surat Keterangan Berkelakuan Baik yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang;5. Pas foto terakhir berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 4 (empat) lembar dan 2x3 cm

sebanyak 3 (tiga) lembar;6. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang telah dilegalisir;7. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak yang telah dilegalisir;8. Surat pernyataan tidak terikat dengan pekerjaan/jabatan pada Instansi/Lembaga

Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara/Daerah;9. Surat Keterangan telah memenuhi kewajiban perpajakan dengan baik yang diterbitkan

oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak dimana pemohon terdaftar;10. Surat pernyataan kesanggupan akan menjadi anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia

dan tunduk kepada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga serta Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia dan mendapat rekomendasi dari IKPI.

 ...............................................

Pemohon  

(...............................................)  

Page 16: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

16

 LAMPIRAN II-1

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 485/KMK.03/2003 TENTANG KONSULTAN PAJAK INDONESIA

 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

 

Nama

: ...............................................

Tempat/tanggal lahir : ...............................................Tempat tinggal : ...............................................Pendidikan(cantumkan tahun lulus)

:1. ...............................................2. ...............................................3. ...............................................4. ...............................................5. ...............................................6. ...............................................

Pendidikan Konsultan Pajak

: ...............................................

Pengalaman Kerja : .........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

 Riwayat Hidup ini kami buat dengan sebenarnya dan akan kami pertanggungjawabkan bilamana diperlukan. 

......................................, 20.........   

(...............................................) 

Page 17: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

17

LAMPIRAN II-2

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 485/KMK.03/2003 TENTANG KONSULTAN PAJAK INDONESIA

 SURAT PERNYATAAN

 Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama

: ...............................................

Pekerjaan : ...............................................Alamat kantor : ...............................................No. Telepon kantor : ...............................................Alamat Rumah : ...............................................No. Telepon Rumah : ...............................................         Dengan ini menyatakan bahwa saya tidak terikat dengan pekerjaan/jabatan pada Pemerintah/Lembaga Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara/Daerah.

 Apabila ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia dituntut sesuai

dengan peraturan yang berlaku. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagai bahan

pertimbangan pemberian Izin Praktek Konsultan Pajak. 

......................................, 20.........  

METERAIRp.6000

 (...............................................)

 

Page 18: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

18

 

LAMPIRAN II-3

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 485/KMK.03/2003 TENTANG KONSULTAN PAJAK INDONESIA

 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR PELAYANAN PAJAK ...............SURAT KETERANGAN

NO.                                         

Yang bertandatangan di bawah ini, Kepala Kantor Pelayanan Pajak ...................................... menerangkan bahwa : 

Nama

: ...............................................

NPWP : ...............................................Alamat dan No. Telp. Rumah

: .............................................................................................................................................

Nama Kantor : ...............................................Alamat dan No. Telp. Kantor

: .............................................................................................................................................

Nomor Izin Praktek : ............................................... Telah memenuhi kewajiban perpajakan dengan baik sesuai dengan Undang-undang yang berlaku. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya. 

......................................, 20.........

Kepala Kantor Pelayanan Pajak...............................................

  

...............................................NIP

 

Page 19: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

19

 

LAMPIRAN II-3

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 485/KMK.03/2003 TENTANG KONSULTAN PAJAK INDONESIA

 SURAT PERNYATAAN

 Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama

: ...............................................

Pekerjaan : ...............................................Alamat kantor : ...............................................No. Telepon kantor : ...............................................Alamat Rumah : ...............................................No. Telepon Rumah : ............................................... dengan ini menyatakan bahwa :

1.

Saya bersedia menjadi anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

2. Saya akan tunduk pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Kode Etik yang dibuat oleh Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

             Demikian saya buat pernyataan ini dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan, untuk dipergunakan sebagai pertimbangan pemberian Izin Praktek Konsultan Pajak. 

Telah mendapat rekomendasi :Ketua IKPI ...........................

 

(...............................................)

......................................, 20.........  

METERAIRp.6000

 (...............................................)

 

Page 20: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

20

 

LAMPIRAN III-1

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 485/KMK.03/2003 TENTANG KONSULTAN PAJAK INDONESIA

 Contoh Surat Kuasa Wajib Pajak Orang Pribadi :

 SURAT KUASA

Nomor : ..................... tanggal ................ 

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama lengkap

: ...............................................

Alamat : ...............................................Nomor KTP : ...............................................Jabatan : ...............................................Nama Perusahaan : ...............................................Alamat Perusahaan

: 1. Pusat : ....................

    2. Cabang : ....................NPWP : ...............................................

 Dengan ini memberikan kuasa kepada Konsultan Pajak :

Nama lengkap

: ...............................................

Alamat : ...............................................NPWP : ...............................................Nomor Izin Praktek : ...............................................Nomor Tanda Pengenal

: ...............................................

 untuk memberikan jasa Konsultan Pajak, berupa ...........................................................................

berkenaan dengan jenis pajak ................ tahun/masa pajak .......................           

Demikian Surat Kuasa ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. 

Yang Menerima Kuasa   

Yang Membuat Surat Kuasa 

METERAI

Page 21: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

21

 (...............................................)...............................................

Rp.6000(...............................................)...............................................

 

 

LAMPIRAN III-2

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 485/KMK.03/2003 TENTANG KONSULTAN PAJAK INDONESIA

 Contoh Surat Kuasa Wajib Pajak Badan :

 SURAT KUASA

Nomor : ..................... 

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama lengkap

: ...............................................

Alamat : ...............................................Nomor KTP : ...............................................Merek Perusahaan : ...............................................Alamat Perusahaan

: 1. Pusat : ....................

    2. Cabang : ....................NPWP : ...............................................

 Dengan ini memberikan kuasa kepada Konsultan Pajak :

Nama lengkap

: ...............................................

Alamat : ...............................................NPWP : ...............................................Nomor Izin Praktek : ...............................................Nomor Tanda Pengenal

: ...............................................

 untuk memberikan jasa Konsultan Pajak, berupa ............................................................................. berkenaan dengan jenis pajak ................ tahun/masa pajak .......................           

Demikian Surat Kuasa ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. 

  ......................., tanggal ...................

Page 22: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

22

Yang Menerima Kuasa    

(...............................................)...............................................

Yang Membuat Surat Kuasa 

METERAIRp.6000

(...............................................)...............................................

 

 

LAMPIRAN IV

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 485/KMK.03/2003 TENTANG KONSULTAN PAJAK INDONESIA

 LAPORAN TAHUNAN KONSULTAN PAJAK TAHUN ....................

 

Nama Konsultan

:  

Nomor Surat Izin Praktek

:  

Sertifikat :  Nomor Pokok Wajib Pajak

:  

Nama Kantor :  Alamat Kantor :  Terdaftar Pada KPP :  

A.

PAJAK-PAJAK PRIBADI (TAHUN TERAKHIR)

  1. SPT Tahunan tahun ......... telah dimasukkan pada tanggal  2. Total Pajak Penghasilan terutang/dibayar  3. Jumlah PPN yang telah disetor   B. DAFTAR WAJIB PAJAK YANG MENJADI LANGGANAN  No. Nama Wajib Pajak Alamat NPWP/PKP Jenis

UsahaJenis

UrusanKeterangan

                

.............................................Tanda tangan

 

Page 23: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

23

 .............................................

(Nama Konsultan)

3. Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak

(1) Ikatan Konsultan Pajak Indonesia diberi kewenangan untuk menyelenggarakan Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak.

(2) Dalam penyelengaraan Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak, Ikatan Konsultan Pajak Indonesia bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpajakan.

(3) Segala biaya yang timbul sebagai akibat penyelenggaraan Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak ditanggung oleh Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

(4) Ikatan Konsultan Pajak Indonesia dapat memungut biaya Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak dari peserta ujian.

(5) Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap :

a. Penetapan biaya Ujian;b. Penyeleksian naskah soal ujian;c. Pelaksanaan ujian; dand. Penentuan kelulusan peserta ujian.

(6) Pembinaan dan Pengawasan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.

Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak

(1) Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun.

(2) Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi Sertifikat A, B dan C.

(3) Untuk dapat mengikuti Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), calon peserta ujian harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Sertifikat A :

1) Warga Negara Indonesia;

2) Telah memiliki serendah-rendahnya ijazah Starta Satu (S-1) atau setingkat dengan itu dari Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang Terakreditasi.

b. Sertifikat B :

1) Warga Negara Indonesia;

2) Telah memiliki Sertifikat Konsultan Pajak Tingkat A atau Piagam Penghargaan yang setara yang diberikan kepada Pensiunan pegawai Direktorat Jenderal Pajak atau memiliki ijazah Strata Satu (S-1) dari Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang Terakreditasi.

c. Sertifikat C :

1) Warga Negara Indonesia;

2) Telah memiliki Sertifikat Konsultan Pajak Tingkat B atau Piagam Penghargaan yang setara

Page 24: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

24

yang diberikan kepada Pensiunan pegawai Direktorat Jenderal Pajak.

(4) Mata Ujian dari setiap tingkat Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak ditentukan oleh Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

(5) Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak diselenggarakan dengan menggunakan sistem kredit dengan batas waktu mengulang dalam kurun waktu 2 (dua) tahun untuk 1 (satu) tingkatan Sertifikat.

Penilaian hasil ujian untuk setiap mata ujian dilakukan berdasarkan skala 1 (satu) sampai dengan 100 (seratus).

Peserta Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak dinyatakan lulus apabila memperoleh nilai paling rendah 60 (enam puluh) untuk setiap mata ujian.

MINGGU KE 4

HAK DAN KEWAJIBANHak Konsultan Pajak :

a. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat A berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya, kecuali Wajib Pajak yang berdomisili di negara yang mempunyai persetujuan penghindaran pajak berganda dengan Indonesia.

b. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat B berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajaknnya, kecuali kepada Wajib Pajak Penanaman Modal, Bentuk Usaha Tetap dan yang berdomisili di negara yang mempunyai persetujuan penghindaran pajak berganda dengan Indonesia.

c. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak Sertifikat C berhak memberikan jasa di bidang perpajakan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya.

Kewajiban Konsultan Pajak :a. Konsultan Pajak wajib mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.b. Konsultan Pajak wajib menyampaikan kepada Wajib Pajak agar melaksanakan hak dan

kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan perpajakan.c. Dalam mengurus pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan dari Wajib Pajak,

setiap Konsultan Pajak Wajib :i. memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak yang masih berlaku; dan

Page 25: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

25

ii. memiliki surat kuasa dari Wajib Pajak, dengan bentuk sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III-1 dan III-2 Keputusan Menteri Keuangan ini.

d. Konsultan Pajak wajib mematuhi prosedur dan tata tertib kerja yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dan dilarang melakukan tindakan-tindakan yang merugikan kepentingan negara.

e. Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) wajib mengikuti penataran/pendidikan penyegaran perpajakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan atau Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

f. Konsultan Pajak wajib mematuhi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

g. Konsultan Pajak wajib membuat Laporan Tahunan yang berisi jumlah dan keterangan mengenai Wajib Pajak yang telah diberikan jasa di bidang perpajakan dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Keputusan Menteri Keuangan ini dan melampirkan foto copy Sertifikat penataran/pendidikan penyegaran perpajakan sesuai dengan huruf d.

h. Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam huruf g disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama akhir bulan April tahun takwim berikutnya.

i. Konsultan Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan penyampaian Laporan Tahunan secara tertulis untuk paling lama 3 (tiga) bulan.

IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA

KODE ETIK

Page 26: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

26

Bab I

PENDAHULUAN

Pasal 1

1. Kode Etik IKPI adalah kaidah moral yang menjadi pedoman dalam berfikir, bersikap dan

bertindak bagi setiap anggota IKPI;

2. Setiap anggota IKPI wajib menjaga citra martabat profesi dengan senantiasa berpegang

pada Kode Etik IKPI;

3. Kode Etik IKPI juga mengatur sanksi terhadap tidak dipenuhinya kewajiban atau

dilanggarnya larangan oleh anggota IKPI.

Bab II

KEPRIBADIAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA

Pasal 2

Konsultan Pajak Indonesia wajib:

1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

2. Patuh pada hukum dan peraturan perpajakan, serta menjunjung tinggi integritas, martabat

dan kehormatan profesi Konsultan Pajak;

3. Melakukan tugas profesi dengan penuh tanggung jawab, dedikasi tinggi dan independen;

4. Menjaga kerahasiaan dalam menjalankan profesi.

Pasal 3

Konsultan Pajak Indonesia dilarang:

1. Melakukan kegiatan profesi lain yang terikat dengan pekerjaan sebagai pegawai negeri,

kecuali dibidang riset, pengkajian dan pendidikan;

2. Meminjamkan ijin praktek untuk digunakan oleh pihak lain;

3. Menugaskan karyawannya atau pihak lain yang tidak menguasai pengetahuan perpajakan

untuk bertindak, memberikan nasehat dan menangani urusan perpajakan.

Bab III

HUBUNGAN DENGAN TEMAN SEPROFESI

Page 27: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

27

Pasal 4

Konsultan Pajak Indonesia wajib menjaga hubungan dengan teman seprofesi, dilandasi sikap

saling menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai.

Pasal 5

Konsultan Pajak Indonesia dilarang :

1. Menarik pelanggan yang diketahui atau patut dapat diketahui bahwa pelanggan tersebut

merupakan pelanggan Konsultan Pajak lain;

2. Membujuk karyawan dari Konsultan Pajak lain untuk pindah menjadi karyawannya;

3. Menerima pelanggan pindahan dari Konsultan Pajak lain tanpa memberitahukan kepada

Konsultan Pajak lain tersebut, dan harus secara jelas dan meyakinkan secara legal bahwa

pelanggan tersebut telah mencabut kuasanya dari Konsultan Pajak lain tersebut.

Pasal 6

1. Apabila terjadi sengketa sesama anggota IKPI, maka sengketa tersebut diselesaikan oleh

Pengurus Cabang;

2. Apabila penyelesaian sengketa pada ayat (1) tidak diperoleh, sengketa tersebut diajukan

kepada Pengurus Pusat;

3. Apabila penyelesaian sengketa pada ayat (2) belum juga diperoleh, sengketa tersebut

diajukan kepada Dewan Kehormatan.

Bab IV

HUBUNGAN DENGAN WAJIB PAJAK

Pasal 7

Konsultan Pajak Indonesia wajib:

1. Menjunjung tinggi integritas, martabat dan kehormatan:

a. Dengan memelihara kepercayaan masyarakat;

b. Bersikap jujur dan berterus terang tanpa mengorbankan rahasia penerima jasa;

c. Dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur,

tetapi tidak boleh menerima kecurangan atau mengorbankan prinsip;

Page 28: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

28

d. Mampu melihat mana yang benar, adil dan mengikuti prinsip obyektivitas dan kehatihatian.

2. Bersikap profesional:

a. Senantiasa menggunakan pertimbangan moral dalam pemberian jasa yang dilakukan;

b. Senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan dan menghormati kepercayaan

masyarakat dan pemerintah;

c. Melaksanakan kewajibannya dengan penuh kehati-hatian, dan mempunyai kewajiban

mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan.

3. Menjaga kerahasiaan dalam hubungan dengan Wajib Pajak:

a. Harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama

menjalankan jasanya, dan tidak menggunakan atau mengungkapkan informasi tersebut

tanpa persetujuan, kecuali ada hak atau kewajiban legal profesional yang legal atau

hukum atau atas perintah pengadilan untuk mengungkapkannya;

b. Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staf atau karyawan maupun

pihak lain dalam pengawasannya dan pihak lain yang diminta nasihat dan bantuannya

tetap menghormati dan menjaga prinsip kerahasiaan.

Pasal 8

Konsultan Pajak Indonesia dilarang:

1. Memberikan petunjuk atau keterangan yang dapat menyesatkan Wajib Pajak mengenai

pekerjaan yang sedang dilakukan;

2. Memberikan jaminan kepada Wajib Pajak bahwa pekerjaan yang berhubungan dengan

instansi perpajakan pasti dapat diselesaikan;

3. Menetapkan syarat-syarat yang membatasi kebebasan Wajib Pajak untuk pindah atau

memilih Konsultan Pajak lain;

4. Menerima setiap ajakan dari pihak manapun untuk melakukan tindakan yang diketahui atau

patut diketahui melanggar peraturan perundang-undangan perpajakan;

5. Menerima permintaan Wajib Pajak atau pihak lain untuk melakukan rekayasa atau

perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perpajakan.

Page 29: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

29

Bab V

PUBLIKASI

Pasal 9

Konsultan Pajak Indonesia wajib mengikuti ketentuan-ketentuan penggunaan papan nama

kantor konsultan pajak sebagai berikut:

1. Nama kantor konsultan pajak yang dicantumkan pada papan nama adalah sesuai dengan

nama yang tercantum dalam ijin praktek dari Menteri Keuangan/Direktur Jenderal Pajak;

2. Pada papan nama harus dicantumkan nomor ijin praktek Konsultan Pajak;

3. Apabila Konsultan Pajak berbentuk persekutuan, Nomor ijin praktek yang harus

dicantumkan pada papan nama adalah nomor ijin praktek salah seorang dari anggota

persekutuan;

4. Ukuran dan warna papan nama disesuaikan dengan kebutuhan.

Pasal 10

Konsultan Pajak Indonesia dilarang memasang iklan untuk mendapatkan pelanggan.

Bab VI

PELAKSANAAN KODE ETIK

Pasal 11

1. Setiap anggota IKPI wajib mematuhi dan melaksanakan Kode Etik;

2. Pengawasan atas pelaksanaan Kode Etik dilakukan oleh Dewan Kehormatan.

Bab VII

DEWAN KEHORMATAN

Pasal 12

1. Dewan Kehormatan berwenang memeriksa dan memberikan sanksi atas pelanggaran Kode

Etik;

2. Dalam melakukan pemeriksaan dan memberikan keputusan, Dewan Kehormatan

membentuk Majelis Kehormatan yang terdiri dari :

a. Ketua Dewan Kehormatan sebagai Ketua;

Page 30: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

30

b. Sekretaris Dewan Kehormatan sebagai Sekretaris;

c. Ketua atau Sekretaris Dewan Pembina sebagai Anggota;

d. Ketua atau Sekretaris IKPI Cabang ditempat anggota tersebut terdaftar sebagai

Anggota;

e. Pihak lain yang mempunyai keahlian, pengetahuan dan integritas yang tidak diragukan

sebagai Anggota.

3. Dewan Kehormatan dapat melakukan pemeriksaan tentang pelanggaran Kode Etik yang

dilakukan oleh anggota IKPI berdasarkan pengaduan tertulis dari masyarakat dari anggota

IKPI atau dari keadaan yang diketahui sendiri oleh Dewan Kehormatan;

4. Pengaduan harus disampaikan dengan alasan yang jelas disertai bukti yang cukup;

5. Pengenaan sanksi kepada anggota IKPI dilakukan oleh Pengurus Pusat berdasarkan saran

dari Dewan Kehormatan melalui IKPI Cabang tempat anggota tersebut terdaftar;

6. Dewan Kehormatan wajib memberitahukan hasil kerjanya kepada Pengurus Pusat

sekurang-kurangnya setahun sekali dan melaporkan kepada Kongres.

Pasal 13

1. Sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik berupa :

a. Teguran tertulis;

b. Pemberhentian sementara;

c. Pemberhentian tetap.

2. Sebelum sanksi yang tersebut pada ayat (1) di atas diberikan, anggota IKPI yang

bersangkutan harus diberi kesempatan membela diri dalam rapat Majelis Kehormatan dan

anggota tersebut dapat disertai oleh sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota IKPI

lainnya sebagai pendamping;

3. Dalam hal keputusan sanksi pemberhentian tetap, maka keputusan tersebut baru berlaku

setelah yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri di depan Kongres;

4. Keputusan Kongres merupakan keputusan final dan mengikat.

Bab VIII

Page 31: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

31

KEPUTUSAN DEWAN KEHORMATAN

Pasal 14

1. Keputusan Dewan Kehormatan mempunyai kekuatan hukum tetap, final dan mengikat

sejak diucapkan dalam sidang terbuka dengan atau tanpa dihadiri oleh para pihak pada

hari, tanggal dan waktu yang telah diberitahukan sebelumnya kepada pihak-pihak yang

bersangkutan;

2. Pelaksanaan keputusan Dewan Kehormatan dilakukan oleh Pengurus Pusat;

3. Selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah keputusan diucapkan,

salinan Keputusan Dewan Kehormatan disampaikan kepada:

a. Anggota yang bersangkutan melalui IKPI Cabang tempat anggota tersebut terdaftar;

b. Pengurus IKPI Cabang tempat anggota tersebut terdaftar;

c. Pengurus Pusat IKPI;

d. Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak setempat dalam

hal yang bersangkutan dikenakan sanksi pemberhentian sementara atau

pemberhentian tetap.

Bab IX

PENUTUP

Pasal 15

1. Perkara pelanggaran Kode Etik yang belum diperiksa dan belum diputus sebelum Kode Etik

ini berlaku, akan diproses dan diputus berdasarkan Kode Etik yang berlaku pada saat

pelanggaran terjadi;

2. Kode Etik ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Batam

Pada tanggal 28 Juli 2009

Ketua Komisi Kode Etik, Sekretaris,

Page 32: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

32

(Abdul Rauf) (Maria Grace Woworuntu)

MINGGU KE 5

SANKSI TERHADAP KONSULTAN PAJAK

Sanksi dari Direktorat Jenderal Pajak

(1) Direktur Jenderal Pajak mengenakan sanksi terhadap Konsultan Pajak yang melakukan tindakan :

a. tidak tertib melaksanakan kewajiban perpajakan;b. tidak mematuhi peraturan tata tertib yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak;c. melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan atau Kode Etik Ikatan Konsultan

Pajak Indonesia;d. tidak menyampaikan Laporan Tahunan ;e. menyampaikan Laporan tahunan Nihil selama 3 (tiga) tahun berturut-turut;f. melakukan tindakan yang merugikan kepentingan negara; ataug. dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

hukum yang tetap.

(2) Pengenaan sanksi terhadap Konsultan Pajak yang melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c dilaksanakan setelah mempertimbangkan usulan dari Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

(3) Sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa :

a. Teguran tertulis;b. Pembekuan sementara Izin Praktek Konsultan Pajak;c. Pencabutan Izin Praktek Konsultan Pajak.

Page 33: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

33

(4) Sanksi yang dikenakan kepada Konsultan Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan dan tindasannya disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah, Kepala Kantor Pelayanan Pajak, Kepala Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak, dan pengurus Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.

Pengenaan sanksi wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut :a. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak atas nama Direktur Jenderal Pajak memberikan

Teguran Tertulis dalam hal Konsultan Pajak melakukan tindakan tidak tertib melaksanakan kewajiban perpajakan; tidak mematuhi peraturan tata tertib yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal

Pajak; melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan atau Kode Etik Ikatan

Konsultan Pajak Indonesia; tidak menyampaikan Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

huruf g; menyampaikan Laporan tahunan Nihil selama 3 (tiga) tahun berturut-turut; melakukan tindakan yang merugikan kepentingan negara; atau dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum yang tetap.b. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak atas nama Direktur Jenderal Pajak menetapkan

Pembekuan Sementara Izin Praktek Konsultan Pajak, apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan Teguran Tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak diindahkan.

c. Direktur Jenderal Pajak menetapkan Pencabutan Izin Praktek Konsultan Pajak dalam hal :1. Konsultan Pajak tetap tidak mengindahkan teguran tertulis dalam jangka waktu 3

(tiga) bulan sejak ditetapkan Pembekuan Sementara Izin Praktek Konsultan Pajak;2. Konsultan Pajak melakukan tindakan yang merugikan kepentingan negara; atau

dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hokum yang tetap.

(5) Konsultan Pajak dapat mengajukan sanggahan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak atas sanksi yang dikenakan kepadanya dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya Surat Keputusan Pengenaan Sanksi.

(6) Dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak sanggahan diterima, Direktur Jenderal Pajak harus mengambil keputusan atas sanggahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Page 34: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

34

MINGGU KE 6UASA HUKUM DAN SURAT KUASA KHUSUS

1. Kuasa Hukum di Pengadilan Pajak

Ketua adalah Ketua Pengadilan Pajak.

Keputusan Ketua Pengadilan Pajak adalah suatu penetapan tertulis yang ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Pajak mengenai pemberian izin menjadi Kuasa Hukum pada Pengadilan Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan dibidang perpajakan.

Kuasa Hukum adalah orang perseorangan yang telah mendapat izin menjadi Kuasa Hukum dari Ketua dan memperoleh Surat Kuasa Khusus dari pihak-pihak yang bersengketa untuk dapat mendampingi dan/atau mewakili pihak-pihak yang bersengketa dalam berperkara pada Pengadilan Pajak.

Pengadilan Pajak adalah badan peradilan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi Wajib Pajak atau penanggung pajak yang mencari keadilan terhadap sengketa pajak.

Undang-Undang Pengadilan Pajak adalah Undang-undang Nomor 14 TAHUN 2002 tentang Pengadilan Pajak.

2. Syarat Menjadi Kuasa Hukum Pada Pengadilan Pajak

a. merupakan Warga Negara Indonesia (WNI);

Page 35: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

35

b. memiliki asli Surat Kuasa Khusus dari pihak yang bersengketa untuk mendampingi atau yang mewakilinya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Pengadilan Pajak dalam berperkara pada Pengadilan Pajak;

c. mempunyai pengetahuan yang luas dan keahlian tentang peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan;

d. memiliki ijazah Sarjana atau Diploma IV dari perguruan tinggi yang terakreditasi oleh instansi yang berwenang;

e. mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

f. memiliki Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) atau instansi yang berwenang.

g. dalam hal orang perseorangan yang akan menjadi Kuasa Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah mantan Hakim Pengadilan Pajak, yang bersangkutan harus telah melewati jangka waktu 2 (dua) tahun setelah berhenti/pensiun sebagai Hakim Pengadilan Pajak.

3. Prosedur Permohonan Surat Keputusan Menjadi Kuasa Hukum

Prosedur permohonan menjadi kuasa hukum harus dilampiri :

a. Daftar riwayat hidup dengan mengisi Daftar Riwayat Hidup sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PMK 61/PMK.01/2012;

b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah dilegalisir oleh instansi yang berwenang;

c. Fotokopi ijazah Sarjana atau Diploma IV dari perguruan tinggi yang terakreditasi oleh instansi yang berwenang yang telah dilegalisir;

d. Fotokopi tanda bukti pengetahuan yang luas dan keahlian tentang peraturan perundang-undangan perpajakan yang telah dilegalisir oleh instansi yang berwenang;

e. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang telah dilegalisir oleh instansi yang berwenang;

f. Asli Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI);

g. Pas photo terakhir pemohon berukuran 2x3 cm sebanyak 2 (dua) lembar;

h. Surat pernyataan yang berisi komitmen untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan cara sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya sesuai format surat pernyataan sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Page 36: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

36

LAMPIRAN IPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIKINDONESIANOMOR : 61/PMK.01/2012TENTANG : PERSYARATAN UNTUK MENJADIKUASA HUKUM PADA PENGADILAN PAJAK

FORMULIRPERMOHONAN BARU

Kepada:Yth. Ketua Pengadilan PajakDi Jakarta

Perihal : PERMOHONAN IZIN MENJADI KUASA HUKUM PADA PENGADILAN PAJAK

Dengan hormat,Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ................................................(1)..................................................Tempat / tanggal lahir : ................................................(2)..................................................Pendidikan Terakhir : ................................................(3)..................................................Alamat Rumah : ................................................(4)..................................................Nomor Telepon/HP : ................................................(5)..................................................

Page 37: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

37

No. Kartu Tanda Penduduk : ................................................(6)..................................................Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : …….................................................(7)..................................................

Dengan ini mengajukan permohonan izin menjadi kuasa hukum pada Pengadilan Pajak. Untuk melengkapi permohonan tersebut, bersama ini saya lampirkan dokumen sebagai berikut:1. Daftar Riwayat Hidup/pengalaman kerja dan riwayat pendidikan;2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) WNI yang telah dilegalisir oleh instansi yang

berwenang;3. Fotokopi NPWP yang telah dilegalisir oleh instansi yang berwenang;4. Fotokopi ijazah Sarjana atau Diploma IV dari perguruan tinggi yang terakreditasi dan

telah dilegalisir olehinstansi yang berwenang;

5. Fotokopi tanda bukti pengetahuan yang luas dan keahlian tentang peraturan perundang-undangan dibidang perpajakan, yang telah dilegalisir oleh instansi berwenang, diantaranya:a. Fotokopi ijazah/sertifikat brevet pajak atau keahlian di bidang

Kepabeanan/Cukai dari instansi/lembaga yang terakreditasi;b. Fotokopi ijazah Sarjana di Bidang Administrasi Fiskal atau Diploma III (tiga)

Pajak/Kepabeanan dan Cukai dari Perguruan Tinggi yang terakreditasi dalam menyelenggarakan pendidikan; atau

c. Fotokopi surat Izin Konsultan Pajak yang masih berlaku untuk yang erprofesi sebagai Konsultan Pajak.

6. Pas photo terakhir pemohon berukuran 2x3 cm sebanyak 2 (dua) lembar;7. Asli Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian Negara Republik

Indonesia (POLRI); dan8. Asli Surat pernyataan yang berisi komitmen untuk melaksanakan peraturan

perundang-undanganperpajakan dengan cara sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya.

Demikian disampaikan agar maklum.

..............(8).............,............(9)......... Pemohon (10) (................ (11)..................)

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PERMOHONANNomor (1) : Diisi nama orang perserorangan yang mengajukan permohonanNomor (2) : Diisi tempat dan tanggal lahir orang perserorangan yang

mengajukan permohonanNomor (3) : Diisi pendidikan terakhir orang perserorangan yang mengajukan

permohonan

Page 38: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

38

Nomor (4) : Diisi alamat tempat tinggal orang perseorangan yang mengajukan permohonan

Nomor (5) : Diisi nomor telepon orang perseorangan yang mengajukan permohonan

Nomor (6) : Diisi nomor Kartu Tanda Penduduk orang perseorangan yang mengajukan permohonan

Nomor (7) : Diisi Nomor Pokok Wajib Pajak orang perseorangan yang mengajukan permohonan

Nomor (8) : Diisi nama kota tempat formulir permohonan dibuat'Nomor (9) : Diisi tanggal formulir permohonan dibuatNomor (10) : Diisi tanda tangan orang perseorangan yang mengajukan

permohonanNomor (11) : Diisi nama orang perseorangan yang mengajukan permohonan

LAMPIRAN IIPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR : 61/PMK.01/2012TENTANG : PERSYARATAN UNTUK MENJADI KUASA HUKUM PADAPENGADILAN PAJAK

FORMULIRDAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : ...........................................(1).............................................Tempat/tanggal lahir : ...........................................(2).............................................Alamat Rumah : ...........................................(3)............................................. Nomor Kartu Tanda Penduduk WNI : .................................(4).............................................Pendidikan Formal : 1. .......................................(5)..............................................(Cantumkan Tahun Lulus 2. .........................................................................................dan Nama Pendidikannya) 3. ......................................................................................... 4. ......................................................................................... 5. ......................................................................................... 6. .........................................................................................Nomor Izin Konsultan Pajak : ...........................................(6)............................................. ............................................................................................Pendidikan Brevet/PPJK : ...........................................(7).............................................(Cantumkan jenis Brevet/ ............................................................................................

Page 39: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

39

Sertifikat, nomor, bulan dan tahun, ............................................................................................serta Lembaga yang menerbitkan ............................................................................................brevet/sertifikat ............................................................................................Pekerjaan : ...........................................(8)............................................. ............................................................................................Pengalaman Kerja : ...........................................(9)............................................. ............................................................................................ ............................................................................................ ............................................................................................

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan akan saya pertanggungjawabkansebagaimana mestinya.

............(10)..........................,........................(11).............. (12)

(.........................................(13)........................................)

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR DAFTAR RIWAYAT HIDUPNomor (1) : Diisi nama orang perserorangan yang mengajukan permohonanNomor (2) : Diisi tempat dan tanggal lahir orang perserorangan yang

mengajukan permohonanNomor (3) : Diisi alamat tempat tinggal orang perseorangan yang mengajukan

permohonanNomor (4) : Diisi nomor Kartu Tanda Penduduk orang perseorangan yang

mengajukan permohonanNomor (5) : Diisi riwayat pendidikan formal orang perseorangan yang

mengajukan permohonan denganmenyebutkan tahun lulus dan nama pendidikannyaNomor (6) : Diisi nomor izin konsultan pajakNomor (7) : Diisi jenis Brevet/Sertifikat, nomor sertifikat, bulan dan tahun terbit

sertifikat, serta lembaga yang menerbitkan brevet/ sertifikatNomor (8) : Diisi pekerjaan terakhir orang perseorangan yang mengajukan

permohonanNomor (9) : Diisi riwayat pengalaman kerja orang perseorangan yang

mengajukan permohonanNomor (10) : Diisi nama kota tempat formulir Daftar Riwayat Hidup dibuatNomor (11) : Diisi tanggal Daftar Riwayat Hidup dibuatNomor (12) : Diisi tanda tangan orang perseorangan yang mengajukan

permohonanNomor (13) : Diisi nama orang perseorangan yang mengajukan permohonan

Page 40: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

40

LAMPIRAN IIIPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR : 61/PMK.01/2012TENTANG : PERSYARATAN UNTUK

MENJADI KUASA HUKUM PADA PENGADILAN PAJAK

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, sebagai Kuasa Hukum di Pengadilan Pajak dengan ini menyatakan untuk berkomitmen bahwa saya:

1. Tidak akan melakukan praktek Korupsi dan Kolusi;2. Dalam menjalankan tugas sebagai Kuasa Hukum, berjanji akan melaksanakan

peraturan perundang-undangan perpajakan dengan cara sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya;

3. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam komitmen Kuasa Hukum ini, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian pernyataan komitmen Kuasa Hukum ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan akan saya pertanggungjawabkan sebagaimana mestinya.

Page 41: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

41

...............(1)..................,....................(2)...........................(3) Meterai Rp6.000,- (..........................................(4).........................................)

LAMPIRAN V

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

INDONESIA

NOMOR : 61/PMK.01/2012

TENTANG : PERSYARATAN UNTUK MENJADI

KUASA HUKUM PADA

PENGADILAN PAJAK

FORMULIR

PERMOHONAN PERPANJANGAN

Kepada:

Yth. Ketua Pengadilan Pajak

Di Jakarta

Perihal : PERMOHONAN PERPANJANGAN IZIN MENJADI KUASA HUKUM PADA PENGADILAN PAJAK

Page 42: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

42

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ................................................(1)..................................................

Tempat / tanggal lahir : ................................................(2)..................................................

Pendidikan Terakhir : ................................................(3)..................................................

Alamat Rumah : ................................................(4)..................................................

Nomor Telepon/HP : ................................................(5)..................................................

No. Kartu Tanda Penduduk : ................................................(6)..................................................

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : ................................................(7)..................................................

Dengan ini mengajukan permohonan perpanjangan izin menjadi kuasa hukum pada Pengadilan Pajak. Untuk melengkapi permohonan tersebut, bersama ini saya lampirkan dokumen sebagai berikut:

1. Daftar Riwayat Hidup;

2. Fotokopi Keputusan Ketua Pengadilan Pajak tentang Izin Kuasa Hukum yang masih berlaku;

3. Fotokopi Kartu Tanda Pengenal kuasa hukum yang terakhir;

4. Fotocopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) WNI yang telah dilegalisir oleh instansi yang berwenang;

5. Fotocopi NPWP yang telah dilegalisir oleh instansi yang berwenang; dan

6. Pas photo terakhir pemohon berukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar;

7. Asli Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI).

Demikian disampaikan agar maklum.

..............(8).............,............(9).........

Pemohon

(10)

Page 43: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

43

(................(11)..................)

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PERMOHONAN PERPANJANGAN

Nomor (1) : Diisi nama orang perserorangan yang mengajukan permohonan perpanjangan

Nomor (2) : Diisi tempat dan tanggal lahir orang perserorangan yang mengajukan permohonan

perpanjangan

Nomor (3) : Diisi pendidikan terakhir orang perserorangan yang mengajukan permohonan perpanjangan

Nomor (4) : Diisi alamat tempat tinggal orang perseorangan yang mengajukan permohonan perpanjangan

Nomor (5) : Diisi nomor telepon orang perseorangan yang mengajukan permohonan perpanjangan

Nomor (6) : Diisi nomor Kartu Tanda Penduduk orang perseorangan yang mengajukan permohonan perpanjangan

Nomor (7) : Diisi Nomor Pokok Wajib Pajak orang perseorangan yang mengajukan permohonan perpanjangan

Nomor (8) : Diisi nama kota tempat formulir permohonan perpanjangan dibuat

Nomor (9) : Diisi tanggal formulir permohonan perpanjangan dibuat

Nomor (10) : Diisi tanda tangan orang perseorangan yang mengajukan permohonan perpanjangan

Nomor (11) : Diisi nama orang perseorangan yang mengajukan permohonan perpanjangan

4. Tanda Bukti Pengetahuan Yang Luas dan Keahlian

a. Fotokopi ijazah/sertifikat brevet pajak atau keahlian di bidang kepabeanan/cukai dari instansi/lembaga yang terakreditasi dan telah dilegalisir;

b. Fotokopi ijazah Sarjana di Bidang Administrasi Fiskal atau Diploma III Pajak/Kepabeanan dan Cukai dari perguruan tinggi yang terakreditasi dalam menyelenggarakan pendidikan dan telah dilegalisir; atau

c. Fotokopi Surat Izin Konsultan Pajak yang masih berlaku dan telah dilegalisir bagi pemohon yang berprofesi sebagai Konsultan Pajak.

5. Masa Berlaku Izin Kuasa Hukum

Page 44: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

44

a) Terhadap permohonan yang telah dilakukan penelitian oleh Sekretaris Pengadilan Pajak, disampaikan kepada Ketua untuk diberikan keputusan.

b) Dalam hal permohonan disetujui, Ketua menerbitkan Keputusan Ketua Pengadilan Pajak mengenai izin kuasa hukum dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap.

c) Dalam hal permohonan tidak disetujui, Ketua menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada pemohon mengenai penolakan permohonan dimaksud dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap.

d) Keputusan Ketua Pengadilan Pajak berlaku untuk jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak tanggal ditetapkannya Keputusan Ketua Pengadilan Pajak tersebut.

e) Keputusan Ketua Pengadilan Pajak mengenai izin kuasa hukum berlaku untuk semua persidangan pada Pengadilan Pajak.

MINGGU KE 7

STUDI KASUS DAN PRESENTASI

Kasus 1Di kalangan para praktisi konsultan pajak, sudah bukan rahasia lagi bahwa mereka secara terang – terangan atau sembunyi - sembunyi berusaha untuk saling menarik para klien. Anda diminta mencermati permasalahan ini dan memberikan opini secara objektif dan rasional tentang bagaimana persoalan ini sebaiknya diselesaikan berdasarkan dari ketentuan yang sudah ada dalam kode etik IKPI.

Kasus 2Bagaimana dan dengan cara – cara apa saja anda sebagai seorang konsultan pajak professional dalam melakukan tugas anda di lapangan berusaha untuk mengimbangi kepentingan Negara ( DJP) , klien dan teman seprofesi anda sendiri yang dalam berbagai kepentingan, mereka sering kali berseberangan satu sama lainnya. Cara – cara yang anda usahakan itu pada intinya harus dilandasi pada ketentuan – ketentuan yang sudah digariskan dalam kode etik profesi IKPI yang berlaku.

Page 45: Etika Pegawai Direktorat Jendral Pajak

45

Daftar Pustaka

• Undang Undang No.14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan pajak.

• Peraturan Menteri Keuangan.

• Kode Etik Konsultan Pajak.