Etika kepemimpinan

12
ETIKA KEPEMIMPINAN Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan hal-hal yang baik. Jadi etika merupakan sebuah standar seseorang untuk berperilaku dalam sebuah lingkungan . Seseorang yang melanggar suatu norma atau nilai moral yang dipercaya bisa dikatakan tidak beretika , dan hal ini tidak baik untuk seorang teladan atau pemimpin. Seorang pemimpin yang baik haruslah pemimpin yang beretika, yang memiliki moral dan mematuhi norma-norma yang ada. Seorang pemimpin adalah cerminan dan teladan bagi bawahan maupun karyawan dalam sebuah organisasi. Etika seorang pemimpin akan mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku karyawan dalam sebuah organisasi. Pemimpin dalam sebuah organisasi juga harus memiliki rasa tanggung jawab sosial. Pemimpin yang peduli dengan lingkungannya akan juga diperhatikan oleh lingkungan tersebut . Apabila pemimpin organisasi tidak melaksanakan tanggung jawab sosial, maka akan berdampak buruk pada kinerja dan citra organisasi. Pengertian Etika Kepemimpinan Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral , norma-norma dan hal-hal yang baik . Etika Kepemimpinan adalah sejumlah sifat –sifat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat efektif dan efisien untuk

description

pengembangan kepemimpinan

Transcript of Etika kepemimpinan

ETIKA KEPEMIMPINAN

Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan hal-hal yang baik. Jadi etika merupakan sebuah standar seseorang untuk berperilaku dalam sebuah lingkungan . Seseorang yang melanggar suatu norma atau nilai moral yang dipercaya bisa dikatakan tidak beretika , dan hal ini tidak baik untuk seorang teladan atau pemimpin.Seorang pemimpin yang baik haruslah pemimpin yang beretika, yang memiliki moral dan mematuhi norma-norma yang ada. Seorang pemimpin adalah cerminan dan teladan bagi bawahan maupun karyawan dalam sebuah organisasi. Etika seorang pemimpin akan mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku karyawan dalam sebuah organisasi.Pemimpin dalam sebuah organisasi juga harus memiliki rasa tanggung jawab sosial. Pemimpin yang peduli dengan lingkungannya akan juga diperhatikan oleh lingkungan tersebut . Apabila pemimpin organisasi tidak melaksanakan tanggung jawab sosial, maka akan berdampak buruk pada kinerja dan citra organisasi.

Pengertian Etika Kepemimpinan

Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral , norma-norma dan hal-hal yang baik . Etika Kepemimpinan adalah sejumlah sifat sifat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai norma dan nilai yang berlaku .Sifat-sifat utama seorang pemimpin sebagai berikut: Cerdas Inisiatif tinggi Bertanggung jawab Dapat dipercaya Jujur Rela berkorban

Prinsip Etika Pemimpin Prinsip etika pemimpin antara lain adalah : Menjaga perasaan orang lain, Memecahan masalah dengan rendah hati Menghindari pemaksaan kehendak tetapi menghargai pendapat orang lain, Mengutamakan proses dialogis (terbuka/komunikatif) dalam memecahkan masalah Menanggapi suatu masalah dengan cepat, dan sesuai dengan keahlian Menyadari kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki serta mengedepankan sikap jujur,disiplin, dan dapat dipercaya.

Etika kepemimpinan dapat terwujud jika/Syarat mewujudkan kepemimpinan yang beretika:1. Pemimpin memiliki sifat jujur kepada pengikutnya. 2. Pemimpin dapat dipercaya oleh para pengikutnya sehingga pengikutnya akan merasa aman didekat si pemimpin. 3. Memiliki hubungan yang positif kepada pengikutnya. 4. Dapat menerima saran dan kritik yang diberikan oleh pengikutnya. 5. Dapat menilai dan memahami kinerja para pengikutnya. 6. Dapat bertanggung jawab terhadap semua tugas yang dibebankan dengan cara menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 7. Memiliki sifat adil, kritis, rendah hati, dan hormat kepada diri sendiri dan orang lain.

Nilai-nilai Pemimpin yang BermoralBeberapa nilai kepemimpinan yang perlu dimiliki seorang pemimpin antara lain adalah sebagai berikut :

- Integritas dan moralitas.Integritas menyangkut mutu, sifat dan keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Moralitas menyangkut ahlak, budi pekerti, susila, ajaran tentang baik dan buruk, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket, adat sopan santun.

- Tanggung jawab.Seorang pemimpin harus memikul tanggung jawab untuk menjalankan misi dan mandat yang dipercayakan kepadanya. Pemimpin harus bertanggungjawab atas apa yang dilakukan dan tidak dilakukannya untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam organisasi. Ia harus memiliki keberanian untuk mempertanggung jawabkan tindakan yang telah dilakukan dan mengambil risiko atau pengorbanan untuk kepentingan organisasi dan orang-orang yang dipimpinnya. Tanggung jawab dan pengorbanan adalah dua hal yang saling berhubungan erat. Pemimpin harus mengutamakan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi atau keluarga termasuk pengorbanan waktu. Di sisi lain, pemimpin harus melatih bawahan untuk menerima tanggung jawab serta mengawasi pelaksanaan tugasnya.

- Kesetiaan Jika seorang pemimpin mengharapkan loyalitas dari orang yg dipimpinnya, Ia pun harus terlebih dahulu memiliki kesabaran dan kesetiaan untuk memimpin, Timbal balik kesetiaan antara pimpinan dan bawahan dapat diukur dari seberapa jauh Mereka saling memberikan dukungan saat keadaan baik ataupun buruk, Dukungan itu dapat berupa moral maupun material.

- Kebijaksanaan.Kebijaksanaan (wisdom) yaitu kearifan seorang pemimpin dalam memutuskan sesuatu sehingga keputusannya adil dan bijaksana. Kebijaksanaan memiliki makna lebih dari kepandaian atau kecerdasan. Pemimpin setiap saat dihadapkan kepada situasi yang rumit dan sulit untuk mengambil keputusan karena terdapat perbedaan kepentingan antar kelompok masyarakat dan mereka yang akan terkena dampak keputusannya. Seringkali pemimpin seperti menghadapi buah simalakama, sulit untuk menentukan pilihan karena sama-sama berisiko. Selain upaya manusia menekuni dan mencari kebijaksanaan, perlu upaya meminta kebiaksanaan kepada Tuhan sebagai sumber untuk memutuskan keputusan yang terbaik dan bijaksana.

- Keteladanan.Keteladanan seorang pemimpin adalah sikap dan tingkah laku yang dapat menjadi contoh bagi orang-orang yang dipimpinnya. Keteladanan berkaitan erat dengan kehormatan, integritas dan moralitas pemimpin. Keteladanan yang dibuat-buat atau semu dan direkayasa tidak akan langgeng. Pemimpin sejati melakukan hal-hal baik dengan wajar tanpa pamrih, bukan sekedar untuk mendapat pujian manusia. Sifat-sifat baiknya dirasakan orang lain sehingga dapat mempengaruhi lingkungan dan masyarakat luas sebagai suatu teladan yang hidup.

- Menjaga Kehormatan.Seorang pemimpin harus menjaga kehormatan dengan tidak melakukan perbuatan tercela karena semua perbuatannya menjadi contoh bagi bawahan dan orang-orang yang dipimpinnya. Ia tidak boleh mudah terjebak dalam godaan Tiga Ta yaitu harta (memperoleh materi atau uang secara tidak sah/ melanggar hukum), tahta (mendapatkan kekuasaan dengan menghalalkan sebagal cara) dan wanita ( perselingkuhan, hubungan seks di luar pernikahan) yang sering menjatuhkan kehormatan sebagai pemimpin. Budaya lokal (Jawa) juga mengajarkan pemimpin harus menghindari 5 M (Mo Limo ) yaitu maling (mencuri/ korupsi), madat(narkoba), madon (main perempuan), main (berjudi) dan minum (mabuk alkohol). Setiap daerah atau suku bangsa memiliki rambu-rambu kehormatan yang tidak boleh dilanggar oleh seorang pemimpin. Mahatma Gandhi mengatakan ada 7 dosa sosial yang mematikan yaitu : kekayaan tanpa kerja, kenikmatan tanpa nurani, ilmu tanpa kemanusiaan, pengetahuan tanpa karakter, politik tanpa prinsip, bisnis tanpa moralitas dan ibadah tanpa pengorbanan. Semua itu merupakan rambu-rambu peringatan bagi pemimpin untuk menjaga kehormatannya.

- Beriman.Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa sangat penting karena pemimpin adalah manusia biasa dengan semua keterbatasannya secara fisik, pikiran dan akal budi sehingga banyak masalah yang tidak akan mampu dipecahkan dengan kemampuannya sendiri. Iman dapat menjembatani antara keterbatasan manusia dengan kesempurnaan yang dimiliki Tuhan, agar kekurangan itu dapat diatasi. Iman juga merupakan perisai untuk meredam keinginan dan nafsu-nafsu duniawi serta godaan untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan dalam menjalankan kepemimpinannya. Penting bagi seorang pemimpin untuk selalu menyadari bahwa Tuhan itu Maha Kuasa, Maha Mengetahui. Implikasi pemahaman seperti itu bagi pemimpin adalah segala sesuatu yang terjadi, termasuk kepemimpinan yang dijalankannya, bukan sekedar kebetulan atau by chance belaka. Pemimpin yang beriman menyadari bahwa semua perbuatannya diketahui dan diawasi Tuhan yang hadir di mana-mana sehingga ia takut mengkhianati amanat sebagai pemimpin. - Mampu berkomunikasi dengan baikPemimpin harus mampu membangun komunikasi dengan orang-orang yang dipimpinnya sehingga kepemimpinannya dapat efektif dan efisien. Jika berkomunikasi tanpa menggunakan etika, komunikasi dapat menimbulkan keadaan yang kurang harmonis bahkan dapat menjurus kepada situasi konflik yang mengganggu pelaksanaan tugas.

Contoh Teknik Komunikasi Yang Baik Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan Gunakan bahawa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara Menatap mata lawan bicara dengan lembut Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan karakteristik lawan bicara. Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik. Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku seperti berjabat tangan, merunduk, dll

Selain nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, etika yang baik juga harus dimiliki. Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan hal-hal yang baik-baik. Etika difungsikan sebagai penuntun dalam bersikap dan bertindak menjalankan kehidupan menuju ke tingkat keadaan yang lebih baik. Kepemimpinan beretika akan membuat suasana hubungan kerja dalam organisasi lebih nyaman dan terhindar dari konflik vertikal maupun konflik horisontal. Sebab, pelaku-pelaku organisasi menyadari keberadaan pedoman dan penuntun berupa prinsip-prinsip etika yang membatasi gerak bersikap dan bertindak. Pengambilan keputusan yang etisAda beberapa ciri-ciri dalam pengambilan keputusan yang etis: Pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang salah. Sering menyangkut pilihan yang sukar. Tidak mungkin dielakkan. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, tabiat dan lingkungan sosial. LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS1. Menentukan fakta-fakta2. Mengidentifikasi para pemegang kepentingan dan mempertimbangkan situasi-situasi dari sudut pandang mereka3. Mempertimbangkan alternatif-alternatif yang tersedia juga disebut dengan imajinasi moral4. Mempertimbangkan bagaimana sebuah keputusan dapat memengaruhi para pemegang kepentingan, membandingkan dan mempertimbangkan alternatif-alternatif berdasarkan: Konsekuensi-konsekuensi Kewajiban-kewajiban, hak-hak, prinsip-prinsip Dampak bagi integritas dan karakter pribadi5. Membuat sebuah keputusan6. Memantau hasilLangkah pertama dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab secara etis adalah menentukan fakta-fakta dalam situasi tersebut, membedakan fakta-fakta dari opini belaka, adalah hal yang sangat penting. Perbedaan persepsi dalam bagaimana seseorang mengalami dan memahami situasi dapat menyebabkan banyak perbedaan etis. Sebuah penilaian etis yang dibuat berdasarkan penentuan yang cermat atas fakta-fakta yang ada merupakan sebuah penilaian etis yang lebih masuk akal daripada penilaian yang dibuat tanpa fakta. Seseorang yang bertindak sesuai dengan pertimbangan yang cermat akan fakta telah bertindak dalam cara yang lebih bertanggung jawab secara etis daripada orang yang bertindak tanpa pertimbangan yang mendalam.Langkah kedua dalam pengambilan keputusan yang etis yang bertanggung jawab mensyaratkan kemampuan untuk mengenali sebuah keputusan atau permasalahn sebagai sebuah keputusan etis atau permasalahan etis.Langkah ketiga melibatkan satu dari elemen vitalnya. Kita diminta untuk mengidentifikasi dan mempertimbangkan semua pihak yang dipengaruhi oleh sebuah keputusan, orang-orang ini biasa disebut dengan para pemangku kepentingan (stakeholder).Langkah selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan adalah membandingkan dan mempertimbangkan alternatif-alternatif, membuat suatu spreadsheet mental yang mengevaluasi setiap dampak tiap alternatif yang telah dipikirkan terhadap masing-masing pemegang kepentingan yang telah identifikasi. Salah satu cara yang paling mudah adalah menempatkan diri terhadap posisi orang lain. Sebuah elemen penting dalam evaluasi ini adalah pertimbangan cara untuk mengurangi, meminimalisasi atau mengganti kensekuensi kerugian yang mungkin terjadi atau meningkatkan dan memajukan konsekuensi-konsekuensi yang mendatangkan manfaat. Selain itu juga perlu mempertimbangkan kewajiban, hak-hak dan prinsip-prinsip, serta dampak bagi integritas dan karakter pribadi.Langkah kelima adalah pengambilan keputusan yang diakhiri dengan evaluasi yang merupakan langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan sebagai sarana untuk menilai apakah keputusan kita sudah berdampaka baik atau malah tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. KESIMPULANSeorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang beretika baik, bermoral dan mematuhi norma-norma yang ada. Pemimpin yang memiliki etika adalah pemimpin yang menekankan pada penghayatan nilai-nilai moral. Kepemimpinan etis adalah perwujudan nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan dan moral oleh pemimpin itu sendiri. Pemimpin yang ber-etika dapat menuntun, mengarahkan dan mengamalkan nilai-nilai moral bersama orang-orang yang dipimpin. Untuk itu dibutuhkan integritas pribadi yang kokoh dan karakter yang kuat dari seorang pemimpin, agar dapat menjadi teladan, sehingga darinya orang dipengaruhi dan didorong untuk menginternalisasi dan mewujudkan karakter pribadi yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh situasi dan mampu untuk mengambil keputusan sendiri atas hidup yang dijalaninya. Sumber:http://olafrider.blogspot.com/2014/12/etika-dan-tanggung-jawab-sosial-pemimpin.htmlhttps://manesaaryanata.wordpress.com/2014/11/06/pengambilan-keputusan-etis/Maxwell, John C. 2008. Etika Yang Harus Diketahui Setiap Pemimpin. Jakarta: BPK Gunung MuliaKartono, Kartini. 1994. Psikologi Sosial Untuk Manajemen, Perusahaan & Industri. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada