ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB...
Transcript of ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB...
ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISME
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Agama
Oleh:
Siti Rokhmatul Umah
NIM. 14510020
PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2019
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
v
MOTTO
“THERE WILL BE NO WHITE FLAG
ABOVE MY DOOR”
Artinya: “Tak kan ada bendera putih di atas pintu rumahku”
Makna: “Tidak akan pernah ada kata “menyerah” dalam hidupku”
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Orang tuaku yang selalu mendukung semua cita-citaku serta tak henti mendo’akanku
Siti Fatimah dan Alm. Qodir
Adikku satu-satunya
Moch. Roziqin
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
vii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan topik mengenai etika didasarkan pada urgensi etika dalam kehidupan manusia. Salah satu ajaran filsafat Timur utamanya yang mengajarkan praktik-praktik moral serta ajaran etika yaitu Buddhisme. Dalam ajaran Buddhisme, terdapat banyak ajaran etika yang bisa diambil. Namun, ajaran-ajaran tersebut masih berserakan serta belum tertata dan diperlukan identifikasi mengenai corak atau bentuk etikanya. Menurut pendapat penulis, ajaran etika dalam Buddhisme memiliki corak eudaimonisme berdasarkan batasan-batasan yang telah diberikan oleh Aristoteles yang mengandung beberapa aspek antara lain aspek teleologis, pengembangan diri dan keutamaan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori etika Aristoteles sebagai rujukan dalam mendialogkan, menganalisis, dan membangun konsep etika yang terdapat dalam ajaran Buddhisme. Dalam filsafat etika Aristoteles, terdapat tiga sifat yaitu pentingnya teleologi, pengembangan diri serta keutamaan. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan/library research dengan menggunakan metode pengolahan data yaitu interpretasi dan deskripsi. Interpretasi sebagai suatu cara menafsirkan sebuah teks serta deskripsi merupakan alat tuangnya. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan filosofis yaitu mencari struktur dasar filosofis dari ajaran Buddhisme dalam konsep etika eudaimonismenya, kemudian disajikan dan ditemukan struktur etika.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa etika eudaimonisme dalam Buddhisme bersumber pada aspek teleologis, aspek pengembangan diri, dan aspek keutamaan. Menurut Buddhisme, tujuan dari segala tindakan manusia adalah untuk mencapai kebahagiaan tertinggi, yaitu Nibbana (terlepasnya dari penderitaan). Adapun cara yang dirumuskan dalam ajaran Buddhisme untuk mencapainya adalah dengan mempraktikkan Jalan Mulia Beruas Delapan. Dengan jalan tersebut, manusia bisa mencapai kebahagiaan tertinggi tersebut.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
xiii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
mencurahkan nikmat dan kasih sayang-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas
akhir dalam menempuh studi di prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin
dan pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan judul Etika
Eudaimonisme dalam Buddhisme.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad
SAW yang mengemban tugas menyampaikan risalah Islam demi menyempurnakan
akhlak manusia. Demikian kesejahteraan selalu tercurahkan kepada keluarganya, para
sahabatnya, keturunannya dan semua yang mengikutinya dengan ketaatan. Semoga
kita semua mendapat syafaatnya di akhirat kelak.
Penulis menyadari bahwa skripsi yang ada di tangan pembaca ini tidak
akan mungkin dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak, khususnya
kedua orang tua penulis yang tidak berhenti mendoakan kebaikan dan kemudahan
dalam hidup penulis. Juga kepada pihak-pihak yang memberikan kemudahan dalam
penyelesaian karya ini, mulai dari proses bimbingan, peminjaman referensi, diskusi
dan sebagainya. Maka dalam hal ini penulis menyampaikan penghargaan setinggi-
tingginya dan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D, selaku Rektor UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
xiv
2. Bapak Dr. Alim Roswantoro, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga.
3. Bapak Dr. Robby Habiba Abror, S.Ag. M.Hum., selaku ketua Prodi Aqidah
dan Filsafat Islam.
4. Bapak Muhammad Fatkhan, S.Ag. M.Hum., selaku sekretaris Prodi Aqidah
dan Filsafat Islam.
5. Bapak Dr. Fahruddin Faiz, S.Ag, M.Ag selaku Dosen Penasehat Akademik
(DPA) yang telah membimbing dan selalu memberikan nasihat dalam
persoalan-persoalan akademik selama di Prodi Aqidah dan Filsafat Islam UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
6. Bapak Drs. H. Abdul Basir Solissa, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing Skripsi
(DPS), yang banyak sekali memberikan saran dan masukan dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Novian Widiadharma, S.Fil., M.Hum., selaku Dosen Prodi Aqidah dan
Filsafat Islam yang juga banyak memberikan diskusi, saran, serta masukan
yang sangat membangun atas skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu dosen, karyawan dan karyawati serta seluruh civitas akademik
di lingkungan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
9. Ibu Siti Fatimah dan Alm. Bapak Qodir, selaku orang tua yang tidak pernah
berhenti memberikan semangat serta dukungan materi maupun do’a untuk
kebaikan dan kemudahan dalam segala urusan penulis.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
xv
10. Saudaraku tercinta: Adikku Moch. Roziqin (Jikin).
11. Teman-teman geng “KODEMAS”: Ririn, Ijah, Tiya, Nur, Amin, Deni, Fajar,
Naza.
12. Teman-teman Prodi Aqidah dan Filsafat Islam angkatan 2014 : Ainun, Latif,
Wildan, Dika dkk.
13. Teman-teman RTD : Kak Umam, Amin, Tiya, Mbak Ana, Aurel, Mas Tasir,
Mbak Ema, dkk.
14. Teman-teman KKN, khususnya Dega, Rara, Olif, Anas, Akak Royanee.
15. Teman-teman ngrumpi : Afin, Mbak Mubarokah, Ersa, Mbak Ria.
16. Teman-teman KMPD.
Skripsi hasil penelitian penulis ini tentu masih jauh dari kata sempurna
sebagai sebuah karya ilmiah. Oleh sebab itu, penulis tidak menutup diri dari adanya
kritik yang bersifat konstruktif, koreksi atau penyempurnaan. Pada akhirnya penulis
berharap “monument akademis” penulis ini memberikan manfaat atau kontribusi
yang berarti bagi siapa saja yang membacanya.
Yogyakarta, 10 Januari 2019
Penulis,
Siti Rokhmatul Umah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR .............................. ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. LatarBelakangMasalah ............................................................................... 1
B. RumusanMasalah ....................................................................................... 7
C. TujuandanKegunaanPenelitian .................................................................. 7
D. TinjauanPustaka ......................................................................................... 8
E. KerangkaTeori............................................................................................ 10
F. MetodePenelitian........................................................................................ 11
G. SistematikaPembahasan ............................................................................. 14
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
xii
BAB II ETIKA EUDAIMONISME .................................................................... 16
A. Pengertian Etika ......................................................................................... 16
B. EtikaEudaimonisme ................................................................................... 25
C. TujuanTerakhir: Kebahagiaan .................................................................... 32
BAB III KONSEP ETIKA DALAM BUDDHISME ......................................... 36
A. KonteksGagasanEtikaDalamBuddhisme ................................................... 36
1. India SebelumMasaLahirnyaBuddhisme ............................................. 36
2. India PadaMasaBuddhisme .................................................................. 37
B. EtikaDalamBuddhisme .............................................................................. 49
1. AturanMoralitasBuddhis ...................................................................... 53
2. Makna Lima AturanMoralitas .............................................................. 57
C. SumberAjaranEtikadalamBuddhisme ........................................................ 59
BAB IV ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISME......................... 70
A. NibbanaSebagaiKebahagiaanTertinggi ...................................................... 71
B. JalanMuliaBerunsurDelapan: Cara MencapaiNibbana .............................. 81
1. Pandangan Yang Benar ........................................................................ 84
2. Pikiran Yang Benar .............................................................................. 87
3. Perkataan Yang Benar .......................................................................... 89
4. Tindakan Yang Benar .......................................................................... 91
5. Mata Pencaharian Yang Benar ............................................................. 93
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
xiii
6. Usaha Yang Benar................................................................................ 95
7. Kesadaran Yang Benar ......................................................................... 97
8. Konsentrasi Yang Benar ...................................................................... 98
C. TinjauanKritikEudaimonismeDalamBuddhisme ....................................... 101
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 104
A. Simpulan .................................................................................................... 104
B. Saran ........................................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 107
CURRICULUM VITAE ...................................................................................... 110
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Buddhisme adalah pesan religius dan filosofis India yang tersebar luas
melampaui batas-batas anak benua asal-usulnya itu. Setelah menaklukkan Asia ke
arah utara dan timur, di wilayah-wilayah yang luas ini Buddhisme mendapat banyak
pengikut dan membentuk sebuah peradaban yang berdiri tegak selama berabad-abad.1
Sebagai salah satu tempat berkembangnya peradaban dan kebudayaan dunia,
India telah menjadi tanah suci bagi banyak orang untuk mendalami hakikat hidup.
Terdapat dua pandangan yang lazim di India sebelum masa Buddha Gautama, yaitu
Brahmanisme dan Sramanaisme.
Pandangan Brahmanisme merupakan paham yang diturunkan dari bangsa Arya.
Menurut paham ini, roh dan jasmani adalah satu. Pandangan Brahmanisme ini juga
dinamakan agama Brahma yang wujudnya sejak permulaan abad ke-8 SM, yaitu
suatu kekuasaan yang besar yang memiliki daya pengaruh tersembunyi yang
memerlukan amalan-amalan ibadat, seperti membaca do‟a-do‟a, menyanyikan lagu
pemujaan, dan memberikan korban-korban. Dan mengenai konsep ketuhanan Hindu,
Brahman merupakan penguasa tertinggi.2
1 Heinrich Zimmer, Sejarah Filsafat India terj. Agung Prihantoro (Yogyakarta: Kanisius, 2011),
hlm. 448. 2 Ahmad Shalaby, Perbandingan Agama, Agama-agama Besar di India (Jakarta: Bumi Aksara,
1998), hlm. 18.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
2
Berbeda dari pandangan Brahmanisme, pandangan Sramanaisme yang
diturunkan oleh bangsa Dravida menganggap bahwa roh dan jasmani bukanlah satu
kesatuan. Karena roh tidak sama dengan jasmani, maka matinya badan jasmani tidak
berarti matinya roh atau jiwa. Roh dianggap sebagai sesuatu yang kekal dan abadi
dan apabila pada saatnya seseorang meninggal, rohnya akan tetap ada dan harus
berupaya menyatu dengan keabadian itu sendiri. Pandangan ini memunculkan paham
eternalisme (kekekalan).3
Kedua pandangan ini ditolak oleh Buddha Gautama dan pada akhirnya Sang
Buddha menawarkan sebuah jalan alternatif yang kemudian disebut sebagai Jalan
Mulia Berunsur Delapan (the eight fold path) atau Jalan Tengah (the middle way).
Bagi umat Buddha ajaran yang dibabarkan oleh Buddha Gautama lebih dilihat
sebagai sebuah pedoman hidup (the way of life) daripada sebatas agama. Mengapa?
Karena apa yang ditawarkan oleh Buddha Gautama bukanlah sebuah sistem
kepercayaan, melainkan sebuah pedoman yang sifatnya universal (dapat diterima oleh
semua orang) agar manusia dapat menjalani hidupnya dengan lebih berarti.4
Buddha merupakan sebuah sebutan atau gelar yang diberikan kepada seseorang
yang telah mencapai Pencerahan (Enlightenment). Buddha sendiri tidak hanya satu.
Namun secara historis pada zaman ini hanya dikenal satu Buddha yaitu Buddha
3 Willy Yandi Wijaya, Ikhtisar Ajaran Buddha (Yogyakarta: Insight Vidyasena Vidyaloka,
2008), hlm. 2. 4 Willy Yandi Wijaya, Ikhtisar Ajaran Buddha, hlm. 3.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
3
Gautama.5 Buddha Gautama hidup di bagian utara India sekitar abad ke-6 SM.
Nama pribadinya adalah Siddhattha,6 sedangkan Gautama adalah nama keluarganya.7
Sang pangeran muda terpukul oleh penderitaan yang dia lihat di sekelilingnya.
Dia melihat bahwa laki-laki dan perempuan, anak-anak dan orang lanjut usia,
semuanya menderita bukan hanya gara-gara bencana yang terkadang terjadi seperti
perang dan wabah penyakit, melainkan juga karena kecemasan, frustasi dan
ketidakpuasan, yang semuanya tampak sebagai bagian tak terpisahkan dari kondisi
manusia. Orang-orang mengejar kekayaan dan kekuasaan, memperoleh pengetahuan
dan harta, menghasilkan anak laki-laki dan perempuan, serta membangun berbagai
rumah dan istana. Namun apa pun yang mereka capai, mereka tidak pernah puas.
Orang-orang yang hidup dalam kemiskinan mengimpikan kekayaan. Orang-orang
yang punya satu juta mengidamkan dua juta. Orang-orang yang punya dua juta
mengidamkan sepuluh juta. Bahkan orang yang kaya dan terkenalpun jarang merasa
puas. Mereka juga dihantui oleh kepentingan dan kekhawatiran yang tiada henti,
sampai penyakit, usia tua dan kematian memberikan akhir pahit kepada mereka.
Segala sesuatu yang pernah dikumpulkan oleh seseorang lenyap bagaikan asap.
5 Gotama adalah nama keluarga, dan Sakya adalah nama suku asal Sang Buddha. Tradisi
menyatakan bahwa anak-anak dari Raja Okkaka dari garis keturunan Mahäsammäta, diasingkan dari keluarganya karena rencana jahat ibu angkat mereka. Para pangeran ini, dalam perjalanan mereka, sampai di kaki Gunung Himalaya. Di sini, mereka bertemu dengan seorang petapa bernama Kapila, yang memberi mereka nasihat, dan setelah itu mereka mendirikan kota Kapilavatthu di daerah sekitar Kapila.
6 Siddhattha yang berarti „tercapai cita-citanya‟. Sanskerta – Siddhartha Gautama.
7 Willy Yandi Wijaya, Ikhtisar Ajaran Buddha, hlm. 4.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
4
Kehidupan adalah kejar-kejaran tak berguna. Tapi bagaimana meloloskan diri
darinya?8
Gautama mendapati bahwa ada cara untuk keluar dari lingkaran setan itu.
Apabila ketika mengalami sesuatu yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan
akal budi memahami hal-hal itu sebagaimana adanya, maka tidak akan ada
penderitaaan.9
Menurut tradisi agama Buddha, Gautama sendiri mencapai nirwana10 dan
terbebaskan sepenuhnya dari penderitaan. Nirvana adalah tahap dimana manusia
berhasil mencapai tujuan tertinggi dari kehidupan.11 Sejak saat itu dia dikenal sebagai
“Buddha”, berarti “Yang Tercerahkan”. Buddha menghabiskan sisa hidupnya
menjelaskan tentang hal-hal yang dia temukan kepada orang lain sehingga setiap
orang bisa terbebas dari penderitaan. Dia merangkum ajaran-ajarannya dalam satu
hukum: kesengsaraan muncul akibat keinginan; dan satu-satunya cara terbebas dari
keinginan adalah melatih akal budi untuk mengalami realitas secara apa adanya.12
Buddhisme menawarkan tujuan nibbana kepada yang membutuhkan, dan tidak
memaksakannya. “Datang dan lihat, serta buktikan sendiri”, kata Sang Buddha.
Buddhisme memiliki aturan moral yang sangat baik, yang sesuai bagi individu yang
8 Yuval Noah Harari, Sapiens terj. Damaring Tyas Wulandari Palar (Jakarta: Gramedia, 2017),
hlm. 265-266. 9 Yuval Noah Harari, Sapiens terj. Damaring Tyas Wulandari Palar, hlm. 268. 10Nirwana berarti “padam; tertiup”: pemadaman diri yang membawa pencerahan dan kebebasan
dari derita (dukkha). Pali: Nibbana 11 Mudji Sutrisno, Buddhisme: Pengaruhnya Dalam Abad Modern (Yogyakarta: Kanisius,
1993), hlm. 99. 12 Yuval Noah Harari, Sapiens terj. Damaring Tyas Wulandari Palar, hlm. 269.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
5
sudah maju maupun yang belum maju.13 Buddha Dhamma adalah sistem moral dan
filsafat yang menerangkan jalan unik pencerahan. Ajaran-ajarannya banyak
mengandung unsur etika. Salah satu sya‟ir sang Buddha yang terdapat dalam kitab
Dhammapada serta mengandung unsur etika yaitu:
“Di antara semua jalan, jalan suci yang beruas delapan adalah yang terbaik. Di antara semua kebenaran, Empat Kasunyatan Mulia adalah yang termulia. Di antara semua keadaan batin, Nibbana adalah yang tertinggi. Di antara semua makhluk hidup yang berkaki dua dan dapat melihat, sang Buddha adalah yang teragung. Hanya melalui jalan ini, bukan yang lain, yang dapat menyucikan seseorang. Ikutilah jalan ini dan lenyapkan semua kejahatan tanpa sisa. Dengan mengikuti jalan ini, engkau akan terbebas dari dukkha, membebaskan diri dari sengatan penderitaan dengan kebijaksanaan sempurna. Oleh karena itu laksanakanlah jalan yang telah aku babarkan. Para Buddha hanya mengajarkan sang jalan, namun engkau sendirilah yang harus berusaha. Seseorang yang melangkah di atas Jalan Kebebasan akan terbebas dari belenggu Mara”.14
Dalam sya‟ir tersebut sudah terlihat bahwa konsep etika yang diajarkan oleh
Siddharta Gautama tidak berbentuk teori-teori metafisik, melainkan berbentuk
program praktik. Ajaran Buddha adalah tinjauan mengenai problem kehidupan dan
rumus-rumus untuk mengatasinya yang harus dipatuhi.15
Etika merupakan bagian dari filsafat. Sebagai ilmu, etika mencari kebenaran
dan sebagai filsafat ia mencari keterangan (benar) yang sedalam-dalamnya. Sebagai
tugas tertentu dari etika, ia mencari ukuran baik-buruk bagi tingkah-laku manusia.
13 Naradha Mahathera, Sang Buddha dan Ajarannya terj. Henry K. L. dan Agus Wiyono
(Jakarta: Yayasan Hadaya Vatthu, 2013), hlm. xiii.
14 Y.M. Bikkhu Jotidhammo Thera (ed), Dhammapada Atthakatha (Yogyakarta: Vidyasena Vihara Vidyaloka, 1997), hlm. 389-390.
15 Karen Armstrong, Buddha terj. T. Widiyantoro (Yogyakarta: Vidyaloka,2004), hlm. 122.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
6
Ada yang menyebut etika itu filsafat kesusilaan, ini sama, karena filsafat hendak
mencari ukuran mana yang susila itu, artinya, tindakan manusia manakah yang baik.16
Etika sebagai ilmu dan filsafat menghendaki ukuran yang umum, tidak berlaku
untuk sebagian dari manusia, tetapi untuk semua manusia.17 Untuk saat ini ada empat
teori aliran etika : 1. Hedonisme, yaitu teori yang menyatakan “baik secara moral
dengan senangnya”, teori ini jelas mengandung ciri “egoisme” individu. 2.
Eudaimonisme, memandang yang baik adalah kebahagiaan. Kebahagiaan itu tercapai
jika manusia telah menjalankan fungsinya sebagai manusia. 3. Utilitarianisme, teori
yang menyatakan bahwa manusia menurut kodratnya mencari kesenangan, akan
tetapi kebahagiaan disini diutamakan adalah kebahagiaan terbesar bagi banyak orang.
4. Deontologi, teori ini menyatakan bahwa moral adalah perbuatan yang didasarkan
kepada panggilan hati nurani.18
Jika diperhatikan, alur serta konsep moral dalam Buddhisme tersebut masih
tercecer dan belum membentuk corak yang khas mengenai etika. Apakah masuk
kategori etika hedonisme, utilitarianisme, eudaimonisme, atau deontologisme?
Namun, jika penulis amati dari corak pemikiran tokoh sentral agama Buddha tersebut,
penulis berasumsi bahwa dalam ajaran Buddhisme tersebut terdapat corak
eudaimonisme yang mengandung tiga unsur antara lain teleologis, pengembangan
diri, serta keutamaan.
16 Poedjawiyatno, Etika Filsafat Tingkah Laku (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 6. 17 Poedjawiyatno, Etika Filsafat Tingkah Laku, hlm. 7 18 M. Sholihin, Perkembangan Pemikiran Filsafat Dari Klasik Hingga Modern (Bandung:
Pustaka Setia, 2007) hlm. 207-208.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
7
Berangkat dari latar belakang di atas, maka penulis merasa perlu untuk meneliti
etika eudaimonisme yang terdapat di dalam Buddhisme.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas dan untuk lebih
memfokuskan penelitian ini, maka penulis merumuskan pokok-pokok permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana konstruksi etika yang terdapat dalam Buddhisme?
2. Bagaimana konsep etika eudaimonisme dalam Buddhisme?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gagasan serta alur pemikiran tentang etika yang ada dalam
filsafat Buddhisme.
2. Untuk mengetahui konsep etika eudaimonisme yang terdapat dalam pemikiran
filsafat Buddhisme.
Sedangkan kegunaan dari penelitian ini antara lain:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta menambah
wawasan keilmuan dalam bidang etika.
2. Menjadikan filsafat Buddhisme dikenal banyak khalayak, terutama konsepnya
mengenai etika.
D. Tinjauan Pustaka
Sebelum dilakukannya penelitian ini, penulis terlebih dahulu melakukan
tinjauan pustaka terhadap beberapa karya atau hasil penelitian sebelumnya, yang
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
8
tentunya tidak terlepas dengan objek material maupun formal dari penelitian ini.
Sejauh pemahaman penulis, terdapat beberapa penelitian yang telah membahas
tentang Buddhisme sebagai objek material dalam penelitian ini, diantaranya:
Pertama, skripsi yang berjudul “Euthanasia dalam Perspektif Buddha
Theravada” oleh Utomo Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2004.19 Skripsi ini berisi
bahwa tidakan euthanasia tidak dapat dibenarkan karena merupakan karma buruk
yang akan membawa akibat yang buruk pula bagi pelakunya, baik dalam kehidupan
yang sekarang maupun dalam kehidupan yang akan datang. Skripsi ini menggunakan
pendekatan fenomenologis yang mengkaji tentang mercy killing (pembunuhan
berdasarkan belas kasihan). Dari skripsi ini bisa kita lihat sangat berbeda dengan
skripsi yang akan penulis angkat yaitu berbeda objek formal serta materialnya. Dalam
skripsi ini berfokus pada bahasan euthanasia sebagai bahan kajian.
Kedua, skripsi dengan judul “Meditasi dalam Agama Buddha” oleh Sodiqin
jurusan Perbandingan Agama fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta tahun 2010.20 Merupakan skripsi model library research yang
berkaitan dengan kehidupan peribadatan umat Buddha yaitu konsep meditasi dengan
menggunakan pendekatan fenomenologis yang mempelajari fenomena keagamaan
yang berkaitan dengan makna serta konsep meditasi dalam agama Buddha Theravada.
19 Utomo, Euthanasia dalam Perspektif Buddha Theravada,Skripsi (Yogyakarta: Fakultas
Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2004). 20 Shodiqin, Meditasi dalam Agama Buddha, Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin UIN
Sunan Kalijaga, 2010).
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
9
Skripsi ini jelas berbeda bila dilihat dari objek formal maupun materialnya dengan
skripsi yang penulis ajukan. Disini yang menjadi pokok kajiannya ajaran meditasinya.
Ketiga, skripsi yang berjudul “Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Agama
Buddha” oleh Firmansyah fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Raden
Fatah Palembang tahun 2015.21 Skripsi ini membahas beberapa kode moral yang
melarang membunuh, mencuri, berbohong dan sebagainya. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam skripsi ini berfokus pada kajian
tentang Hak Asasi Manusia dalam agama Buddha itu sendiri.
Keempat, skripsi yang berjudul “Gender dalam Agama Buddha (Kajian
Terhadap Aliran Buddha Maitreya di Yogyakarta)” oleh Fadhilah jurusan
Perbandingan Agama fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta tahun 2015.22 Dalam skripsi ini membahas tentang konsep ajaran gender
dan praktek gender. Penelitiannya merupakan field research atau penelitian lapangan
yang menggunakan teknik interview, observasi dan dokumentasi. Skripsi ini lebih
berfokus pada kajian gendernya dalam agama Buddha itu sendiri.
Dari tinjauan pustaka di atas maka kajian tentang etika eudaimonisme
Buddhisme belum ada yang mengkaji. Oleh karena itu, dalam konteks penelitian ini
sangatlah penting untuk dikaji lebih jauh lagi.
21 Firmansyah, Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Agama Buddha, Skripsi (Palembang:
Fakultas Ushuluddin UIN Raden Fatah, 2015).
22 Fadhilah, Gender dalam Agama Buddha (Kajian Terhadap Aliran Buddha Maitreiya di Yogyakarta). Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2015)
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
10
E. Kerangka Teori
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena,
dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena
alamiah.23
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teori etika Aristoteles. Teori
etika Aristoteles dijadikan rujukan dalam mendialogkan, menganalisis, dan
membangun konsep etika eudaimonisme dalam Buddhisme.
Pandangan ini berasal dari filsuf Yunani besar, Aristoteles (384-322 SM).
Dalam bukunya, Nicomacheian Ethics, ia mulai dengan menegaskan bahwa dalam
setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan. Bisa dikatakan juga, dalam setiap
perbuatan kita ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita. Seringkali kita mencari
tujuan untuk mencapai suatu tujuan lain lagi. Misalnya kita minum obat untuk bisa
tidur dan kita tidur untuk dapat memulihan kesehatan.24
Dalam filsafat etika Aristoteles, terdapat tiga sifat. Sifat pertama adalah
pentingnya teleologi. Teleologi dapat dimengerti sebagai “keterarahan pada tujuan”
(telos=tujuan). Aristoteles melihat kebaikan moral sebagai tujuan segala perbuatan
23 John W Creswell, Research Design: Qualitative & Quantitative Approach (London: Sage,
1993), hlm. 120.
24 K. Bertens, Etika (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 242.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
11
manusia. Manusia selalu mempunyai tujuan dengan semua perbuatannya. Kebaikan
moral dilihat Aristoteles sebagai tujuan terakhir perbuatan.25
Sifat kedua adalah etika pengembangan diri sesuai dengan kodratnya. Etika
Aristoteles merupakan etika pengembangan diri karena kebahagiaan (eudaimonia)
yang menjadi tujuan hidup manusia tercapai kalau manusia mengembangkan dirinya
secara penuh sesuai dengan kodratnya. Kodrat disini dimaksudkan dalam arti
metafisis, yakni apa yang menjadi hakikat keberadaan manusia.26
Sifat yang ketiga adalah etika keutamaan. Hidup baik adalah hidup sesuai
dengan keutamaan.27 Untuk menunjukkan keutamaan (Inggris: virtue), bahasa Yunani
memakai arete. Sebelum Aristoteles, arete sudah dikenal sebagai kualitas unggul.
Dalam pertandingan olahraga, seorang atlet dapat menang karena aretenya. Lebih
khusus lagi arete dipakai dalam arti keberanian.28
F. Metode Penelitian
Agar diperoleh hasil maksimal, maka dalam penelitian skripsi diperlukan data
atau informasi yang lengkap serta penjelasan yang berkaitan dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas. Dalam hal ini, yang paling penting adalah
mengenai metodologi penelitian yang digunakan. Untuk memperoleh data yang
lengkap serta objektif, maka penulis melakukan beberapa langkah penyusunan
penelitian skripsi.
25 Aristoteles, Nicomachean Ethics: Sebuah Kitab Suci Etika terj. Embun Kenyowati (Jakarta:
Teraju, 2004) 26 J. Sudarminta, Etika Umum (Yogyakarta: Kanisius, 2013), hlm. 107. 27 J. Sudarminta, Etika Umum, hlm. 109. 28 Aristoteles, Nicomachean Ethics: Sebuah Kitab Suci Etika terj. Embun Kenyowati, hlm. viii.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
12
a. Jenis Penelitian
Penelitian dalam skripsi ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat
kepustakaan atau library research yang difokuskan pada literatur-literatur dan bahan
pustaka yang berkaitan dengan tema skripsi, yaitu “Etika Eudaimonisme Dalam
Buddhisme”.
b. Sumber Data
Data primer dalam skripsi ini, ialah data-data yang terkait langsung dengan
masalah utama yang akan diteliti, berupa buku-buku rujukan utama langsung dari
agama Buddha yaitu Kitab Tripitaka (Dhammapada). Kitab suci Dhammapada
merupakan salah satu kitab yang terdapat dalam kelompok Khuddaka Nikaya, Sutta
Pitaka. Sedangkan Sutta Pitaka merupakan salah satu bagian dari kitab suci agama
Buddha yang berisi khutbah khutbah Siddharta Gautama. Sedangkan data sekunder,
yaitu data-data yang secara tidak langsung mendukung data-data primer, berupa
buku-buku, artikel-artikel dari para peneliti yang ahli dalam bidang filsafat Timur
khususnya Buddhisme itu sendiri misalnya buku Buddhism karya Christmas
Humphreys, buku Buddha karya Karen Armstrong dll.
c. Teknik Pengumpulan Data
Karena penelitian ini adalah penelitian kepustakaan maka dalam memperoleh
data dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan tertulis atau bibliografi
seperti buku, majalah, surat kabar, internet, skripsi dan dokumen lainnya yang relevan
dengan pembahasan dalam skripsi ini.
d. Teknik Pengolahan Data
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
13
a. Interpretasi, yaitu metode yang diterapkan dalam menyelami karya tokoh
untuk menangkap arti dan nuansa uraian yang dimaksudkan tokoh.29 Hal
ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang benar. Dalam hal ini,
penulis mencoba untuk menyelami pandangan Buddhisme yang telah
diteliti para ahli yang membahas mengenai etika. Kemudian penulis
membuat tafsiran berdasarkan penjelasan yang terkait dengan
Buddhisme. Penulis mengidentifikasi inti gagasan konsep etika yang
masih berserakan dan menyusunnya untuk membentuk suatu kesatuan.
Sehingga diperoleh pemahaman mengenai etika dan berbagai unsurnya.
b. Deskripsi, yaitu metode yang diterapkan peneliti untuk menguraikan
secara teratur seluruh konsepsi tokoh.30 Dalam hal ini, setelah
menemukan gagasan inti dalam pemikiran Buddhisme mengenai etika
dan menyusunnya sedemikian rupa, kemudian penulis mendeskripsikan
pemikiran tersebut secara teratur.
29 Anton Bakker dan Ahmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta:
Kanisius, 2014), hlm. 63. 30 Anton Bakker dan Ahmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, hlm. 65.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
14
e. Pendekatan
Pendekatan penelitian adalah seperangkat asumsi yang saling berkorelasi satu
dengan yang lain mengenai fenomena alam semesta.31 Adapun pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan filosofis. Penelitian dengan
pendekatan filsafat harus berpijak pada gaya inventif dimana peneliti dapat atau
bahkan diharuskan untuk mempunyai pendapat pribadi dan sistematika yang akan
dikembangkan juga tidak harus objektif, artinya representasi subjektif penelitinya
juga diijinkan sepanjang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.32 Hal ini
dilakukan untuk mencari struktur dasar filosofis dalam pemikiran Buddhisme. Dalam
penelitian ini, objek material penelitian yaitu Buddhisme. Sedangkan objek
formalnya yaitu etika Aristoteles. Pemikiran serta konstruksi etika Buddhisme dikaji
dengan menggunakan metode kefilsafatan-interpretasi dan deskripsi- agar ditemukan
struktur dasar filosofis dalam pemikiran etikanya. Kemudian data disajikan dan
ditemukan konsep etika eudaimonisme, sehingga diharapkan mampu menjadi rujukan
dalam pemecahan persoalan etika.
G. Sistematika Pembahasan
Guna mendapat gambaran secara ringkas dalam penulisan skripsi ini serta
untuk lebih memudahkan para pembaca maka penulis menggunakan sistematika
pembahasan yang terdiri dari lima bab.
31 Muzairi dkk, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta: FA Press, 2014), hlm. 75. 32 Muzairi dkk, Metodologi Penelitian Filsafat, hlm. 80.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
15
Bab pertama, memuat pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka
teoritik, dan metodologi penelitian serta sistematika pembahasan hal ini penting
disampaikan dalam bab ini karena sebagai acuan untuk melanjutkan bab-bab
selanjutnya.
Bab kedua, memuat pengertian etika eudaimonisme, pendapat pokok
eudaimonisme Aristoteles yang terbagi menjadi beberapa topik yaitu etika teleologis,
etika pengembangan diri dan etika keutamaan.
Bab ketiga, memuat pokok-pokok ajaran etika Buddhisme. Di bagian ini
dijelaskan kepada pembaca dimensi epistemologis etika Buddhisme, dalam hal ini
sumber dan pemikirannya, sehingga membentuk konstruksi etika Buddhisme.
Bab keempat, berisi tentang konsep etika eudaimonisme dalam Buddhisme.
Namun, pembahasan tersebut diarahkan kepada dimensi aksiologis konsep yang
dirumuskan Buddhisme. Dalam hal ini dijelaskan tujuan dari dikonsepsikannya etika
eudaimonisme yaitu untuk mencapai nibbana berikut dengan cara yang ditempuh
untuk meraihnya. Dan penulis sedikit menambahkan tinjauan kritik terhadap
konsepnya.
Bab kelima, merupakan bab terakhir dari skripsi ini yang berupa kesimpulan
dan saran.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
99
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan mengenai etika eudaimonisme dalam Buddhisme, maka
diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Etika dalam Buddhisme telah tertuang dalam sila yang bertujuan praktis
dalam menuntun mencapai tujuan akhir yaitu kebahagiaan tertinggi atau
Nibbana. Sila yang ada di dalam Buddhisme tersebut lahir dari bangunan
pemikiran Siddharta Gautama atas refleksi terhadap realitas pada saat itu.
Moralitas adalah pondasi spiritual yang mendasar. Tanpa landasan ini, tidak
akan ada kemajuan manusia dan kemajuan spiritual. Setelah menegakkan
pondasi moral, seseorang dapat melanjutkan untuk mengembangkan pikiran
dan kebijaksanaannya. Sila telah dibabarkan melalui khutbah Siddharta
Gautama yang mengantarkan sebuah pemikiran serta ajaran tentang baik
dan buruk yang tertuang dalam kitab Dhammapada. Etika dalam
Buddhisme bukanlah suatu perintah atau peraturan. Melainkan pengertian
yang mendalam tentang apa yang baik dan buruk. Ajaran mengenai baik
buruk tersebut juga mengantarkan manusia untuk memahami etika serta
moral dalam ranah epistemologis atau asal-usul sebuah konstruksi etika
yang ada di dalam Buddhisme terbentuk.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
100
2. Dengan melihat sebuah ajaran etika yang terdapat dalam Buddhisme,
konstruksi etikanya digolongkan dalam tipologi etika eudaimonisme.
Berdasarkan batasan yang telah diberikan oleh Aristoteles, etika yang ada
dalam ajaran Buddhisme mengandung tiga aspek di dalamnya, yaitu unsur
teleologis, pengembangan diri serta keutamaan. Dengan melihat ketiga
unsur tersebut, terbangun sebuah dimensi aksiologis dari etika
eudaimonisme dalam Buddhisme yaitu pencapaian kebahagiaan atau
Nibbana. Di dalam Nibbana, terkandung sebuah unsur teleologis atau
keterarahan tujuan. Dengan mengerti akan Nibbana, seseorang yang
menginginkan kebahagiaan tentu terarah pada tujuan kebahagiaan tersebut
atau Nibbana. Semua perilaku serta tindakan akan diarahkan menuju
pencapaiannya. Kebahagiaan tersebut bisa dicapai dengan Jalan Mulia
Berunsur Delapan. Masing-masing jalan mengandung unsur ajaran yang
berbeda yaitu ada yang mengandung unsur pengembangan diri dan ada
yang mengandung unsur keutamaan. Keseluruhan dari ajarannya
mengarahkan pada kebahagiaan. Inilah yang dimaksud dengan aspek
teleologis yang terdapat dalam etika eudaimonisme.
B. Saran
1. Penelitian tentang Buddhisme yang penulis lakukan ini merupakan
usaha untuk menjelaskan pemikiran Buddhisme pada aspek tertentu
yaitu bidang etika sekomprehensif mungkin. Ajaran Buddhisme
merupakan salah satu dari sekian banyak khazanah intelektual yang
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
101
ada di dunia. Maka, agar ajaran Buddhisme tetap bergaung dan
berkontribusi baik secara teoritis maupun praktis dalam dunia
intelektual, maka penelitian tetap perlu untuk terus dilakukan demi
penyempurnaan ilmu dan pengetahuan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam hal ini termasuk dalam
genre etika. Maka selanjutnya dapat dilakukan dalam penelitian lain
terhadap pemikiran Buddhisme berdasarkan genre tertentu. Seperti
teologi, metafisika maupun filsafat yang lain. Dari berbagai genre
yang disebutkan berdasarkan pendapat pribadi penulis belum
ditemukan karya baik dalam bentuk buku maupun skripsi dalam
lingkup UIN Sunan Kalijaga yang secara khusus membahas
teologinya. Maka sebagai saran untuk para peneliti selanjutnya,
konsep teologi dalam Buddhisme bisa menjadi pilihan.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
102
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Aristoteles, Nicomachean Ethics: Sebuah Kitab Suci Etika terj. Embun Kenyowati.
Jakarta: Teraju, 2004
Armstrong, Karen. Buddha terj. T. Widiyantoro. Yogyakarta: Vidyaloka, 2004
Bakker, Anton. Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 2014
Basuki, Singgih. Ajaran, Praktek, dan Lembaga Agama Buddha. Yogyakarta: Suka
Press, 2018
Bertens, K. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003
Bikkhu Buddhadasa. The Truth of Nature: Tanya Jawab dengan Bikkhu Buddhadasa
tentang Ajaran Buddha. Bandung: Karaniya, 2006
Creswell, John W. Research Design: Qualitative & Quantitative Approach. London:
Sage, 1993
Faiz, Fahruddin. Hermeneutika Al Qur’an: Tema Tema Kontroversial. Yogyakarta:
Elsaq Press, 2005
Harari, Yuval Noah. Sapiens terj. Damaring Tyas Wulandari Palar. Jakarta:
Gramedia, 2017
Humphreys, Christmas. Buddhisme. London: Penguin Books, 1951
Koller, John. M. Filsafat Asia terj. Donatus Sermada. Flores: Ledalero, 2010
Lee, T.Y.Siapapun Dapat ke Surga Cukup Berbuat Baik! Jalan ke Surga dan
Mencapai Nibbana. Medan: Patria, 2011
Mahathera, Naradha. Sang Buddha dan Ajarannya terj. Henry K. L. dan Agus
Wiyono. Jakarta: Yayasan Hadaya Vatthu, 2013
Muzairi, dkk. Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: FA Press, 2014
Poedjawiyatno. Etika Filsafat Tingkah Laku. Jakarta: Rineka Cipta, 1990
Ruslani (ed). Wacana Spiritualitas Timur dan Barat. Yogyakarta: Qalam, 2000
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
103
Shalaby, Ahmad. Perbandingan Agama, Agama-agama Besar di India. Jakarta: Bumi
Aksara, 1998
Sudharma, Budiman. Buku Pedoman Umat Buddha, Ed. V. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007
Silva, Lily De. Nibbana: Sebagai Suatu Pengalaman Hidup terj. Harianto Lim.
Yogyakarta: Kamadhis UGM, 2008
Surakhmad, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito, 1990
Ronald Satya Surya, Ronald Satya. 5 Aturan Moralitas Buddhis. Yogyakarta: Insight,
2009
Suseno, Franz Magnis. 13 Tokoh Etika Sejak Zaman Yunani Sampai Abad ke-19.
Yogyakarta: Kanisius, 1997
Sutrisno, Mudji. Buddhisme: Pengaruhnya dalam Abad Modern. Yogyakarta:
Kanisius, 1993
Bagus Takwin, Bagus. Filsafat Timur: Sebuah Pengantar Ke Pemikiran-Pemikiran
Timur. Yogyakarta: Jala Sutra, 2001
Thera, Y.M. BikkhuJotidhammo (ed), Dhammapada Atthakatha. Yogyakarta:
Vidyasena Vihara Vidyaloka, 1997
Toharuddin. “Konsep Ajaran Buddha Dharma tentang Etika”, Intelektualita, vol. 5
No. 2, Desember 2016
Wijaya, Willy Yandi. Ikhtisar Ajaran Buddha. Yogyakarta: Insight Vidyasena
Vidyaloka, 2008
……………………………., Perbuatan Benar. Yogyakarta: Insight, 2011
Zimmer, Heinrich. Sejarah Filsafat India terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta:
Kanisius, 2011
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
104
B. SKRIPSI
Fadhilah, Gender dalam Agama Buddha (Kajian Terhadap Aliran Buddha Maitreiya
di Yogyakarta). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan
Kalijaga, 2015
Firmansyah, Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Agama Buddha. Skripsi.
Palembang: Fakultas Ushuluddin UIN Raden Fatah, 2015
Shodiqin, Meditasi dalam Agama Buddha. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin
UIN Sunan Kalijaga, 2010
Utomo, Euthanasia dalam Perspektif Buddha Theravada. Skripsi. Yogyakarta:
Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2004
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
105
CURRICULUM VITAE
Nama : Siti Rokhmatul Umah
Tempat dan Tanggal Lahir : Nganjuk, 11 Mei 1995
Alamat KTP : RT 01 RW 13 Dsn. Dukuh Ds. Sugihwaras Kec.
Prambon Kab. Nganjuk Jawa Timur
Alamat Sekarang : Karangjambe, Banguntapan, Bantul DIY
Nomor Telepon/HP : 081215236376
Alamat E-mail : [email protected]
Nama Ayah : Alm. Qodir
Nama Ibu : Siti Fatimah
Pendidikan Formal
2014-Sekarang : Mahasiswa Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas
Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2010-2013 : MAN Prambon Nganjuk
2007-2010 : SMPN 1 Prambon Nganjuk
2002-2007 : SDN Sugihwaras 7 Prambon Nganjuk
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
106
2001-2002 : TK Pertiwi IV Sugihwaras Prambon Nganjuk
Pendidikan Informal: Training/ Seminar/ Workshop/ Kursus
1. As Speaker at the 2nd Ushuluddin International Conference (USICON)
“Opportunities and Challenges of Religion and Religiosity in the Era of Disruption”,
November 5th-6th 2018 at Sunan Kalijaga State Islamic University.
2. Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di Balai Latihan Kerja DIY Kejuruan Tata
Niaga Sub. Kejuruan Operator Basic Office dari tanggal 05 Maret-31 Maret 2018.
3. Program Peningkatan Bahasa Asing/TOEFL ITP yang Diadakan oleh Pusat
Pengembangan Bahasa UIN Sunan Kalijaga pada tanggal 2 s.d. 26 Oktober 2017.
4. Sekolah Gender “Research School On Islam, Gender And Human Rights” yang
diselenggarakan oleh Pusat Pengarusutamaan Gender dan Hak Anak bekerjasama
dengan Kalijaga Institute for Justice pada tanggal: 2,9,16 dan 23 Desember 2016, 26
Oktober, 2, 9 dan 16 November 2017, 20, 27 April dan 4,11 Mei 2018 di UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
5. Training of Gender : Islam dan Keadilan Hakiki Bagi Perempuan Bersama Dr. Nur
Rofiah, Bil. Uzm pada tanggal 27 November 2017 di UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
6. Kursus Bahasa Inggris di “Kresna English Language Institute” pada tanggal 25
Juli-7 Agustus 2016 di Pare Kediri Jawa Timur.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
107
7. Kursus Bahasa Inggris di “Jogja Course Center” pada bulan Januari-Februari
2017.
8. Volunteer Tutor Pendamping pada program Tutorial Class Holiday di Kresna
English Language pada tanggal 25 Juli-7 Agustus 2016.
9. Workshop “Metodologi Riset dan Kewirausahaan Mahasiswa Bidikmisi UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta Angkatan 2014” di Kulon Progo pada tanggal 27 s.d. 29
Oktober 2017.
10. Workshop “Job Interview” Mahasiswa Bidikmisi Angkatan 2014 di Bali pada
tanggal 26 April 2018.
11. Pelatihan Metodologi Penelitian yang diselenggarakan oleh Puslitbit LPPM UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tanggal 4-5 Oktober 2017.
12. Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta pada tanggal 17 Maret 2017.
Penghargaan yang Pernah Diraih
1. Penerima Beasiswa Bidikmisi Angkatan 2014 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Penerima Hibah Penelitian Kompetitif Mahasiswa yang didanai oleh LPPM UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta 2017.
3. Penerima Beasiswa Peningkatan Bahasa Asing UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2017.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)
108
Pengalaman Organisasi dan Kerja
1. Anggota Organisasi Sanggar Belajar “DELTA” Sorowajan Banguntapan Bantul
DIY sejak tanggal 22 Maret 2015 s.d. 31 Oktober 2018.
2. Tim Event di PT. Yalong Boga Indonesia Jl. Veteran No. 160 RT. 09 Warungboto
Umbulharjo Kota Yogyakarta pada tanggal 7 Mei s.d. 16 Mei 2018.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)