ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB...

38
ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISME SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama Oleh: Siti Rokhmatul Umah NIM. 14510020 PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2019 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Transcript of ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB...

Page 1: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISME

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Agama

Oleh:

Siti Rokhmatul Umah

NIM. 14510020

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2019

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 2: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 3: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 4: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 5: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

v

MOTTO

“THERE WILL BE NO WHITE FLAG

ABOVE MY DOOR”

Artinya: “Tak kan ada bendera putih di atas pintu rumahku”

Makna: “Tidak akan pernah ada kata “menyerah” dalam hidupku”

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 6: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Orang tuaku yang selalu mendukung semua cita-citaku serta tak henti mendo’akanku

Siti Fatimah dan Alm. Qodir

Adikku satu-satunya

Moch. Roziqin

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 7: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

vii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan topik mengenai etika didasarkan pada urgensi etika dalam kehidupan manusia. Salah satu ajaran filsafat Timur utamanya yang mengajarkan praktik-praktik moral serta ajaran etika yaitu Buddhisme. Dalam ajaran Buddhisme, terdapat banyak ajaran etika yang bisa diambil. Namun, ajaran-ajaran tersebut masih berserakan serta belum tertata dan diperlukan identifikasi mengenai corak atau bentuk etikanya. Menurut pendapat penulis, ajaran etika dalam Buddhisme memiliki corak eudaimonisme berdasarkan batasan-batasan yang telah diberikan oleh Aristoteles yang mengandung beberapa aspek antara lain aspek teleologis, pengembangan diri dan keutamaan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori etika Aristoteles sebagai rujukan dalam mendialogkan, menganalisis, dan membangun konsep etika yang terdapat dalam ajaran Buddhisme. Dalam filsafat etika Aristoteles, terdapat tiga sifat yaitu pentingnya teleologi, pengembangan diri serta keutamaan. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan/library research dengan menggunakan metode pengolahan data yaitu interpretasi dan deskripsi. Interpretasi sebagai suatu cara menafsirkan sebuah teks serta deskripsi merupakan alat tuangnya. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan filosofis yaitu mencari struktur dasar filosofis dari ajaran Buddhisme dalam konsep etika eudaimonismenya, kemudian disajikan dan ditemukan struktur etika.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa etika eudaimonisme dalam Buddhisme bersumber pada aspek teleologis, aspek pengembangan diri, dan aspek keutamaan. Menurut Buddhisme, tujuan dari segala tindakan manusia adalah untuk mencapai kebahagiaan tertinggi, yaitu Nibbana (terlepasnya dari penderitaan). Adapun cara yang dirumuskan dalam ajaran Buddhisme untuk mencapainya adalah dengan mempraktikkan Jalan Mulia Beruas Delapan. Dengan jalan tersebut, manusia bisa mencapai kebahagiaan tertinggi tersebut.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 8: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

xiii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

mencurahkan nikmat dan kasih sayang-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas

akhir dalam menempuh studi di prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin

dan pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan judul Etika

Eudaimonisme dalam Buddhisme.

Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad

SAW yang mengemban tugas menyampaikan risalah Islam demi menyempurnakan

akhlak manusia. Demikian kesejahteraan selalu tercurahkan kepada keluarganya, para

sahabatnya, keturunannya dan semua yang mengikutinya dengan ketaatan. Semoga

kita semua mendapat syafaatnya di akhirat kelak.

Penulis menyadari bahwa skripsi yang ada di tangan pembaca ini tidak

akan mungkin dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak, khususnya

kedua orang tua penulis yang tidak berhenti mendoakan kebaikan dan kemudahan

dalam hidup penulis. Juga kepada pihak-pihak yang memberikan kemudahan dalam

penyelesaian karya ini, mulai dari proses bimbingan, peminjaman referensi, diskusi

dan sebagainya. Maka dalam hal ini penulis menyampaikan penghargaan setinggi-

tingginya dan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D, selaku Rektor UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 9: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

xiv

2. Bapak Dr. Alim Roswantoro, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga.

3. Bapak Dr. Robby Habiba Abror, S.Ag. M.Hum., selaku ketua Prodi Aqidah

dan Filsafat Islam.

4. Bapak Muhammad Fatkhan, S.Ag. M.Hum., selaku sekretaris Prodi Aqidah

dan Filsafat Islam.

5. Bapak Dr. Fahruddin Faiz, S.Ag, M.Ag selaku Dosen Penasehat Akademik

(DPA) yang telah membimbing dan selalu memberikan nasihat dalam

persoalan-persoalan akademik selama di Prodi Aqidah dan Filsafat Islam UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

6. Bapak Drs. H. Abdul Basir Solissa, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing Skripsi

(DPS), yang banyak sekali memberikan saran dan masukan dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Novian Widiadharma, S.Fil., M.Hum., selaku Dosen Prodi Aqidah dan

Filsafat Islam yang juga banyak memberikan diskusi, saran, serta masukan

yang sangat membangun atas skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu dosen, karyawan dan karyawati serta seluruh civitas akademik

di lingkungan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

9. Ibu Siti Fatimah dan Alm. Bapak Qodir, selaku orang tua yang tidak pernah

berhenti memberikan semangat serta dukungan materi maupun do’a untuk

kebaikan dan kemudahan dalam segala urusan penulis.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 10: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

xv

10. Saudaraku tercinta: Adikku Moch. Roziqin (Jikin).

11. Teman-teman geng “KODEMAS”: Ririn, Ijah, Tiya, Nur, Amin, Deni, Fajar,

Naza.

12. Teman-teman Prodi Aqidah dan Filsafat Islam angkatan 2014 : Ainun, Latif,

Wildan, Dika dkk.

13. Teman-teman RTD : Kak Umam, Amin, Tiya, Mbak Ana, Aurel, Mas Tasir,

Mbak Ema, dkk.

14. Teman-teman KKN, khususnya Dega, Rara, Olif, Anas, Akak Royanee.

15. Teman-teman ngrumpi : Afin, Mbak Mubarokah, Ersa, Mbak Ria.

16. Teman-teman KMPD.

Skripsi hasil penelitian penulis ini tentu masih jauh dari kata sempurna

sebagai sebuah karya ilmiah. Oleh sebab itu, penulis tidak menutup diri dari adanya

kritik yang bersifat konstruktif, koreksi atau penyempurnaan. Pada akhirnya penulis

berharap “monument akademis” penulis ini memberikan manfaat atau kontribusi

yang berarti bagi siapa saja yang membacanya.

Yogyakarta, 10 Januari 2019

Penulis,

Siti Rokhmatul Umah

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 11: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR .............................. ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. LatarBelakangMasalah ............................................................................... 1

B. RumusanMasalah ....................................................................................... 7

C. TujuandanKegunaanPenelitian .................................................................. 7

D. TinjauanPustaka ......................................................................................... 8

E. KerangkaTeori............................................................................................ 10

F. MetodePenelitian........................................................................................ 11

G. SistematikaPembahasan ............................................................................. 14

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 12: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

xii

BAB II ETIKA EUDAIMONISME .................................................................... 16

A. Pengertian Etika ......................................................................................... 16

B. EtikaEudaimonisme ................................................................................... 25

C. TujuanTerakhir: Kebahagiaan .................................................................... 32

BAB III KONSEP ETIKA DALAM BUDDHISME ......................................... 36

A. KonteksGagasanEtikaDalamBuddhisme ................................................... 36

1. India SebelumMasaLahirnyaBuddhisme ............................................. 36

2. India PadaMasaBuddhisme .................................................................. 37

B. EtikaDalamBuddhisme .............................................................................. 49

1. AturanMoralitasBuddhis ...................................................................... 53

2. Makna Lima AturanMoralitas .............................................................. 57

C. SumberAjaranEtikadalamBuddhisme ........................................................ 59

BAB IV ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISME......................... 70

A. NibbanaSebagaiKebahagiaanTertinggi ...................................................... 71

B. JalanMuliaBerunsurDelapan: Cara MencapaiNibbana .............................. 81

1. Pandangan Yang Benar ........................................................................ 84

2. Pikiran Yang Benar .............................................................................. 87

3. Perkataan Yang Benar .......................................................................... 89

4. Tindakan Yang Benar .......................................................................... 91

5. Mata Pencaharian Yang Benar ............................................................. 93

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 13: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

xiii

6. Usaha Yang Benar................................................................................ 95

7. Kesadaran Yang Benar ......................................................................... 97

8. Konsentrasi Yang Benar ...................................................................... 98

C. TinjauanKritikEudaimonismeDalamBuddhisme ....................................... 101

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 104

A. Simpulan .................................................................................................... 104

B. Saran ........................................................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 107

CURRICULUM VITAE ...................................................................................... 110

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 14: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Buddhisme adalah pesan religius dan filosofis India yang tersebar luas

melampaui batas-batas anak benua asal-usulnya itu. Setelah menaklukkan Asia ke

arah utara dan timur, di wilayah-wilayah yang luas ini Buddhisme mendapat banyak

pengikut dan membentuk sebuah peradaban yang berdiri tegak selama berabad-abad.1

Sebagai salah satu tempat berkembangnya peradaban dan kebudayaan dunia,

India telah menjadi tanah suci bagi banyak orang untuk mendalami hakikat hidup.

Terdapat dua pandangan yang lazim di India sebelum masa Buddha Gautama, yaitu

Brahmanisme dan Sramanaisme.

Pandangan Brahmanisme merupakan paham yang diturunkan dari bangsa Arya.

Menurut paham ini, roh dan jasmani adalah satu. Pandangan Brahmanisme ini juga

dinamakan agama Brahma yang wujudnya sejak permulaan abad ke-8 SM, yaitu

suatu kekuasaan yang besar yang memiliki daya pengaruh tersembunyi yang

memerlukan amalan-amalan ibadat, seperti membaca do‟a-do‟a, menyanyikan lagu

pemujaan, dan memberikan korban-korban. Dan mengenai konsep ketuhanan Hindu,

Brahman merupakan penguasa tertinggi.2

1 Heinrich Zimmer, Sejarah Filsafat India terj. Agung Prihantoro (Yogyakarta: Kanisius, 2011),

hlm. 448. 2 Ahmad Shalaby, Perbandingan Agama, Agama-agama Besar di India (Jakarta: Bumi Aksara,

1998), hlm. 18.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 15: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

2

Berbeda dari pandangan Brahmanisme, pandangan Sramanaisme yang

diturunkan oleh bangsa Dravida menganggap bahwa roh dan jasmani bukanlah satu

kesatuan. Karena roh tidak sama dengan jasmani, maka matinya badan jasmani tidak

berarti matinya roh atau jiwa. Roh dianggap sebagai sesuatu yang kekal dan abadi

dan apabila pada saatnya seseorang meninggal, rohnya akan tetap ada dan harus

berupaya menyatu dengan keabadian itu sendiri. Pandangan ini memunculkan paham

eternalisme (kekekalan).3

Kedua pandangan ini ditolak oleh Buddha Gautama dan pada akhirnya Sang

Buddha menawarkan sebuah jalan alternatif yang kemudian disebut sebagai Jalan

Mulia Berunsur Delapan (the eight fold path) atau Jalan Tengah (the middle way).

Bagi umat Buddha ajaran yang dibabarkan oleh Buddha Gautama lebih dilihat

sebagai sebuah pedoman hidup (the way of life) daripada sebatas agama. Mengapa?

Karena apa yang ditawarkan oleh Buddha Gautama bukanlah sebuah sistem

kepercayaan, melainkan sebuah pedoman yang sifatnya universal (dapat diterima oleh

semua orang) agar manusia dapat menjalani hidupnya dengan lebih berarti.4

Buddha merupakan sebuah sebutan atau gelar yang diberikan kepada seseorang

yang telah mencapai Pencerahan (Enlightenment). Buddha sendiri tidak hanya satu.

Namun secara historis pada zaman ini hanya dikenal satu Buddha yaitu Buddha

3 Willy Yandi Wijaya, Ikhtisar Ajaran Buddha (Yogyakarta: Insight Vidyasena Vidyaloka,

2008), hlm. 2. 4 Willy Yandi Wijaya, Ikhtisar Ajaran Buddha, hlm. 3.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 16: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

3

Gautama.5 Buddha Gautama hidup di bagian utara India sekitar abad ke-6 SM.

Nama pribadinya adalah Siddhattha,6 sedangkan Gautama adalah nama keluarganya.7

Sang pangeran muda terpukul oleh penderitaan yang dia lihat di sekelilingnya.

Dia melihat bahwa laki-laki dan perempuan, anak-anak dan orang lanjut usia,

semuanya menderita bukan hanya gara-gara bencana yang terkadang terjadi seperti

perang dan wabah penyakit, melainkan juga karena kecemasan, frustasi dan

ketidakpuasan, yang semuanya tampak sebagai bagian tak terpisahkan dari kondisi

manusia. Orang-orang mengejar kekayaan dan kekuasaan, memperoleh pengetahuan

dan harta, menghasilkan anak laki-laki dan perempuan, serta membangun berbagai

rumah dan istana. Namun apa pun yang mereka capai, mereka tidak pernah puas.

Orang-orang yang hidup dalam kemiskinan mengimpikan kekayaan. Orang-orang

yang punya satu juta mengidamkan dua juta. Orang-orang yang punya dua juta

mengidamkan sepuluh juta. Bahkan orang yang kaya dan terkenalpun jarang merasa

puas. Mereka juga dihantui oleh kepentingan dan kekhawatiran yang tiada henti,

sampai penyakit, usia tua dan kematian memberikan akhir pahit kepada mereka.

Segala sesuatu yang pernah dikumpulkan oleh seseorang lenyap bagaikan asap.

5 Gotama adalah nama keluarga, dan Sakya adalah nama suku asal Sang Buddha. Tradisi

menyatakan bahwa anak-anak dari Raja Okkaka dari garis keturunan Mahäsammäta, diasingkan dari keluarganya karena rencana jahat ibu angkat mereka. Para pangeran ini, dalam perjalanan mereka, sampai di kaki Gunung Himalaya. Di sini, mereka bertemu dengan seorang petapa bernama Kapila, yang memberi mereka nasihat, dan setelah itu mereka mendirikan kota Kapilavatthu di daerah sekitar Kapila.

6 Siddhattha yang berarti „tercapai cita-citanya‟. Sanskerta – Siddhartha Gautama.

7 Willy Yandi Wijaya, Ikhtisar Ajaran Buddha, hlm. 4.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 17: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

4

Kehidupan adalah kejar-kejaran tak berguna. Tapi bagaimana meloloskan diri

darinya?8

Gautama mendapati bahwa ada cara untuk keluar dari lingkaran setan itu.

Apabila ketika mengalami sesuatu yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan

akal budi memahami hal-hal itu sebagaimana adanya, maka tidak akan ada

penderitaaan.9

Menurut tradisi agama Buddha, Gautama sendiri mencapai nirwana10 dan

terbebaskan sepenuhnya dari penderitaan. Nirvana adalah tahap dimana manusia

berhasil mencapai tujuan tertinggi dari kehidupan.11 Sejak saat itu dia dikenal sebagai

“Buddha”, berarti “Yang Tercerahkan”. Buddha menghabiskan sisa hidupnya

menjelaskan tentang hal-hal yang dia temukan kepada orang lain sehingga setiap

orang bisa terbebas dari penderitaan. Dia merangkum ajaran-ajarannya dalam satu

hukum: kesengsaraan muncul akibat keinginan; dan satu-satunya cara terbebas dari

keinginan adalah melatih akal budi untuk mengalami realitas secara apa adanya.12

Buddhisme menawarkan tujuan nibbana kepada yang membutuhkan, dan tidak

memaksakannya. “Datang dan lihat, serta buktikan sendiri”, kata Sang Buddha.

Buddhisme memiliki aturan moral yang sangat baik, yang sesuai bagi individu yang

8 Yuval Noah Harari, Sapiens terj. Damaring Tyas Wulandari Palar (Jakarta: Gramedia, 2017),

hlm. 265-266. 9 Yuval Noah Harari, Sapiens terj. Damaring Tyas Wulandari Palar, hlm. 268. 10Nirwana berarti “padam; tertiup”: pemadaman diri yang membawa pencerahan dan kebebasan

dari derita (dukkha). Pali: Nibbana 11 Mudji Sutrisno, Buddhisme: Pengaruhnya Dalam Abad Modern (Yogyakarta: Kanisius,

1993), hlm. 99. 12 Yuval Noah Harari, Sapiens terj. Damaring Tyas Wulandari Palar, hlm. 269.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 18: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

5

sudah maju maupun yang belum maju.13 Buddha Dhamma adalah sistem moral dan

filsafat yang menerangkan jalan unik pencerahan. Ajaran-ajarannya banyak

mengandung unsur etika. Salah satu sya‟ir sang Buddha yang terdapat dalam kitab

Dhammapada serta mengandung unsur etika yaitu:

“Di antara semua jalan, jalan suci yang beruas delapan adalah yang terbaik. Di antara semua kebenaran, Empat Kasunyatan Mulia adalah yang termulia. Di antara semua keadaan batin, Nibbana adalah yang tertinggi. Di antara semua makhluk hidup yang berkaki dua dan dapat melihat, sang Buddha adalah yang teragung. Hanya melalui jalan ini, bukan yang lain, yang dapat menyucikan seseorang. Ikutilah jalan ini dan lenyapkan semua kejahatan tanpa sisa. Dengan mengikuti jalan ini, engkau akan terbebas dari dukkha, membebaskan diri dari sengatan penderitaan dengan kebijaksanaan sempurna. Oleh karena itu laksanakanlah jalan yang telah aku babarkan. Para Buddha hanya mengajarkan sang jalan, namun engkau sendirilah yang harus berusaha. Seseorang yang melangkah di atas Jalan Kebebasan akan terbebas dari belenggu Mara”.14

Dalam sya‟ir tersebut sudah terlihat bahwa konsep etika yang diajarkan oleh

Siddharta Gautama tidak berbentuk teori-teori metafisik, melainkan berbentuk

program praktik. Ajaran Buddha adalah tinjauan mengenai problem kehidupan dan

rumus-rumus untuk mengatasinya yang harus dipatuhi.15

Etika merupakan bagian dari filsafat. Sebagai ilmu, etika mencari kebenaran

dan sebagai filsafat ia mencari keterangan (benar) yang sedalam-dalamnya. Sebagai

tugas tertentu dari etika, ia mencari ukuran baik-buruk bagi tingkah-laku manusia.

13 Naradha Mahathera, Sang Buddha dan Ajarannya terj. Henry K. L. dan Agus Wiyono

(Jakarta: Yayasan Hadaya Vatthu, 2013), hlm. xiii.

14 Y.M. Bikkhu Jotidhammo Thera (ed), Dhammapada Atthakatha (Yogyakarta: Vidyasena Vihara Vidyaloka, 1997), hlm. 389-390.

15 Karen Armstrong, Buddha terj. T. Widiyantoro (Yogyakarta: Vidyaloka,2004), hlm. 122.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 19: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

6

Ada yang menyebut etika itu filsafat kesusilaan, ini sama, karena filsafat hendak

mencari ukuran mana yang susila itu, artinya, tindakan manusia manakah yang baik.16

Etika sebagai ilmu dan filsafat menghendaki ukuran yang umum, tidak berlaku

untuk sebagian dari manusia, tetapi untuk semua manusia.17 Untuk saat ini ada empat

teori aliran etika : 1. Hedonisme, yaitu teori yang menyatakan “baik secara moral

dengan senangnya”, teori ini jelas mengandung ciri “egoisme” individu. 2.

Eudaimonisme, memandang yang baik adalah kebahagiaan. Kebahagiaan itu tercapai

jika manusia telah menjalankan fungsinya sebagai manusia. 3. Utilitarianisme, teori

yang menyatakan bahwa manusia menurut kodratnya mencari kesenangan, akan

tetapi kebahagiaan disini diutamakan adalah kebahagiaan terbesar bagi banyak orang.

4. Deontologi, teori ini menyatakan bahwa moral adalah perbuatan yang didasarkan

kepada panggilan hati nurani.18

Jika diperhatikan, alur serta konsep moral dalam Buddhisme tersebut masih

tercecer dan belum membentuk corak yang khas mengenai etika. Apakah masuk

kategori etika hedonisme, utilitarianisme, eudaimonisme, atau deontologisme?

Namun, jika penulis amati dari corak pemikiran tokoh sentral agama Buddha tersebut,

penulis berasumsi bahwa dalam ajaran Buddhisme tersebut terdapat corak

eudaimonisme yang mengandung tiga unsur antara lain teleologis, pengembangan

diri, serta keutamaan.

16 Poedjawiyatno, Etika Filsafat Tingkah Laku (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 6. 17 Poedjawiyatno, Etika Filsafat Tingkah Laku, hlm. 7 18 M. Sholihin, Perkembangan Pemikiran Filsafat Dari Klasik Hingga Modern (Bandung:

Pustaka Setia, 2007) hlm. 207-208.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 20: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

7

Berangkat dari latar belakang di atas, maka penulis merasa perlu untuk meneliti

etika eudaimonisme yang terdapat di dalam Buddhisme.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas dan untuk lebih

memfokuskan penelitian ini, maka penulis merumuskan pokok-pokok permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana konstruksi etika yang terdapat dalam Buddhisme?

2. Bagaimana konsep etika eudaimonisme dalam Buddhisme?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gagasan serta alur pemikiran tentang etika yang ada dalam

filsafat Buddhisme.

2. Untuk mengetahui konsep etika eudaimonisme yang terdapat dalam pemikiran

filsafat Buddhisme.

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini antara lain:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta menambah

wawasan keilmuan dalam bidang etika.

2. Menjadikan filsafat Buddhisme dikenal banyak khalayak, terutama konsepnya

mengenai etika.

D. Tinjauan Pustaka

Sebelum dilakukannya penelitian ini, penulis terlebih dahulu melakukan

tinjauan pustaka terhadap beberapa karya atau hasil penelitian sebelumnya, yang

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 21: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

8

tentunya tidak terlepas dengan objek material maupun formal dari penelitian ini.

Sejauh pemahaman penulis, terdapat beberapa penelitian yang telah membahas

tentang Buddhisme sebagai objek material dalam penelitian ini, diantaranya:

Pertama, skripsi yang berjudul “Euthanasia dalam Perspektif Buddha

Theravada” oleh Utomo Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2004.19 Skripsi ini berisi

bahwa tidakan euthanasia tidak dapat dibenarkan karena merupakan karma buruk

yang akan membawa akibat yang buruk pula bagi pelakunya, baik dalam kehidupan

yang sekarang maupun dalam kehidupan yang akan datang. Skripsi ini menggunakan

pendekatan fenomenologis yang mengkaji tentang mercy killing (pembunuhan

berdasarkan belas kasihan). Dari skripsi ini bisa kita lihat sangat berbeda dengan

skripsi yang akan penulis angkat yaitu berbeda objek formal serta materialnya. Dalam

skripsi ini berfokus pada bahasan euthanasia sebagai bahan kajian.

Kedua, skripsi dengan judul “Meditasi dalam Agama Buddha” oleh Sodiqin

jurusan Perbandingan Agama fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta tahun 2010.20 Merupakan skripsi model library research yang

berkaitan dengan kehidupan peribadatan umat Buddha yaitu konsep meditasi dengan

menggunakan pendekatan fenomenologis yang mempelajari fenomena keagamaan

yang berkaitan dengan makna serta konsep meditasi dalam agama Buddha Theravada.

19 Utomo, Euthanasia dalam Perspektif Buddha Theravada,Skripsi (Yogyakarta: Fakultas

Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2004). 20 Shodiqin, Meditasi dalam Agama Buddha, Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin UIN

Sunan Kalijaga, 2010).

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 22: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

9

Skripsi ini jelas berbeda bila dilihat dari objek formal maupun materialnya dengan

skripsi yang penulis ajukan. Disini yang menjadi pokok kajiannya ajaran meditasinya.

Ketiga, skripsi yang berjudul “Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Agama

Buddha” oleh Firmansyah fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Raden

Fatah Palembang tahun 2015.21 Skripsi ini membahas beberapa kode moral yang

melarang membunuh, mencuri, berbohong dan sebagainya. Penelitian ini

menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam skripsi ini berfokus pada kajian

tentang Hak Asasi Manusia dalam agama Buddha itu sendiri.

Keempat, skripsi yang berjudul “Gender dalam Agama Buddha (Kajian

Terhadap Aliran Buddha Maitreya di Yogyakarta)” oleh Fadhilah jurusan

Perbandingan Agama fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta tahun 2015.22 Dalam skripsi ini membahas tentang konsep ajaran gender

dan praktek gender. Penelitiannya merupakan field research atau penelitian lapangan

yang menggunakan teknik interview, observasi dan dokumentasi. Skripsi ini lebih

berfokus pada kajian gendernya dalam agama Buddha itu sendiri.

Dari tinjauan pustaka di atas maka kajian tentang etika eudaimonisme

Buddhisme belum ada yang mengkaji. Oleh karena itu, dalam konteks penelitian ini

sangatlah penting untuk dikaji lebih jauh lagi.

21 Firmansyah, Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Agama Buddha, Skripsi (Palembang:

Fakultas Ushuluddin UIN Raden Fatah, 2015).

22 Fadhilah, Gender dalam Agama Buddha (Kajian Terhadap Aliran Buddha Maitreiya di Yogyakarta). Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2015)

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 23: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

10

E. Kerangka Teori

Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling

berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena,

dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena

alamiah.23

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teori etika Aristoteles. Teori

etika Aristoteles dijadikan rujukan dalam mendialogkan, menganalisis, dan

membangun konsep etika eudaimonisme dalam Buddhisme.

Pandangan ini berasal dari filsuf Yunani besar, Aristoteles (384-322 SM).

Dalam bukunya, Nicomacheian Ethics, ia mulai dengan menegaskan bahwa dalam

setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan. Bisa dikatakan juga, dalam setiap

perbuatan kita ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita. Seringkali kita mencari

tujuan untuk mencapai suatu tujuan lain lagi. Misalnya kita minum obat untuk bisa

tidur dan kita tidur untuk dapat memulihan kesehatan.24

Dalam filsafat etika Aristoteles, terdapat tiga sifat. Sifat pertama adalah

pentingnya teleologi. Teleologi dapat dimengerti sebagai “keterarahan pada tujuan”

(telos=tujuan). Aristoteles melihat kebaikan moral sebagai tujuan segala perbuatan

23 John W Creswell, Research Design: Qualitative & Quantitative Approach (London: Sage,

1993), hlm. 120.

24 K. Bertens, Etika (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 242.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 24: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

11

manusia. Manusia selalu mempunyai tujuan dengan semua perbuatannya. Kebaikan

moral dilihat Aristoteles sebagai tujuan terakhir perbuatan.25

Sifat kedua adalah etika pengembangan diri sesuai dengan kodratnya. Etika

Aristoteles merupakan etika pengembangan diri karena kebahagiaan (eudaimonia)

yang menjadi tujuan hidup manusia tercapai kalau manusia mengembangkan dirinya

secara penuh sesuai dengan kodratnya. Kodrat disini dimaksudkan dalam arti

metafisis, yakni apa yang menjadi hakikat keberadaan manusia.26

Sifat yang ketiga adalah etika keutamaan. Hidup baik adalah hidup sesuai

dengan keutamaan.27 Untuk menunjukkan keutamaan (Inggris: virtue), bahasa Yunani

memakai arete. Sebelum Aristoteles, arete sudah dikenal sebagai kualitas unggul.

Dalam pertandingan olahraga, seorang atlet dapat menang karena aretenya. Lebih

khusus lagi arete dipakai dalam arti keberanian.28

F. Metode Penelitian

Agar diperoleh hasil maksimal, maka dalam penelitian skripsi diperlukan data

atau informasi yang lengkap serta penjelasan yang berkaitan dengan pokok

permasalahan yang akan dibahas. Dalam hal ini, yang paling penting adalah

mengenai metodologi penelitian yang digunakan. Untuk memperoleh data yang

lengkap serta objektif, maka penulis melakukan beberapa langkah penyusunan

penelitian skripsi.

25 Aristoteles, Nicomachean Ethics: Sebuah Kitab Suci Etika terj. Embun Kenyowati (Jakarta:

Teraju, 2004) 26 J. Sudarminta, Etika Umum (Yogyakarta: Kanisius, 2013), hlm. 107. 27 J. Sudarminta, Etika Umum, hlm. 109. 28 Aristoteles, Nicomachean Ethics: Sebuah Kitab Suci Etika terj. Embun Kenyowati, hlm. viii.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 25: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

12

a. Jenis Penelitian

Penelitian dalam skripsi ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat

kepustakaan atau library research yang difokuskan pada literatur-literatur dan bahan

pustaka yang berkaitan dengan tema skripsi, yaitu “Etika Eudaimonisme Dalam

Buddhisme”.

b. Sumber Data

Data primer dalam skripsi ini, ialah data-data yang terkait langsung dengan

masalah utama yang akan diteliti, berupa buku-buku rujukan utama langsung dari

agama Buddha yaitu Kitab Tripitaka (Dhammapada). Kitab suci Dhammapada

merupakan salah satu kitab yang terdapat dalam kelompok Khuddaka Nikaya, Sutta

Pitaka. Sedangkan Sutta Pitaka merupakan salah satu bagian dari kitab suci agama

Buddha yang berisi khutbah khutbah Siddharta Gautama. Sedangkan data sekunder,

yaitu data-data yang secara tidak langsung mendukung data-data primer, berupa

buku-buku, artikel-artikel dari para peneliti yang ahli dalam bidang filsafat Timur

khususnya Buddhisme itu sendiri misalnya buku Buddhism karya Christmas

Humphreys, buku Buddha karya Karen Armstrong dll.

c. Teknik Pengumpulan Data

Karena penelitian ini adalah penelitian kepustakaan maka dalam memperoleh

data dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan tertulis atau bibliografi

seperti buku, majalah, surat kabar, internet, skripsi dan dokumen lainnya yang relevan

dengan pembahasan dalam skripsi ini.

d. Teknik Pengolahan Data

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 26: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

13

a. Interpretasi, yaitu metode yang diterapkan dalam menyelami karya tokoh

untuk menangkap arti dan nuansa uraian yang dimaksudkan tokoh.29 Hal

ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang benar. Dalam hal ini,

penulis mencoba untuk menyelami pandangan Buddhisme yang telah

diteliti para ahli yang membahas mengenai etika. Kemudian penulis

membuat tafsiran berdasarkan penjelasan yang terkait dengan

Buddhisme. Penulis mengidentifikasi inti gagasan konsep etika yang

masih berserakan dan menyusunnya untuk membentuk suatu kesatuan.

Sehingga diperoleh pemahaman mengenai etika dan berbagai unsurnya.

b. Deskripsi, yaitu metode yang diterapkan peneliti untuk menguraikan

secara teratur seluruh konsepsi tokoh.30 Dalam hal ini, setelah

menemukan gagasan inti dalam pemikiran Buddhisme mengenai etika

dan menyusunnya sedemikian rupa, kemudian penulis mendeskripsikan

pemikiran tersebut secara teratur.

29 Anton Bakker dan Ahmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta:

Kanisius, 2014), hlm. 63. 30 Anton Bakker dan Ahmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, hlm. 65.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 27: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

14

e. Pendekatan

Pendekatan penelitian adalah seperangkat asumsi yang saling berkorelasi satu

dengan yang lain mengenai fenomena alam semesta.31 Adapun pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan filosofis. Penelitian dengan

pendekatan filsafat harus berpijak pada gaya inventif dimana peneliti dapat atau

bahkan diharuskan untuk mempunyai pendapat pribadi dan sistematika yang akan

dikembangkan juga tidak harus objektif, artinya representasi subjektif penelitinya

juga diijinkan sepanjang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.32 Hal ini

dilakukan untuk mencari struktur dasar filosofis dalam pemikiran Buddhisme. Dalam

penelitian ini, objek material penelitian yaitu Buddhisme. Sedangkan objek

formalnya yaitu etika Aristoteles. Pemikiran serta konstruksi etika Buddhisme dikaji

dengan menggunakan metode kefilsafatan-interpretasi dan deskripsi- agar ditemukan

struktur dasar filosofis dalam pemikiran etikanya. Kemudian data disajikan dan

ditemukan konsep etika eudaimonisme, sehingga diharapkan mampu menjadi rujukan

dalam pemecahan persoalan etika.

G. Sistematika Pembahasan

Guna mendapat gambaran secara ringkas dalam penulisan skripsi ini serta

untuk lebih memudahkan para pembaca maka penulis menggunakan sistematika

pembahasan yang terdiri dari lima bab.

31 Muzairi dkk, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta: FA Press, 2014), hlm. 75. 32 Muzairi dkk, Metodologi Penelitian Filsafat, hlm. 80.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 28: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

15

Bab pertama, memuat pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka

teoritik, dan metodologi penelitian serta sistematika pembahasan hal ini penting

disampaikan dalam bab ini karena sebagai acuan untuk melanjutkan bab-bab

selanjutnya.

Bab kedua, memuat pengertian etika eudaimonisme, pendapat pokok

eudaimonisme Aristoteles yang terbagi menjadi beberapa topik yaitu etika teleologis,

etika pengembangan diri dan etika keutamaan.

Bab ketiga, memuat pokok-pokok ajaran etika Buddhisme. Di bagian ini

dijelaskan kepada pembaca dimensi epistemologis etika Buddhisme, dalam hal ini

sumber dan pemikirannya, sehingga membentuk konstruksi etika Buddhisme.

Bab keempat, berisi tentang konsep etika eudaimonisme dalam Buddhisme.

Namun, pembahasan tersebut diarahkan kepada dimensi aksiologis konsep yang

dirumuskan Buddhisme. Dalam hal ini dijelaskan tujuan dari dikonsepsikannya etika

eudaimonisme yaitu untuk mencapai nibbana berikut dengan cara yang ditempuh

untuk meraihnya. Dan penulis sedikit menambahkan tinjauan kritik terhadap

konsepnya.

Bab kelima, merupakan bab terakhir dari skripsi ini yang berupa kesimpulan

dan saran.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 29: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

99

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penjelasan mengenai etika eudaimonisme dalam Buddhisme, maka

diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Etika dalam Buddhisme telah tertuang dalam sila yang bertujuan praktis

dalam menuntun mencapai tujuan akhir yaitu kebahagiaan tertinggi atau

Nibbana. Sila yang ada di dalam Buddhisme tersebut lahir dari bangunan

pemikiran Siddharta Gautama atas refleksi terhadap realitas pada saat itu.

Moralitas adalah pondasi spiritual yang mendasar. Tanpa landasan ini, tidak

akan ada kemajuan manusia dan kemajuan spiritual. Setelah menegakkan

pondasi moral, seseorang dapat melanjutkan untuk mengembangkan pikiran

dan kebijaksanaannya. Sila telah dibabarkan melalui khutbah Siddharta

Gautama yang mengantarkan sebuah pemikiran serta ajaran tentang baik

dan buruk yang tertuang dalam kitab Dhammapada. Etika dalam

Buddhisme bukanlah suatu perintah atau peraturan. Melainkan pengertian

yang mendalam tentang apa yang baik dan buruk. Ajaran mengenai baik

buruk tersebut juga mengantarkan manusia untuk memahami etika serta

moral dalam ranah epistemologis atau asal-usul sebuah konstruksi etika

yang ada di dalam Buddhisme terbentuk.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 30: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

100

2. Dengan melihat sebuah ajaran etika yang terdapat dalam Buddhisme,

konstruksi etikanya digolongkan dalam tipologi etika eudaimonisme.

Berdasarkan batasan yang telah diberikan oleh Aristoteles, etika yang ada

dalam ajaran Buddhisme mengandung tiga aspek di dalamnya, yaitu unsur

teleologis, pengembangan diri serta keutamaan. Dengan melihat ketiga

unsur tersebut, terbangun sebuah dimensi aksiologis dari etika

eudaimonisme dalam Buddhisme yaitu pencapaian kebahagiaan atau

Nibbana. Di dalam Nibbana, terkandung sebuah unsur teleologis atau

keterarahan tujuan. Dengan mengerti akan Nibbana, seseorang yang

menginginkan kebahagiaan tentu terarah pada tujuan kebahagiaan tersebut

atau Nibbana. Semua perilaku serta tindakan akan diarahkan menuju

pencapaiannya. Kebahagiaan tersebut bisa dicapai dengan Jalan Mulia

Berunsur Delapan. Masing-masing jalan mengandung unsur ajaran yang

berbeda yaitu ada yang mengandung unsur pengembangan diri dan ada

yang mengandung unsur keutamaan. Keseluruhan dari ajarannya

mengarahkan pada kebahagiaan. Inilah yang dimaksud dengan aspek

teleologis yang terdapat dalam etika eudaimonisme.

B. Saran

1. Penelitian tentang Buddhisme yang penulis lakukan ini merupakan

usaha untuk menjelaskan pemikiran Buddhisme pada aspek tertentu

yaitu bidang etika sekomprehensif mungkin. Ajaran Buddhisme

merupakan salah satu dari sekian banyak khazanah intelektual yang

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 31: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

101

ada di dunia. Maka, agar ajaran Buddhisme tetap bergaung dan

berkontribusi baik secara teoritis maupun praktis dalam dunia

intelektual, maka penelitian tetap perlu untuk terus dilakukan demi

penyempurnaan ilmu dan pengetahuan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam hal ini termasuk dalam

genre etika. Maka selanjutnya dapat dilakukan dalam penelitian lain

terhadap pemikiran Buddhisme berdasarkan genre tertentu. Seperti

teologi, metafisika maupun filsafat yang lain. Dari berbagai genre

yang disebutkan berdasarkan pendapat pribadi penulis belum

ditemukan karya baik dalam bentuk buku maupun skripsi dalam

lingkup UIN Sunan Kalijaga yang secara khusus membahas

teologinya. Maka sebagai saran untuk para peneliti selanjutnya,

konsep teologi dalam Buddhisme bisa menjadi pilihan.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 32: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

102

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Aristoteles, Nicomachean Ethics: Sebuah Kitab Suci Etika terj. Embun Kenyowati.

Jakarta: Teraju, 2004

Armstrong, Karen. Buddha terj. T. Widiyantoro. Yogyakarta: Vidyaloka, 2004

Bakker, Anton. Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 2014

Basuki, Singgih. Ajaran, Praktek, dan Lembaga Agama Buddha. Yogyakarta: Suka

Press, 2018

Bertens, K. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003

Bikkhu Buddhadasa. The Truth of Nature: Tanya Jawab dengan Bikkhu Buddhadasa

tentang Ajaran Buddha. Bandung: Karaniya, 2006

Creswell, John W. Research Design: Qualitative & Quantitative Approach. London:

Sage, 1993

Faiz, Fahruddin. Hermeneutika Al Qur’an: Tema Tema Kontroversial. Yogyakarta:

Elsaq Press, 2005

Harari, Yuval Noah. Sapiens terj. Damaring Tyas Wulandari Palar. Jakarta:

Gramedia, 2017

Humphreys, Christmas. Buddhisme. London: Penguin Books, 1951

Koller, John. M. Filsafat Asia terj. Donatus Sermada. Flores: Ledalero, 2010

Lee, T.Y.Siapapun Dapat ke Surga Cukup Berbuat Baik! Jalan ke Surga dan

Mencapai Nibbana. Medan: Patria, 2011

Mahathera, Naradha. Sang Buddha dan Ajarannya terj. Henry K. L. dan Agus

Wiyono. Jakarta: Yayasan Hadaya Vatthu, 2013

Muzairi, dkk. Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: FA Press, 2014

Poedjawiyatno. Etika Filsafat Tingkah Laku. Jakarta: Rineka Cipta, 1990

Ruslani (ed). Wacana Spiritualitas Timur dan Barat. Yogyakarta: Qalam, 2000

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 33: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

103

Shalaby, Ahmad. Perbandingan Agama, Agama-agama Besar di India. Jakarta: Bumi

Aksara, 1998

Sudharma, Budiman. Buku Pedoman Umat Buddha, Ed. V. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2007

Silva, Lily De. Nibbana: Sebagai Suatu Pengalaman Hidup terj. Harianto Lim.

Yogyakarta: Kamadhis UGM, 2008

Surakhmad, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito, 1990

Ronald Satya Surya, Ronald Satya. 5 Aturan Moralitas Buddhis. Yogyakarta: Insight,

2009

Suseno, Franz Magnis. 13 Tokoh Etika Sejak Zaman Yunani Sampai Abad ke-19.

Yogyakarta: Kanisius, 1997

Sutrisno, Mudji. Buddhisme: Pengaruhnya dalam Abad Modern. Yogyakarta:

Kanisius, 1993

Bagus Takwin, Bagus. Filsafat Timur: Sebuah Pengantar Ke Pemikiran-Pemikiran

Timur. Yogyakarta: Jala Sutra, 2001

Thera, Y.M. BikkhuJotidhammo (ed), Dhammapada Atthakatha. Yogyakarta:

Vidyasena Vihara Vidyaloka, 1997

Toharuddin. “Konsep Ajaran Buddha Dharma tentang Etika”, Intelektualita, vol. 5

No. 2, Desember 2016

Wijaya, Willy Yandi. Ikhtisar Ajaran Buddha. Yogyakarta: Insight Vidyasena

Vidyaloka, 2008

……………………………., Perbuatan Benar. Yogyakarta: Insight, 2011

Zimmer, Heinrich. Sejarah Filsafat India terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta:

Kanisius, 2011

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 34: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

104

B. SKRIPSI

Fadhilah, Gender dalam Agama Buddha (Kajian Terhadap Aliran Buddha Maitreiya

di Yogyakarta). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan

Kalijaga, 2015

Firmansyah, Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Agama Buddha. Skripsi.

Palembang: Fakultas Ushuluddin UIN Raden Fatah, 2015

Shodiqin, Meditasi dalam Agama Buddha. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin

UIN Sunan Kalijaga, 2010

Utomo, Euthanasia dalam Perspektif Buddha Theravada. Skripsi. Yogyakarta:

Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2004

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 35: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

105

CURRICULUM VITAE

Nama : Siti Rokhmatul Umah

Tempat dan Tanggal Lahir : Nganjuk, 11 Mei 1995

Alamat KTP : RT 01 RW 13 Dsn. Dukuh Ds. Sugihwaras Kec.

Prambon Kab. Nganjuk Jawa Timur

Alamat Sekarang : Karangjambe, Banguntapan, Bantul DIY

Nomor Telepon/HP : 081215236376

Alamat E-mail : [email protected]

Nama Ayah : Alm. Qodir

Nama Ibu : Siti Fatimah

Pendidikan Formal

2014-Sekarang : Mahasiswa Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas

Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

2010-2013 : MAN Prambon Nganjuk

2007-2010 : SMPN 1 Prambon Nganjuk

2002-2007 : SDN Sugihwaras 7 Prambon Nganjuk

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 36: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

106

2001-2002 : TK Pertiwi IV Sugihwaras Prambon Nganjuk

Pendidikan Informal: Training/ Seminar/ Workshop/ Kursus

1. As Speaker at the 2nd Ushuluddin International Conference (USICON)

“Opportunities and Challenges of Religion and Religiosity in the Era of Disruption”,

November 5th-6th 2018 at Sunan Kalijaga State Islamic University.

2. Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi di Balai Latihan Kerja DIY Kejuruan Tata

Niaga Sub. Kejuruan Operator Basic Office dari tanggal 05 Maret-31 Maret 2018.

3. Program Peningkatan Bahasa Asing/TOEFL ITP yang Diadakan oleh Pusat

Pengembangan Bahasa UIN Sunan Kalijaga pada tanggal 2 s.d. 26 Oktober 2017.

4. Sekolah Gender “Research School On Islam, Gender And Human Rights” yang

diselenggarakan oleh Pusat Pengarusutamaan Gender dan Hak Anak bekerjasama

dengan Kalijaga Institute for Justice pada tanggal: 2,9,16 dan 23 Desember 2016, 26

Oktober, 2, 9 dan 16 November 2017, 20, 27 April dan 4,11 Mei 2018 di UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

5. Training of Gender : Islam dan Keadilan Hakiki Bagi Perempuan Bersama Dr. Nur

Rofiah, Bil. Uzm pada tanggal 27 November 2017 di UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

6. Kursus Bahasa Inggris di “Kresna English Language Institute” pada tanggal 25

Juli-7 Agustus 2016 di Pare Kediri Jawa Timur.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 37: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

107

7. Kursus Bahasa Inggris di “Jogja Course Center” pada bulan Januari-Februari

2017.

8. Volunteer Tutor Pendamping pada program Tutorial Class Holiday di Kresna

English Language pada tanggal 25 Juli-7 Agustus 2016.

9. Workshop “Metodologi Riset dan Kewirausahaan Mahasiswa Bidikmisi UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta Angkatan 2014” di Kulon Progo pada tanggal 27 s.d. 29

Oktober 2017.

10. Workshop “Job Interview” Mahasiswa Bidikmisi Angkatan 2014 di Bali pada

tanggal 26 April 2018.

11. Pelatihan Metodologi Penelitian yang diselenggarakan oleh Puslitbit LPPM UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tanggal 4-5 Oktober 2017.

12. Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta pada tanggal 17 Maret 2017.

Penghargaan yang Pernah Diraih

1. Penerima Beasiswa Bidikmisi Angkatan 2014 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Penerima Hibah Penelitian Kompetitif Mahasiswa yang didanai oleh LPPM UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta 2017.

3. Penerima Beasiswa Peningkatan Bahasa Asing UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2017.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)

Page 38: ETIKA EUDAIMONISME DALAM BUDDHISMEdigilib.uin-suka.ac.id/35014/1/14510020_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR...vii ABSTRAK Skripsi ini berjudul Etika Eudaimonisme dalam Buddhisme. Pemilihan

108

Pengalaman Organisasi dan Kerja

1. Anggota Organisasi Sanggar Belajar “DELTA” Sorowajan Banguntapan Bantul

DIY sejak tanggal 22 Maret 2015 s.d. 31 Oktober 2018.

2. Tim Event di PT. Yalong Boga Indonesia Jl. Veteran No. 160 RT. 09 Warungboto

Umbulharjo Kota Yogyakarta pada tanggal 7 Mei s.d. 16 Mei 2018.

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (16.04.2019)