Etika dakwah pp

40
ETIKA DAKWAH DALAM AL-QUR`A<N (KAJIAN SURAH AL-A‟RA>F AYAT 199, AL- H{AJJ AYAT 78, AL-H{UJURA>T AYAT 6, 10 & 11) Oleh: Muhammad Nashir PPS IAIN SUNAN AMPEL SBY

Transcript of Etika dakwah pp

Page 1: Etika dakwah pp

ETIKA DAKWAH DALAM AL-QUR`A<N(KAJIAN SURAH AL-A‟RA>F AYAT 199, AL-

H{AJJ AYAT 78, AL-H{UJURA>T AYAT 6, 10 &

11)

Oleh: Muhammad Nashir

PPS IAIN SUNAN AMPEL SBY

Page 2: Etika dakwah pp

• Berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos dan ethikos.

• artinya tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Adapun dalam bentuk jamaknya ta etha yang artinya adat kebiasaan.

• Menurut KBBI : tingkah laku, tata krama, sopan santun.

• Ahmad Amin: etika berarti ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, dan menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan baik mereka.

• Hamzah Ya‟qub: etika dapat disamakan dengan akhlak.

Etika

Selayang pandang etika

Page 3: Etika dakwah pp

Etika Dakwah

• Aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang merumuskan perlakuan benar dan salah dalam menegakkan dakwah Islamiyah, disebut juga kode etik dakwah (M. Yunan Yusuf: 2002).

Komponen Etika Dakwah

• Etika da‟i

• Etika mad‟u

• Etika media dakwah

• Etika metode dakwah

• Etika materi dakwah

Page 4: Etika dakwah pp
Page 5: Etika dakwah pp

TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL-

FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R

Tafsir kalimat “khudh al-„afwa”

Ibn „Abbas: ambillah dari lebihan harta mereka sejumlah

yang layak untukmu, dan terimalah apa yang mereka

berikan kepadamu dari harta mereka.

„Abd al-Rah}ma>n ibn Zayd ibn Aslam: Allah

memerintahkan Nabi saw agar bersifat pemaaf dan

berlapang dada dalam menghadapi orang-orang mushrik.

Muja>hid: berilah maaf terhadap sikap dan perbuatan

orang lain tanpa mengeluh.

Page 6: Etika dakwah pp

TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL-

FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R

Tafsir kata “al-„urf”

Ibn Jari>r telah meriwayatkan bahwa bila dikatakan

awlaytuhu ma‟ru>fan,‟arifa, „a>rifatan, semuanya bermakna

makruf, yakni saya mengulurkan kebajikan kepadanya. Ibn

Jari>r mengatakan bahwa Allah telah memerintahkan Nabi

Nya agar menganjurkan semua hamba Nya untuk berbuat

kebajikan, dan termasuk ke dalam kebajikan ialah

mengerjakan ketaatan dan berpaling dari orang-orang yang

bodoh.

Page 7: Etika dakwah pp

TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU>

AL-FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R

Manusia itu ada dua macam. Pertama, orang yang baik;

terimalah kebajikan yang diberikannya

kepadamu, janganlah kamu membebaninya dengan

sesuatu yang di luar kemampuannya, jangan pula

sesuatu yang menyempitkan dirinya. Adapun terhadap

orang kedua, yaitu orang yang buruk, maka

perintahkanlah dia untuk berbuat yang makruf. Jika ia

tetap tenggelam dalam kesesatannya serta

membangkang dan terus menerus dalam

kebodohannya, maka berpalinglah kamu darinya.

Mudah-mudahan hal tersebut dapat menolak tipu

muslihatnya terhadap dirimu.

Page 8: Etika dakwah pp

TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N

KARYA AHMAD AL-QURT{UBI<

Pokok pelajaran pertama, Firman Nya

“khudh al-„afwa” mengandung pelajaran

untuk meyambung tali persaudaraan

kepada orang yang

memutuskannya, memaafkan orang-orang

yang berbuat dosa, dan berbuat santun

kepada orang beriman.

Page 9: Etika dakwah pp

TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N

KARYA AHMAD AL-QURT{UBI<

Pokok ajaran yang kedua yaitu firman Nya

“wa`mur bi al-„urf” yaitu dengan kebajikan

yang telah dikenal bersama dan dengan

sikap ramah. „I<sa> ibn „Amr membacanya

dengan “bi al-„urufi” dengan dua d}ammah

seperti membaca “al-h}ulum” (murah hati).

Kata “al-„urf, al-ma‟ru>f, dan al-„a>rifah”

mengacu pada perbuatan baik yang

disepakati oleh akal, dan menentramkan

jiwa. „At}a> berkata bahwa maksud firman

Nya “wa`mur bi al-„urf” yaitu perintahkanlah

Page 10: Etika dakwah pp

TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-

QURA<N

KARYA AHMAD AL-QURT{UBI<Pokok ajaran yang ketiga yaitu firman Nya “wa a‟rid} „an al-

ja>hili>n” makna nya apabila engkau berargumen dengan

mereka serta memerintahkan mereka dengan kebaikan niscaya

mereka akan menganggap hal tersebut kebodohan. Maka

berpalinglah dari mereka untuk menjaga kehormatan Allah

walaupun Dia mampu menjawab ejekan mereka. Perilaku

seperti ini walaupun diturunkan kepada Nabi

Muhammad, tetapi nilainya tetap berlaku sampai sekarang

untuk seluruh umat manusia.

Page 11: Etika dakwah pp

TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL-

ZUH}}AYLI>Persesuaian antar ayat:

Ayat sebelumnya berbicara bahwa Allah mengatur urusan

kaum muslimin dengan membantu dan menguatkan mereka.

Sebagai rasa syukur adalah dengan tidak menyembah

berhala, karena berhala tidak dapat memberi manfaat dan

mudarat. Secara simple ayat sebelum ini berbicara hubungan

antara manusia dan Penciptanya.

Adapun ayat ini berbicara etika hubungan antar manusia.

Page 12: Etika dakwah pp

TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL-

ZUH}}AYLI>Ayat ini mencakup tiga asas akhlak mulia:

1. Memberi maaf, yaitu memudahkan dalam bergaul

dengan manusia tanpa berusaha menyusahkan.

Sebagaimana disebutkan dalam hadith “permudahlah

jangan dipersulit dan berilah kabar gembira jangan

membuat orang lari”.

2. Perintah untuk mengerjakan kebajikan yaitu semua

perbuatan yang baik dan elok, diperintahkan oleh agama

serta dianggap baik oleh akal manusia. Adapun al-

ma‟ru>f adalah term yang mencakup semua kebaikan

dan ketaatan, kebajikan dan berbuat baik kepada

manusia.

Page 13: Etika dakwah pp

TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL-

ZUH}}AYLI>Ayat ini mencakup tiga asas akhlak mulia:

3. Mengabaikan orang bodoh maksudnya adalah tidak

berbuat seperti yang dilakukan orang-orang bodoh, dan

memaafkan perbuatan buruk yang dilakukan mereka

kepada kita. Apabila orang bodoh mengatakan sesuatu

yang menyakiti perasaan orang lain, abaikan saja

perkataannya dan maafkan dia.

Page 14: Etika dakwah pp

ETIKA DAKWAH DALAM AYAT INI

Etika da‟i

• mudah memaafkan, santun, tidak kasar, menggunakan perkataan yang enak di dengar dan menyentuh hati. Tidak ketinggalan juga agar bersikap low profile dan tidak mudah terprovokasi dengan perkataan orang bodoh.

Page 15: Etika dakwah pp

ETIKA DAKWAH DALAM AYAT INI

• Ajakan kepada hal yang positif, baik dan diterima akal sehat.

Etika materi dakwah

Page 16: Etika dakwah pp

SURAH AL-H{AJJ AYAT 78

Page 17: Etika dakwah pp

“Dan berjihadlah kalian di jalan Allah dengan jihad

yang sungguh-sungguh. Dia telah memilih kamu

sekalian, dan Dia tidak menjadikan untuk kalian

kesempitan dalam agama. (Ikutilah) agama orang tua

kalian Ibrahim. Dia telah menamai kalian muslim dari

dahulu, dan (begitu pula) dalam (al-Qur`a>n)

ini, supaya rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan

supaya kamu menjadi saksi atas segenap manusia.

Maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan

berpegan teguh lah pada tali Allah. Dia adalah

pelindungmu, Dia lah sebaik-baik pelindung dan

penolong.”

Page 18: Etika dakwah pp

TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL-

FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R

Jihad :

Harta

Diri

Lisan

“Wa ma> ja‟ala „alaykum fi> al-di>n min h}araj” (Dan sekali-

sekali Dia tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu

kesempitan). Yaitu Dia tidak membebani kalian dengan

sesuatu yang kalian tidak mampu, serta tidak mengharuskan

kalian dengan sesuatu yang memberatkan kalian, kecuali Dia

menjadikan untuk kalian kelapangan dan jalan keluar.

Page 19: Etika dakwah pp

TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL-

FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R

“Wa’tasimu> bi h}abl Alla>h” (Berpeganglah kamu pada

tali Allah), yaitu berpegang teguh lah kepada

Allah, mintalah pertolongan, bertawakkal dan meminta

perlindungan kepada Nya.

Page 20: Etika dakwah pp

TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N

KARYA AHMAD AL-QURT{UBI<

Jihad:

Melawan orang kafir

Isyarat untuk melaksanakan semua perintah Allah

dan berhenti dari perbuatan yang dilarang Nya.

Bersungguh-sungguhlah dalam ketaatan kepada

Allah dan menolak hawa nafsu, bersunggguh-

sungguhlah menolak bisikan setan, aniaya dari orang

yang berbuat aniaya dan melawan kekafiran orang

kafir.

Page 21: Etika dakwah pp

TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL-

ZUH}}AYLI>Jihad: Bersungguh-sungguh mengerahkan semua

kemampuan

Tipe Jihad:

Melawan hawa nafsu

Melawan bisikan setan

Melawan orang kafir yang menyerang

Media Jihad:

Harta

Diri : mengangkat senjata melawan orang kafir yang

memusuhi dan menyerang Islam.

Lisan : pemberian argumen, penjelasan dan

pemberitahuan ajaran agama.

Page 22: Etika dakwah pp

ETIKA DAKWAH DALAM AYAT INI

• Sungguh-sungguh, ikhlas, tawakkal, tidak membuat sulit, senantiasa bersyukur.

Etika da‟i

Page 23: Etika dakwah pp

SURAH AL-H{UJURA<T AYAT 6

Hai orang-orang yang beriman, jika datang

kepadamu orang fasik membawa suatu

berita, periksalah dengan teliti agar kamu

tidak menimpakan suatu musibah kepada

suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya

yang menyebabkan kamu menyesal atas

perbuatanmu itu.

Page 24: Etika dakwah pp

TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL-

FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R

Ayat ini diturunkan berkenaan dengan al-Wali>d ibn

„Uqbah ibn Abi> Mu‟i>t} ketika ia diutus oleh Rasulullah

untuk mengambil sedekah (zakat) Bani Mustaliq.

Perlunya sikap teliti ketika menerima berita dari orang

fasiq.

al-Naba : Berita penting, berbeda dengan al-khabar.

al-Khabar : Berita umum (al-Misbah; Vol. 13)

Page 25: Etika dakwah pp

TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N

KARYA AHMAD AL-QURT{UBI<

Makna fasiq:

Ibn Zayd : Pendusta

Abu> al-H{asan al-Warra>q : orang yang

bergelimang dosa.

Ibn T{a>hir : orang yang tidak malu kepada Allah.

Kabar yang datang dari satu orang dapat diterima dan

diamalkan dengan syarat si pembawa berita orangnya

jujur dan amanah.

Page 26: Etika dakwah pp

TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL-

ZUH}}AYLI>Persesuaian antar ayat:

Setelah pada ayat sebelumnya Allah memerintahkan

umat beriman dengan dua perintah, yaitu menaati Allah

dan Rasul Nya serta merendahkan suara di depan

Rasulullah sebagai penjelasan wajibnya menghormati

beliau. Pada ayat ini perintah diawali akan wajibnya

mengecek kembali berita yang sampai kepada kita, serta

peringatan agar tidak mudah percaya pada ucapan

seseorang, hal ini sebagai tindakan preventif supaya

tidak salah dalam mengambil keputusan. Perintah ini

adalah etika yang sangat penting untuk menjaga

persatuan umat dan memusnahkan sebab-sebab

permusuhan sampai ke akar-akarnya.

Page 27: Etika dakwah pp

Etika dakwah

Teliti

Tidak mudah

terprovokasi

Materi yang disampaikan benar-benar

valid

Page 28: Etika dakwah pp

SURAH AL-H{UJURA<T AYAT 10

Sesungguhnya orang-orang beriman itu

bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah

hubungan) antara kedua saudaramu itu dan

takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat

rahmat.

Page 29: Etika dakwah pp

TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL-

FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R

Setiap mukmin bersaudara

Perintah mendamaikan

golongan yang sedang

bertikai

Hanya orang-orang yang

bertakwa akan mendapat

rahmat

Page 30: Etika dakwah pp

TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N

KARYA AHMAD AL-QURT{UBI<

Setiap Mukmin bersaudara

karena ikatan iman

Perbuatan fasiq tidak

menyebabkan murtad

Setiap mukmin adalah agen perdamaian

Page 31: Etika dakwah pp

TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL-

ZUH}}AYLI>

Setiap mukmin hendaknya berbuat adil

Bersaudara karena iman

Selalu menjadi problem solver

Page 32: Etika dakwah pp

Etika da‟i

Problem solver

Membekali diri dengan

berbagai skil dan

pengetahuan

Menjadi sharing partner

Page 33: Etika dakwah pp

SURAH AL-H{UJURA<T AYAT 11

Hai orang-orang yang beriman, janganlah satu kelompok laki-laki

merendahkan kelompok yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih

baik dari mereka. Dan jangan pula satu kelompok perempuan

merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih

baik. Dan janganlah mencela dirimu sendiri seta jangan memanggil

dengan panggilan yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan

adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang

tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Page 34: Etika dakwah pp

TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL-

FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R

Allah melarang manusia saling menghina, karena

hakikatnya sama dengan menghina diri sendiri

Kata “al-Hamz” berarti celaan dalam bentuk

perbuatan, sedangkan kata “al-Lamz” berarti celaan dalam

bentuk ucapan.

Gelar yang buruk adalah gelar yang tidak disukai

pemiliknya.

Page 35: Etika dakwah pp

SEBAB TURUNNYA AYATImam Ahmad meriwayatkan dari al-Sha‟bi>, ia bercerita bahwa

Abu> Jubayrah ibn al-D{ah}h}a>k memberitahunya, ia bercerita

bahwa ayat ini, “Dan janganlah kalian panggil memanggil dengan

gelar yang buruk”, turun berkenaan dengan Bani Salamah. Ia

mengatakan, “Rasulullah pernah tiba di Madinah dan setiap kami

mempunyai dua atau tiga nama. Jika beliau memanggil salah seorang

dari mereka dengan nama-nama tersebut, maka mereka berkata:

“Wahai Rasulallah, sesunggguhnya ia marah dengan panggilan nama

tersebut”. Maka turunlah ayat, “Dan janganlah kalian panggil

memanggil dengan gelar yang buruk”. Hadith tersebut juga

diriwayatkan oleh Abu> Da>wu>d dari Mu>sa> ibn Isma>‟i>l, dari

Wahb dari Da>wu>d.

Page 36: Etika dakwah pp

TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N

KARYA AHMAD AL-QURT{UBI<

Perbedaan antara al-lamzu dan al-humazah

yaitu al-lamzu adalah hinaan dengan

tangan, mata, lidah dan isyarat. Sedangkan al-

hamzu celaan dengan lidah saja.

Boleh memanggil dengan gelar yang disukai

pemiliknya.

Boleh memberi gelar berkaitan dengan sifat

yang melekat pada orang tersebut tanpa berniat

menghina, seperti H{umayd al-T{awi>l (Humayd si

jangkung)

Page 37: Etika dakwah pp

TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL-

ZUH}}AYLI>Persesuaian antar ayat:

Dalam ayat sebelumnya dijelaskan relasi dan etika yang

harus dijalin antara hamba dan Tuhannya serta Rasul

Nya, kemudian bagaimana bersikap kepada orang yang

menyalahi ajaran agama (fasiq). Selanjutnya dalam ayat

ini Allah menjelaskan etika yang harus dimiliki seorang

mukmin baik ketika berhadapan dengan mukmin lainnya

maupun dengan kafir. Etika tersebut adalah larangan

saling menghina, merendahkan, dan memanggil dengan

gelar buruk.

Page 38: Etika dakwah pp

TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL-

ZUH}}AYLI>Dalam ayat ini Allah mengajari umat beriman etika yang

agung dan luhur, yaitu:

Tidak saling mencela sesama manusia

Tidak mengumpat dan memaki ataupun membeberkan aib

orang lain walaupun dengan isyarat. Karena pada dasarnya

mengumpat orang lain sama dengan mengumpat diri sendiri.

Hal tersebut disebabkan setiap mukmin bersaudara.

Tidak memanggil dengan panggilan buruk, adapun gelar

yang baik justru dianjurkan.

Page 39: Etika dakwah pp

Mengapa digunakan kata al-Tanabuz dalam bentuk “saling”

tidak menggunakan kata al-Nabz seperti kata “talmizu” di

awal ayat ?.

Karena memberi gelar buruk kepada orang lain biasanya

akan langsung mendapat respon dari orang yang diberi

gelar, orang tersebut akan memberi gelar buruk kepada

pihak pertama pada saat itu juga. Hal ini disebabkan rasa

malu yang ditimbulkan oleh gelar buruk tersebut memicu

pihak yang diberi gelar langsung menjawab dengan memberi

gelar buruk juga. Hal ini berbeda dengan “al-Lamzu” (al-

Misbah, Vol. 13)

Page 40: Etika dakwah pp

• Pandai memilih kata

• Tidak menyinggung perasaan mad‟u

• Menguasai lapangan

• Selalu bertobat

Etika da‟i

• Mengkritik dengan sopan

• Tidak membeda-bedakan antara da‟i yang satu dengan yang lain.

Etika mad‟u

• Disesuaikan dengan adat istiadat tempatan

• Komunikatif

Etika metode dakwah