Etika Bisnis

15
PT. Tegar Etbis Internasional Surat Perjanjian Kerja No. 002/SPK/HRD/2014 Garut, 06 Oktober 2014 Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Tegar Muttabi Abdillah Jabata n : Manajer SDM PT. Tegar Etbis Internasional Dalam hal ini mewakili dan bertindak untuk dan atas nama PT. Tegar Etbis Internasional yang berkedudukan di Jl. Karacak No.45 B Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut untuk selanjutnya disebut pihak I. Nama : Guntur Bumi Al Qurthubi TTL. : Semarang, 17 Februari 1982 Alama t : Jalan Pinang Mas 1 No. 12 A RT. 07 RW. 03, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama dirinya sendiri, yang selanjutnya disebut pihak II. Pada hari Senin tanggal, 06 Oktober 2014 di Kabupaten Garut telah bersepakat untuk membuat Perjanjian Kerja dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana tertera di bawah ini: Pasal 1 Tugas dan Tanggung Jawab

description

Peraturan dan tata cara dalam berbisnis.

Transcript of Etika Bisnis

PT. Tegar Etbis InternasionalSurat Perjanjian KerjaNo. 002/SPK/HRD/2014Garut, 06 Oktober 2014Yang bertanda tangan di bawah ini:Nama: Tegar Muttabi Abdillah

Jabatan: Manajer SDM PT. Tegar Etbis Internasional

Dalam hal ini mewakili dan bertindak untuk dan atas nama PT. Tegar Etbis Internasional yang berkedudukan di Jl. Karacak No.45 B Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut untuk selanjutnya disebut pihak I.Nama: Guntur Bumi Al Qurthubi

TTL.: Semarang, 17 Februari 1982

Alamat: Jalan Pinang Mas 1 No. 12 A RT. 07 RW. 03, Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama dirinya sendiri, yang selanjutnya disebut pihak II. Pada hari Senin tanggal, 06 Oktober 2014 di Kabupaten Garut telah bersepakat untuk membuat Perjanjian Kerja dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana tertera di bawah ini:Pasal 1Tugas dan Tanggung JawabPihak II setuju dan bersedia melakukan tugas dan tanggung-jawab untuk keperluan Pihak I sebagai: Jabatan: Manajer Trainee

Golongan: III D

Bertanggung Jawab Kepada: Manajer SDM PT. Tegar Etbis Internasional

Tanggal Masuk: 12 Oktober 2014

Tugas: Sesuai dengan Lampiran Job Description

Pasal 2Ketentuan Waktu Penerimaan Pihak IIPihak II telah bersedia menjalani masa percobaan selama 3 (Tiga) bulan terhitung sejak tanggal 12 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 12 Januari 2015, dan setelahnya dapat diangkat sebagai karyawan tetap.

Pasal 3Hak Pihak II1. Pihak II berhak mendapatkan tugas dan pekerjaan sesuai dengan posisinya yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi.2. Pihak II berhak atas imbalan berupa gaji, tunjangan dan pendapatan lain yang ditetapkan sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya.3. Pihak II berhak atas waktu dan hari istirahat kerja serta cuti.4. Pihak II berhak atas penggantian biaya perawatan dan pengobatan atas penyakit yang diderita sesuai peraturan yang berlaku.5. Pihak II diikutsertakan dalam JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) sesuai undang-undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 1992, yang programnya meliputi jaminan kecelakaan kerja dan jaminan hari tua yang dikaitkan dengan jaminan kematian.6. Apabila Pihak II terancam dan atau terkena tindakan hukum oleh yang berwajib dalam rangka menjalankan tugas yang diberikan oleh Perusahaan, berhak memperoleh pembelaan hukum dari Perusahaan atas biaya perusahaan.

Pasal 4Penetapan Gaji dan TunjanganSebagai imbalan atas pelaksanaan tugas dan tanggung-jawab Pihak II, Pihak I mewakili Perusahaan telah bersedia memberikan kepada Pihak II: Gaji Pokok: Rp6.000.000,00

Tunjangan Makan: Rp1.200.000,00

Tunjangan Transport: Rp1.500.000,00

Tunjangan Pemeliharaan: Rp 600.000,00

Tunjangan Kesehatan: Rp 300.000,00 (Diluar JAMSOSTEK)

Jumlah: Rp9.600.000,00

Pasal 5Aturan Mengenai Gaji dan Tunjangan1. Pembayaran imbalan dilakukan dengan secara transfer/pemindahbukuan dari rekening perusahaan ke rekening Pihak II. 2. Pembayaran gaji dan tunjangan dilakukan pada tanggal 1 atau 2 setiap bulan.3. Pihak II wajib memberitahukan kepada Pihak I secara tertulis setiap terjadi perubahan atas alamat rekening upah selambat-lambatnya 14 (Empat Belas) hari sebelum tanggal pembayaran upah berikutnya.4. Keterlambatan pembayaran upah akibat kelalaian Pihak II dalam memberikan pemberitahuan tertulis tentang adanya perubahan alamat tersebut dalam jangka waktu yang telah ditentukan merupakan tanggung jawab Pihak II. 5. Apabila mengalami sakit berkepanjangan harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter untuk mendapatkan gaji dan tunjangan. 6. Besarnya pembayaran gaji sakit berkepanjangan sebagai berikut:4 (empat) bulan pertama: 100% (tujuh puluh lima persen)

4 (empat) bulan kedua: 75% (tujuh puluh lima persen)

4 (empat) bulan ketiga: 50% (tujuh puluh lima persen)

Bulan selanjutnya: 25% (tujuh puluh lima persen)

Pasal 6Waktu Kerja dan Jam Kerja1. Dengan memperhatikan perundang-undangan yang berlaku serta kebutuhan perusahaan, waktu kerja diatur sebagai berikut: Pihak II bekerja pada hari Senin sampai Jumat, dengan durasi 7 (tujuh) jam perhari dari pukul 07.00. Waktu istirahat selama 1 (satu) jam pada pukul 12.00 sampai pukul 13.002. Waktu istirahat tidak termasuk ke dalam jam kerja.3. Hari dan jam kerja yang bersifat khusus ditentukan tersendiri oleh Pihak I.

Pasal 7Izin Meninggalkan Pekerjaan Dengan Mendapat Upah Penuh1. Berdasarkan UU No. 13 tahun 2003 pasal 93, dalam hal-hal penting, Pihak II dapat diberi izin untuk tidak hadir pada hari kerjanya tanpa dipotong cuti, dengan mendapat upah penuh yaitu untuk keperluan-keperluan sebagai berikut: Kematian suami/ isteri, orang tua/ mertua atau anak/ menantu : 2 (dua) hari kerja. Kematian anggota keluarga dalam satu rumah : 1 (satu) hari kerja. Pernikahan Pihak ke II: 3 (tiga) hari kerja. Pernikahan anak Pihak ke II: 2 (dua) hari kerja. Khitanan anak Pihak ke II: 2 (dua) hari kerja. Pembaptisan anak Pihak ke II: 2 (dua) hari kerja. Isteri melahirkan atau keguguran kandungan : 2 (dua) hari kerja 2. Bila keperluan-keperluan seperti tersebut pada butir (1) di atas berlangsung di luar kota, maka ijin tidak hadir dapat ditambah dengan waktu perjalanan tercepat.3. Untuk keperluan-keperluan selain pada butir (1) di atas, Pihak ke II diharuskan mengajukan permohonan izin kepada atasannya selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelumnya.4. Atas pertimbangan-pertimbangan Perusahaan, izin meninggalkan pekerjaan di luar ketentuan-ketentuan di atas dapat diberikan tanpa upah.

Pasal 8Kewajiban Pihak II1. Melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.2. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan perusahaan.3. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan sesama karyawan perusahaan.4. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.5. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik perusahaan dengan sebaik-baiknya.6. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya.7. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya.8. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerjanya.9. Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan kariernya.

Pasal 9Tata Tertib1. Pihak II setiap saat harus dapat menunjukkan segala perhatian, kemampuan serta keahlian yang dimiliki secara maksimal, serta bertindak selefektif dan seefisien mungkin.2. Pihak II akan setiap saat melaksanakan kewajibannya secara jujur dan penuh tanggung jawab, dengan tidak meminta pembayaran dalam bentuk apapun dari pihak luar yang berhubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan tugas dan tanggung jawabnya.3. Pihak II tidak dibenarkan untuk mengalihkan tugasnya kepada orang lain tanpa persetujuan dari Pihak I.4. Pihak II wajib memberitahukan ke atasannya atau ke kantor Pihak II bekerja dengan alasan yang jelas dan dapat diterima apabila Pihak II tidak masuk kerja.5. Tanpa adanya persetujuan tertulis dari Pihak I, Pihak II tidak dibenarkan menyampaikan segala rahasia Pihak I, baik secara lisan maupun tulisan atau dalam bentuk lain, kepada pihak ketiga.6. Pihak II wajib mematuhi dan tunduk kepada peraturan Pihak I yang berlaku, baik yang telah ada maupun yang akan dikeluarkan kemudian hari oleh Pihak I, dengan ketentuan bahwa peraturan tersebut tidak bertentangan dengan perjanjian ini.7. Tanpa izin tertulis dari Pihak I, Pihak II tidak dibenarkan menyediakan tenaganya secara perorangan maupun bersama-sama dengan orang lain dan menerima pembayaran dari Pihak Ketiga.

Pasal 10Ketentuan Umum Tata Tertib1. Setiap ucapan, tulisan atau perbuatan Pihak II yang melanggar ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja dan peraturan perusahaan atau kesepakaran kerja bersama dapat dikenakan sanksi.2. Apabila pelanggaran tersebut diatas mengakibatkan kerugian bagi perusahaan maka selain dikenakan sanksi, Pihak II wajib mengganti kerugian kepada perusahaan.3. Jenis sanksi yang diberikan adalah pemberian surat peringatan pertama, kedua dan ketiga.4. Setelah surat peringatan ketiga, perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sesuai pasal 161 UU No. 13 tahun 2003.

Pasal 11Sanksi1. Pemberian Surat Peringatan (SP) dilakukan dengan ketentuan berikut: Surat peringatan pertama, kedua dan ketiga tidak perlu diberikan menurut urut-urutannya, tapi dinilai dari besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan Pihak II. Tingkatan surat peringatan ditentukan bersama oleh atasan langsung minimal setingkat Pihak I dan disetujui oleh direksi. Dalam hal surat peringatan diterbitkan secara berurutan maka surat peringatan pertama berlaku untuk jangka 6 (enam) bulan. Apabila Pihak II melakukan pelanggaran sebelum berakhirnya masa berlaku surat peringatan pertama, maka perusahaan dapat menerbitkan surat peringatan kedua, yang juga mempunyai jangka waktu berlaku selama 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya peringatan kedua. Apabila Pihak II masih melakukan pelanggaran sebelum surat peringatan kedua habis masa berlakunya, maka perusahaan dapat menerbitkan peringatan ketiga (terakhir) yang berlaku selama 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya peringatan ketiga. Apabila Pihak II masih melakukan pelanggaran sebelum surat peringatan ketiga (terakhir) habis masa berlakunya,maka perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja. Dalam hal jangka waktu 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya surat peringatan sudah terlampaui, maka apabila Pihak II yang bersangkutan melakukan pelanggaran maka surat peringatan yang diterbitkan oleh perusahaan adalah kembali sebagai peringatan pertama, kedua atau ketiga sesuai besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan Pihak II. Tenggang waktu 6 (enam) bulan dimaksudkan sebagai upaya mendidik Pihak II agar dapat memperbaiki kesalahannya dan di sisi lain waktu 6 (enam) bulan ini merupakan waktu yang cukup bagi perusahaan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja Pihak II.2. Pemberian Skorsing dilakukan dengan ketentuan berikut: Selama proses PHK, baik perusahaan maupun Pihak II harus tetap melaksanakan segala kewajibannya. Perusahaan dapat melakukan tindakan skorsing kepada Pihak II yang sedang dalam proses PHK dengan tetap wajib membayar upah dan hak-hak lainnya yang biasa diterima Pihak II (sesuai UU No. 13 tahun 2003 pasal 155 ayat 3).

Pasal 12Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)1. Dengan mengingat hukum yang berlaku, Pihak I berhak untuk memutuskan hubungan kerja dengan Pihak II setiap saat dengan tidak memberikan ganti kerugian apapun untuk pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut: Penipuan, pencurian dan penggelapan barang/uang milik perusahaan atau teman sekerja. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan Pihak I atau kepentingan negara. Mabuk, minum-minuman keras yang memabukkan, madat, memakai obat bius atau menyalahgunakan obat-obatan terlarang atau obat-obatan perangsang lainnya di tempat kerja yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan. Melakukan perbuatan asusila atau melakukan perjudian di tempat kerja. Melakukan tindak kejahatan misalnya menyerang, mengintimidasi atau menipu pengusaha atau teman sekerja dan memperdagangkan barang terlarang baik dalam lingkungan Pihak I maupun diluar lingkungan Pihak I. Menganiaya, mengancam secara fisik dan mental, menghina secara kasar pengusaha atau keluarga pengusaha atau teman sekerja. Membujuk teman sekerja untuk melakukan sesuatu perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan serta peraturan perundangan yang berlaku. Dengan ceroboh atau sengaja merusak dan membiarkan diri atau teman sekerjanya dalam keadaan bahaya. Membongkar dan membocorkan rahasia Pihak I atau mencemarkan nama baik pengusaha dan atau keluarga pengusaha yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara. Melakukan kejahatan yang bobotnya sama setelah mendapat peringatan terakhir yang masih berlaku. Hal-hal lain yang diatur dalam Perjanjian Kerja atau Peraturan Pihak I.2. Selain itu hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan putus karena: Pihak II mengundurkan diri. Pihak II mencapai usia pensiun (50 tahun). Terjadi pernikahan sesama karyawan. Pihak II sakit berkepanjangan. Pihak II meninggal dunia. Pihak II tidak mau melanjutkan hubungan kerja karena perusahaan menyalahi aturan

Pasal 13Aturan di Luar Surat Perjanjian KerjaHal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini akan diterapkan oleh kedua belah pihak secara musyawarah untuk mufakat dan bilamana dianggap perlu dapat dituangkan dalam suatu addendum, yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 14Peran Surat Perjanjian Kerja dalam HukumUntuk pelaksanaan perjanjian ini dengan segala akibatnya, kedua belah pihak telah memilih domisili hukum yang umum dan tetap pada kantor Pengadilan Negeri Garut atau pengadilan lain yang ditunjuk oleh Pihak I.

Pasal 15Masa Berlaku Surat Perjanjian KerjaPerjanjian kerja ini dengan sendirinya akan berakhir apabila Pihak II tidak bekerja lagi di perusahaan ini secara formal, kecuali terdapat kesepakatan tertulis sebelumnya. Dengan berakhirnya perjanjian ini, Pihak II wajib mengembalikan kepada Pihak I mewakili pihak perusahaan atas semua dan segala jenis barang milik perusahaan.

Demikianlah perjanjian ini dibuat di Kabupaten Garut, pada hari dan tanggal tersebut di awal perjanjian ini dan dalam rangkap dua, yang masing-masing mempunyai kekuatan yang sama.

Pihak II

Guntur Bumi Al QurthubiPihak I

Tegar Muttabi Abdillah

Manajer TraineeManajer SDM