Ethylene
-
Upload
muhamad-iqbal -
Category
Documents
-
view
81 -
download
19
Transcript of Ethylene
Ethylene
(Etilen, H2C=CH2)
Karakteristik Etilen
1. Disintesis pada buku batang2. Berdifusi sangat cepat (bentuk gas)3. Pengaruh etilen terhadap pemanjangan batang dapat
dikurangi dengan adanya cahaya; demikian pula kadar etilen menurun oleh cahaya.
Etilen merupakan hormon dan pengatur pertumbuhan
tanaman yang paling sederhana ditinjau dari struktur
molekulnya, yaitu (CH2)2 atau H2C=CH2.
Karena mengandung ikatan rangkap, etilen disebut
unsaturated hydrocarbon atau olefin.
Etilen satu-satunya hormon yang berbentuk gas,sehingga
disebut gas etilen. Gas etilen tidak berwarna dan mudah
menguap.
Etilen secara fisiologis berperan sebagai hormon dalam
tanaman; merangsang pematangan buah, pembukaan bunga, dan
absisi (pengguguran) daun.
Etilen sintetik sangat penting dalam industri dan sebagai
hormon biologis. Etilen adalah senyawa organik yang diproduksi
dalam skala paling besar; produksi global etilen lebih dari
75,000,000 metrik ton per tahun pada 2005.
Sejarah Etilen pada Tanaman
“Etilen” telah digunakan untuk pematangan buah pada jaman
Mesir kuno. Bangsa China membakar dedaunan pada ruang
tertutup untuk mematangkan buah pir. Th 1864, kebocoran gas
dari lampu jalanan menyebabkan batang tanaman tumbuh lambat,
terpilin, dan membengkak (the triple response). Th 1901,
ilmuwan Rusia Dimitry Neljubow menunjukkan bahwa senyawa
aktif tersebut adalah etilen.
Doubt (1917) Etilen merangsang absisi.
Gane (1934)Tanaman mensintesis etilen.
Th 1935, Crocker mengusulkan bahwa etilen adalah hormon
tanaman yang berperan dalam pematangan buah dan juga
penghambatan jaringan vegetatif. Kini diketahui bahwa etilen
juga memiliki fungsi lainnya.
Kerjasama dengan Hormon Lain
Apabila konsentrasi etilen sangat tinggi dibanding hormon
auksin dan giberelin, etilen dapat menghambat proses
pembentukkan batang, akar, dan bunga. Namun etilen juga dapat
merangsang pembentukkan bunga bila bersama-sama dengan
hormon auksin
Manfaat Etilens
Etilen sering dimanfaatkan oleh para distributor dan importir
buah. Buah dikemas dalam bentuk belum masak saat diangkut
pedagang buah. Setelah sampai untuk diperdagangkan, buah
tersebut diberikan etilen (diperam) sehingga cepat masak.
Dalam pematangan buah, etilen bekerja dengan cara memecahkan
klorofil pada buah muda, sehingga buah hanya memiliki xantofil
dan karoten. Dengan demikian, warna buah menjadi jingga atau
merah.
Fungsi lain etilen secara khusus adalah:
Mengakhiri masa dormansi
Merangsang pertumbuhan akar dan batang
Pembentukan akar adventif
Merangsang absisi buah dan daun
Merangsang induksi bunga Bromiliad
Induksi sel kelamin betina pada bunga
Merangsang pemekaran bunga
Biosintesis Etilen
Berasal dari asam amino metionin (lihat diagram).Biosintesis
etilen dapat diinduksi oleh etilen itu sendiri (autokatalitik),auksin,
dan sitokinin, namun dihambat oleh asam absisat.
methionine
SAM synthetase
S-adenosyl methionine (SAM)(ACC synthase)
1-aminocyclopropane-1-carboxylic acid (ACC)(ACC oxidase)
Ethylene biosynthetic pathway:
The enzymes catalyzing each step are shown above the
arrows. AdoMet: S-adenosyl-methionine; Met: methionine;
ACC: 1-aminocyclopropane-1-carboxylic acid; MTA:
methylthioadenine.
Ethylene + CO2 + HCN
Pengaruh lingkungan terhadap ethylene:
1. Lingkungan juga dapat mempengaruhi biosintesis hormon
tanaman.
2. Air tergenang, kekeringan, suhu rendah (chilling), pelukaan,
dan serangan patogen semuanya dapat merangsang
pembentukan etilen di dalam tanaman.
3. Pada saat banjir (air tergenang), akar menderita akibat
kekurangan oksigen (anoksia), memicu sintesis ACC.
4. Ketika oksigen berkurang, ACC ditransportasikan ke bagian
atas dan dioksidasi di daun untuk menjadi etilen.
5. Etilen ini akan menyebabkan epinasti daun (daunterkulai).
6. Perkembangan internal tanaman juga dapat meningkatkan
biosintesis hormon.
7. Perkecambahan dapat menginduksi sintesis hormon, yaitu
memicu terbentuknya giberelin aktif untuk merangsang
kinerja enzim amilase dalam perkecambahan.
8. Etilen disintesis selama pematangan buah dan senesens daun
dan bunga.
9. Untuk buah klimakaterik, laju respirasi yang meningkat juga
disertai dengan pelepasan etilen yang tinggi.
10. Saat terjadi penyerbukan dan pembuahan, ketika
benang sari mencapai kepala putik, prekursor etilen, ACC,
disekresikan ke petal (mahkota bunga).
Peranan Etilen Pada Pemasakan Buah
1. Hormon Pemasakan
Produksi etilen pada beberapa varietas buah meningkat
dalam jumlah yang cukup pada permulaan respirasi klimaterik,
seperti pada table berikut :
Konsentrasi ethylene internal pada beberapa buah:
Macam Buah Varietas
Konsentrasi (ppm)
PenemuPada permulaan
peningkatan climacteric
Pada puncak climacteric
Apokat PisangPisangManggaWaluhWaluh
Tomat
Choquette Gros MichelAppleKent & HadenCantaloupe PMR 45HoneydowVC-2/3-20
0,5-1,01,510,04-0,080,33,0
0,8
300-7004025330-7025
27
Burg & Burg (’62)Burg & Burg (’62)Burg & Burg (’62)Burg & Burg (’62)Lyons et. al (’62)Pratt & Goeschl (’68)Lyons & Pratt (’64)
Dari tabel tersebut, konsentrasi minimum etilen yang
diperlukan untuk memulai klimaterik berbeda-beda tegantung
jenis buahnya.
Pemasakan buah muda dapat dipacu setelah dipetik
dengan pemberian etilen pada konsentrasi diatas 3 ppm. Buah
yang tua peningkatan etilennya lebih kecil dari 8 hari sebelum
klimaterik. Pada respirasi klimaterik, konsentrasi etilen kurang
lebih 3 ppm. Buah yang sudah masak kurang peka terhadap
pertambahan etilen.
Perbedaan kepekaan pada buah secara fisiologis karena
adanya perbedaan etilen endogen. Contoh pada perlakuan
penambahan 10 ppm etilen dapat memacu produksi etilen
endogen pada buah yang sudah tua (masak optimal), tetapi
tidak pada buah yang muda.
Pada buah non klimaterik (citrus) pemberian etilen
sekurang-kurangnya mencapai 100 ppm.
Pemberian etilen tidak begitu efektif dalam udara pada
suhu dan tekanan rendah dibanding pada suhu dan tekanan
normal (1 atmosfer). Seperti contoh sintesa etilen pada pisang
terhambat pada suhu 18oC dibanding bila disimpan pada udara
biasa.
Buah pisang yang disimpan pada kantong plastik yang
ditutup rapat disertai dengan penyerap etelen, pemasakan dapat
dihambat sampai kurang lebih 2 minggu.
2. Interaksi etilen dengan pengatur tumbuh lain
Auxin dapat menstimlasi produksi etilen
Pemasakan buah apel, pear dan pisang dapat dipercepat
dengan pemberian 2,4 dikloropenoxy asetic acid (2,4-D).
Menurut:
- Hason , 2,4-D dapat meningkatkan tingkat maksimum
respirasi dan produksi etilen buah pear.
- Morgan dan Hill , 2,4-D dan IAA memacu peningkatan
produksi etilen pada tanaman kapas.
Giberelin umumnya hanya menunda menghilangnya klorofil
dan tidak memacu respirasi maupun produksi etilen.
Kinetin menyebabkan peningkatan permulaan stimulasi
respirasi dan produksi etilen
Asam absitat dapat merangsang pemasakan irisan buah pisang.
Senyawa yang dapat menghambat produksi etilen endogen
adalah:
— Etilen oksida
Pemberian 0,75% etilen oksida selama 16 s/d 12jam
menghambat produksi etilen dan pemasakan buah
tomat hijau
— Asam suksinat 2,2-dimetil hidroksida
Dapat menunda pemasakan buah apel.
3. Jumlah Etilen yang diberikan :
Pemasakan yang dirangsang oleh perlakuan etilen secara
biokemis sama dengan pemasakan yang terjadi secara alami.
Etilen merupakan faktor alami untuk pemasakan buah
dibanding dengan hidrokarbon lain,
Croker etal (1932) mendapatkan bahwa di antara 38 macam
gas yang diteliti hanya etilen, propilin, asetilin, butilin dan
karbon monoksida menghasilkan epinatis daun (daun terkulai)
pada tanaman tomat dan dari gas-gas tersebut etilen 50-50.000
kali daripada keempat gas lainnya.
Untuk merangsang pemasakan buah klimaterik lengkap perlu
buah diberi perlakuan dengan konsentrasi optimum atau lebih
tinggi selama waktu tertentu.
Misalnya buah waluh: buah waluh berumur 10 hari (±1/4
dewasa) diperlukan pemerian 100 ppm etilen selama 24-48
jam.
Buah waluh umur 30 hari pemberian etilen selama 12-24 jam.
Hubungan antara respirasi, perkembangan etilen dan umur
simpan pada buah apel
100 Etilen
Pertumbuhan Buah
Perubahan
Relatif Umur Simpan
50
Respirasi
Pemb. Sel Perkembangan Klimaterik Senescence
0 30 60 130 145 160 175
HARI
AKTIVASI RESEPTOR OLEH ETILEN
O2 CO2
Substrat
C2H4 metal O2
metal CO2
Produk labil +substratO2
metal C2H4
O2
ENZIM ENZIM
ENZIM
ENZIM