Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

52
Dr. Hadi Sulistyanto, SpPD, MHKes, Finasim ETHICAL ASPECT IN MEDICAL LAW Keluhuran Profesi “Ilmu Kedokteran adalah ilmu yang paling mulia dan hanya orang- orang yang sanggup menjunjung tinggi kehormatan diri dan profesinya, yang layak menjadi dokter” (Hippocrates)

description

ethics

Transcript of Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

Page 1: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

Dr. Hadi Sulistyanto, SpPD, MHKes, Finasim

ETHICAL ASPECT IN

MEDICAL LAW

Keluhuran Profesi“Ilmu Kedokteran adalah ilmu yang

paling mulia dan hanya orang-orang yang sanggup menjunjung tinggi kehormatan diri dan profesinya,

yang layak menjadi dokter”

(Hippocrates)

Page 2: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

PASIENOrang yg menginginkan masalah kesehatannya dpt

diatasi oleh dokter.Umumnya tdk paham ilmu kedokteran.Tdk memiliki kemampuan mengontrol kinerja &

perilaku dokter termasuk gol. rentan (vulnerable group).

Perlu diberi perlindungan (melalui moral, etika, disiplin profesi, hukum, & sumpah dokter).

Page 3: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

PROFESI MEDIS Merupakan noble profession. Perlu kompetensi (knowledge, clinical skill,

clinical judgement, humanistic quality, and communication skill).

Orientasi primer kepentingan masyarakat (altruistic).

Wajib memperhatikan nilai-nilai & hak-hak pasien (termasuk HAM).

Terikat oleh moral, etik, hukum, & sumpah dokter (sbg social contract).

Page 4: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

THE NOBLEST PROFESSIONPerlu keluhuran sikap & perilaku dokter.Rajin & tekun ikut perkembangan ilmu kedokteran

(keeping up).Memperbarui pemahaman ilmu yg berkembang

pesat (updating). what can be done? what ought to be done?

Page 5: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

ANCAMANMalpractice penguasaan ilmu kedokteran.Misconduct sikap & perilaku dokter yg tdk

semestinya.Contoh :

Tuduhan : keserakahanKetidak-adilan distributifSendau gurau berlebih di ruang operasiTarif terlalu mahalUang muka pra operasiWaktu konsultasi terlalu sempit

Page 6: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

MORAL Moral merupakan standar ttg benar & salah

(berbicara ttg perbuatan ansich). Dipelajari lewat hidup bermasyarakat &

dipengaruhi agama, tradisi, dll. Moral berisi nilai-nilai & norma-norma. Norma moral dirumuskan dlm bentuk :

Moral principles (beneficence, non maleficence, autonomy, & justice)

Moral standardsMoral rules (dlm bentuk KODEKI)

Page 7: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

MoralRules

Moral Principles

Moral Standards

Moral Rules: baru dpt dirumuskan

bilamana prilaku spesifik hampir selalu benar atau hampir selalu salah

PROBLEM SOLVING

Page 8: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

ETHICSDihasilkan oleh pemikiran mendalam & luas ttg

problem kehidupan.Menghendaki setiap profesional menggunakan

hati nuraninya utk melakukan yg baik & benar serta menghindari yg buruk & salah.

Etika profesi (applied ethics) profesional mendasarkan pd moral & etika dlm menata kinerjanya.

Page 9: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

ETHICS (2) Etika bersifat majemuk (pluralistik)!!! Org bisa tdk setuju apa yg dianggap benar /

salah, bahkan jika mereka bersetuju boleh jadi persetujuannya berangkat dari alasan berbeda.

Namun demikian, hampir semua org bisa menyetujui fundamental of ethical principles (human rights) ethico-legal.

Jgn kaget & heran jika dlm etika akan lbh banyak pertanyaan dibanding jawabannya!!!

Page 10: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

MORAL DAN ETHICS

Jika dokter berbicara bahwa aborsi merupakan perbuatan salah (immoral) maka yg dibicarakan adalah ttg MORAL.

jika dokter obsgyn menimbang akan melakukan aborsi / tdk atas pasien hamil dgn penyakit jantung berat maka yg sedang ditimbang itu adalah ttg ETIKA.

Dlm etika, pandangan moral dikritisi, dianalisis secara logis & rasional utk ditemukan jastifikasinya pd kasus nyata.

Page 11: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

DILEMA ETIKSuatu tindakan tertentu :

Jika sesuai norma moral tindakan tsb benar-benar ETIS.

Jika tdk sesuai norma moral berarti ada DILEMA ETIK. Oleh sebab itu hrs dikritisi & dianalisis secara logis & rasional utk ditentukan jastifikasi / keetisannya.

Hukum dapat mengatasi dilemaetik.

Page 12: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

HUKUM Hukum muncul krn ada conflicts of interest

dlm masyarakat yg berpotensi menimbulkan masalah / trouble.

Hukum diperlukan sebab merupakan social mechanism utk menyelesaikan masalah.

Hukum melindungi kesejahteraan, keamanan, & menyelesaikan konflik dgn cara yg adil & tdk menyakitkan.

Hukum mengatur kemanusiaan & praktik kedokteran sejak beribu tahun.

Page 13: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

LAW AND ETHICS Hukum & etika berangkat dr basis yg sama

yaitu MORAL. Umumnya apa yg baik & buruk menurut etika,

dipandang sama oleh hukum. Tetapi hukum tdk mengurusi hal kecil &

sepele shg tdk perlu diatur oleh hukum. Pelanggaran etika ringan blm mengancam

publik & karenanya tdk perlu regulasi oleh hukum sebab masyarakat masih mampu mengatasi tanpa keos.

Page 14: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

- Pelanggaran EtikaRingan

- Tidak Mengandung Pelanggaran Hukum

- Dikenai Sanksi Etik saja

- Pelanggaran EtikaBerat (Gross Immorality)

- Mengandung Pelanggaran Etika dan sekaligus Hukum

- Dikenai Sanksi Etika dan Sanksi Hukum

PELANGGARAN ETIKA

Page 15: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

PROFESSIONAL ETHICS Merupakan applied ethics yg mengatur

perilaku Dr dalam kaitannya dengan:

Pesakit yang datang membutuhkan pertolongan;Patients (clients);Health care team (co-workers);Society (social context); danProfession.

Page 16: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

MEDICAL ETHICSTata perilaku kelompok profesional dokter.Studi tentang nilai-nilai, moral, dan akhlak

perilaku dokter.Sesuai dgn prinsip dan pokok perilaku profesi

seorang dokter. Kepedulian dan tanggung jawab moral

dokter terhadap hidup dan kesehatan pasiennya.

Page 17: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

ETIKA MEDIS TRADISIONAL1. TEORI ETIKA TELEOLOGI

Tokoh : John Stuart Mill dan J. BenthamYang dinilai bukan niat atau motivasi orang

melakukan sesuatu tapi dampak atau hasilnya.2. TEORI DEONTOLOGI

Tokoh : Immanuel KantYang dinilai adalah niat baik orang.

3. TEORI HUKUM KODRATTokoh : Aristoteles & Thomas AquinasYang dinilai manusia sebagai pelaku dan

perbuatannya.

Page 18: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

ASAS-ASAS ETIKA MEDIS TRADISIONALSejak jaman Hippocrates.1. Asas Beneficence2. Asas Non-maleficence3. Asas menghormati hidup manusia4. Asas menjaga kerahasiaan5. Asas kejujuran6. Asas tidak mementingkan diri sendiri7. Asas budi pekerti dan tingkah laku luhur

Page 19: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

ETIKA MEDIS KONTEMPORERSejak awal abad 20 setelah perang dunia kedua.1. Teori Budi Pekerti Luhur / Character Ethics / Value-

based EthicsBeauchamp dan Childress seorang profesional dokter

dikatakan berbudi & berkarakter luhur bila memiliki semua dari 4 sifat : compassion, discernment, dapat dipercaya, integritas moral tinggi.

2. Teori Etika Mengasuh / The Ethics of Caring / Relation-based Theory (Carol Cilligan)Seorang dokter disamping berbudi pekerti luhur hrs juga

bersifat hangat, dekat, mengasihi, bersimpati, & ramah terhadap pasien yg diasuhnya.

Page 20: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

3. Teori Etika Penalaran Praktis / Kasuistik / Case-based Theory (Johnson & Toulmin) Dilema moral & etik dalam yankes dpt diatasi

dengan teori-teori etika klasik dengan pendekatan penalaran praktis.

Pada tiap kasus klinis hrs memperhitungkan hal-hal yg relevan dgn pasien : indikasi medis, manfaat medis, preferensi pasien, mutu hidup pasien, dan faktor-faktor kontekstual.

Memperhatikan pengalaman sejawat pada kasus yg sama.

Page 21: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

ASAS-ASAS ETIKA MEDIS KONTEMPORER1. Asas menghormati otonomi pasien2. Asas keadilan3. Asas berkata benar

EMPAT KAIDAH DASAR MORAL DOKTER Gabungan :

asas etika medis klasik (beneficence dan non-maleficence) dan asas etika medis kontemporer (menghormati otonomi pasien dan berlaku adil).

Page 22: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

ETIKA KLINIK / CLINICAL ETHICSJonsen, Siegler, & Winslade (2006).Disiplin praktis yg memberikan pendekatan terstruktur

membantu dokter mengambil keputusan dgn mengidentifikasi, menganalisis, memecahkan isu-isu etis / dilema etis dlm kedokteran klinik.

Topik-topik meliputi :1. Indikasi medis2. Preferensi / pilihan pasien3. Mutu hidup pasien 4. Faktor-faktor kontekstual

HARUS menjadi pertimbangan dokter dalam menangani setiap pasien tiap kasus klinis ada aspek etikanya.Ideal : klinikus juga ahli etika klinis (clinicalethicist).

Page 23: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

MASALAH ETIKA TERKAIT INDIKASI MEDISPertanyaan :

a. Apa sesungguhnya problem kesehatan pasien : riwayat sakit, diagnosis, prognosis?

b. Apakah problem kesehatan tersebut : akut, kronis, urgent, atau reversibel?

c. Apa tujuan dari tindakan medis?d. Bagaimana probabilitas kesuksesannya?e. Apa rancangan selanjutnya jika tindakan medis

gagal? Intervensi medis apa yg terbaik dilakukan

untuk mengatasi masalah klinis pasien?

Page 24: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

Tujuan Intervensi Medis = tujuan umum ilmu kedokteran yaitu sebagian / semua dari hal-hal berikut:a. Meningkatkan derajat kesehatan & mencegah penyakitb. Meringankan gejala, rasa nyeri, & penderitaanc. Menyembuhkan penyakitd. Mencegah kematian yg belum waktunyae. Meningkatkan / mempertahankan fungsi alat & sistem

tubuh agar tdk bertambah mundur (termasuk mutu hidup pasien)

f. Pendidikan & konseling pasien tentang kondisi & prognosis

g. Mencegah mudarat pada pasien selama proses asuhan Setiap Intervensi Medis harus didasari indikasi

medis dgn EBM.

Page 25: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

MASALAH ETIKA TERKAIT PREFERENSI PASIEN Perlu diperhatikan :

a. Apakah pasien dlm kondisi mentally incapable dan legally competent serta apa bukti jika pasien incapacity?

b. Jika pasien kompeten dan apakah ia menyatakan sendiri keinginannya untuk diobati?

c. Apakah pasien sudah diberi informasi tentang keuntungan / risiko serta telah memahami & memberikan persetujuan?

d. Jika pasien incapacity, siapakah sebenarnya yg berhak mewakili kepentingannya dan apakah mereka telah menggunakan standar yg benar dalam memutuskan?

e. Apakah pasien sebelumnya sudah menyatakan keinginannya misal advance directives / DNR?

f. Apakah pasien tdk bersedia / mampu bersifat kooperatif terhadap tindakan medis dan jika iya mengapa sebabnya?

Page 26: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

PASIEN MENOLAK INTERVENSI MEDISKarena :

a. Alasan kepercayaan / agama, misal sekte agama Yahudi tdk setuju transfusi darah / donor organ.

b. Pasien ngotot menolak tanpa alasan jelas & irasional sekalipun informasi diberikan berulang-ulang & serius bahwa penolakan dpt berakibat kematian baginya.

c. Karena tidak mampu membiayai pengobatan, kepentingan keluarga lebih penting.

d. Orang membuat advance directives atau petunjuk di muka (DNR).

Page 27: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

MASALAH ETIKA KLINIK TERKAIT MUTU HIDUP PASIENPertanyaan untuk pertimbangan :

a. Apa prospeknya, baik dengan atau tanpa tindakan medis untuk kembali menuju kehidupan normal?

b. Apa kekurangan yg masih dialami jika seandainya tindakan medis berhasil?

c. Apakah ada bias penilaian dokter tentang mutu / kualitas hidup pasien?

d. Apakah kondisi sekarang / mendatang diinginkan oleh pasien utk meneruskan hidupnya?

e. Adakah rancangan / masuk akalkah menolak pengobatan?

f. Adakah rancangan utk membebaskannya dari penderitaan serta perawatan paliatif?

Page 28: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

MASALAH ETIKA KLINIS TERKAIT FAKTOR KONTEKSTUALPertanyaan yg harus dijawab :

a. Adakah isu-isu keluarga berpengaruh keputusan medis?b. Adakah isu-isu provider berpengaruh keputusan medis?c. Adakah faktor finansial / ekonomi berpengaruh keputusan

medis?d. Adakah faktor agama / sistem nilai / kultur berpengaruh

keputusan medis?e. Adakah keterbatasan-keterbatasan menyangkut

konfidensialitas?f. Adakah problem menyangkut sumber daya?g. Bagaimana faktor hukum berpengaruh keputusan medis?h. Adakah keterkaitan program riset / pendidikan?i. Adakah konflik kepentingan dari sebagian provider dari

institusi?

Page 29: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

ISU-ISU ETIKA DALAM KEDOKTERAN KLINIK1. Intervensi medik berlawanan dgn moral principles2. Tujuan intervensi medik tdk tercapai3. Intervensi medis tdk sejalan preferensi pasien4. Intervensi medis tdk bakal menaikkan mutu hidup

pasien5. Intervensi medis tdk sejalan dgn faktor kontekstual6. Preferensi pasien tdk mendukung mutu hidup

pasien7. Preferensi pasien tdk sesuai dgn faktor

kontekstual

Page 30: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

MASALAH Masalah etika / dilema yg muncul antara lain

terjadi karena ada masalah dlm 1 atau lebih dari 4 topik diatas yaitu masalah dgn indikasi medis, preferensi pasien, mutu hidup pasien, dan faktor kontekstual.

Masalah etika muncul ke permukaan jika ada dilema yaitu satu asas jika diterapkan dlm klinik akan bertentangan dgn asas etika yg lain, atau satu topik bertentangan dgn topik yg lain.

Page 31: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

LANGKAH-LANGKAH UMUM YANG HARUS DIAMBIL DOKTER DALAM MENERAPKAN ETIKA KLINIS1. Mengidentifikasi apa masalah etika yg

menyertai suatu kasus klinis.2. Menganalisis masalah etika yg ditemukan dan

mencari penjelasan mengapa terjadi.3. Memecahkan masalah etika dgn

mengidentifikasi dan menganalisis dlam kerangka 4 topik etika klinis dan asas-asas etika yg berlaku.

Page 32: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

KASUS “Donald Dax Coward”

Umur 25 th, bekas pilot tempur, atletis, muda dan sangat populer di kalangannya.

Riwayat Sakit : terkena ledakan gas propaneKondisi klinik : Luka bakar 65% derajat III, wajah

rusak, mata menderita luka berat dan buta, survival hanya 20%, stress berat, tidak kooperatif dan berkali-kali minta mati

Intervensi medik : Stabilisasi keadaan emergensinya, skin graft, amputasi beberapa jari tangan dan bola mata kanan.

Setelah 6 bln terapi : survival naik menjadi hampir 100% dan aktivitas sehari hari tergantung orang lain.

Page 33: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

PEMBAHASAN Indikasi Medik :

- Intervensi medik OK, sebab sudah sesuai indikasi medik.- Tujuannya ? To restore, to maintain or to improve quality of life ?

Preferensi Pasien :- OK ? Sebab dalam kondisi emosional trauma seperti itu, - Kompetenkah ia membuat decision dan preferensi ?

Quality of life :- So Poor that no reasonable person would choose to life.- Siapa yang harus memutuskan dan panduannya apa ?

Faktor Kontekstual :- Biaya pengobatan sangat besar- Ibu kandung pasien tidak setuju terhadap terminasi karena alasan agama.- UU Euthanasia belum ada

Page 34: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

APA

KEWAJIBAN ETIS DOKTER

DALAM

KEDOKTERAN KLINIK???

APA

KEWAJIBAN ETIS DOKTER

DALAM

KEDOKTERAN KLINIK???

Page 35: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

CLINICAL CASE MANAGEMENTTrilogy of clinical case management meliputi:

1.Diagnosis:mengenali penyebab gejala dan menentukan

apa jenis penyakitnya.2.Treatment:

menghilangkan gejala, membuat nyaman kembali

dan merestorasi sense of well-being. 3.Prognosis:

estimasi sejauh mana pasien akan menderita sakit disebabkan oleh kondisinya yang sekarang, baik dgn atau tanpa pengobatan. (Curran, W, J)

Page 36: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

DIAGNOSIS (1)

To diagnose patient means to identify the cause of symptom and to decide on the natural of the illness. (Gibbons, T, B)

Diagnosis merupakan pekerjaan dokter

yang paling sulit, meski dibantu dengan

peralatan canggih shg wajar jika sekali

waktu keliru.

Page 37: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

DIAGNOSIS (2) DIAGNOSIS (2)

Upaya diagnosis bisa menghasilkan: a.correct diagnosis;b.misdiagnosis (salah diagnosis); c.undiagnosis (tidak bisa didiagnosis). Angka misdiagnosis di Amerika Serikat

masih tinggi, yaitu sekitar 17 %.

Bahkan di UGD / ICU bisa 20 % - 40 %.

Upaya diagnosis bisa menghasilkan: a.correct diagnosis;b.misdiagnosis (salah diagnosis); c.undiagnosis (tidak bisa didiagnosis). Angka misdiagnosis di Amerika Serikat

masih tinggi, yaitu sekitar 17 %.

Bahkan di UGD / ICU bisa 20 % - 40 %.

Page 38: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

PENYEBAB MISDIAGNOSIS PENYEBAB MISDIAGNOSIS

1. Kesalahan Dokter, 2. Kesalahan laboratorium; 3. Kesalahan penunjang medis; dan 4. Kontribusi dari pasien itu sendiri. (Curran, W, J, 1980)

Jadi, tidak setiap misdiagnosis merupakan

MALPRAKTEK yang mesti ditimpakan kpd Dr,

kecuali ada kesalahan prosedur diagnosis !!!

1. Kesalahan Dokter, 2. Kesalahan laboratorium; 3. Kesalahan penunjang medis; dan 4. Kontribusi dari pasien itu sendiri. (Curran, W, J, 1980)

Jadi, tidak setiap misdiagnosis merupakan

MALPRAKTEK yang mesti ditimpakan kpd Dr,

kecuali ada kesalahan prosedur diagnosis !!!

Page 39: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

KARENA

TIDAK SEMUA INFORMASI MEDIS

DAPAT DIPEROLEH

DARI

ANAMNESIS & PEMERIKSAAN FISIK

MAKA DIPERLUKAN

PEMERIKSAAN LAB & PENUNJANG

KARENA

TIDAK SEMUA INFORMASI MEDIS

DAPAT DIPEROLEH

DARI

ANAMNESIS & PEMERIKSAAN FISIK

MAKA DIPERLUKAN

PEMERIKSAAN LAB & PENUNJANG

Page 40: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

HIGH TECHNOLOGY

Banyak alat diagnosis hi-tech sekarang ini guna membantu Dr dalam diagnosis.Tujuan utama alat baru adalah untuk:

a.meningkatkan akurasi.b.menurunkan ketidaknyamanan & risiko.b.memperluas cakrawala Dr dalam membuat

diagnosis. (Gibbons, T, B, 1980)

High-technology hanya dapat mengurangi, bukan menghilangkan angka kesalahan diagnosis !!!

Page 41: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

CATATAN

Tes diagnosis dengan high sensitivity test akan menghasilkan lebih banyak mised diagnosis.

Tes diagnosis dengan high specificity test memiliki lebih banyak alarm.

Hasil tes positif ringan kemungkinan disimpulkan sebagai false positive.

(Sandars, J, 2007)

Page 42: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

CATATAN

Terapi tanpa diagnosis dikatakan “like a shot in the dark”, dan boleh jadi bisa membahayakan pasien.

Mencoba-coba terapi satu ke terapi lain thd pasien yang tidak jelas diagnosisnya dapat menghilangkan waktu berharga (the golden period), menimbulkan reaksi obat atau problem lain. (Gibbons, T, B, 1980)

Page 43: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

TAILOR TREATMENTTAILOR TREATMENT

Seringkali Dr mengobati pasiennya by the book, dan bukan atas dasar tailored to the patient’s specific needs.

Banyak sekali pasien menerima pengobatan atas dasar medicine by the numbers, dimana pasien dianggap sbg kumpulan angka-angka serta dimasukkan sebagai the “stastitically average patient”.

Are you one of these “average” patients ??? Is anybody ??? (Schneider, S, H, 2005))

Page 44: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

MEDICO-CRIMEMEDICO-CRIME

Sebagai anggota masyarakat, Dr dapat juga melakukan berbagai tindak pidana.

Tindak pidana yang dilakukan oleh Dr dibagi menjadi dua katagori, yaitu:

1. Everyday crime; 2. Medico-crime (medical crime). (Gowers, Tingle, Wheat; 2005)

Contoh everyday crime: - Dr ngutil di supermarket; - Dr memperkosa

tetangganya; dll.

Page 45: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

MEDICO-CRIME

Medico-crime dibagi lagi menjadi dua sub-katagori, yaitu:

a. medico-patient crime; b. medico-professional crime. (Gowers, Tingle, Wheat; 2005)

Page 46: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

Medico-patient crime:o medico-crime yang dilakukan oleh Dr thdp pasiennya (mis: memperkosa, curi HP pasien).

Medico-professional crime:o medico-crime yang dilakukan oleh dokterdengan memanfaatkan status profesional-nya secara melanggar hukum, a.l:altering medical records; misuse of prescription drugs; organ trafficking;abortion or euthanasia; etc. (Gowers, Tingle, Wheat; 2005)

Page 47: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

SHIPMAN CASESHIPMAN CASE

Harold Shipman, a General Practitioner: murdered more than 200 patients by lethal doses of diamorphine;falsified their medical records;falsified patient visiting books;unlawfully obtained and used controlled drugs;stole items of his victim’s jewellery; and falsified his last victim’s will (wasiat). (Gowers, Tingle, Wheat; 2005)(Gowers, Tingle, Wheat; 2005)

Page 48: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

MELINDUNGI DIRI

1. Mengabdi sesuai perannya;2. Memiliki Kompetensi & meningkatkan

diri;3. Disiplin dalam menjalankan profesi; 4. Patuh Etika, Hukum dan Sumpah;5. Bekerja sesuai clinical privilege dan standar pelayanan. 6. Menghormati hak-hak pasien (HAM).7. Komunikasi bagus.

Page 49: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

PREVENTION

IS

STILL THE BEST DEFENS

AGAINST THE ACCUSATION

OF

MALPRACTICE.

(Morris, Moritz)

Page 50: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

TAKE HOME MESSAGESWHY STUDY LAW, ETHICS,

AND BIOETHICS?1. A basic understanding of law and

ethics will help to protect you and your employer from being sued.

2. A study of law, ethics, and bioethics can assist the medical professional in making a sound decision based on reason and logic rather than on emotion or a “gut feeling”.

Page 51: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

3. In general, an illegal act, or one that is against the law, is always unethical. However, an unethical act may not be illegal. For instance, when an employee looks at the neighbor’s medical record out of curiosity, it’s not necessarily against the law, but it is unethical.

4. Medical ethics mandates that the welfare and confidentiality of the individual patient must be the chief concern.

Page 52: Ethical Aspect in Medical Law Perbaikan

TERIMA KASIH..