etd.iain-padangsidimpuan.ac.idetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1246/1/14 401 00182.pdf · Lembaga,...
Transcript of etd.iain-padangsidimpuan.ac.idetd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1246/1/14 401 00182.pdf · Lembaga,...
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Untaian Shalawat serta Salam senantiasa tercurahkan kepada
insan mulia Nabi Besar Muhammad SAW, figur seorang pemimpin yang patut
dicontoh dan diteladani, madinatul ‘ilmi, pencerah dunia dari kegelapan beserta
keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi ini berjudul: “Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Return
On Asset (ROA) Pada Bank Syariah Bukopin, Periode 2009-2017” ditulis
untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Ekonomi (S.E) dalam bidang Ilmu Perbankan Syariah di Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan.
Skripsi ini disusun dengan bekal ilmu pengetahuan yang sangat terbatas dan
amat jauh dari kesempurnaan, sehingga tanpa bantuan, bimbingan dan petunjuk
dari berbagai pihak, maka sulit bagi penulis untuk menyelesaikannya. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa syukur, penulis berterima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ibrahim Siregar, MCL selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Padangsidimpuan, serta Bapak Dr. Muhammad Darwis
Dasopang M.Ag selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan
Lembaga, Bapak Dr. Anhar M.Ag selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi
Umum, Perencanaan dan Keuangan dan Bapak Dr. Sumper Mulia Harahap
selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
2. Bapak Dr. Darwis Harahap, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Padangsidimpuan, Bapak Dr. Abdul Nasser Hasibuan, M.Si
selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Bapak
Drs. Kamaluddin, M.Ag selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,
Perencanaan dan Keuangan dan Bapak Dr. Ikhwanuddin Harahap, M.Ag
selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
3. Ibu Nofinawati, MA selaku Ketua Prodi Perbankan Syariah, serta Bapak/Ibu
Dosen dan Pegawai Administrasi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Bapak Dr. H. Fatahuddin Aziz Siregar, M.Ag selaku Pembimbing I dan ibu
Arti Damisa, MEI, selaku Pembimbing II yang telah menyediakan waktunya
untuk memberikan pengarahan, bimbingan dan ilmu yang sangat berharga
bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepala Perpustakaan serta pegawai perpustakaan yang telah memberikan
kesempatan dan fasilitas bagi penulis untuk memperoleh buku-buku dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak serta Ibu dosen IAIN Padangsidimpuan yang dengan ikhlas telah
memberikan ilmu pengetahuan dan dorongan yang sangat bermanfaat bagi
penulis dalam proses perkuliahan di IAIN Padangsidimpuan.
7. Teristimewa keluarga tercinta kepada Ayahanda Alm. Subardi dan Ibunda
Masliani, yang tanpa pamrih selalu memberikan kasih sayang, dukungan
moril dan materi, tenaga serta doa-doa mulia yang selalu dipanjatkan tiada
hentinya untuk peneliti demi kesuksesan peneliti dalam menyelesaikan studi
mulia dari tingkat dasar sampai kuliah di IAIN padangsidimpuan, semoga
Allah SWT nantinya dapat membalas perjuangan mereka dengan surga
firdaus-Nya, serta, kakak dan adik-adik (Suryani, Izhar Ahmadi, Aswani
karena keluarga selalu menjadi tempat teristimewa bagi penulis.
8. Buat sahabat Asna Sari, Komariah, Sartina, Mirna Sari, Elmida sahro, Nia
Okta Sari, yang telah banyak membantu semoga kita dapat berkumpul lagi.
9. Kerabat dan seluruh rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
angkatan 2014 khususnya rekan-rekan Jurusan Perbankan Syariah-5
terimakasih atas dukungannya dan Mudah-Mudahan Allah mempermudah
segala urusan kita.
Akhirnya penulis mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada
Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan
kemampuan dan pengalaman yang ada pada penulis sehingga tidak menutup
kemungkinan bila skripsi ini masih banyak kekurangan. Akhir kata, dengan segala
kerendahan hati penulis mempersembahkan karya ini, semoga bermanfaat bagi
pembaca dan penulis.
Padangsidimpuan, 10 September 2018
Penulis,
FITRIANI
NIM. 14 401 0018
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
1. Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan huruf dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan
dengan huruf, sebagian dilambangkan dengan tanda dan sebagian lain
dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus. Berikut ini daftar huruf
Arab dan transliterasinya dengan huruf latin.
Huruf
Arab
Nama
Huruf
Latin
Huruf Latin Nama
Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا
Ba B Be ب
Ta T Te ت
a ̇ es (dengan titik di atas)̇ ث
Jim J Je ج
ḥa ḥ حHa (dengan titik di
bawah)
Kha Kh Kadan ha خ
Dal D De د
al ̇ zet (dengan titik di atas)̇ ذ
Ra R Er ر
Zai Z Zet ز
Sin S Es س
Syin Sy es dan ye ش
ṣad ṣ صEs (dengan titik di
bawah)
ḍad ḍ ضde (dengan titik di
bawah)
ṭa ṭ te (dengan titik di bawah) ط
ẓa ẓ ظzet (dengan titik di
bawah)
ain .‘. Koma terbalik di atas‘ ع
Gain G Ge غ
Fa F Ef ف
Qaf Q Ki ق
Kaf K Ka ك
Lam L El ل
Mim M Em م
Nun N En ن
Wau W We و
Ha H Ha ه
Hamzah ..’.. Apostrof ء
Ya Y Ye ي
2. Vokal
Vokal bahasa Arab seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
a. Vokal Tunggal
Vokal Tunggal adalah vokal tunggal bahasa Arab yang
lambangnya berupa tanda atau harkat transliterasinya sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
fatḥah A A
Kasrah I I
ḍommah U U وْ
b. Vokal Rangkap
Vokal Rangkap adalah vokal rangkap bahasa Arab yang
lambangnya berupa gabungan antara harkat dan huruf, transliterasinya
gabungan huruf sebagai berikut:
Tanda dan
Huruf Nama Gabungan Nama
..... fatḥah dan ya Ai a dan i ي
fatḥah dan wau Au a dan u ......ْوْ
c. Maddah
Maddah adalah vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan
huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda sebagai berikut:
Harkat dan
Huruf Nama
Huruf dan
Tanda Nama
ى..َ...... ا..َ.. fatḥah dan alif
atau ya ̅
a dan
garis
atas
Kasrah dan ya ...ٍ..ى
i dan
garis di
bawah
و....ُ ḍommah dan wau ̅
u dan
garis di
atas
3. Ta Marbutah
Transliterasi untuk ta marbutah ada dua.
a. Ta marbutah hidup yaitu Ta marbutah yang hidup atau mendapat harkat
fatḥah, kasrah, dan ḍommah, transliterasinya adalah /t/.
b. Ta marbutah mati yaitu Ta marbutah yang mati atau mendapat harkat
sukun, transliterasinya adalah /h/.
Kalau pada suatu kata yang akhir katanya ta marbutah diikuti oleh kata
yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu terpisah
maka ta marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
4. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid. Dalam transliterasi
ini tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama
dengan huruf yang diberitanda syaddah itu.
5. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf,
yaitu:
Namun dalam tulisan transliterasinya kata sandang itu dibedakan antara . ال
kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dengan kata sandang yang
diikuti oleh huruf qamariah.
a. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiah adalah kata sandang yang
diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya,
yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang
langsung diikuti kata sandang itu.
b. Kata sandang yang diikuti huruf qamariah adalah kata sandang yang
diikuti oleh huruf qamariah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang
digariskan didepan dan sesuai dengan bunyinya.
6. Hamzah
Dinyatakan di depan Daftar Transliterasi Arab-Latin bahwa hamzah
ditransliterasikan dengana postrof. Namun, itu hanya terletak di tengah dan
diakhir kata. Bila hamzah itu diletakkan diawal kata, ia tidak dilambangkan,
karena dalam tulisan Arab berupa alif.
7. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baikfi’il, isim, maupun huruf, ditulis
terpisah. Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang
sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat
yang dihilangkan maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut bisa
dilakukan dengan dua cara: bisa dipisah perkata dan bisa pula dirangkaikan.
8. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem kata sandang yang diikuti huruf tulisan Arab
huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan
juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD,
diantaranya huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal, nama diri
dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu dilalui oleh kata sandang, maka
yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tresebut, bukan
huruf awal kata sandangnya.
Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku dalam tulisan
Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan
kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf kapital
tidak dipergunakan.
9. Tajwid
Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman
transliterasi ini merupakan bagian tidak terpisahkan dengan ilmu tajwid.
Karena itu keresmian pedoman transliterasi ini perlu disertai dengan pedoman
tajwid.
Sumber: Tim Puslit bang Lektur Keagamaan. Pedoman Transliterasi Arab-
Latin. Cetakan Kelima. 2003. Jakarta: Proyek Pengkajian dan
Pengembangan Lektur Pendidikan Agama.
vii
ABSTRAK
Nama : Fitriani
NIM : 14 401 00182
Judul Skripsi : Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO) Dan Non Performing Financing (NPF)
Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Syariah
Bukopin, Periode 2009-2017
Penelitian ini membahas Biaya Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) pada Bank Syariah Bukopin
periode 2009-2017. Dimana terjadi fluktuasi setiap triwulan. Peningkatan dan
penurunan pada Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non
Performing Financing (NPF) tidak sesuai dengan peningkatan dan penurunan
yang terjadi pada Return On Asset (ROA). Sehingga rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah ada pengaruh Biaya Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO) dan dan Non Performing Financing (NPF) secara parsial
dan simultan terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Syariah Bukopin
periode 2009-2017?. Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh Biaya
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing
(NPF) secara parsial dan simultan terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank
Syariah Bukopin periode 2009- 2017.
Teori yang dipaparkan dalam penelitian ini berkaitan dengan teori analisis
laporan keuangan, teori rasio keuangan bank. Teori mengenai pembiayaan yang
disalurkan (biaya operasional pendapatan operasional) teori mengenai pembiayaan
bermasalah (non performing financing), dan pengaruhnya terhadap Return On
Asset (ROA).
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, Data yang digunakan adalah
data time series tahun 2009-2017 yang dipublikasikan oleh Bank Syariah Bukopin
melalui situs resminya www.Syariahbukopoin.co.id. Dianalisis dengan
menggunakan program komputer SPSS versi 23.00.
Hasil penelitian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa BOPO memiliki
thitung > ttabel = 3,720 > 2,034 dengan tingkat signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05)
maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya variabel BOPO memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ROA. NPF memiliki -ttabel ≤ thitung = -2,035 ≤ -1,838 dan
signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak, jadi dapat
disimpulkan bahwa NPF secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA. Hasil penelitian secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa
BOPO dan NPF memiliki Fhitung sebesar 8,154 dan Ftabel sebesar 3,28. Hasil
analisis data menunjukkan bahwa variabel BOPO dan NPF memiliki Fhitung > Ftabel
= 8,154> 3,28. dan signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak dan Ha
diterima, dapat disimpulkan bahwa variabel BOPO dan NPF secara simultan
berpengaruh terhadap variabel ROA.
Kata kunci: Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non
Performing Financing (NPF) dan Return On Asset (ROA)
xvi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN MENYUSUN SKRIPSI SENDIRI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
LEMBAR PENGESAHAN DEKAN
ABSTRAK ...................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................. Ii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB ..................................................... Vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... Xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... Xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... Xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 9
C. Batasan Masalah....................................................................................... 9
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 10
E. Definisi Operasional Variabel................................................................... 10
F. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 12
G. Kegunaan Penelitian ................................................................................. 12
H. Sistematika Pembahasan........................................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 16
A. Kerangka Teori ........................................................................................ 16
1. Return On Asset (ROA) .................................................................... 16
a. Pengertian Return On Asset (ROA) ............................................... 16
b. Fungsi Return On Asset (ROA) ..................................................... 16
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Return On Asset (ROA) ......... 19
2. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) ......................... 22
a. Pengertian Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) ... 22
b. Pendapatan Operasional ...................................................................... 25
c. Biaya Operasional ............................................................................... 26
xvii
d. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap Profitabilitas (ROA) ........................................................ 28
3. Non Perfoming Financing (NPF) ........................................................... 29
a. Pengertian Non Perfoming Financing (NPF) ................................ 29
b. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah........ 36
c. Cara Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah ............................... 38
1) Staystategi .............................................................................. 38
2) Phase Out Strategi ................................................................. 39
d. Pengaruh Non Perfoming Financing (NPF) terhadap
Profitabilitas (ROA) ...................................................................... 41
B. Penelitian Terdahulu................................................................................. 42
C. Kerangka Pikir ......................................................................................... 44
D. Hipotesis .................................................................................................. 45
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 47
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 47
B. Jenis Penelitian ......................................................................................... 47
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 48
1. Populasi ............................................................................................... 48
2. Sampel ................................................................................................. 48
D. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................... 49
1. Studi Kepustakaan ............................................................................... 49
2. Teknik Dokumentasi ............................................................................ 49
E. Analisis Data ............................................................................................ 50
1. Uji Deskriptif ....................................................................................... 50
2. Uji Asumsi Klasik................................................................................ 51
a. Uji Normalitas ................................................................................. 51
b. Uji Multikolenearitas ....................................................................... 52
c. Uji Autokorelasi .............................................................................. 52
d. Uji Hetoroskedastisitas .................................................................... 53
3. Uji Analisis Regresi Linier Berganda ................................................... 53
4. Uji Hipotesis ........................................................................................ 55
a. Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 55
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ........................................................ 55
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ..................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 58
A. Gambaran Umum Bank Syariah Bukopin ................................................. 58
a. Sejarah Singkat Berdirinya Bank Bukopin Syariah............................... 58
b. Visi Misi Bank Bukopin Syariah .......................................................... 61
B. Hasil Analisis .......................................................................................... 62
xviii
1. Uji Deskriptif ....................................................................................... 62
2. Uji Asumsi Klasik................................................................................ 62
a. Uji Normalitas ................................................................................. 63
b. Uji Multikolinearitas ....................................................................... 66
c. Uji Autokorelasi .............................................................................. 67
d. Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 67
3. Uji Analisis Regresi Linier Berganda ................................................... 68
4. Uji Hipotesis ........................................................................................ 69
a. Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 70
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ........................................................ 70
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ..................................................... 72
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 73
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 77
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 78
A. Kesimpulan .............................................................................................. 78
B. Saran ....................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Perkembangan BOPO, NPF dan ROA ........................... 6
Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel ................................................ 10
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................. 42
Table 4.1 Uji Deskriptif ......................................................................... 62
Tabel 4.2 Uji Normalitas........................................................................ 63
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas .............................................................. 66
Tabel 4.4 Uj Autokorelasi ...................................................................... 67
Tabel 4.5 Uji Heterokostisiditas ............................................................. 67
Tabel 4.6 Uji Analisis Regresi Linier Berganda ..................................... 68
Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 70
Tabel 4.8 Uji Koefisien Regresi secara Persial Uji (t)............................. 70
Tabel 4.9 Uji Signifikasi Simultan Uji F ................................................ 72
xx
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ...................................................................... 35
Gambar 4.1 Hinstogram ............................................................................ 64
Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regresion Standardized Residual ............. 65
Gambar 4.3 Heterokedastisitas .................................................................. 67
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Output Spss Versi 23
Lampiran 2 : Tabel T
Lampiran 3 : Tabel F
Lampiran 4 : Data Perkembangan BOPO,NPF, dan ROA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank syariah pada hakikatnya merupakan lembaga perantara
(intermediary) yaitu lembaga yang mempunyai tugas pokok untuk
menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada
masyarakat. Jasa yang ditawarkan oleh bank syariah adalah dalam bentuk
tabungan, giro, dan deposito berjangka yang terdapat ciri khusus, yaitu pemilik
dana menyimpan dan menanamkan dananya di bank syariah tidak dengan motif
untuk mendapatkan bunga.
Persaingan antara bank syariah dan bank konvensional yang semakin
ketat, membuat bank syariah harus meningkatkan kinerjanya agar mampu
bersaing dalam pasar perbankan nasional di Indonesia. Kinerja bank
merupakan hal yang sangat penting, karena bisnis perbankan adalah bisnis
kepercayaan, Oleh karena itu bank harus mampu menunjukkan kinerja yang
bagus sehingga akan semakin banyak masyarakat yang bertransaksi di bank
tersebut.
Bank syariah merupakan salah satu bentuk dari perbankan nasional yang
mendasarkan operasionalnya pada syariah (prinsip) Islam. Bank syariah adalah
sebuah bentuk dari bank mondern yang didasarkan pada prinsip Islam yang
sah, dikembangkan pada abad pertama Islam, menggunakan konsep berbagai
2
resiko sebagai metode utama, dan meniadakan keuangan berdasarkan kepastian
serta keuntungan yang di tentukan sebelumnya.1
Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber
yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
cabang, dan sebagainya.2
Profitabilitas merupakan indikator yang paling
penting untuk mengukur kinerja suatu bank, karena profitabilitas merupakan
kemampuan bank untuk menghasilkan atau memperoleh laba secara efektif dan
efisien.3
Rasio yang digunakan untuk mengukur dan membandingkan kinerja
profitabilitas perbankan adalah Return On Equity (ROE) dan Return On Asset
(ROA). Keduanya dapat digunakan dalam mengukur besarnya kinerja
keuangan pada industri perbankan. Namun, umumnya Return On Equity (ROE)
hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan,
sedangkan Return On Asset (ROA) lebih memfokuskan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Oleh karena
itu, dalam penelitian ini Return On Asset (ROA) digunakan sebagai ukuran
kinerja perbankan, dengan alasan karena Return On Asset (ROA) digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
secara keseluruhan.
1 Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013),
hlm. 16 2Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1999), hlm. 304 3 Lukman Denda Wijaya, Manajemen Perbankan (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005),
hlm.153
3
Return On Asset (ROA) merupakan rasio antara laba sebelum pajak
terhadap total asset. Semakin besar Return On Asset (ROA) menunjukkan
kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat return yang semakin
besar.4
Return On Asset (ROA) juga merupakan suatu ukuran tentang
efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. di samping itu, ROA
juga diartikan sebagai hasil pengambilan investasi dari seluruh perusahaan,
baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini
maka semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya.Artinya rasio ini
digunakan mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.5 Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas bank, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal bank bisa diukur dengan
menggunakan rasio-rasio keuangannya. Rasio-rasio yang mempengaruhi
Return On Asset (ROA) adalah Biaya Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO) dan Non Performing Financing (NPF). Sedangkan faktor eksternal
diantaranya adalah fluktuasi nilai tukar, kebijakan moneter, dan perkembangan
teknologi.
BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional) menunjukkan
efisiensi bank dalam menjalankan usaha pokoknya terutama pinjaman, dimana
angsuran dan margin menjadi pendapatan terbesar perbankan.Pengolahan
pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan
sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah. Rasio BOPO
4Frianto Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank (Jakarta: Rineka Cipta, 2012),
hlm.149
5Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), hlm. 201-202
4
sangat berpengaruh terhadap ROA karena semakin kecil BOPO berarti
semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan
atau dengan kata lain semakin tinggi rasio BOPO maka kemungkinan bank
dalam kondisi bermasalah yang besar. Sedangkan ROA semakin tinggi aset
suatu bank maka semakin bagus kondisi bank tersebut. Maka dapat
disimpulkan jika BOPO naik maka ROA menurun dan sebaliknya jika ROA
menurun maka BOPO meningkat. dengan kata lain BOPO berhubungan negatif
terhadap profitabilitas. Semakin kecil rasio biaya (beban) operasionalnya akan
lebih baik, karena bank yang bersangkutan dapat menutup biaya (beban)
operasional dengan pendapatan operasionalnya.6
Faktor lain yang mempengaruhi profitabilitas bank selain dari BOPO,
salah satunya adalah pendapatan. Sumber pendapatan untuk bank syariah
berasal dari pembiaayaan yang disalurkan akan berdampak pada pendapatan
bank, artinya jika pembiayaan yang disalurkan lancar maka pendapatan bank
meningkat, dan sebaliknya jika angsuran pembiayaan macet maka pendapatan
bank berkurang. Pembiayaan bermasalah dalam perbankan syariah dikenal
dengan istilah Non Performing Financing (NPF).
Non Performing Financing (NPF), yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan
bermasalah yang ada. Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap
Return On Asset (ROA) karena semakin tinggi Non Performing Financing
(NPF) maka kinerja bank semakin buruk dan profitabilitasnya rendah.
6 Veithzal Rivai, dkk. Bank and Financial Institution Management Conventional
&Syariah Sistem (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2007), hlm. 722
5
Non Performing Financing (NPF) yang tinggi menurunkan laba yang
akan diterima oleh bank. Penurunan laba yang mengakibatkan deviden yang
dibagikan juga semakin berkurang sehingga pertambahan tingkat return aset
bank akan mengalami penurunan.7 Dapat disimpulkan bahwa apabila NPF
naik maka ROA akan turun.
Keberhasilan bank dalam melakukan penghimpunan, penyaluran dana
ataupun sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kepercayaan
masyarakat pada suatu bank, sehingga perbankan dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal terutama dari segi aset yang dimiliki bank, salah
satunya bank syariah bukopin.8
Bank Syariah Bukopin adalah lembaga keuangan yang berfungsi
menghimpun dana, menyalurkan dana, dan melayani jasa. Bank Syariah
Bukopin merupakan salah satu bank syariah yang sedang berkembang dengan
cukup baik di Indonesia, yang memiliki modal dasar sebesar Rp.
1.000.000.000.000 (satu triliyun rupiah). Hingga pada tahun 2014 bank
Bukopin syariah telah berkembang dan memiliki satu kantor pusat dan
operasional. Seperti bank pada umumnya Bank Syariah Bukopin juga memiliki
visi dan misi dan nilai-nilai perusahaan yang dipegang agar dapat berkembang
dan lebih maju lagi.
Dalam suatu perusahaan ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pendapatan bank salah satunya dari aktivitas pembiayaan yang dilakukan
perusahaan. Pembiayaan yang kualitasnya kurang lancar merupakan risiko
7 Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2012), hlm. 117-118 8Ahmad Rodhoni, Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Zikrul Hakim, 2006), hlm, 28
6
yang mengacu pada potensi kerugian yang dihadapi bank, risiko pembiayaan
sering dikaitkan dengan risiko gagal bayar atau pembiayaan bermasalah.
Pembiayaan bermasalah dapat diartikan sebagai suatu pinjaman yang
mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan atau faktor
eksternal diluar kemampuan nasabah peminjam. Besar kecilnya NPF akan
berpengaruh terhadap ROA, karena hal tersebut dapat menurunkan tingkat
ROA pada tahun berjalan.
Adapun data BOPO, NPF dan ROA pada Bank Syariah Bukopin mulai
tahun 2009-2017.
Tabel 1.1
Data Perkembangan Biaya Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On
Asset (ROA) pada Bank Syariah Bukopin Pada Tahun 2009-2017
Tahun BOPO (%) NPF (%) ROA (%)
2009 97,54 3,25 0,06
2010 93,57 3,81 0,74
2011 93,86 1,74 0,52
2012 91,59 4,59 0,55
2013 92,29 4,27 0,69
2014 96,77 3,26 0,27
2015 91,99 2,44 0,79
2016 91,76 2,39 0,76
2017 99,20 4,18 0,02
Sumber: Laporan Tahunan PT. Bukopin Syariah
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa rasio-rasio keuangan dari tahun-
ketahun mengalami fluktuasi dan terdapat penyimpangan dengan teori yang
menyatakan hubungan BOPO dan NPF terhadap Return On Asset (ROA).
7
Pada tahun 2010 BOPO mengalami penurunan menjadi 93,57 persen,
diikuti dengan peningkatan NPF menjadi 3,81persen. Diikuti ROA mengalami
peningkatan0,74 persen.
Pada tahun 2011 BOPO mengalami peningkatan menjadi 93,86 persen,
diikuti dengan penurunan NPF 1,74 persen. Namun penurunan NPF yang
seharusnya menyebabkan kenaikan ROA tidak terjadi karena dari data tersebut
ROA juga mengalami penurunan menjadi 0,52 persen.
Pada tahun 2012 BOPO mengalami penurunan menjadi 91,59 persen.
Diikuti dengan peningkatan NPF menjadi 4,59 persen. Diikuti ROA
mengalami peningkatan menjadi 0,55 persen.
Pada tahun 2013 BOPOmengalami peningkatan menjadi 92,29 persen,
diikuti dengan penurunan NPF menjadi 4,27 persen. Diikuti ROA mengalami
peningkatan 0,69 persen. Ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
jika BOPO menaik maka ROA menurun dan sebaliknya tetapi, pada data
tersebut justru disaat BOPO meningkat ROA juga mengalami peningkatan.
Pada tahun 2014 BOPO mengalami peningkatan menjadi 96,77 persen.
Diikuti dengan penurunan NPF menjadi 3,26 persen. Namun penurunan NPF
yang seharusnya menyebabkan kenaikan ROA tidak terjadi karena dari data
tersebut ROA juga mengalami penurunan menjadi 0,27 persen.
Pada tahun 2015 BOPO mengalami penurunan menjadi 91,99 persen,
diikuti dengan penurunan NPF menjadi 2,44 persen, diikuti dengan ROA
mengalami peningkatan 0,79 persen.
8
Padatahun 2016 BOPO mengalami penurunan menjadi 91,76 persen.
Diikuti dengan penurunan NPF menjadi 2,39 persen. Namun penurunan BOPO
dan NPF seharusnya menyebabkan kenaikan ROA tidak terjadi karena dari
data tersebut ROA juga mengalami penurunan menjadi 0,76persen.
Demikian pada tahun 2017 BOPO mengalami peningkatan 99,20 persen.
Diikuti dengan peningkatan NPF menjadi 4,18 persen. Diikuti ROA
mengalami penurunan menjadi 0,02 persen.
Terdapat beberapa kesenjangan berdasarkan data yang ada dimana disaat
BOPO meningkat tidak diikuti dengan penurunan ROA dan pada saat
profitabilitas (ROA) meningkat tidak diikuti dengan penurunan NPF. Melihat
hasil data laporan keuangan diatas seharusnya disaat BOPO menaik akandiikuti
ROA yang menurun dan pada saat ROA menaik akan diikuti NPF yang
menurun dapat dilihat dalam gambar teori itutidak sesuai dengan praktiknya.
Seperti dalam penelitian R. Ade Sasongko Pramudhito yang berjudul
analisis pengaruh CAR, NPF, BOPO, FDR, dan NCOM terhadap profitabilitas
Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2009-2017 dengan hasil penelitian
bahwa variabel independen terhadap variabel dependen memiliki pengaruh,
dan memiliki kesesuaian dengan teori yang ada.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini tertarik
melakuakan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Biaya Operasional
Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF)
terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Syariah Bukopin periode
2009-2017”.
9
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakangmasalahan diatas, maka identifikasi masalah
dari penelitian ini adalah:
1. Adanya fenomena yang tidak sesuai dengan teori pada Biaya Operasional
Pendapatan Operasional dan Non Performing Financing terhadap Return On
Asset (ROA) pada Bank Syariah Bukopin periode 2009-2017
2. Terjadinya fluktuasi Biaya Operasional Pendapatan Operasional pada Bank
Syariah Bukopin periode 2009-2017
3. Terjadinya fluktuasi Non Performing Financing (NPF) pada Bank Syariah
Bukopin periode 2009-2017
4. Terjadinya fluktuasiReturn On Asset (ROA) pada Bank Syariah Bukopin
periode 2009-2017
5. Semakin tinggi rasio Non Performing Financing (NPF) maka akan
berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA)
6. Return On Asset (ROA) pada Bank Syariah Bukopin tidak Stabil Setiap
Tahunnya.
C. Batasan Masalah
Dari beberapa masalah yang teridentifikasi, dan dengan keterbatasan
kemampuan, waktu dan dana yang dimiliki peneliti, maka perlu dilakukan
pembatasan masalah agar pembahasan ini lebih terarah dan terfokus pada
permasalahan yang dikaji.
Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemui, maka peneliti memilih
untuk membatasi pada tiga variabel yaitu dua variabel bebas dan satu variabel
10
terikat. Peneliti membatasi masalah pada pengaruh Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF)
terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Syariah Bukopin.
D. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah dan batasan masalah maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah BOPO berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank
Syariah Bukopin?
2. Apakah NPF berpengaruhterhadap Return On Asset (ROA) pada Bank
Syariah Bukopin?
3. Apakah BOPO dan NPF berpengaruh Secara Simultan terhadapReturn On
Asset (ROA) pada Bank Syariah Bukopin?
E. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah definisi yang diajari atas sifat-sifat
hal yang dapat diamati.9Untuk menghindari kesalah pahaman istilah yang
digunakan dalam penelitian ini maka, dibuatlah definisi operasional variabel
yang dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 1.2
Definisi Operasional Variabel
Jenis
Variabel
Definisi
Variabel Indikator Variabel
Skala
Pengu
kuran
Beban
Operasional
dan
Pendapatan
Perbandingan
antara beban
operasional
dengan
BOPO =
Rasio
9Sumardi Surya Brata, Metode Penelitian (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm
29
11
Operasional
(BOPO)
(X1)
pendapatan
operasional.
Rasio
efesiensi ini
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
manajemen
bank dalam
mengendalik
an beban
operasional
terhadap
pendapatan
operasional.10
Non
Performing
financing
(NPF)
(X2)
Pembiayaan
bermaslah
yang terdiri
dari
pembiayaan
yang
berklasifikasi
kurang
lancar,
diragukan
dan macet.11
NPF=
X 100% Rasio
Return On
Asset
(ROA)
(Y)
Rasio yang
menunjukkan
hasil (return)
atas jumlah
aktiva yang
digunakan
dalam
perusahaan.12
ROA =
Rasio
10Veitrizal Rivai, dkk. Op. Cit.,hlm. 723 11
Fatuhrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah (Jakarta:
Sinar Grafindo, 2012), hlm. 66 12 Muhammad dan Dwi Suwiknyo, Akutansi Perbankan Syariah (Yogyakarta: Trust
Media, 2002), hlm. 263
12
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh BOPO terhadap Return On Asset (ROA) pada
Bank Syariah Bukopin.
2. Untuk mengetahui pengaruh NPF terhadap Return On Asset (ROA) pada
BankSyariah Bukopin.
3. Untuk mengetahui pengaruh BOPO dan NPF terhadap Return On Asset
(ROA) pada Bank Syariah Bukopin.
G. Kegunaan Penelitian
Adanya suatu penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat terutama
bagi bidang ilmu yang teliti. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perbankan
Kajian pengaruh BOPO dan NPF terhadap Return On Asset (ROA) ini dapat
bermanfaat sebagai bahan evaluasi perkembangan sistem perbankan syariah
khususnya Bank Syariah Bukopin.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pemahanan bagi peneliti
tentang bagaimana pengaruh BOPO dan NPF terhadap Return On Asset
(ROA) pada Bank Syariah Bukopin.
13
3. Bagi Perguruan Tinggi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah keputustakaan dibidang
Perbankan Syariah dan dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah
pengetahuan.
H. Sistematika Pembahasan
Sistematikapenulisan skripsi ini terdiri dari lima bab terdiri dari beberapa
bagian, agar pembaca lebih mudah memahami isinya maka akan dituliskan
lebih detail sebagai berikut:
Pada Bab I Komponen Pendahuluan, sebagaimana diuraikan diatas bab
ini berisi pembahasan penulisan skripsi yang terdiri dari latar belakang yang
menjelaskan perlu dan pentingnya penulisan skripsi ini. Kemudian
dikemukakan juga identifikasi masalah untuk menguraikan aspek yang
berhubungan dengan masalah yang menjadi objek penelitian.Selanjutnya
membatasi masalah dalam penelitian agar pembahasannya lebih terarah,
kemudian dikemukakan juga definisi operasional variabel untuk
mendefinisikan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, lalu
peneliti merumuskan masalah dan menyebutkan tujuan peneliti dalam
melakukan penelitian sehingga tulisan lebih terfokus dan jelas.Selanjutnya ada
kegunaan penelitian, selain itu dikemukakan juga sistematika pembahasan agar
penelitian yang dilakukan sistematis.
Pada Bab II Komponen Landasan Teori, yang terditi dari kerangka teori,
penelitian terdahulu, kerangka pikir dan hipotesis. Secara umum seluruh sub
bahasan yang ada dalam landasan teori membahas tentang penjelasan-
14
penjelasan mengenai variabel secara teori yang dijelaskan dalam kerangka
teori. Kemudian teori-teori yang berkaitan dengan variabel penelitian tersebut
akan dibandingkan dengan pengaplikasiannya sehingga akan terlihat jelas
dengan masalah yang terjadi, Setelah itu, penelitian ini akan dilihat dan
dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
variabel dalam bentuk kerangka pikir, kemudian membuat hipotesis yang
merupakan jawaban sementara tentang penelitian.
Pada Bab III Komponen Metodologi Penelitian merupakan bagian yang
berisi mengenai ruang lingkup penelitian, populasi dan sampel, jenis penelitian,
instrument pengumpulan data dan teknis analisi data. Secara umum, seluruh
sub bahasan yanga ada dalam metodologi penelitian menjelaskan lokasi dan
waktu penelitian, jenis penelitian, sumber data, populasi dan sampel
penelitian.Setelah data terkumpul maka selanjutnya adalah melakukan analisis
data sesuai dengan berbagai uji yang diperlukan dalam penelitian tersebut.
Pada Bab IV Komponen Hasil Penelitian merupakan bagian yang berisi
mengenai deskripsi data penelitian, hasil analisis penelitian, pembahasan
penelitian. Secara umum, seluruh sub bahsan yang ada dalam hasil penelitian
adalah membahas tentang penelitian mulai dari pendeskrifsian, data yang akan
diteliti secara rinci, kemudian akan melakukan analisis data dengan
menggunakan teknik analisis data yang sudah dicantumkan dalam bab III
Sehingga diperoleh hasil analisis yang dilakukan dan membahsa tentang hasil
yang telah diperoleh.
15
Pada Bab V Komponen Penutup, terdiri dari kesimpulan dan
saran.Secara umum, sub bahasan yang ada dalam penutup merupakan bagian
yang berisi mengenai kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini setelah
menganalisis data dan memperoleh hasil dari penelitian yang dilaksanakan
serta saran-saran yang diberikan peneliti sehubungan dengan hasil penelitian
1
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori
1. Return On Asset (ROA)
a. Pengertian Return On Asset (ROA)
ROA adalah rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan
bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva yang menghasilkan keuntungan. ROA adalah gambaran
produktivitas bank dalam mengelola dana sehingga menghasilkan
keuntungan.1
Rasio ini sangat penting, mengingat keuntungan yang
memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber-sumber modal
bank.
b. Fungsi Return On Asset (ROA)
ROA berfungsi mengukur efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin
besar ROA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan, semakin efisien
penggunaan aktiva sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar
akan menarik investor karena perusahaan memiliki tingkat kembalian
yang semakin tinggi.2
Perubahan ROA dapat disebabkan antara lain:
1) Lebih banyak aset yang digunakan, hingga menambah
operating income dalam skala yang lebih besar.
1Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 254 2Khaerul Umam, Op. Cit., hlm. 346
17
2) Adanya kemampuan manajemen untuk mengalihkan
portofolio atau surat berharga ke jenis yang menghasilkan
income yang lebih tinggi.
3) Adanya kenaikan tingkat suku bunga secara umum.
4) Adanya pemanfaatan aset-aset yang semula tidak produktif
menjadi aset produktif.
Semakin besar Return On Asset (ROA) menunjukkan kinerja
perusahaan semakin baik, karena return semakin besar. Sehingga dalam
penelitian ini menggunakan Return On Asset (ROA) sebagai indikator
pengukur kinerja keuangan perusahaan perbankan. Laba yang besar
akan menarik investor karena perusahaan memilik tingkat pembelian
yang semakin tinggi. Rasio ini dirumuskan dengan:3
Laba sebelum pajak
ROA = X 100%
Total Aset
Keterangan: Return On Asset (ROA) = laba bersih setelah pajak / total Aset
(atau rata-rata Total Aset)
Return On Asset memberikan informasi seberapa efisien bank dalam
melakukan kegiatan usahanya, karena rasio Return On Asset
mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh rata-rata
terhadap setiap rupiah asetnya.
Adapun ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang Return On Asset
(ROA) terdapat pada surah Al-Baqarah ayat 16 yang berbunyi:
3Malayu, Dasar-dasar Perbankan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hlm. 100
18
Artinya: mereka Itulah orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk, Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka
dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.4
Hubungan surah Al-Baqarah ayat 16 dengan Return On Asset di atas
menjelaskan bahwa mereka itulah orang orang yang membeli kesesatan
dengan petunjuk dalam hal ini adalah keuntungan. Maka tidaklah beruntung
perniagaan mereka dan sejak dahulu, sebelum kerugian itu, tidaklah mereka
termasuk kelompok orang-orang yang mendapat petunjuk dalam
perdagangan mereka atau petunjuk keagamaan. Ini karena mereka tidak
menyiapkan diri untuk menerima dan memanfaatkan petunjuk itu, atau sejak
semula mereka bukanlah orang-orang yang mengetahui seluk-beluk
perniagaan sehingga akhirnya mereka tidak memperoleh keuntungan.5
Dalam konsep Islam profit harus terhindar dari unsur riba. Profit pada bank
syariah harus dibagi antara bank dan penyandang dana.
ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang
dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian
4Departemen Agama RI, Al-Qur’an Al-jummatul ali dan Terjemahan (Semarang: PT.
Karya Toha Putra), hlm. 73 5Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, Keserasian Al-Qur’an (Jakarta Lentera Hati, 2002),
hlm. 134
19
rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya
perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net operating
asset).6 Raiso ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan
mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang
diharapkan. Dana investasi tersebut sama dengan asset perusahaan yang
ditanamkan atau ditempatkan.7
Laba atas aktiva Return On Asset (ROA)adalah rasio yang
menunjukkan hubungan antara tingkat keuntungan yang dihasilkan
manajemen atas dana yang ditanamkan bank oleh pemegang saham, maupun
kreditor. Rasio ini menggambarkan kemampuan aktiva perusahaan dalam
menghasilkan laba.8
Hery mengemukakan Pengertian Return On Asset (ROA) adalah:
Hasil pengembalian atas assets merupakan rasio yang menunjukkan
seberapa besar kontribusi assets dalam menciptakan laba bersih, dengan
kata lain rasio ini di gunakan mengatur seberapa besar jumlah laba bersih
yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam assets.9
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return On Asset (ROA)
Adapun Faktor-faktor yang Mempengaruhi ROA adalah:10
1) Capital Adequacy Ratio (CAR)
6Munawwir, Analisis Laporan Keuangan (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2007), hlm.
89 7Irham Fahmi, Manajemen Perbankan Konvensional &Syariah (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2015), hlm. 157 8Slamet Haryono, Op. Cit., hlm. 185.
9Hery, Op,Cit., hlm.228 10 Sunariyati Muji Lestari, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi ROA pada Perusahaan
Perbankan Di BEI “ (Jurnal, Stiesta Surabaya, 2014), hlm. 5
20
Capital Adequacy Ratio (CAR) juga bisa disebut dengan
rasio kecukupan modal, mengukur kecukupan modal yang dimiliki
bank untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko. Rasio
kecukupan modal ini merupakan indikator terhadap kemampuan
bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari
kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang
beresiko. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi CAR,
maka semakin tinggi pula ROA.
2) Biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO)
BOPO adalah perbandingan antara total biaya operasional
dan total pendapatan operasioanl. Semakin rendah tingkat BOPO
berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena
lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di
perusahaan.
3) Non Performing Financing (NPF)
NPF adalah pembiayaan yang tidak lancar atau pembiayaan
dimana debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang
diperjanjikan, semakin besar NPF akan menyebakan menurunnya
ROA, berarti kinerja bank tidak baik karena tidak mampu
mengatasi resiko kredit semakin besar.
4) Financing To Deposit Ratio (FDR)
FDR digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank
yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan
21
pembiayaan dengan menggunakan total DPK yang dimiliki bank.
Semakin tinggi FDR maka laba bank semakin meningkat dengan
asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan
efektif. Dengan meningkatnya laba bank maka profitabilitas bank
juga meningkat.
5) Net Interest Margin (NIM)
NIM adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva
produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.
Semakin besar rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan
bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin
kecil.11
6) Turnover dari operating assets (tingkat perputaran aktiva yang
digunakan untuk operasi).
7) Profit Margin, yaitu besarnya keuntungan yang dinyatakan dalam
persentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur
tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan di
hubungkan dengan penjualan.12
11Ibid., hlm. 7 12
Munawir, Op. Cit., hlm. 89
22
2. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
a. Pengertian Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) sering disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional
terhadap pendapatan operasional.13
Pada dasarnya sistem pengoperasionalan bank syariah secara
umum haruslah menggunakan prinsip syariah dan untuk menjamin
operasi bank Islam tidak menyimpang dari tuntunan syariah, maka pada
setiap bank Islam hanya diangkat manager dan pimpinan yang sedikit
banyak menguasai muamalat islam. Selain itu di bank ini dibentuk
Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi operasional bank
dari sudut syariah.14
Rasio BOPO adalah perbandingan antara total biaya operasional
dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam menunjukkan kegiatan operasional. Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan dalam
melakukan kegiatan operasinya. Semakin kecil rasio ini berarti semakin
efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan
sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin
kecil.
13Budi Ponco, “Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM, dan LDR terhadap ROA
(Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-
2007) (Semarang : Universitas Diponegoro, 2008) hlm. 22 14Muhammad Syafii Antonio,Apa dan Bagaimana Bank Islam Itu, (Yogyakarta: Dana
Bakti Wakap, 1992), hlm. 2
23
Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total
beban margin dan dari total beban operasional lainnya. Pendapatan
operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total
pendapatan operasional lainnya. Rumusnya adalah:
BOPO =
x 100%
BOPO menurut kamus keuangan adalah kelompok rasio yang
mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan
jalur membandingkan satu terhadap lainnya. Berbagai angka
pendapatan dan pengeluaran dari laporan rugi laba dan terhadap angka-
angka dalam neraca. Rasio biaya oprasional adalah perbandingan antara
biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasi.
Semakin rendah BOPO berarti semakin efisien bank tersebut
dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi
biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.
BOPO merupakan upaya bank untuk meminimalkan resiko
operasional, yang merupakan ketidakpastian mengenai kegiatan usaha
bank.Resiko operasional berasal dari kerugian operasional bila terjadi
penurunan keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya
24
operasional bank dan kemungkinan terjadinya kegagalan atas jasa-jasa
dan produk-produk yang ditawarkan.15
Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total
bagi hasil dan total beban operasional lainnya.16
Mengingat kegiatan
utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu
menghimpun dana dan menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat),
maka biaya dan pendapatan operasional merupakan pendapatan bank
yang diperoleh dari usaha pokoknya.17
Dalam pencapaian keuntungan yang dihasilakn dalam BOPO,
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surah Al-Ahqaf ayat 19 yang
berbunyi:
Artinya:
Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang
telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi
mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka
tiada dirugikan.18
Kaitan ayat tersebut dengan rasio BOPO adalah bahwa segala
pekerjaan yang dilakukan dengan jalan yang benar dan mengharapkan
15R. Ade Sasongko Pramudhito, “Analisis Pengaruh CAR, NPF, BOPO, FDR dan NCOM
terhadap Profitabilitas Bank Umum Syarisah di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah
di Indonesia Periode 2008-2012)”(Skripsi, Universitas Diponegoro Semarang, 2014), hlm. 37 16
Frianto Pandai, Op. Cit., hlm.72
17Sulhan dan Ely Siswanto, Manajemen Bank Konvensional dan Syariah (Malang: UIN
Malang, 2008), hlm. 67 18Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm. 505
25
ridho Allah SWT di dunia dan di akhirat. Keuntungan tersebut dapat
digunakan membiyai kegiatan operasional bank. Kepada mereka
dikatakan, sebelum dimasukkan kedalamnya, bahwa:” kamu telah
menghabiskan apa yang kamu anggap baik-baik, yakni terus-menerus
mengikuti panggilan syahwat dan nafsu serta menjadikannya tujuan
hidup kamu dengan mengabaikan kenikmatan ruhani, dan kamu telah
bersenang-senang dengannya,yakni dengan kelezatan-kelezatan yang
rendah itu, jika demikian maka pada hari ini kamu dibalas dengan
siksa yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri
dimuka bumi tanpa haq dan alasan yang benar, dank arena kamu sejak
semula dan secara terus-menerus serta dari saat-kesaat telah melakukan
kefasikan, yakni keluar dari koridor ajaran agama akibat kedurhakan
yang kamu lakukan.”19
b. Pendapatan Operasional,
Pendapatan operasional adalah pendapatan bank yang diperoleh
dari usaha pokoknya20
. Pendapatan operasional terdiri dari semua
pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank
yang benar-benar telah diterima. Pendapatan operasional bank secara
terperinci adalah sebagai berikut :
1. Pendapatan Bagi Hasil
Yang dimasukkan ke pos ini adalah pendapatan bunga, baik dari
pinjama, yang diberikan maupun dari penanaman yang dilakukan
19
Tafsir Al-Misbah, Op, Cit.,hlm. 412 20 Sulhan dan Ely Siswanto, Op. Cit., hlm. 67
26
oleh bank, seperti giro, simpanan berjangka, obligasi, dan surat
pengakuan lainnya.
2. Provisi dan Komisi
Yang dimasukkan kedalam pos ini adalah provisi dan komisi yang
dipungut atau diterima oleh bank dari berbagai kegiatan yang
dilaakukan, seperti provisi pembiayaan, provisi transfer, komisi
pembelian/penjualan efek-efek, dan lain-lain.
3. Pendapatan Valuta Asing Lainnya
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah keuntungan yang diperoleh
bank dari berbagai transaksi devisa, misalnya selisih kurs karena
konversi provisi, komisi, dan bagi hasil diterima dari bank-bank
luar negeri.
4. Pendapatan Lainnya
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah pendapatan lain: yang
merupakan hasil langsung dari kegiatan lainnya yang merupakan
kegiatan operasional bank tidak termasuk ke dalam rekening
pendapatan di atas, misalnya deviden yang diterima dari saham
yang dimiliki.
c. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan terkait dengan
aktivitas bank. Yang dimasukkan ke pos biaya operasional adalah
semua biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank
yang diperinci sebagai berikut:
27
1. Biaya Bagi Hasil
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah semua biaya atas dana-
dana yang berasal dari Bank Indonesia, bank-bank lain, dan pihak
ketiga bukan bank.
2. Biaya valuta Asing Lainnya
Yang dimasukkan ke pos ini adalah semua biaya yang
dikeluarkan bank untuk berbagai transaksi devisa.
3. Biaya Tenaga Kerja
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan bank untuk membiayai pegawainya, seperti gaji dan
upah, uang lembur, perawatan kesehatan, honorarium komisaris,
bantuan untuk pegawai dalam bentuk natura, dan pengeluaran
lainnya untuk pegawai.
4. Penyusutan
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk penyusutan benda-benda tetap dan inventasris.
5. Biaya Lainnya
Yang dimasukkan dalam pos ini adalah biaya lainnya yang
merupakan biaya langsung dari kegiatan usaha bank yang belum
termasuk ke pos biaya pada diatas, misalnya premi asuransi/
jaminan kredit, sewa gedung kantor/rumah dinas dan alat-alat
28
lainnya, biaya pemeliharaan gedung kantor/rumah dinas dan alat-
alat lainnya, dan sebagainya.21
Untuk mengetahui dari mana saja yang diperoleh Bank dan
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional dapat dilihat
dalam laporan Laba/rugi yang dikeluarkan oleh Bank. Laba/rugi
merupakan pengurangan biaya-biaya atas pendapatan yang diperoleh
Bank.22
Jadi BOPO merupakan upaya Bank untuk meminimalkan risiko
operasional, yang merupakan ketidakpastian mengenai kegiatan usaha
bank. Resiko operasional berasal dari kerugian operasional bila terjadi
penurunan keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya
operasional bank, dan kemungkinan terjadinya kegagalan atas jasa-jasa
dan produk-produk yang ditawarkan.
d. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional terhadap
Profitabilitas (ROA)
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) menggambarkan tingkat efisiensi suatu Bank dalam
menjalankan suatu usahanya. Sehingga dengan niali rasio BOPO dapat
dijelaskan tentang kinerja Bank yang bersangkutan.Rasio ini bertujuan
untuk mengukur kemampuan Pendapatan Operasional dalam menutupi
Biaya Operasional.Risiko operasional berasal dari kerugian operasional
21
Lukman Dendawijaya, Op. Cit., hlm. 12 22
Sulhan dan Ely Siswanto, Op. Cit., hlm. 67
29
bila terjadi penurunan keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya
operasional Bank dan hal-hal terkait risiko yang tentu tidak diharapkan.
Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik
kinerja suatu manajemen Bank tersebut, karena lebih efisien
menggunakan sumber daya yanga ada diperusahaan.Begitu juga
sebaliknya jika rasio BOPO suatu Bank itu tinggi, artinya kinerja Bank
itu kurang efisien. Hal ini dikarenakan, biaya yang ditanggung Bank
lebih besar daripada dana yang didapat, karena peningkatan BOPO
menyebabkan penurunan keuntungan, maka pada akhirnya akan
berdampak juga terhadap penurunan ROA. Hal ini menandakan adanya
hubungan yang berlawanan antara tingkat BOPO suatu Bank dengan
Profitabilitas Bank tersebut.23
3. Non Perfoming Financing (NPF)
a. Pengertian Non Perfoming Financing (NPF)
Dalam berbagai peraturan yang diterbitkan Bank Indonesia tidak
dijumpai pengertian dari “pembiayaan bermasalah” begitu juga dengan
istilah Non Performing Financing (NPF) untuk fasilitas pembiayaan
maupun istilah Non Performing Loan (NPL) untuk fasilitas kredit tidak
dijumpai dalam peraturan-peraturan yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia. Namun dalam setiap statistik perbankan syariah yang
diterbitkan oleh direktorat perbankan syariah Indonesia dapat dijumpai
istilah Non Performing Financing (NPF) yang diartikan sebagai
23R. Ade Sasongko Pramudhito, Op. Cit., hlm. 37
30
pembiayaan non lancar dimulai dari kurang lancar sampai dengan
macet.24
Non Performing Finacing (NPF) merupakan salah satu indikator
kesehatan kualitas aset bank, semakin tinggi nilai Non Performing
Financing (NPF) di atas 5% maka bank tersebut tidak sehat. Non
Performing Financing (NPF) yang tinggi menurunkan laba yang akan
diterima oleh bank. Penurunan laba mengakibatkan deviden yang
dibagikan juga semakin berkurang sehingga tidak return saham bank
akan mengalami penurunan.25
Adapun klasifikasi pembiayaan sesuai
dengan performencenya antara lain :26
1. Performing loan/financing
Performing loan/financing merupakan pengolongan
kredit/pembiayaan atas kualitas kredit/pembiayaan nasabah yang
lancar dan terjadi tunggakan sampai dengan 90 hari. Performing
loan/financing dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Kredit/pembiayaan lancar
Kredit/pembiayaan lancar adalah kredit/pembiayaan yang
tidak terdapat tunggakan. Setiap tanggal jatuh tempo angsuran,
debitur dapat membayar pinjaman pokok maupun bunga (bunga
hanya ditentukan oleh bank konvensional).
24Faturrahman, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah (Jakarta: Sinar Grafik, 2012), hlm.
66 25Wangsawidjaya, Op. Cit., hlm. 117 26Ismail, Akuntasi Bank Teori dan Aplikasi dalam Rupiah (Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup, 2010), hlm. 225-226
31
b. Kredit/pembiayaan dalam perhatian khusus
Kredit/pembiayaan dalam perhatian khusus adalah
penggolongan kredit/pembiayaan yang tertunggak baik
angsuran pokok dan pembayaran bunga (di bank konvensional),
akan tetapi tunggakannya sampai dengan 90 hari (tidak
melebihi 90 hari kalender).
2. Non performing loan/financing
Non performing loan/financing merupakan kredit atau
pembiayaan yang menunggak melebihi 90 hari. Non performing
loan/financing dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :27
a. Kredit/pembiayaan kurang lancar
Kredit/pembiayaan kurang lancar terjadi bila debitur tidak
dapat membayar angsuran pinjaman pokok dan bunga (di bank
konvensional) antara 91 hari sampai dengan 180 hari.
b. Kredit/pembiayaan diragukan
Kredit/pembiayaan diragukan terjadi dalam hal debitur
tidak dapat membayar pokok dan pembayaran bunga (di bank
konvensional) antara 181 hari sampai dengan 270 hari.
c. Kredit/pembiayaan macet
Kredit/pembiayaan macet terjadi bila debitur tidak mampu
membayar berturut-turut lebih dari 270 hari. Adapun
27Ibid., hlm. 124-125
32
perhitungan Non Performing Financing (NPF) dapat diketahui
dengan menggunakan rumus sebagi berikut :
NPF = Jumlah pembiayaan bermasalah x 100%
Total pembiayaan
Kredit/pembiayaan bermasalah adalah suatu kondisi dimana
nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh
kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikan.28
NPF
merupakan risiko dari adanya pembiayaan yang disalurkan oleh bank
kepada nasabah. Besar kecilnya NPF akan berbengaruh pada profitabilitas
pada tahun berjalan. Dalam Islam pinjam-meminjam itu diperbolehkan
sebagaimana Firman Allah SWT. Adapun ayat Al-qur’an yang
menjelaskan tentang masalah pembiayaan bermasalah (utang piutang)
terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 280 berikut ini:
Artinya:
Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka
berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan
menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 280).29
Apabila ada seseorang yang berada dalam situasi sulit, atau akan
terjerumus dalam kesulitan bila membayar utangnya, tangguhkan
penagihan sampai dia lapang. Jangan menagihnya jika kamu mengetahui
28Ismail, Op. Cit. hlm. 224 29 Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm. 47
33
dia sempit, apalagi memaksanya membayar degan sesuatu yang amat dia
butuhkan.” Siapa yang menangguhkan pembayaran hutang orang yang
berbeda dalam kesulitan, atau membebaskannya dari hutangnya, dia akan
dilindungi Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali
perlindungannya (Hari Kiamat)”(HR. Imam Muslim).30
Firman Allah Dalam Al-Qur’an, Surah, Al-Maidah Ayat 2
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar
syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-
bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya,
dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu
orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari
kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan
30
Tafsir Al-Misbah, Op, Cit.,hlm. 727
34
janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum
karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam,
mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.(QS. Al-Maidah: 2).31
Ayat-ayat di atas menerangkan bahwa diperbolehkannya utang-
piutang dan pinjam-meminjam dalam bertransaksi jika masih dalam
rambu-rambu kesehatan bank yang berlandaskan prinsip Syariah Islam.32
Karna jika kita menjanjikan uang kita kepada orang lain berarti kita telah
menolongnya dalam kesukarannya, dalam islam hal ini sangat dianjurkan.
Ayat diatas menjelaskan bahwa seseorang yang telah berjanji untuk
melunasi hutangnya atas pembiayaan yang diberikan kepadanya wajib
membayarnya sesuai dengan janji atau akad yang telah disepakati di awal
oleh kedua belah pihak.
Kelancaran nasabah membayar angsuran pokok maupun bagi
hasil pembiayaan menyebabkan adanya kolektibilitas pembiayaan.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Nomor 7/3/DPNP tahun
2005 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum membagi
kolektibilitas pembiayaan atas lima golongan yaitu:33
a. Lancar jika pembayarannya tepat waktu, perkembangan rekening baik
dan tidak ada tunggakan serta sesuai perjanjian.
31
Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm. 106 32Ibrahim lubis, Ekonomi Islam, (Jakarta: Kalam Mulia), hlm. 361 33Frianto Pandai, Op. Cit., hlm. 208
35
b. Dalam perhatian khusus jika terdapat tunggakan pembayaran pokok dan
atau bagi hasil sampai dengan 90 hari .
c. Kurang lancar jika terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bagi
hasil yang telah melampaui 90 hari sampai 120 hari.
d. Diragukan jika terdapat tunggapan pembayaran pokok dan atau bagi
hasil yang telah melampaui 120 hari sampai 180 hari.
e. Macet jika terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bagi hasil
yang telah melampai 180 hari.
Ada beberapa faktor penyebab pembiayaan bermasalah sebagai
berikut:
a. Faktor intern (berasal dari pihak bank)
1) Kurang baiknya pemahaman atas bisnis nasabah.
2) Kurang dilakukan evaluasi keuangan nasabah.
3) Kesalahan setting fasilitas pembiayaan.
4) Perhitungan modal kerja tidak didasarkan kepada bisnis usaha
nasabah.
5) Proyeksi penjualan terlalu optimis.
6) Proyeksi penjualan tidak diperhitungkan kebiasaan bisnis dan
kurang memperhitungkan aspek kompetitor.
7) Aspek jaminan tidak diperhitungkan.
8) Lemahnya supervise dan monitoring.
36
b. Faktor ekstern (faktor dari pihak luar)
1) Karakter nasabah tidak amanah (tidak jujur dalam memberikan
informasi dalam laporan tentang kegiatannya).
2) Menggunakan sidestreaming (penyalahgunaan pembiayaan
pengguna dana).
3) Kemampuan pengelolaan nasabah tidak memadai sehingga kalah
dalm persaingan usaha.
4) Usaha yang diajalnkan relatif baru.
5) Bidang usaha nasabah telah jenuh.
6) Tidak mampu menanggulangi masalah /menguasai bisnis.
7) Meninggalnya key person (pemain kunci perusahaan)
8) Perselisihan sesama direksi.
9) Terjadi bencana alam
10) Adanya kebijakan pemerintah.34
b. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah
Dalam penjelasan pasal 8 Undang-undang No. 7 Tahun 1992 No
jo, UU Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan maupun penjelasan
pasal 3 UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah antara lain
dinyatakan bahwa kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
yang didasarkan oleh bank mengandung risiko, sehingga dalam
pelaksanaannya berdasarkan syariah yang sehat.
34 Trisadini P. Usanti dan Abd. Somad, Transaksi Bank Syariah (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2013), hlm. 102-103
37
Apabila bank tidak memperhatikan asas-asas pembiayaan yang
sehat dalam menyalurkan pembiayaan, maka akan timbul berbagai
risiko yang harus ditanggung oleh bank antara lain berupa :
1. Utang/kewajiban pokok pembiayaan tidak bayar
2. Margin/bagi hasil/fee tidak dibayar
3. Membengkaknya biaya yang dikeluarkan
4. Turunnya kesehatan pembiayaan.35
Risiko tersebut dapat menimbulkan pembiayaan bermasalah
atau Non Performing Financing yaitu disebabkan oleh pihak internal
bank. Secara umum pembiayaan bermasalah disebabkan oleh faktor-
faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam perusahaan itu
sendiri, dan faktor yang paling dominan adalah faktor manejerial.
Timbul kesulitan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh faktor
manejerial dapat dilihat dari beberapa hal, seperti kelemahan dalam
kebijakan pembelian dan penjualan, lemahnya pengawasan biaya dan
pengeluaran, kebijakan piutang yang kurang tepat, penempatan yang
berlebihan pada aktiva tetap, dan permodalan yang tidak cukup.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada diluar
kekuasaan manajemen perusahaan, seperti bencana alam, peperangan,
perubahan dalam kondisi perekonomian dan perdagangan, perubahan
teknologi dan lainnya.
35Faturrahman, Op. Cit., hlm. 72
38
c. Cara Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah
Secara umum strategi yang dijalankan sebagai upaya
penyelesaian pembiayaan bermasalah dapat dikelompokkan menjadi 2
(dua), yaitu:
1. Stay Strategy adalah strategi saat Bank masih ingin mempertahankan
hubungan bisnis dengan nasabah dalam konteks waktu jangka
panjang.
a. Rescheduling
Memperpanjang jangka waktu pembiayaan. Dalam hal ini
sidebitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu
pembiayaan misalnya perpanjangan jangka waktu pembiayaan
dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga sidebitur mempunyai
waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.
Memperpanjang jangka waktu angsuran Memperpanjang
angsuran hamper sama dengan jangka waktu pembiayaan.
Dalam hal ini jangka waktu angsuran pembiayaannya
diperpanjang pembayarannya pun misalnya dari 36 kali menjadi
48 kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi
mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran
b. Reconditioning
Penundaan pembayaran marjin sampai waktu tertentu. Dalam
hal penundaan pembayaran marjin sampai waktu tertentu,
maksudnya hanya marjin yang dapat ditunda pembayarannya,
39
sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti
biasa.
Penurunan marjin
Penurunan marjin dimaksudkan agar lebih meringankan
beban nasabah. Sebagai contoh jika marjin per tahun
sebelumnya dibebankan 20% diturunkan menjadi 18 %. Hal
ini tergantung dari pertimbangan yang bersangkutan.
Penurunan marjin akan mempengaruhi jumlah angsuran yang
semakin mengecil, sehingga diharapkan dapat membantu
meringankan nasabah.
Pembebasan marjin
Dalam pembebasan marjin diberikan kepada nasabah dengan
pertimbangan nasabah sudah akan mampu lagi membayar
pembiayaan tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai
kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai
lunas.
c. Restructuring
Dengan menambah jumlah pembiayaan
Dengan menambah equity
2. Phase out Strategy adalah strategi saat pada prinsipnya Bank tidak
ingin melanjutkan hubungan bisnis lagi dengan nasabah yang
bersangkutan dalam konteks waktu yang panjang, kecuali bila ada
40
faktor-faktor lain yang sangat mendukung kemungkinan adanya
perbaikan kondisi nasabah.
Strategi yang umumnya dijalankan, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam pendekatan, yaitu: (1) Soft
Approach; (2) Hard Approach. Apabila cara Soft Approach tidak
dapat menyelesaikan pembiayaan bermasalah yang terjadi,
selanjutnya akan ditempuh cara Hard Approach yang melibatkan
jalur hukum, yaitu dapat berupa:
a. BASYARNAS (Badan Arbitrase Syariah Nasional), penyelesaian
tersebut dilakukan melalui keadaan setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah.
b. Pengadilan, dapat berupa: (i) Eksekusi Hak Tanggungan (HT)
atas agunan; (ii) Eksekusi agunan yang diikat secara Fidusia yang
didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Fidusia (KPF); Melakukan
gugatan terhadap aset-aset lainnya milik nasabah; baik yang
berlokasi di dalam maupun di luarnegeri; (iv) Pelaporan pidana
terhadap nasabah, dan sebagai berikut.
c. Melibatkan pihak kepolisian
Alternatif terakhir ini (hard approach) dilakukan apabila:
1) Nasabah tidak dapat dihubungi.
2) Nasabah melarikan diri.
41
3) Nasabah tidak mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan
kewajibannya sementara sesungguhnya nasabah memiliki
kemampuan untuk itu.
4) Nasabah tidak bersedia menyerahkan agunannya.36
d. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap
Profitabilitas Return On Asset (ROA)
Non Performing Loan (NPL) yang dalam konteks bank syariah
dikenal dengan Non Performing Financing (NPF) merupakan besarnya
risiko pembiayaan yang dihadapi bank. Semakin kecil Non Performing
Financing (NPF), maka semakin kecil pula risiko pembiayaan yang
ditanggung pihak bank. Dengan demikian apabila suatu bank
mempunyai Non Performing Financing (NPF) yang tinggi,
menunjukkan bahwa bank tersebut tidak profesional dalam
pengelolaan pembiayaannya, sekaligus memberikan indikasi bahwa
tingkat risiko atas pemberian pembiayaan pada bank tersebut cukup
tinggi searah dengan tingginya Non Performing Financing (NPF) yang
dihadapi bank.
Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap
profitabilitas bank syariah yang dihitung dengan Return On Asset
(ROA). Semakin besar rasio Non Performing Financing (NPF) suatu
bank maka semakin banyak pembiayaan bermasalah, atau dengan kata
lain mengindikasikan semakin tingginya risiko pembiayaan diragukan
36
Ibid, hlm. 287
42
maupun pembiayaan macet, tingginya risiko pembiayaan tersebut
kemudian akan mempengaruhi menurunnya Return On Asset (ROA).
Begitu juga sebaliknya, semakin rendah rasio Non Performing
Financing (NPF) suatu bank maka mengindikasikan rendahnya risiko
pembiayaan yang kemudian akan mempengaruhi meningkatnya Return
On Asset (ROA).37
B. Penelitian Terdahulu
Untuk menguatkan penelitian ini, maka penulis ini mengambil
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Penulis Judul Hasil Penelitian
1 R. Ade
Sasongko
Pramudhito,
Skripsi
Universitas
Diponegoro
Semarang
tahun 2014.
Analisis Pengaruh
CAR, NPF, BOPO,
FDR dan NCOM
terhadap
Profitabilitas Bank
Umum Syariah di
Indonesia Priode
2008-2012. (Skripsi
2014).
Variabel independen
secara simultan
berpengaruh terhadap
ROA dengan nilai
signifikan F dibawah 0,05.
CAR, BOPO, FDR,
NCOM, berpengaruh
secara signifikan terhadap
ROA dengan nilai
signifikan T lebih kecil
dari 0,05. Sedangkan NPF
tidak signifikan terhadap
ROA dengan nilai t lebih
besar dari 0,005. Nilai
koefisien determinasi
(Adjusted R2) model
regresi sebesar 59,6%. Hal
ini berarti variabel
independen dapat
menjelaskan pengaruh
terhadap ROA sebesar
59.6%. sisanya dijelaskan
oleh variabel lain yang
37Trisadini P. Usanti & Abd. Shomad, Op, Cit.,hlm. 97-98
43
tidak dijelaskan dalam
penelitian ini.
2 Idris Saleh,
Skripsi Institut
Agama Islam
Negeri
Padangsidemp
uan. Tahun
2016
PengaruhCapital
Aduacy Ratio
(CAR), Financing to
Deposit Ratio (FDR)
dan Non Ferforming
Finance (NPF)
terhadap Return On
Asset (ROA) PT.
Bank Muamalat
Indonesia periode
2007-2014
Hasil dari penelitian ini
menyatakan bahwa FDR
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ROA
sedangkan NPF tidak
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ROA.
3 Sri Wahyuni,
Skripsi UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta tahun
2016.
Pengaruh CAR,
NPF, FDR dan
BOPO terhadap
Profitabilitas Bank
Umum Syariah
periode 2011-2015.
Skripsi (2015)
Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa
secara parsial variabel
NPF dan BOPO
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA
4 Sylvia Nurul
Maulida,
Skripsi Institut
Agama Islam
Negeri Syekh
Nurjati
Cirebon tahun
2015.
Pengaruh CAR,
FDR, dan BOPO
Terhadap ROA Bank
Umum Syariah
(Skripsi 2015)
Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa
variabel CAR, FDR dan
BOPO berpengaruh secara
simultan terhadap variabel
y (Return On Asset).
Adapun perbedaan dan persamaan peneliti dengan penelitian terdahulu
sebagai berikut:
Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang
pertama,terdapat pada variabel X dan variabel Y yaitu NPF, BOPO, dan
ROA, sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi penelitian, tahun dan
variabel X lainnya yaitu CAR, FDR, NCOM.
Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang kedua
terletak pada variabel X yaitu NPF dan pada variabel Y yaitu ROA,
44
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel X lainnya dan lokasi
penelitian yang berbeda.
Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang ketiga
terletak pada variabel X yaitu sama-sama membahas tentang BOPO dan NPF,
dan variabel Y yaitu ROA, sedangkan perbedaannya dengan penelitian ini
terletak pada lokasi penelitian dan tahun yang berbeda.
Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian yang keempat
terletak pada variabel X yaitu BOPO dan pada variabel Y yaitu ROA
sedangkan perbedaannya dengan penelitian ini terletak pada tempat dan
variabel X lainnya yaitu CAR dan FDR.
C. Kerangka Pikir
Dalam kerangka pikir kriteria yang utama agar suatu kerangka
pemikiran bisa meyakinkan seorang ilmuan adalah alur-alur pemikiran yang
logis dalam membangun suatu kerangka pikir yang membuahkan kesimpulan
berupa hipotesis. Jadi kerangka pikir merupakan sintesa tentang hubungan
antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan.38
Kerangka pikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungandengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah penting.
Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu mengenai
hubungan antara variabel dependen biaya operasional pendapatan operasional
(BOPO) dan non performing financing (NPF) dengan variabel independen
38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: IKAPI,
2009), hlm.60
45
return on asset (ROA), maka dapat dikembangkan kerangka pikir teoritis
seperti tampak pada gambar dibawah ini.
Gambar 2. 1
Kerangka Pikir
Keterangan :
BOPO = Biaya Operasional Pendapatan Operasional
NPF = Non Performing Financing
ROA = Return On Asset
D. Hipotesis
Secara etimologis, hipotetis terdiri dari dua kata yakni,”hypo” yang
artinya “kurang” dan “thesis” yang artinya “pendapat”. Kedua kata itu
kemudian digunakan secara bersama menjadi hypothesis dan penyebutan
dalam ragam bahasa Indonesia menjadi hipotesa kemudian berubah menjadi
hipotesis yang maksudnya adalah suatu kesimpulan yang masih belum
sempurna.39
39Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana 2005), hlm. 85
BOPO
(X1)
NPF
(X2)
ROA
(Y)
46
Hipotesis dalam penelitian kuantitatif dikembangkan dari telah teoritis
sehingga jawaban sementara dari masalah atau pernyataan memerlukan
pengujian empiris. Sedangkan menurut Sugiyono dalam bukunya hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.40
Hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Ha1: Terdapat pengaruh biaya operasional pendapatan operasional
(BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Syariah
Bukopin.
2. Ha2: Terdapat pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap
Return On Asset (ROA) pada Bank Syariah Bukopin.
3. Ha3: Terdapat pengaruh simultan biaya operasional pendapatan
operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF)
terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Syariah Bukopin.
40Sugiyono,Op. Cit., hlm.64
16
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Bank Bukopin Syariah seluruh
Indonesia. Data ini diperoleh peneliti melalui situs resmi Bank Indonesia
(www.syariahbukopin.co.id). Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan
November 2017-September 2018.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif analisis deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
menggunakan rumus-rumus tertentu yang disesuaikan dengan topik
permasalahan yang akan diteliti. Deskriptif yaitu menggambarkan dan
menginterpretasikan objek peneliti secara apa adanya sesuai hasil
penelitiannya.1data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau data
kualitatif yang diangkakan. Analisis deskriptif berupaya untuk
mendeskripsikan dengan lengkap dan akurat.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan time series yaitu data satu
individu yang diobservasi dalam rentangan waktu atau dapat dikatakan bahwa
data time series merupakan sejarah karasteristik tertentu suatu individu. Data
time series adalah data datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu
atau periode secara historis. Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan
publikasi bulanan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia selama Sembilan
1Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Jakarta: Gaung Persada Press,
2008), hlm.157
48
tahun berturut turut dari periode tahun 2009 sampai tahun 2017. Sumber data
yang digunakan ini diperoleh melalui penelusuran dari media internet dari
www.syariahbukopin.co.id.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan sekumpulan individu atau objek yang
memiliki karsteristiknyasama.Populasi juga dapat juga diartikan sebagai
keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi.2
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian ini populasinya adalah seluruh laporan keuangan pertriwulan
Bank Syariah Bukopin yang dipublikasikan tahun 2009-2017 artinya
populasi dalam penelitian ini 9 tahun atau 36 laporan keuangan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karasteristik yang dimiliki
populasi.Sampel yang diambil harus memiliki dan betul-betul mewakili.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Purvosive sampling adalah penarikan sampel berdasarkan
pertimbangan yang terjadi apabila peneliti ingin memilih anggota sampel
2Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), hlm. 173
49
berdasarkan kriteria tertentu. Dimana kriterianya adalah penelitian ini
menggunakan data terbaru yaitu data bulanan Biaya Operasional
Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF) dan
Return On Asset Roa (ROA) pada Bank Syariah Bukopin Tahun 2009
sampai Tahun 2017.
Dengan demikian jumlah sampel dari dari penelitian ini sesuai
dengan kriteria yang ada di atas adalah jumlahnya 36 laporan keuangan
yang diambil di bank syariah bukopin melalui situs
www.Syariahbukopin.co.id.
D. Instrument Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam melakukan penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Adapun instrument pengumpulan data yang dilakukan
peneliti adalah dengan langkah-langkah berikut:
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan Sumber-sumber buku, skripsi terkait dengan variabel penelitian
yang dicantumkan dalam landasan teori.
2. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa
data-data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta
pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan
50
masalah penelitian.3
Data dokumentasi yangdigunakan penelitian ini
adalah data laporan keuangan Bank Syariah Bukopin periode 2009-2017.
E. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan
masalah penelitian ataupun menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh. Metode analisis data adalah suatu metode yang
digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu
kesimpulan dalam penelitian. Adapun software yang digunakan dalam
analisa data ini adalah menggunkan software SPSS VERSI 23.00.
Untuk analisis data dalam penelitian ini sebelum melakukan uji
normalitas dan uji analisis regresi, data penelitian erlebih dahulu di
ubah ke dalam bentuk logaritma natural (ln) disebabkan data
penelitian ini jenis datanya berbentuk Rupiah (Rp) dan Persen (%).
1. Uji Deskriptif
Statistik deskriptif adalah metode statistik yang berusaha
menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data.4
Seperti berupa rata-ratanya, seberapa jauh data-data bervariasi,
berapa standar deviasinya, nilai maksimum dan minimum data.
3Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2008), hlm.152 4Ibid., hlm. 200
51
2. Uji Asumsi Klasik
Model pengujian hipotetis berdasarkan analisis regresi yang
digunakan dalam penelitian harus memenuhi asumsi klasik agar
menghasilkan nilai parameter yang sahih. Dalam penelitian ini
menggunakan uji multikolinearitas dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan untuk menguji dalam
sebuah produk regresi, variabel dependen dan variabel
independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Produk regresi yang baik adalah data distribusi normal
atau mendekati normal. Hal ini terlihat saat ada penyebaran data,
titik atau pola pada sumbu diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka produk regresi memenuhi asumsi normalitas.
Namun jika data menjauhi garis diagonal dan tidak mengikuti
arah garis diagonal maka produk regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas. Selain itu juga dapat dilihat dari bentuk kurva dengan
kemiringan sisi kiri dan kanan dan tidak condong ke kiri maupun
ke kanan melainkan ke tengah dengan bentuk lonceng dari kurva
histogram.
Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan pengujian
pada SPSS dengan menggunakan kolmograv-smirnow pada taraf
signinifikan 0.05. Kriteria yang digunakan dalam uji normalitas
52
ialah apabila hasil perhitungan kolmograv-smirnow dengan 2 sisi
besar dari 0.05 maka berdistribusi normal.5
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikoloniearitas bertujuan untuk mengetahui adanya
hubungan yang sempurna antara variabel bebas dalam produk
regresi. Apabila terjadi multikoloniearitas maka variabel bebas
akan dihilangkan. Multikoloniearitas biasa juga disebut
kolinearitas lebih dari satu. Multikonoliaritas berarti adanya
hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau
variabel penjelas (bebas) dari model regresi ganda.6 Syarat uji
multikoloearitas dilihat dari nilai tolerance dan variance
inflasion factor (VIF). Apabila nilai VIF lebih besar dari 5 maka
terjadi multikolonearitas yang cukup berat diantara variabel
independen.7
c. Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi adalah uji yang digunakan untuk menguji
apakah dalam model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Persamaan yang baik adalah tidak memiliki
masalah autokorelasi.Jika terjadi autokorelasi maka persamaan
5Sugiono dan Agus Susanto, Cara Mudah Belajar SPSS dan Lisrel Teori dan Aplikasi
Untuk Analisis Data Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 323 6Setiawan dan Dwi Endah Kusrini, Ekonometrika (Yogyakarta: Andi, 2010), hlm. 82 7Jonathan Sarwono, Rumus-rumus Populer dalam SPSS Untuk Riset Skripsi (Yogyakarta:
CV Andi, 2015), hlm. 141
53
tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai untuk
memprediksi. Ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah
autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW), denagn ketentuan
seebagai berikut:
a) Terjadi autokorelasi positif jika DW di bawah -2 (DW<-2).
b) Tidak terjadi autokorelasi jika DW berada di antara -2 dan +2
atau -2< DW +2.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak
konstan pada regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi
meragukan. Heteroskedastisitas dapat diartikan sebagai ketidak
samaan variasi variabel pada semua pengamatan, dan kesalahan
yang terjdi memperlihatkan hubungan yang sistematis sesuai
dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas sehingga
kesalahan tersebut tidak random (acak). Suatu regresi dikatakan
terdeteksi heteroskedastisitanya apabila diagram pencar residual
membentuk pola tertentu.8
3. Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Analaisis Regresi Berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh atau hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel
independen degan satu variabel dependen.Analisis ini untuk
mengetahui arah hubungan variabel independen dengan variabel
8Triton Prawira Budi, SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik (Yogyakarta: CV.
Andi Offse, 2006), hlm. 79
54
dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan
positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel
dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan
atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala rasio atau
interval.
Analisis regresi berganda yaitu suatu model dimana variabel
tidak bebas bergantung pada dua atau lebih variabel tidak bebas.9
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui
keakuratan hubungan antara return on asset (ROA) variabel
dependen dengan biaya operasional pendapatan operasional (BOPO)
dan non performing financing (NPF) sebagai variabel yang
mempengaruhi (variabel independen). Adapun bentuk persamaan
regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:10
ROA= a+b1BOPO+b2NPF+e
Keterangan:
ROA : Variabel Independen
BOPO : Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional
NPF : Non Performing Finance
A :Konstanta
b1,b2 : Koefisien Regresi Variabel Independen
e : Standar error
9 Muhammad Firdaus, Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2004), hlm.70 10Mudjarad, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 96
55
5. Uji Hipotesis
Hipotesis digunakan untuk menetapkan suatu dasar sehingga dapat
mengumpulkan bukti-bukti berupa data dalam menentukan keputusan
apakah menolak atau menerima kebenaran dari pernyataan atau asumsi
yang dibuat. Uji hipotesis ini terdiri dari:
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui sampai
sejauh mana ketetapan kecocokan garis yang berbentuk dalam
mewakili kelompok data hasil observasi. Koefisien determinasi (R2)
menggambarkan bagian dari variabel total yang dapat diterangkan
oleh modal. Jika nilai determinasi (R2) semakin besar atau mendekati
1 maka ketepatannya semakin membaik, begitu juga sebaliknya, jika
nilai determinasi (R2) semakin kecil bahkan semakin jauh dari 1
maka ketepatannya semakin jauh.11
Secara umum, koefisien determinasi untuk data saling tempat relatif
rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
sedangkan untuk data runtun waktu biasanya mempunyai nilai koefisien
determinasi yang tinggi.12
b. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam
11Ibid., hlm. 64 12Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi (Yogyakarta: Erlangga,
2009), hlm. 240-241
56
menerangkan variasi variabel terikat. Uji ini dilakukan dengan
syarat:
a) Bila t hitung < t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya
bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
b) Bila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya
bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen.
c. Uji Signifikasi Simultan Uji F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen.
Uji F atau uji simultan merupakan langkah yang harus dilewati
sebelum memasuki uji t atau pengujian secara parsial. Uji simultan
lebih dahulu dilalui. Uji simultan berfungsi untuk menguji hipotesis
yang menjelaskan terdapatnya pengaruh Biaya Operasional
Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Fiancing
(NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Syariah Bukopin
di Indonesia.
Ketentuan pengujian hipotesis dengan melihat nilai signifikansi
< 0.05 maka H0 ditolak. Selain nilai signifikansi, membandingkan
nilai F juga dapat digunakan dalam pengujian hipotesis.
57
1. Jika t tabel < t hitung < t tabel maka H0 diterima.
2. Jika t hi13
tung > t tabel maka H0 ditolak.
13Stiawan dan Dwi Endah Kusrini, Op.Cit., hlm. 61.
47
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Bank Syariah Bukopin
1. Sejarah Singkat Bank Syariah Bukopin
Bank Syariah Bukopin adalah lembaga keuangan yang berjenis
Jasa Keuangan Perbankan. Sebagai salah satu bank nasional di Indonesia,
sejarah Perseroan dimulai pada 1990 dengan meleburnya 2 (dua) bank
pasar, yakni BPR Gunung Sindoro dan BPR Gunung Kendeng di
Samarinda, Kalimantan Timur. Proses peleburan ini termaktub dalam
Akta Nomor 102 tanggal 29 Juli 1990 dan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 1659/KMK.013/1990 tanggal 31 Desember 1990.
Dengan peleburan ini, statusnya pun meningkat menjadi bank umum
dengan nama PT Bank Swansarindo International. Berdasarkan Surat
Keputusan Bank Indonesia Nomor 24/I/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1 Mei
1991, PT Bank Swansarindo International memperoleh izin usaha
sebagai bank umum dan pemindahan kantor pusat ke Jakarta. Dalam
perkembangannya, atas dasar pertimbangan bisnis pada akhir 2002,
Muhammadiyah, salah satu organisasi kemasyarakatan Islam di
Indonesia, mengakuisisi PT Bank Swansarindo International.Dengan
persetujuan Bank Indonesia (BI) yang dicantumkan dalam Surat
Keputusan Nomor 5/4/KEP. DGS/2003 tanggal 24 Januari 2003 dan
dituangkan dalam Akta Nomor 109 tanggal 31 Januari 2003, PT Bank
59
Swansarindo International berubah nama menjadi PT Bank Persyarikatan
Indonesia.1
PT Bank Syariah Bukopin (selanjutnya disebut Perseroan) sebagai
bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang bermula masuknya
konsorsium PT Bank Bukopin, Tbk diakuisisinya PT BankPersyarikatan
Indonesia (sebuah bank konvensional) oleh PT Bank Bukopin, Tbk.,
proses akuisisi tersebut berlangsung secara bertahap sejak 2005 hingga
2008, dimana PT Bank Persyarikatan Indonesia yang sebelumnya
bernama PT Bank Swansarindo Internasional didirikan di Samarinda,
Kalimantan Timur berdasarkan Akta Nomor 102 tanggal 29 Juli 1990
merupakan bank umum yang memperolah Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 1.659/ KMK.013/1990 tanggal 31 Desember 1990
tentang Pemberian Izin Peleburan Usaha 2 (dua) Bank Pasar dan
Peningkatan Status Menjadi Bank Umum dengan nama PT Bank
Swansarindo Internasional yang memperoleh kegiatan operasi
berdasarkan surat Bank Indonesia (BI) Nomor 24/1/UPBD/PBD2/Smr
tanggal 1 Mei 1991 tentang Pemberian Izin Usaha Bank Umum dan
Pemindahan Kantor Bank.
Pada tahun 2001 sampai akhir 2002 proses akuisisi oleh Organisasi
Muhammadiyah dan sekaligus perubahan nama PT Bank Swansarindo
Internasional menjadi PT Bank Persyarikatan Indonesia yang
memperolehpersetujuan dari (BI) Nomor 5/4/KEP. DGS/2003 tanggal 24
1www.SyariahBukopin.co.id
60
Januari 2003 yang dituangkan ke dalam Akta Nomor 109 Tanggal 31
Januari 2003. Dalam perkembangannya kemudian PT Bank
Persyarikatan Indonesia melalui tambahan modal dan asistensi oleh PT
Bank Bukopin, Tbk., maka pada tahun 2008 setelah memperoleh izin
kegiatan usaha bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah
melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008 tentang Pemberian
Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank
Syariah.
Perubahan Nama PT Bank Persyarikatan Indonesia Menjadi PT
Bank Syariah Bukopin dimana secara resmi mulai efektif beroperasi
tanggal 9 Desember 2008.Kegiatan operasional Perseroan secara resmi
dibuka oleh Bapak M. Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia
periode 2004 -2009.Secara resmi Perseroan melakukan kegiatan
operasional berdasarkan prinsip syariah pada Selasa, 11 Zulhijah 1430 H
atau 9 Desember 2008.
Bank Syariah Bukopin memiliki Modal Dasar sebesar Rp
1.000.000.000.000 (satu triliyun rupiah), modal yang cukup besar untuk
sebuah Bank Syariah beroperasi.Sampai dengan akhir Desember 2014
Perseroan memiliki jaringan kantor yaitu 1 (satu) Kantor Pusat dan
Operasional, 11 (sebelas) Kantor Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang
Pembantu, 4 (empat) Kantor Kas, 1 (satu) unit mobil kas keliling, dan 76
61
(tujuh puluh enam) Kantor Layanan Syariah, serta 27 (dua puluh tujuh)
mesin ATM BSB dengan jaringan Prima dan ATM Bank Bukopin.
Seperti umumnya Perusahaan lainnya, Bank Syariah Bukopin juga
memiliki Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Perusahaan yang dipegang agar
dapat berkembang lebih besar dan maju ke depan.
a. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Perusahaan Bank Syariah Bukopin
Adapun Visi dari Bank Syariah Bukopin yaitu: “Menjadi Bank
Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik”
Adapun Misi dari Bank Syariah Bukopin yaitu:
1) Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah
2) Membentuk sumber daya insani yang professional dan amanah
3) Memfokuskan pengembangan usaha pada sektor UMKM
(Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
4) Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder
Nilai-Nilai perusahaan yang ditanamkan kepada seluruh
karyawan:
1) Amanah
2) Integritas
3) Peduli
4) Kerjasama
5) Kualitas
62
B. Hasil Analisis
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Setelah terkumpul dari hasil pengumpulan
data maka akan diolah dengan bantuan metode SPSS Versi 23 sebagai alat
hitung.
1. Statistik Deskriptif
Tabel 4.1
Stasistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
BOPO 36 88.67 132.94 95.7103
NPF 36 1.30 418.00 14.5636
ROA 36 .02 2.98 .6886
Valid N (listwise) 36
Dari hasil output di atas, dapat diketahui bahwa nilai statistik yang
dihasilkan dari data (N) sebanyak 36 diperoleh nilai statistik untuk BOPO
(X1) dengan nilai minimum sebesar 88.67, maksimum sebesar 132.94,
rata-rata sebesar 95.7103. NPF (X2) dengan nilai minimum sebesar 1.30,
maksimum sebesar 418.00, rata-rata sebesar 14,5636. ROA (Y) dengan
nilai minimum sebesar .02, maksimum 2.98, rata-rata sebesar 68.86.
2. Uji Asumsi Klasik
Model pengujian hipotetis berdasarkan analisis regresi yang
digunakan dalam penelitian harus memenuhi asumsi klasik agar
menghasilkan nilai parameter yang sahih. Dalam penelitian ini
menggunakan uji multikolinearitas dan uji autokorelasi.
63
a. Uji Normalitas
Tabel 4.2
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 36
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation .42600320
Most Extreme
Differences
Absolute .132
Positive .132
Negative -.066
Test Statistic .132
Asymp. Sig. (2-tailed) .113c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction. Sumber data: Output SPSS 23.00 data diolah
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,113. Karena signifikansi
lebih dari 0,05 yaitu 0,113 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
data tersebut berdistribusi normal. Selain itu berikut akan dilihat
melalui kurva. Data yang dimiliki bentuk kurva dengan kemiringan
sisi kiri dan kanan dan tidak condong ke kiri maupun ke kanan
melainkan ke tengah dengan bentuk lonceng dengan mendekati nol.
Dapat dilihat seperti grafik di bawah ini.
64
Gambar 4.1
Sumber data: Output SPSS 23.00 data diolah
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa bentuk kurva tidak
condong ke kanan maupun ke kiri melainkan tepat berada ditegah.
Artinya melalui kurva di atas dapat disimpulkan bahwa data telah
terdistribusi normal.
Selain itu, data yang distribusi normal juga dapat dilihat melalui
kurva normal p-plot seperti dibawah ini.
65
Gambar 4.2
Sumber data: Output SPSS 23.00 data diolah
Pada gambar 2.2 normal p-plot of regression standardized
residual di atas data pada variabel yang digunakan setelah dilakukan
uji melalui uji p-plot dinyatakan terdistribusi normal. Hal tersebut
terlihat dari titik-titik yang mengikuti garis diagonal. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa regresi telah memenuhi
normalitas.
66
b. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.3
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardize
d Coefficients
Standa
rdized
Coeffi
cients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleran
ce VIF
1 (Co
nsta
nt)
-2.604 .895 -
2.910 .006
BO
PO .035 .009 .531 3.720 .001 .995
1.00
5
NP
F -.002 .001 -.262
-
1.838 .075 .995
1.00
5
a. Dependent Variable: ROA Sumber data: Output SPSS 23.00 data diolah
Berdasarkan uji asumsi multikolinieritas diatas dapat
diketahui bahwa nilai tolerance kedua variabel lebih dari 0,10 dan
Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10,00. Dimana nilai
tolerance biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) dan non
performing financing (NPF) adalah 0,995 dengan Variance Inflation
Factor (VIF) biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) dan
non performing financing (NPF) sebesar 1,005 Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel.
67
c. Uji Autokolerasi
Tabel 4.4
Uji Autokolerasi
Model Summaryb
Mod
el R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate Durbin-Watson
1 .575a .331 .290 .43872 1.406
a. Predictors: (Constant), NPF, BOPO
b. Dependent Variable: ROA Sumber data: Output SPSS 23.00 data diolah
Berdasarkan uji autokorelasidiatas dapat diketahui bahwa nilai
Durbin Watson sebesar 1,406 yang berarti berada pada posisi antara -2
dan +2 (-2 < 1,406 < +2). Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam
penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.3
68
Sumber data: Output SPSS 23.00 data diolah
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar
keseluruh sisi dan grafik pencar residual tidak membentuk pola tertentu
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteoskedastisitas. Karena
suatu regresi dikatakan terdeteksi heteroskedastisitasnya apabila grafik
pencar residual membentuk pola tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Table 4.5
Analisis Regresi linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardi
zed
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficien
ts
T Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Erro
r Beta Tolerance VIF
1 (Const
ant)
-
2.604 .895
-
2.910 .006
BOPO .035 .009 .531 3.720 .001 .995
1.00
5
NPF
-.002 .001 -.262 -
1.838 .075 .995
1.00
5
a. Dependent Variable: ROA
Sumber data: Output SPSS 23.00 data diolah
Berdasarkan uji regresi linier berganda di atas, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
ROA = a + b1BOPO + b2NPF + e
ROA = -2,604+0,35BOPO- 0,002 NPF + e
69
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diartikan bahwa:
a. Nilai konstanta (a) adalah -2,604 artinya jika biaya operasional
pendapatan operasional (BOPO) dan non performing financing
(NPF) nilainya adalah 0 maka Return On Asset (ROA) nilainya -
2,604 persen.
b. Nilai koefisien regresi variabel biaya operasional pendapatan
operasional (BOPO) bernilai positif yaitu 0,35 artinya bahwa setiap
peningkatan biaya operasional pendapatan operasional (BOPO)
sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan Return On Asset (ROA)
sebesar 0,35 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya
tetap.
c. Nilai koefisien regresi variabel non performing financing (NPF)
bernilai negatif yaitu 0,002 artinya bahwa setiap peningkatan non
performing financing (NPF) sebesar 1 satuan, maka akan
menurunkan Return On Asset (ROA) sebesar 0,002 satuan dengan
asumsi variabel independen lainnya tetap.
4. Uji Hipotesis
Hipotesis digunakan untuk menetapkan suatu dasar sehingga dapat
mengumpulkan bukti-bukti berupa data dalam menentukan keputusan
apakah menolak atau menerima kebenaran dari pernyataan atau asumsi
yang dibuat. Uji hipotesis ini terdiri dari:
70
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.6
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Mode
l R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .575a .331 .290 .43872 1.406
a. Predictors: (Constant), NPF, BOPO
b. Dependent Variable: ROA Sumber data: Output SPSS 23.00 data diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa koefisien
determinasi (R2) diperoleh nilai R Square sebesar 0,331 artinya
variabel Return On Asset (ROA) dapat diterangkan oleh variabel
BOPO dan NPF sebesar 33,1 persen sedangkan sisanya 66,1 persen
lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
model regresi. Dalam arti lain bahwa masih ada variabel independen
lain yang mempengaruhi Return On Asset (ROA).
b. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Tabel 4.7
Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardize
d Coefficients
Standa
rdized
Coeffi
cients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance
V
I
F
1 (Consta
nt)
-
2.6
04
.895
-
2.91
0
.006
71
BOPO
.03
5 .009 .531
3.72
0 .001 .995
1.
0
0
5
NPF -
.00
2
.001 -.262
-
1.83
8
.075 .995
1.
0
0
5
a. Dependent Variable: ROA
BOPO : thitung > ttabel = 3,720 > 2,035 (berpengaruh)
NPF : -ttabel ≤ thitung= -2,035 ≤ -1,838 (tidak berpengaruh)
Sumber data: Output SPSS 23.00 data diolah
Berdasarkan uji t di atas, maka hasil pengujian secara
parsial adalah sebagai berikut:
1) Pengaruh Biaya Oersional Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap Return On Asset (ROA)
Tingkat signifikansi yaitu 0,05 dengan thitung sebesar
3,720. Tabel distribusi t dicari dengan df = n-k-1 atau 36-2-
1=33 (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel
independen) sehingga diperoleh nilai ttabel = 2,034. Hasil
analisis data menunjukkan bahwa variabel BOPO memiliki
thitung > ttabel = 3,720 > 2,034. dengan tingkat signifikansi < 0,05
(0,000 < 0,05) maka H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa
BOPO secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap
Return On Asset (ROA).
72
2) Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Return
On Asset (ROA)
Tingkat signifikansi yaitu 0,05 dengan thitung sebesar -
1,838. Tabel distribusi t dicari dengan df = n-k-1 atau 36-2-
1=33 (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel
independen) sehingga diperoleh nilai ttabel = 2,034. Hasil
analisis data menunjukkan bahwa variabel non performing
financing (NPF) memiliki -ttabel ≤ thitung = -2,035 ≤ -1,838dan
signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05) maka H0 diterima dan Ha
ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa non performing
financing (NPF) secara parsial berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
c. Uji Signifikasi Simultan Uji F
Untuk mengetahui nilai F dapat dilihat melalui tabel 4.10 di
bawah ini:
Tabel 4.8
UJI Signifikasi Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 3.139 2 1.569 8.154 .001b
Residual 6.352 33 .192
Total 9.491 35
a. Dependent Varibel: ROA
b. Predictors: (Constant), NPF, BOPO Sumber data: Output SPSS 23.00
73
Berdasarkan uji F diatas dapat diketahui bahwa dengan
menggunakan signifikansi 0,05 diketahui Fhitung sebesar 8,154 dan
Ftabel sebesar 3,28. Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel
biaya opersional pendapatan operasional (BOPO) dan non performing
financing (NPF) memiliki Fhitung > Ftabel = 8,154> 3,28. dan
signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak, dapat disimpulkan
bahwa variabel biaya opersional pendapatan operasional (BOPO) dan
non performing financing (NPF) secara simultan berpengaruh
terhadap variabel Return On Asset (ROA).
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian yang digunakan disini adalah penelitian dengan judul
“Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non
Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank
Syariah Bukopin”. Perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS Versi 23
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa regresi yang dihasilkan cukup
baik untuk menerangkan perkembangan Return On Asset (ROA).
Berdasarkan perhitungan uji normalitas data, Berdasarkan tabel di
atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Asymp.Sig (2-tailed) sebesar
0,113. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05, nilai residual terdistribusi
dengan normal.
Berdasarkan uji asumsi multikolinieritas diatas dapat diketahui bahwa
nilai tolerance kedua variabel lebih dari 0,10 dan Variance Inflation Factor
(VIF) kurang dari 10,00. Dimana nilai tolerance biaya operasional
74
pendapatan operasional (BOPO) dan non performing financing (NPF) adalah
0,995 dengan Variance Inflation Factor (VIF) biaya operasional pendapatan
operasional (BOPO) dan non performing financing (NPF) sebesar 1,005
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel.
Berdasarkan uji autokorelasi di atas dapat diketahui bahwa nilai
Durbin Waston sebesar 1,406 yang berarti berada pada posisi antara -2 dan
+2 (-2 < 1,406 < +2). Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak
terjadi autokorelasi.
Berdasarkan uji heterokedastisitas di atas dapat diketahui bahwa titik-titik
menyebar keseluruh sisi dan grafik pencar residual tidak membentuk pola
tertentu maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteoskedastisitas.
Karena suatu regresi dikatakan terdeteksi heteroskedastisitasnya apabila
grafik pencar residual membentuk pola tertentu. Maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
Berdasarkan uji regresi linier berganda diatas, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
ROA = a + b1BOPO + b2NPF + e
ROA = -2,604+0,35BOPO- 0,002 NPF + e
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diartikan bahwa:
1. Nilai konstanta (a) adalah -2,604 artinya jika biaya operasional
pendapatan operasional (BOPO) dan non performing financing (NPF)
nilainya adalah 0 maka Return On Asset (ROA) nilainya -2,604 persen.
2. Nilai koefisien regresi variabel biaya operasional pendapatan operasional
(BOPO) bernilai positif yaitu 0,35 artinya bahwa setiap peningkatan
75
biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) sebesar 1 satuan,
maka akan meningkatkan Return On Asset (ROA) sebesar 0,35satuan
dengan asumsi variabel independen lainnya tetap.
3. Nilai koefisien regresi variabel non performing financing (NPF) bernilai
negatif yaitu 0,002 artinya bahwa setiap peningkatan non performing
financing (NPF) sebesar 1 satuan, maka akan menurunkan Return On
Asset (ROA) sebesar 0,002 satuan dengan asumsi variabel independen
lainnya tetap.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa koefisien determinasi
(R2) diperoleh nilai R Square sebesar 0,331 artinya variabel Return On Asset
(ROA) dapat diterangkan oleh variabel biaya operasional pendapatan
operasional (BOPO) dan non performing fimancing (NPF) sebesar 33,1
persen sedangkan sisanya 66,1 persen lainnya dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model ini. Dalam arti lain bahwa masih ada
variabel independen lain yang mempengaruhi Return On Asset (ROA).
Berdasarkan uji t di atas, maka hasil pengujian secara parsial adalah
sebagai berikut:
1. Pengaruh Biaya Opersional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap
Return On Asset (ROA)
Tingkat signifikansi yaitu 0,05 dengan thitung sebesar 3,720. Tabel
distribusi t dicari dengan df = n-k-1 atau 36-2-1=33 (n adalah jumlah
sampel dan k adalah jumlah variabel independen) sehingga diperoleh
nilai ttabel = 2,034. Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel
76
BOPO memiliki thitung > ttabel = 3,720 > 2,034. dengan tingkat signifikansi
< 0,05 (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa BOPO
secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap Return On Asset
(ROA).
2. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset
(ROA)
Tingkat signifikansi yaitu 0,05 dengan thitung sebesar -1,838. Tabel
distribusi t dicari dengan df = n-k-1 atau 36-2-1=33 (n adalah jumlah
sampel dan k adalah jumlah variabel independen) sehingga diperoleh
nilai ttabel = 2,034. Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel non
performing financing (NPF) memiliki -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel = -2,035 ≤ -
1,838 ≤ 2,035dan signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05) maka H0 diterima
dan Ha ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa non performing financing
(NPF) secara parsial berpengaruh negatifdan signifikan terhadap Return
On Asset (ROA).
Berdasarkan uji F diatas dapat diketahui bahwa dengan
menggunakan signifikansi 0,05 diketahui Fhitung sebesar 8,154 dan Ftabel
sebesar 3,28. Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel biaya
opersional pendapatan operasional (BOPO) dan non performing
financing (NPF) memiliki Fhitung > Ftabel = 8,154> 3,28. dan signifikansi <
0,05 (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak, dapat disimpulkan bahwa variabel
biaya opersional pendapatan operasional (BOPO) dan non performing
77
financing (NPF) secara simultan berpengaruh terhadap variabel Return
On Asset (ROA).
D. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah yang
disusun sedemikian rupa agar hasil yang diperoleh berjalan sesuai dengan
yang diharapkan. Namun, untuk memperoleh hasil yang optimal tentu sulit
sebab dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan.
Diantara keterbatasan yang dihadapi peneliti selama melaksanakan penelitian
dan penyusunan skripsi ini diantaranya yaitu:
1. Keterbatasan bahan materi seperti buku-buku yang menjelaskan lebih
detail tentang variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini.
2. Variabel independen dalam penelitian ini terbatas pada biaya operasional
pendapatan operasional (BOPO) dan non performing financing (NPF)
yang menyebabkan terdapat kemungkinan faktor lain yang dapat
mempengaruhi Return On Asset (ROA) perusahaan khususnya Bank
Syariah Bukopin.
3. Periode penelitian yang relatif singkat yaitu selama 9 tahun (2009-2017)
yang menyebabkan sampel dalam penelitian ini terbatas.
58
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengolahan data dari penelitian yang berjudul
“Pengaruh biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) dan Non
Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank
Bukopin Syariah” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa koefisien determinasi
(R2) diperoleh nilai R Square sebesar 0,331 artinya variabel Return On
Asset (ROA) dapat diterangkan oleh variabel biaya operasional
pendapatan operasional(B OPO) dan non performing financing (NPF)
sebesar 33,1 persen sedangkan sisanya 66,1 persen lainnya dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini. Dalam arti
lain bahwa masih ada variabel independen lain yang mempengaruhi
Return On Asset (ROA).
2. Berdasarkan uji t di atas, maka hasil pengujian secara parsial adalah
sebagai berikut:
a. Pengaruh biaya opersional pendapatan operasional (BOPO) terhadap
Return On Asset (ROA)
Tingkat signifikansi yaitu 0,05 dengan thitung sebesar 3,720.
Tabel distribusi t dicari dengan df = n-k-1 atau 36-2-1=33 (n adalah
jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen) sehingga
diperoleh nilai ttabel = 2,034. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
variabel BOPO memiliki thitung > ttabel = 3,720 > 2,034. dengan tingkat
79
signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak. Dapat
disimpulkan bahwa BOPO secara parsial berpengaruh dan signifikan
terhadap Return On Asset (ROA).
b. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On
Asset (ROA)
Tingkat signifikansi yaitu 0,05 dengan thitung sebesar -1,838.
Tabel distribusi t dicari dengan df = n-k-1 atau 36-2-1=33 (n adalah
jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen) sehingga
diperoleh nilai ttabel = 2,034. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
variabel non performing financing (NPF) memiliki -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
= -2,035 ≤ -1,838 ≤ 2,035dan signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05) maka
H0 diterima dan Ha ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa non
performing financing (NPF) secara parsial berpengaruh negatifdan
signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
3. Berdasarkan uji F diatas dapat diketahui bahwa dengan menggunakan
signifikansi 0,05 diketahui Fhitung sebesar 8,154 dan Ftabel sebesar 3,28.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel biaya opersional
pendapatan operasional (BOPO) dan non performing financing (NPF)
memiliki Fhitung > Ftabel = 8,154> 3,28. dan signifikansi < 0,05 (0,000 <
0,05) maka H0 ditolak, dapat disimpulkan bahwa variabel biaya
opersional pendapatan operasional (BOPO) dan non performing
financing (NPF) secara simultan berpengaruh terhadap variabel Return
On Asset (ROA).
80
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada Bank Syariah Bukopin agar lebih mengembangkan produk
pendapatan agar mampu bersaing dengan pasar bank syariah.
2. Return On Asset (ROA) yang meningkat akan meningkatkan pendapatan
Bank Syariah Bukopin, sehingga harus selalu memperhatikan rasio ini agar
tetap meningkat. Hal ini bisa dilakukan dengan manajemen yang bagus.
3. Kepada peneliti selanjutnya dapat diarahkan agar dapat melakukan
perluasan sampel dalam pengolahan data maupun analisis laporan
keuangan pada Bank Syariah Bukopin, mengingat sampel yang digunakan
oleh peneliti dalam penelitian ini masih minim. Serta agar lebih
memperhatikan variabel-variabel yang lainnya yang mungkin
mempengaruhhi ROA karena selain faktor pendapatan terdapat faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi Return On Asset (ROA).
81
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rodhoni, Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim, 2006.
Arthur J Keown, Manajemen Keuangan Prinsip dan Penerapan Jakarta: Indeks,
2008.
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: kencana, 2005.
Dwi Suwiknyo, Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam,, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Al-jummatul ali dan Terjemahan, Semarang:
PT. Karya Toha Putra
Faturrahman, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah, Jakarta: Sinar Grafik,
2012.
Frianto Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, Jakarta: Rineka Cipta,
2012.
Harahap Sofyan Syafri, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1999.
Hery, Analisis Laporan Keuangan Pendekatan Rasio Keuangan Yogyakarta:
CAPS Center For Academic Publishing Service.
Ibrahim lubis, Ekonomi Islam, Jakarta: Kalam Mulia
Irham Fahmi, Manajemen Perbankan Konvensional & Syariah, Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2015.
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada
Press, 2008.
Ismail, Akuntansi Bank Teori dan Aplikasi dalam Rupiah, Jakarta: Kencana, 2010.
______________, Perbankan syariah. Jakarta : Kencana, Premamedia Group,
2011.
______________, Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi, Jakarta:
Kencana, 2011.
Iswardono, Uang dan Bank Yogyakarta: BPFE, 1990.
82
Jonathan Sarwono, Rumus-rumus Populer dalam SPSS Untuk Riset Skripsi,
Yogyakarta: CV Andi, 2015.
Kasmir, Analisis laporan Keuangan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.
______________, Kewirausahaan, Jakarta: Rajawali pers, 2014.
______________, Bank dan Lembaga Keuangan, Jakarta: Raja Wali Press, 2002.
______________, Manajemen Perbankan, Jakarta: Rajawali, 2008.
Khaerul umam, Manajemn Perbankan Syariah, Bandung: CV Pustaka Setia,
2013.
Lukman Denda Wijaya, Manajemen Perbankan, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
Malayu, Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011.
Mudrajat Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Yogyakarta:
Erlangga, 2009.
Mudjarad, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: Erlangga, 2003.
Muhammad, Metodelogi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008.
______________, Manajemen Dana Bank Syariah Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Muhammad firdaus, Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2004.
Muhammad Syafii Antonio,Apa dan Bagaimana Bank Islam Itu, Yogyakarta:
Dana Bakti Wakap, 1992.
Munawwir, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2007.
Riyadi Selamet, Banking Assets And Liability Management, Edisi Ketiga. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.
Setiawan dan Dwi Endah Kusrini, Ekonometrika, Yogyakarta: Andi, 2010.
Slamet Haryono, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, Raya
Penyindangan Wetan: Pustaka Syaid Sabiq, 2009.
83
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: IKAPI,
2009.
Sugiono dan Agus Susanto, Cara Mudah Belajar SPSS dan Lisrel Teori dan
Aplikasi Untuk Analisis Data Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2015.
Sulhan dan Ely Siswanto, Manajemen Bank Konvensional dan Syariah, malang:
UIN Malang, 2008.
Sumardi Surya Brata, Metode Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012.
Sutan Remy sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-Produk dan Aspek-aspek
Hukumnya, Jakarta: Kencana, 2014.
Trisadini P. Usanti dan Abd Soma, Transaksi Bank Syariah, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2013.
Triton Prawira Budi, SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik, Yogyakarta:
CV. Andi Offse, 2006.
Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2012.
Veithzal Rivai, dkk., Bank and Financial Institution Management Conventional &
Syariah Sistem, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2007
Sumber Lain:
Budi Ponco, Analisis Pengaruh CAR,NPL,BOPO,NIM, dan LDR Terhadap ROA
Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2004-2007 Semarang Universitas Diponegoro,2008.
R. Ade Sasongko Pramudhito,” Analisis Pengaruh CAR, NPF, BOPO, FDR dan
NCOM terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Studi
Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2008-2012”, Skripsi,
Universitas Diponegoro Semarang, 2014.
Sunariyati Muji Lestari, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi ROA pada
Perusahaan Perbankan Di BEI “ Jurnal, Stiesta Surabaya, 2014.
www.SyariahBukopin.co.id
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Nama : FITRIANI
Nim : 14 401 00182
Tempat/Tanggal Lahir : Sikapas, 12 November 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Sikapas, Kec. Muara Batang Gadis, Kab.
Mandailing Natal
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
No. Telp : 0821-6599-6598
II. Nama Orang Tua
Nama Ayah : Alm. Subardi
Nama Ibu : Masliani
Pekerjaan Ibu : Wiraswasta
Alamat : Desa Sikapas, Kec. Muara Batang Gadis, Kab.
Mandailing Natal
III. Pendidikan b
1. SDN 348 Sikapas Muara Batang GadisTamat Tahun 2008
2. SMP Negeri 1 Muara Batang Gadis Tamat Tahun 2011
3. SMA Swasta Eria Medan Tamat Tahun 2014
4. IAIN Padang sidimpuan 2018
Lampiran 1
Tabel F
(Pada Taraf Signifikansi 0,05)
Df2 Df1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 246
2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.40 19.41 19.42 19.42 19.43
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.73 8.71 8.70
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87 5.86
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64 4.62
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96 3.94
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53 3.51
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24 3.22
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86 2.85
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74 2.72
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64 2.62
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55 2.53
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48 2.46
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37 2.35
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33 2.31
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29 2.27
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15 2.13
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08 2.06
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05 2.03
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01
31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03 2.00
32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01 1.99
33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00 1.98
34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99 1.97
35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99 1.96
36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98 1.95
37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.00 1.97 1.95
38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.99 1.96 1.94
39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.98 1.95 1.93
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.97 1.95 1.92
41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03 2.00 1.97 1.94 1.92
42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03 1.99 1.96 1.94 1.91
43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02 1.99 1.96 1.93 1.91
44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01 1.98 1.95 1.92 1.90
45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01 1.97 1.94 1.92 1.89
Lampiran 2
Tabel t (Pada Taraf Signifikansi 5%)
1 Sisi (0,05) dan 2 Sisi (0,025)
DF Signifikansi
DF Signifikansi
DF Signifikansi
0,05 0,025 0,05 0,025 0,05 0,025
1 6,314 12,706 34 1,691 2,032 67 1,668 1,996
2 2,920 4,303 35 1,690 2,030 68 1,668 1,996
3 2,353 3,182 36 1,688 2,028 69 1,667 1,995
4 2,132 2,776 37 1,687 2,026 70 1,667 1,994
5 2,015 2,571 38 1,686 2,024 71 1,667 1,994
6 1,943 2,447 39 1,685 2,023 72 1,666 1,994
7 1,895 2,365 40 1,684 2,021 73 1,666 1,993
8 1,860 2,306 41 1,683 2,020 74 1,666 1,993
9 1,833 2,262 42 1,682 2,018 75 1,665 1,992
10 1,813 2,228 43 1,681 2,017 76 1,665 1,992
11 1,796 2,201 44 1,680 2,015 77 1,665 1,991
12 1,782 2,179 45 1,679 2,014 78 1,665 1,991
13 1,771 2,160 46 1,679 2,013 79 1,664 1,991
14 1,761 2,145 47 1,678 2,012 80 1,664 1,990
15 1,753 2,131 48 1,677 2,011 81 1,664 1,990
16 1,746 2,120 49 1,677 2,010 82 1,664 1,989
17 1,740 2,110 50 1,676 2,009 83 1,663 1,989
18 1,734 2,101 51 1,675 2,008 84 1,663 1,989
19 1,729 2,093 52 1,675 2,007 85 1,663 1,988
20 1,725 2,086 53 1,674 2,006 86 1,663 1,988
21 1,721 2,080 54 1,674 2,005 87 1,663 1,988
22 1,717 2,074 55 1,673 2,004 88 1,662 1,987
23 1,714 2,069 56 1,673 2,003 89 1,662 1,987
24 1,711 2,064 57 1,672 2,003 90 1,662 1,987
25 1,708 2,060 58 1,672 2,002 91 1,662 1,986
26 1,706 2,056 59 1,671 2,001 92 1,662 1,986
27 1,703 2,052 60 1,671 2,000 93 1,661 1,986
28 1,701 2,048 61 1,670 2,000 94 1,661 1,986
29 1,699 2,045 62 1,670 1,999 95 1,661 1,985
30 1,697 2,042 63 1,669 1,998 96 1,661 1,985
31 1,696 2,040 64 1,669 1,998 97 1,661 1,985
32 1,694 2,037 65 1,669 1,997 98 1,661 1,985
33 1,692 2,035 66 1,668 1,997 99 1,660 1,984