Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya...

99
ii ESTIMASI NILAI KERUGIAN MASYARAKAT AKIBAT PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEBIJAKAN PENGELOLAAN JALAN (Studi Kasus di Jalan Raya Kasomalang, Subang, Jawa Barat) PUTRI AYU KWARTA WIJAYANTI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Transcript of Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya...

Page 1: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

ii

ESTIMASI NILAI KERUGIAN MASYARAKAT AKIBAT PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

KEBIJAKAN PENGELOLAAN JALAN (Studi Kasus di Jalan Raya Kasomalang, Subang, Jawa Barat)

PUTRI AYU KWARTA WIJAYANTI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Page 2: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

PERNYATAAN

Dengan Ini Saya Menyatakan Bahwa Skripsi Yang Berjudul “Estimasi Nilai

Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan Volume Lalu Lintas Dan Implikasinya

Terhadap Kebijakan Pengelolaan Jalan (Studi Kasus di Jalan Raya Kasomalang,

Subang, Jawa Barat)” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, November 2011

Putri Ayu Kwarta Wijayanti H44070053

Page 3: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

RINGKASAN

PUTRI AYU KWARTA WIJAYANTI. Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan Volume Lalu Lintas Dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pengelolaan Jalan (Studi Kasus di Jalan Raya Kasomalang, Subang, Jawa Barat). Dibimbing Oleh ACENG HIDAYAT dan NINDYANTORO

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat mengenai dampak negatif dan perubahan lingkungan dari adanya peningkatan volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian masyarakat akibat peningkatan volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang dengan pendekatan produktivitas, biaya pengobatan dan kesediaan membayar (contingent valuation method) dan mengkaji kebijakan pemerintah mengenai pengelolaan jalan di Jalan Raya Kasomalang yang dianalisis secara deskriptif. Pengambilan data lapang dilakukan pada bulan Mei-Juli 2011 di Jalan Raya Kasomalang Kabupaten Subang, Jawa Barat. Sampel ditentukan dengan teknik random purposive sampling. Responden dibagi berdasarkan kelompok responden pengguna jalan (pengemudi angkutan umum, pengendara kendaraan pribadi, penumpang kendaraan umum) dan masyarakat sekitar jalan raya.

Dampak negatif yang dirasakan meliputi kerusakan jalan, kemacetan, kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan. Menurut responden masyarakat sekitar jalan raya, dampak negatif yang paling mengganggu adalah kebisingan yaitu sebesar 40%. Sebesar 70% responden penumpang kendaraan umum menyatakan bahwa dampak negatif yang paling mengganggu adalah kerusakan jalan. Sementara itu, 60% responden pengemudi angkutan umum dan 50% responden pengendara kendaraan pribadi menyatakan bahwa dampak negatif yang paling mengganggu adalah kemacetan. Menurut persepsi masyarakat, terjadi perubahan lingkungan akibat peningkatan volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang. Perubahan tersebut berupa meningkatnya proporsi jalan raya yang mengalami kerusakan yaitu sebesar 58,21% serta terjadinya peningkatan debu jalan dan kebisingan. Selain itu, dirasakan pertambahan waktu untuk menempuh Jalan Raya Kasomalang sebesar 18,37 menit.

Total nilai kerugian yang dialami angkutan umum (elf) akibat kemacetan di Jalan Raya Kasomalang yaitu sebasar Rp 183.333.533,65 per tahun. Total nilai kerugian masyarakat sekitar jalan raya akibat peningkatan debu jalan yaitu sebesar Rp 20.682.000,00 per tahun. Total nilai kerugian akibat kebisingan yaitu sebesar Rp 733.923.750,00 per tahun.

Berdasarkan nilai kerugian parsial dari masyarakat akibat peningkatan volume lalu lintas, menuntut adanya pengelolaan jalan raya yang lebih baik lagi. Penerapan kebijakan pemerintah terkait pengelolaan jalan di Jalan Raya Kasomalang belum berjalan dengan baik. Hal ini dilihat dari kondisi fisik dan penggunaan jalan, pengawasan serta pengendalian lalu lintas yang belum memperhatikan aspek perlindungan lingkungan maupun masyarakat, sebagaimana yang telah diatur dalam aturan perundangan mengenai pengelolaan jalan.

Kata kunci: Jalan Raya Kasomalang, peningkatan volume lalu lintas, nilai kerugian masyarakat, pengelolaan jalan, manajemen lalu lintas

Page 4: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

ESTIMASI NILAI KERUGIAN MASYARAKAT AKIBAT PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

KEBIJAKAN PENGELOLAAN JALAN (Studi Kasus di Jalan Raya Kasomalang, Subang, Jawa Barat)

PUTRI AYU KWARTA WIJAYANTI

H44070053

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Page 5: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

Judul Skripsi: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan Volume Lalu Lintas Dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pengelolaan Jalan (Studi Kasus di Jalan Raya Kasomalang, Subang, Jawa Barat)

Nama : Putri Ayu Kwarta Wijayanti

NRP : H44070053

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT

NIP. 19660717 199203 1 003

Mengetahui,

Ketua Departemen

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT

NIP. 19660717 199203 1 003

Tanggal Lulus :

Dosen Pembimbing II

Ir. Nindyantoro, MSP

NIP. 19620323 199002 1 001

Page 6: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 1 Agustus 1989 di Mempawah, Kalimantan

Barat. Penulis merupakan anak ke-empat dari lima bersaudara pasangan Bapak

Endang Manjuli dan Ibu Suwarsih.

Penulis memulai pendidikan di TK Negeri Melati Kabupaten Mempawah

pada tahun 1993, kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 39

Kabupaten Mempawah. Pada tahun 2001, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Kabupaten Mempawah dan melanjutkan

pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Pada tahun 2007, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan

Seleksi Mahasiswa IPB (USMI) dan selanjutnya diterima di Departemen Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di dalam organisasi internal

fakultas yaitu sebagai Staf Divisi Pendidikan dan Keilmuan, Sharia Economic

Student-Club (SES-C) FEM IPB 2008/ 2010, Ketua Divisi Media Dakwah Islam

dan Hubungan Eksternal, Forum Mahasiswa Muslim dan Studi Islam (FORMASI)

FEM IPB 2009/2010, dan pada tahun 2007-2011 tergabung dalam organisasi

keolahragaan kampus yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa Panahan IPB sebagai

sekretaris periode 2008/2009.

Page 7: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Tugas akhir ini berjudul “Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat

Akibat Peningkatan Volume Lalu Lintas Dan Implikasinya Terhadap

Kebijakan Pengelolaan Jalan (Studi Kasus Di Jalan Raya Kasomalang

Subang, Jawa Barat)”. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar sarjana pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Skripsi ini membahas mengenai dampak negatif dan perubahan

lingkungan akibat peningkatan volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang serta

estimasi nilai kerugian masyarakat akibat peningkatan volume lalu lintas di Jalan

Raya Kasomalang. Skripsi ini juga membahas kebijakan pemerintah terkait

pengelolaan jalan raya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun

bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi terkait dengan skripsi ini.

Page 8: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis

mengucapkan terimakasih kepada ;

1. Kedua orang tua tercinta Bapak Endang Manjuli dan Ibu Suwarsih serta

keluarga besar atas segala dukungan dan harapan yang merupakan motivasi

terbesar bagi saya.

2. Bapak Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT selaku dosen pembimbing I yang telah sabar

membimbing, mengarahkan dan memberikan banyak ilmu kepada penulis

hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Ir. Nindyantoro, MSP selaku dosen pembimbing II, terimakasih atas

masukkan dan arahannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Adi Hadianto, SP, M.Si selaku dosen penguji utama dan Bapak A.

Faroby Falatehan, SP, ME selaku dosen penguji wakil departemen.

5. Bapak Ir. Sahat M. H. Simanjuntak, M. Sc dan Bapak Dr. Ir. Surya Dharma

Tarigan, MS atas diskusinya.

6. Bapak Nurhadi Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Subang, Ibu

Wati dari Dinas LH Kabupaten Subang, Pak Femri, Pak Hatno, Pak Harpah

dari Dinas Pertambangan Kabupaten Subang dan Mba Ima dari PT Tirta

Investama atas diskusi dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

7. Sahabat penulis: Heni, Nisa, Lisa, Febri, Erin, Reyland, Anggi, Haqqi, Fipo,

Iyid, Mey, Sherly, Nadia, Vera, Moko, Kak Priyo, Kak Joko dan Mamet.

8. Teman-teman ESL 44 dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per

satu yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

ix

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiii

I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................. 7 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 9 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 9 1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 12 2.1 Teori Eksternalitas................................................................ 12 2.1.1 Jenis Eksternalitas........................................................ 12 2.1.2 Faktor Penyebab Eksternalitas ..................................... 13

2.2 Pengaruh Transportasi terhadap Lingkungan ........................ 15 2.3 Usaha dalam Mengatasi Masalah Transportasi ...................... 17 2.4 Konsep Contingent Valuation Method .................................. 21 2.5 Pendekatan Biaya Pengobatan dan Pendekatan Produktivitas 24

2.6 Kebijakan Transportasi ......................................................... 25 2.7 Penelitian Terdahulu yang Terkait ........................................ 27

III. KERANGKA PEMIKIRAN ......................................................... 29

IV. METODE PENELITIAN ............................................................. 31 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 31 4.2 Jenis dan Sumber Data ......................................................... 31 4.3 Metode Pengambilan Sampel ............................................... 32 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................. 33

4.4.1 Analisis Deskriptif ...................................................... 33 4.4.2 Nilai Kerugian ............................................................ 34 4.4.3 Kebijakan dalam Pengelolaan Jalan Raya.................... 37

V. GAMBARAN UMUM .................................................................. 38 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................... 38 5.2 Karakteristik Responden ...................................................... 39 5.3 Kualitas Udara Ambien di Sekitar Ruas Jalan Raya.............. 43

Page 10: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

x

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN ............................................................................ 45

6.1 Peningkatan Volume Lalu Lintas ......................................... 45 6.2 Dampak Aktivitas Lalu Lintas terhadap Kualitas Lingkungan di Jalan Raya Kasomalang ................................................... 47

6.2.1 Pencemaran Udara ...................................................... 48 6.2.2 Kebisingan .................................................................. 48 6.2.3 Penurunan Kualitas Fisik Jalan, Kemacetan dan

Kecelakaan Lalu Lintas .............................................. 49 VII. PERSEPSI DAN NILAI KERUGIAN MASYARAKAT ........... 52 7.1 Persepsi Masyarakat ............................................................ 52 7.1.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Perubahan Lingkungan Akibat Peningkatan Lalu Lintas............... 52 7.1.2 Persepsi Masyarakat Mengenai Dampak Negatif Peningkatan Volume Lalu Lintas ................................ 54 7.2 Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat .................................... 57 7.2.1 Nilai Produktivitas ...................................................... 57 7.2.2 Biaya Kesehatan ......................................................... 59 7.2.3 WTP Kebisingan ........................................................ 60 7.3 Kebijakan Pengelolaan Jalan Raya ..................................... 61 7.3.1 Implementasi Peraturan dalam Perundangan Pengelolaan Jalan ....................................................... 62

7.3.2 Implikasi Nilai Kerugian ............................................. 65 VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 69

8.1 Kesimpulan .......................................................................... 69 8.2 Saran ................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 71

LAMPIRAN ......................................................................................... 73

Page 11: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Angkutan di Kabupaten Subang Tahun 2005-2009 ..... 3

Tabel 2.1 Pengaruh Suara terhadap Manusia Secara Fisiologis dan Psikologis ............................................................................... 17

Tabel 4.1 Kebutuhan Data ..................................................................... 32

Tabel 4.2 Matriks Keterkaitan Tujuan, Sumber Data dan Metode Analisis Data ....................................................................................... 33 Tabel 5.1 Tiga Desa di Kecamatan Kasomalang yang Dilintasi Jalan Raya 39

Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien di Sekitar Jalur ..... 44

Tabel 6.1 Persentase Jenis Kendaraan yang Melalui Ruas Jalan Raya Kasomalang ........................................................................... 45

Tabel 6.2 Jumlah Kasus dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Jalur Barat 51

Tabel 7.1 Kondisi Lingkungan Jalan Raya Kasomalang Sebelum dan Sesudah Terjadi Peningkatan Volume Lalu Lintas .................. 53

Tabel 7.2 Keterlambatan dan Nilai Kerugian Angkutan Umum .............. 58

Tabel 7.3 Penurunan Produktivitas Angkutan Umum Akibat Kemacetan 59

Tabel 7.4 Nilai WTP Responden dalam Upaya Mengurangi Intensitas Kebisingan ............................................................................. 60 Tabel 7.5 Total Nilai WTP Responden dalam Upaya Mengurangi Intensitas Kebisingan ............................................................................. 61

Tabel 7.6 Kesesuaian Fisik Jalan Raya Kasomalang dengan Aturan Perundangan........................................................................... 63

Page 12: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Industri Besar dan Sedang di Kabupaten Subang Tahun 2005-2009 ................................................. 2

Gambar 1.2 Pertumbuhan Jumlah Kendaran di Kabupeten Subang Tahun 2005-2009 ............................................................. 3

Gambar 1.3 Persentase Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Subang Tahun 2009 ...................................................................... 4

Gambar 1.4 Panjang Jalan Kabupaten Subang Menurut Keadaan Jalan Tahun 2005-2009 ............................................................. 5

Gambar 1.5 Jumlah Penderita Lima Penyakit Terbesar Akibat Pencemaran Udara Tahun 2008-2010 ................................................... 7

Gambar 2.1 Sistem Kegiatan Transportasi ........................................... 25

Gambar 3.1 Diagram Alur Kerangka Pemikiran Operasional ............... 30

Gambar 5.1 Profil Pekerjaan Responden Masyarakat Sekitar Jalan ...... 40

Gambar 5.2 Profil Pendapatan Responden Masyarakat Sekitar Jalan .... 40

Gambar 5.3a Jumlah Responden Pengguna Jalan Berdasarkan Usia ....... 41

Gambar 5.3b Jumlah Responden Pengguna Jalan Berdasarkan Tingkat Pendidikan........................................................................ 41 Gambar 5.3c Jumlah Responden Pengguna Jalan Berdasarkan Jenis Pekerjaan .......................................................................... 42 Gambar 5.4 Tingkat Pendapatan Responden Pengguna Jalan ............... 43

Gambar 6.1 Komposisi Kendaraan Per Jam ......................................... 46

Gambar 7.1a Persepsi Responden Masyarakat Sekitar Jalan ................... 54

Gambar 7.1b Persepsi Responden Penumpang Angkutan Umum ........... 55

Gambar 7.1c Persepsi Responden Pengemudi Angkutan Umum ............ 56

Gambar 7.1d Persepsi Responden Pengendara Kendaraan Pribadi.......... 57

Page 13: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman Lampiran 1 Pertumbuhan Jumlah Industri di Kabupaten Subang ............ 74

Lampiran 2 Transportasi Kabupaten Subang Tahun 2005-2009 ............. 75

Lampiran 3 Kondisi Jalan Kabupaten Subang ........................................ 76

Lampiran 4 Klasifikasi Jalan .................................................................. 77

Lampiran 5 Matrik Realisasi dan Kendala Penerapan Peraturan Perundangan dalam Pengelolaan Jalan ..................................................... 78

Lampiran 6 Kueisioner Penelitian .......................................................... 79

Lampiran 7 Pedoman Wawancara Kepada Instansi Terkait .................... 83

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian ...................................................... 85

Page 14: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jumlah penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk

Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak

tahun 2000. Pertumbuhan jumlah penduduk tersebut juga disertai dengan

peningkatan kegiatan ekonomi. Kedua hal tersebut secara tidak langsung

menimbulkan dampak negatif yang tidak dapat dihindari. Perkembangan aktivitas

masyarakat meningkatkan permintaan akan sarana transportasi, termasuk

transportasi darat. Hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah kendaraan yang

berdampak pada peningkatan volume lalu lintas. Peningkatan volume lalu lintas

berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan, yang diartikan sebagai

eksternalitas negatif terhadap barang publik. Barang publik yang terkait dengan

aktivitas lalu lintas yaitu jalan raya dan udara.

Setiap aktivitas dalam perekonomian modern mempunyai keterkaitan

dengan aktivitas lainnya. Apabila semua keterkaitan antara kegiatan satu dengan

kegiatan lainnya dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau suatu sistem yang

baik, maka hal tersebut tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi banyak

keterkaitan antar kegiatan yang tidak melalui mekanisme pasar sehingga timbul

berbagai masalah. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak

melalui mekanisme pasar adalah apa yang disebut dengan eksternalitas

(Guritno, 1993).

Kabupaten Subang merupakan salah satu daerah yang sangat strategis dan

merupakan perlintasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi DKI Jakarta.

Posisi tersebut sangat menguntungkan bagi distribusi suatu jasa baik yang berasal

Page 15: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

2

dari Provinsi Jawa Tengah maupun dari DKI Jakarta dan tentu juga Provinsi Jawa

Barat sendiri. Kondisi lingkungan yang kondusif serta ketersediaan sumberdaya

alamnya yang melimpah mendukung pertumbuhan sektor industri di Kabupaten

Subang. Grafik pertumbuhan industri besar dan sedang di Kabupaten Subang

dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang, 2009

Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Industri Besar dan Sedang di Kabupaten Subang tahun 2005-2009

Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah unit industri di

Kabupaten Subang meningkat dalam jumlah besar pada tahun 2006 ke tahun

2007. Kemudian cenderung stabil pada tahun 2008 hingga tahun 2009.

Pertumbuhan industri ini tentu juga berpengaruh terhadap jumlah perpindahan

penduduk. Jumlah penduduk yang datang ke Kabupaten Subang selama tahun

2009 berjumlah 2321 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang pindah berjumlah

2309 jiwa.

Pertumbuhan jumlah industri dan aktivitas penduduk berpengaruh

terhadap jumlah permintaan sarana angkutan, baik untuk keperluan produksi

industri, akomodasi instansi maupun angkutan umum. Pertumbuhan jumlah

0

5

10

15

20

25

30

35

Unit industri

2005 2006 2007 2008 2009

Tahun

Pangan

Kimia

Mesin dan alat angkut

Pulp dan kertas

Tekstil, pakaian jadi, kulit dankaret

Kayu, furniture

Page 16: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

3

angkutan di Kabupaten Subang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, seperti

yang dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Jumlah Angkutan di Kabupaten Subang Tahun 2005-2009 Jenis Kendaraan 2005 2006 2007 2008 2009 Mobil Penumpang 15 15 0 0 0 Angkutan Desa 6 6 6 0 0 Angkot 753 761 664 771 778 Bis Mini 504 500 494 541 547 Bis

49 58 48 52 51

Bis Mikro 16 16 16 22 15 Pick up 1666 1894 1730 2449 2486 Truck

1732 1566 1749 2164 2131

Tanki 87 81 52 46 88 Box 89 87 223 211 145 Gandengan 9 9 14 14 15 Ambulance 4 4 4 4 7 Jumlah 4930 4997 5000 6274 6245

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Subang, 2009

Sementara itu, pertumbuhan jumlah kendaraan dari tahun 2005 hingga

tahun 2009 dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 1.2. Jumlah kendaraan yang

terdaftar di Dinas Perhubungan Kabupaten Subang jauh meningkat pada tahun

2007 ke tahun 2008 dan cenderung stabil hingga tahun 2009.

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Subang, 2009

Gambar 1.2 Pertumbuhan Jumlah Kendaraan di Kabupaten Subang Tahun 2005-2009

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

Unit kendaraan

2005 2006 2007 2008 2009

Tahun

Page 17: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

4

Pertumbuhan jumlah industri dan peningkatan mobilisasi penduduk

berpotensi meningkatkan jumlah kendaraan yang berlalu lalang menggunakan

pelayanan infrastruktur jalan. Hal ini berpotensi terjadinya peningkatan volume lalu

lintas. Jika peningkatan volume lalu lintas tersebut tidak diimbangi dengan

pengelolaan lalu lintas dan infrastruktur jalan yang baik akan mengakibatkan

penurunan kualitas lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan dapat terlihat

secara fisik dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Penurunan kualitas

lingkungan yang dapat terlihat secara fisik salah satunya yaitu kerusakan jalan.

Seperti terlihat pada Gambar 1.3, kondisi jalan rusak di Kabupaten Subang

memiliki persentase terbesar pada tahun 2009.

Sumber: Dinas Bina Marga Kabupeten Subang, 2009

Gambar 1.3 Persentase Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Subang Tahun 2009

Sementara itu, perkembangan kondisi jalan di Kabupaten Subang

sepanjang tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Gambar 1.4. Panjang jalan dengan

kondisi rusak memiliki kilometer terpanjang tiap tahunnya, walaupun pada tahun

2008 dan tahun 2009 panjang jalan rusak mengalami penurunan.

Page 18: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

5

0

100

200

300

400

500

600

Pa nja ng jalan (KM)

2005 2006 2007 2008 2009

T ahun

Baik Sedang Rusak Rusak Berat

Sumber: Dinas Bina Marga Kabupeten Subang, 2009

Gambar 1.4 Panjang Jalan Kabupaten Subang Menurut Keadaan Jalan Tahun 2005-2009

Jalan Raya Kasomalang adalah salah satu ruas jalan kolektor di Kabupaten

Subang dengan status jalan provinsi. Tiga kecamatan yang dilewatinya yaitu

Kecamatan Jalan Cagak, Kecamatan Kasomalang dan Kecamatan Cisalak. Jalan

tersebut merupakan jalur penghubung antara Kabupaten Subang dengan Kabupaten

Majalengka, Cirebon, Sumedang dan sekitarnya. Berbagai industri dari dalam dan

luar daerah menggunakan ruas Jalan Raya Kasomalang sebagai jalur utama

pendistribusian bahan maupun hasil produksinya. Rutinitas angkutan luar kota dan

dalam kota disertai kendaraan motor yang berlalu lalang, berkontribusi terhadap

volume lalu lintas di jalur tersebut. Volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang

pada hari kerja dan hari libur pada tahun 2009 yaitu 2.079,75 smp/jam dan

4.458,45 smp/jam. Volume lalu lintas pada hari kerja dan hari libur di jalan tersebut

meningkat pada tahun 2010, menjadi 2.246,13 smp/jam dan 4.815 smp/jam.

Jalan Raya Kasomalang melewati satu satu desa di Kecamatan Kasomalang,

yaitu Kasomalang Wetan. Menurut PP Kabupaten Subang No. 2 tahun 2004,

daerah tersebut merupakan kawasan rawan gerakan tanah. Kondisi tersebut dapat

menimbulkan bencana bagi masyarakat, apabila penggunaan Jalan Raya

Page 19: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

6

Kasomalang tidak dibarengi dengan pengelolaan jalan dan lalu lintas yang lebih

baik.

Kondisi badan jalan yang sempit, berliku dan menanjak ditambah dengan

adanya peningkatan volume lalu lintas, memicu terjadinya eksternalitas negatif bagi

masyarakat. Beberapa eksternalitas negatif yang dapat timbul diantaranya yaitu

polusi udara, kebisingan, kerusakan infrastruktur jalan, kemacetan serta

peningkatan kasus kecelakaan. Kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi di ruas

Jalan Raya Kasomalang dalam setahun telah menimbulkan korban sebanyak 22

jiwa. Sebagian besar kecelakaan melibatkan truk berukuran besar dari sebuah

perusahaan swasta di kawasan tersebut.1

Salah satu eksternalitas negatif yang dibahas dalam penelitian ini yaitu

polusi udara. Penyebab utama meningkatnya polusi udara di kawasan tersebut

adalah emisi kendaraan bermotor. Jalan Raya Kasomalang tidak melewati

kawasan industri selain pabrik air minum dalam kemasan di Kecamatan Cisalak.

Menurut narasumber dari Puskesmas Kasomalang, beberapa penyakit yang dapat

disebabkan oleh bahan pencemar udara antara lain: penyakit mata, penyakit kulit,

ISPA, Tuberkulosis paru dan diare. Salah satu penyakit yang diderita oleh

masyarakat terutama adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).

1 Dikutip dari Radar Karawang di Selasa, 30 Maret 2010. 25 Maret 2011

Page 20: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

7

Sumber: Puskesmas Kasomalang, Subang Jawa Barat Gambar 1.5 Jumlah Penderita Lima Penyakit Terbesar Akibat Pencemaran Udara

Tahun 2008-2010

Pada Gambar 6.2 dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 hingga tahun 2010

terjadi peningkatan jumlah penderita ISPA dalam jumlah besar. Hal ini sejalan

dengan peningkatan volume lalu lintas yang juga terjadi pada tahun 2009 hingga

tahun 2010 di ruas Jalan Raya Kasomalang.

1.2 Rumusan Masalah

Jalan Raya Kasomalang memiliki lebar jalan yang sempit disertai

geometrik jalan yang berliku dan menanjak. Jalan Raya Kasomalang saat ini

digunakan untuk melayani pergerakan masyarakat dari Kecamatan Subang

menuju Kecamatan Tanjungsiang dan sebaliknya. Bus luar kota dan masyarakat

umum juga menggunakan jalur tersebut sebagai jalur alternatif untuk menuju luar

dan dalam Kabupaten Subang. Selain itu, beberapa industri menggunakan jalur

tersebut sebagai jalur utama pengangkutan barang menggunakan truk-truk besar

maupun sedang.

Peningkatan jumlah angkutan barang dan kendaraan bermotor yang

melalui Jalan Raya Kasomalang berpengaruh terhadap volume lalu lintas. Hal ini

3876

357

272698

99

3137

540486

1021902

5504

1213934

2090

481

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

2008 2009 2010

ISPA

DIARE

MATA

KULIT

TBC PARU

Page 21: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

8

menyebabkan penurunan kualitas lingkungan yang secara langsung maupun tidak

langsung berdampak negatif terhadap masyarakat. Dampak negatif akibat kegiatan

lalu lintas diantaranya yaitu kerusakan jalan, kemacetan, polusi udara, kebisingan

dan kecelakaan. Dampak negatif ini menimbulkan kerugian bagi masyarakat.

Estimasi nilai kerugian masyarakat dibutuhkan untuk mengetahui seberapa besar

penurunan kualitas lingkungan akibat peningkatan volume lalu lintas berpengaruh

terhadap masyarakat.

Implikasi dari adanya nilai kerugian masyarakat menuntut adanya

pengelolaan jalan dan lalu lintas yang lebih baik. Oleh karena itu perlu diketahui

sejauh mana realisasi kebijakan pengelolaan jalan dan lalu lintas, khususnya di

Jalan Raya Kasomalang. Evaluasi dan rekomendasi diperlukan agar nilai kerugian

masyarakat dapat diminimalisir atau diinternalisasi, sehingga infrastruktur jalan

dapat memberikan efek positif bagi masyarakat.

Dengan latar belakang hal tersebut di atas maka penelitian ini difokuskan

untuk manjawab tiga masalah berikut :

1. Bagaimana perubahan lingkungan dan dampak negatif yang ditimbulkan akibat

peningkatan volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang menurut persepsi

masyarakat?

2. Berapa nilai kerugian masyarakat akibat peningkatan volume lalu lintas di

Jalan Raya Kasomalang?

3. Bagaimana realisasi dan rekomendasi kebijakan pemerintah mengenai

pengelolaan jalan di Jalan Raya Kasomalang?

Hipotesis yang timbul dari permasalahan tersebut adalah pertumbuhan

mobilisasi masyarakat dan industri di ruas Jalan Raya Kasomalang mengakibatkan

Page 22: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

9

peningkatan volume lalu lintas di jalur tersebut. Peningkatan volume lalu lintas

memicu timbulnya dampak negatif berupa penurunan kualitas lingkungan yang

menciptakan sejumlah kerugian bagi masyarakat. Hal ini berimplikasi adanya

suatu keharusan dalam pengelolaan jalan raya secara teknis maupun manajemen

yang lebih baik lagi.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengkaji bagaimana

kebijakan pemerintah dalam pengelolaan Jalan Raya Kasomalang agar dapat

memberikan efek positif terhadap masyarakat. Adapun tujuan khusus dari

penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi perubahan lingkungan dan dampak negatif akibat

peningkatan volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang menurut persepsi

masyarakat.

2. Mengestimasi nilai kerugian masyarakat akibat peningkatan volume lalu lintas

di Jalan Raya Kasomalang.

3. Mengkaji realisasi dan rekomendasi kebijakan pemerintah mengenai

pengelolaan jalan di jalan Raya Kasomalang.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai penyelenggara jalan provinsi,

khususnya Jalan Raya Kasomalang dalam menyesuaikan pembangunan jalan

dengan penggunannya saat ini.

Page 23: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

10

2. Pemerintah Kabupaten Subang dalam pengawasan dan pengendalian lalu

lintas, agar penggunaan jalan dapat memberikan efek positif terhadap

masyarakat.

3. Masyarakat umum dalam menjaga kualitas lingkungan dengan berpartisipasi

aktif mengelola infrastruktur jalan dan menaati peraturan lalu lintas.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Jalan Raya Kasomalang yang melintasi

Kecamatan Jalan Cagak, Kecamatan Kasomalang dan Kecamatan Cisalak.

Penelitian ini difokuskan pada Kecamatan Kasomalang karena keberadaan

permukiman dan aktivitas masyarakat yang lebih padat di wilayah tersebut.

Lingkup kajian meliputi analisis persepsi masyarakat sekitar dan pengguna

jalan mengenai dampak negatif dan perubahan lingkungan akibat peningkatan

volume lalu lintas. Peningkatan volume lalu lintas diasumsikan mulai terjadi pada

tahun 2000. Hal ini sejalan dengan adanya kegiatan pengangkutan pabrik air

minum dalam kemasan yang melalui Jalan Raya Kasomalang. Masyarakat sekitar

jalan adalah warga di tiga desa Kecamatan Kasomalang yang bermukim dalam

jarak 15 meter dari ruas jalan. Pengguna jalan antara lain pengemudi angkutan

umum dengan trayek Pamanukan-Jalan Cagak-Tanjungsiang, penumpang

angkutan umum dan pengendara kendaraan pribadi. Jenis angkutan umum dalam

penelitian ini adalah elf.

Nilai kerugian masyarakat yang dihitung dalam penelitian ini adalah nilai

kerugian sebagian/parsial akibat peningkatan volume lalu lintas, yaitu:

a. Nilai kerugian dari angkutan umum akibat keterlambatan, menggunakan

pendekatan produktivitas.

Page 24: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

11

b. Nilai kerugian masyarakat sekitar jalan akibat polusi udara, menggunakan

pendekatan biaya pengobatan ISPA dengan asumsi masyarakat menjalani

pengobatan satu kali dalam satu tahun.

c. Nilai kerugian masyarakat sekitar jalan akibat peningkatan kebisingan,

menggunakan pendekatan kesediaan membayar (contingent valuation method).

Kajian yang terakhir membahas realisasi kebijakan pemerintah di Jalan

Raya Kasomalang dengan mengacu pada beberapa peraturan perundangan yang

terkait dengan pengelolaan jalan raya. Hal ini bertujuan untuk melihat sejauh

mana peran pembina lalu lintas dan angkutan jalan dalam mengelola Jalan Raya

Kasomalang. Rekomendasi kebijakan mengacu pada teori manajemen lalu lintas.

Page 25: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Eksternalitas

Eksternalitas adalah dampak dari suatu tindakan pihak tertentu terhadap

pihak lain baik dampak yang menguntungkan maupun yang merugikan.

Eksternalitas terjadi apabila tindakan seseorang menimbulkan dampak terhadap

orang lain atau sekelompok orang tanpa ada kompensasi apapun sehingga timbul

inefisiensi dalam alokasi faktor produksi. Eksternalitas timbul pada dasarnya

karena aktivitas manusia yang tidak mengikuti prinsip-prinsip ekonomi yang

berwawasan lingkungan (Daraba, 2001).

2.1.1 Jenis Eksternalitas

Daraba (2001) juga menyebutkan bahwa jika ditinjau dari dampaknya,

eksternalitas dapat dibagi dua, yaitu eksternalitas positif dan eksternalitas negatif.

Eksternalitas positif adalah dampak yang menguntungkan pihak lain tanpa adanya

kompensasi dari pihak yang diuntungkan. Sedangkan eksternalitas negatif adalah

dampak dari suatu kegiatan yang merugikan pihak lain tanpa adanya kompensasi

dari pihak yang melaksanakan kegiatan.

Jenis eksternalitas yang terkait dengan penelitian ini yaitu dapat terjadi

dari dua interaksi ekonomi berikut ini :

a) Dampak kegiatan produsen terhadap konsumen (effects of producers on

consumers). Suatu produsen dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap

konsumen, jika aktivitasnya merubah atau menggeser fungsi utilitas

rumahtangga (konsumen). Dampak yang sangat populer dari kategori kedua

adalah pencemaran. Kategori ini meliputi polusi suara (noise), berkurangnya

fasilitas daya tarik alam (amenity) karena pertambangan, bahaya radiasi dari

Page 26: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

13

stasiun pembangkit (polusi udara) serta polusi air, yang semuanya

mempengaruhi kenyamanan konsumen atau masyarakat luas.

b) Dampak dari suatu konsumen terhadap konsumen lain (effects of consumers on

consumers). Dampak konsumen terhadap konsumen yang lain terjadi jika

aktivitas seseorang atau kelompok tertentu mempengaruhi atau mengganggu

fungsi utilitas konsumen yang lain. Dampak dari kegiatan seorang konsumen

yang lain dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Misalnya, bisingnya suara alat

pemotong rumput tetangga, kebisingan bunyi radio atau musik dari tetangga,

asap rokok seseorang terhadap orang sekitarnya dan sebagainya.

2.1.2 Faktor Penyebab Eksternalitas

Menurut Yohana (2010), eksternalitas dan ketidakefisienan alokasi sumber

daya dapat disebabkan oleh faktor barang publik, ketidaksempurnaan pasar dan

kegagalan pemerintah. Barang publik (public goods) adalah barang yang apabila

dikonsumsi oleh individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain

akan barang tersebut. Masalah dalam barang publik timbul karena produsen tidak

dapat meminta konsumen untuk membayar atas konsumsi barang tersebut.

Berdasarkan ciri-cirinya, barang publik memiliki dua sifat dominan yaitu

non-rivalry (tidak ada persaingan) atau non-divisible. Artinya, konsumsi

seseorang terhadap barang publik tidak akan mengurangi konsumsi orang lain

terhadap barang yang sama. Non-excludable (tidak ada larangan) artinya, sulit

melarang orang lain untuk mengkonsumsi barang yang sama. Barang publik yang

berkaitan dengan lingkungan meliputi udara segar, pemandangan yang indah,

rekreasi, air bersih, hidup yang nyaman dan sejenisnya (Fauzi, 2004).

Page 27: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

14

Masalah lingkungan bisa juga terjadi ketika salah satu partisipan di dalam

suatu tukar-menukar hak-hak kepemilikan (property rights) mampu

mempengaruhi hasil yang terjadi (outcome). Hal ini bisa terjadi pada pasar yang

tidak sempuna (inperfect market) seperti pada kasus monopoli (penjual tunggal).

Sumber eksternalitas tidak saja diakibatkan oleh kegagalan pasar tetapi

juga karena kegagalan pemerintah (government failure). Namun kegagalan pasar

hanyalah salah satu sebab mengapa pemerintah harus turun tangan dalam

perekonomian agar kesejahteraan masyarakat dapat tercapai secara optimal.

Kegagalan pemerintah disebabkan oleh empat hal, yaitu: informasi yang terbatas;

pengawasan yang terbatas atas reaksi pihak swasta; pengawasan yang terbatas atas

perilaku birokrat; hambatan dalam proses politik. Sering terjadi kebijakan yang

akan dilaksanakan oleh eksekutif terhambat oleh proses pengambilan keputusan

karena harus disetujui dahulu oleh pihak legislatif (Mangkusubroto, 1999).

Barang publik yang terkait dengan penelitian ini yaitu jalan raya, udara

yang bersih dan lingkungan yang tenang. Sifat barang publik yang merupakan

konsumsi umum karena tidak ada ketersaingan untuk mengonsumsinya dan

penawaran yang tidak hanya diperuntukkan untuk seseorang dan mengabaikan

yang lainnya. Satu-satunya mekanisme yang membedakannya adalah dengan

menetapkan harga (nilai moneter) terhadap barang publik tersebut sehingga

menjadi barang privat (dapat diperdagangkan). Benefit yang diperoleh dari harga

tersebut dapat dipakai untuk mengendalikan atau memperbaiki kualitas

lingkungan itu sendiri (Yohana, 2010). Aktivitas lalu lintas menimbulkan

eksternalitas negatif berupa penurunan kualitas jalan raya, udara, dan lingkungan

yang tenang.

Page 28: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

15

Sifat barang publik yang tidak ekslusif dan merupakan konsumsi umum

cenderung mengakibatkan berkurangnya insentif atau rangsangan untuk

memberikan kontribusi terhadap penyediaan dan pengelolaan jalan raya serta lalu

lintasnya. Mekanisme pasar melalui invisible hand dinilai tidak mampu secara

efisien dan efektif dalam menjalankan fungsinya, yang menurut Weimer dan

Vinibg dalam Sasana (2004) disebut sebagai kegagalan pasar.

Kegagalan pasar menjadi latar belakang perlunya campur tangan

pemerintah. Menurut Barton dalam Sasana (2004), peran utama pemerintah secara

garis besar adalah : 1) peran alokasi sumberdaya, 2) peran regulator, 3) peran

kesejahteraan sosial, 4) peran mengelola ekonomi makro. Pemerintah tidak selalu

berhasil dalam menjalankan perannya. Kegagalan pemerintah dalam pengelolaan

jalan dan lalu lintas salah satunya yaitu gagal dalam penyediaan barang publik.

Status hak pemilikan (property right) yang jelas dari barang publik harus

dipenuhi. Selanjutnya mekanisme pasar dapat diberlakukan terkait penggunaan

barang publik. Jalan raya, udara bersih dan lingkungan yang tenang dapat

terpenuhi asalkan para pengguna membayar sejumlah biaya untuk penyediaannya.

Sama artinya apabila masyarakat yang terkena eksternalitas negatif dari aktivitas

lalu lintas diberikan kompensasi atas kebutuhan barang publik berkualitas baik

yang tidak terpenuhi.

2.2 Pengaruh Transportasi terhadap Lingkungan

Alat transportasi dalam bentuk lalu lintas kendaraan bermotor dapat

menyebabkan terjadinya kemacetan (traffic congestion), kecelakaan (traffic

accident), polusi udara (air pollution) dan kebisingan (traffic noise). Pengaruh

Page 29: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

16

lainnya yang disebabkan oleh transportasi darat yaitu kerusakan jalan (Sukarto,

2006).

Pencemaran udara adalah hadirnya bahan pencemar udara di

atmosfer/udara luar dalam jumlah dan waktu tertentu yang cenderung

melukai/menyakiti manusia, tanaman, hewan, atau benda milik manusia.

Pencemaran udara akibat transportasi terutama terpusat di sekitar daerah

perkotaan dan pada prinsipnya disebabkan oleh lalu lintas di perkotaan.

Kendaraan bermotor yang berhenti dan mulai berjalan (di jalan-jalan arteri kota)

mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam emisi gas hidrokarbon dan karbon

monoksida. Pencemaran udara di banyak kota-kota besar pada umumnya

berhubungan dengan pembangunan dari kegiatan-kegiatan di sektor transportasi

dan industri, meskipun sektor perdagangan dan permukiman tetap memberikan

kontribusi yang cukup besar pula (Purnomosidi, 1995).

Purnomosidi (1995) juga menjelaskan, bising adalah bunyi yang tidak

dikehendaki atau tenaga getaran yang tidak terkendali. Umumnya ada tiga sumber

kebisingan, yaitu kebisingan lalu lintas/transportasi, kebisingan pekerjaan/industri

dan kebisingan penduduk/permukiman. Semua kebisingan tersebut dapat

menghasilkan kerusakan fisik dan psikologis pada manusia seperti pada Tabel 2.1.

Page 30: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

17

Tabel 2.1 Pengaruh Suara terhadap Manusia Secara Fisiologis dan Psikologis Suara (dBA) Pengaruh terhadap Manusia

30-45 Mengganggu 55 Penyempitan pembuluh darah dan peningkatan frekuensi

denyut jantung. 65 Jika terus menerus dapat meningkatkan kemungkinan sakit

jantung dan pembuluh darah. 70 Menimbulkan kelelahan mental dan fisik, psikosomatis dan

perasaan jengkel. 80 Kerusakan alat pendengaran dan penurunan daya pendengaran. 90 Jika secara terus-menerus dapat kehilangan pendengaran secara

permanen. 100 Dalam periode yang singkat daya pendengaran berkurang dan

pada pemaparan yang lama kerusakan pada alat pendengaran. 120 Rasa nyeri dan sakit. 150 Kehilangan pendengaran pada saat itu saja.

Sumber: Yunasril, 1995

Pada umumnya kecepatan kendaraan yang lebih tinggi akan menghasilkan

tingkat kebisingan yang lebih tinggi pula. Permukaan jalan yang makin kasar juga

akan menghasilkan kebisingan yang makin tinggi. Bunyi yang paling keras

ditimbulkan di daerah persimpangan (intersection area) dengan adanya kendaraan

yang berhenti atau mengerem serta kendaraan yang mulai berjalan.

2.3 Usaha dalam Mengatasi Masalah Transportasi

Meningkatnya volume lalu lintas yang tidak dibarengi dengan upaya

pengelolaan dan pengendalian arus lalu lintas dapat meningkatkan dampak negatif

terhadap lingkungan. Dampak negatif tersebut seperti meningkatnya tingkat

kebisingan, meningkatnya emisi polusi udara yang dapat menurunkan kualitas

udara, kerusakan jalan, kemacetan dan meningkatnya kasus kecelakaan lalu lintas.

Adapun beberapa upaya dalam masalah trasportasi antara lain:

1. Pengelolaan dan Pengendalian Arus Lalu Lintas

Pengelolaan dan pengendalian arus lalu lintas dapat dilakukan dengan

Manajemen Lalu Lintas. Manajemen Lalu Lintas yaitu optimasi penggunaan

Page 31: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

18

prasarana yang ada melalui peredaman atau pengecilan tingkat pertumbuhan lalu

lintas. Memberikan kemudahan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan

ruang jalan serta memperlancar sistem pergerakan.

Bentuk-bentuk tindakan dalam manajemen lalu lintas adalah sebagai

berikut:

a. Tindakan untuk melancarkan lalu lintas kendaraan.

Peningkatan kapasitas pada:

- persimpangan dan koordinasi persimpangan

- jaringan jalan

- jalan-jalan utama

Instrumen yang dapat dilakukan antara lain: sistem satu arah, larangan belok

kanan pada persimpangan, pengendalian belokan berputar, pengendalian jalan

akses, pemasangan sinyal lampu lalu lintas di persimpangan dan koordinasi

sinyal-sinyal lampu lalu lintas.

b. Tindakan untuk meningkatkan pergerakan manusia.

- Tindakan melakukan prioritas pada bus/angkutan umum

- Tindakan pada pejalan kaki dan sepeda

Instrumen yang dapat dilakukan antara lain: lajur khusus bus, jalur khusus untuk

sepeda dan pejalan kaki.

c. Tindakan untuk mengendalikan permintaan

- Tindakan mengendalikan parkir

- Tindakan melakukan pembatasan lalu lintas secara fisik dan fiskal

- Pengarahan rute

Page 32: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

19

Instrumen-instrumen yang dapat dilakukan antara lain: Kawasan Pembatasan Lalu

lintas (KPL) dan road pricing.

d. Tindakan untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas

- Tindakan pembatasan kecepatan

- Tindakan dengan pengarahan positif

e. Tindakan untuk melindungi lingkungan

- Manajemen lingkungan lalu lintas

- Tindakan untuk mengatur rute truk dan larangan truk

(Rekayasa Lalu Lintas, Universitas Widyagama, 2008)

Solusi lainnya dalam pengendalian lalu lintas yaitu dengan pembangunan

jalan terobosan baru untuk melengkapi sistem jaringan jalan yang telah ada dan

pembenahan sistem hirarki jalan. Hal ini terutama terlihat pada daerah perbatasan

administrasi dengan daerah lain, yang sering terjadi penyempitan jaringan jalan.

Hal tersebut dikarenakan tidak adanya koordinasi yang baik antara kedua

pemerintah daerah dalam pembangunan sistem jaringan jalan (Tamin, 1997).

2. Mengurangi Polusi Udara

Cara terbaik mengurangi polusi udara dari sumber transportasi adalah

dengan berusaha mengurangi emisi polusi dari sumbernya. Mengurangi emisi

polusi dari sumbernya melalui perbaikan teknologi mengenai masalah lingkungan,

seperti pengembangan sistem tenaga penggerak dari listrik, pemakaian bahan

bakar minyak nabati dll.

Menurut Miller dalam Sukarto (2006), ada beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara akibat aktivitas kendaraan

bermotor yaitu:

Page 33: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

20

a. Menggalakkan pemakaian sepeda dan mengembangkan sistem angkutan

massal (mass rapid transit system) perkotaan.

b. Mengurangi kendaraan bermotor (mobil).

c. Mengubah mesin kendaraan bermotor.

d. Menggunakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di perkotaan dapat dilakukan

dengan berbagai usaha. Beberapa strategi non fiskal diantaranya yaitu: tidak

membangun jalan-jalan baru, menyediakan jalur khusus untuk angkutan umum

(bis, taksi) dan sepeda khususnya pada jam-jam sibuk/padat lalu lintas, melarang

kendaraan bermotor pada beberapa jalan atau pada daerah tertentu. Strategi fiskal

dapat diterapkan yaitu dengan mengenakan pajak untuk tempat-tempat parkir

kendaraan.

3. Mengurangi Kebisingan

Solusi untuk mengurangi kebisingan dari kendaraan bermotor yaitu :

a. Mengubah cara kerja dari yang menimbulkan bising menjadi berkurang suara

yang menimbulkan bisingnya.

b. Mengisolasi mesin-mesin kendaraan yang menjadi sumber kebisingan.

c. Merawat mesin dan secara teratur dan periodik sehingga dapat mengurangi rasa

bising.

Solusi lainnya untuk mengurangi dampak polusi udara dan kebisingan di

jalan raya dapat dilakukan dengan cara penanaman pagar tanaman rapat sebagai

filter atau penyaring suara, debu, bahkan bau. Sebagai filter suara, pagar hidup

yang cukup rimbun dan tinggi dapat meredam kebisingan dari lalu lalang

kendaraan bermotor. Daun–daun tanaman dapat menangkap polutan–polutan di

Page 34: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

21

sekitarnya. Tanaman yang baik digunakan sebagai penyaring polutan sekaligus

mengurangi kebisingan di jalan raya adalah tanaman perdu yang memiliki daun

lebar, sehingga dapat menangkap polutan lebih banyak dari udara. Permukaan

daun yang berbulu dapat mengakumulasikan polutan lebih banyak dari permukaan

daun yang licin. Tanaman yang digunakan sebaiknya adalah tanaman yang mudah

menggugurkan daunnya yang tua sehingga akan tumbuh tunas-tunas daun yang

baru (Taihuttu, 2001).

Upaya pengendalian masalah transportasi tentu memerlukan biaya yang

besar dan dalam jangka waktu yang panjang. Rekayasa dan manajemen lalu lintas

membutuhkan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan pembangunan jalan

atau jalur alternatif baru, seperti contoh yang diperuntukkan untuk jalur truk

barang dan atau bus.

2.4 Konsep Contingent Valuation Method

Contingent Valuation Method (CVM) digunakan untuk mengetahui nilai

atau harga komoditi yang tidak memiliki pasar seperti barang lingkungan (Yakin,

1997). Menurut Fauzi (2004) pendekatan CVM pertama kali dikenalkan oleh

Davis (1963) dalam penelitian mengenai perilaku perburuan di Miami, Hawai,

Amerika Serikat. Pendekatan ini secara teknis dapat dilakukan dengan dua cara,

yaitu pertama, dengan teknik eksperimental melalui simulasi dan permainan;

kedua, dengan teknik survei. Adapun tujuan dari CVM adalah untuk mengetahui

keinginan membayar (Willingness To Pay atau WTP) dari masyarakat atau

mengetahui keinginan menerima (Willingness To Accept atau WTA) kerusakan

suatu lingkungan (Fauzi, 2004).

Page 35: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

22

2.4.1 Tahapan Contingent Valuation Method

Salah satu teknik valuasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

analisis Willingness To Pay (WTP). Analisis WTP adalah penilaian sumberdaya

alam dan lingkungan dengan memperkirakan seberapa besar seseorang ingin

mengeluarkan sejumlah uang untuk upaya pengurangan dampak negatif yang

mereka rasakan akibat penurunan kualitas lingkungan. Beberapa tahap dalam

penerapan CVM menurut Hanley dan Spash dalam Amanda (2009), yaitu :

1. Membuat Pasar Hipotetik Pasar hipotetik dibangun untuk memberikan suatu alasan mengapa

masyarakat seharusnya membayar terhadap suatu barang/jasa lingkungan yang

tidak memiliki nilai dalam mata uang. Skenario kegiatan harus diuraikan secara

jelas dalam kuesioner sehingga responden dapat memahami barang lingkungan

yang dipertanyakan serta keterlibatan masyarakat dalam rencana kegiatan.

2. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP

Penawaran besarnya nilai WTP dapat dilakukan dengan menggunakan

kuesioner. Hal ini dapat dilakukan melalui wawancara dengan tatap muka,

perantara telepon, atau dengan menggunakan surat. Terdapat beberapa cara yang

dapat digunakan untuk memperoleh berapa nilai seseorang ingin membayar

(WTP), yaitu :

a. Bidding Game, yaitu metode tawar-menawar dimana responden ditawarkan

sebuah nilai yang dimulai dari nilai terkecil sampai nilai terbesar sehingga

mencapai nilai WTP maksimum yang diinginkan responden.

Page 36: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

23

b. Closed-ended Referendum, yaitu metode dengan memberikan sebuah nilai

tawaran tunggal kepada responden, baik responden setuju ataupun responden

tidak setuju dengan nilai tersebut.

c. Payment Card, yaitu suatu nilai tawaran disajikan dalam bentuk kisaran nilai

yang dituangkan dalam sebuah kartu yang mengindikasikan tipe pembayaran

yang diterima responden terhadap sejumlah kerugian.

d. Open-ended Question, yaitu suatu metode pertanyaan terbuka tentang WTP

maksimum yang ingin mereka berikan dengan tidak adanya nilai tawaran

sebelumnya.

3. Memperkirakan Nilai Tengah dan Nilai Rata-Rata WTP

Setelah data-data nilai WTP terkumpul, tahap selanjutnya adalah

perhitungan nilai tengah (median) dan/atau nilai rata-rata (mean) dari WTP

tersebut. Perhitungan nilai penawaran yang menggunakan nilai rata-rata, maka

akan diperoleh nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya, oleh karena itu lebih

baik menggunakan nilai tengah agar tidak dipengaruhi oleh rentang penawaran

yang cukup besar. Nilai tengah penawaran selalu lebih kecil daripada nilai rata-

rata penawaran.

4. Menjumlahkan Data

Penjumlahan data merupakan proses pengkonversian rata-rata penawaran

terhadap total populasi. Keputusan dalam penjumlahan data ditentukan oleh :

a. Pilihan terhadap populasi yang relevan. Tujuannya untuk mengidentifikasi

semua pihak yang utilitasnya dipengaruhi secara signifikan oleh kebijakan

yang baru dan semua pihak yang memiliki batas politik yang relevan.

Page 37: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

24

b. Berdasarkan rata-rata contoh ke rata-rata populasi. Nilai rata-rata contoh dapat

digandakan oleh jumlah rumah tangga dalam populasi N.

c. Pilihan dari pengumpulan periode waktu yang menghasilkan manfaat. Hal ini

bergantung pada pola CVM yang akan digunakan. Pada setiap kasus dari

aliran manfaat dan biaya dari waktu ke waktu cukup panjang, masyarakat

dikonfontasikan dengan keperluan penggunaan preferansi saat ini untuk

mengukur tingkat preferensi di masa depan, sebagaimana adanya implikasi

discounting.

2.5 Pendekatan Biaya Pengobatan dan Pendekatan Produktivitas

Dampak perubahan kualitas lingkungan dapat berakibat negatif pada

kesehatan, yaitu menyebabkan sekelompok masyarakat menjadi sakit.

Tahap pelaksanaannya:

1. Mengetahui adanya gangguan kesehatan yang berimplikasi pada biaya

pengobatan dan atau kerugian akibat penurunan produktivitas kerja.

2. Mengetahui biaya pengobatan yang dibutuhkan sampai sembuh.

3. Mengetahui kerugian akibat penurunan produktivitas kerja, misal dengan

pendekatan tingkat upah atau harga produk yang dihasilkan.

4. Menghitung total biaya pengobatan dan penurunan produktivitas kerja.

Pendekatan produktivitas dalam penelitian ini digunakan untuk

menghitung nilai kerugian akibat keterlambatan yang dialami armada angkutan

umum saat melalui Jalan Raya Kasomalang. Perubahan dalam kualitas lingkungan

merubah produktivitas. Tahapan pelaksanaannya yaitu:

1. Memastikan bahwa perubahan produktivitas berkaitan dengan perubahan

lingkungan yang terjadi.

Page 38: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

25

2. Menentukan perubahan kuantitas SDA yang dihasilkan untuk jangka waktu

tertentu.

3. Mengalikan perubahan kuantitas dengan harga pasar.

(Panduan Valuasi Ekonomi SDAL Kementrian Lingkungan Hidup, 2007) 2.6 Kebijakan Transportasi

Pola jaringan jalan dapat mempengaruhi perkembangan tata guna lahan.

Jaringan jalan yang direncanakan secara tepat merupakan pengatur lalu lintas

yang baik. Jadi ada kaitan antara perencanaan kota dengan perencanaan

transportasi. Perencanaan kota mempersiapkan kota untuk menghadapi

perkembangan dan mencegah timbulnya berbagai persoalan agar kota menjadi

suatu tempat kehidupan yang layak. Sedangkan perencanaan transportasi

mempunyai sasaran mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan

orang atau barang bergerak dengan aman, murah, cepat, dan nyaman serta

mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas di jalan-jalan dalam kota. Pendekatan

secara makro (komprehensif/holistik) mengenai sistem kegiatan transportasi,

dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Sistem Tata Ruang

Sumber : Haryono Sukarto, 2006

Gambar 2.1 Sistem Kegiatan Transportasi

Sistem Penduduk

Sistem Kegiatan

Sistem Prasarana &

Sarana

Sistem Pergerakan

Page 39: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

26

Pola jaringan jalan dapat mempengaruhi perkembangan tata guna lahan.

Jaringan jalan yang direncanakan secara tepat merupakan pengatur lalu lintas

yang baik. Jadi ada kaitan antara perencanaan kota dengan perencanaan

transportasi.

Menurut Hobbs (1995), peraturan perundang-undangan lalu lintas jalan

dapat meliputi:

1. Peraturan Kendaraan: pendaftaran kendaraan, kemantapan mesin dan

pengujiannya, struktur kendaraan, emisi dan lain-lain.

2. Peraturan Pemakai Jalan: Pemberian Surat Izin Mengemudi, prosedur

penyelesaian dan pelaporan kecelakaan, peraturan untuk pengendara sepeda

dan pejalan kaki.

3. Peraturan Lalu Lintas dan Sistem Pengaturan: Jenis dan pemakaian

perlengkapan atau alat, pembatasan dan pengawasan parkir, penaikan dan

penurunan muatan, larangan beserta batasannya.

4. Perlindungan Masyarakat: Pengendalian perencanaan, standar kebisingan

lingkungan, polusi udara dan pandangan, pengadaan angkutan umum, lampu-

lampu, penyediaan dan pelayanan informasi, hak-hak dan kompensasi

penduduk.

5. Ketetapan Finansial: pengendalian pendapatan dan belanja, pajak-pajak

kendaraan, pajak bahan bakar, dan retribusi pemakaian, seperti parkir, pajak

jalan, dan pajak-pajak lokal.

6. Pengelolaan dan Pengoperasian Sistem Jalan: Klasifikasi jalan, utilitas umum,

pengendalian perawatan, organisasi keselamatan, program publisitas dan

partisipasi masyarakat.

Page 40: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

27

7. Pengendalian Pembangunan Baru: pencarian lahan, perencanaan pelaksanaan,

rute-rute baru dan penigkatan jalan, publikasi rencana dan alternatifnya,

pastisipasi masyarakat dan pembuatan keputusan.

2.7 Penelitian Terdahulu yang Terkait

Anwar (2009) dalam penelitiannya yang berjudul ‘Nilai Ekonomi Akibat

Kerusakan Jalan Berdasarkan Pendekatan Willingness to Pay dan Willingness to

Accept di Jalan Lintas Timur Sumatera”, mengestimasi nilai ekonomi kerusakan

Jalintim Sumatera dari pandangan masyarakat pengguna berbagai jenis kendaraan

dan masyarakat sekitar.Valuasi ekonomi terhadap lingkungan berdasarkan survei

(survei – based method) dilakukan dengan mengukur seberapa besar keinginan

membayar dan keinginan dibayar (Willingness to Pay/Accept, WTP/WTA) dari

masyarakat pengguna berbagai jenis kendaraan untuk menikmati kondisi jalan

yang lebih baik (bila terjadi perubahan lingkungan), yaitu perhitungan biaya

kehilangan waktu (keterlambatan), biaya sakit (akibat debu), biaya kecelakaan,

biaya kebisingan, dan biaya kejengkelan (emosi).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yudha dan Hermawan (2009) yang

berjudul “Valuasi Ekonomi Akibat Kerusakan Jalan Nasional Di Pantai Utara

Jawa”, mengetahui nilai kerugian ekonomi akibat dampak fisik dan sosial dari

kerusakan jalan. Valuasi kerusakan jalan dilakukan dengan menghitung Biaya

Operasional Perjalanan (Non BOK) sedangkan konsep yang dipakai sebagai

pendekatan yaitu pendekatan biaya dan keinginan dibayar/membayar. Pendekatan

biaya dilakukan pada biaya kecelakaan, biaya kerusakan (biaya kehilangan waktu

dan biaya kerusakan barang ) dan pengeluaran tambahan (biaya honor, kutipan,

konsumsi pengguna jalan). Sedangkan pendekatan dibayar/membayar dilakukan

Page 41: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

28

pada biaya emosional dan perhitungan biaya lingkungan. Metode valuasi ekonomi

dalam dua metode pilihan, yaitu Valuasi ekonomi berdasarkan biaya (cost – based

valuation), metode ini digunakan untuk menghitung pengeluaran tambahan

dengan persaman:

C = K x p x u

Sedangkan untuk biaya kecelakaan dan biaya kerusakan barang didapat

dengan mengalikan proporsi jumlah kendaraan yang mengalami kecelakaan/

kerusakan barang (%) dengan jumlah lalu lintas kendaraan dalam satu tahun (unit)

lalu dikalikan dengan rata-rata biaya akibat kecalakaan/kerusakan barang

(Rp/unit). Pengeluaran dihitung dari tiap kelompok responden (masyarakat sekitar

jalan dan pengguna jalan).

Valuasi ekonomi berdasarkan survei (survei – based method) dengan

keinginan dibayar/membayar (WTA/WTP) digunakan untuk menghitung biaya

lingkungan dan biaya emosional.

C = pengeluaran tambahan (Rp/hari) K = jumlah kendaraan yang lewat (unit/hari) yi = pengeluaran tambahan dari responden ke-i (Rp/hari) pi = jumlah responden yang mengeluarkan biaya honor tambahan n = jumlah sampel

Page 42: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

29

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Seiring dengan pertumbuhan jumlah industri dan mobilisasi penduduk,

tidak dapat dipungkiri bahwa permintaan akan sarana angkutan akan bertambah.

Hal ini memicu terjadinya peningkatan volume lalu lintas. Jika peningkatan

tersebut tidak diimbangi dengan pengelolaan lalu lintas dan infrastruktur yang

baik akan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan.

Ruas Jalan Raya Kasomalang adalah salah satu barang publik yang

digunakan masyarakat serta berbagai angkutan barang sebagai jalur alternatif

untuk keluar dan masuk Kabupaten Subang. Sejalan dengan perkembangan

aktivitas ekonomi masyarakat dan adanya peningkatan volume lalu lintas di jalur

tersebut menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan yang dapat merugikan

masyarakat.

Alat transportasi berupa kendaraan bermotor dapat menyebabkan

terjadinya kemacetan, kecelakaan, pencemaran udara, kebisingan dan kerusakan

jalan yang kondisinya akan semakin parah seiring dengan peningkatan volume

lalu lintas.

Nilai kerugian dari dampak negatif kemacetan, penurunan kualitas udara

dan kebisingan dihitung, masing-masing dengan menggunakan metode nilai

produktivitas, biaya kesehatan dan Willingness to Pay (WTP). Nilai ini

merupakan estimasi nilai kerugian masyarakat yang nilainya akan lebih besar

apabila tidak dilakukan pengelolaan dan pengawasan jalan. Kajian mengenai

realisasi penerapan kebijakan pemerintah terkait pengelolaan jalan di Jalan Raya

Kasomalang dapat menjadi acuan untuk rekomendasi dan evaluasi kebijakan

pemerintah dalam pengelolaan jalan raya.

Page 43: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

30

Keterangan: : Tujuan penelitian

: Metode yang digunakan

Gambar 3.1 Diagram Alur Kerangka Pemikiran Operasional

Mobilisasi penduduk dan aktivitas pengangkutan industri ke luar dan ke dalam daerah Subang

Mengkaji kebijakan pemerintah terkait pengelolaan jalan di Jalan Raya Kasomalang

Evaluasi dan Rekomendasi Kebijakan

- Pendekatan Produktivitas - Pendekatan Biaya Pengobatan -Willingness to Pay (WTP)

Mengestimasi nilai kerugian masyarakat akibat:

-Keterlambatan -Penurunan kualitas udara

-Peningkatan kebisingan.

Mengidentifikasi persepsi masyarakat terhadap:

-dampak negatif terpenting

-perubahan lingkungan

Peningkatan Volume Lalu Lintas di Jalan Raya Kasomalang Subang

Konstruksi dan pengelolaan jalan yang tidak disesuaikan dengan peningkatan kebutuhan masyarakat akan pelayanannya

Ekternalitas negatif :

-Kerusakan jalan -Kemacetan -Peningkatan kebisingan -Penurunan kesehatan -Peningkatan kasus kecelakaan

Analisis Deskriptif

Page 44: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

31

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Jalan Raya Kasomalang Kabupaten

Subang. Jalan Raya Kasomalang merupakan jalur alternatif untuk menuju

Kabupaten Sumedang, Kuningan, Cirebon, Majalengka dan sekitarnya. Jalur

tersebut saat ini cukup padat seiring dengan bertambahnya aktivitas masyarakat

menggunakan kendaraan bermotor dan meningkatnya jumlah truk-truk

pengangkut barang yang keluar dan masuk Kabupaten Subang. Jalan Raya

Kasomalang juga menjadi jalur utama pengangkutan hasil produk dari satu

perusahaan air minum dalam kemasan yang berada di dekat lokasi penelitian.

Pemilihan lokasi tersebut ditentukan secara sengaja (purposive). Pengambilan data

lapang dilakukan pada bulan Mei-Juli 2011.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dan penelitian ini berasal dari data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara menggunakan

kuisioner. Sementara data sekunder diperoleh melalui studi pustaka seperti jurnal,

dokumen dari perusahaan maupun instansi terkait dan lain-lain. Data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Page 45: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

32

Tabel 4.1 Kebutuhan Data

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dengan responden

yang ditentukan dengan teknik random purposive sampling. Sampel penelitian

dibagi berdasarkan kelompok responden pengguna jalan dan masyarakat sekitar

jalan. Pengguna jalan yaitu antara lain pengemudi angkutan umum, pengendara

kendaraan pribadi dan penumpang angkutan umum, yang masing-masing

berjumlah 20 responden. Responden lainnya berasal dari masyarakat sekitar Jalan

Raya Kasomalang sejumlah 20 responden. Untuk analisis persepsi masyarakat

mengenai perubahan lingkungan dan dampak negatif akibat peningkatan volume

lalu lintas digunakan seluruh sampel yaitu sebanyak 80 responden. Sedangkan

untuk analisis nilai kerugian masyarakat, digunakan sampel sebanyak 40

Sasaran Macam Data Sumber Instansi Gambaran lokasi penelitian

-Data kependudukan -Kondisi infratruktur transportasi,

Data sekunder dan survei lapang

-Kantor Kecamatan -Dokumen perusahaan

Fakta mengenai kondisi Jalan Raya Kasomalang

- Data peningkatan volume lalu lintas dan aktivitas yang mempengaruhinya

- Jumlah kasus pasien ISPA dari tahun ke tahun

- Jumlah kasus kecelakaan di sekitar jalur

Data sekunder - Puskesmas Jalan Cagakdan Kasomalang

- Polsek Jalan Cagak - Dokumen perusahaan

Jenis kerugian yang ditimbulkan

- Persepsi warga terhadap dampak negatif yang ditimbulkan akibat peningkatan volume lalu lintas dan perubahan lingkungan

Data primer

Nilai kerugian akibat adanya kemacetan, penurunan kualitas udara dan kebisingan

- Pendapatan pengemudi elf dan perubahan waktu

tempuh - Biaya pengobatan ISPA - Pendekatan willingness to pay masyarakat

untuk upaya meminimalisir kebisingan

Data primer

Pelaksanaan kebijakan

-Realisasi dan kendala pelaksanaan peraturan perundangan tentang pengelolaan jalan

-Perundang-undangan terkait pengelolaan jalan

Data primer (wawancara) & Data sekunder

-Dishub Kabupaten, -Bina Marga Provinsi dan Kabupeten

Page 46: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

33

responden, yaitu 20 responden pengemudi angkutan umum untuk analisis nilai

kerugian angkutan umum akibat keterlambatan/kemacetan dan 20 responden

untuk analisis nilai kerugian masyarakat akibat polusi udara dan kebisingan.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh selanjutnya diolah secara kualitatif dan

kuantitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan

menggunakan komputer dengan program Microsoft Office Excel.

Tabel 4.2 Matriks Keterkaitan Tujuan, Sumber Data dan Metode Analisis Data No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode

Analisis Data Jenis Data

1. Mengidentifikasi perubahan lingkungan dan dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya peningkatan volume lalu lintas.

Data primer (wawancara)

Analisis Deskriptif

Perubahan lingkungan Persentase Dampak negatif terpenting dari tiap kelompok responden

2. Menghitung nilai kerugian masyarakat akibat peningkatan volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang

Data primer (wawancara)

-Analisis Nilai Produktiitas -Biaya Pengobatan dan -Wllingness to Pay

Pendapatan yang hilang dan biaya yang dikeluarkan responden digunakan untuk mengestimasi nilai kerugian masyarakat

3 Mengkaji kebijakan pemerintah mengenai pengelolaan jalan di Jalan Raya Kasomalang

Data primer (wawancara) dan sekunder

Analisis deskriptif dan studi literatur

Realisasi dan kendala penerapan kebijkan terkait pengelolaan jalan di Jalan Raya Kasomalang

4.4.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian digunakan untuk menganalisis

persepsi responden mengenai dempak negatif yang ditimbulkan dari adanya

peningkatan volume lalu lintas dan perubahan kondisi lingkungan yang dirasakan

masyarakat. Begitu pula untuk mengkaji kebijakan pemerintah mengenai

pengelolaan jalan di Jalan Raya Kasomalang. Realisasi dan kendala penerapan

kebijakan terkait pengelolaan jalan menurut aturan perundangan dianalisis secara

deskriptif yang disajikan dalam bentuk matrik.

Page 47: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

34

4.4.2 Nilai Kerugian 1. Analisis Produktivitas Analisis produktivitas dapat digunakan untuk menilai kerugian dari adanya

keterlambatan angkutan umum yang melintasi Jalan Raya Kasomalang.

Keterlambatan tersebut berimplikasi pada penurunan pendapatan. Pendapatan per

hari dikonversi ke dalam rupiah per jam, lalu dicari nilai rupiah dari rata-rata

keterlambatan. Nilai keterlambatan dikalikan dengan berapa kali angkutan melalui

ruas jalan tersebut. Satu rit berarti dua kali melalui ruas jalan.

= ……….. x jumlah rit x 2

Total nilai kerugian akibat keterlambatan = jumlah armada elf x nilai kerugian

2. Biaya Kesehatan Nilai kerugian akibat penurunan kualitas udara, diperoleh dengan

menghitung biaya kesehatan. Nilai kerugian dapat dihitung dengan mengalikan

jumlah masyarakat Kecamatan Kasomalang yang diduga dapat terkena efek

langsung dari lalu lintas (masyarakat yang bermukim dalam jarak 15 meter dari

ruas jalan) dengan rataan biaya berobat yang ditanggung masyarakat untuk sekali

pengobatan ISPA tanpa Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

Total nilai kerugian akibat peningkatan debu jalan = n penderita x rata-rata biaya

3. Willingness to Pay

Pihak responden tidak memiliki hak kepemilikan (property right) atas

barang publik. Barang publik yang dibahas pada bagian ini yaitu lingkungan yang

tenang dan udara bersih. Nilai kerugian akibat kebisingan didapat dengan

Page 48: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

35

mengetahui nilai Willingness to Pay (WTP) masyarakat, bukan Willingness to

Accept (WTA). Untuk kasus barang publik, sulit untuk menentukan siapa yang

wajib mengeluarkan kompensasi dan siapa yang berhak mendapatkan kompensasi

atas suatu eksternalitas berupa kebisingan dari aktivitas lalu lintas. Nilai kerugian

akibat kebisingan didapat dengan mengetahui nilai WTP masyarakat sekitar Jalan

Raya Kasomalang untuk sejumlah upaya yang disampaikan dalam skenario.

Penawaran akan lingkungan yang tenang dan sehat dari pemerintah menjadi

insentif bagi masyarakat untuk mengeluarkan sejumlah biaya dalam

penyediaanya.

Nilai WTP dari masyarakat Kecamatan Kasomalang di sepanjang jalan

raya dianalisis dengan menggunakan pendekatan CVM. Adapun tahap-tahap

pelaksanaanya adalah sebagai berikut :

a. Membuat Pasar Hipotetik

Untuk dapat menggunakan WTP dalam mengukur penurunan kualitas

lingkungan, maka perlu dibentuk pasar hipotesis penurunan kualitas lingkungan

yang dirasakan oleh masyarakat. Dalam upaya pelestarian lingkungan dan

perbaikan infrastruktur diperlukan anggaran, untuk pembangunan dan

pemeliharaanya. Selanjutnya, pasar hipotetik akan dituangkan dalam bentuk

skenario berikut:

SKENARIO

Dampak negatif dari peningkatan volume lalu lintas di Jalan Raya

Kasomalang saat ini dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh masyarakat yang

bertempat tinggal dan beraktivitas di sepanjang jalan raya. Beberapa dampak

negatif tersebut di antaranya yaitu peningkatan kebisingan dan debu di udara.

Page 49: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

36

Upaya untuk meminimalisir dampak negatif terhadap masyarakat yang bermukim

di pinggir jalan raya dapat dilakukan dengan penanaman dan perawatan pagar

tanaman rapat untuk mengurangi kadar polutan di udara juga mengurangi

intensitas kebisingan. Namun kegiatan tersebut membutuhkan partisipasi aktif

masyarakat dengan penarikan sejumlah dana.

Berdasarkan informasi tersebut responden mengetahui gambaran situasi

hipotetik mengenai upaya meminimalisir dampak negatif terpenting yang mereka

rasakan.

b. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP

Survei dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan menggunakan

bantuan kuisioner. Secara individu, responden masyarakat Kecamatan

Kasomalang sepanjang jalan ditanya besarnya nilai rupiah maksimum yang dapat

mereka keluarkan untuk upaya yang telah dijelaskan dalam skenario. Wawancara

ini bersifat open-ended question dengan menanyakan langsung kepada responden

tanpa ada penawaran sebelumnya

c. Memperkirakan Nilai Rata-rata WTP

WTPi dapat diduga dengan menggunakan nilai rata-rata dari penjumlahan

keseluruhan nilai WTP dibagi dengan jumlah responden. Dugaan Rataan WTP

dihitung dengan rumus : dimana : EWTP = Dugaan rataan WTP Wi = Nilai WTP ke-i n = Jumlah responden i = Responden ke-i yang bersedia membayar ( i = 1, 2,..., n)

Page 50: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

37

d. Menjumlahkan Data

Setelah menduga nilai rata-rata WTP maka selanjutnya diduga nilai total

WTP dari masyarakat dengan menggunakan rumus :

dimana : TWTP = Total WTP WTPi = WTP individu sampel ke-i ni = Jumlah sampel ke-i yang bersedia membayar sebesar WTP N = Jumlah sampel P = Jumlah Populasi i = Responden ke-i yang bersedia membayar ( i = 1, 2, ..., n ) 4.4.3. Kebijakan dalam Pengelolaan Jalan Raya

Analisis kebijakan pemerintah dalam penelitian ini dilakukan dengan

mengkaji realisasi dan kendala pengelolaan jalan dan lalu lintas di Jalan Raya

Kasomalang. Kemudian mengevaluasi serta merekomendasikan kebijakan berupa

manajeman lalu lintas yang mengacu pada peraturan perundangan. Analisis

dirangkum ke dalam sebuah matrik. Undang-undang yang menjadi acuan

kebijakan adalah undang-undang atau peraturan lalu lintas jalan yang

mengandung tujuh kategori dalam studi literatur Perencanaan dan Teknis Lalu

Lintas oleh Hobbs (1995). Kategori tersebut yaitu: a. Peraturan kendaraan; b.

Peraturan pemakai jalan; c. Peraturan lalu lintas dan sistem pengaturan; d.

Perlindungan masyarakat; e. Ketetapan finansial; f. Pengelolaan dan

Pengoperasian sistem jalan; g. Pengendalian pembangunan baru. Undang-undang

yang menjadi referensi antara lain: PP Kabupaten Subang No.2 tahun 2004

Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Subang, UU No.22 tahun 2009

dan UU No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

serta UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan.

Page 51: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

38

V. GAMBARAN UMUM

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Jalan Raya Kasomalang merupakan jalan provinsi Jawa Barat yang

menghubungkan Kecamatan Jalan Cagak dengan Kecamatan Cisalak Kabupaten

Subang. Jalur tersebut menghubungkan antara Kabupaten Subang dengan

Kabupaten Sumedang, mempunyai kontribusi yang besar dalam melayani

mobilitas manusia maupun distribusi komoditi perdagangan. Ruas jalan ini juga

sebagai jalan alternatif penghubung antara Kota Jakarta dan Kota Bandung. Jalan

Raya Kasomalang melewati perkebunan teh dan nanas, permukiman penduduk,

Pasar Kasomalang dan juga melawati pinggiran Sungai Cipunagara.

Jalan Raya Kasomalang memiliki tipe dua jalur-dua arah tak terbagi (2/2

UD). Jalan Raya Kasomalang berfungsi sebagai jalan Kolektor Sekunder yang

melayani pergerakan dari Subang ke Jakarta dan Kabupaten Sumedang, termasuk

kelas jalan III A dengan kondisi geometrik berupa alinyemen vertikal dan

horizontal yaitu tanjakan, turunan dan tikungan (Dokumen Amdal Lalu Lintas

Tirta Investama, 2010). Jalan Raya Kasomalang merupakan jalur alternatif untuk

menuju daerah di luar Kabupaten Subang. Ruas jalan yang terbatas tersebut

banyak dilalui truk-truk barang dan mobil-mobil pribadi yang menuju Kota

Sumedang, Cirebon dan sekitarnya.

Jalan Raya Kasomalang melewati tiga desa di Kecamatan Kasomalang,

yaitu Desa Kasomalang Kulon, Kasomalang Wetan dan Desa Sindangsari.

Panjang jalan provinsi yang melewati tiga desa tersebut adalah sepanjang

10,5 km. Desa Kasomalang Kulon dilalui oleh Jalan Raya Kasomalang (jalan

Page 52: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

39

provinsi) dengan kilometer terpanjang. Desa dengan jumlah dan tingkat

perkembangan penduduk terbesar pada tahun 2010 adalah Desa Sindangsari.

Tabel 5.1 Tiga Desa di Kecamatan Kasomalang yang Dilintasi Jalan Raya

Sumber: Data Administrasi Desa, 2010 Selain itu, Jalan Raya Kasomalang merupakan jalur angkutan umum

dengan trayek Pamanukan-Jalan Cagak-Kasomalang, yang menurut Dinas

Perhubungan Kabupaten Subang terdapat 45 armada.

5.2 Karakteristik Responden

Masyarakat sekitar jalan raya yang menjadi sampel dalam penelitian ini

adalah masyarakat Kecamatan Kasomalang yang bertempat tinggal pada radius 15

meter dari pinggir jalan dengan populasi 766 jiwa (220KK). Menurut komposisi

jenis kelamin, responden masyarakat sekitar jalan raya sebagian besar berjenis

kelamin laki-laki. Kisaran umur responden antara 27-58 tahun. Tingkat

pendidikan responden bervariasi mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi,

namun sebagian besar berpendidikan SMA. Jenis pekerjaan responden juga

bervariasi mulai dari perdagangan, industri maupun jasa-jasa lainnya. Jenis

pekerjaan responden dapat dilihat pada Gambar 5.1.

No Desa Tk kemiringan tanah

Jml Pddk

Jml KK

Perkembangan Pddk Th 2009-2010

Pjg Jalan Provinsi

1 Kasomalang Kulon

200 6960 2045 94 5 km

2 Kasomalang Wetan

450 5862 1715 232 4 km

3 Sindangsari 250 7095 1906 1213 1,5 km

Page 53: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

40

Sumber: Diolah dari data primer, 2011

Gambar 5.1 Profil Pekerjaan Responden Masyarakat Sekitar Jalan

Sebagian besar responden masyarakat sekitar jalan raya berprofesi sebagai

pedagang. Tingkat pendapatan responden umumnya diantara Rp 1.500.000,00

sampai Rp 2.000.000,00 per bulan. Profil pendapatan responden masyarakat

sekitar jalan dapat dilihat pada Gambar 5.2

Sumber: Diolah dari data Primer, 2011

Gambar 5.2 Profil Pendapatan Responden Masyarakat Sekitar Jalan

Responden lainnya dalam penelitian ini adalah pengguna jalan. Seluruh

responden pengemudi angkutan umum berjenis kelamin laki-laki dengan kisaran

umur antara 33 tahun sampai dengan 64 tahun. Pengalaman mengemudi angkutan

antara 10 hingga 20 tahun. Responden penumpang angkutan umum sebagian besar

berjenis kelamin perempuan. Responden terbanyak dari pengemudi dan

penumpang angkutan umum berusia antara 40-50 tahun. Seluruh responden

Page 54: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

41

pengendara kendaraan pribadi berjenis kelamin laki-laki, responden terbanyak

dari pengendara kendaraan pribadi berusia antara 30-40. Grafik profil sosial

responden pengguna jalan berdasarkan tingkat usia dapat dilihat pada

Gambar 5.3a.

Sumber: Diolah dari data primer, 2011

Gambar 5.3a Jumlah Responden Pengguna Jalan Berdasarkan Usia

Tingkat pendidikan responden pengguna jalan mulai dari SD sampai

dengan Perguruan Tinggi. Pada ketiga kelompok responden pengguna jalan,

jumlah terbanyak adalah responden dengan pendidikan terakhir SMA. Profil

sosial responden pengguna jalan berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat

pada Gambar 5.3b.

Sumber: Diolah dari data primer, 2011

Gambar 5.3b Jumlah Responden Pengguna Jalan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Page 55: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

42

Jenis pekerjaan responden pengguna jalan juga bervariasi, mulai dari

pertanian, perdagangan, industri maupun jasa-jasa lainnya. Jenis pekerjaan

responden pengendara kendaraan pribadi sebagian besar adalah pedagang

sedangkan responden penumpang angkutan umum sebagian besar bekerja sebagai

buruh tani. Profil sosial responden pengguna jalan berdasarkan jenis pekerjaan

dapat dilihat pada Gambar 5.3c.

Sumber: Diolah dari data primer, 2011

Gambar 5.3c Jumlah Responden Pengguna Jalan Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Tingkat pendapatan responden pengemudi angkutan umum dan

penumpang angkutan umum sebagian besar di bawah Rp 1.000.000,00 per bulan.

Sedangkan responden terbanyak dari pengendara kendaraan pribadi adalah

responden dengan tingkat pendapatan antara Rp1.000.000,00 - < Rp 1.500.000,00

per bulan. Profil ekonomi responden pengguna jalan dapat dilihat pada

Gambar 5.4.

Page 56: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

43

Sumber: Diolah dari data primer, 2011

Gambar 5.4 Tingkat Pendapatan Responden Pengguna Jalan 5.3 Kualitas Udara Ambien di Sekitar Ruas Jalan Raya Kasomalang

Data pencemar udara ambien disekitar Jalan Raya Kasomalang didapat

dari data sekunder. Pengukuran pencemar udara, suara atau kebisingan serta

kebauan dari aktivitas kendaraan di sepanjang jalan raya dilakukan pada dua

lokasi. Lokasi pertama yaitu permukiman penduduk pada satu sisi ruas Jalan Raya

Kasomalang yang dekat dengan pabrik Air Minum dalam Kemasan (AMDK) dan

lokasi ke-dua yaitu area parkir truk pengangkut AMDK di Kecamatan

Kasomalang. Hasil pengukuran dibandingkan dengan baku mutu kualitas udara

ambien berdasarkan PP RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran

Udara dan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa

Barat No. 660.31/SK/694-BKPMD/82. (Tabel 5.2)

Page 57: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

44

Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien di Sekitar Jalur I. Pencemar Udara No Paramater Satuan Baku mutu Hasil Pengujian KIMIA U1 U2 1 NO2 µg/Nm3 150 < 4 < 4 2 SO2 µg/Nm3 365 123 145 3 CO µg/Nm3 10.000 631,8 503,1 4 O3 µg/Nm3 235 25,7 84,5 5 H2S µg/Nm3 40 < 10 40 6 NH3 µg/Nm3 4000 < 880 < 200 7 Pb µg/Nm3 2 0,35 8 Debu (TSP) µg/Nm3 230 191,3 40

II. Kebisingan dBA 55 60,9-68,9 56,1-61,2 Keterangan :

I : Sampling dilakukan selama 1 jam II : Sampling dilakukan setiap 5 detik 10 menit U1 : Pangkalan Truk AMDK Desa Kasomalang, Kecamatan Kasomalang U2 : Pemukiman penduduk Desa Darmaga, Kecamatan Cisalak

Sumber : Lab Pegendalian Kualitas Lingkungan PDAM Kota Bandung, 2009

Secara kesuluruhan, zat pencemar udara hasil pencatatan pada tahun 2009

masih di bawah baku mutu. Namun, kadar debu (TSP) yang mencapai 191,3

µg/Nm3 hampir mendekati nilai baku mutu yaitu sebesar 230 µg/Nm3. Hasil

pengujian kebisingan yang tercatat sebesar 56,1-68,9 dBA. Nilai ini telah melebihi

baku mutu yang ditetapkan yaitu 55 dBA. Kadar pencemar udara dan intensitas

kebisingan di sekitar ruas Jalan Raya Kasomalang kemungkinan besar telah

meningkat saat ini.

Page 58: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

45

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN

6.1 Peningkatan Volume Lalu Lintas

Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang

berhubungan dengan jumlah gerakan per satuan waktu pada lokasi tertentu.

Jumlah gerakan yang dihitung dalam penelitian ini hanya meliputi beberapa

macam moda lalu lintas, seperti: truk besar, truk sedang dan pick up, elf, bus luar

kota, mobil pribadi, serta motor yang keluar dan masuk jalur tersebut. Survei

lapang dilakukan untuk menghitung rata-rata persentase kontribusi jenis

kendaraan yang melalui ruas Jalan Kasomalang. Survei dilakukan dua hari pada

hari biasa selama enam jam setiap harinya.Hasil survei dapat dilihat pada Tabel

6.1.

Tabel 6.1 Persentase Jenis Kendaraan yang Melalui Ruas Jalan Kasomalang

Sumber: Hasil Analisis Data Survei, 2011

Waktu Kendaraan Hari ke 1

Hari ke 2

Kendaraan /jam

% Kontribusi Volume/Jam

08.00-10.00 WIB Truk besar 33 36 17,25 6,22 Truk angkutan lain 122 101 55,75 20,09 Angkutan Umum 63 54 29,25 10,54 Bis luar kota 18 16 8,5 3,06 Mobil Pribadi 69 77 36,5 13,15 Motor 279 242 130,25 46,94

13.00-15.00 WIB Truk besar 53 65 29,5 10,69 Truk angkutan lain 108 123 57,75 20,92 Angkutan Umum 43 45 22 7,97 Bis luar kota 15 18 8,25 2,99 Mobil Pribadi 92 111 50,75 18,39 Motor 208 223 107,75 39,04

15.00-17.00 WIB Truk besar 31 37 17 8,75 Truk angkutan lain 57 42 24,75 12,74 Angkutan Umum 20 23 10,75 5,53 Bis luar kota 12 19 7,75 3,99 Mobil Pribadi 83 95 44,5 22,91 Motor 186 172 89,5 46,07

Page 59: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

46

Sumber: Hasil analisis, 2011

Gambar 6.1 Komposisi Kendaraan Per Jam

Persentase kontribusi rata-rata tiap jenis kendaraan terhadap volume lalu

lintas didapat dengan perhitungan sederhana. Hasil perhitungan dapat dilihat pada

Gambar 6.1 yang secara berurutan persentase terbesar pertama motor, terbesar

kedua truk sedang dan pick up, mobil pribadi, truk besar, elf dan yang terakhir bus

luar kota.

Menurut keterangan Dinas Perhubungan Kabupaten Subang, jumlah

angkutan umum yang melewati ruas Jalan Raya Kasomalang dengan trayek

Pamanukan-Jalan Cagak-Tanjung Siang hampir sama tiap tahunnya. Demikian

pula dengan jumlah bus luar kota. Jenis kendaraan yang mengalami peningkatan

secara signifikan tiap tahunnya adalah sepeda motor, mobil pribadi, truk

pengangkut barang, baik yang berukuran besar, sedang maupun jenis pick up

seiring dengan peningkatan kebutuhan dan aktivitas ekonomi masyarakat.

Peningkatan jumlah kendaraan yang berlalu lalang di ruas jalan tersebut

berkontribusi besar terhadap peningkatan volume lalu lintas, di Jalan Raya

Kasomalang. Adanya pabrik air minum dalam kemasan berskala besar yang

Page 60: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

47

beroperasi sejak tahun 2000 juga berpengaruh terhadap peningkatan volume lalu

lintas. Menurut data Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) PT.Tirta

Investama (2009), mobilisasi pekerja industri tersebut mencapai 544 unit motor,

truk besar 286 unit per hari (13 truk/jam) dan pick up 31 unit per hari (2 truk/jam).

Menurut masyarakat Kecamatan Kasomalang, jumlah kendaraan yang

berlalu lalang di jalur tersebut terus meningkat. Pada dokumen AMDAL PT Tirta

Investama (2010) terdapat data volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang yang

mengalami peningkatan. Volume lalu lintas di hari libur pada tahun 2009 sebesar

4.458,45 smp/jam dan meningkat menjadi 4.815 smp/jam pada tahun 2010.

Volume lalu lintas di hari kerja pada tahun 2009 sebesar 2.079,75 smp/jam dan

meningkat menjadi 2.246,13 smp/jam pada tahun 2010. Selain pengaruh geometri

jalan, setiap jenis kendaraan memiliki karakteristik pergerakan yang berbeda.

Oleh karena itu, dalam perencanaan lalu lintas digunakan suatu satuan yang

disebut Satuan Mobil Penumpang (smp/jam).

6.2 Dampak Aktivitas Lalu Lintas terhadap Kualitas Lingkungan di Jalan Raya Kasomalang

Dampak negatif aktivitas lalu lintas terhadap lingkungan antara lain:

polusi udara, kepadatan lalu lintas/kemacetan, peningkatan kebisingan,

menurunnya kualitas fisik jalan, dan kecelakaan lalu lintas. Nilai kerugian yang

diestimasi adalah nilai kerugian akibat dampak negatif kemacetan, polusi udara

dan kebisingan. Apabila peningkatan volume lalu lintas terus berlangsung tanpa

upaya penyesuaian kebutuhan pelayanan jalan oleh pemerintah, maka dampak

negatif tersebut akan terus meningkat dan semakin merugikan masyarakat.

Page 61: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

48

6.2.1 Pencemaran Udara

Menurut hasil pencatatan yang dilakukan oleh Laboratorium Pegendalian

Kualitas Lingkungan PDAM Kota Bandung tahun 2009, kadar Pencemar Udara

NO2, SO2, CO, Pb, debu (TSP), O3, H2S dan NH3 pada pengukuran tahun 2009, di

kedua lokasi, yaitu di pangkalan truk pengangkut air minum dalam kemasan Desa

Kasomalang Kulon dan pemukiman penduduk Desa Darmaga masih di bawah

nilai ambang batas. Namun, kadar debu (TSP) mencapai 191,3 µg/Nm3, hampir

mendekati nilai baku mutu yaitu 230 µg/Nm3. Kadar zat pencemar, baik di area

pangkalan truk AMDK maupun di lokasi lainnya, sangat mungkin telah

meningkat saat ini. Hal tersebut akibat peningkatan aktivitas transportasi

masyarakat dan industri yang melalui Jalan Raya Kasomalang.

Walaupun konsentrasi polutan lainnya masih di bawah nilai ambang batas,

namun jika keteterpaparan berlangsung lama dan terus menerus, maka dapat

menyebabkan beberapa penyakit bagi manusia. Menurut keterangan narasumber

dari Puskesmas Jalan Cagak Kabupaten Subang, beberapa penyakit yang dapat

disebabkan oleh bahan pencemar di udara antara lain: penyakit mata, penyakit

kulit, ISPA, Tuberkulosis paru dan diare. Salah satu penyakit yang diderita oleh

masyarakat terutama adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).

6.2.2 Kebisingan

Meningkatnya kepadatan lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang,

menyebabkan getaran dan kebisingan sepanjang pinggir jalan tersebut. Walaupun

masyarakat sudah terbiasa dengan kebisingan, namun kebisingan tersebut tetap

mengganggu dalam melakukan aktivitas sehari-sehari seperti berkomunikasi,

Page 62: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

49

menonton TV dan istirahat. Hal tersebut tidak dapat dihindari, karena jalan

digunakan secara rutin dan selalu ramai.

Jenis kebisingan akibat lalu lintas jalan raya dikategorikan sebagai bising

terputus-putus (intermittent noise). Kebisingan sepanjang jalan raya Kasomalang

pada pengujian tahun 2009 berada pada rentang angka 56,1-68,9 dBA. Pengujian

dilakukan setiap lima detik selama sepuluh menit. berada Angka ini telah melebihi

ambang standar kebisingan di wilayah permukiman yaitu 55 dBA. Kebisingan

tersebut dapat dirasakan oleh penduduk hingga jarak 15 meter dari jalan raya.

Menurut teori, jika manusia terpapar intensitas suara pada angka 55-65 dBA dapat

menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan peningkatan frekuensi denyut

jantung. Jika berlangsung terus-menerus dapat meningkatkan kemungkinan sakit

jantung dan pembuluh darah.

6.2.3 Penurunan Kualitas Fisik Jalan, Kemacetan dan Kecelakaan Lalu Lintas

Dampak negatif lainnya dari peningkatan volume lalu lintas di Jalan Raya

Kasomalang adalah kerusakan jalan. Kerusakan Jalan Raya Kasomalang

disebabkan oleh aktivitas mobilisasi masyarakat yang cukup tinggi dan adanya

kendaraan yang melewati batas tonase seperti truk angkutan air minum dalam

kemasan yang beroperasi selama 24 jam setiap hari. Kondisi jalan mengalami

kerusakan yang cukup cepat, terlebih pada sisi jalan arah Subang, yang juga

digunakan oleh truk pengangkut AMDK pada saat muatan penuh.

Peningkatan volume lalu lintas berdampak pada tingkat kepadatan jalan

raya. Jalan yang rusak semakin memperlambat kecepatan para pengendara

kendaraan bermotor. Terlebih lagi truk besar yang melalui jalur tersebut

menghambat pengendara kendaraan bermotor di belakangnya, karena ukurannya

Page 63: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

50

yang menghabiskan lebar jalan. Angkutan seringkali melambat dikarenakan jalan

yang rusak, juga pada saat jalan menanjak. Semakin besar arus lalu lintas akan

mengakibatkan semakin menurunnya kecepatan perjalanan. Hal ini semakin

memicu terjadinya keterlambatan atau kemacetan. Menurut hasil catatan kinerja

jaringan jalan, kecepatan jaringan ruas Jalan Raya Kasomalang pada tahun 2009

yaitu 38,6 km/jam dan turun menjadi 30,3 km/jam pada tahun 2010.

Kemampuan jaringan jalan dalam menampung beban pergerakan yang

terjadi dapat dicerminkan dalam bentuk Volume Capacity Ratio (VCR). VCR

merupakan perbandingan antara besarnya volume lalu lintas yang menggunakan

jalan dengan kapasitas jalan. Besarnya nilai VCR menggambarkan apakah volume

lalu lintas telah melampaui kapasitasnya atau belum. Kapasitas jaringan Jalan

Raya Kasomalang pada tahun 2010 tercatat sebesar 2.808,8 smp/jam

(Dinas Perhubungan, 2010). Jika diketahui volume lalu lintas pada hari kerja di

Jalan Raya Kasomalang tahun 2010 sebesar 2.246,13 smp/jam, maka V/C rasio

pada hari kerja di Jalan Raya Kasomalang tahun 2010 sebesar 0,79 ≈ 0,8, yang

berarti masih di bawah kapasitas (under capacity: ≤ 0,85). Sedangkan pada hari

libur, volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang tahun 2010 diketahui sebesar

4.815 smp/jam. Maka V/C rasio pada hari libur di Jalan Raya Kasomalang tahun

2010 sebesar 1,71, yang berarti melebihi kapasitas ( over capacity: >1,00).

Dampak tidak langsung dari adanya peningkatan volume lalu lintas

disertai dengan manajemen lalu lintas yang tidak optimal, salah satunya yaitu

peningkatan kasus kecelakaan lalu lintas. Berikut data kecelakaan lalu lintas

dikawasan Cijambe-Jalan Cagak-Kasomalang-Ciater yang tercatat di Polsek

Kecamatan Jalan Cagak dari tahun 2007 hingga Mei 2011.

Page 64: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

51

Tabel 6.2 Jumlah Kasus dan Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Jalur Barat

Keterangan Tahun

2007 2008 2009 2010 s/d Mei 2011 Total kejadian 65 49 58 71 41 Meninggal dunia 17 21 25 21 4 Luka ringan 27 39 57 72 27 Luka berat 45 53 48 59 31 Jumlah korban 89 113 130 152 62

Sumber: Polsek Kecamatan Jalan Cagak

Jumlah korban kecelakaan lalu lintas semakin bertambah tiap tahunnya.

Menurut data register pasien Puskesmas Jalan Cagak terdapat 271 jiwa korban

kecelakaan lalu lintas (KLL) pada periode Januari hingga Mei 2011. Adapun

menurut catatan Kantor Polsek Jalan Cagak, pada periode Januari hingga Mei

2011 tercatat 62 jiwa korban kecelakaan lalu lintas. Perbedaan data korban

kecelakaan lalu lintas tersebut dikarenakan adanya kecelakaan lalu lintas yang

tidak tertangani di kantor polisi.

Jika peningkatan volume lalu lintas disertai dengan manajemen lalu lintas

yang baik, maka dampak negatif seperti kecelakaan lalu lintas dapat dikendalikan.

Selain pengadaan rambu-rambu dan marka jalan, fasilitas pendukung seperti alat

pengendali kecepatan kendaraan juga sangat diperlukan dalam upaya mencegah

KLL. Pengaturan lalu lintas merupakan salah satu upaya dalam manajeman lalu

lintas. Menurut Hobbs (1995), jika dibandingkan dengan menggunakan lampu

lalu lintas, rambu ‘Stop’, rambu ‘beri jalan’ dan tanpa pengaturan, pengaturan lalu

lintas dengan menggunakan jasa petugas lebih efektif untuk mencegah kecelakaan

lalu lintas.

Page 65: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

52

VII. PERSEPSI DAN NILAI KERUGIAN MASYARAKAT

7.1 Persepsi Masyarakat Peningkatan volume lalu lintas dipicu oleh banyaknya kegiatan ekonomi

masyarakat, baik dari mobilisasi perorangan maupun angkutan dari berbagai

macam usaha. Melalui wawancara, masyarakat diberikan pandangan mengenai

dampak negatif peningkatan volume lalu lintas seperti kerusakan jalan, kemacetan,

polusi udara, kebisingan dan kecelakaan. Responden juga diminta untuk

membandingkan kondisi lingkungan sebelum dan sesudah adanya peningkatan

volume lalu lintas.

7.1.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Perubahan Lingkungan Akibat Peningkatan Volume Lalu Lintas

Analisis perubahan lingkungan akibat peningkatan volume lalu lintas

dilakukan dengan mendeskripsikan penilaian responden (pengemudi angkutan

umum, pengendara kendaraan pribadi, penumpang angkutan umum, masyarakat

sekitar) mengenai kondisi jalan, waktu tempuh perjalanan, peningkatan debu, dan

kebisingan di Jalan Raya Kasomalang. Hasil berupa angka didapat dengan cara

merata-ratakan penilaian masyarakat terhadap perubahan lingkungan.

Peningkatan volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang mulai terjadi

pada tahun 2000. Menurut masyarakat, hal ini sejalan dengan bertambahnya

kepemilikan kendaraan bermotor dan mulai beroperasinya pabrik air minum

dalam kemasan di Kecamatan Cisalak.

Hasil penelitian menyatakan bahwa sebelum tahun 2000, proporsi Jalan

Raya Kasomalang dengan kondisi baik masih 90,06 persen. Pada tahun 2000

hingga sekarang, sejalan dengan terjadinya peningkatann volume lalu lintas,

Page 66: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

53

kondisi jalan raya yang baik berkurang menjadi 31,85 persen. Terjadi peningkatan

proporsi jalan raya yang mengalami kerusakan sebesar 58,21persen.

Sebelum tahun 2000 perjalanan sepanjang Jalan Raya Kasomalang dapat

ditempuh dalam waktu sekitar 14,25 menit. Setelah terjadi peningkatan volume

lalu lintas yang terjadi pada tahun 2000 hingga sekarang, waktu tempuh

perjalanan sekitar 32,62 menit. Terjadi penambahan waktu tempuh perjalanan

sepanjang Jalan Raya Kasomalang yaitu 18,37 menit. Selain penambahan waktu

tempuh juga terjadi peningkatan polusi udara dan kebisingan akibat peningkataan

volume lalu lintas sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. (Tabel 7.1)

Tabel 7.1 Kondisi Lingkungan Jalan Raya Kasomalang Sebelum dan Sesudah Terjadi Peningkatan Volume Lalu Lintas Menurut Persepsi Masyarat

Jenis Sebelum Sesudah 1 Kondisi jalan Sebesar 90,06% panjang Jalan

Raya Kasomalang dalam kondisi baik. Responden juga menyatakan bahwa, sebelumnya Jalan Raya Kasomalang adalah jalan dengan kondisi paling baik, dibanding dengan jalan raya menuju Kabupaten Sumedang.

Panjang Jalan Raya Kasomalang dengan kondisi baik, berkurang menjadi 31,85% bagian.

2 Waktu tempuh perjalanan sepanjang Jalan Raya Ksaomalang

Perjalanan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 14,25 menit.

Saat ini waktu tempuh sekitar 32,62 menit.

3 Polusi udara Kondisi sekitar jalan raya cukup sejuk.

Debu jalan yang terasa semakin meningkat dan udara yang membuat sesak.

4 Kebisingan Kebisingan di jalan raya dirasa tidak mengganggu dan masih dalam taraf biasa.

Kebisingan di jalan raya semakin mengganggu.

Sumber: Hasil Wawancara, 2011

Page 67: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

54

7.1.2 Persepsi Masyarakat Mengenai Dampak Negatif Peningkatan Volume Lalu Lintas

Analisis persepsi masyarakat mengenai dampak negatif peningkatan

volume lalu lintas ini dinyatakan dalam persentase. Responden dalam tiap

kelompoknya yaitu masyarakat sekitar jalan, penumpang angkutan umum,

pengemudi angkutan umum dan pengendara kendaraan pribadi memilih antara

lima dampak negatif peningkatan volume lalu lintas (kerusakan jalan, kemacetan,

kecelakaan, polusi udara dan kebisingan) yang merupakan dampak negatif paling

mengganggu.

Dari 20 responden masyarakat sekitar jalan raya, diperoleh data bahwa 40

persen responden menyatakan kebisingan merupakan dampak negatif yang paling

mengganggu, 25 persen memilih kecelakaan dan 25 persen lainnya memilih

kerusakan jalan. Sisanya 10 persen responden masyarakat sekitar jalan

menyatakan polusi udara sebagai dampak negatif yang paling mengganggu.

Persepsi responden masyarakat sekitar mengenai dampak negatif terpenting dari

peningkatan volume lalu lintas dapat dilihat pada Gambar 7.1a.

Sumber: Diolah dari data primer, 2011

Gambar 7.1a Persepsi Responden Masyarakat Sekitar Jalan

Page 68: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

55

Penumpang angkutan umum melakukan perjalanan ke luar daerahnya

antara lain dari dan ke Kecamatan Tanjungsiang, Cisalak, Kasomalang, Jalan

Cagak, Subang dan Pamanukan. Responden menyebutkan kelima dampak negatif

tersebut sangat mengganggu, bertambah parah karena goncangan angkutan umum

yang sudah tua melaju di sepanjang jalan yang hampir seluruhnya rusak. Dari 20

respoden penumpang angkutan umum, sebesar 70 persen responden penumpang

angkutan umum memilih kerusakan jalan sebagai dampak negatif yang paling

mengganggu dan 30 persen memilih kecelakaan. Persepsi responden penumpang

angkutan umum mengenai dampak negatif terpenting dari peningkatan volume

lalu lintas dapat dilihat pada Gambar 7.1b.

Sumber: Diolah dari data primer, 2011

Gambar 7.1b Persepsi Responden Penumpang Angkutan umum

Sebesar 60 persen responden pengemudi angkutan umum memilih

kemacetan sebagai dampak negatif yang paling mengganggu, 25 persen responden

menyatakan kerusakan jalan yang sangat cepat, dan 15 persen responden memilih

kecelakaan. Persepsi responden pengemudi angkutan umum mengenai dampak

negatif terpenting dari peningkatan volume lalu lintas dapat dilihat pada Gambar

7.1c.

Page 69: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

56

Sumber: Diolah dari data primer, 2011

Gambar 7.1c Persepsi Responden Pengemudi Angkutan Umum

Responden pengendara kendaraan pribadi menyatakan bahwa kepadatan

lalu lintas tidak terlepas dari kontribusi angkutan barang lain. Namun ukuran truk

barang berukuran besar yang sering melintas tidak sesuai dengan ukuran jalan

sangat mengganggu dan menyebabkan meningkatnya kemacetan di jalur tersebut.

Dari 20 responden pengendara kendaraan pribadi, sebesar 50 persen responden

pengendara kendaraan pribadi menyatakan kemacetan merupakan dampak negatif

yang paling mengganggu, 35 persen responden memilih kerusakan jalan dan 15

persen responden memilih kecelakaan. Persepsi responden pengendara kendaraan

pribadi mengenai dampak negatif terpenting dari peningkatan volume lalu lintas

dapat dilihat pada Gambar 7.1d.

Page 70: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

57

Sumber: Diolah dari data primer, 2011 Gambar 7.1d Persentase Dampak Negatif Terpenting dari Responden Pengendara Kendaraan Pribadi 7.2 Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Nilai kerugian yang diprediksi dalam penelitian ini adalah nilai kerugian

yang berasal dari dampak negatif peningkatan volume lalu lintas di Jalan Raya

Kasomalang. Tiga parameter kerugian yang dihitung yaitu: 1) Nilai kerugian dari

keterlambatan yang dialami para pengemudi angkutan umum; 2) Nilai kerugian

masyarakat sekitar jalan dari penurunan kualitas udara akibat peningkatan debu di

jalan dan 3) Nilai kerugian masyarakat sekitar jalan akibat peningkatan

kebisingan. Nilai yang didapat merupakan sebagian kerugian (nilai kerugian

parsial) yang diderita masyarakat dan pengguna jalan akibat peningkatan volume

lalu lintas.

7.2.1 Nilai Produktivitas

Peningkatan volume lalu lintas pada ruas jalan dengan kondisi yang

kurang baik menyebabkan kemacetan dan peningkatan waktu tempuh. Salah satu

pengguna jalan yang sangat dirugikan adalah angkutan umum trayek Pamanukan-

Jalan Cagak-Tanjungsiang. Keterlambatan tersebut menyebabkan kerugian berupa

Page 71: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

58

penurunan produktivitas. Pada Tabel 7.2 disajikan data hasil analisis kerugian

akibat keterlambatan tersebut.

Tabel 7.2 Keterlambatan dan Nilai Kerugian Angkutan Umum

Rata-rata Pendapatan (Rp) Rata-rata (per hari)

Keterlambatan (menit)

Kerugian (Rp)

Per hari Per jam 64.000,00 6.347,51

16,75 (a) 1.860,31(b) 100,5 (a x 6)= 3 rit 11.161,86 (b x 6)

Sumber: Diolah dari data primer, 2011

Dalam satu kali trip, angkutan umum mengalami keterlambatan selama

16,75 menit. Keterlambatan 16,75 menit tersebut menyebabkan kerugian

Rp 1.860,31. Angka ini didapat dengan mengkonversi pendapatan per jam ke

menit. Menurut keterangan responden, saat ini angkutan hanya dapat mengangkut

penumpang rata-rata 3 rit per hari. Jika menit keterlambatan dikalikan dengan 3 rit

(6 kali melalui jalur) maka total keterlambatan angkutan ketika melalui jalur

tersebut adalah 100,5 menit dengan kerugian per angkutan sebesar Rp 11.161,86

per hari.

Total nilai kerugian akibat keterlambatan dapat diketahui dengan

mengalikan total armada elf trayek Pamanukan-Jalan Cagak-Tanjungsiang yang

berjumlah 45 armada, dengan rataan nilai kerugian selama satu hari, kemudian

dikonversi ke dalam satu tahun. Dengan asumsi tiap angkutan beroperasi selama

365 hari setiap tahun.

Total nilai kerugian akibat keterlambatan = Total armada x kerugian x 365

= 45 x Rp 11.161,86 x 365

= Rp 502.283,65 x 365

= Rp 183.333.533,65

Page 72: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

59

Jadi total nilai kerugian rata-rata akibat keterlambatan yang dialami oleh angkutan

umum adalah Rp 183.333.533,65 per tahun.

Jika angkutan umum melakukan trip dengan jumlah rit yang sama saat

tidak terjadi kemacetan (keterlambatan) di Jalan Raya Kasomalang, maka

penurunan produktivitas dapat ditulis seperti pada Tabel 7.3.

Tabel 7.3 Penurunan Produktivitas Angkutan Umum Akibat Kemacetan Pendapatan

satu armada elf per hari

(a)

Total Pendapatan Angkutan Umum (Rp)

Per hari (a x 45) (b)

Per tahun (b x 365) (c)

Sebelum kemacetan 75.161,86 3.382.283,70 1.234.533.551,00 Sesudah kemacetan 64.000,00 2.880.000,00 1.051.200.000,00

Sumber: Diolah dari data primer, 2011

Sebelum terjadi kemacetan di Jalan Raya Kasomalang, angkutan umum

dapat memperoleh pendapatan sebesar Rp 1.234.533.551,00 per tahun, sedangkan

setelah terjadi kemacetan (keterlambatan) akibat peningkatan volume lalu lintas,

pendapatan angkutan umum turun menjadi Rp 1.051.200.000,00 per tahun.

7.2.2 Biaya Kesehatan

Biaya kesehatan digunakan untuk menilai kerugian masyarakat akibat

peningkatan polusi (debu) jalan. Analisis difokuskan pada penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan Atas (ISPA). ISPA merupakan penyakit yang secara umum

diderita oleh masyarakat dan terkait dengan peningkatan konsentrasi debu di

udara. Nilai kerugian akibat polusi udara dapat diketahui dengan melihat jumlah

warga Kecamatan Kasomalang sepanjang jalan raya yang diduga terkena efek

langsung dikalikan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Dari hasil survei

diketahui ada 766 jiwa yang berpotensi terpapar. Jika rata-rata biaya pengobatan

penyakit ISPA adalah sebesar Rp 27.000,00 untuk satu kali berobat dan

Page 73: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

60

diasumsikan tiap warga menjalani pengobatan ISPA satu kali dalam satu tahun,

maka:

Total nilai kerugian akibat peningkatan debu jalan = n penderita x rata-rata biaya

Total nilai kerugian akibat peningkatan debu jalan = 766 x Rp 27.000,00

= Rp 20.682.000,00

Jadi total nilai kerugian masyarakat sepanjang jalan raya akibat peningkatan debu

jalan per tahun adalah sebesar Rp 20.682.000,00.

7.2.3 WTP Kebisingan

Selain peningkatan polusi (debu) jalan, kerugian juga diakibatkan oleh

peningkatan kebisingan. Nilai kerugian kebisingan diestimasi dengan Willingness

to Pay (WTP), menggunakan pendekatan survey Contingent Valuation Method

(CVM). Sampel yang digunakan dalam CVM ini adalah responden penduduk

sekitar Pasar Kasomalang. Tempat dipilih karena kondisinya yang lebih ramai

dibanding lokasi lainnya. Pasar Kasomalang juga merupakan tempat keluar dan

masuknya sepeda motor, mobil pribadi, dan truk yang beraktivitas di sekitar pasar.

Hasil perhitungan nilai rata-rata WTP disajikan pada Tabel 7.4.

Tabel 7.4 Nilai WTP Responden dalam Upaya Mengurangi Intensitas Kebisingan

No. WTP

(Rp/hari)

Jumlah Responden

(orang) Persentase (%)

WTP x Jumlah Responden

(Rp) a b c a x b

1 1.000 1 5 1.000 2 2.000 8 40 16.000 3 2.500 3 15 7.500 4 3.000 6 30 18.000 5 5.000 2 10 10.000

Total 20 100 52.500 Sumber: Diolah dari Data Primer, 2011 Berdasarkan data pada Tabel 7.4 diperoleh nilai rata-rata WTP (Rp/hari)

responden sebesar Rp 2.625,00. Nilai WTP tersebut menunjukan adanya kerugian

Page 74: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

61

masyarakat akibat kebisingan yang merupakan dampak dari peningkatan volume

lalu lintas.

Nilai Total WTP (TWTP) responden dihitung berdasarkan data WTP

responden. Nilai WTP pada tiap kelas dikalikan dengan frekuensi relatif (ni / N)

kemudian dikalikan dengan total populasi. Hasil perkalian tersebut dijumlahkan

sehingga didapatkan nilai TWTP responden. Hasil ini akan sama apabila dihitung

dengan mengalikan nilai rata-rata WTP responden per hari sebesar Rp 2.625,00

dengan total populasi masyarakat sekitar jalan yang berpotensi terpapar

kebisingan yaitu sebanyak 766 jiwa. Hasil perhitungan TWTP dapat dilihat pada

Tabel 7.5.

Tabel 7.5 Total Nilai WTP Responden dalam Upaya Mengurangi Intensitas Kebisingan

No WTP (Rp/hari) Frekuensi

Jumlah Responden

Populasi Jumlah Total (Rp)

a B c = (b/d) x e a x c 1 1000 1 38,3 38300 2 2000 8 306,4 612800 3 2500 3 114,9 287250 4 3000 6 229,8 689400 5 5000 2 76,6 383000

Total 20 (d) 766 (e) 2010750 Total per tahun 733.923.750

Sumber: Diolah dari Data Primer, 2011

Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diperoleh nilai TWTP/hari sebesar

Rp 2.010.750,00. Jika nilai tersebut dikonversi dalam tahun, maka nilai kerugian

bagi masyarakat akibat kebisingan dalam setahun adalah sebesar

Rp 733.923.750,00. .

7.3 Kebijakan Pengelolaan Jalan Raya

Volume lalu lintas di ruas Jalan Raya Kasomalang terus mengalami

peningkatan. Jika tidak dikelola dengan baik, peningkatan volume lalu lintas

Page 75: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

62

tersebut akan menimbulkan kerugian yang semakin besar bagi masyarakat sekitar

maupun pengguna jalan.

Untuk mengkaji kebijakan pengelolaan jalan raya dalam penelitian ini,

terlebih dahulu dilihat kesesuaian kondisi fisik jalan dan penggunaannya

berdasarkan peraturan perundangan yang terkait. Kemudian dianalisis bagaimana

realisasi dan kendala penerapan kebijakan tersebut terkait pengelolaan angkutan

dan lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang. Pengelolaan yang baik dan benar

dimaksudkan untuk meminimalisir kerugian yang dirasakan masyarakat.

7.3.1 Implementasi Peraturan dalam Perundang-undangan Pengelolaan Jalan

Menurut UU No 38 tahun 2004 dan UU No 22 tahun 2009, jalan dapat

dibagi ke dalam empat klasifikasi yaitu menurut sistem, fungsi, status dan kelas

jalan. Jalan Raya Kasomalang merupakan bagian dari sistem jaringan sekunder

yang berfungsi sebagai jalan kolektor, berstatus jalan provinsi dan merupakan

jalan kelas III.

Secara teknis, kondisi fisik Jalan Raya Kasomalang merupakan salah satu

jalan yang kurang memenuhi Persyaratan Umum Sistem Jaringan dan Geometrik

Jalan sesuai standar Badan Standarisasi Nasional (BSN). Menurut Dinas

Perhubungan Kabupaten Subang, Jalan Raya Kasomalang termasuk Jalan

Kolektor yang melayani pergerakan dari Subang ke Jakarta dan ke Kabupaten

Sumedang. Jalan Raya Kasomalang merupakan jalan kelas III A. Penggunaan

Jalan Raya Kasomalang kurang sesuai dengan kondisi dan peruntukkannnya.

Perbandingan ketentuan pada perundangan dengan kondisi di Jalan Raya

Kasomalang dapat dilihat pada Tabel 7.6.

Page 76: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

63

Tabel 7.6 Kesesuian Fisik Jalan Raya Kasomalang dengan Aturan Perundangan

Data Sekunder mengenai Jalan Raya Kasomalang Karakteristik Kondisi di Jalan Raya Kasomalang Jalan Kolektor Sekunder • Dirancang berdasarken kecepatan rencana paling

rendah 20 km/jam. • Lebar badan jalan kolektor sekunder tidak kurang

dari 7 meter. • Kendaraan angkutan barang berat tidak diizinkan

melalui fungsi jalan ini di daerah permukiman. • DAWASJA tidak kurang dari 7 meter.

(Badan Standardisasi Nasional 2003)

Kecepatan perjalanan masih diatas 20 km/jam.

Lebar badan jalan maksimal hanya 5 meter.

Jalan Raya Kasomalang merupakan daerah permukiman dan dilalui kendaraan angkutan barang berat.

Daerah Pengawasan Jalan (DAWASJA) jauh 7 meter karena sangat dekat dengan permukiman

Jalan Kelas III A Jumlah berat yang diizinkan JBI (berat maksimum kendaraan bermotor berikut muatannya yang diizinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui) untuk jenis kendaraan truk besar bersumbu 2 pada jalan kelas III yaitu 14 ton.

Memiliki perlengkapan jalan: rambu, marka,lampu lalu lintas di persimpangan

Alat pengendali dan pengaman pemakai jalan: -Pengendali: alat pembatas kecepatan,alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan -Pengaman : pagar pengaman,cermin tikungan,dsb

Fasilitas pendukung: fasilitas pejalan kaki, parkir pada badan jalan, halte, tempat istirahat pejalan kaki, penerangan jalan

(Badan Standardisasi Nasional 2003)

Jalan Raya Kasomalang sebagai salah satu contoh jalan kelas III A, dilalui oleh truk angkutan barang terbesar yang melawati jalur tersebut yaitu berukuran panjang 7700 milimeter, lebar 2500 milimeter dan tinggi 3500 milimeter, berat kendaraan berikut muatannya sekitar 17,42-20 ton (melebihi ketentuan).

Angkutan ini melakukan aktivitas pengangkutan barang setiap hari selama 24 jam.

Saat ini rambu lalu lintas memang sangat sedikit, hanya ada rambu petunjuk jalan menikung di satu titik jalan sebelah barat, sedangkan rambu peringatan, rambu larangan, rambu perintah tidak ada. Marka jalan sudah terhapus, tidak memiliki alat pengendali dan pengaman pemakai jalan, namun sudah terdapat lampu peringatan baik pada jalur menuju Sumedang maupun Subang, dan pagar pengaman di area sungai Cipunagara kurang memadai.Fasilitas pejalan kaki, halte, tempat istirahat pejalan kaki tidak tersedia.

Sumber : Studi Literatur, Suvey dan Wawancara, 2011

63

Page 77: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

64

Sebagaimana terlihat dalam Tabel 7.6, kondisi fisik dan penggunaan Jalan

Raya Kasomalang tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Hal demikian akan

menimbulkan kerugian bagi pengguna maupun masyarakat sekitar. Faktor

penyesuaian lebar jalan berbanding lurus dengan kapasitas jalan (kemampuan ruas

jalan untuk menampung arus atau volume lalu lintas yang ideal dalam satuan

waktu tertentu). Jadi semakin sempit jalan maka kapasitasnya akan semakin kecil.

Apabila volume lalu lintas melebihi kapasitas jalan, maka akan meningkatkan

kepadatan lalu lintas dan pada akhirnya timbul kemacetan.

Saat ini secara keseluruhan implementasi peraturan perundangan

berkenaan dengan Peraturan Kendaraan, Peraturan Pemakai Jalan, Peraturan Lalu

Lintas dan Sistem Pengaturan, Perlindungan Masyarakat, Ketetapan Finansial,

dan Pengelolaan dan Pengoperasian Sistem Jalan (Hobbs, 1995), belum terlaksana

dengan baik. Kesesuaian fisik dan perlengkapan jalan dengan klasifikasinya

menurut peraturan perundangan, manajeman pencegahan dan pengendalian efek

negatif aktivitas lalu lintas serta pengawasan pelayanan jalan, masih belum

optimal.

Pemeriksaan kendaraan bermotor dan persyaratan laik jalan di Dinas

Perhubungan Kabupaten Subang saat ini telah berlangsung secara rutin, namun

masih banyak pengendara kendaraan bermotor yang tidak disiplin. Pemeriksaan

kendaraan bermotor secara rutin sangat penting dilakukan untuk mengontrol emisi

gas buang dan kebisingan suara kendaraan.

Saat ini perlengkapan jalan seperti rambu lalu lintas belum tersedia dengan

baik, begitu pula marka jalan yang keseluruhan sudah terhapus. Alat pengawasan

dan pengamanan jalan juga tidak tersedia di jalan tersebut. Kondisi jalan yang

Page 78: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

65

sempit dan berliku sangat rawan akan kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu

lintas berpotensi semakin meningkat, apabila jalan yang juga dilalui truk-truk

angkutan barang tersebut tidak disertai dengan perlengkapan jalan yang memadai.

Upaya pengendalian lalu lintas baik dengan pembatasan fisik atau berupa

pemungutan biaya, tidak diberlakukan di Jalan Raya Kasomalang. Penarikan dana

atau retribusi angkutan umum maupun kendaraan angkutan barang sifatnya tidak

resmi dengan bukti tertulis. Pelaksanaannya juga belum tertib. Penarikan dana

dari angkutan umum dan barang juga salah satunya dilakukan di Pasar

Kasomalang dan diperuntukkan untuk administrasi Desa Kasomalng Wetan.

Hal yang lebih mendasar adalah Kecamatan Kasomalang dan sekitarnya

merupakan kawasan rawan gerakan tanah. Saat ini Jalan Raya Kasomalang yang

melalui Kecamatan Kasomalang menjadi salah satu jalur pengangkutan berbagai

hasil industri menggunakan truk-truk bermuatan besar. Terlebih lagi jalan tersebut

menjadi jalur utama pendistribusian hasil produksi air minum dalam kemasan

yang juga menggunakan truk berukuran dan bermuatan besar secara rutin.

Matriks realisasi dan kendala penerapan peraturan perundangan dan

peraturan pemerintah dalam pengelolaan jalan di Jalan Raya Kasomalang dapat

dilihat pada lampiran 5.

7.3.2 Implikasi Nilai Kerugian

Nilai kerugian yang dihitung berdasarkan nilai keterlambatan angkutan

umum, biaya kesehatan, serta nilai kerugian akibat kebisingan yang dirasakan

masyarakat Kecamatan Kasomalang di sekitar jalan raya menuntut adanya

pengelolaan jalan raya yang lebih baik lagi, baik secara teknis maupun

manajemen. Rekayasa dan manajemen lalu lintas membutuhkan biaya yang lebih

Page 79: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

66

rendah dibandingkan dengan pembangunan jalan atau jalur alternatif baru, seperti

contoh yang diperuntukkan untuk jalur truk barang dan atau bus. Salah satu upaya

dalam manajemen lalu lintas yang direkomendasikan yaitu pembatasan lalu lintas.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu antara lain:

1. Pengaturan parkir tetap menjadi metode utama yang mengalokasikan ruang

menurut kawasannya. Pengaturan parkir dapat dilaksanakan pada setiap tingkat

yang ditentukan oleh pemerintah, yang memungkinkan semua tempat di jalan

dan di luar jalan dikendalikan. Penawaran ruang dan harga yang dikenakan

tergantung pada lama kebutuhan (permintaan).

2. Hambatan fisik yang dapat dilakukan yaitu dengan menentukan batas-batas

ruang jalan dengan mengurangi kapasitas. Biasanya dengan sistem sinyal yang

memungkinkan prioritas diberikan pada jenis-jenis kendaraan tertentu yang

dipilih. Seperti contoh truk-truk besar dilarang melalui Jalan Raya Kasomalang

pada jam-jam sibuk pagi dan sore yaitu pada saat para pegawai berangkat dan

pulang kerja dan atau para pelajar berangkat dan pulang sekolah. Metode lain

diantaranya adalah penyempitan jalan, larangan membelok, jalan ditutup dan

hanya untuk pejalan kaki, jalan khusus sepeda dan jalan khusus bis.

3. Pemberian lisensi (izin) pelengkap yang dibutuhkan oleh kendaraan yang

memakai suatu kawasan yang dikendalikan contohnya Jalan Raya Kasomalang.

Kategori khusus dapat diberikan di dalam sistem kendali ini, misalnya

penduduk, dokter dan penjaga toko.

4. Pemungutan biaya masuk kawasan yaitu suatu harga dibayar pada pintu masuk

kawasan, tetapi kendaraan di dalam kawasan ini tidak dikendalikan.

Page 80: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

67

5. Pemungutan pajak jalan kawasan dapat dilakukan dengan berbagai cara,

bervariasi mulai dari sistem meteran sampai dengan sistem beritingkat yang

kompleks, ongkosnya diukur oleh meteran secara otomatis. Sistem yang

disenangi adalah sistem yang mewajibkan tiap kendaraan mempunyai identitas

jelas lalu dipancarkan ke detektor jalan, yang berada pada interval-interval

jaringan jalan. Jumlah perjalanan lewat detektor dicatat dan pemiliknya

dikirimkan rekening secara periodik dengan besar tagihan sesuai jumlah

pemakaian sistem jalan tersebut.

6. Pengawasan dan kontrol emisi gas buang dan kebisingan suara dari kendaraan

bermotor secara rutin, sangat penting untuk dilakukan. Selain itu, upaya yang

dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif yang dirasakan masyarakat

sekitar akibat polusi udara dan kebisingan di jalan raya, yaitu dengan

penanaman pagar tanaman rapat. Sebagai filter suara, pagar hidup yang cukup

rimbun dan tinggi dapat meredam kebisingan dari lalu lalang kendaraan

bermotor. Daun-daun tanaman dapat menangkap polutan–polutan di sekitarnya.

Metode pada nomor satu dan dua merupakan tindakan non-fiskal,

sedangkan metode pada nomor tiga hingga lima dapat dianggap sebagai tindakan

fiskal. Strategi pengendalian lalu lintas harus mendorong suatu pendekatan yang

lebih positif. Menciptakan alternatif yang cocok dengan perubahan jangka

panjang pada tata letak kota atau Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).

Mendorong beberapa jenis perjalanan dan menghambat jenis-jenis perjalanan

lainnya. Namun pembatasan dalam isolasi ini juga tidak luput dari timbulnya

masalah seperti problema administratif dan masalah penerapan aturan (Hobbs,

1995).

Page 81: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

68

Pelaksanaan dari kebijakan transportasi tersebut dilakukan secara terpadu

oleh unsur-unsur pelaksana di daerah, seperti Dinas Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan (Dinas Pehubungan), Dinas Bina Marga, Polisi Lalu Lintas, dan instansi lain

yang terkait, serta pihak swasta (perusahaan perangkutan).

Pemeliharaan jalan dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat.

Manajemen perencanaan infrastruktur jalan dilakukan dengan transparansi

pengelolaan keuangan di tingkat masyarakat adat dan komunikasi yang intensif

antara pimpinan masyarakat di tingkat atas dengan masyarakatnya. Agar peran

serta tersebut optimal, diperlukan dukungan Pemda dalam bentuk bimbingan

teknik dan manajemen pemeliharaan. Keterlibatan masyarakat dalam hal ini perlu

didukung oleh Pemerintah Daerah dalam kebijakan yang jelas serta penguatan

terhadap lembaga formal (Dinas di Pemerintahan, Kecamatan) dan lembaga non

formal (RT/RW) (Narsatya, 2001).

Page 82: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

69

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Menurut persepsi masyarakat, terjadi perubahan kualitas lingkungan akibat

peningkatan volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang. Perubahan tersebut

berupa meningkatnya proporsi jalan raya yang mengalami kerusakan yaitu

sebesar 58,21 persen serta terjadinya peningkatan debu jalan dan kebisingan.

Selain itu, dirasakan penambahan waktu untuk menempuh Jalan Raya

Kasomalang sebesar 18,37 menit.

2. Masyarakat merasakan adanya dampak negatif akibat peningkatan volume lalu

lintas. Dampak negatif yang dirasakan meliputi kerusakan jalan, kemacetan,

kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan. Menurut responden

masyarakat sekitar jalan raya, dampak negatif yang paling mengganggu adalah

kebisingan yaitu sebesar 40 persen. Sebesar 70 persen responden penumpang

angkutan umum menyatakan bahwa dampak negatif yang paling mengganggu

adalah kerusakan jalan. Sementara itu, 60 persen responden pengemudi

angkutan umum dan 50 persen responden pengendara kendaraan pribadi

menyatakan bahwa dampak negatif yang paling mengganggu adalah

kemacetan.

3. Total nilai kerugian yang dialami oleh angkutan umum akibat kemacetan di

Jalan Raya Kasomalang yaitu sebesar Rp 183.333.533,65 per tahun. Total nilai

kerugian masyarakat sekitar jalan raya akibat peningkatan debu jalan yaitu

sebesar Rp 20.682.000,00 per tahun. Total nilai kerugian akibat kebisingan

Page 83: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

70

yaitu sebesar Rp 733.923.750,00 per tahun. Nilai kerugian parsial akibat

peningkatan volume lalu lintas tersebut, menuntut adanya pengelolaan jalan

raya yang lebih baik lagi baik secara teknis maupun manajemen.

4. Penerapan kebijakan pemerintah terkait pengelolaan jalan di Jalan Raya

Kasomalang belum berjalan dengan baik. Hal ini dilihat dari kondisi fisik dan

penggunaan jalan, pengawasan serta pengendalian lalu lintas yang belum

memperhatikan aspek perlindungan lingkungan maupun masyarakat,

sebagaimana yang telah diatur dalam aturan perundangan mengenai

pengelolaan jalan.

8.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, saran yang dapat dirumuskan

adalah sebagai berikut:

1. Dibutuhkan konsistensi Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai penanggung

jawab pembiayaan pembangunan, pemeliharaan rutin dan perbaikan jalan.

Bertujuan agar infrastruktur daerah khususnya jalan raya dapat disesuaikan

dengan perkembangan aktivitas transportasi masyarakat dan perubahan jangka

panjang pada tata letak kota.

2. Diperlukan pengawasan oleh Pemerintah Kabupaten Subang terhadap para

pengguna jalan dalam hal persyaratan teknis serta laik jalan, pengendalian

penggunaan jalan sesuai kapasitas ruas jalan (menerapkan strategi

pengendalian lalu lintas berupa tindakan non-fiskal dan atau fiskal), serta

penerapan sanksi pidana secara tepat dan tegas bagi yang melanggar peraturan

perundangan. Pengawasan berat muatan kendaraan dapat dilakukan dengan

pembangunan jembatan timbang dan fasilitas pendukungnya.

Page 84: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

71

DAFTAR PUSTAKA

Amanda, Sylvia. 2009. Analisis Willingness To Pay Pengunjung Obyek Wisata

Danau Situgede Dalam Upaya Pelestarian Lingkungan. Skripsi. Fakultas Ekonomi. IPB. Bogor.

Anwar S.H, Aditya. 2008. Nilai Ekonomi Akibat Kerusakan Jalan Berdasarkan

Pendekatan Willingness to pay dan Willingness to Accept di Jalan Lintas Timur Sumatera.

BPS Subang. 2009. Tranportasi dan Akomodasi. Subang dalam Angka.

http://www.subang.go.id/serba_serbi.php?pageNum_serba_serbi=2&totalRows_ serba_serbi=118 (10 Oktober 2011)

Daraba, Darda. 2001. Eksternalitas dan Kebijakan Publik. Program Pasca Sarjana.

Institut Pertanian Bogor. http://www.rudyct.com/PPS702 ipb/02201/darda_d.htm (9 Oktober 2011)

Desa Kasomalang Kulon. 2010. Profil Desa Kasomalang Kulon. Desa

Kasomalang Kulon. Subang. Desa Kasomalang Wetan. 2010. Profil Desa Kasomalang Wetan. Desa

Kasomalang Wetan. Subang. Desa Sindangsari. 2010. Profil Desa Sindangsari. Desa Sindangsari. Subang.

Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hanley, N dan C. L. Spash. 1993. Cost-Benefit Analysis and Environmental.

Edward Elgar Publishing England. Heston. YP, Hermawan K. 2008. Valuasi Ekonomi Akibat Kerusakan Jalan

Nasional di Pantai Utara Jawa. Studi Masukan Kebijakan Penanganan Jalan Nasional

Hobbs, F.D. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta KLH. 2007. Panduan Valuasi Ekonomi Sumbedaya Alam dan Lingkungan. KLH.

Jakarta. Mangkoesoebroto, G. 1993. Ekonomi Publik. BPFE. Yogyakarta. Persyaratan Umum Sistem Jaringan Dan Geometrik Jalan Perumahan. Badan

Standardisasi Nasional. SNI 03-6967-2003

Page 85: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

72

Poernomosidhi, P.I.F. (1995). “Review on Road Environment Condition and Research on Traffic Noise and Air Pollution in Indonesia”, Paper for the Technical Visit to Publik Work Research Institute, Tsukuba, Japan, 25th Sept.– 6th Oct. 1995.

PT. Tirta Investama. 2009. Analisis Dampak Lingkungan. PT. Tirta Investama.

Jakarta. . 2010. Analisis Dampak Lalu Lintas. PT. Tirta Investama.

Jakarta. Radar Karawang. 2010. Massa Demo Pabrik Air Mineral.

http://radarkarawangnews.blogspot.com/2010/03/massa-demo-pabrik-air-mineral.html (30 Maret 2011)

Sasana, Hadi. 2004. Kegagalan Pemerintah dalam Pembangunan. Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro.

Sukarto, Haryono. 2006, Transportasi Perkotaan Lingkungan. Teknik Sipil- Universitas Pelita Harapan. Tangerang, Banten .

Taihuttu, Hermina N. 2001. Studi Kemampuan Tanaman Jalur Hijau Jalan sebagai

Penyerap Partikulat Hasil Emisi Kendaraan Bermotor. Tesis. Program Pasca Sarjana. IPB. Bogor.

Tamin, Ofyar Z. 1997. Upaya-upaya untuk Mengatasi Masalah Transportasi

Perkotaan. Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik Sipil. ITB. Bandung. Yakin,A. 1997. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan : Teori dan Kebijaksanaan

Pembangunan Berkelanjutan. Akademika Presindo. Jakarta. Yohana. 2010. Eksternalitas dan Kebijakan Publik. Indonesian Food Wednesday

http://ana-ekonomi.blogspot.com/2010/07/eksternalitas-dan-kebijakan-publik.html (23 Maret 2011)

Yunasril. 1995. Keterkaitan Jumlah dan Jenis Kendaraan Bermotor dengan Taraf

Kebisingan di Kotamadya Padang - Sumatera Barat. Tesis. Program Pasca Sarjana. IPB. Bogor.

Undang-undang No. 13 tahun 1980 tentang Jalan. Undang-undang No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Undang-undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Undang-undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan.

Page 86: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

73

LAMPIRAN

Page 87: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

74

Lampiran 1. Pertumbuhan Jumlah Industri di Kabupaten Subang

Banyaknya Perusahaan Industri Besar Dan Sedang Menurut Kelompok Industri Tahun 2005 – 2009

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang, 2010

Page 88: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

75

Lampiran 2. Transportasi Kabupaten Subang Tahun 2005-2009

Jumlah Kendaraan di Kabupaten Subang Tahun 2005-2009

Uraian Jumlah Kendaraan (unit) 2005 2006 2007 2008 2009

Angkot 753 761 664 771 778 Bus Mini 504 500 494 541 547 Bis 49 58 48 52 51 Bis Mikro 16 16 16 22 15 Pick up 1666 1894 1730 2449 2486 Truk 1732 1566 1749 2164 2113 Lainnya 102 100 241 275 255 Jumlah 4822 4895 4942 6274 6245

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Subang, 2009

Page 89: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

76

Lampiran 3. Kondisi Jalan Kabupaten Subang

Panjang Jalan Kabupetan Subang Menurut Keadaan Jalan Tahun 2005- 2009

Sumber: Dinas Bina Marga Kabupaten Subang, 2009

Page 90: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

77

Lampiran 4. Klasifikasi Jalan

Klasifikasi Jalan Menurut UU No 38 Tahun 2004 Tentang Jalan Berdasarkan Sistem Jaringan Jalan

Deskripsi

Jalan Primer Sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. (Pasal 7ayat 2)

Jalan Sekunder Sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan. (Pasal 7 ayat 3) Berdasarkan Fungsi Jalan Deskripsi Jalan Arteri Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk (akses)

dibatasi secara berdaya guna. (Pasal 8 ayat 2) Jalan Kolektor Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan

jumlah jalan masuk dibatasi. (Pasal 2 ayat 3) Jalan Lokal Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk

tidak dibatasi. (Pasal 8 ayat 4) Jalan Lingkungan Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. (Pasal 8 ayat 5) Bersarkan Status Jalan Deskripsi Jalan Nasional Jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta

jalan tol. (Pasal 9 ayat 2) Jalan Provinsi Jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota

kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi. (Pasal 9 ayat 3) Jalan Kabupeten Jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota Kecamatan,

antaribukota Kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. (Pasal 9 ayat 4)

Jalan Kota Jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota. (Pasal 9 ayat 5)

Jalan Desa Jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan. (Pasal 9 ayat 6) Klasifikasi Jalan Menurut UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Berdasarkan MST Deskripsi Kelas I Dimensi kendaraan: Lebar; 2500 mm, Panjang; 18000 mm, MST; > 10 ton (Pasal 19 ayat 2a) Kelas II Dimensi kendaraan: Lebar; 2500 mm, Panjang; 18000 mm, MST; 10 ton (Pasal 19 ayat 2b) Kelas III A Dimensi kendaraan: Lebar; 2500 mm, Panjang; 18000 mm, MST; 8 ton (Pasal 19 ayat 2c) Kelas III B Dimensi kendaraan: Lebar; 2500 mm, Panjang; 12000 mm, MST; 8 ton (Pasal 19 ayat 2c) Kelas III C Dimensi kendaraan: Lebar; 2100 mm, Panjang; 9000 mm, MST; 8ton (Pasal 19 ayat 2c)

Sumber : Studi Literatur, 2011

77

Page 91: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

78

Lampiran 5 Matriks Realisasi dan Kendala Penerapan Peraturan Perundangan dalam Pengelolaan Jalan

Sumber: Studi literatur dan wawancara instansi terkait, 2011

No Bentuk Peraturan

Pasal Isi/ Aturan Realisasi Kendala

1 PP Kabupaten Subang No. 2 tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Subang

Pasal 34 point e.

Kawasan rawan bencana, terdiri atas : (a) kawasan rawan gerakan tanah; (b) kawasan rawan gerakan tanah; (c) kawasan rawan bencana letusan gunung berapi; (d) kawasan rawan banjir.

Saat ini Desa Pasanggrahan menjadi lokasi pengambilan air tanah dan air permukaan oleh perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) sebagai input utama. Desa Kasomalang Wetan merupakan salah satu kawasan permukiman yang dilalui Jalan Provinsi (Jalan Raya Kasomalang) dan merupakan jalur mobilisasi truk-truk angkutan barang, termasuk truk AMDK.

Kurang adanya antisipasi dari pemerintah Kabupaten Subang atas peningkatan lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang. Saat ini penyesuaian pelayanan jalan seperti yang disebutkan dalam analisis sebelumnya juga belum maksimal dilakukan. Pasal 39 Kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud dalam

huruf e Pasal 34 Peraturan Daerah ini meliputi : A. kawasan rawan gerakan tanah terletak di : d. Kecamatan Jalancagak : Desa Palasari, Ciater, Nagrak, Cibitung, Sanca, Cimanglid, Kumpay, Kasomalang Wetan, Bunihayu dan Tambakmekar.

2 UU No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. UU No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Pasal 16 ayat 2 Pasal 48 ayat 3

Pemeriksaan kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi : b.pemeriksaan tanda bukti lulus uji, surat tanda bukti

pendaftaran atau surat tanda coba kendaraan bermotor, dan surat izin mengemudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Pasal 14, Pasal 18, dan lain-lain yang diperlukan.

Persyaratan laik jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh kinerja minimal Kendaraan Bermotor yang diukur sekurang-kurangnya terdiri atas: a. emisi gas buang; b. kebisingan suara;

Kendaraan umum (elf) yang beroperasi keseluruhan adalah kendaraan tua. Sehingga tidak memberikan kenyamanan bagi penumpang juga berefek negatif bagi lingkungan. Pemeriksaan selama ini telah dilakukan dan menjadi tanggung jawab Dinas Perhubungan bagian angkutan.

Banyak pengendara angkutan umum dalam daerah yang enggan dan tidak disiplin mendaftarkan ulang kendaraannya. Hal ini sudah berlangsung lama dan belum ada tindak lanjut dari instansi yang bertanggungjawab Truk dan bus luar kota sebagian besar berasal dari luar daerah Subang, sehingga Dishub Subang tidak dapat mengontrol kelaikan angkutan.

3 UU No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Pasal 133 ayat 3

Pembatasan Lalu Lintas dapat dilakukan dengan pengenaan retribusi pengendalian Lalu Lintas yang diperuntukkan bagi peningkatan kinerja Lalu Lintas dan peningkatan pelayanan angkutan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penarikan dana dari angkutan umum maupun kendaraan angkutan barang sifatnya tidak resmi dengan bukti tertulis. Pelaksanaannya juga belum tertib. Penarikan dana dari angkutan umum dan barang juga salah satunya dilakukan di Pasar Kasomalang dan diperuntukkan untuk administrasi Desa Kasomalng Wetan.

Aturan atau kebijakan yang kurang tegas dari Pemerintah Kabupaten Subang, dalam hal ini instansi yang bertanggung jawab dalam pengawasan jalan. Kinerja petugas LLAJ kurang dimaksimalkan.

4 UU No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Pasal 169 ayat 3

Pengawasan muatan angkutan barang dilakukan dengan menggunakan alat penimbangan.

Pengontrolan dilakukan hanya sebatas pemeriksaan masa berlaku buku kear dan pemeriksaan kesesuaian angkutan dengan kelas jalan

Selama ini tidak terdapat aktivitas pengontrolan berat muatan pada lokasi tertentu di Kabupaten Subang, kegiatan penimbangan biasanya dilakukan oleh DisHub Provinsi.

5 UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan

Pasa l62 ayat 1

Masyarakat berhak: a.memberi masukan kepada penyelenggara jalan dalam

rangka pengaturan, pembinaan pembangunan, dan pengawasan jalan; b.berperan serta dalam penyelengaraan jalan; c.memperoleh manfaat atas penyelenggaraan jalan sesuai

dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan; d.memperoleh informasi mengenai penyelenggaraan jalan; e.memperoleh ganti kerugian yang layak akibat kesalahan

dalam pembangunan jalan; dan f. mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap kerugian akibat pembangunan jalan.

Selama ini belum ada aktivitas formal seperti yang disebutkan pada pasal tersebut. Organisasi Pemuda di Kabupaten Subang seringkali mengadukan kondisi di Jalan Raya Kasomalang yang cepat rusak dan seringnya kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Sifatnya mengkritisi pemda setempat yang kurang tegas dalam pengaturan penggunaan jalan, terlebih oleh pihak swasta yang menggunakantruk-truk besar dan rutin menggunakan jalan tersebut. Namun belum ada aktivitas masyarakat untuk ikut dalam penyelenggaraan jalan,

Sistem manajeman pengawasan lalu lintas yang masih kurang maksimal dan tidak memberdayakan petugas LLAJ di ruas jalan tersebut. Standar pelayanan yang baik saat ini belum tercapai, salah satunya karena belum adanya pengelolaan jalan yang baik dari Pemda Kabupaten maupun Provinsi dikarenakan masalah pembiayaan dan koordinasi.

6 UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan UU No.14 tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Pasal 6 ayat 2 Pasal 25 ayat 1

Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status, dan kelas.

Setiap Jalan yang digunakan untuk Lalu Lintas umum wajib dilengkapi dengan perlengkapan Jalan berupa: a. rambu lalu lintas; b. marka jalan; c. alat pemberi isyarat lalu lintas; d. alat penerangan Jalan; e. alat pengendali dan pengaman pengguna jalan; f. alat pengawasan dan pengamanan jalan; g. fasilitas untuk sepeda, pejalan kaki, dan penyandang cacat. h. fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di jalan dan di luar badan jalan.

Saat ini pengklisifikasian jalan berdasarkan fungsi dan kelasnya apabila dibandingkan dengan ketentuan pada perundangan, masih belum terlaksana dengan baik

Saat ini rambu lalu lintas memang sangat sedikit,hanya ada rambu petunjuk jalan menikung, sedangkan rambu peringatan, rambu larangan, rambu perintah tidak ada. Marka jalan sudah terhapus,

Tidak memiliki alat pengendali dan pengaman pemakai jalan: - Pengendali :alat pembatas kecepatan, alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan - Pengaman : cermin tikungan, delineator, pulau lalu lintas, pita penggaduh namun sudah ada lampu peringatan baik pada jalur menuju Sumedang dan Jalan Cagak, dan pagar pengaman di area sungai Cipunagara kurang memadai.

Seperti contoh Jalan Raya Kasomalang yang menurut fungsinya sebagai jalan kolektor sekunder dan merupakan jalan Kelas III jika berdasarkan muatan sumbu terberatnya. Namun penggunaan jalan tidak sesuai dengan ketentuan.

Menurut keterangan instansi terkait,Pemda sudah mengajukan proposal permohonan ke PU Provinsi untuk pengadaan fasilitas jalan, namun karena alasan birokrasi, sampai saat ini belum ditindaklanjuti.

Page 92: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

79

Lampiran 6. Kueisioner Penelitian INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

Jl. Kamper Wing 5 Level 5 Kampus IPB Dramaga Bogor 16680 Telp. (0260) 421 762, (0251) 621 834, Fax. (0251) 421 762

KUESIONER PENELITIAN

Nomor Responden :………………………………………………… Nama :………………………………………… ……… Alamat :………………………………………………… -Kp : -Rt/Rw : -Desa/ Kec : Kelompok Responden : (Pengemudi angkutan umum/ pengendara

kendaraan pribadi/ penumpang angkutan umum/ masyarakat sekitar)*

Tanggal Wawancara :……………………………..2011

1. Usia :........................tahun 2. Jumlah Tanggungan :……………………orang 3. Pekerjaan : (1) Petani (2) Pedagang (3) PNS (4) Buruh Pabrik AMDK

(5) Lainnya………………………………………………….. 4. Pendapatan/ bulan :………………………………………………………..

(* Pilih salah satu)

A. PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS

1. Apakah menurut Anda jumlah kendaraan yang berlalu lalang di Jalan Raya

Kasomalang terjadi peningkatan sejak tahun 2000? a. Ya b. Tidak

2. Terganggukah Anda dengan adanya peningkatan jumlah kendaraan yang berlalu lalang di Jalan Raya Kasomalang

a. Ya,

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan SKRIPSI yang berjudul “Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan Volume Lalu Lintas Dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pengelolaan Jalan (Studi Kasus Jalan Raya Kasomalang, Subang, Jawa Barat)” yang dilakukan oleh Saya PUTRI AYU KWARTA WIJAYANTI (H44070053). Saya mohon partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/i untuk berkenan mengisi kuesioner ini dengan teliti dan lengkap sehingga dapat memberikan data yang objektif. Informasi yang Bapak/ Ibu/ Saudara/i berikan dijamin kerahasiaannya dan tidak untuk dipublikasikan. Atas perhatian dan partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/i Saya ucapkan terima kasih.

Page 93: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

80

b. Tidak, alasan……………………………………………………………......

3. Menurut Anda dampak apakah yang terjadi atau yang Anda rasakan dari adanya peningkatan volume lalu lintas? a. Kerusakan jalan (Sebutkan di area mana saja!) b. Kemacetan (Sering terjadi di area mana saja?) c. Kondisi udara yang semakin tidak nyaman d. Kecelakaan (Sering terjadi di area mana saja?) e. Kebisingan f. Lainnya………………………………………………………………………

4.Sebutkan dari dampak negatif di atas yang menurut Anda paling mengganggu! ………………………………………………………………………………….. 5. Coba Anda bandingkan kondisi lingkungan antara sebelum dan sesudah terjadi

peningkatan volume lalu lintas (dengan asumsi peningkatan volume lalu lintas terjadi sejak tahun 2000)

*Pertanyaan ditujukan untuk seluruh responden Jenis Sebelum (%) Sesudah (%)

1 Kondisi jalan 2 Waktu tempuh jalan 3 Debu 4 Kebisingan

6. Menurut Anda apakah kapasitas infrastuktur Jalan Raya Kasomalang cukup

untuk pelayanan lalu lintas kendaraan? a. Cukup b. Tidak, Jelaskan……………………………………………………………...

7. Bagaimana menurut Anda jika jumlah kendaraan yang melalui Jalan Raya Kasomalang terus meningkat tanpa adanya peningkatan infrastruktur dan pengelolaan jalan yang lebih baik?

.....................................................................................................................

B. PENGELOLAAN (KONTROL DAN ATAU PENANGGULANGAN)

8. Menurut Anda, adakah selama ini upaya penanggulangan dampak seperti pada pertanyaan No. 3 dari pihak Pemda?

a. Perbaikan jalan/ penambahan lebar jalan b. Pendirian pos pelayanan kesehatan c. Lainnya………………………………………………………………………..

9. Menurut Anda, adakah selama ini upaya penanggulangan dampak seperti pada pertanyaan No. 3 dari pihak perusahaan swasta yang rutin menggunakan jalan?

a. Perbaikan jalan/ penambahan lebar jalan

Page 94: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

81

b. Pendirian pos pelayanan kesehatan c. Lainnya………………………………………………………..........................

10. Apakah Anda pernah mendengar, upaya yang diterapkan pemerintah setempat selama ini untuk mengontrol jumlah kendaraanm, tonase dan emisi kendaraan?

(Penarikan retribusi, pembatasan jumlah kendaraan,penggunaan jembatan timbang, dll)

a. Pernah, Jelaskan………………………………………………………………. b. Tidak Pernah

11. Menurut Anda perlukah upaya tersebut dilakukan? Perlu/ tidak perlu. Apa pendapat Anda? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 12. Menurut anda siapakah yang bertaggung jawab untuk menjaga kenyamanan

lingkungan di sekitar Jalan Raya Kasomalang? a. Pemerintah d. Pengendara kendaraan yang b. Perusahaan swasta setempat melewati jalan c. Masyarakat sekitar e. Semuanya benar C. NILAI KERUGIAN

* Pertanyaan ditujukan untuk seluruh responden a. Waktu Tempuh

13. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak sepanjang Jalan Raya Kasomalang sebelum dan sesudah terjadi peningkatan volume lalu lintas?

Sebelum…….., sesudah……., jadi tambahan waktu……… 14. Berapa jam kah anda bekerja dalam sehari? *Pertanyaan ditujukan untuk responden masyarakat sekitar jalan. b. Debu dan Emisi Kendaraan 15. Semenjak adanya peningkatan aktivitas lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, penyakit apa saja yang sering Anda derita?

16. Berapa biaya yang Anda keluarkan untuk sekali pengobatan hingga sembuh?

c. Kebisingan

17. Apakah Anda merasa terjadi peningkatan kebisingan sejak terjadi peningkatan volume lalu lintas? Ya/ Tidak

18. Jika ya, kegiatan apa saja yang menurut Anda terganggu akibat peningkatan kebisingan di Jalan Raya? Sebutkan!...............................................................

Page 95: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

82

Untuk mengurangi dampak negatif peningkatan volume lalu lintas, seperti

peningkatan kebisingan dan polusi udara, dapat dilakukan dengan upaya

penanaman pagar tanaman rapat di sepanjang jalan raya . Kegiatan ini dapat

dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar jalan raya.

19.Berapakah jumlah uang yang ingin Anda keluarkan untuk upaya meminimalisir dampak negatif kebisingan dan polusi udara seperti dijelaskan di atas?................./hari

D. SARAN DAN HARAPAN ANDA UNTUK PEMERINTAH SETEMPAT

DAN PIHAK SWASTA

TERIMA KASIH ATAS WAKTU DAN INFORMASI YANG ANDA

BERIKAN

==SELAMAT BERAKTIVITAS==

Page 96: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

83

Lampiran 7. Pedoman Wawancara Kepada Instansi Terkait

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN Jl. Kamper Wing 5 Level 5 Kampus IPB Dramaga Bogor 16680

Telp. (0260) 421 762, (0251) 621 834, Fax. (0251) 421 762

PEDOMAN WAWANCARA

A. Kondisi Lingkungan Jalan Raya Kasomalang

1. Apakah dengan adanya peningkatan volume lalu lintas di Jalan Raya

Kasomalang, terjadi penurunan kualitas lingkungan seperti:

-kerusakan jalan

-penurunan kesehatan masyarakat

-kemacetan

-peningkatan kasus kecelakaan

-peningkatan kebisingan

B. Pengelolaan Infrastruktur Jalan

2. Bagaimana realisasi kebijakan pengelolaan lalu lintas dan angkutan di Jalan

Raya Kasomalang?

3. Apa saja kendala dalam pelaksanaan pengelolaan lalu lintas dan angkutan di

Jalan Raya Kasomalang?

4. Apakah sudah pernah ada kegiatan untuk menanggulangi dampak negatif

seperti pada pertanyaan No.1, oleh pemerintah setempat? seperti:

-perbaikan jalan/ pelebaran jalan

-pengalihan jalur distribusi angkutan barnag atau mobilisasi masyarakat

-penyediaan pos pelayanan kesehatan bersubsidi

-penertiban jalan dan aktivitas masyarakat di sekitar jalur, dll

Jelaskan……………………………………………………………………..

Daftar kebutuhan data ini digunakan untuk panduan wawancara bahan SKRIPSI dengan judul “Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan Volume Lalu Lintas Dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pengelolaan Jalan (Studi Kasus Jalan Raya Kasomalang, Subang, Jawa Barat)”, yang dilakukan oleh Saya PUTRI AYU KWARTA WIJAYANTI (H44070053). Atas perhatian dan partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/i Saya ucapkan terima kasih.

Page 97: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

84

5. Apabila terdapat pelanggaran angkutan barang terhadap peraturan yang

diterapkan, kebijakan apa yang diberlakukan?

...............................................................................................................

6. Mengantisipasi dampak negatif yang lebih parah, tentunya dibutuhkan

pengelolaan pemerintah setempat bersama pihak swasta dan masyarakat untuk

menjaga kualitas lingkungan khususnya di Jalan Raya Kasomalang.

Apakah sudah pernah dilakukan kegiatan yang dimaksud di atas?Jelaskan

……………………………………………………………………………….

7. Bagaimana kontribusi pihak swasta pengguna jalan untuk kegiatan tersebut?

(seperti penarikan retribusi dan atau pajak) Jelaskan

…………………………………….....…………………………………………

8. Bagaimana sistem regulasi penarikan biaya dari pihak swasta yang

menggunakan jalan dan penyaluran dana tersebut untuk upaya pengelolaan

infrastruktur jalan?

...............................………………………………………………………

=Terima Kasih=

Page 98: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

85

Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

Kondisi lalu lintas di area Pasar Kasomalang Desa Kasomalang Wetan

Truk besar yang melewati Jalan Raya Kasomalang dengan rutinitas 24 jam sehari.

Kondisi tempat parkir di kawasan pertokoan Perumahan penduduk yang menutupi jarak pandang pada tikungan jalan

Jalan rusak pada satu sisi ruas jalan (arah Subang) diakibatkan beban jalan yang lebih besar

Jalan Raya Kasomalang melewati kawasan budidaya lahan basah (perkebunan teh dan nanas)

Page 99: Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Peningkatan ... · volume lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang, menghitung nilai kerugian ... kecelakaan, peningkatan debu jalan dan kebisingan.

86