estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

26
PROPOSAL KERJA PRAKTEK ESTIMASI FAKTOR PENGISIAN MANGKUK EXCAVATOR BERDASARKAN VOLUME ANGKUT DUMPTRUCK DI PT. AGINCOURT RESOURCES KEC.BATANGTORU KAB.TAPANULI SELATAN SUMATERA UTARA Diajukan untuk memenuhi syarat kurikulum pada Jurusan Teknik Pertambangan Oleh: Eva N Manurung 12 306 060 FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN 2015

Transcript of estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

Page 1: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

ESTIMASI FAKTOR PENGISIAN MANGKUK EXCAVATOR

BERDASARKAN VOLUME ANGKUT DUMPTRUCK

DI PT. AGINCOURT RESOURCES KEC.BATANGTORU

KAB.TAPANULI SELATAN SUMATERA UTARA

Diajukan untuk memenuhi syarat kurikulum pada

Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh:

Eva N Manurung

12 306 060

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

2015

Page 2: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck
Page 3: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Faktor pengisian dan frekwensi pemuatan bak alat angkut adalah dua parameter

operasi pemuatan-pengakutan material hasil penambangan yang dapat

mempengaruhi efisiensi penambangan dan tingkat pencapaian target produksi

yang telah ditentukan. Faktor pengisian (disebut juga fill factor) selain dapat

mempengaruhi jumlah muatan bak alat angkut ia juga dapat mempengaruhi

frekwensi pemuatan dan waktu daur alat angkut.

Walaupun kedua parameter tersebut telah ditentukan pada waktu studi kelayakan

ataupun estimasi kebutuhan unit produksi namun terdapat berbagai variasi sifat

partikel hasil peledakan yang mungkin belum diketahui ataupun sulit dikontrol

(Riprap,2011). Menurut Sedarta (2013), variasi ukuran partikel dapat

mempengaruhi nilai angle of repose (AoR; sudut diam partikel pada waktu berada

dalam sebuah timbunan) dan jumlah volume muatan mangkuk alat muat dan bak

alat angkut dipengaruhi oleh AoR (Komatsu,2011).

Disamping adanya variasi sifat bulk material, bentuk sebaran material hasil

peledakan (pembongkaran) dan kecakapan operator didalam mengoperasikan

sebuah alat muat juga dapat mempengaruhi fill faktor. Apa lagi, jika operasi

penambangan dilakukan selama 3 shift per hari.

Untuk mengetahui apakah faktor pengisian mangkuk alat muat dan frekwensi

pemuatan bak alat angkut tersebut masih sesuai dengan yang direncanakan

berdasarkan catalog pabrik pembuat alat, akan dilakukan pengamatan operasi

pemuatan dan pengangkutan dengan jumlah berat material tiap alat angkut yang

dibongkar pada hopper peremuk batu dijadikan sebagai pembanding. Nilai-nilai

tersebut akan diuji secara analisa varian.

Page 4: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

Mengingat PT. Agincourt Resources masih dalam tahap pengembangan produksi,

maka perusahaan ini dirasa sangat sesuai sebagai objek penelitiannya.

1.2 Rumusan masalah

Penelitian ini memiliki beberapa pertanyaan diantaranya adalah:

a. Apakah volume muatan mangkuk alat muat bervariasi?

b. Apakah pemuatan bak alat angkut diisi dengan frekwensi yang berbeda?

c. Apakah variasi muatan mangkuk dan frekwensi pemuatan bak alat angkut

masih sama dengan yang direncakan?

d. Pada saat kapan variasi tertinggi terjadi?

e. Faktor-faktor apa saja yang mempegaruhi variasi pemuatan tersebut?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini yaitu:

1. Memahami bagaimana sebuah operasi penambangan direncanakan, diawasi

dan dikendalikan.

2. Memahami variasi sifat partikel untuk ditangani.

Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui apakah parameter operasi alat

muat, faktor pengisian telah berbeda atau masih sama dengan yang ditetapkan

oleh perusahaan.

1.4 Batasan Masalah

1. Penelitian ini dilakukan di PT. AGINCOURT RESOURCES KEC.

BATANGTORU KAB.TAPANULI SELATAN SUMATERA UTARA

2. Pada waktu proses pemuatan tidak terjadi variasi kerapatan material

Page 5: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

1.5 Output

Sebuah laporan yang digunakan untuk memenuhi SKS yang sudah di

tetapkan kampus.

Suatu laporan yang bermanfaat bagi perusahaan karena merupakan suatu

informasi yang nyata bagi perusahaan.

Page 6: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Satuan Operasi Penambangan

Selama tahap persiapan eksploitasi dari semua tambang selalu mempunyai satuan

operasi. Satuan operasi penambangan adalah langkah dasar yang digunakan untuk

memproduksi mineral dari cebakan/endapan, bersamaan dengan langkah

tambahan yang terlibat. Langkah-langkah ini mengkontribusi secara langsung ke

ekstraksi mineral yang disebut dengan operasi produksi, termasuk siklus produksi

dari satuan operasi penambangan. Sedangkan langkah-langkah tambahan yang

mendukung siklus disebut operasi tambahan (Hartman, 1992).

Siklus produksi menggunakan satuan operasi yang secara umum mempunyai dua

fungsi yaitu pemecahan batuan dan penanganan material. Pemecahan batuan

meliputi berbagai mekanika dalam operasi pemboaran dan peledakan. Penanganan

material meliputi pemuatan dan pengangkutan. Jadi siklus produksi dalam

penambangan memiliki satu satuan operasi yang terintegrasi dapat dituliskan

sebagai berikut:

Siklus produksi = pemboran + peledakan + pemuatan + pengangkutan

2.2 Pemuatan dan Pengangkutan

Semua satuan operasi yang terlihat dalam penggalian atau pemindahan

tanah/batuan selama penambangan disebut penanganan material (material

handling). Pada siklus operasi, dua operasi utama adalah pemuatan dan

transportasi, dan jika transportasi vertikal diperlukan, kerekan (hoisting) akan

menjadi operasi opsi ketiga.

Penanganan material pada tambang mekanisasi modern berpusat pada peralatan.

Skala peralatan pada tambang terbuka semakin bertambah besar. Batas atas

ukuran truk meningkat menjadi 300 ton, 170 m3 untuk

dragline, 140 m

3 untuk

shovel dan 8400 m3 untuk bucket wheel excavator. (Nurhakim,2003)

Page 7: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

Klasifikasi untuk peralatan tambang untuk penggalian-pernuatan dapat dilihat

pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Klasifikasi peralatan penggalian dan pemuatan tambang terbuka

(Hartman,1987)

Operasi Penambangan Kategori/Metode Mesin (Aplikasi)

Terbuka

Siklus (Cyclic)

Kontiniu (Continuous)

Shovel

Dragline

Dozer

Scraper

Peledakan (blasting)

Ekskavator mekanis

(Mech excavator)

Highwall Mining

Dredging

Power Shovel, Front-end Loader,

Hydraulic Excavator, Back hoe

(penambangan bijih, pengupasan

OB)

Crawler, Walking (pengupasan

OB)

Rubber tired, crawler (blade)

Rubber tired, crawler

Explossives stripping (OB)

Bucket Wheel Excavator (OB),

cutting head (tanah, batubara)

Auger, Hidghwall Miner

(batubara)

2.2.1 Alat Pengangkutan

Pengangkutan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral

dan/atau batubara dari daerah tambang dan atau tempat pengolahan dan

pemurnian sampai tempat penyerahan.

Fungsi dari alat pengangkutan adalah untuk mengangkut material seperti tanah,

pasir, batuan untuk proyek konstruksi dan pada kegiatan penambangan. Pemilihan

jenis alat pengangkutan tergantung pada kondisi lapangan, volume material,

waktu dan biaya.

Page 8: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

2.2.2. Kapasitas Alat Pengangkutan

Kapasitas bak penampung (pengangkut) dari truck dan tractor-wagon terdiri dari

struck capacity (kapasitas peres) dan heaped capacity (kapasitas munjung). Struck

capacity adalah kapasitas alat yang muatannya mencapai ketinggian dari bak

penampung. Jenis material yang lepas dengan daya lekat rendah seperti pasir dan

kerikil umumnya tidak bisa menggunung jadi pengangkutannya dalam kapasitas

peres. Sedangkan heaped capacity adalah kondisi muatan mencapai ketinggian

lebih dari ketinggian bak. Karena tanah liat mempunyai daya lekat antar butir

yang cukup besar maka kapasitas pengakutan tanah liat dapat mencapai kapasitas

munjung.

Besarnya kapasitas truck tergantung pada waktu yang dibutuhkan untuk memuat

material kedalam truck terhadap waktu angkut truck. Pada umunya besarnya

kapasitas truck yang dipilih adalah empat sampai lima kali kapasitas alat gali yang

memasukkan material kedalam truck. Akan tetapi penggunaan truck yang terlalu

besar sangat tidak ekonomis kecuali jika volume tanah yang akan diangkut sangat

besar. Kapasitas dan ukuran truck sangat bervariasi. Oleh karena itu, pemilihan

ukuran truck sangat penting karena truck besar atau kecil akan memberikan

beberapa keuntungan dan kerugian (Rostiyanti, 2002).

2.3 Sifat dan Jenis Material tanah atau Batuan

Di alam material yang ditemukan umumnya tidak homogen, tetapi merupakan

material campuran. Material yang terdapat ditempat asalnya disebut material asli

atau bank material. Bila sebagian material dipindahkan maka volume material

yang dipindahkan tersebut akan menjadi lebih besar daripada volume material

ditempat asalnya. Material yang dipindahkan tersebut dikenal sebagai material

lepas atau loose material. Jika material lepas tersebut dipadatkan maka volume

material akan kembali menyusut, material ini disebut material padat atau

compacted material.

Hampir seluruh material yang telah dipadatkan mempunyai volume yang lebih

kecil daripada volume aslinya. Hal ini disebabkan karena pemadatan dapat

Page 9: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

menghilangkan atau memperkecil ruang atau pori diantara butiran material. Akan

tetapi batuan pecah mempunyai volume tanah asli (bank volume – Vb) hamper

sama dengan volume tanah yang dipadatkan (compacted volume). Pasir dan

lempung padat tertentu bahkan mempunyai compacted volume lebih besar

daripada bank volume.

Dalam pengamatan dan perhitungan, volume material asal (undisturbed) biasanya

diberi satuan bank cubic meters (BCM). sedangkan volume material yang

dipindahkan atau mengalami perubahan bentuk, seperti batuan yang diledakkan,

(loose volume – Vl) diberi satuan loose cubic meters (LCM). Adapun material

yang dipadatkan diberi satuan compacted cubic meters (CCM) (Nurhakim,2004).

2.4 Kriteria Pemilihan Alat

Untuk memilih hidrolik excavator dan truck, kriteria pemilihan peralatan harus

ditentukan. Kriteria ini dikumpulkan dalam 6 kategori yang berbeda, yaitu:

(kirmanli et al,2009)

Gambar 2.1 Kriteria pemilihan alat (kirmanli et al,2009)

Page 10: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

1. Kemampuan Menggali

Kemampuan penggalian dapat didefenisikan sebagai kemudahan shovel menggali

suatu satuan batuan. Ada beberapa sistem klasifikasi untuk menilai kemampuan

penggalian, biasanya menggunakan sejumlah parameter yang sama. parameter

utama dari sistem klasifikasi penggalian adalah : kuat tekan uniaksial, kecepatan

seismik, derajat pelapukan karakteristik dari rekahan dan ketebalan formasi.

Sistem klasifikasi diggability dikembangkan oleh beberapa peneliti secara singkat

dijelaskan dibawah ini.

Franklin et al (1971), mengembangkan sistem klasifikasi berdasarkan pada

metode grafik , dengan menggunakan kekuatan batuan , diskontinuitas jarak dan

kekuatan beban titik . Grafik dibagi menjadi empat wilayah dan daerah

didefinisikan sebagai menggali , merobek , peledakan untuk loosening dan

peledakan untuk breaking

2. Kriteria produksi

Produksi tahunan, jumlah cadangan, hari kerja per tahun dan jam kerja per hari,

stripping ratio dan jumlah tahunan overburden diberikan sebagai contoh kriteria

produksi. Jumlah overburden tahunan dihitung dari produksi tahunan dan

stripping ratio dari produksi biji yang dipelukan dan pembuangan limbah, umur

tambang dihitung dan hubungannya dengan umur operasi peralatan juga

ditentukan.

3. Parameter-parameter tambang

Tinggi bench, lebar bench, kondisi cuaca, air bawah tanah, jarak angkut (limbah

dan mineral) kondisi tanah, faktor efisiensi kerja adalah beberapa contoh

parameter tambang.

4. Faktor geologi dan geoteknik

Jenis formasi, densitas mineral, densitas limbah, ketebalan, kuat tekan uniaksial,

faktor pengembangan, modulus elastisitas kondisi peledakan dan rata-rata

distribusi ukuran setelah peledakan adalah contoh faktor geologi dan geoteknik.

Page 11: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

5. Kriteria peralatan

Kapasitas mangkuk, berat kendaraan, keuntungan, tinggi penggalian, tekanan

tanah kekuatan, kecepatan, faktor pengisian mangkuk, waktu siklus mangkuk,

omur operasi, truck struck, atau kapasitas tumpukan dll. Dapat diberikan sebagai

contoh kriteria peralatan.

6. Biaya unit produksi

Analisis estimasi biaya excavator dipilih dan truck yang mereka pakai, memiliki

kapasitas dan angka yang berbeda, dilakukan untuk mencari biaya produksi

minimum untuk kombinasi truck dan hidralik excavator optimal. Biaya per unit

bahan bakar, minyak dan ban tenaga kerja harus di sediakan oleh pengguna untuk

analisis biaya.

2.5 Perhitungan Untuk pemilihan Excavator

Secara praktis, pertimbangan untuk memilih ukuran yang baik dari sebuah shovel

atau mangkuk excavator merupakan peranan yang penting dan di dukung oleh 3

faktor, yaitu: (Tatiya,2005)

Faktor waktu

Faktor operasional

Faktor pengisian mangkuk

2.5.1 Faktor waktu

Merupakan persentase availability peralatan dalam satuan waktu, yang mana

dapat dikatakan shift atau jam. Jika peralatan tersedia 55 menit/jam dan 7 jam

dalam satu shift dari 8 jam, maka itu dianggap sebagai situasi yang

menguntungkan. Dibawah kondisi ketersediaan rata-rata 50 menit/jam adalah

umum tetapi dikatakan buruk apabila 40 menit/jam atau dibawahnya, kondisi ini

dianggap kurang baik, nilai faktor ini merupakan refleksi keseluruhan efisiensi

menajemen.

Faktor waktu (Tf) = menit efektif yang tersedia setiap jam/60

Page 12: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

2.5.2 Faktor operasional

Ini adalah refleksi dari kondisi kerja yang meliputi tata letak, peralatan sesuai

yang dimaksudkan untuk loading (mucking), transportasi, penghancuran dll. Ini

juga memperhitungkan jasa dalam hal pencahayaan, ventilasi (kenyamanan),

panas, kelembaban atau faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja peralatan

termasuk efisiensi operator yang beroperasi itu. Untuk menerapkan koreksi,

pedoman yang biasa disebutkan dibawah ini (Tatiya,2005).

Kondisi Koreksi

Baik 80%

Sedang 70%

Buruk 60% dan dibawah 60%

2.5.3 Faktor pengisian Alat Muat (Bucket fill factor)

Faktor pengisian adalah perbandingan antara kapasitas nyata muat dengan

kapasitas baku alat muat yang dinyatakan dalam persen. Semakin besar faktor

pengisian maka semakin besar pula kemampuan nyata dari alat tersebut. Faktor

pengisian mangkuk disebut juga bucket fill factor. Untuk menghitung faktor

pengisian digunakan persamaan sebagai berikut : (PFleider, 1972)

Fp = (Vb/Vd) x 100%

Keterangan :

Fp : Faktor pengisian

Vb : Kapasitas nyata alat muat, m3

Vd : Kapasitas teoritis alat muat, m3

Sedangkan menurut spesifikasi alat muat, bucket fill factor adalah sebagai berikut.

Page 13: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

2.6 Faktor Efisiensi Kerja

Menurut Komatsu (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja

pada kegiatan pemuatan dan pengangkutan diantaranya adalah:

1. Keterampilan Operator

Page 14: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

Untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi, keterampilan operator harus sesuai

dengan kinerja mesin. Sangat penting bahwa operator memiliki pengetahuan dan

keterampilan untuk memperoleh produktivitas yang tinggi dari mesin.

Oleh karena itu, operator harus diberikan pendidikan dan pelatihan tentang

pengoperasian mesin, operasi pekerjaan konstruksi dan keselamatan. Operator

harus membaca dan memahami petunjuk operator. Operator juga harus membaca

dan memahami petunjuk keselamatan asosiasi produsen yang berlaku di masing-

masing wilayah (AEM di Amerika Serikat, CECE di Eropa, dll). Majikan harus

menilai keterampilan masing-masing operator dan menetapkan operator untuk

pekerjaan yang tepat. Operator harus diberikan instruksi kerja yang jelas.

2. Spesifikasi dan Pemilihan jenis mesin

Kontraktor harus memilih jenis, ukuran dan spesifikasi mesin yang dapat

memperoleh efisiensi kerja yang optimal. Kontraktor dapat menggunakan hasil

masa lalu dan pengalaman untuk memilih mesin yang paling tepat. Jika kontraktor

tidak pasti tentang pilihan mesin yang tepat, disarankan agar kontraktor

berkonsultasi dengan distributor Komatsu atau aplikasi insinyur Komatsu. mereka

memiliki informasi berlimpah dan pengalaman dan dapat memberikan bantuan

yang berharga dalam pemilihan mesin.

3. Pemilihan metode konstruksi

Untuk mencapai tujuan pekerjaan, kontraktor harus memilih metode konstruksi

atau proses yang tepat. Kontraktor dapat memilih metode yang optimal konstruksi

dan proses yang optimal dengan hasil aktual masa lalu atau pengalaman. Jika

kontraktor tidak pasti tentang seleksi, disarankan agar kontraktor berkonsultasi

dengan aplikasi insinyur Komatsu. Komatsu memiliki program yang disebut OFR

(Optimum Fleet Rekomendasi), whitch memberikan rekomendasi yang cocok

untuk metode optimal konstruksi dan proses.

4. Pilihan dan penggunaan lampiran dan bagian opsional

Perawatan harus diambil dalam pemilihan lampiran atau bagian opsional karena

mereka mempengaruhi efisiensi kerja dan keamanan. Lampiran Khas dan bagian

Page 15: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

opsional ditunjukkan dalam buku ini. Komatsu memiliki tambahan lampiran dan

bagian opsional. Anda dapat berkonsultasi dengan distributor, salesman, atau

aplikasi Komatsu insinyur untuk rincian tambahan.

5. Penggunaan mesin aplikasi khusus

Komatsu akan mengevaluasi individu kerja aplikasi khusus yang tidak

ditampilkan dalam buku pedoman ini dan dapat membuat mesin aplikasi khusus

untuk memenuhi persyaratan kerja. Anda dapat berkonsultasi dengan

distributor, salesman, atau insinyur aplikasi Komatsu.

2.7 Waktu Siklus

Menurut Rostiyanti (2002), Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan

suatu kegiatan yang dilakukan berulang. Pekerjaan utama di dalam kegiatan

tersebut adalah menggali, memuat, memindahkan, membongkar muatan, dan

kembali ke kegiatan awal. Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh satu alat

atau oleh beberapa alat.

Waktu yang diperlukan di dalam siklus kegiatan di atas disebut waktu siklus atau

cycle time (CT). Waktu siklus terdiri dari beberapa unsur. Pertama adalah waktu

muat atau loading time (LT). Waktu muat merupakan waktu yang dibutuhkan oleh

suatu alat untuk memuat material ke dalam alat angkut sesuai dengan kapasitas

alat angkut tersebut. Nilai LT dapat ditentukan walaupun tergantung dari jenis

tanah, ukuran unit pengangkut (blade, bowl, bucket, dst.), metode dalam pemuatan

dan efisiensi alat.

Unsur kedua adalah waktu angkut atau hauling time (HT). Waktu angkut

merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu alat untuk bergerak dari tempat

pemuatan ke tempat pembongkaran. Waktu angkut tergantung dari jarak angkut,

kondisi jalan, tenaga alat, dan lain-lain. Pada saat alat kembali ke tempat

pemuatan maka waktu yang diperlukan untuk kembali disebut waktu kembali atau

return time (RT). Waktu kembali lebih singkat daripada waktu berangkat karena

kendaraan dalam keadaan kosong.

Page 16: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

Waktu pembongkaran atau dumping time (DT) juga merupakan unsur penting dari

waktu siklus. Waktu ini tergantung dari jenis tanah, jenis alat, dan metode yang

dipakai. Waktu pembongkaran merupakan bagian yang terkecil dari waktu siklus.

Unsur terakhir adalah waktu tunggu atau spotting time (ST). Pada saat alat

kembali ke tempat pemuatan ada kalany a alat tersebut perlu antri dan menunggu

sampai alat diisi kembali. Saat mengantri dan menunggu ini yang disebut waktu

tunggu. Dengan demikian: (Rostiyanti,2002)

CT = LT + HT + DT + RT + ST

2.8 Produktivitas dan Durasi Pekerjaan

Menurut Rostiyanti (2002), dalam menentukan durasi suatu pekerjaan, hal yang

perlu diketahui adalah volume pekerjaan dan produktifitas alat tersebut

produktifitas alat sendiri bergantung pada kapasitas dan waktu edar alat. Rumus

dasar untuk mencari produktivitas alat adalah:

Produktivitas =

Umumnya waktu siklus alat ditetapkan dalam menit sedangkan produktivitas alat

dihitung dalam produksi/jam. Jika faktor efisiensi alat dimasukkan maka rumus

diatas menjadi:

Produktivitas

Pada umumnya dalam suatu pekerjaan terdapat lebih dari satu jenis alat yang

dipakai. Sebagai contoh pekerjaan penggalian dan pemindahan tanah. Umumnya

alat yang dipakai adalah excavator untuk menggali, loader untuk memindahkan

hasil galian ke dalam bak truck, dan truck digunakan untuk pemindah tanah.

Karena ketiga jenis contoh alat tersebut mempunyai produktivitas yang berbeda-

beda, maka perlu diperhitungkan jumlah masing-masing alat. Jumlah alat perlu

diperhitungkan untuk mempersingkat durasi pekerjaan. Salah satu cara

menghitung jumlah alat adalah sebagai berikut.

1. Tentukan alat mana yang mempunyai produktivitas terbesar.

Page 17: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

2. Asumsikan alat dengan produktivitas terbesar berjumlah satu.

3. Hitung jumlah alat jenis lainnya dengan selalu berpatokan pada alat dengan

produktivitas terbesar.

4. Untuk menghitung jumlah alat-alat lainnya maka gunakan rumus:

Jumlah alat1 =

Setelah jumlah masing-masing alat diketahui maka selanjutnya perlu dihitung

durasi pekerjaan alat-alat tersebut. Salah satu caranya dengan menentukan berapa

produktivitas total alat setelah dikalikan jumlahnya. Kemudian dengan

menggunakan produktivitas total terkecil maka lama pekerjaan dapat dicari

dengan menggunakan rumus:

Durasi =

2.9 Match Factor

Faktor keserasian kerja merupakan suatu persamaan sistematis yang digunakan

utnuk menghitung tingkat keselarasan kerja antara alat muat dan alat angkut untuk

setiap kondisi kegiatan pemuatan dan pengangkutan.

Operasi kerja yang serasi antara alat muat dan alat angkut akan memperlancar

kegiatan pemuatan dan pengangkutan sehingga produksi yang dihasilkan akan

lebih optimum. Hal ini dapat dicapai dengan penilaian terhadap cara kerja, jenis

alat, ukuran dan kemampuannya dengan mempertimbangkan factor-faktor

tersebut baik untuk alat muat maupun alat angkut. Penyesuaian berdasarkan

spesifikasi teknis alat, terutama pada saat merencanakan pemilihan alat.

Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat muat dan alat angkut,

maka produksi alat muat harus sesuai dengan produksi alat angkut. Faktor

keserasian alat muat dan alat angkut didasarkan pada produksi alat muat dan

produksi alat angkut yang dinyatakan dalam match factor (MF). Hal ini dapat

dicapai dengan penilaian terhadap cara kerja, jenis alat, kapasitas dan kemampuan

suatu alat baik untuk alat muat maupun alat angkut. Untuk menilai keserasian alat

Page 18: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

muat dan alat angkut dapat digunakan rumus Match Factor adalah sebagai berikut

: (Indonesianto,2007)

Keterangan :

MF : match factor

Nm : jumlah alat muat

Na : jumlah alat angkut

Ctm : waktu edar alat muat untuk 1 load (menit)

Cta : waktu edar alat angkut (menit)

Dari persamaan di atas akan muncul tiga kemungkinan, yaitu :

1. MF < 1, artinya alat muat bekerja kurang dari 100 %, sedang alat angkut

bekerja 100%, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat yaitu :

1>

Nm x Cta > Na x Ctm

Dari persamaan tersebut setelah disamakan karena terdapat kekurangan waktu

maka ditambah dengan WTm, sehingga didapat persamaan sebagai berikut :

Wtm + Ctm =

Jadi waktu tunggu alat muat :

Wtm =

2. MF > 1, artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja kurang

dari 100%, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut sebagai berikut :

> 1 Na x Ctm > Nm x Cta

Page 19: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

Cta <

Dari persamaan tersebut setelah disamakan karena terdapat kekurangan waktu

maka ditambah dengan WTa, sehingga didapat persamaan sebagai berikut :

Wta + Cta =

Jadi waktu tunggu alat angkut :

Wta =

3. MF = 1, artinya alat muat dan alat angkut bekerja 100 %, dengan demikian

tidak terdapat waktu tunggu bagi alat muat maupun alat angkut.

Gambar 2.2 Match factor (Indonesianto,2007)

Page 20: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Berdasarkan ruang lingkupnya, penelitian ini dikategorikan ke dalam kelompok

ilmu keteknikan. Berdasarkan jenis datanya, penelitian ini dikategorikan sebagai

penelitian langsung, sedangkan berdasarkan proses penarikan kesimpulannya,

metode penelitian yang digunakan adalah metode statistika inferensia.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi dari penelitian ini adalah PT. AGINCOURT RESOURCES

KEC.BATANGTORU KAB.TAPANULI SELATAN SUMATERA UTARA

3.2.1 Deskripsi Perusahaan

PT. Agincourt Resources merupakan perusahaan asal Hongkong yang bergerak di

bidang pertambang emas. Telah mengakuisisi kelas dunia, Martabe emas-perak

proyek di Sumatra Utara, Indonesia masih dalam tahap pembangunan, Martabe

diperkirakan perdagangan commissioning pada akhir 2010 dengan menuangkan

emas pertama pada awal 2011. Perusahaan ini mampu memproduksi pada tingkat

250.000 oz emas dan 3M oz perak per tahun. Martabe dengan basis sumber daya

(cadangan) dari 6.5M oz emas dan 3M oz perak per tahun. Martabe dengan basis

sumber daya dari 6.5M oz emas dan perak 66M oz akan membentuk aset inti

utama, yang akan diharapkan mampu bersaing di kawasan Asia-Pasifik. G-

Resources tengah berusaha untuk mengembangkan produksinya menjadi lebih

dari satu juta ons emas per tahun melalui eksplorasi dari proyek Martabe. Sangat

prospektif dan melalui akuisisi aset emas berkualitas lainnya.

3.2.2 Deskripsi Lapangan

Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT.AR (MARTABE) berlokasi di desa Aek

Pinang, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera

Utara. Secara astronomis berada pada daerah yang terletak pada 1°25´17´´LU -

Page 21: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

1°32´17´´LS dan 99°03´40´´BT - 99°15´00´´ BT. Untuk bisa sampai di lokasi

Agincourt Resources (MARTABE) dapat ditempuh melalui jalur darat. Dari kota

Medan menuju daerah Batang Toru dapat di tempuh dengan menggunakan bus

melalui lintas Sumatera dengan waktu tempuh ±10 jam.

3.2.3 Keadaan Topografi

Secara umum di daerah penambangan mempunyai topografi berupa daerah

pegunungan yang menjajaki pegunungan bukit barisan dengan ketinggian ± 500

meter dpal, sedangkan puncaknya di bagian utara dengan elevasi tertinggi 750

meter dpal.

3.2.4 Iklim dan Curah Hujan

Kecamatan Batang Toru memiliki iklim dan curah hujan yang tidak berbeda

dengan daerah iklim tropis lainnya. Hanya memiliki dua musim yaitu, hujan dan

kemarau.

3.3. Rencana Waktu Kerja Praktek

Rencana kerja praktek akan dilakukan selama, ± 1 (satu) bulan yaitu pada bulan

Maret 2016, seperti pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Perincian kegiatan kerja praktek

Kegiatan Minggu ke-

I II III IV

Persiapan/Orientasi

Pengambilan Data

Pengolahan Data

Laporan

3.4 Prosedur Pengambilan Data

1) Study Pustaka yaitu tahap awal dalam pelaksanaan penelitian yaitu dengan

melakukan studi pustaka. Studi pustaka dilakukan dengan mencari bahan-

bahan pustaka yang dapat dijadikan sebagai penunjang dalam pelaksanaan

penelitian. Literatur tersebut diperoleh dari buku-buku, hasil penelitian

sebelumnya, serta data-data dari perusahaan terkait.

Page 22: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

2) Perencanaan Kegiatan yaitu tahapan penyusunan rancangan kerja yang akan

dilaksanakan pada saat akan berlangsungnya penelitian.

3) Pengumpulan Data yaitu tahapan membuat semua data perolehan dalam bentuk

tabel untuk dilampirkan dan dilaporkan. Berikut adalah data yang diambil pada

saat dilakukan penelitian.

Waktu Muat

No

Mula

i

W

aktu

Gal

i

Wak

tu a

yun b

eris

i

wak

tu t

um

pah

wak

tu a

yun k

oso

ng

Del

ay T

ime

Cycl

e T

ime

Cat

atan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Total

Rata-rata

Page 23: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

Waktu angkut

4) Pengolahan Data yaitu data yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan

sesuai dengan kegunaannya untuk lebih memudahkan dalam menganalisa

yang selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, dan perhitungan penyelesaian.

Perhitungan rata-rata Ct, Ht, Lt dan Wm

Perhitungan fill factor

Perhitungan Match factor

5) Kesimpulan dan Saran

No

Mu

lai

Wak

tu M

uat

wak

tu a

ng

ku

t

Wak

tu m

an

uv

er t

um

pah

wak

tu t

um

pah

wak

tu k

em

bali

wak

tu m

an

uv

er m

uat

Dela

y T

ime

Cy

cle

Tim

e

cata

tan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Total

Rata-rata

Page 24: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

3.5 Diagram Alir Penelitian

Penelitian ini mempunyai kerangka utama yang dinamakan diagram alir, berikut

adalah diagram alir dari penelitian yang akan dilaksanakan.

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Page 25: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2012. G-Resources Presentation. Batang Toru: Self Published

(http://pustakatambang.blogspot.com/search/label/Perusahaan%20Tambang)

2. Burt and L. Caccetta. 2007, Match factor for heterogeneous truck and loader

fleets. International journal of mining, reclamation and environment

(https://www.google.com/search?q=C.+Burt+and+L.+Caccetta.+Match+facto

r+for+heterogeneous+truck+and+loader+ets.+International+Journal+of+mini

ng,+reclamation+and+environment&client=firefox-a&hs=GgH&rls=org .

mozilla:en-US:official&channel=fflb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=

4SGgVNbdLtCauQSqlYDACQ&ved=0CAcQAUoAg&biw=1366&bih=674)

3. Caterpillar Performance Handbook. 38th

ed. Caterpillar Inc., Peoria, Illinois,

USA. (http://repository.upnyk.ac.id/770/1/Skripsi.pdf)

4. Eugene. P, Pfleider, 1972, “Surface Mining 1st Edition”, The American

Institute of Mining, Metallurgical and Petroleum Engineers, New York.

(http://repository.upnyk.ac.id/770/1/Skripsi.pdf)

5. FRANKLIN, et. all. Logging the mechanical character of rock. Trans. Instn.

Min. Metall. Sect. A:Min. Industry, January, 1971. pp. A1–A9.

6. Hartman, H,L.,1987, Introductory Mining Engineering , John Wiley and Sons,

New York (https://www.academia.edu/6314697/205740679-Tambang-Terbuka-PDF)

7. KIRMANLI, C. and ERCELEBI, S.G. The Journal of the Southern African

Institude of Mining and Metallurgy, vol. 109, no. 2, 2009. pp. 727–731. (in

Turkey).

8. Komatsu. 2009. Spesification and Aplication Handbook, 30 th

Edition, Japan.

9. Nurhakim, 2003, Buku Panduan Kuliah Lapangan II, Teknik Pertambangan

FT Unlam, Banjarbaru

Page 26: estimasi bucket fill factor berdasarkan volume angkut DumpTruck

10. Nurhakim, 2004, Buku Panduan Kuliah Lapangan II, edisi kedua, Teknik

Pertambangan FT Unlam, Banjarbaru

11. Rostiyanti, F.Susy, 2002, Alat berat untuk proyek konstruksi, Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.

12. Sedarta, Pengaruh ukuran butir terhadap Angle of Repose, Jurnal ilmiah,

Geolit 3(1), 2013, hal.: 1-9, Fakultas Teknologi Mineral-ITM, Medan,

Indonesia

13. Tatiya, Ratan.Raj, 2005, Surface and Underground Excavation-Methods,

Techniques and Equipment, Taylor & Francis Group plc, London, Uk

14. Yanto Indonesianto. Ir. Msc, 2007, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Jurusan

Teknik Pertambangan, UPN “VETERAN” Yogyakarta.

(http://repository.upnyk.ac.id/770/1/Skripsi.pdf)