Estetika dan ruang lingkupnya

10

Transcript of Estetika dan ruang lingkupnya

Page 1: Estetika dan ruang lingkupnya
Page 2: Estetika dan ruang lingkupnya

ESTETIKESTETIKAA

1.1. Estetika Estetika segala sesuatu dan kajian terhadap hal-hal segala sesuatu dan kajian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan seni (Kattsoff, Element yang berkaitan dengan kegiatan seni (Kattsoff, Element of Philosophy, 1953)of Philosophy, 1953)

1.1. Estetika Estetika Berkaitan dengan penciptaan, apresiasi, dan Berkaitan dengan penciptaan, apresiasi, dan kritik terhadap karya seni dalam konteks keterkaitan kritik terhadap karya seni dalam konteks keterkaitan seni dengan kegiatan manusia dan peranan seni dalam seni dengan kegiatan manusia dan peranan seni dalam perubahan dunia (van Mater Ames, Colliers perubahan dunia (van Mater Ames, Colliers Encyclopedia, vol. 1)Encyclopedia, vol. 1)

1.1. Estetika Estetika kajian filsafat keindahan dan keburukan kajian filsafat keindahan dan keburukan (Jerome Stolnitz, Encyclopedia of Philosophy, vol. 1)(Jerome Stolnitz, Encyclopedia of Philosophy, vol. 1)

Page 3: Estetika dan ruang lingkupnya

Makna estetika mengalami Makna estetika mengalami pergeseran sejalan dengan pergeseran sejalan dengan konsep estetik setiap zaman.konsep estetik setiap zaman.

Pandangan estetika yang Pandangan estetika yang menyatakan hanya mengkaji menyatakan hanya mengkaji segala sesuatu yang indah segala sesuatu yang indah telah lama dikoreksitelah lama dikoreksi

Ada kecenderungan karya-Ada kecenderungan karya-karya seni modern tidak lagi karya seni modern tidak lagi menawarkan kecantikan menawarkan kecantikan seperti zaman Romantik/ seperti zaman Romantik/ Klasik, tetapi pada makn dan Klasik, tetapi pada makn dan aksi mental.aksi mental.

Dalam wacana postmodern, Dalam wacana postmodern, karya seni tidak lagi dipandang karya seni tidak lagi dipandang sebagai karya artistik, tetapi sebagai karya artistik, tetapi dipandang dari aspek tanda, dipandang dari aspek tanda, jejak, dan makna.jejak, dan makna.

Estetika dan Pergeseran MaknaEstetika dan Pergeseran Makna

Page 4: Estetika dan ruang lingkupnya

OBJEK KAJIAN ESTETIKAOBJEK KAJIAN ESTETIKA

ESTETIKA

FENOMENA ALAM

KARYA SENI

KARYA DESAIN

FILSAFAT SENI

PROSES KREATIF(Pengalaman Estetis

Page 5: Estetika dan ruang lingkupnya

Estetika BaratEstetika Barat Estetika Barat terbentuk Estetika Barat terbentuk

sejak kebudayaan Yunani sejak kebudayaan Yunani Diakui sebagai suatu Diakui sebagai suatu peradaban manusia yang peradaban manusia yang amat berpengaruh terhadap amat berpengaruh terhadap lahirnya kesadaran-lahirnya kesadaran-kesadaran akan keindahan.kesadaran akan keindahan.

Socrates Socrates keindahan itu keindahan itu relatif terhadap yang lain. relatif terhadap yang lain. Keindahan yang mutlak Keindahan yang mutlak adalah tetap buatan yang adalah tetap buatan yang Yang Mahakuasa. Yang Mahakuasa. Menurutnya, tidak semua Menurutnya, tidak semua benda yang indah terdapat benda yang indah terdapat keindahan terbangun oleh keindahan terbangun oleh dirinya sendiri. Inilah dirinya sendiri. Inilah keindahan yang benar-benar keindahan yang benar-benar indah dalam arti indah dalam arti sesungguhnya.sesungguhnya.

Plato Plato keindahan suatu keindahan suatu objek mulai disadari oleh objek mulai disadari oleh manusia melalui adanya manusia melalui adanya keindahan “awal” keindahan “awal” (keindahan yang mula-(keindahan yang mula-mula). Kesadaran akan mula). Kesadaran akan keindahan “awal” inilah keindahan “awal” inilah yang membangun suatu yang membangun suatu benda menjadi indah. Plato benda menjadi indah. Plato juga mengatakan bahwa juga mengatakan bahwa keindahan dapat diperoleh keindahan dapat diperoleh melalui “cinta”. Karena cinta melalui “cinta”. Karena cinta adalah yang membangun adalah yang membangun keyakinan adanya keyakinan adanya keindahan yang ideal. keindahan yang ideal.

Page 6: Estetika dan ruang lingkupnya

Estetika BaratEstetika Barat Aristoteles Aristoteles keindahan suatu keindahan suatu

benda hakikatnya tercermin benda hakikatnya tercermin dari keteraturan, kerapihan, dari keteraturan, kerapihan, keterukuran, dan keagungan. keterukuran, dan keagungan. Keindahan yang dicapai adalah Keindahan yang dicapai adalah keserasian bentuk (wujud) keserasian bentuk (wujud) yang setinggi-tingginya. Karya yang setinggi-tingginya. Karya seni lebih indah dibandingkan seni lebih indah dibandingkan dengan keindahan yang terjadi dengan keindahan yang terjadi di alam, meskipun tidak di alam, meskipun tidak tertutup kemungkinan terdapat tertutup kemungkinan terdapat karya seni yang lebih rendah karya seni yang lebih rendah daripada alam.daripada alam.

Page 7: Estetika dan ruang lingkupnya

Dalam peradaban Barat, estetika dimulai dari sumber-Dalam peradaban Barat, estetika dimulai dari sumber-sumber budaya Yunani dan Romawi. Edward sumber budaya Yunani dan Romawi. Edward et al. (eds.) et al. (eds.) membagi sejarah perkembangan filsafat Barat, termasuk membagi sejarah perkembangan filsafat Barat, termasuk estetika ke dalam periode-periode: estetika ke dalam periode-periode:

1.1. Plato, yang pada prinsipnya memperbincangkan seni dan Plato, yang pada prinsipnya memperbincangkan seni dan kerajinan (kriya), imitasi, keindahan, seni dan kerajinan (kriya), imitasi, keindahan, seni dan pengetahuan, dan seni serta moralitas; pengetahuan, dan seni serta moralitas;

2.2. Aristoteles, yang memperbincangkan pengetahuan Aristoteles, yang memperbincangkan pengetahuan tentang penikmatan seni, imitasi, penikmatan keindahan, tentang penikmatan seni, imitasi, penikmatan keindahan, keuniversalan seni, serta katarsis; keuniversalan seni, serta katarsis;

3.3. Filosof klasik yang lebih akhir, yang umumnya berminat Filosof klasik yang lebih akhir, yang umumnya berminat dalam puisi dalam puisi dan masalah semantik. Di antaranya Zeno, dan masalah semantik. Di antaranya Zeno, Cleanthes, dan Chrysippus; Cleanthes, dan Chrysippus;

4.4. Abad Pertengahan yang ditokohi oleh St. Agustinus dan Abad Pertengahan yang ditokohi oleh St. Agustinus dan Thomas Thomas Aquinas. Keduanya memisahkan unsur Aquinas. Keduanya memisahkan unsur penikmatan dan hasil dari keindahan. penikmatan dan hasil dari keindahan.

Estetika BaratEstetika Barat

Page 8: Estetika dan ruang lingkupnya

5.5. Renaisans, yang berkembang pada abad ke-15 dan Renaisans, yang berkembang pada abad ke-15 dan 16. Pada saat ini dilakukan revivalisasi filsafat-16. Pada saat ini dilakukan revivalisasi filsafat-filsafat Plato, sehingga periode ini disebut juga filsafat Plato, sehingga periode ini disebut juga dengan Neo-Platonisme; dengan Neo-Platonisme;

6.6. Rasionalisme Cartesian pada Zaman Pencerahan; Rasionalisme Cartesian pada Zaman Pencerahan; 7.7. Empirisisme; Empirisisme; 8.8. Idealisme Para Filosof Jerman yang ditokohi oleh Idealisme Para Filosof Jerman yang ditokohi oleh

Immanuel Kant; Immanuel Kant; 9.9. Romantisisme, yang menekankan kepada unsur Romantisisme, yang menekankan kepada unsur

ekspresi emosional; ekspresi emosional; 10.10. Pcrkembangan Kontemporer (Edward Pcrkembangan Kontemporer (Edward et al. et al. 1967: 1967:

volume 1 dan 2). Sebagai sebuah gagasan, ada volume 1 dan 2). Sebagai sebuah gagasan, ada keterhubungan antara kesenian dan estetika. keterhubungan antara kesenian dan estetika. Berbagai cabang seni dapat juga ditampilkan seperti Berbagai cabang seni dapat juga ditampilkan seperti dalam seni teater yang mencakup seni: visual, musik, dalam seni teater yang mencakup seni: visual, musik, sastra, dan tari. Saling keterhubungan cabang-sastra, dan tari. Saling keterhubungan cabang-cabang seni ini memperlihatkan adanya sumber-cabang seni ini memperlihatkan adanya sumber-sumber yang sama, terutama dalam tahap ide, sumber yang sama, terutama dalam tahap ide, walaupun menggunakan media yang berbeda-beda.walaupun menggunakan media yang berbeda-beda.

Page 9: Estetika dan ruang lingkupnya

Seni dan EstetikaSeni dan Estetika Seni dapat dipandang sebagai proses maupun sebagai hasil. Seni dapat dipandang sebagai proses maupun sebagai hasil.

Rondhi (2002:29) menjelaskan bahwa seni sebagai proses Rondhi (2002:29) menjelaskan bahwa seni sebagai proses berarti seni sebagai kegiatan mencipta. Seni adalah karya yang berarti seni sebagai kegiatan mencipta. Seni adalah karya yang indah atau karya ciptaan manusia untuk memenuhi kebutuhan indah atau karya ciptaan manusia untuk memenuhi kebutuhan terhadap nilai-nilai keindahan (terhadap nilai-nilai keindahan (estetic valueestetic value), (Rondhi 2002:11). ), (Rondhi 2002:11). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa seni sebagai Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa seni sebagai proses merupakan kegiatan menciptakan karya karena dalam proses merupakan kegiatan menciptakan karya karena dalam proses tersebut berlangsung proses kreatif penciptaan proses tersebut berlangsung proses kreatif penciptaan ide/gagasan dan seni sebagai hasil karya jadi dari kelanjutan ide/gagasan dan seni sebagai hasil karya jadi dari kelanjutan proses penciptaan ide yang memiliki nilai estetik. proses penciptaan ide yang memiliki nilai estetik.

Seni menurut Sudarso (1990:1) adalah segala macam keindahan Seni menurut Sudarso (1990:1) adalah segala macam keindahan yang diciptakan oleh manusia. Mengutip pendapat Ki Hajar yang diciptakan oleh manusia. Mengutip pendapat Ki Hajar Dewanta (dalam Sudarso, 1990:2 ) lebih lanjut dikatakan bahwa Dewanta (dalam Sudarso, 1990:2 ) lebih lanjut dikatakan bahwa seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia. Dalam hal ini seni merupakan hasil jiwa perasaan manusia. Dalam hal ini seni merupakan hasil karya yang timbul dari perasaan atau jiwa, hasil karya tersebut karya yang timbul dari perasaan atau jiwa, hasil karya tersebut memiliki sifat keindahan sehingga dapat melibatkan perasaan memiliki sifat keindahan sehingga dapat melibatkan perasaan orang yang menikmati hasil karya tersebut. orang yang menikmati hasil karya tersebut.

Page 10: Estetika dan ruang lingkupnya

Seni menurut Herberd Read (dalam Bastomi, 2003:9) Seni menurut Herberd Read (dalam Bastomi, 2003:9) dikatakan bahwa seni adalah ekspresi. Seni akan dikatakan bahwa seni adalah ekspresi. Seni akan berwujud karya seni apabila diekspresikan oleh berwujud karya seni apabila diekspresikan oleh seniman dan ekspresi itu telah diolah terlebih dahulu seniman dan ekspresi itu telah diolah terlebih dahulu di dalam jiwa seniman. di dalam jiwa seniman.

Seorang seniman tidak akan kehabisan inspirasi seni, Seorang seniman tidak akan kehabisan inspirasi seni, inspirasi merupakan sumber yang harus disalurkan inspirasi merupakan sumber yang harus disalurkan oleh seniman, namun inspirasi tidak terbatas pada oleh seniman, namun inspirasi tidak terbatas pada intuisi melainkan terus berkembang menjadi angan-intuisi melainkan terus berkembang menjadi angan-angan, setelah seorang seniman dapat berangan-angan, setelah seorang seniman dapat berangan-angan, kemudian berimajinasi. angan, kemudian berimajinasi.