Esensi Hidup Manusia di Dunia

31
KEHIDUPAN MANUSIA DI DUNIA Oleh M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.

description

Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx. Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response). TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!!

Transcript of Esensi Hidup Manusia di Dunia

Page 1: Esensi Hidup Manusia di Dunia

KEHIDUPAN

MANUSIA

DI

DUNIA

Oleh

M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.

Page 2: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 1

BAB 1 KEHIDUPAN MANUSIA DI DUNIA

Tentang hidup dan kehidupan manusia sering menjadi

perdebatan banyak orang. Sudah banyak para ilmuwan

(scientist) yang merumuskan teori-teori tentang kehidupan

manusia. Salah satunya adalah teori yang dikemukakan oleh

ilmuwan berkebangsaan Inggris yang bernama Charles

Darwin yang terkenal dengan Teori Evolusinya. Menurut

seorang cendekiawan muslim bernama Prof. DR. M.

Mutawalli Asy-Sya‟rawi dalam bukunya Al-Hayatu Wal

Maut yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

menjadi Esensi Hidup dan Mati dikatakan bahwa

sesungguhnya indera manusia tidak memiliki kemampuan

untuk melihat esensi hidup dan kalaupun bisa hal itu

hanyalah praduga semata, sedangkan praduga akan

cenderung menghasilkan suatu kesimpulan yang salah pada

akhirnya.

Memang benar yang dikemukakan beliau tersebut, hal ini

terbuktikan dengan adanya praduga yang fatal dari Teori

Evolusi Charles Darwin. Dalam teori evolusinya ia

mengatakan bahwa manusia berasal dari seekor kera, yang

berhasil ia temukan fosilnya dan diberi nama Loisy.

Perhatikan Firman Allah yang diterangkan dalam Al-Qur‟an

sebagai berikut :

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada

para malaikat, „Sesungguhnya Aku akan

menjadikan seorang manusia dari tanah liat

Page 3: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 2

kering yang berasal dari lumpur hitam yang

diberi bentuk.‟” (Q.S. Al-Hijr : 28)

Dan dalam Firman-Nya :

“Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan

kamu (Adam), kemudian kami bentuk

rupamu.” (Q.S. Al-A‟raf : 11)

Serta dalam Firman-Nya yang lain :

“Dia (Allah) telah menciptakan kamu dari

tanah dan kamu sebagai pemakmurnya.”

(Q.S. Hud : 61)

Maka dengan demikian, teori evolusi Darwin secara otomatis

langsung terbantahkan dan terpatahkan. Demikianlah,

melalui Firman Allah tersebut menjelaskan bahwasannya

manusia (cq. Adam) diciptakan langsung sebagai manusia

bukannya sebagai kera terlebih dahulu. Masih banyak lagi

Firman Allah yang menegaskan bahwa manusia diciptakan

langsung oleh Allah sebagai manusia seutuhnya. Begitulah,

Allah Sang Pencipta seluruh alam semesta telah

menerangkan dengan sejelas-jelasnya tentang asal-usul

kejadian manusia, namum mereka kebanyakan masih

mencari bukti-bukti lain selain penjelasan Allah tersebut.

Naudzubillahi min dzalik.

Baru kemudian di awal abad ke-21 atau di awal milenium ke-

3 ini muncul seorang cendekiawan dan ilmuwan muslim yang

bernama Adnan Oktar dari Turki yang dalam tulisan-tulisan

ilmiahnya lebih dikenal dengan nama Harun Yahya. Beliau

telah memiliki bukti-bukti sebagai sanggahan secara ilmiah

Page 4: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 3

berdasarkan cara berpikir logika modern terhadap teori

evolusi Darwin. Diperkuat pula secara arkeologi yang

menjelaskan bahwasannya tidak ada satu pun bukti yang

berhasil ditemukan yang dapat memperkuat argumentasi

bahwa teori evolusi itu benar adanya. Harun Yahya atau

Adnan Oktar di dalam bukunya yang berjudul Keruntuhan

Teori Evolusi mengatakan bahwa sampai saat ini tidak ada

bukti yang menunjukkan telah ditemukannya “makhluk

transformasi” dari bentuk ikan menjadi burung yang sebagian

tubuhnya berbentuk ikan tetapi sudah tumbuh sayap dan

paruhnya. Harun Yahya jelas-jelas mengatakan bahwa teori

evolusi telah menyesatkan umat manusia, bahkan beliau

mengatakan bahwa teori evolusi Darwin telah

membahayakan Aqidah Islam, sehingga bagi umat Islam

yang mempercayai teori evolusi tersebut dikategorikan telah

melanggar Aqidah Islam.

1. AWAL KEJADIAN MANUSIA

Sebagaimana telah diterangkan oleh Allah SWT di dalam Al-

Qur‟an Surat Al-Hijr:28 ; Al-A’raf:11 ; dan Hud:61 di atas

maka sebenarnya telah jelaslah bahwa teori evolusi sudah

terbantahkan dan runtuh dengan sendirinya.

Lalu perhatikan pula Firman Allah berikut :

“Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan

anak cucunya) untuk menyaksikan

penciptaan langit dan bumi, dan tidak pula

penciptaan diri mereka sendiri, dan tidaklah

Aku mengambil orang-orang menyesatkan

itu sebagai penolong”. (Q.S. Kahfi : 51)

Page 5: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 4

Firman Allah tersebut menegaskan bahwasannya Iblis dan

anak cucunya saja tidak mengetahui dan mengerti atas

penciptaan diri mereka sendiri, apalagi manusia yang

diciptakan setelah diciptakannya Iblis, sekiranya Allah tidak

memberitahu lewat Firman-Nya melalui Al-Qur‟an yang

diturunkan kepada Rasulullah SAW.

Bagaimana mungkin mereka bisa menduga bahwa manusia

(yang juga termasuk dirinya Darwin) itu berasal dari seekor

kera, sedangkan kera adalah spesies binatang bukan manusia.

Allah Sang Pencipta manusia itu sendiri menyatakan bahwa

manusia adalah makhluk yang sebaik-baik ciptaan-Nya

sebagaimana yang dijelaskan malalui Firman-Nya :

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan

manusia itu dalam bentuk/rupa yang sebaik-

baiknya”. (Q.S. At-Tin : 4)

Serta Firman-Nya :

“Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan

anak Adam”. (Q.S. Al-Isra‟: 70)

Apakah seorang Charles Darwin tidak sadar bahwa ia sedang

menjatuhkan harga dirinya sendiri sebagai manusia dengan

mengatakan bahwa ia berasal dari seekor kera, sedangkan

Tuhan penciptanya saja mengagungkan dan memuliakan

manusia sebagai ciptaan-Nya. Sungguh sangat mengherankan

sekali bukan ?

Lalu muncul lagi setelah itu, perdebatan dan kebingungan di

antara orang-orang dengan adanya satu pertanyaan berbau

filsafat : “Mana lebih dahulu, telur ataukah ayam ?”.

Page 6: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 5

Pertanyaan yang sangat sederhana dan bodoh ini kemudian

berkembang menjadi sebuah diskusi, seminar-seminar, dan

bahkan penelitian-penelitian yang hasilnya sudah dapat

dipastikan nihil dan tidak pernah menghasilkan suatu

kesimpulan apapun.

Marilah kita perhatikan sebagaimana yang telah dijelaskan

Allah dalam Firman-Nya :

“Dan segala sesuatunya Kami ciptakan

berpasang-pasangan agar supaya kamu

mengingat kebesaran Allah”.

(Q.S. Adz-Dzariyat : 49)

Ayat di atas begitu gamblang menjelaskan bahwa Allah

menciptakan segala sesuatunya secara berpasang-pasangan,

yakni laki-laki dan perempuan (untuk manusia), jantan dan

betina (untuk fauna), bahkan berlaku pula untuk tumbuh-

tumbuhan (flora).

Dahulu kala orang mengasosiasikan jenis kelamin hanya

untuk manusia dan hewan, serta tidak berlaku untuk tumbuh-

tumbuhan. Namun, seiring dengan perkembangan ilmu

pengetahuan di akhir abad ke-20, orang sudah tahu bahwa

dalam dunia tumbuh-tumbuhan (flora) pun terdapat yang

namanya “jenis kelamin”, yakni yang disebut sebagai serbuk

sari (jantan) dan kepala putik (betina). Jadi maha benarlah

apa-apa yang dikatakan Allah dalam Firman-Nya.

Shodaqollahul „azhiim.

Dalam penciptaan manusia pertama (Adam), setelah Allah

meniupkan ruh ke dalam tubuh Adam, bersamaan dengan itu

Page 7: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 6

pula Allah telah menciptakan bahan dasar (substansi)

keturunan manusia pada punggung (cq. sulbi) Adam, dalam

bentuk material substansi calon manusia (ciptaan) yang amat

teliti dan teramat kompleks yang tercermin dalam DNA

(Deoxyribo Nucleic Acid) pada tiap-tiap manusia yang

dilahirkan kemudian. Sementara itu, Siti Hawa (isteri Adam)

diciptakan langsung oleh Allah dari tulang rusuk Adam. Hal

ini diterangkan Allah dalam Firman-Nya :

“Wahai sekalian manusia, bertaqwalah

kepada Tuhanmu yang telah menciptakan

kamu dari seorang diri, dan daripadanya

Allah menciptakan isterinya”.

(Q.S. An-Nisa‟ : 1)

Baru-baru ini dunia telah dikejutkan dengan temuan seorang

ilmuwan Jepang yang berhasil menyingkap rahasia di balik

DNA manusia. Ilmuwan yang telah berhasil itu adalah Prof.

DR. Kazuo Murakami, seorang ahli genetika terkemuka

dunia, yang berhasil memperoleh penghargaan Internasional

Max Planck Research Award dan sekaligus memenangkan

Japan Academy Prize di Jepang.

Dalam bukunya yang berjudul The Divine Code of Life :

Awaken Your Genes & Discover Hidden Talents yang

diterjemahkan secara bebas ke dalam Bahasa Indonesia

dengan judul The Divine Message of DNA : Tuhan dalam

Gen Kita, ia mengatakan bahwasannya DNA adalah bukti

bahwa Tuhan telah menciptakan manusia dengan sedemikian

kompleksnya.

Berikut adalah kutipan pernyataan dalam bukunya :

Page 8: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 7

“Walaupun pada awalnya kami percaya

bahwa dengan menafsirkan kode-kode

genetik itu akan memecahkan misteri

kehidupan, namun semakin lama semakin

jelas bahwa hidup tidaklah sesederhana itu.

Semakin jauh kami mempelajarinya, bahkan

untuk satu sel saja, semakin banyak kami

mengerti akan tingkat kerumitannya yang

sangat tinggi.”

Temuan Kazuo Murakami tersebut sekaligus menjadi

argumen yang kuat bahwa teori evolusi Darwin itu adalah

sungguh tidak benar keberadaan dan validitasnya, serta

sangat tidak terbukti dan tidak dapat dibuktikan sama sekali.

2. HIDUP DAN PROSES PENCIPTAAN MANUSIA

Barangkali kita semua bertanya-tanya dalam rentang waktu

yang sebegitu jauh sejak Adam diciptakan sampai dengan

kita sekarang ini, masih adakah hubungan dan relevansinya

dengan diri kita? Jawabannya tentu saja ada hubungannya

dengan diri kita, sebab kehidupan merupakan mata rantai

yang berkesinambungan antara satu orang dengan anaknya,

cucunya, cicitnya dan keturunan seterusnya, sehingga

berkesinambungan pula antara satu generasi kepada generasi

berikutnya, sesuai dengan materi substansi pembentuk

manusia yang sudah ditanamkan kepada Adam pada awal

mula penciptaannya.

Awal mula kehidupan manusia terjadi karena adanya campur

tangan Allah. Hal ini juga dikatakan Kazuo Murakami, yang

Page 9: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 8

telah melakukan penelitian lebih dari 40 (empat puluh) tahun

untuk kepentingan kehidupan manusia melalui riset yang

sangat teliti tentang gen manusia.

Dalam bukunya ia menuliskan :

“Mekanisme kehidupan adalah sebuah

misteri yang mengagumkan. Orang-orang

bicara mengenai hidup seolah-olah

kehidupan hanyalah sesuatu yang sederhana.

Sebenarnya, tak ada seorangpun yang

mampu bertahan hidup hanya melalui usaha

secara sadar. Dengan diatur oleh cara kerja

hormon dan sistem syaraf yang otomatis,

seluruh fungsi vital kita termasuk

pernapasan dan peredaran darah setiap

waktu dapat menjaga kita agar tetap hidup

tanpa adanya usaha-usaha khusus maupun

campur tangan dari diri kita sendiri. Gen

kitalah yang mengontrol sistem-sistem vital

ini, dan untuk dapat melakukan hal itu

mereka bekerja secara selaras. Ketika yang

satu mulai bekerja maka yang lain bereaksi

dengan berhenti atau bekerja lebih keras

untuk memperhalus dan mengatur seluruh

sistem tersebut. Sepertinya memang hampir

tidak mungkin jika pengaturan yang begitu

hebat ini hanya terjadi secara kebetulan.

Sesuatu yang lebih Agung pastilah berada di

balik semua keselarasan ini. Banyak orang

menggunakan kata „Tuhan‟ untuk

menjelaskan konsep ini. Sebagai seorang

Page 10: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 9

ilmuwan, saya telah memilih untuk

menyebutnya „Sesuatu yang Agung‟”.

Demikian yang dipaparkan oleh Kazuo Murakami, walaupun

ia tidak mau menyatakan “sesuatu” itu adalah “Tuhan”, tetapi

ia mengakui bahwasannya ada “Sesuatu yang Agung” di

balik semua itu.

Dalam konsep dan aqidah Islam, sesuatu yang Agung itu

sudah pastilah Allah Subhanahu Wa Ta‟ala, sebagai Tuhan

Yang Maha Agung (Al-Azhim).

Sejak awal, Allah SWT telah memperlihatkan eksistensi

Dzat-Nya kepada semua makhluk ciptaan-Nya, dari yang

pertama diciptakan sampai yang terakhir, termasuk kepada

manusia. Sebab tanpa persaksian ini, manusia tidak akan

pernah mampu mencerna dan menangkap dengan panca

inderanya atas pemahaman hal-hal yang bersifat ghaib (tidak

nyata).

Kesaksian manusia dalam alam substansi ini telah Allah

terangkan dalam Firman-Nya :

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu

mengeluarkan keturunan anak Adam dari

sulbi mereka dan Allah mengambil

kesaksian terhadap jiwa mereka: „Bukankah

Aku ini Tuhanmu?‟‟Betul, kami menjadi

saksi‟, agar di hari kiamat nanti kamu tidak

mengatakan: „Sesungguhnya kami adalah

orang-orang yang lupa terhadap ini

(keesaan Tuhan)‟”. (Q.S. Al-A‟raf : 172)

Page 11: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 10

Dari awal kejadian manusia itu, sebenarnya manusia sudah

meyakini bahwa Allah itu ada. Inilah yang disebut sebagai

Fitrah Iman kepada Allah yang terdapat di dalam Af-idah

(Akal & Hati nurani) manusia itu sendiri. Hati nurani

manusia senantiasa akan selalu mendekatkan jiwa dan diri

manusia itu sendiri kepada Sang Penciptanya, yakni Allah

SWT.

Hati nurani akan selalu melekat pada diri manusia sejak ia

dilahirkan hingga ajal menjemputnya, bahkan hingga

manusia dibangkitkan kembali oleh Allah SWT pada hari

kiamat nanti.

Kemudian, bagaimana halnya dengan penciptaan manusia

melalui seorang ibu dan seorang bapak ? Untuk itu Allah

SWT menerangkan dalam Al-Qur‟an dengan Firman-Nya :

“Dan sesungguhnya Kami telah

menciptakan manusia dari saripati tanah.

Kemudian Kami jadikan saripati itu air

mani dalam tempat yang kokoh (rahim).

Lalu air mani itu Kami jadikan segumpal

darah, lalu Kami jadikan segumpal daging,

dan segumpal daging itu Kami jadikan

tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu

Kami balut dengan daging. Kemudian Kami

jadikan makhluk (berbentuk) lain. Maha

Suci Allah, Pencipta yang paling baik”.

(Q.S. Al-Mu‟minun : 12-14)

Menurut pandangan ilmu pengetahuan, dalam hal ini ilmu

biologi, Firman tersebut sesuai dengan kenyataannya yang

Page 12: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 11

telah dibuktikan bahwa manusia berasal dari ”saripati tanah”.

Ilmu biologi telah membuktikan dengan menggunakan

metode dari abu bekas bakaran manusia (cq. yang diambil

dari abu jenazah yang telah dikremasi ~ dari penganut agama

non muslim), bahwasannya unsur-unsur asli yang terdapat

pada tanah, yaitu: Oksigen (O2), Hidrogen (H), Belerang (S),

Zat Arang (C), Kalium (K), Natrium (Na), Yodium (I), Zat

Asam Arang (CO2), dan Air (H2O) serta zat-zat pelengkap

lainnya.

Dengan demikian, proses kejadian manusia ketika masih ada

dalam kandungan menurut Al-Qur‟an Surat Al-Mu‟minun

ayat 12-14 tersebut adalah sebagai berikut :

1) Allah SWT membuat saripati tanah yang terbentuk dalam

tubuh manusia menjadi nutfah (air yang berisi

spermatozoa yang biasa disebut sebagai sperma), yang

ditumpahkan ke dalam qoror (rahim atau kandungan).

2) Allah SWT membuat nutfah menjadi „alaqoh (gumpalan

darah yang menyerupai lintah).

3) Allah SWT membuat „alaqoh menjadi mudhghoh

(segumpal daging).

4) Allah SWT membuat mudhghoh menjadi „izhom (tulang-

belulang).

5) Allah SWT membalut tulang-belulang itu dengan daging.

6) Akhirnya Allah SWT menjadikannya seorang makhluk

dalam bentuk yang lain, yaitu dalam bentuk manusia

yang sangat lengkap (berkepala, bertangan, berkaki, dsb.)

Page 13: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 12

Di dalam Al-Qur‟an banyak sekali diterangkan peristiwa-

peristiwa penciptaan manusia dengan bermacam-macam cara

penciptaannya. Apabila kita cermati kejadian-kejadian

tersebut, maka sebenarnya proses penciptaa manusia oleh

Allah SWT adalah melalui 4 (empat) macam cara penciptaan,

yaitu :

1) Penciptaan langsung oleh Allah SWT.

Proses penciptaan ini adalah bukan melalui hubungan

seksual antara laki-laki dan perempuan. Ini adalah

penciptaan manusia secara langsung olah Allah SWT

sebagaimana diciptakannya Adam „Alaihis Salaam yang

disebut sebagai manusia tanpa ayah dan tanpa ibu.

2) Penciptaan melalui seorang laki-laki saja.

Proses penciptaan ini dilakukan Allah SWT terhadap Siti

Hawa (isteri Adam) melalui tulang rusuk Adam, yang

disebut sebagai manusia tanpa ibu.

3) Penciptaan melalui seorang perempuan saja.

Proses penciptaan ini terjadi pada diri Nabi Isa „Alaihis

Salaam yang tidak mempunyai ayah karena Maryam

(ibunya) tidak mempunyai suami seorangpun dan tidak

pula pernah melakukan hubungan seksual dengan laki-

laki manapun.

4) Penciptaan melalui seorang laki-laki dan perempuan.

Proses penciptaan ini adalah proses yang umum terjadi

sekarang ini. Semua orang setelah Nabi Isa, dilahirkan ke

dunia melalui proses penciptaan ini, kecuali untuk ketiga

orang yang telah disebutkan (Adam, Siti Hawa, dan Isa),

begitu juga terhadap diri Nabi Muhammad SAW. Proses

Page 14: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 13

penciptaan di sini adalah melalui sebab hubungan seksual

antara laki-laki dan perempuan (ayah dan ibu).

Namun demikian, tidak berarti setiap hubungan seksual

pasti akan dilahirkannya seorang manusia. Nah, di sinilah

Allah kembali ingin menunjukkan kekuasaan-Nya yang

Maha Hebat, yakni walaupun semua faktor penyebab

(kausalitas) sudah terpenuhi, tetapi tidak pasti semua

penyebab-penyebab itu akan dapat menimbulkan atau

menghasilkan akibat. Inilah yang dinamakan Hukum

Kausalitas Allah, yaitu suatu hukum sebab akibat yang

sangat memperhitungkan (tidak me-nafikan) adanya

faktor Allah sebagai satu-satunya musabab (penyebab)

yang menyebabkan terjadinya akibat. Hukum Kausalitas

Allah ini sangat memperhitungkan Kekuasaan (Qudrot)

dan Kehendak (Irodat) Allah SWT sebagai satu-satunya

Pencipta (Kholiq) atas diri manusia.

3. ESENSI HIDUP MANUSIA DI DUNIA

Di antara ilmu-ilmu fisiologi yang sudah begitu jauh

berkembang sampai dengan pengenalan mekanisme dan

fungsi organ-organ tubuh manusia, ditambah lagi dengan

temuan-temuan di bidang ilmu genetika manusia yang

sedemikian spektakuler pada milenium ketiga ini, namun

hingga saat ini masih sangat banyak manusia yang belum

sepenuhnya mengerti tentang hakikat (esensi) dirinya sendiri,

karena memang ilmu pengetahuan tentang esensi hidup

manusia masih sangat jarang dibicarakan dan masih sangat

jauh dari kemajuan sehingga sampai kini masih berada pada

tahap awal pengenalan sisi-sisi penting kehidupan manusia.

Page 15: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 14

Adalah DR. Alexis Carrel, sebagaimana yang ia tulis dalam

bukunya Man The Unknown mengatakan :

“Memang manusia telah melakukan usaha

yang super keras untuk mengenali dirinya,

tapi meskipun kita memiliki setumpuk

observasi yang telah berhasil dihimpun oleh

para ilmuwan, filsuf, bahkan ahli-ahli mistik

sepanjang zaman, kita baru dapat menguasai

aspek-aspek tertentu saja dari diri kita..., dan

ternyata ketidak-tahuan kita begitu banyak

disebabkan oleh sebagian besar pertanyaan

yang diajukan kepada para ilmuwan tentang

manusia belum bisa terjawab..., kita terus

terang harus mengakui bahwasannya ilmu

tentang manusia merupakan ilmu yang

paling sulit di antara seluruh ilmu yang ada”.

Kenyataan yang dikemukakan oleh DR. Alexis Carrel

tersebut terjadi tidak lain karena kita tidak pernah mau

berusaha merujuk (refers to) kepada Sang Pencipta (Allah

SWT) yang memiliki manhaj (sistem) tentang diri manusia,

yang sekaligus menguasai sistem tersebut. Sebagaimana kita

tahu, sebuah mobil canggih yang diproduksi sebuah pabrik

mobil tidak akan diketahui secara pasti mengenai

“Spesifikasi Teknis” yang terdapat di dalamnya, yang

meliputi segala kecanggihan dan keistimewaan mobil

tersebut, termasuk segala kekurangannya, seandainya saja

pabrik mobil itu tidak menjelaskannya dalam “Manual Book”

mobil tersebut yang berisi seluruh “Spesifikasi Teknisnya”

secara rinci. Ini sebuah perumpamaan untuk hal itu. Begitu

juga halnya dengan manusia, niscaya kita tidak akan pernah

Page 16: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 15

tahu dan mengerti hakikat hidup kita sendiri seandainya kita

tidak mencari tahu (to find out) lewat Sang Penciptanya yang

telah memproduksi (baca: menciptakan) manusia tersebut.

Islam memandang eksistensi manusia sebagai suatu kesatuan

utuh yang tidak dapat dipisahkan antara jasmani, rohani, serta

akal dan budi. Akal dan budi tersebut sebagai Af-idah yang

telah dikaruniakan Allah kepada manusia. Budi itulah yang

disebut sebagai hati nurani sebagaimana yang telah

dijelaskan Allah dengan Firman-Nya :

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut

ibimu dalam keadaan tidak mengetahui

sesuatu apapun, dan Dia menganugerahkan

kepadamu pendengaran, penglihatan, dan

Af-idah (akal dan hati nurani) supaya kamu

bersyukur”. (Q.S. An-Nahl : 78)

Antara jasmani, rohani, dan akal budi (Af-idah) saling terkait

serta membentuk suatu ikatan yang saling menguatkan satu

dengan yang lainnya (interdependensi).

Pandangan Islam terhadap manusia dalam hal ini adalah

seimbang (tawazun). Oleh karena manusia tidak mampu

membuat sistem bagi kehidupannya sendiri, maka yang

paling kompeten (kuasa) membuat sistem kehidupan manusia

adalah Allah SWT. Maka dari itu, untuk mengungkap esensi

hidup manusia di dunia ini haruslah melalui wahyu-wahyu

Allah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW berupa Al-

Qur‟an dan Hadits yang dapat menjelaskan tentang hakikat

manusia itu sendiri. Dia-lah yang paling menguasai tentang

manusia karena Dia (Allah) yang menciptakannya.

Page 17: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 16

Perhatikan Firman Allah berikut ini :

“Apakah Allah yang menciptakan itu tidak

mengetahui (yang kamu lahirkan dan kamu

rahasiakan)?” (Q.S. Al-Mulk : 14)

Juga Allah memandang manusia sebagai makhluk yang

pelupa (lalai) sesuai dengan nama dan gelar yang diberikan

Allah kepada manusia. Kata “manusia” berasal dari kata

“insan” yang berarti “pelupa (lalai)”. Gelar ini diberikan oleh

Allah ketika Nabi Adam lupa akan larangan Allah untuk

mendekati salah satu pohon di Syurga (pohon Khuldi).

Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah :

“Dan sungguh telah Kami perintahkan

kepada Adam dahulu, maka ia lupa (lalai)

dengan perintah itu”. (Q.S. Thaha : 115)

Kehidupan Manusia di Dunia yang Fana’ ini pada

Hakikatnya adalah :

1). Kesenangan yang Menipu/memperdaya.

“…dan tidaklah kehidupan dunia itu

melainkan hanyalah kesenangan yang

menipu/memperdaya” (Q.S. Ali Imran: 185)

2). Permainan dan Sesuatu yang Melalaikan.

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya

kehidupan dunia itu hanyalah permainan

dan sesuatu yang melalaikan, …”

(Q.S. Al-Hadid : 20)

Page 18: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 17

3). Kesenangan yang Teramat Sedikit sekali.

“…kenikmatan hidup di dunia ini bila

dibandingkan dengan akhirat amatlah

sedikit sekali” (Q.S. At-Taubah : 38)

4). Rangkaian Ujian dan Cobaan Hidup.

“Dan Kami akan menguji kalian dengan

keburukan dan kebaikan sebagai suatu

cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kalian

dikembalikan” (Q.S. Al-Anbiya : 35)

Hidup manusia di dunia ini secara keseluruhan pada

hakikatnya adalah tempat untuk menguji manusia dengan

berbagai macam cobaan dan ujian sebagaimana yang

dijelaskan Allah dalam Surat Al-Anbiya Ayat 35 di atas.

Perhatikan pula Firman Allah yang lain :

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan

kepadamu dengan sedikit ketakutan,

kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan

buah-buahan, dan berilah kabar gembira

kepada orang-orang yang sabar. Yaitu

orang-orang yang apabila ditimpa musibah

mereka mengucapkan, „Sesungguhnya kami

adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-

lah kami dikembalikan‟.”

(Q.S. Al-Baqarah : 155-156)

Jadi, jelaslah bahwa esensi hidup manusia di dunia ini adalah

sebagai Tempat Cobaan dan Ujian yang dimulai sejak Nabi

Page 19: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 18

Adam diturunkan ke dunia hingga hari kiamat nanti. Ujian

manusia di dunia akan datang silih berganti dan membentuk

mata rantai yang tidak terputus (tidak ada habisnya) selama ia

masih hidup di dunia yang sementara (fana) ini.

Perhatikanlah beberapa Firman Allah dalam Al-Qur‟an yang

menjelaskan tentang ujian atau cobaan yang akan

ditimpahkan kepada manusia selama ia masih hidup di dunia

ini :

“Apakah manusia mengira bahwa mereka

akan dibiarkan saja setelah mereka berkata,

„Kami telah beriman”, dan mereka tidak

diuji lagi ?”. (Q.S. Al-Ankabut : 2)

Perhatikan pula Firman Allah lainnya :

1) “Dan sesungguhnya Kami telah menguji

orang-orang sebelum mereka...”

(Q.S. Al-Ankabut : 3)

2) “Sungguh Kami telah menjadikan apa-apa

yang ada di bumi sebagai suatu hiasan dan

ujian bagi mereka, siapa di antara mereka

yang paling baik amal perbuatannya”.

(Q.S. Kahfi : 7)

3) “Dan Kami akan menguji kamu dengan

keburukan dan kebaikan, sebagai suatu

cobaan dan kepada Kamilah kamu akan

dikembalikan”. (Q.S. Al-Anbiyaa‟ : 36)

Page 20: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 19

4) “Kamu sungguh akan diuji dengan harta-

hartamu dan dirimu sendiri...”

(Q.S. Ali Imran : 186)

5) “Allah telah menjadikan kematian dan

kehidupan untuk menguji kamu, siapa yang

paling baik amal perbuatannya”.

(Q.S. Al-Mulk : 2)

Allah akan memberi cobaan hidup kepada manusia dengan

bermacam-macam cobaan yang bisa berupa kesulitan atau

kesusahan hidup, himpitan ekonomi, penyakit dan kesedihan-

kesedihan lainnya, tetapi bisa pula berupa kesenangan hidup,

rizki yang berlimpah, isteri yang sangat cantik, anak yang

banyak, perhiasan dari emas dan perak, ternak yang banyak

atau hasil sawah, kebun dan hasil pertanian yang berlimpah.

Sebagaimana yang dikatakan Allah dalam Firman-Nya :

“Dijadikan indah pada (pandangan)

manusia kecintaan-kecintaan kepada : nafsu

terhadap wanita, anak-anak (keturunan),

harta yang banyak berupa emas, perak,

kuda-kuda yang gagah, hewan ternak serta

sawah dan ladang. Yang demikian itu

merupakan kesenangan hidup di dunia,

namun hanya di Sisi Allah-lah sebaik-

baiknya tempat kembali”

(Q.S. Ali Imran : 14)

Semua itu dimaksudkan Allah SWT untuk menguji manusia

serta untuk menyeleksi mana di antara manusia tersebut yang

Page 21: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 20

paling baik perbuatannya, paling baik akhlaqnya, paling baik

imannya, dan yang paling tinggi kesabarannya.

Dengan memberikan cobaan-cobaan dan ujian kepada

manusia tersebut, Allah ingin mendengar sendiri secara

langsung dari manusia yang diuji-Nya tentang reaksi dan

komentar atas cobaan itu. Sebagaimana yang dikatakan

Rasulullah SAW dalam Haditsnya :

“Allah berfirman kepada malaikat:

„Pergilah kepada hambaKu lalu

timpahkanlah berbagai macam ujian

kepadanya karena Aku ingin mendengar

suaranya‟”.

(H.R. Thabrani dan Abu Umamah)

Hidup ini memang tidak pernah sunyi dari ujian Allah, baik

senang maupun susah, baik suka maupun duka. Dalam

kehidupan manusia di dunia ini, Allah akan pergilirkan

kepada tiap-tiap manusia, antara senang dan susah, antara

suka dan duka, antara kekayaan dan kemiskinan, antara

kejayaan dan kehancuran, supaya manusia mengingat Allah.

Hal ini sesuai dengan Firman-Nya :

“Dan hari-hari itu Kami pergilirkan di

antara manusia, supaya Allah mengetahui

siapa orang-orang yang beriman...”

(Q.S. Ali Imran : 140)

Namun demikian, manusia janganlah bersedih hati dan

berputus asa atas cobaan yang menimpa dirinya, justru

Page 22: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 21

sebaliknya harus gembira dengan cobaan-cobaan hidup yang

diberikan Allah kepadanya, karena dalam hal ini Allah SWT

berfirman :

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu

ada kemudahan. Sesungguhnya bersama

kesulitan itu ada kemudahan”.

(Q.S. Al-Insyirah : 5-6)

Dalam Surat Al-Insyiroh tersebut Allah menyebut kata

“kemudahan” sebanyak dua kali dalam dua ayat yang

berbeda namun dengan kalimat yang persis sama. Sehingga

para ahli tafsir banyak yang mengatakan bahwa makna

sebenarnya dari kedua ayat tersebut adalah “Sesungguhnya

bersama kesulitan itu ada dua kemudahan sekaligus”.

Wallahu A‟lam Bishowab, hanya Allah lah yang mengetahui

hakikat sebenarnya dari kedua ayat tersebut.

Namun terlepas dari itu semua, di sini Allah sudah berjanji

bahwa dalam kesulitan itu pasti ada kemudahan yang

terkandung di dalamnya. Niscaya, kalau Allah sudah berjanji

pasti benar, dan perkataan Allah adalah Maha Benar.

Lalu perhatikan pula Sabda Rasulullah SAW :

1) “Tidak ada seorang muslim pun yang

ditimpa gangguan semisal tusukan duri

ataupun yang lebih berat daripada itu,

melainkan dengan musibah itu dihapuskan

Allah perbuatan buruknya dan digugurkan

dosa-dosanya seperti pohon yang

digugurkan daun-daunnya”.

(H.R. Mutafaq „Alaih)

Page 23: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 22

2) “Ujian yang tiada henti-hentinya menimpa

orang-orang yang beriman laki-laki dan

perempuan, yang mengenai dirinya,

hartanya, anaknya, tetapi ia tetap bersabar,

maka ia akan menemui Allah dalam

keadaan tidak berdosa”. (H.R. Tirmidzi)

Rasululllah SAW juga Bersabda :

1) “Sesungguhnya bagi setiap umat ada

ujiannya, dan ujian bagi umatku adalah

harta kekayaan”. (H.R. Tirmidzi)

2) “Demi Allah, bukanlah kefakiran dan

kemiskinan yang aku khawatirkan atas

kamu, tetapi justru aku khawatir kemewahan

dunia yang kamu dapatkan sebagaimana

yang telah diberikan kepada orang-orang

sebelum kamu, lalu kamu bergelimang

kemewahan itu hingga binasa sebagaimana

mereka bergelimang harta dan binasa

pula”. (H.R. Bukhari)

3) “Sepeninggalku tiada ujian yang lebih berat

bagi kaum pria, melainkan godaan wanita”.

(H.R. Bukhari)

Begitulah kenyataan dalam hidup ini tidak sepi dari cobaan

Allah, baik di kala senang menjadi susah, atau di kala susah

menjadi senang, suka menjadi duka, dan duka menjadi suka,

secara bergiliran, senantiasa silih berganti dan terus menerus

selama hayat masih dikandung badan. Sehingga bagi orang

Page 24: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 23

beriman yang bijak akan selalu mempersiapkan dirinya setiap

saat untuk menerima ujian Allah SWT, karena baginya ujian

adalah suatu “persyaratan” untuk naik ke tingkatan (level)

yang lebih tinggi kedudukannya di Sisi Allah SWT.

Ujian-ujian manusia juga bertingkat-tingkat kesulitannya

sesuai dengan ketaatan dan keimanan yang dimilikinya.

Hal ini diterangkan dalam Hadits Qudsi sebagai berikut :

“Orang yang banyak mendapat ujian adalah

Para Nabi, kemudian baru orang-orang

yang lebih dekat derajatnya dengan Nabi,

berurutan secara bertingkat. Orang diuji

menurut tingkat ketaatannya pada agama.

Jika ia sangat kuat beragama maka sangat

kuat pula ujiannya, dan jika ia lemah

agamanya maka ringan pula ujiannya.

Demikianlah musibah dan ujian itu

senantiasa ditimpahkan kepada seorang

hamba sampai ia dibiarkan berjalan di

muka bumi tanpa suatu dosa apapun”.

(H.R. Tirmidzi)

4. ESENSI DUNIA DAN DIRI MANUSIA

Di dalam Al-Qur‟an banyak diterangkan bahwasannya Allah

SWT menggambarkan tentang dunia dengan perumpamaan-

perumpamaan yang sangat jelas namun sederhana sehingga

mudah dimengerti oleh setiap orang yang berakal sehat.

Perumpamaan-perumpamaan Dunia yang diibaratkan

oleh Allah SWT di antaranya adalah sebagai berikut :

Page 25: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 24

1) Dunia laksana Bangkai yang dikelilingi anjing-anjing :

“Allah SWT mewahyukan kepada Nabi

Daud A.S. dengan Firman-Nya : „Wahai

Daud, perumpamaan dunia yaitu laksana

bangkai di mana anjing-anjing berkumpul

mengelilinginya dan menyeretnya ke sana ke

mari. Apakah engkau senang menjadi seekor

anjing lalu ikut bersama mereka menyeret

bangkai itu ke sana ke mari ?‟”.

(H.Qudsi Riwayat Al-Madani)

2) Dunia ibarat Air hujan yang turun ke bumi :

“Dan berilah perumpamaan kepada mereka

bahwa kehidupan dunia bagaikan air hujan

yang Kami turunkan dari langit sehingga

karenanya menjadi subur tumbuh-tumbuhan

di muka bumi, lalu diterbangkan angin. Dan

Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

(Q.S. Kahfi : 45)

3) Dunia seperti Orang yang mencelupkan Jarinya ke laut :

“Dunia itu bila dibandingkan dengan

akhirat seperti jika seseorang mencelupkan

satu jarinya ke laut maka hendaklah ia

melihat air yang menempel di jarinya itu

setelah ia menariknya kembali dari dalam

air”. (H.R. Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah)

“Pergilah ke Pinggir Samudera lalu

celupkan ujung jarimu, kemudian angkatlah

Page 26: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 25

ujung jarimu, Air yang menempel di ujung

jarimu itulah Kehidupan Dunia, sedangkan

Air yang tertinggal di Samudera itulah

Kehidupan Akhirat” (Hadits Qudsi)

Makhluk yang telah Allah SWT ciptakan tetapi paling Ia

benci tak lain adalah DUNIA, hal ini berdasarkan Hadits

yang diriwayatkan oleh Al-Hakim, sebagai berikut :

“Sesungguhnya Allah tidak menciptakan

makhluq-Nya yang paling dibenci selain

daripada Dunia. Dan sejak diciptakannya

Dunia, Allah SWT tidak memandanginya”.

(H.R. Al-Hakim)

Disamping itu, Allah SWT juga memberikan Status Dunia itu

sebagai “sesuatu yang terlaknat”, sebagaimana yang

diterangkan di dalam Hadits yang diriwayatkan oleh

Thabrani sebagai berikut :

“Sesungguhnya Dunia itu Terlaknat, maka

semua yang ada di dalamnya juga terlaknat,

KECUALI yang digunakan HANYA untuk

Kepentingan ALLAH”. (H.R. Thabrani)

Demikianlah yang telah diterangkan Allah mengenai esensi

dunia, baik melalui Lisan Rasul-Nya maupun melalui

Firman-Nya langsung.

Untuk mengetahui Jati Diri kita sebagai Manusia, maka

kitapun HARUSLAH merujuk kepada Al-Qur‟an dan Al-

Hadits sebab keterangan-keterangan Allah tersebutlah yang

“Paling Valid” dikarenakan hanya Dialah yang paling

Page 27: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 26

mengetahui hakikat diri manusia karena Dialah satu-satunya

Dzat yang menciptakan Manusia.

Berikut ini akan dibahas dan dijelaskan mengenai Sifat-sifat

Manusia berdasarkan Al-Qur‟anul Karim (Kitab Allah yang

selalu benar Isi Kandungannya).

Berdasarkan Al-Qur’an, sedikitnya ada 7 (tujuh) SIFAT-

SIFAT DASAR yang ada pada DIRI MANUSIA, yakni :

1). LEMAH (Q.S. An-Nisa‟: 28)

“…dan manusia dijadikan bersifat lemah”.

2). TERGESA-GESA (Q.S. Al-Anbiya‟: 37)

“Manusia telah diciptakan dengan sifat

tergesa-gesa…”.

3). BERKELUH-KESAH (Q.S. Al-Ma‟arij : 19-20)

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat

keluh-kesah lagi kikir. Apabila ditimpah

kesusahan ia berkeluh-kesah”.

4). KIKIR / PELIT (Q.S. Al-Ma‟arij : 21)

“Dan apabila mendapat kebaikan ia kikir”.

5). DALAM KESUSAH-PAYAHAN (Q.S. Al-Balad : 4)

“Sungguh telah Kami ciptakan manusia

berada dalam kesusah-payahan…”.

Page 28: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 27

6). CINTA DUNIA DAN MELUPAKAN AKHIRAT

(Q.S. Al-Qiyamah : 20-21 dan Q.S. Al-Insan : 27)

“Sesungguhnya kalian mencintai kehidupan

dunia. Dan melupakan kehidupan akhirat”.

“Sesungguhnya mereka lebih menyukai

kehidupan dunia, dan mereka tidak

mempedulikan kesudahan mereka pada hari

yang berat (hari akhirat)”

7). MELAMPAUI BATAS (Q.S. Al-„Alaq : 6-7)

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya manusia

itu melampaui batas. Apabila ia melihat

dirinya serba kecukupan (kaya)”.

8). PEMBANTAH (Q.S. Kahfi : 54)

“Dan manusia adalah makhluq yang paling

banyak membantah”.

9). PENAKUT (Q.S. Ar-Rum : 24)

“…dan Dia memperlihatkan kilat kepadamu

untuk menimbulkan ketakutanmu dan

harapan…”

Kemudian lagi, di dalam Al-Qur‟an dijelaskan pula tentang

macam-macam Jiwa yang ada di dalam Diri Manusia.

Page 29: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 28

Jiwa-jiwa (An-Nafs) tersebut adalah sebagai berikut :

1). Amaroh Bis-Suu’ (Q.S. Yusuf : 53)

Jiwa yang selalu mendorong manusia untuk berbuat

kejahatan.

2). Lawwaamah (Q.S. Al-Qiyamah : 2)

Jiwa yang sering dan selalu menyesali dirinya.

3). Sawwaamah (Q.S. Yusuf : 83)

Jiwa yang menghiasi kemaksiatan dengan keindahan

pada pandangan mata manusia.

4). Mulhamah (Q.S. Asy-Syams : 8)

Jiwa yang mendorong manusia untuk bertingkah-laku

Fujur (durhaka) dan kadang juga sekaligus bertingkah-

laku Taqwa kepada Allah SWT.

5). Muthmainnah (Q.S. Al-Fajr : 27)

Jiwa yang Tenang dan Damai.

6). Rhodhiyah (Q.S. Al-Fajr : 28)

Jiwa yang merasa Ridho dan Puas kepada Allah.

7). Mardhiyah (Q.S. Al-Fajr : 28)

Jiwa yang selalu mendapatkan Keridhoan Allah.

Oleh karena sifat manusia yang “lebih mencintai dunia”

maka bagi manusia akhirat itu amatlah jauh dari jangkauan

dan pendengaran mereka. Hal ini sesuai dengan Firman Allah

SWT di dalam Al-Qur‟an surat At-Taubah ayat 42 :

“Kalau kamu (Muhammad) serukan kepada

mereka itu keuntungan yang mudah

diperoleh dan perjalanan yang tidak

Page 30: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 29

seberapa jauh, pastilah mereka

mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu

amatlah jauh terasa oleh mereka…”.

Untuk melakukan “perlawanan” terhadap sifat-sifat dasar

manusia yang Allah ciptakan buruk tersebut maka Allah

menciptakan dan menyediakan Agama Fitrah bagi manusia

sesuai dengan Firman-Nya di dalam Al-Qur‟an surat Ar-Rum

ayat 30 sebagai berikut :

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus

kepada Agama Allah, fitrah Allah yang telah

mencipatakan manusia menurut fitrah itu.

Tak ada perubahan atas fitrah Allah. Itulah

agama yang lurus, tetapi kebanyakan

manusia tidak mengetahui”.

Keinginan dan cita-cita setiap manusia selama ia hidup di

dunia dibatasi oleh Ajal (batas umur) manusia itu sendiri. Hal

ini sesuai dengan yang digambarkan Rasulullah SAW. Beliau

menggambarkannya di atas pasir dengan sebatang tonggak

kayu untuk menjelaskan maksud yang ingin dijelaskannya.

Perhatikanlah Gambar yang telah dibuat oleh Rasulullah

sebagai berikut :

Page 31: Esensi Hidup Manusia di Dunia

Kehidupan Manusia di Dunia

Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 30

Penjelasan Rasulullah atas Gambar yang telah dibuatnya

tersebut adalah sebagai berikut :

Garis Horisontal di dalam Kotak : adalah Perjalanan

Hidup (umur) hidup manusia selama di dunia.

Garis Horisontal di luar Kotak : adalah seluruh Cita-cita

serta Keinginan manusia selama hidup di dunia yang

belum tercapai.

Kotak Persegi Empat : adalah Ajal (batas umur) yang

membatasi umur hidup manusia di dunia.

Garis-garis Vertikal di dalam Kotak : adalah Bermacam-

macam Godaan dan Bujukan Syetan kepada manusia

selama hidup di dunia, yang berusaha menghalang-halangi

jalan hidup manusia dari keinginan untuk menempuh jalan

(agama) yang lurus.

Selanjutnya untuk dapat memahami lebih jauh hakikat

kehidupan manusia di dunia ini dengan lebih terarah dan

komprehensif, maka pada bagian berikutnya Insya Allah

penulis akan membahas mengenai esensi bawaan (inherent)

manusia yang dinamakan Tata Kelola Kehidupan Manusia

di Dunia yang penulis istilahkan dengan “The Human

Genuity” yang akan Penulis bahas pada Bab 2 (dua)

berikutnya, yakni : Tugas hidup manusia, Misi hidup

manusia, Tujuan hidup manusia, Pedoman hidup manusia,

Teladan hidup manusia serta Strategi-strategi hidup manusia.

“The Human Genuity” ini dicanangkan Allah kepada manusia

untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan hidup di dunia dan

di akhirat serta untuk menggapai Ke-Ridhoan-Nya.