Esay Persatuan Nasional

2
  Esai Pluralitas sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia  Program Beasiswa DataPrint 1 MENGGAGAS PERSATUAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN KONSERVASI Ole h: H a yruni z a r Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan potensi keanekaragaman hayati yang melimpah. Negeri khatulistiwa ini memiliki 17.508 pulau dengan garis pantai terpanjang ke-4 di dunia, yakni ±95.181 km, ditambah dengan luas daratan yang hanya sepertiga dari luas lautan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan potensi biota laut  paling menjanjikan di dunia 1 . Terjadinya transformasi Indonesia sebagai negara kepulauan bermula dari peristiwa Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957, dimana deklarasi tersebut mengawali eksistensi kedaulatan laut Indonesia sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sehingga, konsep kedaulatan wilayah NKRI berdasarkan Deklarasi Djuanda yang menjadikan laut bukan sebagai pemisah melainkan sebagai pemersatu wilayah NKRI memberikan tanggungjawab kepada Indonesia untuk mengelola wilayah laut beserta ekosistem disekitarnya, agar selaras dengan visi mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia dan keseimbangan ekosistem laut global 2 . Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keragaman suku bangsa yang tinggi di tiap-tiap pulaunya, potensi keragaman ini akan mengancam kesatuan bangsa manakala tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah, khususnya masyarakat yang berada di pulau-pulau terluar yang sangat rentan terpisah dari NKRI akibat akses pemerintah yang lemah terhadap  penguasaan efektif pulau-pulau tersebut selama ini. Melemahnya kedaulatan sebuah bangsa salah satunya akibat krisis nasionalisme kolektif pada masyarakatnya, krisis kolektif inilah yang dialami oleh masyarakat NKRI di pulau-pulau terluar tersebut, yang disebabkan oleh  beberapa hal, yakni secar a ekonomi pulau-pulau tersebut dikelola oleh negara lain, dan se cara  politik masyarakat pulau tersebut lebih mengakui negara lain. Contoh kasus di pulau Miang as, secara hukum merupakan bagian dari NKRI, tetapi secara politik telah dimiliki Filipina, karena bahasa sehari-hari yang dipakai adalah bahasa Tagalog, dan mata uang yang digunakan dalam transaksi ekonomi adalah Peso 3 . 1  Kemensesneg RI. 2015. Geografi Indonesia. http://www.indonesia.go.id/in/sekilas-indonesia/geografi-indonesia (diakses 20-05-2015). 2  Pangoanan, Y. 2014.   Deklarasi Djuanda: Kemerdekaan Indonesia Seutuhnya. http://www.rmol.co/read/2014/12/13/183240/Deklarasi-Djuanda:-Kemerdekaan-Indonesia-Seutuhnya- (diakses 20- 05-2015). 3  Direktori Pulau-pulau Kecil Indonesia. 2014. Pulau Miangas. http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktori-  pulau/index.php/public_c/pulau_info/306 (diakses 20-05-2015).

description

Budaya

Transcript of Esay Persatuan Nasional

  • Esai Pluralitas sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia

    Program Beasiswa DataPrint

    1

    MENGGAGAS PERSATUAN NASIONAL DENGAN PENDEKATAN KONSERVASI

    Oleh: Hayrunizar

    Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan potensi keanekaragaman

    hayati yang melimpah. Negeri khatulistiwa ini memiliki 17.508 pulau dengan garis pantai

    terpanjang ke-4 di dunia, yakni 95.181 km, ditambah dengan luas daratan yang hanya

    sepertiga dari luas lautan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan potensi biota laut

    paling menjanjikan di dunia1.

    Terjadinya transformasi Indonesia sebagai negara kepulauan bermula dari peristiwa

    Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957, dimana deklarasi tersebut mengawali eksistensi

    kedaulatan laut Indonesia sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    Sehingga, konsep kedaulatan wilayah NKRI berdasarkan Deklarasi Djuanda yang menjadikan

    laut bukan sebagai pemisah melainkan sebagai pemersatu wilayah NKRI memberikan

    tanggungjawab kepada Indonesia untuk mengelola wilayah laut beserta ekosistem

    disekitarnya, agar selaras dengan visi mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia dan

    keseimbangan ekosistem laut global2.

    Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keragaman suku bangsa yang tinggi di

    tiap-tiap pulaunya, potensi keragaman ini akan mengancam kesatuan bangsa manakala tidak

    dikelola dengan baik oleh pemerintah, khususnya masyarakat yang berada di pulau-pulau

    terluar yang sangat rentan terpisah dari NKRI akibat akses pemerintah yang lemah terhadap

    penguasaan efektif pulau-pulau tersebut selama ini. Melemahnya kedaulatan sebuah bangsa

    salah satunya akibat krisis nasionalisme kolektif pada masyarakatnya, krisis kolektif inilah

    yang dialami oleh masyarakat NKRI di pulau-pulau terluar tersebut, yang disebabkan oleh

    beberapa hal, yakni secara ekonomi pulau-pulau tersebut dikelola oleh negara lain, dan secara

    politik masyarakat pulau tersebut lebih mengakui negara lain. Contoh kasus di pulau Miangas,

    secara hukum merupakan bagian dari NKRI, tetapi secara politik telah dimiliki Filipina,

    karena bahasa sehari-hari yang dipakai adalah bahasa Tagalog, dan mata uang yang

    digunakan dalam transaksi ekonomi adalah Peso3.

    1 Kemensesneg RI. 2015. Geografi Indonesia. http://www.indonesia.go.id/in/sekilas-indonesia/geografi-indonesia

    (diakses 20-05-2015). 2 Pangoanan, Y. 2014. Deklarasi Djuanda: Kemerdekaan Indonesia Seutuhnya.

    http://www.rmol.co/read/2014/12/13/183240/Deklarasi-Djuanda:-Kemerdekaan-Indonesia-Seutuhnya- (diakses 20-

    05-2015). 3 Direktori Pulau-pulau Kecil Indonesia. 2014. Pulau Miangas. http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktori-

    pulau/index.php/public_c/pulau_info/306 (diakses 20-05-2015).

  • Esai Pluralitas sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia

    Program Beasiswa DataPrint

    2

    Tentunya krisis tersebut bukan tanpa sebab, dan bukan pula pemerintah tidak berupaya

    mengatasinya. Hanya saja pendekatan yang digunakan selama ini berkutat pada pendekatan

    sistem militer yang membutuhkan biaya mahal menggunakan alat utama sistem senjata

    (alutsista) dan bersifat eksklusif tanpa partisipasi masyarakat. Alternatif lain yang digunakan

    pemerintah yakni sistem ekonomi, yang dari segi biaya sangat tinggi, keterlibatan masyarakat

    yang kecil, serta bergantung kepada profit/keuntungan. Maka dari itu, solusi mempertahankan

    persatuan pulau-pulau terluar harus menggunakan pendekatan konservasi, yang didefinisikan

    sebagai perlindungan, pengawetan, dan pemeliharaan. Pendekatan ini efektif dilakukan oleh

    Malaysia terhadap pulau Sipadan-Ligitan, yang oleh pemerintahnya dibangun kawasan

    pelestarian penyu dan perlindungan satwa burung lokal. Akibat inilah Mahkamah

    Internasional memenangkan Malaysia atas Indonesia dalam sengketa Sipadan-Ligitan4.

    Keunggulan sistem ini yakni, dari segi biaya lebih murah, dengan tingkat partisipasi

    masyarakat yang tinggi sehingga keberlangsungan sistem sangat terjamin, serta efektif

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat kawasan perbatasan, karena ada produk ekonomis

    yang dihasilkan dan berpotensi menjadi ekowisata.

    Konsep konservasi ini dimanifestasikan melalui lembaga konservasi yang berfungsi

    untuk pengembangbiakan dan penyelamatan tumbuhan/satwa. Detilnya dapat diarahkan pada

    segmentasi pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan.

    4 Ratnaningrum. 2010. Penyelesaian Sengketa Sipadan-Ligitan melalui ICJ. (skripsi) hal. 23.