Erpujilah Tuh

10
erpujilah Tuhan di tengah-tengah jemaat Kata Pendahuluan Untuk memuji Tuhan dalam keadaan baik-baik [1] tidak terlampau sulit dibandingken memuji Tuhan dalam keadaan kurang baik. Memuji Tuhan dalam keadaan kurang baik dibutuhkan suatu harapan bahwa keadaan kurang baik itu akan berubah menjadi keadaan yang baik. Demikianlah surat Ibrani ditujukan kepada jemaat (orang-orang Kristen Yahudi) yang sedang mengalami penganiayaan dan keputusasaan. Untuk memperkuat iman jemaat penulis Ibrani berusaha memperkuat iman jemaat dengan menjelaskan secara teliti apa saja keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan di dalam Yesus Kristus. Pemahaman keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan di dalam Yesus Kristus membuat puji-puji terhadap Tuhan tetap hidup dalam jemaat (boleh bersukacita di tengah- tengah penderitaan dan kesukaran). Pembahasan nats Pertama, bahwa Yesus lebih tinggi dari malaikat [2] (ay. 5-8). Bahwa Yesus seketika lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, Yesus menjadi manusia, Ia menderita, Ia disalibkan, Ia mati dan Ia dikuburkan, tetapi Ia dibangkitkan dari orang mati, dan naik ke Sorga (dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat ay. 7 dan dan segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kakiNya ay.8). Kedua, segala sesuatu telah ditaklukkan, namun belum kita lihat (ay.8). Dalam dunia yang telah jatuh dalam dosa dan dikuasai Iblis, belum segala sesuatu takluk kepada Kristus, walaupun Yesus sendiri telah dimahkotai dengan kemuliaan dan kehormatan di sorga. Ibarat perang, peperangan telaah dimennagkan oleh Yesus, tetapi disana-sini ada daerah yang masih dikuasai musuh. Disana sini ada kejahatan, penentangan terhadap kehendak Allah, namun tiba waktunya Nanti penyempurnaan kemenangan Yesus, saat Yesus datang untuk kedua kali. Ketiga, Yesus Kristus mengalami maut untuk semua manusia (ay. 9). Penderitaan Yesus adalah kasih karunia Allah untuk orang yang menerimaNya ( Yoh.3:16, 5:24). Keselamataan ditujukan kepada semua orang, tetapi setiap orang diberikan kebebasan

description

an Di Tengah

Transcript of Erpujilah Tuh

Page 1: Erpujilah Tuh

erpujilah Tuhan di tengah-tengah jemaat Kata

Pendahuluan

Untuk memuji Tuhan dalam keadaan baik-baik [1] tidak terlampau sulit dibandingken memuji Tuhan dalam keadaan kurang baik. Memuji Tuhan dalam keadaan kurang baik dibutuhkan suatu harapan bahwa keadaan kurang baik itu akan berubah menjadi keadaan yang baik. Demikianlah surat Ibrani ditujukan kepada jemaat (orang-orang Kristen Yahudi) yang sedang mengalami penganiayaan dan keputusasaan. Untuk memperkuat iman jemaat penulis Ibrani berusaha memperkuat iman jemaat dengan menjelaskan secara teliti apa saja keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan di dalam Yesus Kristus. Pemahaman keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan di dalam Yesus Kristus membuat puji-puji terhadap Tuhan tetap hidup dalam jemaat (boleh bersukacita di tengah-tengah penderitaan dan kesukaran).  

Pembahasan nats Pertama, bahwa Yesus lebih tinggi dari malaikat [2] (ay. 5-8). Bahwa Yesus seketika lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, Yesus menjadi manusia, Ia menderita, Ia disalibkan, Ia mati dan Ia dikuburkan, tetapi Ia dibangkitkan dari orang mati, dan naik ke Sorga (dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat ay. 7 dan dan segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kakiNya ay.8).

Kedua, segala sesuatu telah ditaklukkan, namun belum kita lihat (ay.8). Dalam dunia yang telah jatuh dalam dosa dan dikuasai Iblis, belum segala sesuatu takluk kepada Kristus, walaupun Yesus sendiri telah dimahkotai dengan kemuliaan dan kehormatan di sorga. Ibarat perang, peperangan telaah dimennagkan oleh Yesus, tetapi disana-sini ada daerah yang masih dikuasai musuh. Disana sini ada kejahatan, penentangan terhadap kehendak Allah, namun tiba waktunya Nanti penyempurnaan kemenangan Yesus, saat Yesus datang untuk kedua kali.

Ketiga, Yesus Kristus mengalami maut untuk semua manusia (ay. 9). Penderitaan Yesus adalah kasih karunia Allah untuk orang yang menerimaNya ( Yoh.3:16, 5:24). Keselamataan ditujukan kepada semua orang, tetapi setiap orang diberikan kebebasan untuk menerima atau menolak keselamatan tersebut. Orang yang percaya kepada Yesus menerima hidup yang kekal dan sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

Keempat, memberitakan Tuhan dengan puji-pujian (ay. 10-12). Penderitaan yang dialami boleh bersamaan dengan ucapan syukur. Ucapan syukur dapat dilakukan dengan manaikkan pujian. Alasan syukur dan pujian adalah apa yang telah dilakukan oleh Allah. Yang dilakukan Allah adalah:

1. Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan. Untuk membawa manusia yang penuh dosa masuk ke dalam kemuliaan yang sebenarnya telah dihilangkan, tanpa ditemukan kembali, maka Allah menyediakan bagi manusia seorang Juruselamat (Yes. 53:12;Mrk. 10:45)’

2. Menyempurnakan Yesus melalui kematianNya, agar menjadi Juruselamat manusia.

3. Yesus Yang meminpin mereka kepada keselamatan dengan penderitaan. Yesus adalah kepala dari persekutuan yang diselamatkan, yaitu mereka percaya kepada Kristus (Yoh. 17:2).

Pointer Aplikasi

Page 2: Erpujilah Tuh

Pertama, dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan hidup ini, orang percaya boleh merenungkan penderitaan Tuhan Yesus (karyaNya) dan keunggulannya beritaNya, sehinga orang percaya boleh berpengharapan akan kemenangan Yesus menjadi kemenangan orang percaya (bd. Rm. 8:18 penderitaan zaman sekarang ini tidak apat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita}.

Kedua, terpujilah Tuhan di tengah-tengah jemaat dapat terjadi bila jemaat itu sendiri menyadari bahwa jemaat itu dipinpin oleh Yesus. Yesuslah yang meminpin persekutuan jemaat, sehingga dalam segala keadaan jemaat mengucap syukur dalam bentuk puji-pujian. Jemaat adalah persekutuan yang merayakan setiap kehidupan dengan penuh sukacita (bd.Fip. 4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagikukatan:Bersukacitalah!).

Ketiga, keadaan manusia yang sudah jatuh kedalam dosa (telah kehilangan kemuliaan Allah) adalah seperti orang yang telah jatuh ke dalam lumpur hidup, semakin berusaha melepaskan dirinya dari lumpurhidup tersebut(keluar dari lumpur), semakin cepat tenggelam. Agar orang yang jatuh ke dalam lumpur hidup keluar dari lumpur itu, dibutuhkan seseorang yang menariknya dari luar. Sudah sepatutnya orang yang sudah keluar dari lumpur tersebut hidup dalam ucapan syukur.

SIAPAKAH MANUSIA ITU DIMATA TUHAN? ”

PendahuluanAda orang yang pernah memberi kesaksian di dalam nas, katanya: “Apakah manusia

sehingga engkau mengingatnya, anak-anak manusia sehingga engkau mengindahkannya? (Ibrani 2:6)

Pertanyaan ini tentu sangat menarik untuk kita renungkan......apakah manusia  (siapakah manusia) sehingga Engkau (Allah) mengingatnya?  

Penulis kitab Ibrani mengangkat pertanyaan ini, untuk memberikan ”ketenangan” ,  penghiburan serta penguatan kepada jemaat-jemaat Kristen Yahudi yang pada saat itu sedang menghadapi berbagai pergumulan serta mengalami penganiayaan dan keputusasaan atas keberadaannya sebagai pengikut–pengikut Yesus. Pergumulan terbesar mereka sesungguhnya berasal dari sesama  Yahudi yang tidak mau menerima dan mengakui keberadaan Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamat Dunia. Akhirnya orang-orang Kristen Yahudi ini selalu mendapat penganiayaan dan penindasan. Mereka diasingkan dan dikucilkan bahkan dianggab sebagai kelompok yang menjadi sumber ”kekacaaun” dan ’pemberontakan” yang terjadi ditengah-tengah masyarakat.

Untuk memperkuat iman jemaat penulis Ibrani berusaha menjelaskan keberadaan mereka yang begitu berharga di mata Tuhan sehingga Tuhan rela datang meninggalkan

Page 3: Erpujilah Tuh

”kemuliaanNya” untuk menebus mereka. Penulis Ibrani juga secara teliti menjelaskan apa saja keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan di dalam Yesus Kristus. Pemahaman keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan di dalam Yesus Kristus membuat puji-puji terhadap Tuhan tetap hidup dalam jemaat (boleh bersukacita di tengah-tengah penderitaan dan kesukaran). 

Pembahasan natsPertama, bahwa Yesus lebih tinggi dari malaikat [2] (ay. 5-8). Dalam nas ini Penulis kembali menjelaskan keberadaan Yesus yang sesungguhnya. Ia jauh lebih tinggi dan lebih mulia dari Malaikat-malaikat. Namun karena kasihNya yang begitu besar kepada manusia, Yesus rela seketika lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, Yesus mau menjadi manusia, Ia menderita, Ia disalibkan, Ia mati dan Ia dikuburkan, tetapi Ia dibangkitkan dari orang mati, dan naik ke Sorga (dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat ay. 7 dan dan segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kakiNya ay.8). Semua itu terjadi untuk keselamatan manusia yang setia percaya kepadaNya.

Kedua, segala sesuatu telah ditaklukkan, namun belum kita lihat (ay.8). dengan nas ini penulis kita ibrani ingin meneguhkan iman keperceyaan jemaat-jemaat bahwa Yesus telah memenangkan peperangan melawan sijahat dan telah menundukkan segala kuasa-kuasa dunia. Hanya waktu penyataannya belum tiba. Dalam dunia yang telah jatuh dalam dosa dan dikuasai Iblis, belum segala sesuatu takluk kepada Kristus, walaupun Yesus sendiri telah dimahkotai dengan kemuliaan dan kehormatan di sorga. Ibarat perang, peperangan telaah dimenangkan oleh Yesus, tetapi disana-sini ada daerah yang masih dikuasai musuh. Disana sini ada kejahatan, penentangan terhadap kehendak Allah, namun tiba waktunya Nanti penyempurnaan kemenangan Yesus, saat Yesus datang untuk kedua kali. Oleh karena jemaat diharapkan untuk tetap bersabar dan siaga menantikan hari Tuhan. Dan dalam penantian itu jemaat tidak boleh melemah karena kepastian penaklukan itu telah nyata did alam kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian.

Ketiga, Yesus Kristus mengalami maut untuk semua manusia (ay. 9). Penderitaan Yesus adalah kasih karunia Allah untuk orang yang menerimaNya ( Yoh.3:16, 5:24). Keselamataan ditujukan kepada semua orang, tetapi setiap orang diberikan kebebasan untuk menerima atau menolak keselamatan tersebut. Orang yang percaya kepada Yesus menerima hidup yang kekal dan sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Dengan ini seluruh pengikut Tuhan Yesus dapat menyaksikan dan menyakini bahwa musuh terbesar bagu orang-orangyang mau selamat adalah kematian (maut). Yesus telah menaklukanya. Kematianya telah menggantikan kematian seluruh manuisa yang percaya kepadanya. Namun ia bangkit, ia mengalahkan kematian. Dan ini menjadi jaminan bahwa setiap orang percaya yang setia kepada Tuhan juga akan menemati kebahagiaan.

Keempat, memberitakan Tuhan dengan puji-pujian (ay. 10-12). Penderitaan yang dialami boleh bersamaan dengan ucapan syukur. Ucapan syukur dapat dilakukan dengan manaikkan pujian. Alasan syukur dan pujian adalah apa yang telah dilakukan oleh Allah. Yang dilakukan Allah adalah:

1. Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan. Untuk membawa manusia yang penuh dosa masuk ke dalam kemuliaan yang sebenarnya telah dihilangkan, tanpa ditemukan kembali, maka Allah menyediakan bagi manusia seorang Juruselamat (Yes. 53:12;Mrk. 10:45)’

2. Menyempurnakan Yesus melalui kematianNya, agar menjadi Juruselamat manusia.

3. Yesus Yang meminpin mereka kepada keselamatan dengan penderitaan. Yesus adalah kepala dari persekutuan yang diselamatkan, yaitu mereka percaya kepada Kristus (Yoh. 17:2).

Page 4: Erpujilah Tuh

Pointer AplikasiPertama, dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan hidup ini, orang percaya boleh merenungkan penderitaan Tuhan Yesus (karyaNya) dan keunggulannya beritaNya, sehinga orang percaya boleh berpengharapan akan kemenangan Yesus menjadi kemenangan orang percaya (bd. Rm. 8:18 penderitaan zaman sekarang ini tidak apat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita}.

Kedua, keadaan manusia yang sudah jatuh kedalam dosa (telah kehilangan kemuliaan Allah) adalah seperti orang yang telah jatuh ke dalam lumpur hidup, semakin berusaha melepaskan dirinya dari lumpur hidup tersebut (keluar dari lumpur), semakin cepat tenggelam. Agar orang yang jatuh ke dalam lumpur hidup keluar dari lumpur itu, dibutuhkan seseorang yang menariknya dari luar. Sudah sepatutnya orang yang sudah keluar dari lumpur tersebut hidup dalam ucapan syukur.

Ketiga, hidup kita ini berharga dimata Tuhan, secara khusus kita orang Batak, kita jemaat HKBP. Begitu berharganya kita dimata Tuhan sehingga walaupun Suku Batak diberitakan sebagai suku bangsa barbar yang canibal  karena diisukan telah membunuh dan mamakan tubuh Penginjil Munson dan Lyman, namun Tuhan tetap mengutus hamba-hambaNya untuk datang menginjili Tanah Batak. 151 Tahun yang tepat, 7 Oktober 1861 Empat pengijil dari Eropa, dari Jerman dan Belanda yaitu yang diutus oleh Badan Zending Ermelo Belanda dan Badan Zending (RMG) Jerman. Mereka datang ke tanah Batak, meninggalnya kehidupannya yang mapan dan penuh berkelimpahan dan kemewahan untuk hidup sederhana ditengah-tengah bangsa Batak yang masih primitif dengan satu tujuan, memenangkan orang Batak di dalam Tuhan, menyelamatkan orang Batak dan menjadikan orang Batak menjadi mulia di hadapan Tuhan. Seperti Kristus yang mau meningglkan kemuliaanNya untuk menyelamatkan manusia, karena manusia berharga dihadapannya demikianlah juga kerelaan para penginjil-penginjil tersebut.

Oleh karena itu, kita pun hendaknya menjaga nilai diri kita. Menjaga dan mensyururi kehidupan kita dan menggunakan kehidupan kita yang berharga ini dengan hal-hal yang berguna, sehinga kita pun akan menjadi sangat berharga dimata sesama manusia dan ciptaan. Amin.

Ibr.2:5-12

“Apakah manusia itu?” Pertanyaan itu sudah lama diajukan dan dipergumulkan orang. Sehubungan dengan itu, Ernst Bloch, seorang filsuf berkebangsaan Jerman berkata, “Manusia belum mengetahui apakah dia itu, namun melalui alienasi dari dirinya sendiri, ia dapat mengetahui apa yang pasti bukan merupakan dirinya, dan karenanya ia tidak mau, atau sekurang-kurangnya seharusnya ia tidak mau tetap tinggal dalam kepalsuan.” Mengenai itu, Dr.M Sasteraprateja, seorang filsuf bangsa Indonesia berkata, “Kata-kata Ernst Bloch ini mengingatkan kita bahwa kita tidak memiliki defenisi praada tentang kemanusiaan kita. Kita tidak mempunya gambaran paripurna tentang manusia.”

Tidak berlebihan apabila saya katakan, pendapat kedua pakar filsafat itu rada asing bagi kita. Mengapa? Sebab berdasarkan firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab, pengetahuan kita tentang manusia cukup jelas. Bagaimana manusia itu ada dan untuk apa ia ada, apa makna keberadaannya dan menjadi apa ia pada akhirnya, jawabannya dapat kita jumpai di seantero Alkitab, antara lain di dalam pasal bacaan kita minggu ini.

Menurut Alkitab, manusia itu diciptakan dari tanah. Oleh karena itu, di dalam Alkitab berbahasa Ibrani, manusia itu dinamai ‘adam’ yang berasal dari kata ‘haadamah’, artinya

Page 5: Erpujilah Tuh

tanah atau debu. Kadang-kadang manusia itu dinamai juga ‘enosy’ artinya insan, suatu istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan kelemahan dan kehinaan manusia itu. Namun demikian, ajaib sekali, kepada manusia itu, Tuhan mengaruniakan kuasa atas segala sesuatu. Dalam Kej.1:28 Tuhan Sang Pencipta itu berfirman, “Penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara, dan segala binatang yang merayap di bumi.”

Itulah manusia, dia adalah ciptaan Tuhan. Manusia bukanlah makhluk yang terjadi secara kebetulan, bukan hasil dari suatu proses alamiah atau reaksi kimiawi, bukan perkembangan akhir dari suatu proses evolusi, melainkan ciptaan Tuhan. Manusia itu ada atas rencana Tuhan yang jelas. Dengan kata lain, sebelum ia diciptakan, rancangan atau defenisi praadanya sudah ada, sebagaimana diungkapkan di dalam Kej.1:26-27. Rancangan itu Tuhan wujudkan melalui suatu karya penciptaanNya yang agung. Sebagai ciptaan, di satu sisi manusia itu kecil dan lemah; hanyalah adam, tanah atau debu; hanya enosy, insan kecil dan hina. Namun di lain sisi, manusia itu adalah makhluk yang mulia, yang diberi kekuasaan atas segala sesuatu. Kenyataan itu sangat menakjupkan dan mengagumkan. Tuhan Allah, Pencipta segala sesuatu berkenan mengaruniakan kemuliaan dan hormat yang begitu besar kepada manusia yang sesungguhnya hanyalah segumpal tanah atau setitik debu? Dalam kekaguman dan ketakjubannya, Pemazmur 8 sampai mengartikan bahwa manusia itu diciptakan sedikit lebih rendah dari pada Tuhan sendiri. “Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tanganMu, segala-galanya telah Kau letakkan di bawah kakinya.” Oleh Penulis surat Ibra-ni, kesaksian Pemazmur itulah yang disadur dalam pasal bacaan kita Minggu ini sebagai yang sudah kita dengarkan tadi, dalam ay.6-8 dikatakan, “Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia sehingga Eng-kau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat, segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kakinya.”

Bahkan yang lebih menakjupkan dan mengagumkan lagi, dalam ay.5 dikatakan, dunia yang akan datang juga Tuhan taklukkan kepada panusia. Dalam Alkitab, kita tidak pernah membaca adanya janji kekal Allah terhadap makhluk-makhluk lain, kepada ikan-ikan di laut, burung-burung di udara ataupun binatang-binatang yang merayap di atas bumi. Semuanya itu akan lenyap bersama-sama de-ngan bumi yang akan lenyap. Lain halnya dengan manusia, mereka dijanjikan akan mewarisi dunia yang akan datang, yaitu kehidupan yang kekal. Di situ orang-orang percaya bukan hanya sekedar pewaris, melainkan adalah sebagai penguasa yang akan memerintah bersama-sama dengan Kristus hingga kekal, selama-lamanya.

Akan tetapi ketika dosa masuk, manusia menjadi lain dari yang seharusnya; menjadi seperti produk yang gagal fungsi (malfunction). Dari makhluk yang diciptakan sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat bahkan hampir sama dengan Allah, manusia menjadi insan yang kerdil. Ganti penguasa atas segala sesuatu yang terpanggil bukan saja untuk memenuhi dan menaklukkan bumi serta menguasai segala sesuatu melainkan juga untuk memelihara dan melestarikan segala ciptaan, manusia menjadi penakluk yang menyeramkan, yang demi pemenuhan hasrat duniawi dan kerakusannya tega menguras sumber-sumber daya alam tanpa peduli akan datangnya kerusakan dan kehancuran. Manusia yang diciptakan sebagai makhluk yang mulia, di dalam dan oleh dosa menjadi makhluk yang frustrasi karena keadaan, yang takluk akan godaan-godaan dan terbelenggu oleh kelemahannya sendiri. Manusia yang seharusnya bebas menjadi terikat, yang semestinya raja menjadi budak belian, dan yang seharusnya menjadi pengayom antar sesama menjadi homo homini lupus atau serigala

Page 6: Erpujilah Tuh

terhadap sesamanya. Manusia yang ditentukan menjadi pewaris dan penguasa dunia yang akan datang, malah menjadi makluk yang tidak punya harapann dan masa depan. Sungguh, di dalam dan oleh dosa, manusia bukan lagi menjadi seperti yang seharusnya, tidak lagi menjadi seperti yang dimaksudkan. Akankah keadaan itu berlangsung terus, dan rencana asli Tuhan tentang manusia gagal total?

Tidak, sebab Kristus sudah datang ke dalam dunia untuk mengembalikan manusia ke kedudukan atau maksud penciptaannya semula, mengembalikan ke martabatnya sebagai makhluk yang diciptakan hampir sama seperti Allah, yang dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, yang dikaruniai kuasa atas segala sesuatu, dan yang akan mew-risi serta memerintah dunia yang akan datang. Ya, Kristus sudah datang unuk memulihkan atau memanusiakan manusia. Untuk itu Ia harus menjadi sama dengan manusia. Dalam ay.9 pasal bacaan hari ini dikatakan, “Dia, ... untuk waktu yang singkat dibuat lebih rendah dari pada malaikat-malaikat,” Oleh Paulus, hal itu lebih jelas digambarkan dalam Flp.2:7-11, katanya, “(Ia) telah mengosongkan diriNya sendiri dan dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, supaya di dalam nama Yesus bertekuk lutut segala nama yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku, ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa.” Ya, di dalam keadaanNya yang menjadi sama dengan manusia itu, Kristus menderita dan mati. Bukan untuk selamanya, karena tiga hari kemudian Ia bangkit dan masuk ke kemuliaan. Semuanya itu adalah untuk manusia: Ia menderita dan mati untuk manusia, dan bangkit juga untuk manusia supaya manusia menjadi seperti yang semula dimaksudkan. Ia menjadi ‘archegos’ atau pemimpin kepada keselamatan, yang merintis jalan dan membawa manusia kepada Allah.

Dengan perantaraan Roh Kudus yang bekerja melalui Injil, itulah yang Tuhan sudah lakukan bagi kita. Ia manusiakan kita kembali, Ia pulihkan ke kemanusiaan yang sesuai dengan maksud aslinya. Hal itulah yang harus kita ingat dan kita syukuri dalam rangka Hari Ulang Tahun 151 HKBP yang jatuhnya pada hari ini. Dari sejarah kita tahu, pada 7 Oktober 1861, empat orang penginjil mengadakan rapat di Sipirok untuk merumuskan pembagian pekerjaan penginjilan di Tanah Batak. Itulah permulaan pekerjaan penginjilan yang teratur rapi di Tanah Batak yang oleh perkenan Tuhan boleh berjalan dengan cepat dan berhasil baik. Menurut hemat kita, peristiwa itu sangat penting, dan itulah sebabnya, gereja kita menetapkannya sebagai hari lahir HKBP.

Hingga saat itu, sebagai bagian dari warga masyarakat manusia yang telah takluk di bawah kuasa dosa, bangsa Batak juga sudah kehilangan harkat kemanusiaannya sebagai dimaksudkan oleh Tuhan, dan itu sangat nyata mengemuka di dalam kehidupan bermasyarakat dan berbudaya yang lebih banyak diwarnai kecurigaan dan kebencian ketimbang kasih. Perang antar kampung sering terjadi. Semuanya itu memaksa orang untuk memperlengkapi diri dengan alat-alat pertahanan dan penyerangan yang bersifat fisik ataupun magis seperti gadam, rasun, alaula, pangulubalang dan lain sebagainya. Nenek moyang kita hidup dalam kegelapan, kebodohan, keterbelakangan, kemiskinan dan ketertutupan yang relatif ketat. Tetapi dengan datangnya Injil dan gereja Tuhan didasarkan di Tanah Batak, bangsa kita dimanusiakan kembali. Bukan saja secara rohani, melainkan juga secara jasmani, sebab para pekabar Injil juga membawa dan memperkenalkan unsur-unsur kebudayaan Barat yang maju kepada bangsa kita, seperti sistem persekolahan dan pelayanan kesehatan, sehingga lambat laun bangsa kita boleh keluar dari kegelapan, dari ketertutupan dan

Page 7: Erpujilah Tuh

ketertinggalan serta melangkah ke kehidupan yang lebih manusiawi, yang lebih beradab dan bermartabat: Kehidupan dalam Kristus.

Semuanya itu tidak cukup kita syukuri, melainkan harus kita hayati dan kita amalkan. Sebagai orang-orang yang sudah dimanusiakan, jangan lagi berkubang di dalam kepalsuan, melainkan hidup serta bersikap dan berperilakulah sebagai manusia, dalam kekudusan, kebenaran dan pengasihan. Di samping itu, kita harus turut di dalam upaya-upaya pemanusiaan manusia. Perlu kita sadari, tugas pemanusiaan oleh Injil melalui gereja atau orang-orang percaya belum lagi selesai. Bahkan selama matahari bersinar, tugas itu harus terus berlangsung. Dosa terus bekerja, sehingga selalu ada orang yang kehilangan martabat kemanusiaannya sebagai yang Tuhan maksudkan. Hal itu boleh terjadi oleh berbagai sebab, seperti kebodohan, penyakit atau kemiskinan. Sebagai gereja atau orang-orang beriman kita terus terpanggil untuk memanusiakan orang-orang seperti itu. Sehubungan dengan itu, Sinode Godang HKBP yang diselenggarakan di Seminarium Sipoholon pada tanggal 10-16 September 2012 yang lalu, dalam rangka memetakan kembali missi HKBP untuk beberapa tahun ke depan telah merumuskan satu program yang berbunyi, “Memulihkan harkat dan martabat orang kecil dan tersisih melalui pendidikan, pelayanan kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat serta membangun dan mengembangkan kerjasama antar gereja dan dialog antar agama.” Kiranya kita juga turut tergerak untuk ambil bagian dalam pelaksanaan missi tersebut. Amin.