Epista Ks Is
-
Upload
aisyiyah-alviana-a -
Category
Documents
-
view
222 -
download
1
description
Transcript of Epista Ks Is
EPISTAKSIS
oleh:I Gusti Ngurah KWP
SMF Ilmu Penyakit THT RSUD dr. Soebandi Jember2009
Epistaksis terjadi pada 60% penduduk di dunia
semasa hidupnya.
Sekitar 6% dari angka tersebut mencari
pertolongan medis.
Prevalensinya u/ anak-anak <10 tahun serta
pada usia >35 tahun.
Laki laki > perempuan
Pendahuluan
Epistaksis (mimisan) adalah perdarahan
dari rongga hidung, yang keluar melalui
lubang hidung ataupun kebelakang (koana).
Perdarahan dari hidung tersebut dapat
terjadi sebagai akibat dari kelainan lokal
ataupun kelainan sistemik.
Definisi
1. Epistaksis anterior
2. Epistaksis posterior
Klasifikasi
Pleksus Kisselbach di septum bagian anterior
(litle’s area) atau Arteri Ethmoidalis Anterior
Perdarahan biasanya ringan, dan dapat
berhenti sendiri
Kebanyakan terjadi pada usia yang lebih muda
epistaksis yang paling sering terjadi (90%)
Tipe yang tidak terlalu parah
1. Epistaksis Anterior
Pleksus Woodruff’s di bagian belakang
cavum nasi atau Arteri Ethmoidalis Posterior
Perdarahan biasanya lebih hebat dan jarang
dapat berhenti sendiri
Biasanya terjadi pada usia yang lebih tua
dan bersifat lebih parah
2. Epistaksis Posterior
Pembuluh darah pada hidung
Epist. anterior
Epist. posterior
Seringkali epistaksis timbul spontan tanpa
diketahui penyebabnya. Kadang-kadang
jelas ditimbulkan oleh trauma, atau dapat
pula disebabkan oleh kelainan lokal pada
hidung atau kelainan sistemik.
Etiologi
Kelainan lokal : trauma, kelainan anatomi,
kelainan pembuluh darah, infeksi lokal, benda
asing, tumor, pengaruh udara lingkungan.
Kelainan sistemik : penyakit kardiovaskuler,
kelainan darah, infeksi sistemik, perubahan
tekanan atmosfer, kelainan hormonal ataupun
kelainan kongenital
Etiologi cont.
Trauma
Mengorek hidung, benturan ringan, bersin, mengeluarkan
ingus terlalu keras, kena pukul, jatuh atau kecelakaan lalu
lintas. Benda asing tajam atau trauma pembedahan.
Epistaksis sering juga terjadi karena adanya spina septum
yang tajam. Perdarahan dapat terjadi di tempat spina itu
sendiri atau pada mukosa konka yang berhadapan bila
konka itu sedang mengalami pembengkakan.
Etiologi cont.
Kelainan pembuluh darah (lokal)
Kongenital, pembuluh darah lebih lebar,
tipis, jaringan ikat dan sel-selnya lebih
sedikit.
Infeksi lokal
Rhinitis atau rinosinusitis. Bisa juga pada
infeksi spesifik seperti rhinitis jamur,
tuberculosis, lupus, sifilis atau lepra.
Tumor
Hemangioma, karsinoma, dan angifibroma (Neoplasma
berkembang cepat membentuk jaringan baru beserta
pembuluh darah. Namun, pembuluh darah yang terbentuk
tidak sempurna dan sangat ringkih dan menyebabkan
mudah pecah sehingga terjadi perdarahan).
Penyakit Kardiovaskuler
Hipertensi dan kelainan pembuluh darah seperti yang
terjadi pada arteriosklerosis, nefritis kronik, sirosis hepatis
atau diabetes mellitus, dapat menyebabkan epistaksis.
Kelainan Darah
Trombositopenia, disfungsi platelet (misalnya pada uremia dan
penggunaan obat NSAID), defisiensi faktor pembekuan (misalnya
hemophilia, VonWillebrand’s disease, hepatic failure) keganasan
darah (leukemia), bermacam-macam anemia.
Kelainan kongenital
Kelainan kongenital yang sering menyebabkan epistaksis ialah
teleangiektasis hemoragik herediter (Hereditary hemorrahargic
teleangiectasis Osler-Rendu-Weber disease).
Infeksi sistemik
Yang terutama menyebabkan epistaksis adalah demam berdarah
(dengue hemorrahargic fever). Demam tifoid, influenza dan morbilli.
Perubahan udara dan tekanan atmosfer
Suhu sangat dingin atau udara kering. Hal
serupa juga bisa disebabkan adanya zat-zat
kimia di tempat industri yang menyebabkan
keringnya mukosa hidung.
Gangguan hormonal dan obat
antikoagulan
Epistaksis juga dapat terjadi pada wanita
hamil atau menopause karena pengaruh
perubahan hormonal.
Prinsip penatalaksanaan epistaksis adalah
memperbaiki keadaan umum, mencari
sumber perdarahan, menghentikan
perdarahan dan mencari faktor penyebab
untuk mencegah perdarah berulang
Penatalaksanaan
Perhatikan keadaan umumnya (nadi,
pernafasan serta tekanan darahnya).
prinsip life saving, ABC’s.
Jalan nafas mungkin dapat tersumbat oleh
darah atau bekuan darah, perlu dibersihkan
atau dihisap
1. Perbaiki keadaan umum
Apakah perdarahan berasal dari anterior atau posterior.
Lampu kepala, spekulum hidung dan alat penghisap.
Anamnesis yang lengkap.
Posisi duduk, biarkan darah mengalir keluar dari hidung
(dimonitor). Jika lemah sebaiknya setengah duduk atau
berbaring dengan kepala ditinggikan. Harus diperhatikan
jangan sampai darah mengalir ke saluran nafas bawah.
Pasien anak-anak duduk dipangku, badan dan tangan
dipeluk, kepala dipegangi agar tegak dan tidak bergerak-
gerak.
2. Mencari sumber perdarahan
Epistaksis Anterior
Metode Trotter
Tampon adrenalin 1/5000-1/10.000 atau
pantocain atau lidocain 2%.
Bila sumber perdarahan dapat terlihat, kaustik
dengan larutan Nitras Argenti (AgNO3) 25-30%
atau elektrokaustik (sesudahnya area tersebut
diberi krim antibiotik).
Tampon Anterior
3. Menghentikan perdarahan
Tampon anterior
Epistaksis Posterior
Tampon Posterior (Bellocq)
Tampon ini dibuat dari kasa padat dibentuk
kubus atau bulat dengan diameter 3 cm.
Pada tampon ini terikat 3 utas benang, 2
buah di satu sisi dan sebuah di sisi yang
berlawanan.
Kateter Folley dengan balon.
Tampon posterior
Rinoskopi anterior
Rinoskopi posterior
Pengukuran tekanan darah
Rontgen sinus
Pemeriksaan darah tepi lengkap, faal
hemostasis, uji faal hati dan ginjal.
Riwayat penyakit.
4, Mencegah Perdarahan Berulang
Komplikasi dari epistaksis dari usaha
penanggulangan.
Aspirasi darah ke dalam saluran nafas bawah
Syok, anemia dan gagal ginjal
Turunnya tekanan darah secara mendadak (hipoksia,
iskemia serebri, insufisiensi koroner sampai infark
miokard)
Infus dan transfusi harus dapat segera diberikan
Komplikasi dan pencegahan
Pembuluh darah terbuka : infeksi
Pemasangan tampon dapat menyebabkan rino-
sinusitis, otitis media, septikemia atau toxic shock
syndrome.
Harus selalu diberikan antibiotik pada setiap
pemasangan tampon hidung, dan setelah 2-3 hari
tampon harus dicabut.
Hemotimpanum sebagai akibat mengalirnya darah
melalui Tuba eustachius
Air mata berdarah (bloody tears), akibat mengalirnya
darah secara retrograde melalui duktus nasolakrimalis
tampon Bellocq >> Laserasi palatum mole
atau sudut bibir
Kateter balon atau tampon balon tidak boleh
dipompa terlalu keras karena dapat
menyebabkan nekrosis mukosa hidung atau
septum
TERIMAKASIH