Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

35
KASUS : Psikotik Pada Anak 1 No. ID dan Nama Peserta : / dr. Aulia Istiqamah S No. ID dan Nama Wahana: / RSUD Ajappangge Soppeng Topik: Depresi Berat pada Anak dengan Gejala Psikotik Tanggal (kasus) : 12 Januari 2015 Nama Pasien : An. AS No. RM : 12 98 41 Tanggal presentasi : Pendamping: dr. Misdawaty Tempat presentasi: Ruang Komite Medik RSUD Ajappangge Soppeng Obyek presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatu s Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi: Seorang anak laki-laki, 8 tahun MRS dengan keluhan sering terlihat ketakutan, murung, menyendiri, hilang minat, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, malas makan. Tujuan: mendiagnosis pasien dengan Gangguan Depresi dan memberikan penanganan awal Bahan bahasan: Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi E-mail Pos Data Nama :An AS No Register: 12 98

description

ok

Transcript of Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

Page 1: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 1

No. ID dan Nama Peserta : / dr. Aulia Istiqamah S

No. ID dan Nama Wahana: / RSUD Ajappangge Soppeng

Topik: Depresi Berat pada Anak dengan Gejala Psikotik

Tanggal (kasus) : 12 Januari 2015

Nama Pasien : An. AS No. RM : 12 98 41

Tanggal presentasi : Pendamping: dr. Misdawaty

Tempat presentasi: Ruang Komite Medik RSUD Ajappangge Soppeng

Obyek presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi: Seorang anak laki-laki, 8 tahun MRS dengan keluhan sering terlihat ketakutan,

murung, menyendiri, hilang minat, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, malas makan.

Tujuan: mendiagnosis pasien dengan Gangguan Depresi dan memberikan penanganan awal

Bahan

bahasan:

Tinjauan

pustaka

Riset Kasus Audit

Cara

membahas:

Diskusi Presentasi dan

diskusi

E-mail Pos

Data Pasien Nama :An AS No Register: 12 98 41

Nama Klinik Poli Jiwa RSUD Ajapange Soppeng

Data utama untuk bahan diskusi:1. Diagnosis / Gambaran Klinis

Anak laki-laki, 8 tahun masuk melalui poli psikiatri RSUD Ajapange dengan keluhan

sering terlihat ketakutan. Menurut orang tuanya OSI juga tampak murung, Hilang minat,

mengeluh sulit tidur, kurang konsentrasi, malas makan, dan malas berkomunikasi dengan

orang sekitar. Hal ini dialami sejak 3 bulan yang lalu dan memberat beberapa hari

terakhir.

Keluhan ini dirasakan pasien pertama kali semenjak ada tetangga pasien yang menakut

nakuti pasien sambil membawa benda tajam ketika pasien masih duduk di bangku kelas 2

Page 2: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 2

SD. Sejak saat itu, pasien mulai mengurung diri dan menjadi pendiam. Pasien juga

mengeluh sering mendengar dan melihat bayangan –bayangan hitamyang ingin menyakiti

dirinya. . Dia juga yakin bahwa bayangan-bayangan itu terus mengejaar-ngejar dirinya.

Keluhan tidak dirasakan secara terus menerus, lebih sering terjadi jika pasien tinggal di

rumah orang tuanya, sejak saat itu pasien tinggal di rumah neneknya dan selama beberapa

saat tidak dapat tidur di kamar . Selama ± 3 bulan terakhir ke sekolah pun pasien harus

ditemani oleh orang tua pasien.

2. Riwayat Pengobatan :

Belum pernah berobaat di klini jiwa sebeumnya

3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :

-

4. Riwayat Keluarga :

. Riwayat keluarga mengalami gangguan jiwa yang sama sebelumnya tidak ada

5. Riwayat pekerjaan :

Pasien merupakan siswa SD kelas 5

6. Lain-lain :

Kondisi lingkungan sosial dan fisik :OSI hidup di lingkungan warga yang ramah.

Daftar Pustaka:

1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ III.

Jakarta : PT Nuh Jaya.2001.

2. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical manual of mental

disorder: fift Edition(DSM V). United States of America : APA 2013; hal 87-154.

3. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Buku Ajar psikiatri Klinis. Edisi ke-2.

Cetakan 2010. Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC, 2010 Hal 147-156, 169-187.

4. Mardiati R, Riyadi A, Anna S et all. Pharmaceutical Care unntuk Penderita Gangguan

Depresif. Jakarta Departemen Kesehatan RI. 2007.

5. Fitrisari A, Determinasi Depresi pada Anak dan Remaja. Bagian Psikiatri Fakultas

Kedokteran Univ Diponegoro, 2003.

6. Lam R, Mok H. Depression Oxford Psychiatry Library. Lundbeck Insitutes 2010.

Hasil pembelajaran:

Page 3: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 3

1. Mengetahui Definisi Depresi pada anak

2. Etiologi Gangguan depresi pada anak

3. Kriteria dan Klasifikasi Gangguan Depresi pada Anak

4. Manifetasi Klinis Depresi dan Gangguan Psikotik pada Anak

5. Terapi Gangguan depresi dan Gangguan Psikotik pada anak

6. Prognostik gangguan depresi pada anak

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio:

1. Subyektif:

Anak laki-laki, 8 tahun masuk melalui poli psikiatri RSUD Ajapange dengan keluhan

sering terlihat ketakutan. Menurut orang tuanya OSI juga tampak murung, hilang minat,

mengeluh sulit tidur, kurang konsentrasi, dan malas berkomunikasi dengan orang sekitar.

Hal ini dialami sejak 3 bulan yang lalu dan memberat beberapa hari terakhir.

Keluhan ini dirasakan pasien pertama kali semenjak ada tetangga pasien yang menakut

nakuti pasien sambil membawa benda tajam ketika pasien masih duduk di bangku kelas

2 SD. Sejak saat itu, pasien mulai mengurung diri dan menjadi pendiam. Pasien juga

mengeluh sering mendengar dan melihat bayangan –bayangan hitam yang ingin

menyakiti dirinya. . Dia juga yakin bahwa bayangan-bayangan itu terus mengejaar-

ngejar dirinya Keluhan tidak dirasakan secara terus menerus, lebih sering terjadi jika

pasien tinggal di rumah orang tuanya, sejak saat itu pasien tinggal di rumah neneknya

dan selama beberapa saat tidak dapat tidur di kamar . Selama ± 3 bulan terakhir ke

sekolah pun pasien harus ditemani oleh orang tua pasien.

Riwayat premorbid (RPM)

Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 thn)

Pasien lahir spontan, cukup bulan, dan ditolong bidan, ibu pasiendalam keadaan

sehat. Tidak mengkongsumsi obat-obatan selama hamil. Pasien tumbuh dan

berkembang dengan baik.

Page 4: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 4

Riwayat kanak awal( 1-3 tahun)

Pasien termasuk anak yang sehat dengan proses tumbuh kembang dan tingkah laku

normal seperti anak seusianya.

Riwayat kanak pertengahan (4-8 tahun).

Prestasi pasien di sekolah biasa-biasa saja, pergaulan dengan teman-temannya

tergolong normal hingga menginjak kelas 2 SD.

Riwayat Keluarga (RK)

Anak ke 4 dari 4 bersaudara (,♀,♀,♀,♂, ).

Pasien belum menikah

Pasien tinggal bersama neneknya di rumah neneknya

Tidak ada gangguan jiwa dalam keluarga

Riwayat Penyakit sebelumnya (RPS)

Trauma (-)

Infeksi (-)

Kejang (-)

Alkohol (-)

2. Obyektif :

a. Deskripsi Umum

Penampilan

Seorang anak laki-laki usia 8 tahun, wajah kesan sesuai umur, berkulit agak gelap,

memakai baju kemeja lengan pendek berwarna biru dan memakai celana panjang hitam,

rambut pendek, lurus,potongan rapi, perawatan diri baik. Wajah tampak datar, kesan

seperti kehilangan minat.

Kesadaran : komposmentis

Perilaku dan aktivitas psikomotor : Cukup tenang

Pembicaraan : Sedikit bicara, Spontan, lancar, intonasi suara kecil.

Sikap Terhadap pemeriksa : Kooperatif.

b. Keadaan Afektif, Mood dan Empati

Page 5: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 5

Mood : hipotimik

Afek : depresif

Empati :dapat dirabarasakan.

c. Fungsi Kognitif

Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan

Sesuai dengan tingkat pendidikan pasien

Daya konsentrasi

cukup

Orientasi

1. Waktu: Baik

2. Tempat: Baik

3. Orang: Baik

Daya ingat

1. Jangka panjang: Baik

2. Jangka sedang: Baik

3. Jangka pendek: Baik

4. Jangka segera: Baik

Pikiran abstrak

terganggu

Bakat kreatif

Tidak ada.

Kemampuan menolong diri sendiri

Terganggu

d. Gangguan Persepsi

Halusinasi

Halusinasi auditorik (+), pasien sering mendengar bisikan-bisikan yang menganggu

dirinya dan ingin menyakiti dirinya.

Halusinasi visual (+), pasien melihat bayangan hitam yang mngejar-ngejar dirinya.

Ilusi

Tidak ada.

Page 6: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 6

Depersonalisasi

Tidak ada.

Derealisasi

Tidak ada.

e. Proses Berpikir

Arus pikiran

1. Produktifitas

Cukup.

2. Kontinuitas

Cukup relevan.

3. Hendaya berbahasa

Tidak ada.

Isi Pikiran

1. Preokupasi : Tidak ada.

2. Gangguan isi pikir :

Waham kejaran (+) : pasien yakin ada bayangan-bayangan hitam mengejar-ngejar

dirinya untuk menyakiti dirinya.

f. Pengendalian Impuls

Terganggu.

g. Daya Nilai

Norma sosial:Terganggu

Uji daya nilai: baik

Penilaian realitas: Terganggu

h. Tilikan

Derajat 4, yaitu Menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan , namun tidak memahami

sakitnya.

i. Taraf Dapat Dipercaya

Dapat dipercaya.

j. Pemeriksaan Dianostik Lebih Lanjut

Pemeriksaan Fisik

Page 7: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 7

Status Internus :

Keadaan umum tampak sakit ringan, kesadaran komposmentis, tekanan darah 120/70

mmHg, nadi 84 x/menit, frekuensi pernapasan 20 x/menit, suhu tubuh 36.90C.

Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus, jantung dan paru dalam batas normal,

ekstrimitas atas dan bawah tidak ada kelainan.

Status Neurologi:

Gejala rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat dan isokor

3mm/3mm, reflex cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat ekstrimitas dalam

batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.

3. Assesment:

A. PENDAHULUAN

Masyarakat awam selama ini menganggap gangguan depresi sebagai suatu kelainan

yang terjadi pada orang dewasa saja dengan prevalensi cukup tinggi. Pendapat bahwa

anak dan remaja juga dapat merasakan dan mengalami gangguan depresi baru diterima

sejak 20 tahun terakhir ini.

Beban anak sebenarnya cuku berat yaitu tumbuh kembang, belajar, dan memenuhi

tuntutan oran tua dan pendidik yang menginginkan supaya anak senangtiasa pandai dan

berprilaku baik. Pada umumnya beban tersebut tidak dirasakan anak karenan sifat dasar

anak yang ceria dan cenderung untuk bermain-main. Tuntutan yang berlebihan tersebut

betul-betul menjadi beban jika ternyata tuntutan tersebut lebih besar dari kemampuan

yang mereka miliki.

Anak menggunakan suatu pola pertahanan tertentu untuk menghindari atau supaya

tidak merasakan gejala depresi. Oleh karena itu untuk menegakkan diagnosis depresi

pada anak lebih sulit dibanding pada orang dewasa. sedangkan pada remaja pola

pertahanan yang digunakan hampir sama dengan orang dewasa tergantung dari

kematangan kepribadiannya. Cara penegakan diagnosis depresi pada anak dan remaja

sama dengan penegakan diagnosis psikiatri pada umumnya. Yaitu dengan wawancara

terhadap orang lain misalnya keluarga, pengasuh, guru, atau orang yang paling dekat

dengan penderita (alloanamnesis) dan pemeriksaaan klinis langsung pada penderita

Page 8: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 8

untuk mencari gejala (autoanamnesis). Tentu saja hal ini terutama autoanamnesis pada

anak lebih sulit dibanding pada remaja atau orang dewasa.

B. DEFINISI

Depresi adalah gangguan perasaan (afek) yang ditandai dengan afek disforik

(kehilangan kegembiraan atau gairah) disertai dengan gejala-gejala lain, seperti

gangguan tidur dan menurunnya selera makan

C. EPIDEMIOLOGI

Angka prevalensi gangguan depresi pada anak dan remaja sangat bervariasi,

Pevalensi gangguan depresi pada bayi, balita dan anak sampai saat ini belum mempunyai

data yang pasti, namun berdasarkan studi epidemiologik yang dilakukan di Amerika

Serikat dilaporkan bahwa insidensi depresi sebesar 0,9% pada anak pra sekolah, 1,9 %

pada anak usia sekolah, dan 4,7 % pada remaja.

Data lain menyebutkan insidensi depresi pada anak semakin meningkat seiring

dengan pertambahan usia. Depresi berat (severe depression) atau depresi mayor, angka

kejadiannya 9 dari 1000 anak pada umur pra sekolah, 20 kejadian setiap 1000 anak umur

sekolah (6-11 tahun) , hampir 50 kejadian dari 1000 remaja (12-18 tahun)

D. ETIOLOGI

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap etiologi depresi khusunya pada anak dan

remaja adalah :

1. Faktor genetik

Meskipun penyebab depresi secara pasti tidak dapat ditentukan, faktor genetik

mempunyai peran besar. gangguan alam perasaan cenderung terdapat dalam suatu

keluarga tertentu. Bila suatu keluarga salah satu orang tuanya menderita depresi, maka

anaknya beresiko dua kali lipat dan apabila orang tuanya menderita depresi maka resiko

untuk mendapat gangguan perasaan (mood) sebelum usia 18 tahun mencapai empat kali

lipat.

Page 9: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 9

2. Faktor sosial

Hasil penelitian menunjukkan bahwa status perkawinan orang tua, jumlah sanak saudara,

status sosial keluarga, perpisahan orang tua, fungsi perkawinan atau struktur keluarga

banyak berperan dalam gangguan depresi pada anak. Llevita et al (1998)16 dan Weiss et

al (1999) melaporkan adanya hubungan yang signifikan antara riwayat penganiyaan fisik

atau seksual dengan depresi, tetapi mekanismenya belum diketahui secara pasti. Diyakini

bahwa faktor non-genetik seperti fisik maupun lingkungan merupakan pencetus

kemungkinan terjadinya depresi pada anak dengan riwayat genetik.

3. Faktor biologis lainnya

Dua hipotesis yang menonjol mengenai mekanisme gangguan perasaan terfokus pada :

terganggunya regulator sistem monoamin neurotransmiter, termasuk norepinefrin dan

serotonin (5-hidroxytriptamine). Hipotesis lain menyatakan bahwa depresi yang terjadi

erat hubungannya dengan perubahan keseimbangan adrenergik –asetilkolin yang ditandai

dengan meningkatnya kolinergik, sementara dopamine secara fungsional menurun.

E. MANIFESTASI KLINIS

A. Manifestasi Klinis Gangguan Depresi pada Anak.

Gambaran klinis yang tampak pada anak dipengaruhi oleh usia dan pengalaman

psikologis anak. Hingga usia 7 tahun, umumnya anak belum dapat mengekspresikan

perasaannya dengan kata-kata, tetapi hanya dengan tingkah laku. Komunikasi verbal

anak yang belum berkembang akan mempersulit diagnosis depresi pada anak sebelum

usia 7 tahun. Komunikasi non-verbal seperti ekspresi wajah dan postur tubuh dapat

membantu menegakkan diagnosis pada anak yang lebih muda. Anak yang lebih muda

akan menunjukkan fobia, gangguan cemas perpisahan, keluhan somatik dan perubahan

tingakah laku.

Semakin meningkat usia anak, semakin meningkat keluhan anhedonia, variasi diurnal,

keputusasaan, retardasi psikomotor, dan halusinasi. Menurut Ryan et al (1987),

gambaran depresi pada anak yang menonjol adalah keluhan somatik, agitasi psikomotor,

cemas perpisahan dan fobia, sedangkan pada anak remaja adalah anhedonia,

hipersomnia, putus asa, perubahan berat badan dan penyalahgunaan obat. Pada anak

Page 10: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 10

dengan depresi psikotik, gambaran klinis yang lebih dominan adalah halusinasinya,

sedangkan pada anak remaja dan dewasa delusinasinya.

Tanda eksternal depresi pada anak dan remaja :

1. Usia pra sekolah / awal sekolah dasar

Anak kelihatan seperti sakit serius, tidak bersemangat, lekas marah (iritable),

bersedih seperti sedang mengalami frustasi, bahkan dapat mencederai dirinya

sendiri.

2. Usia akhir SD hingga remaja.

Anak memperlihatkan tingkah laku, bermasalah dengan teman dan penurunan

prestasi belajar. Kadang-kadang bertingkah laku agresif, lekas marah (irritable), dan

berbicara tentang bunuh diri.

B. Manifestasi Klinis Gangguan Psikotik

Waham

Waham merupakan keyakinan tentang suatu pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan

atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaannya, biarpun

dibuktikan kemustahilan hal tersebut. Waham itu banyak jenisnya diantaranya sebagai

berikut. 8

Waham kejaran : pasien yakin bahwa ada orang atau komplotan yang sedang

mengganggunya atau bahwa ia sedang ditipu, dimata-matai atau dikejar.

Waham somatik/hipokondrik : keyakinan tentang sebagian tubuhnya yang tidak

mungkin benar, misalnya bahwa ususnya sudah busuk, otaknya sudah cair, ada

seekor kuda dalam perutnya.

Waham kebesaran : bahwa ia mempunyai kekuatan, pendidikan, kepandaian, atau

kekayaan yang luar biasa. Misalnya dialah ratu Andil, dapat membaca pikiran

orang lain, mempunyai puluhan rumah dan mobil.

Waham pengaruh : yakin bahwa pikirannya, emosi atau perbuatannya diawasi

aatau dipengaruhi oleh orang lain atau oleh suatu kekuatan aneh

Waham nihilistik : yakin bahwa dunia ini sudah hancur atau bahwa dia sendiri

dan orang lain sudah mati.

Page 11: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 11

Halusinasi

Halusinasi didefinisikan sebagai persepsi indera tanpa adanya rangsangan eksternal.

Halusinasi berbeda dari ilusi, atau distorsi persepsi, yang merupakan kesalahan persepsi

dari stimulasi eksternal.

Halusinasi dapat terjadi terjadi pada salah satu dari lima pancaindera, dan mengambil

hampir semua bentuk, yang mungkin termasuk sensasi sederhana seperti melihat dan

berinteraksi dengan hewan, mendengar suara dan memiliki sensasi taktil kompleks.

Dasar dari sebuah halusinasi bisa saja oleh karena penyebab organik, fungsional, psikotik

maupun histerik.

Halusinasi mempunyai berbagai jenis, misalnya :

Halusinasi penglihatan (visual, optik) : sesuatu tak berbentuk (sinar, kilapan, atau

cahaya) atau berbentuk (orang, binatang atau barang), berwarna atau tidak.

Halusinasi pendengaran (auditif /akustik): suara manusia, hewan atau mesin,

kejaadian alamiah atau musik.

Halusinasi penciuman (olfaktorik) : mencium suatu bau

Halusinasi pengecapan (gustatorik) : rasa mengecap sesuatu

Halsinasi perabaan (taktil) :merasa diraba, disentuh, ditiup, disinari atau seperti

ada ulat bergerak dibwah kulitnya.

Halusinasi kinestetik : merasa badannya bergerak dalam sebuah ruang.

Halusinasi visceral :perasaan tertenu timbul di dalam tubuhnya.3,4,5

Ilusi

Ilusi adalah sensasi panca indera yang ditafsirkan salam.contih : pasien melihat tali

namun bisa ditafsirkan sebagai ular. Ilusi biasa terjadi pada pasien dengan panas yang

tinggi disertai kegelisahan, dan kadang-kadang diikuti oleh perubahan kesadaran

(delirium).ilusi juga sering terjadi pada kasus-kasus epilepsi (khusnya epilepsi lobus

temporalis. Dan keadaan keadaan dengan kerusakan otak permanen.

Tilikan yang memburuk

Pasien psikotik merasa dirinya tidak sakit, meskipun sudah ada bukti adanya perubahan

prilaku yang jelas tidak wajar. Pasien tak mau minum obat atau tidak mau diajak berobat,

atau bila ada waham dianggap mau meracuni. Keadaan yang merasa tidak sakit ini akan

Page 12: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 12

mempersulit pengobatan.

Tilikan yang buruk ini merupakan ciri khas pasien psikotik. Disini peran keluarga

penting. Jika memang menemukan gejala tersebut seperti waham, halusinaasi dan ilusi,

segera berkonsultasi kepada tenaga kesehatan jiwa.3,4,5

F. KRITERIAN DIAGNOSIS GANGGUAN DEPRESI PADA ANAK

Menurut DSM-IV-TR gejala inti dari episode depresi mayor pada anak-anak dan

dewasa adalah sama, meskipun beberapa data menyebutkan beberapa karakteristik gejala

dapat berubah sesuai umur. Beberapa gejala seperti keluhan somatik, iritabilitas dan

adaptasi sosial yang buruk adalah gejala yang palin sering pada anak-anak. Sedangkan

kemunduran psikomotor, bnanyak tidur dan waham lebih sering pada anak-anak pra

pubertas dibandingkan remaja dan dewasa.

DSM-IV-TR membagi depresi menjadi tiga bagian besar gangguan depresi

mayor /mayor depressive disorder (MDD), distimia dan depresi yang tidak

terklarifikasikan.

A. Gangguan Depresi Mayor

Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Episode Depresi Mayor

A Lima (atau lebih) gejala yang ada berlangsung selama 2 minggu dan memperlihatkan perubahan fungsi, paling tidak satu atau lainnya (1)mood depresi (2) kehilangan minat.1. Mood depresi terjadi sepanjang hari atau bahkan setiap hati diindikasikan

dengan laporan subyektif (merasa sedih atau kosong) atau yang dilihat orang sekitar. Note :pada anak dan remaja dapat mudah marah.

2. Ditandai dengan hilangnya minat di semua hal atau hampir semua hal.3. Penurunan berat badan yang signifikan ketika tidak diet atau penurunan atau

peningkatan nafsu makan hampir setiap hari Note : pada anak-anak bisa berat badan yang naik.

4. Insomnia atau hiperinsomnia hampir setiap hari.5. Agitasi psikomotor atau retardasi hampir setiap hari (dilihat oleh orang lain,

bukan perasaan yang dirasakan secara subyektif dengan kelelahan atau lamban)

6. Cepat lelah atau kehilangan energi hampir setiap hari7. Merasa tidak berguna atau perasaan bersalah yag berlebihan (bisa terjadi

delusi8. Tidak konsentrasi atau berpikir hampir setiap hari9. Pemikiran untuk mati yang berulang, ide bunuh diri yang berulang tanpa

perencanaan yang jelas, atau ide bunuh diri dengan perencanaan

Page 13: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 13

B Gejala-gejala tidak memenuhi episode campuran

C Gejala yang ada menyebabkan distress atau kerusakan yang signifikan secara klinis

D Gejala tidak disebabkan laangsung oleh sebuah zat (penyalahgunaan obat) atau kondisi medis umum.

E Gejala yang muncullebih baik tidak masuk dalam kriteria bereavement

B. Distimia

Kriteria Diagnostik DSM-TR-IV Distimia

A Mood depresi hampir sepanjang hari, untuk beberapa hari lalu tidak, diindikasikan dengan subyek atau dilihat oleh orang lain, paling tidak selama 2 tahun. Notee: pada anak dan remaja mood sangat iritable dan durasinya minimal 1 tahun

B Kondisi saat depresi dua atau lebih.1. Nafsu makan yang buruk atau berlebihan2. Insomnia atau hiperinsomnia3. Sedikit tenaga atau kelelahan4. Harga diri yang rendah5. Sulit berkonsentrasi atau membuat suatu keputusan6. Putus asa

C Selama 2 tahun (1 tahun pada anak) tdapat gangguan, tidak pernah tanpa gejala-gejala pada kriteria A dan B lebih dari 2 bulan pada satu waktu

D Tidak terdapat episode depresi mayor selama 2 tahun awal gangguan (1 tahun untuk anak dan dewasa)gangguan ini lebih baik tidak dihitung sebagai episode depresi mayor

E Tidak pernah ada episode mania, episode campuran, atau hipomania dan tidak termasuk dalam gangguan siklotimia

F Gangguan tidak terjadi saat terdapatnya gangguan psikotik kronik, seperti skizofrenia atau gangguan waham

G Gejala bukan karena efek fisiologis dari suatu zat( penyalahgunaan obat- obatan terlarang), atau kondisi medis umum (hipotiroid).

H Gejala menunjukkan dengan jelas distress dan gangguan pada kehidupan sosial,

Page 14: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 14

pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

C. Gangguan Depresi yang tidak Terspesifikasi

Contoh-contoh gangguan depresi yang tidak dapat dispesifikasikan Gangguan disforik pre menstrual: pada kebanyakan siklus menstruasi yang

sudah berlangsung selama satu tahun,gejala biasanya terjadi pada minggu akhir fase luteal, dan membaik beberapa hari dari waktu menstruasi

Gangguan depresi minor : episode terjadi selama 2 minggu dari gejala depresi tetapi lebih sedikit dari lima kategori untuk MDD

Gangguan depresi singkat berulang : episode depresi yang berlangsung 2 hari sampai 2 minggu, paling tidak satu kali dalam satu bulan dalam waktu 12 bulan dan tidak berhubungan dengan siklus menstruasi.

Gangguan depresi post psikotik skizofrenia: pada episode depresi mayor yang terjadi saat fase skizofrenia residual

Episode depresi mayor ikutan : gangguan waham, gangguan psikotik yang tidak tergolongkan, atau fase aktif skizofrenia.

Keadaan dimana dokter sudah menyimpulkan adalah depresi yang terjadi tetapi tidak secara primer karena suatu kondisi medis atau karena zat.

Klasifikasi berdasarkan sub tipe dan tingkat Keparahan Depresi

A. Berdasarkan Sub tipe

Sub Tipe dan spesifikasi MDD berdasarkan DSM _IV-TRSub Tipe Spesifikasi Kunci

Depresi Melankolis Dengan gambaran melankolis

Mood non reaktif, anhedonia, kehilangan berat badan, rasa bersalah, agitasi dan retardasi psikomotorik, moodyang memburukpada pagi hari, terbangun di pagi buta.

Depresi Atipikal Dengan gambaran atipikal Mood reaktif, terlalu banyak tidur,makan berlebihan, paralisis yang dibuat, sensitif terhadap penolakan interpersonal

Depresi psikotik (waham) Dengan gambaran psikotik Halusinasi /wahamDepresi katatonik Dengan gambaran katatonik Katalepsi, katatonik,

negativism, mutisme, mannerism,ekolalia, ekopraksia (tidak lazim pada klinis sehari-hari)

Depresi kronik Gambaran kronis Dua tahun atau lebih dengan

Page 15: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 15

kriteria MDDGangguan afektif musiman Musiman Onset yang seperti biasa dan

kambuh pada saat musim tertentu (biasanya musim gugur atau dingin)

Depresi Post partum Post partum Onset depresi selama empat minggu post partum

B. Tingkat Keparahan

Derajat Keparahan Depresi

Keparahan Kriteria DSM –IV-TR Kriteria ICD-10 Kriteria PPDGJDepresi Ringan Mood depresi atau

kehilangan minat + 4 gejala depresi lainnya

Gangguan minor sosial/pekerjaan

Dua gejala tipikal

Dua gejala inti lainnya

Sekurang-kurangnya 2 dari 3 gejala utama

Sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya

Berlangsung minimal 2 minggu

Sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya

Depresi Sedang Mood depresi atau kehilangan minat + 4 atau lebih gejala depresi lainnya

Gangguan sosial atau pekerjaan yang bervariaasi

Dua gejala tipikal

Tiga atau lebih inti lainnya

Sekurang-kurangnya 2 dari 3 gejala utama

Sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya

Berlangsung minimal 2 minggu

Menghadapi kesulitan nyata untuk kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga

Depresi Berat Mood depresi atau kehilangan minat + 4 atau lebih gejala depresi lainnya

Gangguan sosial atau pekerjaan yang berat atau ada gambaran psikotik

3 gejala tipikal4/ lebih gejala inti lainnya juga dapat dengan atau tanpa gejala psikotik

Semua gejala utama depresi harus ada

Sekurang-kurangnya 4 gejala lainnya

Berlangsung minimal 2 minggu

Sangat tidak mungkin pasien mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau

Page 16: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 16

urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas

H. PENATALAKSANAAN

1. Psikofarmakologi

a. Pada Gangguan Psikotik

Pada umumnya terapi pada gangguan psikotik adalah anti psikotik. Obat anti psikotik

mencaku dua kelas utama yaitu antagonis reseptor dopamine (DA) dan antagonis

serotonin-dopamine (SDA)

Antagonis Reseptor Dopamine (DA) Antipsikotik Tipikal.

Beberapa yang tergolong dalam anti psikotik ini adalah : Chlorpromazine, Thioridazine,

Fluphenazine, Haloperidol, dll. Obat antipsikotik tipikal mengurangi gejala psikotik

dengan menghambat pengikatan dopamine pada reseptor dopamine D2. Efek anti

psikotik tampak berasal dari inhibisi neurotransmisi dopaminergik pada tonjolan

dopamine mesokortikal. Sedangkan efek samping parkinson terjadi akibat blokade jaras

nigrostriatal.

Antagonis reseptor dopamine efektif untuk penatalaksanaan skizofrenia jangka panjang

maupun jangka pendek, gangguan skizofreniform, gangguan skizoafektif, gangguan

waham, gangguan psikotik singkat,episode manik, dan gangguan depresi berat dengan

ciri psikotik. Obat ini mengurangi gejala akut dan mencegah perburukan di masa

mendatang. Antagonis reseptor dopamine umumnya juga efektif terhadap gejala psikotik

akibat penyebab organik. Agitasi dan psikosis akibat keadaan neurologis seperti

demensia tipe alzaimer juga berespon terhadap terapi antipsikotik.

Antagonis Serotonin-Dopamine Antipsikotik Generasi Kedua.

Antagonis serotonin-dopamine (SDA) juga disebut sebagai generasi kedua, obat anti

psikotik atipikal atau baru. Golongan obat ini dapat mencakup risperidone, olanzapine,

quetiapine, clozapine, dan ziprasideone. Obat ini memperbaiki dua jenis hendaya yang

menjadi ciri khas skizofrenia. (1) gejala positif seperti halusinasi, waham, pikiran

Page 17: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 17

terganggu, dan agitasi serta (2). Gejala negatif seperti menarik diri, datar, anhedonia,

miskin bicara, katatonia, dan hendaya kognitif. SDA mempunyai resiko ekstrapiramidal

yang lebih kecil dibandingkan antagonis reseptor dopamine, yang menghilangkan

kebutuhan penggunaan antikolinergik dan efek sampingnya yang mengganggu. SDA

juga efektif untuk terapi gangguan mood dengan ciri psikotik atau manik dan untuk

gangguan prilaku yang terkait dengan demensia

Sediaan Obat Anti Psikosis dan Dosis Anjuran

No Nama Generik Sediaan Dosis1 Klorpromazin Tablet 25 dan 100 mg

Injeksi 25 mg/ml150-600 mg/hari

2 Haloperidol Tablet 0,5 mg,1,5 mg, 5mgInjeksi 5mg/ml

5-15 mg/hari

3 Perfenazin Tablet 2, 4, 8 mg 12-24 mg/hari4 Flufenazin Tablet 2,5 mg, 5 mg 10-15 mg/hari5 Flufenazin Dekanoat Injeksi 25 mg/ml 25 mg/2-4 minggu6 Levomeprazin Tablet 25 mg

Injeksi 25 mg/ml25-50 mg/hari

7 Trifluperazin Tablet 1 mg, 5 mg 10-15 mg/hari8 Tioridazin Tablet 50 mg, 100 mg 150-600 mg/hari9 Sulpirid Tablet 200 mg

Injeksi 50mg/ml300-600 mg/hari

10 Pimozid Tablet 1 mg, 4 mg 1-4 mg/hari11 Risperidon Tablet 1 mg, 2 mg, 3 mg 2-6 mg/hari

Efek Samping Obat-obat Antipsikotik

Karena penderita Skizofrenia memakan obat dalam jangka waktu yang lama, sangat

penting untuk menghindari dan mengatur efek samping yang timbul. Mungkin masalah

terbesar dan tersering bagi penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional

gangguan (kekakuan) pergerakan otot-otot yang disebut juga Efek samping Ekstra

Piramidal (EEP). Dalam hal ini pergerakan menjadi lebih lambat dan kaku, sehingga agar

tidak kaku penderita harus bergerak (berjalan) setiap waktu, dan akhirnya mereka tidak

dapat beristirahat. Efek samping lain yang dapat timbul adalah tremor pada tangan dan

kaki. Kadang-kadang dokter dapat memberikan obat antikolinergik (biasanya

benztropine) bersamaan dengan obat antipsikotik untuk mencegah atau mengobati efek

Page 18: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 18

samping ini.

Efek samping lain yang dapat timbul adalah tardive dyskinesia dimana terjadi pergerakan

mulut yang tidak dapat dikontrol, protruding tongue, dan facial grimace. Kemungkinan

terjadinya efek samping ini dapat dikurangi dengan menggunakan dosis efektif terendah

dari obat antipsikotik. Apabila penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional

mengalami tardive dyskinesia, dokter biasanya akan mengganti antipsikotik

konvensional dengan antipsikotik atipikal.

Obat-obat untuk Skizofrenia juga dapat menyebabkan gangguan fungsi seksual, sehingga

banyak penderita yang menghentikan sendiri pemakaian obat-obatan tersebut. Untuk

mengatasinya biasanya dokter akan menggunakan dosis efektif terendah atau mengganti

dengan newer atypical antipsycotic yang efek sampingnya lebih sedikit.

Peningkatan berat badan juga sering terjadi pada penderita Sikzofrenia yang memakan

obat. Hal ini sering terjadi pada penderita yang menggunakan antipsikotik atipikal. Diet

dan olah raga dapat membantu mengatasi masalah ini.

Efek samping lain yang jarang terjadi adalah neuroleptic malignant syndrome, dimana

timbul derajat kaku dan termor yang sangat berat yang juga dapat menimbulkan

komplikasi berupa demam, penyakit-penyakit lain. Gejala-gejala ini membutuhkan

penanganan yang segera

b. Psikofarmakologi Gangguan Depresi pada Anak.

Saat ini, belum ada obat yang direkomendasikan oleh food and drug administration

( FDA). Pengobatan secara farmakoterapi masih kontroversial pada anak dan remaja.

Farmakoterapi yang sering digunakan :

a. Golongan anti depresi trisiklik : amitriptilin, imipramin, dan desipramin.

Berbeda dengan orang dewasa pada anak tidak menunjukkan perbedaan yang berarti

antara anti depresi gol trisiklik dengan plasebo. Obat ini bersifat kardiotoksik dan

cenderung berakibat fatal bila melampaui dosis.

b. Golongan obat yang bekerja spesifik menghambat abilan serotonin : fluoxetin dan

sertralin. Obat ini memberikan harapan yang crah terhadap pengobatan depresi pada

anak dan remaja. Merupakan obat pilihan pertama pada anak dan remaja karena

Page 19: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 19

dapat ditoleransi dengan baik dan efek yang merugikan lebih sedikit dibandingkan

dengan anti depresi golongan trisiklik. Sayangnya, sedikit sekali penelitian tentang

pengobatan rumatan (maintanance) pada anak dan remaja. Dibandingkan dengan

usia dewasa, pada masa remaja cenderung berkembang untuk agitasi atau menjadi

mania bila mereka mendapat SSRIs. Obat ini juga dapat menurunkan libido.

c. Lithium karbonat. Obat ini telah digunakan untuk pengobatan anak dan remaja yang

mengalami agresi mania, depresi mania dan masalah tingkah laku, tetapi lebih

berguna pada kasus yang berisiko menjadi bipolar

2. Terapi Psikososial

Secara umum tujuan psikoterapi adalah untuk memperkuat struktur kepribadian,

mematangkan kepribadian, memperkuat ego, meningkatkan citra diri, memulihkan

kepercyaan diri yang semuanya itu untuk mencapai kehidupan yang berarti dan bermanfaat.

a) Psikoterapi suportif

Untuk memberi dukungan, semangat, dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa

dan semangat juang dalam menghadapi hidup ini tidak kendur atau menurun

b) Psikoterapi re-edukatif

Untuk memberi pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di

waktu lalu dan juga dengan pendidikan ini dimaksudkan mengubah pola pendidikan lama

dengan baru sehingga penderita lebih adaptif terhadap dunia luar.

c) Psikoterapi re-konstruktif

Untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi pribadi

yang utuh seperti semula sebelum sakit.

d) Psikoterapi kognitif

Untuk memulihkan kembali daya kognitif ( daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga

mampu membedakan nila-nilai moral etika mana yang baik dan buruk, mana yang boleh

dan tidak, mana yang halal dan haram dan sebaginya.

e) Psikoterapi psikodinamik

Psikodinamik adalah suatu pendekatan konseptual yang memandang proses-proses mental

sebagai gerakan dan interaksi kuantitas-kuantitas energi psikis yang berlangsung intra-

Page 20: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 20

individual dan inter-individual (antar orang)

Untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan

seseorang jatuh sakit dan upaya untuk mencari jalan keluarnya. Diharapkan penderita

dapat memahami kelebihan dan kelemahan dirinya dan mampu menggunakan mekanisme

perubahan diri dengan baik.

f) Psikoterpi prilaku

Untuk memulihkan gangguan prilaku yang terganggu menjadi prilaku yang adaptif

( mampu menyusuaikan diri) kemampuan adaptasi penderita perlu dipulihkanagar

penderita mampu berfungsi kembali secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari baik di

rumah, di sekolah, dan lingkungan sosialnya.

g) Psikoterapi keluarga

Untuk memulihkan hubungan penderita dengan keluarganya diharapkan keluarga dapat

memahami mengenai gangguan jiwa skizofrenia dan dapat membantu mempercepat proses

penyembuhan penderita.

h) Psikososial

Diupayakan untuk tidak menyendiri, tidak melamun, banyak kegiatan dan kesibukan dan

banyak bergaul.

D.B Larson dkk,dalam penelitiannya sebagimana termuat dalam religious Commitment

and health menyatakan antara lain bahwa agama (keimanan) amat penting dalam

meningkatkan seseorang dalam mengatasi penderitaan bila ia sedang sakit serta

mempercepat penyembuhan selain terapi medis yang diberikan. Synderman menyatakan

bahwa terapi edis tanpa doa (agama) tidak lengkap sedangkan sebaliknya agama (doa) saja

tanpa terapi medis tidak efektif.

3. Perawatan di Rumah Sakit (Hospitalization)

Indikasi utama perawatan rumah sakit adalah untuk tujuan diagnostik, menstabilkan

medikasi, keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau membunuh, prilaku yang sangat

kacau termasuk ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar.

Tujuan utama perawatan dirumah sakit yang harus ditegakkan adalah ikatan efektif antara

pasien dan sistem pendukung masyarakat. Rehabilitasi dan penyesuaian yang dilakukan

Page 21: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 21

pada perawatan rumah sakit harus direncanakan. Dokter harus juga mengajarkan pasien dan

pengasuh serta keluarga pasien tentang skizofrenia.

Perawatan di rumah sakit menurunkan stres pada pasien dan membantu mereka menyusun

aktivitas harian mereka. Lamanya perawatan rumah sakit tergantung dari keparahan

penyakit pasien dan tersedianya fasilitas pengobatan rawat jalan. Rencana pengobatan di

rumah sakit harus memiliki orientasi praktis ke arah masalah kehidupan, perawatan diri,

kualitas hidup, pekerjaan, dan hubungan sosial. Perawatan di rumah sakit harus diarahkan

untuk mengikat pasien dengan fasilitas perawatan termasuk keluarga pasien. Pusat

perawatan dan kunjungan keluarga pasien kadang membantu pasien dalam memperbaiki

kualit`as hidup.—

Selain anti psikosis, terapi psikososial ada juga terapi lainnya yang dilakukan di rumah sakit

yaitu Elektro Konvulsif Terapi (ECT). Terapi ini diperkenalkan oleh Ugo cerleti(1887-

1963). Mekanisme penyembuhan penderita dengan terapi ini belum diketahui secara pasti

I. PROGNOSIS

Prognosis depresi tergantung penyebab, bentuk klinis, pikiran buuh diri,kepribadian

premorbid dan keluarga dengan gangguan jiwa serta umur saat terjadinya depresi.

Apabila depresi berat tidak diobati dan terus berlangsung (waktu 7-12 bulan) akan

berlanjut menjadi episode depresi berulang (rekuren). Dengan gangguan sosial yang

persisten antara dua episode. Usaha bunuh diri (suicide atem) dan bunuh diri (suicide)

merupakan komplikasi yag sering timbul. Semakin muda usia mulainya depresi, semakin

jelek prognosisnya, tetapi erat hubungannya dengan faktor genetik. Remaja yang

mengalami depresi berat cenderung untuk menderita depresi beraat berulang dan

gangguan bipolar. Kebanyakan yang sembuh dalam beberapa bulan, kembali relaps satu

sampai dua tahun kemudian

4. Plan:

Diagnosis: Evaluasi Multiaksial

A. Aksis I

Page 22: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 22

Berdasarkan alloanamnesa dan autoanamnesa, didapatkan adanya keluhan sering merasa

ketakutan. Hal ini menimbulkan penderitaan (distress) dan disabilitas (kerja, fungsi

sosial dan penggunaan waktu senggang) bagi pasien sehingga dapat disimpulkan sebagai

Gangguan Jiwa. Gangguan organobiologik tidak ditemukan maka pasien digolongkan

ke Gangguan Jiwa Non Organik Berdasarkan DSM-IV-TR pasien ini memenuhi

kriteria untuk diagnosis Gangguan Depresi Mayor dengan ditemukannya afek depresif

disertai gejala berupa hilang minat, murung,sulit berkonsentrasi, malas makan dan suli

tidur yang dialami hampir kurang lebih 3 bulan. Adanya keluhan waham kejaran dan

halusinasi auditorik berupa bisikan seseorang yang ingin menyakiti dirinya serta

halusinasi visual berupa bayangan-bayangan hitam yang juga ingin menyakiti dirinya

menujukkan pasien tergolong Sub tipe Depresi Psikotik. Dalam pedoman DSM-IV-TR

disebutkan bahwa adanya gangguan depresi yang diikuti gejala psikotik menujukkan

bahwa pasien dalam Episode Depresi Berat. . Berdasarkan Pedoman Penggolongan

Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III) dan DSM-IV-TR maka pasien inni

didiagnosis dengan Depresi berat dengan gejala psikotik. Diagnosis banding pada

pasien ini adalah Gangguan Campuran Tingkah laku dan Emosi (F92).

B. Aksis II

Ciri kepribadian belum terbentuk

C. Aksis III

Tidak ada diagnosis.

D. Aksis IV

A

E. Aksis V

GAF scale pasien berada pada range 60-51, yaitu gejala sedang (moderate),disabilitas

sedang..

Penatalaksanaan:

Psikofarmakoterapi:

Page 23: Episode Depresi Berat Pada Anak_che2

KASUS : Psikotik Pada Anak 23

Risperidone 0,25 mg

Heximer 0,25 mg da in caps

B6 ½ tab 2 dd 1

Asam folat ¼ tab

Psikoterapi

Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan

dan isi hati serta perasaan pasien sehingga pasien lega.

Sosioterapi

Memberikan sosioterapi kepada keluarga. Memberikan penjelasan kepada keluarga,

mengenai keadaan pasien sehingga dapat menerima dan menciptakan lingkungan

yang baik untuk membantu proses penyembuhan pasien. (care giver)

Pendidikan:

Menjelaskan prognosis penyakit kepada orang tua pasien dan komplikasi yang dapat terjadi.

Rujukan:

Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan sarana

dan prasarana yang lebih memadai.

Watansoppeng , Februari 2015

Peserta Pembimbing

dr. Aulia Istiqamah S dr. Misdawaty