epilepsi jiwa

download epilepsi jiwa

of 40

Transcript of epilepsi jiwa

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    1/40

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Epilepsi ( juga disebut kejang ayan ) ditandai dengan aktivitas

    berlebihan yang tidak terkendali dari sebagian atau seluruh system saraf pusat.

    Orang dari sebagian atau seluruh system saraf pusat. Orang yang mempunyai

    faktor predisposisi timbulnya epilepsi akan mendapat serangan bila nilai basal dari

    eksitabilitas system saraf (atau bagian yang peka terhadap keadaan epileptic )

    meningkat diatas nilai ambang kritisnya. Selama besarnya eksitabilitas tetap

    dijaga dibaah nilai ambang ini! maka serangan epilepsi tidak akan terjadi.

    Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologis yang utama. Epilepsi

    sering dihubungkan dengan disabilitas fisik! disabilitas mental! dan konsekuensi

    psikososial yang berat bagi penyandangnya (pendidikan yang rendah!

    pengangguran yang tinggi! stigma sosial! rasa rendah diri! kecenderungan tidak

    menikah bagi penyandangnya). Sebagian besar kasus epilepsi dimulai pada masa

    anak"anak.

    Epilepsi dapat menyerang anak"anak! orang deasa! para orang tua

    bahkan bayi yang baru lahir. #ngka kejadian epilepsi pada pria lebih tinggi

    dibandingkan pada anita! yaitu $"%& penduduk akan menderita epilepsi seumur

    hidup. 'i #merika Serikat! satu di antara $ populasi ($&) penduduk terserang

    epilepsi! dan kurang lebih !* juta di antaranya telah menjalani pengobatan pada

    lima tahun terakhir. +enurut World Health Organization (,-O) sekira * juta

    penduduk di seluruh dunia mengidap epilepsy.Epilepsi sukar untuk dikendalikan

    secara medis atau pharmacoresistant! sebab mayoritas pasien dengan epilepsi

    adalah bersifat menentang.

    Epilepsi merupakan gangguan susunan saraf pusat (SS) yang dicirikan

    oleh terjadinya bangkitan (seizure, fit, attact, spell) yang bersifat spontan

    (unprovoked)dan berkala. /angkitan dapat diartikan sebagai modifikasi fungsi

    otak yang bersifat mendadak dan sepintas! yang berasal dari sekolompok besar

    sel"sel otak! bersifat singkron dan berirama. /angkitnya epilepsi terjadi apabila

    1

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    2/40

    proses eksitasi didalam otak lebih dominan dari pada proses inhibisi. erubahan"

    perubahan di dalam eksitasi aferen! disinhibisi! pergeseran konsentrasi ion

    ekstraselular! voltage-gated ion-channel opening, dan menguatkan sinkroni

    neuron sangat penting artinya dalam hal inisiasi dan perambatan aktivitas

    bangkitan epileptik. #ktivitas neuron diatur oleh konsentrasi ion didalam ruang

    ekstraselular dan intraselular! dan oleh gerakan keluar masuk ion"ion menerobos

    membran neuron.

    1.2 Tujuan

    0ulisan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan pembaca umumnya

    dan penulis khususnya mengenai Epilepsi mulai dari definisi! epidemiologi!

    etiologi! patogenesis! diagnosis yang meliputi anamnesis! pemeriksaan fisik dan

    pemeriksaan radiologis! serta penatalaksanaan! dan komplikasi yang ditimbulkan.

    2

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    3/40

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. DEFINISI

    Epilepsi didefinisikan sebagai kumpulan gejala dan tanda"tanda klinis

    yang muncul disebabkan gangguan fungsi otak secara intermiten! yang terjadi

    akibat lepas muatan listrik abnormal atau berlebihan dari neuron"neuron secara

    paroksismal. Sedangkan serangan atau bangkitan epilepsi yang dikenal dengan

    berbagai macam etiologi. Epileptic seizureadalah manifestasi klinis yang serupa

    dan berulang secara paroksismal! yang disebabkan oleh hiperaktivitas listrik

    sekelompok sel saraf di otak yang spontan dan bukan disebabkan oleh suatu

    penyakit otak akut (1unprovoked2).

    +anifestasi serangan atau bangkitan epilepsi secara klinis dapat dicirikan

    sebagai berikut yaitu gejala yang timbulnya mendadak! hilang spontan dan

    cenderung untuk berulang. Sedangkan gejala dan tanda"tanda klinis tersebut

    sangat bervariasi dapat berupa gangguan tingkat penurunan kesadaran! gangguan

    sensorik (subyektif)! gangguan motorik atau kejang (obyektif)! gangguan otonom

    (vegetatif) dan perubahan tingkah laku (psikologis). Semuanya itu tergantung

    dari letak fokus epileptogenesis atau sarang epileptogen dan penjalarannya

    sehingga dikenal bermacam jenis epilepsi.

    2.2. EPIDEMIOLOI

    ada dasarnya setiap orang dapat mengalami epilepsi. Setiap orang memiliki otak

    dengan ambang bangkitan masing"masing apakah lebih tahan atau kurang tahan

    terhadap munculnya bangkitan. Selain itu penyebab epilepsi cukup beragam3

    cedera otak! keracunan! stroke, infeksi! infestasi parasit! tumor otak. Epilepsi

    dapat terjadi pada laki"laki maupun perempuan! umur berapa saja! dan ras apa

    saja. 4umlah penderita epilepsi meliputi $"& dari populasi. Secara umum

    3

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    4/40

    diperoleh gambaran baha insidensi epilepsi menunjukan pola bimodal3 puncak

    insidensi terdapat pada golongan anak dan usia lanjut.

    2.!. ETIOLOI

    Epilepsi sebagai gejala klinis bisa bersumber pada banyak penyakit di

    otak. Sekitar 5& kasus epilepsi yang tidak diketahui sebabnya dikelompokkan

    sebagai epilepsi idiopatik dan %& yang diketahui sebabnya dikelompokkan

    sebagai epilepsi simptomatik! misalnya trauma kepala! infeksi! kongenital! lesi

    desak ruang! gangguan peredaran darah otak! toksik dan metabolik. Epilepsi

    kriptogenik dianggap sebagai simptomatik tetapi penyebabnya belum diketahui!

    misalnya West syndromedanLenno !astaut syndrome.

    /ila salah satu orang tua epilepsi (epilepsi idiopatik) maka kemungkinan

    6& anaknya epilepsi! sedangkan bila kedua orang tuanya epilepsi maka

    kemungkinan anaknya epilepsi menjadi &"%&. /eberapa jenis hormon dapat

    mempengaruhi serangan epilepsi seperti hormon estrogen! hormon tiroid(hipotiroid dan hipertiroid) meningkatkan kepekaan terjadinya serangan epilepsi!

    sebaliknya hormon progesteron! #70-! kortikosteroid dan testosteron dapat

    menurunkan kepekaan terjadinya serangan epilepsi. 8ita ketahui baha setiap

    anita di dalam kehidupannya mengalami perubahan keadaan hormon (estrogen

    dan progesteron)! misalnya dalam masa haid! kehamilan dan menopause.

    erubahan kadar hormon ini dapat mempengaruhi frekuensi serangan epilepsi.

    Epilepsi mungkin disebabkan oleh3

    9 aktivitas saraf abnormal akibat proses patologis yang mempengaruhi otak

    9 gangguan biokimia atau metabolik dan lesi mikroskopik di otak akibat

    trauma otak pada saat lahir atau cedera lain

    9 pada bayi penyebab paling sering adalah asfiksi atau hipoksia aktu lahir!

    trauma intrakranial aktu lahir! gangguan metabolik! malformasi

    congenital pada otak! atau infeksi

    4

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    5/40

    9 pada anak"anak dan remaja! mayoritas adalah epilepsy idiopatik!

    sedangkan pada anak umur *": tahun disebabkan karena febris

    9 pada usia deasa penyebab lebih bervariasi idiopatik! karena cedera

    kepala maupun tumor

    enyebab spesifik dari epilepsi sebagai berikut 3

    $. kelainan yang terjadi selama perkembangan janin;kehamilan ibu! seperti

    ibu menelan obat"obat tertentu yang dapat merusak otak janin! menglami

    infeksi! minum alkohol! atau mengalami cidera.

    . kelainan yang terjadi pada saat kelahiran! seperti kurang oksigen yang

    mengalir ke otak (hipoksia)! kerusakan karena tindakan.

    %. cidera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak

    6. tumor otak merupakan penyebab epilepsi yang tidak umum terutama pada

    anak"anak.

    *. penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak

    :. radang atau infeksi pada otak dan selaput otak

    5. penyakit keturunan seperti fenilketonuria (

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    6/40

    g. terlalu lelah

    h. fotosensitif

    2.&. KLASIFIKASI

    Kla%'('ka%' )enurut Et'#l#g'

    $. Epilepsi rimer (?diopatik)

    Epilepsi primer hingga kini tidak ditemukan penyebabnya! tidak

    ditemukan kelainan pada jaringan otak diduga baha terdapat kelainan

    atau gangguan keseimbangan @at kimiai dan sel"sel saraf pada area

    jaringan otak yang abnormal.

    . Epilepsi Sekunder (Simptomatik)

    Epilepsi yang diketahui penyebabnya atau akibat adanya kelainan

    pada jaringan otak. 8elainan ini dapat disebabkan karena dibaah sejak

    lahir atau adanya jaringan parut sebagai akibat kerusakan otak pada aktu

    lahir atau pada masa perkembangan anak! cedera kepala (termasuk cedera

    selama atau sebelum kelahiran)! gangguan metabolisme dan nutrisi

    (misalnya hipoglikemi! fenilketonuria (8=)! defisiensi vitamin /:)!

    faktor"faktor toksik (putus alkohol! uremia)! ensefalitis! anoksia! gangguan

    sirkulasi! dan neoplasma.

    Kla%'('ka%' U)u)

    #da dua klasifikasi epilepsi yang direkomendasikan oleh ?A#E yaitu pada

    tahun $B>$ dan tahun $B>B. ?nternational Aeague #gainst Epilepsy (?A#E) pada

    tahun $B>$ menetapkan klasifikasi epilepsi berdasarkan jenis bangkitan (tipe

    serangan epilepsi)3

    $. Serangan parsial

    6

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    7/40

    a. Serangan parsial sederhana (kesadaran baik)

    " 'engan gejala motorik

    " 'engan gejala sensorik

    " 'engan gejala otonom

    " 'engan gejala psikis

    b. Serangan parsial kompleks (kesadaran terganggu)

    " Serangan parsial sederhana diikuti dengan gangguan kesadaran

    " Cangguan kesadaran saat aal serangan

    c. Serangan umum sederhana

    " arsial sederhana menjadi tonik"klonik

    " arsial kompleks menjadi tonik"klonik

    " arsial sederhana menjadi parsial kompleks menjadi tonik"klonik

    %. Serangan umum

    a. #bsens (Aena)

    b. +ioklonik

    c. 8lonik

    d. 0onik

    e. #tonik (#statik)

    f. 0onik"klonik

    6. Serangan yang tidak terklasifikasi (sehubungan dengan data yang

    kurang lengkap).

    8lasifikasi ?A#E tahun $B>$ di atas ini lebih mudah digunakan untuk para klinisi

    karena hanya ada dua kategori utama! yaitu

    " Serangan fokal yaitu bangkitan epileptik yang dimulai dari fokus yang

    terlokalisir di otak.

    " Serangan umum yaitu bangkitan epileptik terjadi pada daerah yang lebih

    luas pada kedua belahan otak.

    8lasifikasi menurut sindroma epilepsi yang dikeluarkan ?A#E tahun $B>B

    7

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    8/40

    $. /erkaitan dengan letak fokus

    a. ?diopatik

    " Epilepsi Dolandik benigna (childhood epilepsy ith centro tem

    " Epilepsi pada anak dengan paroksismal oksipital

    b. Simptomatik

    " Aobus temporalis

    " Aobus frontalis

    " Aobus parietalis

    " Aobus oksipitalis

    . =mum

    a. ?diopatik

    " 8ejang neonatus familial benigna

    " 8ejang neonatus benigna

    " 8ejang epilepsi mioklonik pada bayi

    " Epilepsi #bsans pada anak

    " Epilepsi #bsans pada remaja

    " Epilepsi mioklonik pada remaja

    " Epilepsi dengan serangan tonik"klonik pada saat terjaga

    " Epilepsi tonik"klonik dengan serangan acak

    b. Simptomatik

    " Sindroma ,est (spasmus infantil)

    " Sindroma Aenno Castaut

    %. /erkaitan dengan lokasi dan epilepsi umum (campuran $ dan )

    " Serangan neonatal

    6. Epilepsi yang berkaitan dengan situasi

    " 8ejang demam

    " /erkaitan dengan alkohol

    " /erkaitan dengan obat"obatan

    " Eklampsia

    " Serangan yang berkaitan dengan pencetus spesifik (refleks epilepsi)

    8

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    9/40

    'iagnosis pasti epilepsi adalah dengan menyaksikan secara langsung

    terjadinya serangan! namun serangan epilepsi jarang bisa disaksikan langsung

    oleh dokter! sehingga diagnosis epilepsi hampir selalu dibuat berdasarkan

    alloanamnesis. Famun alloanamnesis yang baik dan akurat juga sulit didapatkan!

    karena gejala yang diceritakan oleh orang sekitar penderita yang menyaksikan

    sering kali tidak khas! sedangkan penderitanya sendiri tidak tahu sama sekali

    baha ia baru saja mendapat serangan epilepsi. Satu"satunya pemeriksaan yang

    dapat membantu menegakkan diagnosis penderita epilepsi adalah rekaman

    elektroensefalografi (EEC).

    2.*. PATOFISIOLOI

    Otak terdiri dari sekian biliun sel neuron yang satu dengan lainnya saling

    berhubungan. -ubungan antar neuron tersebut terjalin melalui impuls listrik

    dengan bahan perantara kimiai yang dikenal sebagai neurotransmiter. 'alam

    keadaan normal! lalu"lintas impuls antar neuron berlangsung dengan baik dan

    lancar. #pabila mekanisme yang mengatur lalu"lintas antar neuron menjadi kacau

    dikarenakan breaking system pada otak terganggu maka neuron"neuron akan

    bereaksi secara abnormal. Feurotransmiter yang berperan dalam mekanisme

    pengaturan ini adalah3

    " Clutamat! yang merupakan "rain#s ecitatory neurotransmitter

    " C#/# (Camma #minobutyric #cid)! yang bersifat sebagai "rain#s inhi"itory

    neurotransmitter.

    Colongan neurotransmiter lain yang bersifat eksitatorik adalah aspartat

    dan asetil kolin! sedangkan yang bersifat inhibitorik lainnya adalah noradrenalin!

    dopamine! serotonin (*"-0) dan peptida. Feurotransmiter ini hubungannya

    dengan epilepsy belum jelas dan masih perlu penelitian lebih lanjut. Epileptic

    sei@ure apapun jenisnya selalu disebabkan oleh transmisi impuls di area otak yang

    tidak mengikuti pola yang normal! sehingga terjadilah apa yang disebut

    sinkronisasi dari impuls. Sinkronisasi ini dapat mengenai pada sekelompok kecil

    neuron atau kelompok neuron yang lebih besar atau bahkan meliputi seluruh

    9

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    10/40

    neuron di otak secara serentak. Aokasi yang berbeda dari kelompok neuron yang

    ikut terkena dalam proses sinkronisasi inilah yang secara klinik menimbulkan

    manifestasi yang berbeda dari jenis"jenis serangan epilepsi. Secara teoritis faktor

    yang menyebabkan hal ini yaitu3

    " 8eadaan dimana fungsi neuron penghambat (inhibitorik) kerjanya kurang

    optimal sehingga terjadi pelepasan impuls epileptik secara berlebihan!

    disebabkan konsentrasi C#/# yang kurang. ada penderita epilepsi ternyata

    memang mengandung konsentrasi C#/# yang rendah di otaknya (lobus

    oksipitalis). -ambatan oleh C#/# ini dalam bentuk inhibisi potensial post

    sinaptik.

    " 8eadaan dimana fungsi neuron eksitatorik berlebihan sehingga terjadi

    pelepasan impuls epileptik yang berlebihan. 'isini fungsi neuron

    penghambat normal tapi sistem pencetus impuls (eksitatorik) yang terlalu

    kuat. 8eadaan ini ditimbulkan oleh meningkatnya konsentrasi glutamat di

    otak. ada penderita epilepsi didapatkan peningkatan kadar glutamat pada

    berbagai tempat di otak." ada dasarnya otak yang normal itu sendiri juga mempunyai potensi untuk

    mengadakan pelepasan abnormal impuls epileptik.Sehingga dapat

    disimpulkan baha untuk timbulnya kejang sebenarnya ada tiga kejadian

    yang saling terkait 3

    erlu adanya 1pacemaker cells2 yaitu kemampuan intrinsic dari sel untuk

    menimbulkan bangkitan.

    -ilangnya 1postsynaptic inhibitory controle2 sel neuron.

    erlunya sinkronisasi dari 1epileptic discharge2 yang timbul.

    #rea di otak dimana ditemukan sekelompok sel neuron yang abnormal!

    bermuatan listrik berlebihan dan hipersinkron dikenal sebagai fokus

    epileptogenesis (fokus pembangkit serangan kejang).

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    11/40

    terganggu fungsi neuronnya (eksitasi berlebihan dan inhibisi yang kurang) dan

    akan menimbulkan kejang bila ada rangsangan pencetus seperti hipertermia!

    hipoksia! hipoglikemia! hiponatremia! stimulus sensorik dan lain"lain.

    Serangan epilepsi dimulai dengan meluasnya depolarisasi impuls dari

    fokus epileptogenesis! mula"mula ke neuron sekitarnya lalu ke hemisfer

    sebelahnya! subkortek! thalamus! batang otak dan seterusnya. 8emudian untuk

    bersama"sama dan serentak dalam aktu sesaat menimbulkan serangan kejang.

    Setelah meluasnya eksitasi selesadimulailah proses inhibisi di korteks serebri!

    thalamus dan ganglia basalis yang secara intermiten menghambat discharge

    epileptiknya.ada gambaran EEC dapat terlihat sebagai perubahan dari polyspike

    menjadi spike and ave yang makin lama makin lambat dan akhirnya berhenti.

    'ulu dianggap berhentinya serangan sebagai akibat terjadinya ehaustion neuron.

    (karena kehabisan glukosa dan tertimbunnya asam laktat). Famun ternyata

    serangan epilepsi bisa terhenti tanpa terjadinya neuronal ehaustion. ada

    keadaan tertentu (hipoglikemia otak! hipoksia otak! asidosis metabolik

    depolarisasi impuls dapat berlanjut terus sehingga menimbulkan aktivitas

    serangan yang berkepanjangan disebut status epileptikus.

    2.+. MANIFESTASI KLINIK

    E$'le$%' u)u)3

    $. +ajor 3

    Crand mal (meliputi 5*& kasus epilepsi).

    a. rimer

    b. Sekunder

    /angkitkan epilesi grand mal ditandai dengan hilang kesadaran dan

    bangkitan tonik"tonik. +anifestasi klinik kedua golongan epilepsi grand mal

    tersebut sama! perbedaan terletak pada ada tidaknya aura yaitu gejala pendahulu

    atau preiktal sebelum serangan kejang"kejang. ada epilepsi grand mal

    simtomatik selalu didahului aura yang memberi manifestasi sesuai dengan letak

    fokus epileptogen pada permukaan otak. #ura dapat berupa perasaan tidak enak!

    11

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    12/40

    melihat sesuatu! mencium bau"bauan tak enak! mendengar suara gemuruh!

    mengecap sesuatu! sakit kepala dan sebagainya.

    /angkitan epilepsi sendiri dimulai dengan hilang kesadaran sehingga

    aktivitas penderita terhenti. 8emudian penderita mengalami kejang tonik. otot"

    otot berkontraksi sangat hebat! penderita terjatuh! lengan fleksi dan tungkai

    ekstensi. =dara paru"paru terdorong keluar dengan deras sehingga terdengar

    jeritan yang dinamakan jeritan epilepsi. 8ejang tonik ini kemudian disusul dengan

    kejang klonik yang seolah"olah mengguncang"guncang dan membanting"banting

    tubuh si sakit ke tanah. 8ejang tonik"klonik berlangsung "" % menit.

    Selain kejang"kejang terlihat aktivitas vegetatip seperti berkeringat!

    midriasis pupil! refleks cahaya negatip! mulut berbuih dan sianosis. 8ejang

    berhenti secara berangsur"angsur dan penderita dalam keadaan stupor sampai

    koma. 8ira"kira 6 " * menit kemudian penderita bangun! termenung dan kalau tak

    diganggu akan tidur beberapa jam.

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    13/40

    6. ola EEC khas berupa gelombang runcing dan lambat dengan

    frekuensi % per detik.

    b. /angkitan mioklonus

    /angkitan berupa gerakan involunter misalnya anggukan kepala! fleksi lengan

    yang teijadi berulang"ulang. /angkitan terjadi demikian cepatnya sehingga sukar

    diketahui apakah ada kehilangan kesadaran atau tidak. /angkitan ini sangat peka

    terhadap rangsang sensorik.

    c. /angkitan akinetik

    /angkitan berupa kehilangan kelola sikap tubuh karena menurunnya tonus otot

    dengan tiba"tiba dan cepat sehingga penderita jatuh atau mencari pegangan dan

    kemudian dapat berdiri kembali. 8etiga jenis bangkitan ini (petit mal! mioklonus

    dan akine" tik) dapat terjadi pada seorang penderita dan disebut trias Aenno"

    Castaut.

    d. spasme infantile

    4enis epilepsi ini juga dikenal sebagai salaamspasm atau sindroma ,est. 0imbul

    pada bayi % "" : bulan dan lebih sering pada anak laki"laki. enyebab yang pasti

    belum diketahui! namun selalu dihubungkan dengan kerusakan otak yang luas

    seperti proses degeneratif! gangguan akibat trauma! infeksi dan gangguan

    pertumbuhan. /angkitan dapat berupa gerakan kepala kedepan atau keatas! lengan

    ekstensi! tungkai tertarik ke atas! kadang"kadang disertai teriakan atau tangisan!

    miosis atau midriasis pupil! sianosis dan berkeringat.

    E$'le$%' $ar%'al ,- 2/ 0ar' %eluru ka%u% e$'le$%'.

    a) /angkitan motorik.

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    14/40

    b) /angkitan sensorik

    /angkitan yang terjadi tergantung dari letak fokus epileptogen pada koteks

    sensorik. /angkitan somato sensorik dengan fokus terletak di gyrus post centralis

    memberi gejala kesemutan! nyeri pada salah satu bagian tubuh! perasaan posisi

    abnormal atau perasaan kehilangan salah satu anggota badan. #ktivitas listrik

    pada bangkitan ini dapat menyebar ke neron sekitarnya dan dapat mencapai

    korteks motorik sehingga terjadi kejang"kejang.

    c) Epilepsi lobus temporalis.

    4arang terlihat pada usia sebelum $ tahun. +emperlihatkan gejala fokalitas yang

    khas sekali. +anifestasi klinik fokalitas ini sangat kompleks karena fokus

    epileptogennya terletak di lobus temporalis dan bagian otak ini meliputi kaasan

    pengecap! pendengar! penghidu dan kaasan asosiatif antara ketiga indra tersebut

    dengan kaasan penglihatan. +anifestasi yang kompleks ini bersifat

    psikomotorik! dan oleh karena itu epilepsi jenis ini dulu disebut epilepsi

    psikomotor. /angkitan psikik berupa halusinasi dan bangkitan motorik la@imnya

    berupa automatisme.

    +anifestasi klinik ialah sebagai berikut3

    $. 8esadaran hilang sejenak.

    . 'alam keadaan hilang kesadaran ini penderita masuk kealam pikiran

    antara sadar dan mimpi(t$ilight state)%

    %. 'alam keadaan ini timbul gejala fokalisasi yang terdiri dari halusinasi

    dan automatisme yang berlangsung beberapa detik sampai beberapa

    jam. -alusinasi dan automatisme yang mungkin timbul 3a. -alusinasi dengan automatisme pengecap.

    b. -alusinasi dengan automatisme membaca.

    6. -alusinasi dengan automatisme penglihatan! pendengaran atau

    perasaan aneh

    2.3. DIANOSIS

    =ntuk dapat mendiagnosis seseorang menderita epilepsi dapat dilakukan melalui

    anamnesis dan pemeriksaan klinis dengan hasilpemeriksaan EEC dan radiologis.

    14

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    15/40

    Famun demikian! bila secara kebetulan melihat serangan yang sedang

    berlangsung maka epilepsi (klinis) sudah dapat ditegakkan.

    $. #namnesis

    #namnesis harus dilakukan secara cermat! rinci dan menyeluruh! karena

    pemeriksa hampir tidak pemah menyaksikan serangan yang dialami penderita.

    enjelasan perihal segala sesuatu yang terjadi sebelum! selama dan sesudah

    serangan (meliputi gejala dan lamanya serangan) merupakan informasi yang

    sangat berarti dan merupakan kunci diagnosis. #namnesis juga memunculkan

    informasi tentang trauma kepala dengan kehilangan kesadaran! meningitis!

    ensefalitis! gangguan metabolik! malformasi vaskuler dan obat"obatan tertentu.

    #namnesi (auto dan aloanamnesis)! meliputi3

    " ola ; bentuk serangan

    " Aama serangan

    " Cejala sebelum! selama dan paska serangan

    "

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    16/40

    neurologik fokal atau difus. emeriksaan fisik harus menepis sebab"sebab

    terjadinya serangan dengan menggunakan umur dan riayat penyakit sebagai

    pegangan. ada anak"anak pemeriksa harus memperhatikan adanya keterlambatan

    perkembangan! organomegali! perbedaan ukuran antara anggota tubuh dapat

    menunjukkan aal gangguan pertumbuhan otak unilateral.

    %. emeriksaan penunjang

    a. Elektro ensefalografi (EEC)

    emeriksaan EEC harus dilakukan pada semua pasien epilepsi dan merupakan

    pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan untuk rnenegakkan

    diagnosis epilepsi. #danya kelainan fokal pada EEC menunjukkan kemungkinan

    adanya lesi struktural di otak! sedangkan adanya kelainan umum pada EEC

    menunjukkan kemungkinan adanya kelainan genetik atau metabolik. Dekaman

    EEC dikatakan abnormal.

    $) #simetris irama dan voltase gelombang pada daerah yang sama di kedua

    hemisfer otak.

    ) ?rama gelombang tidak teratur! irama gelombang lebih lambat disbanding

    seharusnya misal gelombang delta.

    %) #danya gelombang yang biasanya tidak terdapat pada anak normal! misalnya

    gelombang tajam! paku (spike)! paku"ombak! paku majemuk! dan gelombang

    lambat yang timbul secara paroksimal. /entuk epilepsi tertentu mempunyai

    gambaran EEC yang khas! misalnya spasme infantile mempunyai gambaran EEC

    hipsaritmia! epilepsi petit mal gambaran EEC nya gelombang paku ombak %

    siklus per detik (% spd)! epilepsi mioklonik mempunyai gambaran EEC

    gelombang paku ; tajam ; lambat dan paku majemuk yang timbul secara serentak

    (sinkron).

    16

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    17/40

    b. Dekaman video EEC

    Dekaman EEC dan video secara simultan pada seorang penderita yang sedang

    mengalami serangan dapat meningkatkan ketepatan diagnosis dan lokasi sumber

    serangan. Dekaman video EEC memperlihatkan hubungan antara fenomena klinis

    dan EEC! serta memberi kesempatan untuk mengulang kembali gambaran klinis

    yang ada. rosedur yang mahal ini sangat bermanfaat untuk penderita yang

    penyebabnya belum diketahui secara pasti! serta bermanfaat pula untuk kasus

    epilepsi refrakter. enentuan lokasi fokus epilepsi parsial dengan prosedur ini

    sangat diperlukan pada persiapan operasi.

    c. emeriksaan Dadiologis

    emeriksaan yang dikenal dengan istilah neuroimaging bertujuan untuk melihat

    struktur otak dan melengkapi data EEC. /ila dibandingkan dengan 70 Scan maka

    +D? lebih sensitif dan secara anatomik akan tampak lebih rinci. +D? bermanfaat

    untuk membandingkan hipokampus kanan dan kiri

    2.4. TATALAKSANA

    O5at6#5at ant' e$'le$%'

    Obat antiepilepsi (O#E) merupakan terapi utama pada manajemen

    epilepsi. 8eputusan untuk memulai terapi didasarkan pada pertimbangan

    kemungkinan terjadinya serangan epilepsi selanjutnya dan risiko terjadinya efek

    buruk akibat terapi obat antiepilepsi. oliterapi seharusnya dihindari sebisa

    mungkin. Famun demikian! kurang lebih %"*& pasien tidak berrespon terhadap

    monoterapi.0ujuan pengobatan epilepsi dengan obat antiepilepsi adalah

    menghindari terjadinya kekambuhan dengan efek buruk yang minimal (yang

    dapat ditoleransi).

    0entang O#E yang akan dipilih! didasarkan atas aspek farmakologiknya!

    sudah ada standar tertentu sebagai pedoman umum untuk diterapkan di klinik.

    17

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    18/40

    'alam praktek tidak jarang dijumpai penyimpangan yang telah diperoleh perlu

    dikombinasikan dengan sebaik"baiknya. #khirnya semuanya tadi akan

    membentuk kearifak kita dalam menghadapi setiap kasus epilepsy.

    'i ?ndonesia telah telah tersedia berbagai jenis O#E dengan berbagai

    merk dagang dengan harga yang cukup lebar.

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    19/40

    dimengerti! contoh pada anak"anak! anita yang sedang atau

    merencanakan hamil.

    Pr'n%'$6$r'n%'$ tera$' #5at ant'e$'le$%' 7

    1. Menentukan 0'agn#%'% 8ang te$at

    'iagnosis yang tepat sangat penting pada epilepsi. Orang yang terdiagnosis

    epilepsi mempunyai beberapa konsekuensi. enderita epilepsi akan meminum

    obat dalam jangka aktu yang lama yang berakibat pada kemungkinan adanya

    efek yang merugikan akibat obat antiepilepsi. enderita juga dinilai oleh

    masyarakat sebagai penderita epilepsi yang menurut penilaian masyarakat

    penyakit tersebut adalah penyakit kutukan. Sangat disayangkan apabila penderita

    sinkop yang berulang! diterapi dengan obat antiepilepsi. Oleh karena itu

    dibutuhkan pengetahuan yang baik bagi seorang dokter untuk mendiagnosis

    epilepsi. 4angan pernah coba"coba dalam terapi epilepsi.

    2. Menentukan ka$an 0')ula'n8a tera$' 0engan #5at ant'e$'le$%'

    Salah satu kesulitan yang dihadapi seorang dokter dalam meraat pasien

    dengan serangan epilepsi adalah memutuskan kapan memulai pengobatan.

    8eputusan ini seharusnya dibuat setelah mendiskusikan dan mengevaluasi

    keadaan pasien! menimbang manfaat dan kerugian pengobatan.

    Setelah kejang pertama

    Aangkah pertama untuk memulai pengobatan adalah menilai risiko

    terjadinya bangkitan selanjutnya. 4ika bangkitan merupakan bangkitan non

    epileptik! pengobatan harus ditujukan pada faktor penyebab yang mendasari. 4ika

    bangkitan hipoglikemik pada anak maka diterapi dengan glukosa! bangkitan

    karena putusnya alcohol dapat dikontrol paling baik dengan perubahan perilaku

    adiktif dan jika bangkitan karena masalah psikogenik dapat diatasi dengan

    konseling yang tepat. 0erapi bangkitan epilepsi ditentukan oleh penilaian dua hal!

    19

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    20/40

    risiko pengobatan dan manfaat pengobatan. Sebagai contoh! anak penderita

    epilepsi benigna dengan 1spikes2 di sentrotemporal mungkin tidak membutuhkan

    terapi dengan obat karena penelitian"penelitian menunjukkan baha setelah

    mengalami hanya sedikit serangan nokturnal! mereka jarang mengalami kondisi

    ini. 4ika terdapat lesi struktural! biasanya bangkitan akan berulang (termasuk

    tumor otak! displasia kortikal dan malformasi arteriovenosa).

    4ika diagnosis sudah ditegakkan! setelah bangkitan pertama jangan ragu"ragu

    untuk memberikan terapi untuk memulai terapi farmakologi dan

    mempertimbangkan dilakukannya tindakan bedah.

    Famun demikian! pada banyak kasus! penggalian faktor penyebab spesifik

    seringkali gagal. 8eputusan untuk mulai memberikan pengobatan setelah kejang

    pertama! menurut Aeppik ($) dapat dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan

    risiko terjadinya kejang selanjutnya! yaitu treat! possibly treat dan probably treat.

    0abel $

    A.Treat 7

    $. 4ika didapatkan lesi struktural 3

    a. 0umor otak seperti meningioma! glioma! neoplastik

    b. +alformasi arteriovenosa

    c. ?nfeksi seperti abses dan ensefalitis herpetika

    . 0anpa lesi struktural! namun dengan 3

    a. Diayat epilepsi pada saudara (bukan pada orang tua)

    20

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    21/40

    b. EEC dengan pola epilepsi yang jelas (epileptiform)

    c. Diayat kejang akut (kejang akibat penyakit tertentu atau kejang demam

    pada masa kanak"kanak)

    d. Diayat trauma otak atau stroke! infeksi SS! trauma kepala berat

    e. 0odds postical paresis

    f. Status epileptikus

    B.P#%%'5l8 7

    /angkitan tanpa ada penyebab yang jelas dan tidak ditemukan faktor risiko di atas.

    =ntuk keadaan seperti ini diperlukan pertimbangan yang matang mengenai

    keuntungan dan risiko dari pengobatan obat antiepilepsi. Disiko pengobatan obat

    antiepilepsi umumnya rendah! sedangkan akibat dari bangkitan kedua tergantung gaya

    hidup pasien.pengobatan mungkin diindikasikan untuk pasien yang akan mengendarai

    kendaraan atau pasien yang mempunyai risiko besar atau trauma jika mengalami

    bangkitan kedua.

    9.Pr#5a5l8 n#t ,)e%k'$un tera$' jangka $en0ek )ungk'n 5'%a 0'gunakan 7

    a. utusnya alkohol

    b. enyalahgunaan obat

    c. 8ejang akibat penyakit akut seperti demam tinggi! dehidrasi! hipoglikemik

    d. 8ejang karena trauma(kejang tunggal dengan segera setelah pukulan di kepala)

    e. Sindrom epilepsi benigna spesifik seperti 3 kejang demam atau epilepsi benigna

    21

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    22/40

    dengan 1spikes2 sentrotemporal.

    f. 8ejang karena tidak tidur lama seperti kejang pada pelajar dalam aktu"aktu

    ujian

    Setelah kejang lebih dua kali atau lebih

    ada umumnya pasien yang mengalami serangan dua kali atau lebih

    membutuhkan pengobatan. 8ecuali pada serangan"serangan tertentu seperti

    kejang akibat putusnya alcohol! penyalahgunaan obat! kejang akibat penyakit akut

    seperti demam tinggi! dehidrasi! hipoglikemik! kejang karena trauma (kejang

    tunggal dengan segera setelah pukulan di kepala)! sindrom epilepsi benigna

    spesifik seperti 3 kejang demam atau epilepsi benigna dengan 1spikes2

    sentrotemporal! kejang karena tidak tidur lama seperti kejang pada pelajar dalam

    aktu"aktu ujian dan kejang akibat penyebab non epileptik lainnya. 8ejang

    akibat hal"hal di atas sebaiknya ditangani sesuai kausanya. ada pasien yang

    mengalami kejang pertama namun tidak ada faktor risiko satupun yang

    ditemukan! maka kemungkinan terjadinya kejang yang kedua $& pada tahun

    pertama dan 6& pada akhir tahun kedua setelah kejang yang pertama. 8eputusan

    untuk memulai terapi diambil dengan pertimbangan risk and benefit setelah

    sebelumnya dokter berdiskusi dengan pasien. Sebagai contoh terapi diindikasikan

    untuk pasien yang bekerja sebagai sopir karena jika terjadi kekambuhan seaktu"

    aktu maka akan membahayakan pasien bahkan mengancam nyaa pasien.

    engobatan yang dilakukan pada penderita yang mempunyai sedikit bahkan tidak

    mempunyai risiko terjadinya kejang kedua biasanya hanya terapi jangka pendek.

    Disiko terjadinya kekambuhan yang paling besar terjadi pada dua tahun pertama.

    Seandainya pasien diputuskan untuk diobati! maka penghentian pengobatan

    dilakukan setelah tahun kedua dari kejang yang pertama.

    !. Me)'l' #5at 8ang $al'ng %e%ua'

    22

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    23/40

    emilihan obat antiepilepsi didasarkan pada dua hal! tipe serangan dan

    karakteristik pasien

    a) 0ipe serangan

    0abel modifikasi brodie et al (*) dan panayiotopoulos (*)

    0ipe serangan

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    24/40

    Aevetiracetam

    Honisamid 7loba@am

    7lona@epam

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    25/40

    'alam pengobatan dengan obat antiepilepsi karakteristik pasien harus

    dipertimbangkan secara individu. -al"hal yang perlu dipertimbangkan adalah 3

    efek buruk obat! dosis yang tepat! harga! pola hidup dan usia pasien. Suatu obat

    antiepilepsi mungkin efektif pada pasien tertentu namun jika ada kontra indikasi

    atau terjadi reaksi yang tidak bisa ditoleransi maka sebaiknya penggantian obat

    dilakukan. Sebagai contoh asam valproat pada anita! khususnya anita yang

    masih dalam usia subur.

    6. O$t')al'%a%' tera$' 0engan 0#%'% 'n0':'0u

    8etika obat sudah dipilih terapi seharusnya dimulai dari dosis yang paling

    rendah yang direkomendasikan dan pelan"pelan dinaikkan dosisnya sampai kejang

    terkontrol dengan efek samping obat yang minimal (dapat ditoleransi).

    erlu dilakukan evaluasi respon klinik pasien terhadap dosis obat yang diberikan

    dengan melihat respon setelah obat mencapai kadar yang optimal dan kemudian

    memutuskan apakah selanjutnya dibutuhkan penyesuaian atau tidak. Setelah

    evaluasi dilakukan! baru kemudian dipertimbangkan adanya penambahan dosis.

    'osis aal 3

    0erapi obat antiepilepsi harus diberikan secara bertahap dalam satu bulan

    terapi untuk meminimalkan efek samping gastrointestinal dan neurologik yang

    biasanya terjadi pada permulaan terapi dengan obat antiepilepsi.

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    26/40

    efek samping pada pemberian aal ini! obat"obat tersebut biasanya diberikan

    mulai dengan dosis subterapetik dan dinaikkan secara bertahap sampai beberapa

    minggu tercapainya range dosis yang dianjurkan. 4ika efek buruk tidak dapat

    ditoleransi selama proses titrasi ini! dosis harus kembali pada kadar sebelumnya

    yang dapat ditoleransi pasien. Setelah simptom menghilang! proses titrasi dimulai

    kembali dengan menaikkan dosis yang lebih kecil.

    &em"erian o"at mulai dari dosis terapetik

    Efek buruk terkait dosis aal pemberian pada obat"obat antiepilepsiseperti gabapentin! fenitoin! dan fenobarbital merupakan masalah yang ringan

    sehingga terapi dengan obat tersebut dapat diberikan mulai dengan dosis terapetik

    yang direkomendasikan.

    Evaluasi ulang

    Sebelum berpikir ke arah kegagalan obat antiepilepsi dan penggantian obat

    antiepilepsi dengan obat lain! factor"faktor berikut harus dievaluasi kembali 3

    'iagnosis epilepsi

    8lasifikasi tipe serangan atau sindrom epilepsi

    #danya lesi aktif

    'osis yang adekuat dan atau lamanya terapi (missal 3 apakah dosis

    terpaksa diberikan dengan kadar maksimal yang dapat ditoleransiJ

    apakah pengaturan dosis yang diberikan cukup aktu untuk mencapai

    kondisi optimalJ) e. 8etaatan terhadap pengobatan (ketidaktaatan merupakan penyebab

    yang paling umum terjadinya kegagalan pengobata dan kambuhnya

    bangkitan).

    0able % dosis obat antiepilepsi untuk deasa diambil dari /rodie et al(*)

    26

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    27/40

    Obat 'osis

    aal

    (mg;hari)

    'osis

    yang

    paling

    umum

    (mg;hari)

    'osis

    maintenanc

    e (mg;hari)

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    28/40

    "6> % gg. C?! // K ! anoreksia! nyeri

    kepala! insomnia! hepatotoksik

    0opiramat *"* "6 $"$ % Aeukopenia!mulut kering!

    penglihatan kabur! mialgia!

    penambahan berat! kelelahan

    regabalin $* % $*": "%

    28

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    29/40

    Ialproat * $ *"% "% +ual! hepatotoksik

    Aevetiracetam $ "% $"6

    *. Penggant'an O5at

    enggantian obat antiepilepsi pertama dilakukan jika 3

    a) 4ika serangan terjadi kembali meskipun obat antiepilepsi pertama sudah

    diberikan dengan dosis maksimal yang dapat ditoleransi! maka obat

    antiepilepsi kedua harus segera dipilih.

    b) 4ika terjadi reaksi obat pertama baik efek samping! reaksi alergi ataupun

    efek merugikan lainnya yang tidak dapat ditoleransi pasien.

    0erapi dengan obat yang kedua harus dimulai dengan gambaran sebagai

    berikut3 pertama! dosis dari obat kedua harus dititrasi sampai pada range dosis

    yang direkomendasikan. Obat yang pertama harus diturunkan secara bertahap

    selama $"% minggu. Setelah obat yang pertama diturunkan! dosis obat kedua

    (monoterapi) harus dinaikkan sampai serangan terkontrol atau dengan efek

    samping yang minimal. roses ini harus dilanjutkan sampai monoterapi dengan

    dua atau tiga obat primer gagal. Setelah proses tersebut dilakukan baru politerapi

    dipertimbangkan.

    c) +onoterapi

    +onoterapi rupanya sudah menjadi pilihan dalam memulai pengobatan

    epilepsi. /erbagai keuntungan diperoleh dengan cara itu! yakni3 ($) mudah

    dilakukan evaluasi hasil pengobatan! () mudah dievaluasi kadar obat dalam

    darah! (%) efek samping minimal! (dapat ditoleransi pada *">& pasien)

    (ellock! $BB*)! dan (6) terhindar dari interaksi obat"obat. 'easa ini terapi obat

    pada penderita epilepsi! apapun jenisnya! selalu dimulai dengan obat tunggal.

    29

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    30/40

    ilihan obat ditentukan dengan melihat tipe epilepsi;bangkitan dan obat yang

    paling tepat sebagai pilihan pertama. Sekitar 5*& kasus yang mendapat obat

    tunggal akan mengalami remisi dengan hanya mendapat efek samping minimal.

    #kan tetapi sisanya akan tetap mengalami bangkitan dan memerlukan kombinasi

    obat (Cram! $BB*).

    /erbagai faktor yang mendorong kemajuan penanganan epilepsi di

    antaranya ialah3 ($) klasifikasi epilepsi menurut 'nternational League gaints

    Epilepsy! () pemantauan kadar obat antiepilepsi! (%) konsep monoterapi! (6)

    ditemukannya O#E baru dengan mekanisme aksi yang jelas! (*) pandangan baru

    tentang etiologi epilepsi! (:) lebih jelasnya mekanisme terjadinya bangkitan! dan

    (5) dikembangkannya berbagai perangkat untuk menentukan letak lesi. Secara

    farmakologis! satu O#E dengan satu mekanisme aksi merupakan unsur yang

    penting dalam manajemen epilepsi di kemudain hari.tc LSekitar 5*& kasus yang

    mendapat obat tunggal akan mengalami remisi dengan hanya mendapat efek

    samping minimal. #kan tetapi sisanya akan tetap mengalami bangkitan dan

    memerlukan kombinasi obat (Cram! $BB*). /erbagai faktor yang mendorong

    kemajuan penanganan epilepsi di antaranya ialahM3 ($) klasifikasi epilepsi menurut

    'nternational League gaints Epilepsy! () pemantauan kadar obat antiepilepsi!

    (%) konsep monoterapi! (6) ditemukannya O#E baru dengan mekanisme aksi yang

    jelas! (*) pandangan baru tentang etiologi epilepsi! (:) lebih jelasnya mekanisme

    terjadinya bangkitan! dan (5) dikembangkannya berbagai perangkat untuk

    menentukan letak lesi. Secara farmakologis! satu O#E dengan satu mekanisme

    aksi merupakan unsur yang penting dalam manajemen epilepsi di kemudain hari.L

    8enaikan inhibisi C#/#"ergik merupakan salah satu sasaran penanganan

    epilepsi. Satu O#E dengan satu mekanisme akso tunggal serta dengan satu target

    mungkin merupakan pilihan utama! daripada satu O#E dengan berbagai target.

    ada suatu kasus epilepsi dengan sebab multifokal! dapat diberikan satu O#E

    untuk tiap target (Cram! $BB*).tc L8enaikan inhibisi C#/#"ergik merupakan

    salah satu sasaran penanganan epilepsi. Satu O#E dengan satu mekanisme akso

    tunggal serta dengan satu target mungkin merupakan pilihan utama! daripada satu

    30

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    31/40

    O#E dengan berbagai target. ada suatu kasus epilepsi dengan sebab multifokal!

    dapat diberikan satu O#E untuk tiap target (Cram! $BB*).L

    d) oliterapi

    oliterapi nampaknya tidak selalu merugikan. Coldsmith G de /iitencourt

    ($BB*) mengatakan baha generasi baru O#E yang dapat ditoleransi dengan baik

    dan sedikit interaksi! dapat digunakan untuk politerapi. Studi tersebut

    menggunakan vigabatrin sebagai terapi tambahan pada $B kasus epilepsi parsial

    refrakter. asien"pasien tersebut sebelumnya sudah mendapat terapi rata"rata $!*macam obat. 'engan tambahan vigabatrin! 5%& pasien mengalami reduksi

    frekuensi bangkitannya lebih dari *&N *& kasus mengalami reduksi frekuensi

    bangkitannya lebih dari 5&. Satu pasien frekuensi bangkitannya bertambah!

    sedangkan pasien mengalami bangkitan mioklonik.

    enggunaan politerapi memerlukan pengetahuan yang baik dalam

    farmakologi klinik! terutama interaksi obat. /erbagai O#E lama! mempunyai

    mode of action yang sama! karena itu interaksinya sering tidak menguntungkan

    karena efek sampingnya aditif (Coldsmith G de /iitencourt!$BB*).

    8ombinasi O#E yang lebih spesifik mungkin lebih menguntungkan!

    misalnya3 valproat dan etosuksimid dalam manajemen bangkitan absence

    refrakter. 'ibandingkan dengan obat"obat lama! obat"obat baru mempunyai

    mekanisme yang berbeda dan lebih selektif. +ungkin akan lebih menguntungkan

    apabila dipakai kombinasi spesifik. Selektif terapi kombinasi yang rasional!memerlukan pertimbangan efek klinis O#E! efek samping! interaksi obat! kadar

    terapetik dan kadar toksik serta mekanisme aksi tiap obat. 8ombinasi optimal

    dicapai dengan menggunakan obat"obat yang3

    ($) mempunyai mekanisme aksi berbedaN

    () efek samping relatif ringanN

    (%) indeks terapi lebar! dan

    (6) interaksi obat terbatas atau negatif.

    31

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    32/40

    0ujuan tercapai epilepsi antara lain ialah3 bangkitan terkendali dengan efek

    samping obat relatif rigan atau tidak ada sama sekali (

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    33/40

    " -entikan kejang

    " -indari efek buruk obat yang tidak dapat ditoleransi pasien

    " erhatikan adanya komplikasi psikososial dan obati jika ada.

    5. Ketaatan $a%'en

    enelitian -akim (:) menunjukkan baha kepatuhan minum obat

    menrupakan faktor prediktor untuk tercapainya remisi pada epilepsi! dimana pada

    penderita epilepsi yang patuh minum obat terbukti mengalami remisi : bulan! $

    bulan dan 6 bulan terus menerus dibanding dengan mereka yang tidak patuh

    minum obat. 8riteria kepatuhan minum obat yang dipakai adalah menurut Aey($BB5) cit -akim (:) adalah penderita dikatakan patuh minum obat apabila

    memenuhi 6 hal berikut 3 dosis yang diminum sesuai dengan yang dianjurkan!

    durasi aktu minum obat doidiantara dosis sesuai yang dianjurkan! jumlah obat

    yang diambil pada suatu aktu sesuai yang ditentukan! dan tidak mengganti

    dengan obat lain yang tidak dianjurkan.

    /erbagai faktor dapat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalani

    pengobatan. /eberapa penelitian menunjukkan baha kepatuhan minum obat

    pada penderita epilepsi dipengaruhi oleh dukungan keluarga! dukungan dokter!

    pengaruh faktor motivasi! adanya efek samping obat! pengobatan monoterapi !

    pengaruh biaya pengobatan serta adanya pengaruh stigma akibat epilepsi (8yngas!

    $! /uck et al! $BB5N cit Aukman!:).

    Sedangkan penelitian yang dilakukan -akim (:) menunjukkan baha

    faktor"faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pada penderita epilepsiadalah dukungan keluarga! dukungan dokter! motivasi yang baik! kontrol teratur

    dan tidak ada stigma akibat epilepsi. 'engan demikian! pada pengobatan epilepsi

    kita harus memperhatikan faktor"faktor apa saja yang akan berpengaruh terhadap

    keberhasilan pengobatan! disamping tentunya faktor obat yang efikasius! dosis

    yang tepat dan cara pemberian obat yang tepat juga harus diperhatikan.

    Pe)aka'an OAE $a0a anak

    33

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    34/40

    /erdasarkan penilaian neuropsikologik terhadap anak"anak dengan

    epilepsi memperlihatkan masalah akademik muncul dari defisiensi kognitif

    spesifik dan bukan disfungsi kognitif secara umum. Cangguan kognitif

    berhubungan dengan jenis serangan! sindrom epilepsy! factor etiologi! munculnya

    serangan pada usia dini! sering mengalami serangan! focus epilepsi! dan O#E.

    #nak yang menerima politerapi pada umumnya mengalami gangguan kognitif

    yang berat dari anak yang menerima monoterapi.

    'efisiensi kognitif pada anak dengan epilepsi cukup bervariasi! missal

    gangguan memori! penurunan kapasitas untuk memperlihatkan sesuatu!

    penurunan efisiensi dalam proses informasi! gangguan persepsi pendengaran dan

    berbahasa.

    emberian O#E pada anak harus dipertimbangkan scara benar! dengan

    menghadapi efek berbeda terhadap fungsi kognitif dan perilaku. ada anak

    pengaruh fenobarbital terhadap fungsi kognitif tidak begitu nyata tetapi dapat

    membuat anak menjadi hiperaktif. Sementara itu fenitoin dalam kadar serum yang

    tinggi dapat menimbulkan enselopati yang progresif! retardasi mental! dan

    penurunan kemampuan membaca. 8arbama@epin dan valproat mengakibatkan

    gangguan kognitif yang ringan. ada kadar yang tinggi! valproat dapat

    mengganggu fungsi motorik! sementara karbam@epin justru memperbaiki

    kecepatan kinerja pada gerakan selektif tertentu. Aagi pula karbam@epin dapat

    memperbaiki koordinasi mata"tangan dan keterampilan tangan.

    Orang tuan penderita harus benar"benar mengetahui persoalan anaknya.

    +aka orang tua harus diberikan pengertian yang cukup dari berbagai masalah

    yang bersangkutan dengan epilepsy! agar diperoleh kerjasama yang baik. 'an

    dokter harus bersikap terbuka dan siap member informasi bila diperlukan orang

    tua penderita.

    Pe)aka'nan OAE $a0a ;an'ta a)'l

    34

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    35/40

    Sebagian penderita mengalami kenaikan frekuensi serangan selama hamil.

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    36/40

    'ari O#E yang termasuk golongan first"line (fenitoin! karbam@epin!

    valproat! dan fenobarbital) maka belum diketahui secara pasti obat mana yang

    paling bersifat teratogenik. #pabila pemberian O#E tidak dihindari! maka obat

    pilihan pertama harus disesuaikan dengan jenis serangan dan diberikan secara

    monoterapi dengan dosis efektif yang paling rendah. 'iet sebelum konsepsi dan

    organogenesis harus dilengkapi dengan asam folat yang cukup. 8emungkinan

    adanya malformasidideteksi secara dini (prenatal). enderita harus diaasi secara

    ketat selama masa kehamilan! persalinan! dan masa nifas. Aebih dari B&

    penderita menerima O#E selama kehamilan akan melahirkan anak normal! tanpa

    cacat baaan.

    etunjuk pemberian O#E selama hamil

    $. Cunakan obat pilihan pertama yang sesuai dengan jenis serangan dan

    sindrom epilepsy

    . Aaksanakan prinsip monoterapi dengan dosis dan kadar dalam serum yang

    paling rendah dan efektif untuk melindungi terhadap serangan tonik"klonik

    %. -indari penggunaan valproat atau karma@epin apabila ada riayat

    keluarga tentang efek neural"tube

    6. -indari politerapi! khususnya kombinasi dengan valproat! karbama@epin

    dan fenobarbital

    *. antaulah kadar O#E dalam serum secara teratur dan apabila mungkin

    periksalah kadar O#E bebas atau tak terkait

    :. 0eruskanlah pemberian tambahan folat setiap harinya dan pastikan kadar

    folat dalam serum dan eritrosit dalam batas normal selama periode

    organogenesis pada trimester pertama

    5. #pabila kadar valproat! hindari kadar dalam serum yang tinggi. /agilah

    obat tadi %"6 kali pemberian setiap harinya

    >. ada kasus"kasus yang diberi valproat atau karbama@epin! taarkanlah

    untuk pemeriksaan alfa fetoprotein pada umur kehamilan $: minggu dan

    pemeriksaan ultrasonografi pada kehamilan $>"$B minggu! untuk mencari

    defek neural"tubee

    =ltrasonografi pada kehamilan "6 minggu dapat mendeteksi sumbing

    dan kelainan jantung

    36

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    37/40

    E$'le$%' 8ang %ukar 0'#5at'

    'alam literature dikenal istilah intractable epilepsy atau refractory epilepsy!

    yang berarti baha serangan yang ada sulit untuk tak dapat dikendalikan dengan

    O#E baha dengan dosis yang mendekati dosis toksik. 8asus demikian ini

    merupakan "%& dari seluruh penderita epilepsy. #pabila menghadapi keadaan

    maka ada beberapa hal yang perlu dipertanyakan! antara lain 3

    a. #pakah diagnosisnya sudah benar

    b. #pakah penderita patuh minum obat secara teratur

    c. #pakan O#E yang diberikan sudah sesuai dengan jenis serangan yang adad. #pakah ada gangguan absorbs pada saluran pencernaan

    e. #pakah ada interaksi dengan obat yang lain

    f. #pakah ada kelainan struktur otak! misalnya massa! tumor! infark!

    kalsifikasi difus! hidrosefalus dan

    g. #pakah ada factor presipitasi misalnya kurang tidur! kelelahan! cahaya

    berkedip"kedip dan emosi

    /eberapa jenis obat (O#E dan bukan O#E) telah dicoba untuk mengatasi

    epilepsy yang sukar dikendalikan serangannya.

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    38/40

    endekatan teknik operasi lainnya adalah reseksi korteksi otak! hemisferektomi!

    dan reseksi multilobular pada bayi dan pembedahan korpus kalosum.

    Pengent'an $eng#5atan

    8eputusan untuk menghentikan pengobatan sama pentingnya dengan

    memulai pengobatan. 'ipihak lain! penderita atau orang tua nya pada umumnya

    menanyakan 3 berapa lama atau sampai kapan harus minum obatJ untuk

    memutuskan apakah pengobatan dapat dihentikan atau belum! atau tidak dapat

    dihentikan atau menjaab pertanyaan yang diajukan penderita; orang tuanya tadi

    memang tak mudah. =ntuk itu perlu memahami diagnosis (termasuk serangannya)

    dan prognosis epilepsy.

    4enis serangan dapat pula dipakai untuk memperkirakan tingkat

    kekambuhan apabila O#E dihentikan. 0ingkat kekambuhan yang paling rendah

    adalah jenis serangan absence yang khas. 8emudian berturut"turut makin tinggi

    tingkat kekambuhannya adalah klonik atau mioklonik! kejang tonik"klonik primer!

    parsial sederhanadan parsial kompleks! serangan yang lebih dari satu jenis! dan

    epilepsy 4ackson.

    8onsep penghentian obat minimal tahun terbebas dari serangan pada

    umumnya dapat diterima oleh kalangan praktisi. enghentian obat dilaksanakan

    secara bertahap! disesuaikan dengan keadaan klinis penderita. 'engan demikian

    jelas baha penghentian O#E memerlukan pertimbangan yang cermat! dan

    kepada penderita atau orang tuanya harus diberikan pengertian secukupnya.

    38

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    39/40

    39

  • 7/24/2019 epilepsi jiwa

    40/40