ePaper Berita Dinamika

5
Wapres Minta Pendidik Utamakan Karakter S ebagai alumni SMAN 1 Bli- tar, dirinya merasakan bekal yang menentukan hidup adalah bekal karakter yang dipegang sampai sekarang. Didampingi Ny Herawati Boediono, Panglima TNI Laksa- mana TNI Agus Suhartono, Bu- pati dan Wakil Bupati Blitar yang sama-sama alumni di SMAN 1 Blitar itu, Wapres yang alumni tahun 1961 itu mengaku bangga dengan almamaternya. “Saya bangga dengan prestasi siswa SMAN 1 Bli- tar sekarang, tapi prestasi dan ketrampilan yang bagus itu tidak cukup, karena itu perlu ditambah dengan pendidikan yang maju pula,” katanya saat berbicara pada Reuni Akbar SMAN 1 Blitar 1958-2008 di Blitar, Sabtu malam. Menurut dia, porsi pem- bentukan karakter perlu dita- mbah, karena hal itulah yang penting, bahkan pemerintah saat ini sedang merumuskan penting- nya pendidikan karakter melalui revitalisasi Pramuka mulai tahun 2011. “Pemerintah akan menin- gkatkan pendidikan kepramu- kaan melalui program-program yang praktis dan konkret untuk pembentukan karakter mulai SD hingga SMA,” katanya. Selain itu, pemerintah juga akan mendukung kurikulum pendidikan untuk melahirkan karakter seperti jujur, santun, disiplin, dan adanya teladan dari pendidik dan alumni dari sekolah setempat. “Setiap pulang kampung (ke Blitar), saya selaku me- nyempatkan diri untuk ziarah ke makam orangtua dan pendiri negara ini yakni Ir Soekarno (Bung Karno). Dengan ziarah itu, saya ingat bahwa karakter itu sangat menentukan arah kehidu- pan bangsa ini,” katanya. Dalam reuni akbar itu, Wapres Boediono yang men- genakan baju batik warna cokelat menerima cendera mata berupa lukisan potret diri dari alumni angkatan 1980-1983. Kedatangan Wapres ber- sama istri serta Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono beserta istri itu mendapat sambu- tan antusias dari 1.000 lebih alumni yang datang ke reuni akbar itu. Wapres yang datang ke SMAN 1 Blitar sejak pukul 19.30 WIB itu disambut para alumni dengan berebut bersala- man, melambaikan tangan, dan bahkan mengabadikan dengan foto kamera. “Rasanya, sulit dilukiskan saat saya pertama kali masuk sekolah ini yang pernah menjadi tempat belajar. Saya http://www.beritadinamika.co.cc Wakil Presiden (Wapres) Boediono meminta para pendidik untuk mengutamakan pendidi- kan karakter, karena karakter merupakan bekal yang penting untuk masa depan bangsa ini. INFO POLISI MABES POLRI 021-721800 YANMAS KPPP 021-492600 POLDA METRO JAYA 021-5234000 KADIT SERSE PMJ 021-5703037 KASAT SABHARA 021-5708035 DANSAT BRIMOBDA 021-8727165 GEGANA 021-8727167 DISPEN MABES POLRI 021-7398025 Edisi Senin, 20 Desember 2010 Seniman Gelar Tato Massal Dukung Keistimewaan Yogya S epuluh seniman tato di Yogyakarta, Minggu menggelar aksi pembuatan tato massal bergambar lam- bang Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman sebagai bentuk dukungan keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pembuatan tato tersebut juga sebagai protes terhadap pemerintah yang dinilai mem- permainkan warga Yogyakarta yang menghendaki penetapan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Adipati Paku Alam IX sebagai gubernur dan wakil gubernur DIY. Gerakan seniman tato yang berlangsung di kompleks Benteng Vredeburg Yogyakar- ta tersebut dilakukan dengan pembuatan tato gratis bagi siapa saja yang ingin membuat tato bergambar lambang kera- ton dan Pakualaman. “Seniman-seniman tato itu mencintai Yogyakarta, dan merasa menjadi bagian dari `organ tubuh` daerah istimewa ini,” kata Pimpinan Java Tato Club Athonk Sapto Raharjo disela sela aksi tersebut. Oleh karena itu, kata dia ketika ada `organ tubuh` Yogyakarta merasa disakiti, maka `organ` lain juga akan merasakan sakitnya. “Karena tersakiti itulah mereka melakukan reaksi sebagai respon atas aksi pe- merintah yang dirasa melukai keistimewaan DIY,” katanya. Menurut dia, seniman- seniman tato yang beraksi pada 19 Desember itu, menuntut penetapan Sultan yang merupakan ciri utama keistimewaan DIY. “Ciri tersebut sudah melekat dan tidak dapat diganggu gugat. Selama ini kami merasa diayomi oleh Sultan sebagai raja maupun gubernur, sehingga kami be- bas berekspresi dan berkese- nian,” katanya. Ia mengatakan selain seniman tato asal Yogyakar- ta, aksi tersebut juga diikuti seniman asal luar Yogyakar- ta, di antaranya dari Salatiga dan Semarang. “Kami betul-betul jeng- kel dengan permainan yang tidak menghargai sejarah,” katanya. n Anas Ajak Foke Makan di Warteg K etua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum bakal mengajak Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, menyantap kenikma- tan makanan Warung Tegal. Undangan ini sebagai respon terhadap rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berencana mengenakan pajak kepada warteg di ibukota. “Habis ini (makan), mungkin Foke (panggilan akrab Fauzi Bowo) akan kami ajak makan warteg di sini. Ru- mah dia kan dekat dari sini,” kata Anas Urbaningrum di Warteg Sunda Kelapa, Jakarta, Minggu 18 Desember 2010. Anas mengakui, Foke saat ini memang tercatat seba- gai kader PD. Kebijakan yang dirancang kadernya ini seka- rang dikaji ulang untuk penda- laman lebih luas. “Dia sudah ambil jalan yang simpatik, mendengarkan aspirasi publik, makanya sementara dikaji kembali, ditunda,” katanya. Kesempatan penundaan tersebut seharusnya bisa digunakan untuk menimbang kembali pengenaan pajak bagi pengusaha kecil di Ibukota tersebut. “Jadi perlu keberpihakan kebijakan untuk ekonomi kecil. Kalau saya bicara warteg, itu termasuk juga pengusaha kecil lain seperti warung makasar, warung Manado, warung Sunda,” katanya. Anas menyatakan ekstensifikasi pajak memang penting dilakukan karena se- lama ini pajak menjadi sumber pendapatan terbesar dalam APBN. Namun perluasan objek pajak ini tetap harus dilakukan secara selektif dan berdimensi keadilan. n senang bertemu angkatan tua dan muda,” kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono yang juga alumni SMAN 1 Blitar pada tahun 1974 itu. Setelah sambutan Wapres, reuni tampaknya diwarnai den- gan ajang “kangen-kangenan” dengan diiringi “penyanyi” dari masing-masing angkatan untuk menyemarakkan acara hingga selesai pukul 22.30 WIB. Kendati bersifat “reuni”, acara itu dijaga ketat aparat ke- polisian setempat dengan meny- iagakan mobil gegana (penjinak bahan peledak) dan mobil “water cannon” di ujung Jalan Ahmad Yani, Blitar. Puncak acara reuni yang berlangsung sejak awal Desem- ber itu diakhiri dengan jalan sehat pada Minggu (19/12) pagi di depan SMAN 1 Blitar, Jalan Ahmad Yani, Blitar dengan diikuti ribuan alumni bersama Wapres dan istri serta Panglima TNI dan istri. n

description

Informasi Aktual Terpercaya

Transcript of ePaper Berita Dinamika

Page 1: ePaper Berita Dinamika

Wapres Minta Pendidik Utamakan Karakter

Sebagai alumni SMAN 1 Bli-tar, dirinya merasakan bekal

yang menentukan hidup adalah bekal karakter yang dipegang sampai sekarang.

Didampingi Ny Herawati Boediono, Panglima TNI Laksa-mana TNI Agus Suhartono, Bu-pati dan Wakil Bupati Blitar yang sama-sama alumni di SMAN 1 Blitar itu, Wapres yang alumni tahun 1961 itu mengaku bangga dengan almamaternya.

“Saya bangga dengan prestasi siswa SMAN 1 Bli-tar sekarang, tapi prestasi dan ketrampilan yang bagus itu tidak cukup, karena itu perlu ditambah dengan pendidikan yang maju pula,” katanya saat berbicara pada Reuni Akbar SMAN 1 Blitar 1958-2008 di Blitar, Sabtu malam.

Menurut dia, porsi pem-bentukan karakter perlu dita-mbah, karena hal itulah yang penting, bahkan pemerintah saat ini sedang merumuskan penting-nya pendidikan karakter melalui revitalisasi Pramuka mulai tahun 2011.

“Pemerintah akan menin-gkatkan pendidikan kepramu-kaan melalui program-program yang praktis dan konkret untuk pembentukan karakter mulai SD hingga SMA,” katanya.

Selain itu, pemerintah juga

akan mendukung kurikulum pendidikan untuk melahirkan karakter seperti jujur, santun, disiplin, dan adanya teladan dari pendidik dan alumni dari sekolah setempat.

“Setiap pulang kampung (ke Blitar), saya selaku me-nyempatkan diri untuk ziarah ke makam orangtua dan pendiri negara ini yakni Ir Soekarno (Bung Karno). Dengan ziarah itu, saya ingat bahwa karakter itu sangat menentukan arah kehidu-pan bangsa ini,” katanya.

Dalam reuni akbar itu, Wapres Boediono yang men-genakan baju batik warna cokelat menerima cendera mata berupa lukisan potret diri dari alumni angkatan 1980-1983.

Kedatangan Wapres ber-sama istri serta Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono beserta istri itu mendapat sambu-tan antusias dari 1.000 lebih alumni yang datang ke reuni akbar itu.

Wapres yang datang ke SMAN 1 Blitar sejak pukul 19.30 WIB itu disambut para alumni dengan berebut bersala-man, melambaikan tangan, dan bahkan mengabadikan dengan foto kamera. “Rasanya, sulit dilukiskan saat saya pertama kali masuk sekolah ini yang pernah menjadi tempat belajar. Saya

http://www.beritadinamika.co.cc

Wakil Presiden (Wapres) Boediono meminta para pendidik untuk mengutamakan pendidi-kan karakter, karena karakter merupakan bekal yang penting untuk masa depan bangsa ini.

INFO POLISIMABES POLRI 021-721800YANMAS KPPP 021-492600POLDA METRO JAYA 021-5234000KADIT SERSE PMJ 021-5703037KASAT SABHARA 021-5708035DANSAT BRIMOBDA 021-8727165GEGANA 021-8727167DISPEN MABES POLRI 021-7398025

Edisi Senin, 20 Desember 2010

Seniman Gelar Tato Massal Dukung Keistimewaan Yogya

Sepuluh seniman tato di Yogyakarta, Minggu

menggelar aksi pembuatan tato massal bergambar lam-bang Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman sebagai bentuk dukungan keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pembuatan tato tersebut juga sebagai protes terhadap pemerintah yang dinilai mem-permainkan warga Yogyakarta yang menghendaki penetapan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Adipati Paku Alam IX sebagai gubernur dan wakil gubernur DIY.

Gerakan seniman tato

yang berlangsung di kompleks Benteng Vredeburg Yogyakar-ta tersebut dilakukan dengan pembuatan tato gratis bagi siapa saja yang ingin membuat tato bergambar lambang kera-ton dan Pakualaman.

“Seniman-seniman tato itu mencintai Yogyakarta, dan merasa menjadi bagian dari `organ tubuh` daerah istimewa ini,” kata Pimpinan Java Tato Club Athonk Sapto Raharjo disela sela aksi tersebut.

Oleh karena itu, kata dia ketika ada `organ tubuh` Yogyakarta merasa disakiti, maka `organ` lain juga akan merasakan sakitnya.

“Karena tersakiti itulah mereka melakukan reaksi sebagai respon atas aksi pe-merintah yang dirasa melukai keistimewaan DIY,” katanya.

Menurut dia, seniman-seniman tato yang beraksi pada 19 Desember itu, menuntut penetapan Sultan yang merupakan ciri utama keistimewaan DIY.

“Ciri tersebut sudah melekat dan tidak dapat diganggu gugat. Selama ini kami merasa diayomi oleh Sultan sebagai raja maupun gubernur, sehingga kami be-bas berekspresi dan berkese-nian,” katanya.

Ia mengatakan selain seniman tato asal Yogyakar-ta, aksi tersebut juga diikuti seniman asal luar Yogyakar-ta, di antaranya dari Salatiga dan Semarang.

“Kami betul-betul jeng-kel dengan permainan yang tidak menghargai sejarah,” katanya. n

Anas Ajak Foke Makan di Warteg

Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas

Urbaningrum bakal mengajak Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, menyantap kenikma-tan makanan Warung Tegal. Undangan ini sebagai respon terhadap rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berencana mengenakan pajak kepada warteg di ibukota.

“Habis ini (makan), mungkin Foke (panggilan akrab Fauzi Bowo) akan kami ajak makan warteg di sini. Ru-mah dia kan dekat dari sini,” kata Anas Urbaningrum di Warteg Sunda Kelapa, Jakarta, Minggu 18 Desember 2010.

Anas mengakui, Foke saat ini memang tercatat seba-gai kader PD. Kebijakan yang dirancang kadernya ini seka-rang dikaji ulang untuk penda-laman lebih luas. “Dia sudah ambil jalan yang simpatik, mendengarkan aspirasi publik, makanya sementara dikaji kembali, ditunda,” katanya.

Kesempatan penundaan tersebut seharusnya bisa digunakan untuk menimbang kembali pengenaan pajak bagi pengusaha kecil di Ibukota tersebut.

“Jadi perlu keberpihakan kebijakan untuk ekonomi kecil. Kalau saya bicara warteg, itu termasuk juga pengusaha kecil lain seperti warung makasar, warung Manado, warung Sunda,” katanya.

Anas menyatakan ekstensifikasi pajak memang penting dilakukan karena se-lama ini pajak menjadi sumber pendapatan terbesar dalam APBN. Namun perluasan objek pajak ini tetap harus dilakukan secara selektif dan berdimensi keadilan. n

senang bertemu angkatan tua dan muda,” kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono yang juga alumni SMAN 1 Blitar pada tahun 1974 itu.

Setelah sambutan Wapres, reuni tampaknya diwarnai den-gan ajang “kangen-kangenan” dengan diiringi “penyanyi” dari masing-masing angkatan untuk menyemarakkan acara hingga selesai pukul 22.30 WIB.

Kendati bersifat “reuni”, acara itu dijaga ketat aparat ke-

polisian setempat dengan meny-iagakan mobil gegana (penjinak bahan peledak) dan mobil “water cannon” di ujung Jalan Ahmad Yani, Blitar.

Puncak acara reuni yang berlangsung sejak awal Desem-ber itu diakhiri dengan jalan sehat pada Minggu (19/12) pagi di depan SMAN 1 Blitar, Jalan Ahmad Yani, Blitar dengan diikuti ribuan alumni bersama Wapres dan istri serta Panglima TNI dan istri. n

Page 2: ePaper Berita Dinamika

2

Beberapa kali saya perhati-kan di Studio 21 maupun

XXI banyak sekali anak sekolah menonton bioskop pada jam-jam sekolah. Saya sebagai orang tua merasa prihatin melihat be-basnya anak-anak sekolah kelu-ar masuk bioskop. Setahu saya, dulu pada 90-an, ada larangan anak yang menggunakan se-ragam sekolah masuk ke tem-pat-tempat hiburan, termasuk bioskop, baik pada jam sekolah maupun di luar jam sekolah. Tapi anehnya, aturan ini seka-rang sepertinya tidak berlaku lagi sehingga di sejumlah mal, baik bioskop maupun tempat permainan, selalu dipenuhi oleh anak-anak berseragam sekolah. Saya mengimbau apakah tidak sebaiknya pemerintah daerah kembali mengeluarkan larangan tersebut? Menilik Keraton Yogya

Berbalut surjan dan jarik, empat bupati dan wali kota

Yogyakarta berjalan jongkok. Dengan cara laku ndodok itu, mereka mendekati singgasana Sultan Hamengkubuwono X. Mengekor di belakang adik-adik Sultan dan kerabat kera-ton, mereka menunggu giliran sungkeman.“Maju,” titah Sri Sultan. Mereka bergerak, men-cium lutut Sultan. Lalu hening. “Mundur,” suara Sultan kembali terdengar. Itu tanda satu sung-keman berakhir, dan bertukar giliran. Satu per satu. Mereka menghaturkan sembah. Men-cium lutut sang raja Jawa.

Digelar setiap Idul Fitri, tradisi sungkeman dimulai dua setengah abad silam, sejak Sul-tan Hamengkubuwono I ber-tahta. Ritual itu disebut Grebeg Syawal Kasultanan Ngayogya-karta Hadiningrat. Yang hadir, keluarga dan abdi dalem kera-ton. Itu simbol hormat dan patuh kepada raja.

Bupati dan walikota? Lima pejabat teras itu memang bukan abdi dalem keraton yang bekerja untuk raja. Tak juga ada gelar bangsawan sebagai tanda kera-bat keraton. Secara struktural, mereka bawahan Sultan sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yog-yakarta. Lantas mengapa bupati dan walikota ikut mencium lutut raja? Seorang kerabat keraton, Heru Wahyukismoyo, mengata-kan, kehadiran bupati dan wali

kota di setiap Grebeg Syawal ber-sifat fakultatif. Bukan titah Sultan. Juga bukan kewajiban. “Mereka yang tak punya hubungan kekeraba-tan dengan keraton biasanya menga-jukan diri ikut sungkeman,” ujarnya.

Meleburnya para abdi republik ke dalam tradisi keraton, juga tam-pak pada upacara pemandian pusaka (jamasan). Soalnya, tiap kabupaten dan kotamadya punya pusaka sendiri pemberian raja. Pusaka itu menjadi identitas daerah. Senjata ini harus di-mandikan, atau dibersihkan setahun sekali. Sesuai adat keraton.

Grebeg Syawal dan Jamasan adalah potret betapa keraton masih menjadi patokan kekuasaan politik dan budaya di Yogyakarta. Tentu, itu tak lepas dari posisi Sultan, yang sekaligus gubernur bagi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Di tengah kesibukannya sebagai gubernur pemimpin empat kabupat-en dan kotamadya, Sultan Hameng-kubuwono X tetap menjalankan perannya memimpin kerajaan. Se-bagai raja bertahta (Ngarso Dalem), ia bertanggung jawab menjalankan roda pemerintahan keraton (Peperin-tahan Karaton).

Layaknya sebuah negara, Pep-erintahan Karaton punya struktur birokrasi dengan tugas dan fungsi sampai ke tingkat bawah. Konsep-nya semacam departemen, dan dinas dalam birokrasi modern. Lembaga pembantu Sultan ini dipegang oleh para pengageng. Tulang punggung pemerintahan keraton ada pada di Pengageng Sri Wandowo. Itu

semacam sekretariat negara. Jaba-tan itu kini dipegang adik kandung Sultan, Gusti Bandoro Pangeran Haryo (GBPH) Joyokusumo. Dia bertugas sebagai perantara, antara Sultan dan pengageng, atau abdi dalem lainnya di kawedanan. Dalam memimpin keraton, Sultan tak lagi terjun langsung ke dalam rapat-rapat, atau pembahasan pro-gram. Sultan hanya memberikan persetujuan, atau instruksi. Semua titahnya dituang dalam surat kepu-tusan (dhawuh dalem), yang ditulis dalam bahasa Jawa halus.

Dalam setahun, Sultan setidaknya membuat lebih dari tiga keputusan. Terakhir, dia menaik-kan gaji dan program pendidikan bagi abdi dalem. “Segala kepu-tusan yang diambil Sultan, akan dilaksanakan hingga tingkat bawah melalui Gusti Joyo,” kata GBPH Yudhaningrat, yang juga adik Sul-tan. Walau tak terlibat langsung di rumah tangga keraton, Sultan tetap muncul pada setiap upacara besar keraton. Misalnya Grebeg Syawal dan Pisowanan Ageng. Sultan tetap menjadi simbol tertinggi keraton.

Di Peperintahan Karaton, Gusti Joyo adalah nomor satu. Dia mengendalikan sejumlah kawedanan, lembaga yang me-nangani aneka urusan keraton. Mulai dari perawatan museum dan benda antik, organisasi adat dan budaya Jawa, tanah, bangunan, tari, gamelan, makanan tradisional, gelar, hingga upacara kesultanan. n inilah.com

SURAT PEMBACA

Anak Sekolah Nonton Bioskop

Annisa Andriani SoetopoJl Alam Segar, Pondok IndahJakarta Selatan

Di saat tim nasional sedang berjuang untuk bisa lo-

los ke final Piala AFF, terbetik kabar adanya gugatan terhadap lambang negara yang gam-barnya ditempel di seragam tim nasional. Terasa lucu dan menggelikan, bukannya men-dukung malah menggugat. Saya sebenarnya tak mempedulikan soal substansi gugatan tersebut. Yang saya persoalkan, mengapa bangsa kita ini selalu meramai-kan persoalan-persoalan kecil? Mengapa bukan mendukung dan memberikan semangat supaya tim nasional kita lebih berprestasi?

Lambang Garuda Digugat

Heri Nurdin AbdullahJl Raya CondetJakarta Timur

Kami sangat ber-harap Adanya kirimkan, keluhan, atau saran Anda melalui email kami di:[email protected]

Edisi Senin, 20 Desember 2010

Page 3: ePaper Berita Dinamika

3 n NASIONAL

Dapat Remunerasi, Anggota Jangan Macam-macamPemerintah telah

menyetujui pembe-rian tunjangan kinerja atau remunerasi bagi pegawai di lingkungan Polri. Bagi Polri, tun-jangan kinerja itu meru-pakan hal positif untuk peningkatan kinerja. Demikian disampaikan oleh Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Iskandar Hasan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 17 Desember 2010. “Dengan remu-nerasi ini, kami akan lebih menunjukkan kinerja,” kata Iskandar. “Remunerasi ini artinya Anda dikasih tamba-han, Anda kerja baik.”

Iskandar mengata-kan, tunjangan kinerjai merupakan imbalan pemerintah untuk kinerja anggota kepoli-sian. Jumlah tunjangan yang diberikan, telah disesuaikan dengan ke-butuhan minimal yang layak untuk seorang anggota Polri. “Den-gan renumerasi sekian sudah layak, tak perlu macam-macam,” kata dia. Dengan pemberian tunjangan itu, Polri berharap anggotanya

tak akan melakukan praktik-praktik yang menyimpang, sep-erti korupsi. “Minimal dengan remunerasi bisa menekan praktek itu. Kalau Anda berbuat (menyimpang), ya kami tindak,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar optimistis pemberian tunjangan itu akan memperbaiki kinerja anggota ke-polisian. “Kami tidak boleh pesimis, semua akan berjalan ke arah yang lebih baik lagi,” kata dia. “Diharapkan bekerja berdasarkan profesionalisme, ber-dasarkan dedikasi, lebih menunjukkan kinerja di lapangan, dan lebih meningkatkan pelayan-an kepada masyarakat.”

Pemberian tunjan-gan itu didasarkan pada Peraturan Presiden No-mor 73 tahun 2010 ten-tang Tunjangan Kinerja Pegawai di lingkungan kepolisian. Tunjangan itu diberikan dalam 18 kelas jabatan sesuai dengan kepangkatan. n

Dapat Penghargaan MURI

Semarak jelang peringatan Natal 25 Desember 2010 mulai terlihat di berbagai

pusat perbelanjaan. Tampilan pohon natal dipastikan selalu ikut menghias peringatan hari raya umat Kristiani. Berbagai corak dan aneka bahan dibuat untuk mempercantik tampilan. Mulai yang klasik hingga memadu-kan berbagai bahan. Tujuannya, untuk me-nyedot pengunjung pertokoan.Keunikan hasil karya tangan terampil menghias pohon natal itu salah satunya bisa dilihat di sebuah per-tokoan termegah di kawasan Surabaya Barat. Pohon natal setinggi 20,5 meter tersebut tidak dibuat dari cemara pada umumnya. Namun, dirangkai dari tumpukan sebanyak 5.500 butir permen. Puncaknya, replika lelehan salju dari kapas dipadu dengan untaian lampu hias berbagai warna. n

Pojok Dinamika

Harga Sembako Naik

Warga Pekanbaru menjerit akibat mer-angkak naiknya harga bahan kebutu-

han pokok menjelang Natal dan Tahun Baru di daerah tersebut. Anita, seorang warga di Pasar Panam, Pekanbaru, Ahad, mengeluhkan kenaikan harga sembako yang terjadi ham-pir semua kebutuhan pokok mulai dari beras hingga cabai merah. "Hampir semua sembako mengalami kenaikan. Biasanya bawa uang Rp25.000 sudah bisa bawa pulang beras dan lauk pauk. Sekarang tidak bisa lagi, karena harga yang melambung tinggi," kata dia. Ahmad, salah seorang pedagang beras men-gatakan kenaikan memang terjadi sejak satu pekan lalu. Beras yang sebelumnya dijual dengan harga Rp6.000/Kg mengalami kenai-kan menjadi Rp7.000/Kg. Beras Belida yang sebelumnya dijual Rp7.000/Kg mengalami kenaikan menjadi Rp8.000/Kg. n

Edisi Senin, 20 Desember 2010

Berikut 18 kelas jabatan tersebut :

Kelas Jabatan 18 Rp21.305.000Kelas Jabatan 17 Rp16.212.000Kelas Jabatan 16 Rp11.790.000Kelas Jabatan 15 Rp8.575.000Kelas Jabatan 14 Rp6.236.000Kelas Jabatan 13 Rp4.797.000Kelas Jabatan 12 Rp3.690.000Kelas Jabatan 11 Rp2.839.000Kelas Jabatan 10 Rp2.271.000Kelas Jabatan 9 Rp1.817.000Kelas Jabatan 8 Rp1.453.000Kelas Jabatan 7 Rp1.211.000Kelas Jabatan 6 Rp1.010.000Kelas Jabatan 5 Rp841.000Kelas Jabatan 4 Rp731.000Kelas Jabatan 3 Rp636.000Kelas Jabatan 2 Rp553.000Kelas Jabatan 1 nihil

RS Berstandar Internasional di Indonesia Baru Dua

Kementerian Kes-ehatan menya-

takan hingga saat ini baru ada dua rumah sakit di Indonesia yang sudah menda-patkan berstandar internasional atau

memiliki akreditasi internasional, yakni Siloam Gleneagles Hospital Karawaci Banten dan Santosa Hospital Bandung.

“Saat ini sudah ada dua rumah sakit di Indonesia yang me-nyandang gelar inter-nasional, yakni Rumah Sakit Santosa Band-ung dan Rumah Sakit Siloam Gleneagles Hospital Karawaci,” Kata Menteri Keseha-tan (Menkes), Endang Rahayu Sedyaningsih, di Bandung, Sabtu.

Ditemui usai menghadiri syukuran keberhasilan Rumah Sakit Santosa Hospi-tal, di Jalan Kebonjati Nomor 38 Bandung, Menkes menyatakan, akreditasi sebuah rumah sakit bukanlah hal mudah.

“Akreditasi rumah sakit ini berat, apalagi untuk menda-patkan akreditasi internasional. Syarat untuk akreditasi tersebut sangat ban-yak, tapi pemerintah terus mendorong agar

rumah sakit melaku-kan akreditasi,” kata Endang.

Dikatakannya, akreditasi nasional untuk rumah sakit di Indonesia sudah mencapai 40.33 persen sedangkan akreditasi inter-nasional baru dua rumah sakit saja.

Jumlah rumah sakit di Indonesia setiap tahunnya terus mengalami pening-katan seiring dengan dilakukan pemekeran wilayah. n

Page 4: ePaper Berita Dinamika

4 n JABODETABEK

Benteng Belanda di Ancol Memprihatinkan

Kondisi benteng bersejarah peninggalan pemerintah

kolonial Hindia-Belanda di Ancol, Jakarta Utara, kini san-gat memprihatinkan. Bahkan, hanya sekitar 50 meter saja bagian benteng yang masih terlihat karena tertimbun daratan.

Benteng setinggi 5 meter ini dulunya lebih dikenal den-gan nama Benteng Park, dan

berada di Jl Pasir Putih II, Ancol Timur atau tepatnya di belakang kantor manajemen Ancol Taman Impian, yaitu gedung Cordova.

Bangunannya yang terbuat dari cor beton tersebut, saat ini hanya tinggal separuh saja yang terlihat. Pada bagian dinding sebelah kanannya terdapat 10 lubang jendela yang saat ini ditutup kawat strimin.

Dilihat dari struktur ban-

gunannya, benteng dapat dipastikan dulunya berfungsi sebagai bangunan pengintai atau penyimpanan peralatan perang maupun amunisi.

"Benteng ini sudah tidak bisa digunakan sejak lama, dan ada sejak dulu sekali. Sekarang untuk melestarikan-nya, PT Pembangunan Jaya Ancol membuatkan sebuah taman di sekitar bangunan benteng, agar tampak lebih asri dan sedikit terawat," kata salah seorang petugas keamanan yang enggan dis-ebutkan namanya.

Kepala UPT Kota Tua Candrian Attahiyyat men-gakui, dulu selain sebagai pusat pertahanan dalam men-gahadapi Perang Dunia II, benteng tersebut juga diguna-kan sebagai tempat penyim-panan logistik guna keperluan tentara saat melakukan pep-erangan. n

APBD DKI 2011 Akhirnya DisahkanSetelah beberapa kali

tertunda, APBD Pemprov DKI Jakarta Tahun Anggaran 2011 akhirnya disetujui. Be-saran anggaran yang disahkan dalam Rapat Paripurna DPRD DKI, Jumat (17/12), akhirnya kembali ke kesepakatan awal, yaitu Rp 27,95 triliun. Angka ini meningkat Rp 1,24 triliun dari APBD Perubahan 2010.

Dalam rapat paripurna itu, delapan fraksi di DPRD DKI menyetujui pengesahan APBD DKI 2011. Pengesa-han dilakukan setelah fraksi-fraksi mendengarkan laporan Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta mengenai hasil pembahasan terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang APBD DKI Jakarta Tahun Anggaran 2011.

Wakil Ketua Banggar DPRD DKI Sayogo Hendro-subroto menyatakan, setelah melewati pembahasan fraksi, komisi, banggar dan disem-purnakan forum rapat gabun-gan pimpinan DPRD bersama pimpinan fraksi, maka DPRD DKI menetapkan APBD DKI 2011 sebesar Rp 27,95 triliun.

Total APBD 2011 terse-but terdiri atas pendapatan

daerah sebesar Rp 25,52 triliun dan belanja daerah sebesar Rp 27,30 triliun. Terjadi defisit anggaran sebesar Rp 1,78 triliun yang dimasukkan dalam pembi-ayaan daerah.

Selain itu, ada juga pengel-uaran pembiayaan daerah (baca: utang) sebesar Rp 645,41 miliar. Hal ini mengakibatkan total pembiayaan daerah menjadi Rp 2,42 triliun. Untuk menutupi pembiayaan daerah sebesar itu, maka digunakan penerimaan pembiayaan dari sisa lebih pem-biayaan anggaran (Silpa) tahun anggaran 2010 sebesar Rp 2,42 triliun.

Target pendapatan daerah sebesar Rp 25,52 triliun akan

dicapai melalui pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 13,87 triliun, dana perimban-gan sebesar Rp 11,05 triliun, dan lain-lain PAD sebesar Rp 594 miliar.

Sedangkan pengelu-aran pembiayaan sebesar Rp 645,41 miliar terdiri atas jenis pembiayaan penyertaan modal investasi pemerintah daerah sebesar Rp 594 miliar, pemba-yaran pokok utang Rp 24,71 miliar, dan pemberian pinja-man daerah Rp 26,7 miliar.

Banggar juga menyam-paikan hal-hal yang menjadi perhatian khusus dalam pe-nentuan besaran total alokasi APBD 2011. n

POJOK JABODETABEK

Bangunan Liar Ditertibkan

Setelah sempat tertunda sekitar dua pekan, Sudin Pekerjaan Umum (PU) Tata Air

Jakarta Timur akhirnya berhasil menertib-kan ratusan bangunan liar yang berdiri di atas saluran air di Jalan Kelapadua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (19/12). Seluruh pemilik bangunan tidak melakukan perlawanan saat bulldozer milik Sudin PU Tata Air Jakarta Timur menghancurkan satu persatu bangunan liar milik warga. Bahkan, sebelumnya beberapa warga juga tampak membongkar sendiri bangunan miliknya. Informasi yang berhasil dihimpun menye-butkan, bangunan yang hari ini ditertibkan, sebagian merupakan eks JT 69 yang berjum-lah 47 kios. Selebihnya merupakan kios atau bangunan rumah tinggal milik warga. Akibat banyaknya bangunan liar ini, lingkungan sekitar kerap dilanda banjir, terutama saat hujan deras terjadi. n

Siap Meriahkan Tahun Baru

Untuk memeriahkan perayaan malam pergantian tahun baru nanti, Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta hingga saat ini setidaknya telah memberikan izin penyelenggaraan perayaan malam tahun baru kepada 50 tempat hiburan di wilayah DKI Jakarta. Diprediksi, hingga H-5 tahun baru, jumlah itu akan terus bertam-bah hingga mencapai ratusan tempat hiburan yang akan memperoleh izin penyelenggaraan beragam kegiatan perayaan malam tahun baru dari Disparbud DKI Jakarta. Kepala Disparbud DKI Jakarta, Arie Budhiman men-gatakan, setiap menjelang perayaan malam pergantian tahun baru, pihaknya memang rutin mendapatkan pengajuan permohonan izin penyelenggaraan perayaan malam tahun baru yang diajukan berbagai tempat hiburan seperti hotel, restoran kafe dan lain seba-gainya. n

Edisi Senin, 20 Desember 2010

Page 5: ePaper Berita Dinamika

5Bangunan di Jl Gajah Mada Ancam KeselamatanProses pekerjaan pemban-

gunan sebuah gedung berlantai delapan yang diduga akan dijadikan hotel di Jl Gajah Mada, Jakarta Barat, dinilai sejumlah warga dan pengendara dikerjakan tanpa mengindahkan lingkungan dan keselamatan orang-orang di sekitarnya. Sebab, akibat pekerjaan itu, tak jarang debu-nya berterbarangan hingga ke jalan sehingga menutup jarak pandang pengendara kend-araan bermotor.

Tidak hanya itu, kerikil dan puing-puing tak jarang juga ikut terpental sehingga dikhawatirkan mengenai orang yang ada di bawahnya. Ironisnya, kondisi ini telah berlangsung selama dua bulan terakhir.

Suwarno (53) yang men-gaku berkantor tidak jauh dari gedung yang sedang dibangun mengatakan, akibat proyek pembangunan gedung itu puing-puing batu kerikil dan debu berterbangan di seputar lokasi tersebut. Saking parah-nya, debu yang cukup tebal tak jarang sampai menutup jarak pandang pengendara yang melintasi jalan tersebut. Terlebih, lokasi pembangunan

gedung berada di daerah padat lalu lintas.

"Tebaran debu yang dihasilkan gedung itu sangat tebal, anehnya kok dibiar-kan saja. Jangan sampai ada korban berjatuhan, aparat baru bertindak,” ujarnya, Sabtu, (18/12).

Kasudin Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) Jakarta Barat, Marbin Hutajulu, saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya

berjanji, segera meneliti proyek pembangunan gedung tersebut. "Kalau memang kondisinya seperti itu, sudah jelas me-nyalahi aturan. Sebab, setiap pembangunan tidak boleh sampai mengganggu lingkun-gan dan masyarakat lainnya. Jika benar terjadi pelanggaran dalam kegiatan pembangunan itu, kami bersama Dinas P2B DKI Jakarta akan memeriksa dan memanggil pemilik atau pemborongnya,” jelasnya.n

POJOK JABODETABEK

7 Motor Harley untuk Polda

Komitmen Pemprov DKI membenahi kemacetan lalu lintas di Jakarta, tidak

hanya dibuktikan dengan menyediakan dan membangun sarana transportasi publik yang nyaman, serta membuat sejumlah regulasi penting. Tapi, juga diwujudkan dengan memberikan bantuan 7 motor Harley David-son seharga Rp 5 miliar kepada Polda Metro Jaya. Nantinya, motor besar itu selain akan digunakan untuk patroli, juga untuk men-gatur kemacetan lalu lintas. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, keberadaan aparat polisi lalu lintas untuk mengatur dan menertibkan lalu lintas sangatlah penting. Dengan kehadiran motor itu, diharapkan dapat membantu Polda Metro Jaya dalam penanganan lalu lintas, terutama untuk mengurai kemacetan di Jakarta. “Keberadaan petugas itu perlu, terutama di persimpangan-persimpangan kritis yang menjadi lokasi kemacetan," kata Fauzi Bowo, usai menyer-ahkan bantuan motor secara simbolis kepada Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Sutarman, di Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (18/12). n

9.000 Polisi Amankan Natal

Sebanyak 9.000 personel kepolisian akan disiagakan untuk menjaga sejumlah titik

rawan dan gereja di wilayah DKI Jakarta saat perayaan Natal nanti. Polda Metro Jaya juga menjamin, pelaksanaan perayaan Natal akan berlangsung aman dan tertib. Meski begitu, Polda Metro Jaya nantinya tidak akan memprioritaskan melakukan penga-manan pada satu gereja tertentu. Saat ini, di DKI Jakarta sendiri terdapat 1.619 gereja. “Pertemuan tadi sebagai jaminan keamanan Natal bagi mereka yang merayakannya,” ujar Irjen Pol Sutarman, Kapolda Metro Jaya, usai bertemu dengan pengurus gereja se-Jakarta dan Forum Komunikasi antar Umat Beragama (FKUB) di Mapolda Metro Jaya. n

Silat Sabeni, Asli Tanahabang yang Hampir Punah

Silat yang merupakan bela diri asli Indonesia,

sudah begitu lekat dengan masyarakat Betawi sejak ratu-san tahun silam. Hal itu

dibuktikan dengan ban-yaknya aliran-aliran silat yang tumbuh dan lahir dari tanah Betawi, seperti Beksi yang lahir di daerah

Kebayoranlama atau silat Cingkrik dari Condet. Tana-

habang pun menjadi tempat lahirnya satu aliran silat yang diberi nama, Sabeni. Namun, dari dua jenis aliran silat ini, silat Sabeni kini berada di ambang kepunahan.

Tokoh aliran silat Sabeni, Zul Bachtiar, mengakui, aliran silat Sabeni ini memang tak setenar ilmu silat lain yang ada di Betawi. Sebab, saat ini hanya satu perguruan atau

padepokan silat Sabeni yang masih tersisa di Tanaha-bang. Itu pun hanya berang-gotakan tak lebih dari 30 orang. “Dulu ada beberapa perguruan, itu pun diasuh oleh cucu-cucu H Sabeni, yakni Ramdhani Mustofa dan Taufik. Tapi sekarang cuma saya, yang lain udah pada bubar,” jelas salah satu cucu H Sabeni ini.

Diceritakannya, aliran silat ini lahir pada awal abad ke 20. Pencipta aliran ini adalah H Sabeni yang merupakan jago silat Betawi dari Tanahabang, dekat den-gan pasar Kambing. “Haji Sabeni mendapatkan ilmu silat dari dua orang berbeda, yakni H Suud dan H Mail,” katanya. n

n JABODETABEK

Edisi Senin, 20 Desember 2010