Enron

7
Tugas Paper Business Ethic ENRON I Gede Putu Anggara Diva 1071001054 Pada akhir tahun ’90 an Enron adalah perusahaan pembangkit tenaga listrik yang mulai naik daun, hal tersebut terjadi setelah Enron mulai bermain dalam komoditas-komoditas bandwidth telekomunikasi dan derivatives (sejenis investasi di mana hasil untung ruginya berdasarkan pergerakan dari nilai aset seperti saham, surat utang, komoditas, atau bahkan dari nilai seperti suku bunga, valas, indeks pasar saham, bahkan indeks cuaca). Enron mulai berpaling dari bisnis tradisionalnya dan mulai berspekulasi dalam financial instruments yang mengandung resiko tinggi. Memang kesannya mereka cukup sukses untuk beberapa tahun, tapi akhirnya kenyataan dari kesuksesan (atau lebih tepatnya kegagalan) mereka mulai terlihat. Namun Enron bukan hanya inovatif dalam berbisnis, ternyata juga ‘inovatif’ dalam cara pembukuannya. Di balik kesuksesan mereka, banyak sekali hutang- hutang tersembunyi yang dipindahkan kepada anak-anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi (tidak diperhitungkan masuk ke dalam neraca perdagangan Enron sendiri). Mereka sengaja memanfaatkan celah dalam hukum Amerika yang memperbolehkan Special Purpose Vehicle (SPV/SPE), suatu organisasi yang dibentuk untuk proyek khusus yang dibentuk terpisah untuk mengisolasi resiko-resiko

Transcript of Enron

Page 1: Enron

Tugas Paper Business Ethic

ENRON I Gede Putu Anggara Diva

1071001054

Pada akhir tahun ’90 an Enron adalah perusahaan pembangkit tenaga listrik yang mulai

naik daun, hal tersebut terjadi setelah Enron mulai bermain dalam komoditas-komoditas

bandwidth telekomunikasi dan derivatives (sejenis investasi di mana hasil untung ruginya

berdasarkan pergerakan dari nilai aset seperti saham, surat utang, komoditas, atau bahkan dari

nilai seperti suku bunga, valas, indeks pasar saham, bahkan indeks cuaca). Enron mulai berpaling

dari bisnis tradisionalnya dan mulai berspekulasi dalam financial instruments yang mengandung

resiko tinggi. Memang kesannya mereka cukup sukses untuk beberapa tahun, tapi akhirnya

kenyataan dari kesuksesan (atau lebih tepatnya kegagalan) mereka mulai terlihat. Namun Enron

bukan hanya inovatif dalam berbisnis, ternyata juga ‘inovatif’ dalam cara pembukuannya. Di

balik kesuksesan mereka, banyak sekali hutang-hutang tersembunyi yang dipindahkan kepada

anak-anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi (tidak diperhitungkan masuk ke dalam neraca

perdagangan Enron sendiri). Mereka sengaja memanfaatkan celah dalam hukum Amerika yang

memperbolehkan Special Purpose Vehicle (SPV/SPE), suatu organisasi yang dibentuk untuk

proyek khusus yang dibentuk terpisah untuk mengisolasi resiko-resiko dari proyek tersebut yang

memenuhi syarat-syarat tertentu tidak dikonsolidasi.

Dengan adanya hukum tersebut ketika perusahaan melakukan transaksi seperti sewa guna

usaha. Perusahaan dapat mendirikan perusahaan kecil yang terpisah, yang bertugas melayani

kebutuhan outsourcing ini. Perusahaan kecil ini yang disebut sebagai SPE. Untuk keperluan

akuntansi, SPE dapat merupakan perusahaan yang terpisah dan independen, sehingga tidak perlu

dikonsolidasi dengan perusahaan induknya. Berkaitan dengan Enron, beberapa SPE yang

dibentuknya tidak independen, karena dimiliki dan dikelola oleh CFO Enron. Selain itu, ada

beberapa transaksi yang tidak mungkin dilakukan antara Enron dengan pihak independen, seperti

menjual dan membeli aktiva saat melaporkan posisi keuangan.

Berikut ini ilustrasi pendanaan diluar neraca yang dilakukan oleh Enron: Enron Corp.

membutuhkan gedung seharga 100 juta. Enron Corp. tidak ingin pinjaman uang untuk keperluan

Page 2: Enron

Tugas Paper Business Ethic

tersebut tercatat di neracanya. Maka Enron Corp. mendirikan SPE dengan modal 3 juta dari

investor pribadi diluar Enron Corp. serta 97 juta pinjaman dari bank. SPE tersebut kemudian

menyewakan (operating lease) gedung tersebut ke Enron Corp.. Maka Enron Corp. dapat

menggunakan gedung tanpa perlu menyajikan hutang 100 juta di neracanya. Supaya SPE tidak

harus dikonsolidasikan dengan Enron Corp., maka syaratnya adalah (sesuai EITF 90-15)

pendanaan pihak luar di equity adalah 3%; Utang yang ditandangani bersama antara induk dan

SPE bukan bukti kuat bahwa SPE adalah tidak independen; dan SPE yang hanya memiliki

transaksi dengan induk, bukan merupakan bukti kuat bahwa SPE tersebut tidak independen.

Dampak dari kejadian tersebut mengakibatkan Pada february 2001, nilai saham Enron

terus melonjak menjadi US$ 90. Tetapi Pada tanggal 2 Desember 2001, Enron, sebuah

perusahaan beromzet US$ 100 miliar, menyatakan dirinya bangkrut, setelah sebelumnya sempat

dinobatkan Sebagai perusahaan Amerika terbesar ke delapan, dan tidak mampu membayar

utang-utangnya serta menanggung kerugiaan sebesar US$ 50 miliar. Dan pada hari itu juga harga

saham Enron, ikut anjlok sampai dengan 26 sen.

Kebangkrutan Enron juga menyeret akuntan publik Arthur Andersen karena

memanipulasi laba Enron Corp. Padahal Arthur Andersen berdiri sejak tahun 1913 dengan

mencetak laba pada tahun 2008 sebesar 8,4 miliar dolar AS. Akhirnya pada pada tahun 2001

Arthur Andersen harus membayar utang 32 miliar dolar AS sehingga perusahaan ini tidak bisa

diselamatkan. Melalui putusan yang dipimpin oleh Hakim Melinda Harmon, Arthur Anderson

mendapatkan hukuman percobaan 5 tahun, denda US$ 500.000 dan dicabut kewenangannya

untuk mengaudit perusahaan publik di AS. Atas dasar US Securities and Exchange Commission

Rules (SEC Rules), akibat dari perbuatannya yang telah menghilangkan dan menghancurkan

dokumen-dokumen penting Enron. Pada tahun 2002, perusahaan ini secara sukarela

menyerahkan izin praktiknya sebagai Kantor Akuntan Publik setelah dinyatakan bersalah dan

terlibat dalam skandal Enron dan menyebabkan 85.000 orang kehilangan pekerjaannya, yang

dilakukan dengan menonaktifkan 7.000 pegawainya, menjual praktiknya di Amerika Serikat,

kehilangan ratusan kliennya dan merumahkan ribuan pegawai di seluruh dunia.

Kesalahan Enron bukanlah terbatas pada penyelewengan pembukuannya. Suka atau

tidak, perusahaan sebesar Enron tidak akan jatuh apabila keadaan sekelilingnya berlaku wajar

dalam norma-norma etika dan hukum. Enron tidak akan berani mendirikan kongsi dagang-kongsi

Page 3: Enron

Tugas Paper Business Ethic

dagang yang sangat kompleks apabila hukum sekuritas Amerika (Security Law) tidak

membiarkan pembukuan terpisah antara induk perusahaan dan kongsi dagang tersebut. Kalaupun

itu terjadi, kongsi dagang tidak akan bisa bertahan lama bila auditor luar Andersen bekerja sesuai

dengan peraturan etika yang diterapkan oleh badan tertinggi ikatan akuntan publik (American

Institute of Certified Public Accountants). Keberanian akuntan-akuntan Andersen untuk

"meridhoi" sistem pembukuan terpisah dari Enron tidak berarti banyak bila Congress menyetujui

pemisahan divisi "akunting/auditing" dan "konsultasi" yang diterapkan oleh Lima Besar.

Proposal pemisahan ini sudah diajukan oleh bekas ketua komisi sekuritas dan perdagangan

Amerika (Securities and Exchange Commission) Arthur Levitt pada tahun 1999.

Proposal itu ditolak mentah-mentah oleh anggota Congress yang menerima bantuan

finansial selama kampanye mereka dari Wall Street dan Lima Besar. Bantuan finansial itu

ternyata masih dalam limit yang legal. Dengan demikian, Congress bisa bekerja lebih adil bila

ada peraturan lebih ketat dalam penerimaan bantuan kampanye dari perusahaan dan industri. Hal

ini juga berlaku untuk Gedung Putih. Walaupun sampai saat ini belum ada bukti keterlibatan

Gedung Putih dengan kehancuran Enron, jumlah uang kontribusi yang sangat besar dari Enron

untuk sebuah partai atau seorang calon politikus, cukup menarik kecurigaan dari publik.Enron

adalah contoh dari bisnis yang dibangun berdasarkan ilusi (House of cards). Hampir seluruhnya

terbuat dari kebohongan satu ditutupi dengan kebohongan yang lain. Sayangnya, banyak pihak

yang rela ikut berpartisipasi dalam drama besar ini karena mereka tahu bila kebohongan itu

sudah terlalu besar dan melibatkan hampir setiap orang, maka tidak ada pihak lain yang terlihat

"tidak berdusta."

Dengan singkat, kisah Enron bisa diartikan sebagai perkawinan antara ketamakan dari

eksekutif perusahaan dan kehausan kekuasaan dari para politikus.Satu hal yang harus disadari

oleh setiap orang di seluruh dunia ialah kebijakan untuk mengambil makna dari fiasko besar ini.

Walaupun skandal Enron menyeret hampir seluruh jajaran institusi terkemuka Amerika, kita

tetap harus memiliki keyakinan (faith) bahwa masih lebih banyak orang Amerika dan instituti-

institusinya yang berpijak pada hukum dan norma yang ada. Akuntan adalah salah satu profesi

tertua dan paling konservatif di dunia, para akuntan memegang teguh kode etika yang diterapkan

dan mereka bangga akan kebersihan dari nama baik akuntan yang sudah ratusan tahun umurnya.

Pemerintah dan Congress Amerika, lengkap dengan dinamika dan ketidak sempurnaannya, tetap

Page 4: Enron

Tugas Paper Business Ethic

harus dihargai sebagai salah satu badan legislatif dan eksekutif yang paling terbuka dan paling

efisien.

Akibat dari dari kasus Enron dan Arthur Andersen, pemerintah AS menerbitkan

Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para investor dengan cara meningkatkan akurasi

dan reabilitas pengungkapan yang dilakukan perusahaan publik. Sarbanes Oxley adalah nama

lain dari undang-undang reformasi perlindungan investor (The Company Accounting Reform

and Investor Protection Act of 2002) yang ditandatangani George Bush bulan Juli tahun 2002

lalu. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) yang

bertugas: Mendaftarkan KAP yang mengaudit perusahaan public; Menetapkan atau mengadopsi

standar audit, pengendalian mutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan dengan

audit perusahaan public; Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings,

dan mengenakan sanksi jika perlu; Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk

meningkatkan standar professional di KAP; Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-

peraturan PCAOB, standar professional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit

perusahaan publik.

Kasus Enron juga menciptakan tindak pidana baru yaitu Security Fraud, dimana para

pelaku diancam dengan hukuman maksimal 25 tahun. Undang-undang tersebut berisi ketentuan

yang melindungi karyawan dari suatu perusahaan publik yang melakukan tindakan-tindakan

hukum (Lawful Acts) untuk membantu Federal Regulators law enforcemement agencies anggota

atau komite dalam kongres. Undang-undang ini memperketat Standar Profesi Akuntansi lebih

tinggi dan akan diterapkan tanpa kecuali, selain itu penalti bagi penipuan akuntansi (accounting

Fraud) di naikkan empat kali lipat.