Energy Recovery System

8
PENGKAJIAN RECOVERY ENERGY HASIL PROSES INSENERA TOR UNTUK PEMANASAN UDARA PEMBAKARAN Osmen Gultom Pusat pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGKAJIAN RECOVERY ENERGY HASIL PROSES INSENERATOR UNTUK PEMANASAN UDARA PEMBAKARAN. Telah dilakukan pengkajian memanfaatkan panas yang terkandung dalam gas hasil pembakaran insenerator untuk digunakan pemanasan awal terhadap udara pembakaran yang diperlukan. Gas hasil panas hasil pembakaran yang keluar tungku dilewatkan melalui alat penukar panas sehingga akan terjadi perpindahan panas dari gas hasil pembakaran ke udara pembakaran. Dari studi yang dilakukan diketahui bahwa pada pembakaran 20 kg/jam limbah cair pada suhu 1000°C akan dihasilkan udara kering sebanyak 773,8 kg/jam dan udara basah 47,2 kg/jam dengan kandullgan panas 1.136.490 kJ/jam. Recovery energy yang diperoleh tergantung pad a beda temperatur antara temperatur gas panas yang masuk alat penukar panas dan temperatur gas panas yang keluar alat penukar panas. Semakin tinggi beda temperatur maka panas yang diperoleh semakin besar. ABSTRACT A STUDY OF ENERGY RECOVERY OF FLUE GAS INCINERA TOR FOR USING PRE HEA TING COMBUSTION AIR. It has been done a study of using heat containing in the incinerator flue gas for pre heat combustion air. Hot flue gas flow through a heat exchanger so it will occur heat transfer from flue gas to air combustion. The result of study show that combustion of 20 kglh of liquid waste with combustion temperature 1000°C will produce 773,8 kglh of dry air and 47,2 kglh moisture with total heat content 1.136.490 kJIh. Available heat depends of temperature difference between temperature flue gas entering heat exchanger and temperature flue gas leaving heat exchanger. The higher difference temperature will result more available heat. PENDAHULUAN Proses pembakaran digunakan secra luas untuk mengontrol emisi campuran volatil organik dalam proses industri. Dimana pada suhu tinggi dan waktu yang cukup uap hidrokarbon dioksidasi menjadi karbon dioksida dan uap air. Proses ini diterapkan untuk mengolah limbah radioaktif terbakar baik limbah cair maupun padat. Salah satu keunggulan pembakaran adalah efisiensi pemisahan polutan yang tinggi serta reduksi volume yang sangat besar. Disisi lain sejumlah problem bisa terjadi pada pembakaran limbah. Pembakaran yang tidak sempurna dari bahan-bahan organik menghasilkarl pembentukan aldehida dan uap asam. Oksidasi hidrokarbon yang mengandung sulfur ataupun halogen akan menghasilkan polutan seperti sulfur dioksida, asam hidroklorida ataupun phosgen. Jika polutan ini timbul maka diperlukan scrubber untuk pemisahan polutan. Pembakaran merupakan suatu proses kimia yang terjadi karena kombinasi yang sangat cepat antara oksigen dan elemen atau campuran kimia yang mengasilkan pelepasan panas. Dalam pembakaran bahan bakar atau limbah dimana komponen utama terdiri dari karbon dan hidrogen pelepasan panas yang terjadi ditunjukkan oleh reaksi berikut: Hasil Penelitian Tahun 2000

description

jurnal ttg sampah

Transcript of Energy Recovery System

  • PENGKAJIAN RECOVERY ENERGY HASIL PROSES INSENERA TORUNTUK PEMANASAN UDARA PEMBAKARAN

    Osmen GultomPusat pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

    ABSTRAKPENGKAJIAN RECOVERY ENERGY HASIL PROSES INSENERATOR UNTUK

    PEMANASAN UDARA PEMBAKARAN. Telah dilakukan pengkajian memanfaatkan panasyang terkandung dalam gas hasil pembakaran insenerator untuk digunakan pemanasan awalterhadap udara pembakaran yang diperlukan. Gas hasil panas hasil pembakaran yang keluartungku dilewatkan melalui alat penukar panas sehingga akan terjadi perpindahan panas darigas hasil pembakaran ke udara pembakaran. Dari studi yang dilakukan diketahui bahwa padapembakaran 20 kg/jam limbah cair pada suhu 1000C akan dihasilkan udara kering sebanyak773,8 kg/jam dan udara basah 47,2 kg/jam dengan kandullgan panas 1.136.490 kJ/jam.Recovery energy yang diperoleh tergantung pad a beda temperatur antara temperatur gaspanas yang masuk alat penukar panas dan temperatur gas panas yang keluar alat penukarpanas. Semakin tinggi beda temperatur maka panas yang diperoleh semakin besar.

    ABSTRACTA STUDY OF ENERGY RECOVERY OF FLUE GAS INCINERA TOR FOR USING PRE

    HEA TING COMBUSTION AIR. It has been done a study of using heat containing in theincinerator flue gas for pre heat combustion air. Hot flue gas flow through a heat exchanger soit will occur heat transfer from flue gas to air combustion. The result of study show thatcombustion of 20 kglh of liquid waste with combustion temperature 1000C will produce 773,8kglh of dry air and 47,2 kglh moisture with total heat content 1.136.490 kJIh. Available heatdepends of temperature difference between temperature flue gas entering heat exchanger andtemperature flue gas leaving heat exchanger. The higher difference temperature will result moreavailable heat.

    PENDAHULUANProses pembakaran digunakan secra luas untuk mengontrol emisi

    campuran volatil organik dalam proses industri. Dimana pada suhu tinggi danwaktu yang cukup uap hidrokarbon dioksidasi menjadi karbon dioksida dan uapair. Proses ini diterapkan untuk mengolah limbah radioaktif terbakar baik limbahcair maupun padat.

    Salah satu keunggulan pembakaran adalah efisiensi pemisahan polutanyang tinggi serta reduksi volume yang sangat besar. Disisi lain sejumlahproblem bisa terjadi pada pembakaran limbah. Pembakaran yang tidaksempurna dari bahan-bahan organik menghasilkarl pembentukan aldehida danuap asam. Oksidasi hidrokarbon yang mengandung sulfur ataupun halogenakan menghasilkan polutan seperti sulfur dioksida, asam hidroklorida ataupunphosgen. Jika polutan ini timbul maka diperlukan scrubber untuk pemisahanpolutan.

    Pembakaran merupakan suatu proses kimia yang terjadi karenakombinasi yang sangat cepat antara oksigen dan elemen atau campuran kimiayang mengasilkan pelepasan panas. Dalam pembakaran bahan bakar ataulimbah dimana komponen utama terdiri dari karbon dan hidrogen pelepasanpanas yang terjadi ditunjukkan oleh reaksi berikut:

    Hasil Penelitian Tahun 2000

  • C + 02 ~ CO2 + energy

    2H2 + O2 ~ 2H2O + energy

    Dari reaksi diatas terlihat bahwa produk utama dari pembakaran bahan bakarorganik adalah CO2, H2O dan energy (panas).

    Salah satu titik kritis daiam pengolahan limbah radioaktif menggunakanproses pembakaran adalah sulitnya mengontrol gas hasil pembakaran (gasbuang). Hal ini terjadi karena energy yang timbul dari proses pembakaran akanterikut dalam aliran gas buang akibatnya diperlukan pengolahan awal untukmengambil panas (menurunkan temperatur) agar pengolahan gas buang dapatdilakukan. Untuk menurunkan temperatur dapat dilakukan dengan carapengenceran menggunakan udara luar pada ambien temperatur. Akibatnyavolume gas yang diolah bertambah. Cara lain untuk menurunkan temperaturadalah dengan mengambil kembali (recovery) panas yang ada denganmenggunakan alat penukar panas.

    Dengan semakin meningkatnya harga bahan bakar dan biayaoperasional maka recovery energy merupakan salah satu alternatif yang perludipertimbangkan pada pengoperasian instalasi insenerator. Pada makalah iniakan dibahas pemanfaatan energy yang timbul dari proses pembakaran limbahuntuk digunakan bagi keperluan proses seperti pemanasan awal terhadapudara pembakaran, limbah cair yang akan dibakar atau pemanasan ulang gasbuang yang telah dicuci dalam kolom pencucian sebelum dilepas kelingkungan.

    METODOLOGI PENEL/TIANStudi yang dilakukan mengambil data-data teknis insenerator yang ada

    di P2PLR dan dokumen technicatome serta literatur yang berhubungan.Perhitungan diawali dengan menghitung neraca bahan dan neraca panas pad atungku pembakaran. Kemudian ditentukan jumlah panas yang timbul dan panasyang keluar tungku. Panas yang timbul ini digunakan untuk pemanasan awalterhadap udara pembakaran dengan menggunakan alat penukar panas dandihitung jumlah panas yang bjsa direcovery.

    RECOVERYENERGYPROSESINSENERATORBerhubung dengan semakin meningkatnya biaya operasional dan

    keterbatasan bahan bakar yang ada maka recovery energy menjadi bagianpenting dalam pengoperasian instalasi insenerator. Alasan lain yang menjadipertimbangan recovery energy adalah:.Ekonomi; untuk memperoleh pendapatan atau menghemat energy.Konservasi; untuk mengurangi jumlah bahan bakar yang diperlukan serta

    mengurangi ketergantungan pada pihak lain.Pendinginan gas hasil pembakaran; untuk menurunkan temperatur gas

    buang yang keluar dari tungku insenerator sebelum masuk ke sistempengolahan gas buang

    89HasH Penelitian Tahun 2000

  • .Penerimaan masyarakat; untuk memperoleh penerimaan publik terhadapproyek insenerator. Masyarakat bisa lebih tetarik membuang limbah sambilmenghemat energy khususnya limbah yang bisa diinsenerasi.

    Sejumlah perbandingan antara insenerator yang merecovery energy danyang membuang energy dapat dilihat pad a Tabel1.

    Tabel1. Perbandingan insenerator yang merecovery panas dan yang.me.mb~ang panas_-Insenerator dengan recovery Insenerator tanpa recovery panas

    panasTemperatur gas buang lebih tinggi

    Induced drat tan yang kecil

    Pengambilan panas gas buang dilakukan dalam alat penukar panas.Panas yang terdapat dalam gas buang harus ditransfer sebanyak mungkinterhadap fluida yang dipanaskan. Ada dua faktor pembatas temperatur yangharus dipertimbangkan dalam merencanakan transfer panas yang maksimum.Pertama tingkay recovery dibatasi oleh titik embun komponen gas dalam alirangas buang. Jika gas buang didinginkan dibawah titik embun maka korosi a8ambisa terjadi. Faktor kedua, recovery panas dibatasi oleh auto ignition temperaturdari fluida yang dipanasi. Jika limbah (cair/gas) dipanaskan hingga auto ignitiontemperatur dapat menyebabkan terjadinya ledakan.

    Salah satu metode untuk mengetahui unjuk kerja recovery panas adalahdengan mengetahui efektivitas perpindahan panas (E) yang ditulis derlganrumus:

    (3)-T gas buang keluar HE)mCp(T gasbuang masuk HE

    DASAR PERHITUNGANPerhitungan recovery energy diawali dengan menghitung neraca bahan danpanas pada tungku insenerator. Perhitungan neraca massa dan panasdidasarkan pada hukum termodinamika pertama yaitu dalam kondisi steadystate;

    input yang masuk ke sistem = out put yang keluar sistem

    HasH Penelitian Tahun 2000 90

  • umpan, Mf~

    udara pendingin, Ma

    gas buang, Mg~Tungku

    insenerator Abu, Mr~

    Neraca massa :

    .

    Mf + Ma -Mg -Mr = 0 (4)Neraca panas:

    .

    Qf + Maha + Mfhf -Mghg -Mrhr = 0 (5)Dimana M = massa

    h = entalpiQ :: panas pembakaran umpan

    .

    Temperatur pendekatan (Approach temperature)Untuk menentukan temperatur gas buang yang keluar alat penukar panasdilakukan dengan menggunakan temperatur pendekatan.

    Gas buang keluar penukarAlat panas to

    Gas buang keluar tungku @ t t Fluida panas

    4 ~ Alat penukarpanas

    t Fluida ding in

    Temperatur pendekatan adalah perbedaan temperatur gas buang keluarpenukar panas dan temperatur fluida yang keluar dari penukar panas ditulisdengan:

    tx = to -4

    Semakin kecil temperatur pendekatan maka alat penukar panas semakinefisien. Dalam prakteknya temperatur pendekatan diambil 38C untukpenukar panas yang efisien dan 65 c untuk penukar panas standar.

    .

    Panas yang diperoleh (Available heat)Panas yang diperoleh sarna dengan panas yang terkandung dalam gashuang yang masuk alat penukar panas dikurangi panas yang terkandungdalam gas huang yang keluar alat penukar panas yang ditulis dengan:

    Q = W(h@ti- h@to)

    HasH Penelitian Tahun 2000 91

  • Gas buang akan selalu mempunyai komponen basah dan komponen kering.Jika dianggap komponen kering mempunyai sifat yang sarna dengan udarakering (Wdg, ha) dan Wm komponen udara basah maka persamaan (7)ditulis:

    Q = Wdg (hai -hac) + Wm (~mi -hmo) (8)Dimana Q

    WdgWmhahm

    = panas yang diperoleh= laju gas buang komponen kering= laju udara basah= entalpi udara kering= entalpi udara basah

    HASIL DAN PEMBAHASANOari dokumen technicatome diketahui kom,posisi limbah cair yang

    diinsenerasi adalah sebagai berikut : C = 87 %, H = 12 % dan S = 1 % dengankapasitas pembakaran 20 kg/jam. Oengan menggunakan data ini dihitungneraca massa dan neraca panas dalam tungku insenerator. Untuk menghitungneraca massa dibuat beberapa asumsi yaitu :.Kandungan air dalam limbah = 0.Kandungan abu = 0.Panas pembakaran limbah = 8.440,8 kJ/kg \

    Hasil perhitungan terdapat pada Tabel 2.

    Tabel 2. Hasil Perhitun~an Neraca MassaNo. Deskripsi Jumlah Satuan~

    1. an limbah cair2. 20 I kg/jamHasil pembakaran.CO2.H2O.802.~

    63,521,60,40

    217,6

    kg/jamkg/jamkg/jamkg/jam

    6. I Kebutuhan udara total 424,81 kg/jam..!kg/jam I7 Kelembaban udara (0,01 kg/kg udara

    kering)Total udara basah

    4,53

    26, amI otar udara kerin 451, am

    Hasil Penelitian Tahun 2000 92

  • Untuk menghitung neraca panas dibuat beberapa asumsi yaitu.Tidak ada aliran udara pendingin ke dalam tungku.Temperatur pembakaran 1000 c.Bahan bakar dibakar dengan 30 % udara berlebih.Panas yang hilang karena radiasi 3 % dari panas masuk

    Hasil perhitungan neraca panas diperoleh pada Tabel 3,

    Hasil Penelitian Tahun 200093

  • Kemudian dari data yang ada pad a Tabel 2 dan Tabel 3 dihitung panas yangdiperoleh dengan menggunakan persamaan (8) dengan mengambil temperaturpendekatan 65C. Gas buang yang keluar insenerator dan masuk ke alatpenukar panas adalah sebagai berikut :Laju alir udara kering, Wdg = 773,8 kgLaju alir udara basah, Wm = 47,2 kg/jamTemperatur, ti = 1.000CEntalpi udara kering, hai = 1.168,3 kJ/kgEntalpi udara basah, hmi = 4.808,8 kJ/kg

    Asumsi temperatur udara pembakaran keluar dari alat penukar panas = 260CTemperatur pendekatan = 66CMaka temperatur gas buang keluar alat penukar panas adalah :

    to = 66 + 260 = 326C

    Pada to = 326C diperoleh hac = 334,5 kJ/kg dan hmo = 3.096,6 kJ/kgMaka Q = 773,8 (1.168,3 -334,5) + 47,2(4.808,8 -3.096,6) = 726.008 kJ/jam

    Dengan memvariasikan temperatur udara pembakaran yang keluar dari alatpenukar panas maka diperoleh data seperti yang terdapat pad a Tabel 4.

    Tabel4. Panas Yanq DiDeroleh Dari Gas Buana Insenerator0> cn crncn rn.:. rncn

    crnrorn O>:J~ ro 0. rn 0 a. -C ..Q ~ ~Ccn :J.:. -1-c o. :JE :Jrn(15O>c Ern~ O)O>c

    ~c~O) O).3rn 0.~0)~>-o. >-0.

    la

    Q)

    1.136.490-

    1.136.490148

    1.000603

    Dari Tabel diatas terlihat bahwa panas yang diperoleh tergantung padatemperatur gas buang yang keluar alat penukar panas. Semakin tinggitemperatur gas buang yang keluar alat penukar panas maka panas yangdiperoleh semakin rendah dan efisiensi semakin kecil.

    Hubungan antara perbedaan temperatur dengan panas yang diperolehditunjukkan pada Gambar 1.

    HasiJ PeneJitian Tahun 2000 94

  • E 900000~ 800000-,C 700000~ 600000"'503 500000c..

    ~ 400000g> 300000co>- 200000(/)~ 100000co

    0.. 0-200 300 406 500 600 700

    Beda temperatur (oC)800 900

    KESIMPULANOari pengkajian yang dilakukan terhadap insenerator P2PLR diketahui

    bahwa pad a pembakaran 20 kg/jam limbah cair dengan temperaturpembakaran 1.000 c dilepaskan panas melalui gas buang sebesar 1.136.490kJ/jam. Oengan menggunakan alat penukar panas maka panas tersebut dapatdirecovery untuk kebutuhan proses. Besarnya panas yang diperoleh tergantungpada temperatur gas buang masuk alat penukar panas dan temperatur gasbuang keluar alat penukar panas. Semakin tinggi bed a temperatur makaefisiensi alat semakin besar.

    SARANPengkajian yang dilakukan terhadap insenerator P2PLR masih perlu dilanjutkanuntuk mengetahui beban pengolah gas buang setelah panas direcovery danparameter lain sehingga diperoleh efisiensi instalasi yang lebih tinggi.

    DAFTAR PUSTAKA ,1. Brunner, C.R, Hazardous Waste Incineration, second edition McGraw-Hili

    Inc.2. EPA, Handbook Control Technologies for Hazardous Air Pollutants,

    EPA/625/6-91/014 June 19913. John C, Handbook of Air Pollution Control Engineering and Technology,

    Lewis Publisher4. Dimension Calculation Note, WSPG 820NPL8003, Technicatome5. Hicks TG, Handbook of Mechanical Engineering Calculation McGraw-Hillin

    Hasil Penelitian Tahun 2000 95