Energy Blueprint

download Energy Blueprint

of 72

Transcript of Energy Blueprint

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    1/72

    1

    REPUBLIK INDONESIA

    BLUEPRINTBLUEPRINT

    PENGELOLAAN ENERGI NASIONALPENGELOLAAN ENERGI NASIONAL20052005 -- 20252025

    JAKARTA, 2005

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    2/72

    2

    POLA PIKIR

    PENGELOLAAN ENERGI NASIONALSecara Terpadu untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan

    KONDISI

    SAAT INI

    KONDISI

    YANGDIHARAPKAN

    KEBIJAKAN

    DANSTRATEGI

    UPAYA PROGRAM

    LINGKUNGANSTRATEGIS

    KENDALA

    KENDALAPELUANG

    PELUANG

    PARADIGMA NASIONALUUD 1945 Pasal 33

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    3/72

    3

    KONDISI SAAT INI

    Kondisi keenergian di Indonesia pada saat ini adalah :

    Kebijakan umum bidang energi (KUBE) : 1981, 1987, 1991, 1998 dan KEN 2003 (Lamp A1-A2, hlm 24-25)

    Potensi sumber daya energi cukup besar (Lamp B1-B2, hlm 26-27)

    Akses masyarakat terhadap energi masih terbatas (Lamp C, hlm 28)

    Pangsa konsumsi BBM : 63% dari energi final (Lamp D, hlm 29)

    Ekspor energi besar, impor BBM besar (Lamp E1-E2, hlm 30-31)

    Ekspor minyak bumi 514 ribu barel per hari, pemakaian dalam negeri 611 ribu barel per hari danimpor 487 ribu barel per hari

    Ekspor gas bumi 4,88 BCF per hari, pemakaian dalam negeri 3,47 BCF per hari

    Ekspor batubara 92,5 juta ton per tahun, pemakaian dalam negeri 32,91 juta ton per tahun

    Harga ekspor gas dan batubara lebih tinggi dari harga pemasaran dalam negeri

    Kemampuan / daya beli konsumen dalam negeri terhadap batubara dan gas rendah dan belumadanya insentif ekonomi baik fiskal maupun non fiskal bagi energi fosil untuk pemakaian dalamnegeri

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    4/72

    4

    KONDISI SAAT INI

    Kondisi keenergian di Indonesia pada saat ini adalah : (lanjutan)

    Struktur APBN masih tergantung penerimaan migas dan subsidi BBM (Lamp F, hlm 32)

    Industri energi belum optimal Infrastruktur Energi Terbatas (Lamp G1 s/d G4, hal 33-36)

    Harga energi (BBM, Gas untuk pabrik pupuk dan energi baru terbarukan) belummencapai keekonomian (Lamp H, hlm 40)

    Pemanfaatan Energi Belum Efisien (Lamp I, hlm 41)

    Kondisi tersebut mengakibatkan :

    Energi (Primer) Mix Timpang (Lamp K, hlm 43):

    Pemanfaatan gas dalam negeri belum optimal Pemanfaatan batubara dalam negeri belum optimal

    Karena adanya subsidi BBM pengembangan energi alternatif terhambat

    Mempercepat Indonesia menjadi net importerminyak (Lamp L1-L2, hlm 44-45)

    Subsidi BBM membengkak (Lamp M, hlm 46)

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    5/72

    5

    KONDISI YANG DIHARAPKAN

    Kebijakan Energi Nasional sesuai dengan platform

    politik Kabinet Indonesia Bersatu Meningkatnya akses masyarakat kepada energi

    Meningkatnya keamanan pasokan energi

    Meningkatnya kondisi ekonomi sehinggakemampuan / daya beli masyarakat meningkat

    Harga energi sesuai dengan keekonomiannya

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    6/72

    6

    SASARAN1. Diterbitkannya Undang Undang Energi

    2. Terwujudnya konsumsi energi per kapita minimal sebesar 10 SBM (RIKEN) dan rasio elektrifikasi95% (RUKN) pada tahun 2025

    3. Terwujudnya keamanan pasokan energi dalam negeri, melalui :

    Tercapainya elastisitas energi lebih kecil dari 1 pada tahun 2025 (Lamp I- J, hlm 41-42)

    Terwujudnya energi (primer) mix yang optimal (Lamp N1-N2, hlm 47-48) :

    Peranan minyak bumi menurun menjadi 26.2% pada 2025

    Peranan gas bumi meningkat menjadi 30.6% pada tahun 2025

    Peranan batubara meningkat menjadi 32.7% pada tahun 2025

    Pemanfaatan brown coal

    Coal Liquefaction(Lamp O, hlm 49)

    Briket Batubara

    Peranan panas bumi meningkat menjadi 3.8% pada tahun 2025

    Peranan energi baru dan terbarukan lainnya meningkat menjadi 4.4% pada tahun 2025

    Terpenuhinya pasokan energi fosil dalam negeri dengan mengurangi ekspor secara bertahap

    (perlu disusun Rencana Induk Pemanfaatan Energi untuk Industri, Transportasi, Listrik, RumahTangga dan Bangunan Komersial)

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    7/72

    7

    SASARAN

    3. Terwujudnya kondisi ekonomi sehingga kemampuan / daya beli masyarakat meningkat

    4. Tersedianya infrastruktur energi :

    BBM : jaringan pipanisasi BBM di Jawa; kilang; depot; terminal transit

    Gas : jaringan pipanisasi KalimantanJawa, Jawa BaratJawa Timur, SumateraJawa;Integrated Indonesian Gas Pipeline; embrio dari Trans ASEAN Gas Pipeline (TAGP) (LampG5, hlm 37) ; terminal regasifikasi LNG

    Batubara : sarana dan prasarana transportasi dari mulut tambang ke pelabuhan; pelabuhan dititik suplai dan di lokasi konsumen; sarana dan prasarana distribusi (Lamp G6, hlm 38)

    Listrik : ASEAN POWER GRID(Lamp G7, hlm 39) ; transmisi Jawa, Kalimantan, Sulawesi

    5. Tercapainya struktur harga energi sesuai keekonomiannya

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    8/72

    8

    PELUANG

    Keanekaragaman sumber daya energi: migas, batubara, panas bumi dan energi

    baru serta terbarukan lainnya

    Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik akan meningkatkan kebutuhan energi

    dalam negeri dan kemampuan / daya beli masyarakat serta akan menjadi daya tarik

    investasi swasta yang diperlukan dalam pembangunan sektor energi

    Potensi peningkatan efisiensi energi cukup besar

    Potensi pasar energi nasional, regional dan internasional masih terbuka

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    9/72

    9

    KENDALA

    Struktur harga energi belum mendukung diversifikasi dan konservasi energi

    Adanya disparitas perkembangan ekonomi antar wilayah

    Ketidaksesuaian antara persebaran sumber energi dan konsumen sehingga membutuhkan

    infrastruktur energi

    Perbedaan harga energi fosil di pasar internasional dengan di dalam negeri yang disebabkan

    kemampuan / daya beli masyarakat yang masih rendah Industri energi khususnya minyak dan gas bumi serta ketenagalistrikan pada umumnya belum

    kompetitif

    Ketidakstabilan pasar dan harga energi fosil

    Iklim investasi belum kondusif

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    10/72

    10

    KEBIJAKAN

    1. Visi Pengelolaan Energi Nasional adalah terjaminnya penyediaan energi untuk

    kepentingan nasional

    2. Misi Pengelolaan Energi Nasional adalah :

    Menjamin ketersediaan energi domestik

    Meningkatkan nilai tambah sumber energi

    Mengelola energi secara etis dan berkelanjutan termasuk memperhatikan

    pelestarian fungsi lingkungan

    Menyediakan energi yang terjangkau untuk kaum dhuafadan untuk daerahyang belum berkembang

    Mengembangkan kemampuan dalam negeri yang meliputi kemampuan

    pendanaan, teknologi dan sumber daya manusia dalam rangka menuju

    kemandirian

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    11/72

    11

    KEBIJAKAN (lanjutan)

    3. Kebijakan utama

    Sisi Penyediaan :

    - Meningkatkan kemampuan pasokan energi

    - Mengoptimalkan produksi energi

    - Konservasi sumber daya energi Sisi Pemanfaatan :

    - Efisiensi pemanfaatan energi

    - Diversifikasi penggunaan sumber energi

    Mendorong harga energi ke arah harga keekonomian untuk pengembangan energi dengan tetapmemberikan subsidi bagi masyarakat dhuafa(tidak mampu)

    Pelestarian lingkungan:

    - Tingkat makro : pembangunan berkelanjutan

    - Tingkat mikro : internalisasi eksternalitas

    4. Kebijakan pendukung :

    Pengembangan infrastruktur energi untuk meningkatkan akses konsumen terhadap energi. Perlindungan masyarakat tidak mampu.

    Pelestarian lingkungan.

    Kemitraan pemerintah dan dunia usaha

    Pemberdayaan masyarakat

    Pengembangan litbang dan diklat

    Pemberdayaan fungsi koordinasi

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    12/72

    12

    STRATEGI

    1. Mengembangkan mekanisme harga keekonomian energi

    2. Meningkatkan keamanan pasokan energi dengan

    memperhatikan aspek lingkungan

    3. Menerapkan prinsip-prinsip good governancedan transparansi

    4. Mendorong investasi swasta bagi pengembangan energi

    5. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaanenergi

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    13/72

    13

    UPAYA Strategi 1 : Mengembangkan Mekanisme Harga Keekonomian Energi, dengan upaya :

    Rasionalisasi harga energi (Program Utama 1, 2, 3, 4 dan 14)

    Penerapan mekanisme insentif ekonomi dan pajak energi (Program Utama 3, 4)

    Strategi 2 : Meningkatkan Keamanan Pasokan Energi dengan memperhatikan aspek lingkungan,dengan upaya :

    Peningkatan efisiensi energi, khususnya BBM (Program Utama 5, 6 dan 14)

    Peningkatan status cadangan terbukti energi dan cadangan energi strategis (SPR StrategicPetroleum Reserves) (Program Utama 7, 9)

    Penggunaan cadangan gas bumi baik cadangan besar ataupun kecil untuk kebutuhan domestikdan cadangan gas mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor (dalamUU Migas ada konsep mengenai DMO gas yang mencakup juga insentif) (Program Utama 10)

    Penerapan DMO terhadap batubara, dengan memberikan insentif ekonomi untuk mendorongpasokan dan penggunaan dalam negeri termasuk coal liquefaction, upgrading brown coal (UBC)

    dan gasifikasi batubaraserta teknologi batubara bersih lainnya (Program Utama 3, 4, 9 dan 11,Program Pendukung 2)

    Pengembangan advanced energy technologiesberdasarkan LandmarkTeknologi Energi (LampP1 s/d P6, hlm 50 s/d 61) (Program Utama 11 dan 14, Program Pendukung 2)

    Pengembangan potensi panas bumi untuk penggunaan langsung maupun tidak langsung

    (Program Utama 7 dan 14, Program Pendukung 2)

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    14/72

    14

    UPAYA (lanjutan)

    Strategi 2 : Meningkatkan Keamanan Pasokan Energi, dengan upaya : (lanjutan)

    Mengembangkan energi alternatif BBM non fosil lainnya (Program Utama 8, 11, 14, dan 16,

    Program Pendukung 2)

    Pengembangan pemanfaatan kendaraan berbahan bakar energi alternatif (Program Utama 3, 4,

    10, 11, 13, 14, 15, dan 16, Program Pendukung 1)

    Penerapan depletion premiumuntuk menjaga keberlanjutan pasokan (Program Utama 12)

    Peningkatan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan (Program Utama 4, 5, 10, 11 dan 16)

    Strategi 3 : Menerapkan Prinsip-Prinsip Good Governancedan Transparansi, dengan upaya :

    Penerapan mekanisme open accesspada infrastruktur energi (Program Utama 12)

    Deregulasi di tingkat makro dan mikro (corporate) - (Program Utama 12)

    Harmonisasi pengaturan panas bumi dengan ketenagalistrikan (Program Utama 12) Harmonisasi pengaturan pemanfaatan kawasan hutan untuk pertambangan dan energi

    (Program Utama 12)

    Penetapan kelembagaan yang bertanggungjawab dalam pengaturan standarisasi dan

    spesifikasi produk-produk EBT dan pelaksana program kegiatan nuklir (Program Pendukung 2)

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    15/72

    15

    UPAYA (lanjutan) Strategi 4 : Mendorong Investasi Swasta bagi Pengembangan Energi, dengan upaya :

    Penerapan insentif ekonomi, baik dalam bentuk fiskal maupun non fiskal, khususnya untukpasokan energi bagi kebutuhan domestik, pengembangan energi baru terbarukan danpeningkatan efisiensi energi (Program Utama 1, 2, 3, 4)

    Pemberian insentif ekonomi bagi investasi baru untuk pengembangan infrastruktur energi(Program Utama 1, 3 dan 13)

    Pengembangan infrastruktur energi (Program Utama 13)

    Pengembangan pasar domestik untuk energi alternatif, khususnya bio fuel(Program Utama 1, 3,

    11, 13, 15 dan 16, Program Pendukung 1)

    Strategi 5 : Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Pembangunan Energiyang Berkelanjutan, dengan upaya :

    Peningkatan kemampuan Nasional dalam pengembangan energi (Program Utama 15, ProgramPendukung 1 dan 3)

    Penyelenggaraan sosialisasi energi alternatif secara kontinyu (Program Utama 14)

    Peningkatan peluang bisnis dan industri pabrikasi dengan fokus sumber energi baru terbarukan(Program Utama 11 dan 15)

    Peningkatan kesadaran masyarakat dalam efisiensi energi (Program Utama 14, ProgramPendukung 3)

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    16/72

    16

    PROGRAM UTAMAA. PROGRAM UTAMA 1 : RASIONALISASI HARGA BBM (Lamp Q1-Q3, hlm 62-64)

    1. Penerapan mekanisme penyesuaian harga BBM dengan beberapa alternatif:

    Mekanisme penyesuaian harga pasar sepenuhnya secara otomatis untuk seluruh jenisBBM

    Mekanisme penyesuaian harga secara otomatis pada tingkat yang disubsidi untuk

    seluruh jenis BBM Mekanisme penyesuaian harga secara otomatis, khusus untuk jenis BBM tertentu

    (minyak tanah rumah tangga dan minyak solar transportasi) secara fixed price

    Mekanisme penyesuaian harga secara fixed priceuntuk seluruh jenis BBM

    2. Penyediaan Subsidi Konsumen Energi Dhuafa

    3. Pemberian Insentif Penyediaan Energi Alternatif, termasuk skema percepatan depresiasi4. Penerapan Sistem Insentif untuk Mendorong Peningkatan Efisiensi Energi

    B. PROGRAM UTAMA 2 : PENYEDIAAN ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK TANAHUNTUK RUMAH TANGGA

    1. Meningkatkan Pemanfaatan LPG di Rumah Tangga

    2. Meningkatkan Pemanfaatan Briket Batubara3. Meningkatkan Rasio Elektrifikasi

    C. PROGRAM UTAMA 3 : PENERAPAN TAX ALLOWANCE

    1. Peningkatan pasokan energi bagi kebutuhan domestik

    2. Pengembangan energi alternatif

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    17/72

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    18/72

    18

    PROGRAM UTAMAK. PROGRAM UTAMA 10 : PENINGKATAN PEMANFAATAN GAS DI DALAM NEGERI

    1. Perbaikan dan pengembangan infrastruktur pasokan gas2. Pengembangan pemanfaatan CNG, GTL, DME, LPG dan gas kota

    L. PROGRAM UTAMA 11 : PENGEMBANGAN DAN KOMERSIALISASI IPTEK ENERGI1. Pengembangan IPTEK energi

    Aplikasi teknologi energi berbahan bakar ganda, antara lain batubara dengan energi lainnya,

    khususnya biomassa Teknologi batubara kalori rendah (Upgraded Brown Coal UBC) Batubara cair (Coal Liquefaction) Teknologi energi ramah lingkungan Integrated coal gasification Pengembangan kendaraan berbahan bakar energi alternatif

    CNG untuk pembangkit tenaga listrik Mini LNG Pemanfaatan LNG untuk transportasi Ocean technology Dimethyl ether(DME) Coal bed methane Hidrat gas bumi

    2. Pengembangan mekanisme pendanaan Pemerintah/Pemerintah Daerah bagi penelitian dan pengembanganIPTEK energi

    3. Komersialisasi IPTEK energi Pengembangan model skema bisnis Penerapan sistem insentif finansial Pengembangan energi baru terbarukan dan eknologi energi efisien dalam kegiatan pengadaan yang

    menggunakan dana Pemerintah4. Peningkatan kemitraan antar stakeholdersenergi baik di dalam maupun di luar negeri

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    19/72

    19

    PROGRAM UTAMA

    M. PROGRAM UTAMA 12 : RESTRUKTURISASI INDUSTRI ENERGI (Lamp R1 s/d R7, hlm 65-71)

    1. Penetapan aturan mengenai depletion premium

    2. Penetapan aturan mekanisme open accessinfrastruktur energi

    N. PROGRAM UTAMA 13 : PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI

    1. Infrastruktur gas2. Infrastruktur batubara

    3. Infrastruktur listrik

    4. Infrastruktur BBM

    5. Infrasturktur energi alternatif BBM lainnya, termasuk BBG untuk sektor transportasi

    O. PROGRAM UTAMA 14 : SOSIALISASI1. Pengembangan forum dialog

    2. Pengembangan community developmentpada lingkup nasional

    3. Pemanfaatan media massa (cetak dan elektronik)

    4. Penggunaan BBG dan BXX pada kendaraan operasional di lingkungan DESDM

    5. Penyediaan fasilitas bimbingan teknis bagi masyarakat, pengusaha dan industri dalam halpemanfaatan energi baru terbarukan dan teknologi energi yang efisien

    P. PROGRAM UTAMA 15 : PENGEMBANGAN INDUSTRI DAN JASA ENERGI DALAM NEGERI

    1. Pabrikasi teknologi energi dalam negeri

    2. Jasa rekayasa energi dalam negeri

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    20/72

    20

    PROGRAM UTAMA

    Q. PROGRAM UTAMA 16 : PENGEMBANGAN ENERGI ALTERNATIF

    Hidrat Gas BumiTenaga Angin

    Energi In Situ

    Biodiesel

    Nuklir

    Fuel CellHidrat Gas BumiEnergi Surya

    Energi SuryaBahan BakarHidrogen, Fuel Cell

    DME (Dimethyl Ether)

    BiogasGTL (Gas to Liquid)Mikro Hidro

    Gas KotaBiomassaBahan BakarBatubara Cair (CoalLiquefaction)

    Tenaga Air

    BriketHidrat Gas BumiBio FuelPanas Bumi

    LPGBatubaraListrikGas

    ListrikGasGasBatubara

    JenisEnergi

    Bidang Rumah Tanggadan Komersial

    Bidang IndustriBidang TransportasiBidang PembangkitanTenaga Listrik

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    21/72

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    22/72

    22

    Terima Kasih

    Situs DESDM

    www.esdm.go.id

    www.mesdm.net

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    23/72

    23

    LAMPIRAN

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    24/72

    24

    LAMPIRAN A1BADAN KOORDINASI ENERGI NASIONAL

    (BAKOREN) Dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No 46/1980 sebagaimana telah tiga kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden No

    23/2000 Tugas pokok:

    Merumuskan kebijakan Pemerintah dibidang pengembangan dan pemanfaatan energi secara terpadu Merumuskan program pengembangan dan pemanfaatan energi secara nasional Mengkoordinasikan pelaksanaan program dan kebijaksanaan dibidang energi oleh instansi yang bersangkutan

    Kewenangan dan tanggung jawab: Menyusun dan mempersiapkan rancangan prioritas pengembangan dan penggunaan sumber daya energi nasional sesuai

    dengan kemampuan penyediaan permodalan, tenaga kerja, keahlian, dan faktor-faktor lainnya Menyiapkan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang energi Mempersiapkan pedoman pengawasan dan pembinaan atas pelaksanaan program pengembangan dan penggunaan sumber

    energi Mengadakan pengkajian tentang penelitian dan pengembangan sumber-sumber energi Mengkoordinasikan penyelenggaraan kerjasama antara lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan energi di dalam dan

    luar negeri Keanggotaan:

    Ketua merangkap anggota : Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Anggota:

    Menteri Perindustrian Menteri Perhubungan Menteri Keuangan

    Menteri Negara Lingkungan Hidup Menteri Negara Riset dan Teknologi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional

    Sekretaris merangkap anggota : Sekretaris I : Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Sekretaris II : Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    25/72

    25

    LAMPIRAN A2PERKEMBANGAN KEBIJAKAN ENERGI

    Kebijakan EnergiNasional

    Kebijakan UmumBidang Energi

    Kebijakan UmumBidang Energi

    Kebijakan UmumBidang Energi

    Kebijakan UmumBidang Energi

    20031998199119871981

    1. Industri

    2. Transportasi

    3. Rumah Tangga

    1. Industri

    2. Transportasi

    3. Rumah Tangga

    1. Industri

    2. Transportasi

    3. Rumah Tangga

    Kebijakan

    Pemanfaatan Akhir

    Kebijakan

    Pemanfaatan Akhir

    Kebijakan

    Pemanfaatan Akhir

    1. Infrastruktur2. Penetapan mekanisme

    harga keekonomian

    3. Perlindungan kaumdhuafa

    4. Lingkungan

    5. Kemitraan Pemerintah

    dan swasta

    6. Pemberdayaanmasyarakat

    7. Litbang dan diklat

    8. Koordinasi untukoptimalisasi energi mix

    1. Investasi2. Insentif & Disinsentif

    3. Standarisasi &Sertifikasi

    4. PengembanganInfrasturktur

    5. Peningkatan Kualitas

    SDM

    6. Sistem Informasi

    7. Penelitian danPengembangan

    8. Kelembagaan

    9. Pengaturan

    1. Industri Energi

    2. Iklim Investasi

    3. Harga Energi

    1. Industri Energi

    2. Iklim Investasi

    3. Harga Energi

    1. Penelitian danPengembangan

    2. Industri Energi

    3. Iklim Investasi

    Kebijakan PendukungKebijakan PendukungKebijakan PenunjangKebijakan PenunjangKebijakan Penunjang

    1. Intensifikasi

    2. Diversifikasi

    3. Konservasi

    1. Diversifikasi

    2. Intensifikasi

    3. Konservasi

    4. Harga Energi

    5. Lingkungan

    1. Intensifikasi

    2. Diversifikasi

    3. Konservasi

    1. Intensifikasi

    2. Diversifikasi

    3. Konservasi

    1. Intensifikasi

    2. Diversifikasi

    3. Konservasi

    4. Indeksasi

    KebijakanKebijakan UtamaKebijakan Utama

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    26/72

    26

    LAMPIRAN B1

    POTENSI ENERGI NASIONAL 2004

    147130 juta ton19,3 miliar ton57 miliar tonBatubara

    613,0 TSCF182 TSCF384,7 TSCFGas

    18500 juta barel9 miliar barel86,9 miliar barelMinyak

    RASIO CAD/PROD(tanpa eksplorasi)

    Tahun

    PRODUKSI(per Tahun)

    CADANGAN(Proven + Possible)

    SUMBER DAYAJENIS ENERGI

    FOSIL

    24.112 Ton* e.q. 3GW utk 11 tahun

    Uranium (Nuklir)

    8,00 MW4,80 kWh/m2/hariTenaga Surya

    302,40 MW49,81 GWBiomass

    4.200,00 MW6.851,00 GWh75,67 GW845,00 juta BOETenaga Air

    800,00 MW2.593,50 GWh27,00 GW219,00 juta BOEPanas Bumi

    84,00 MW458,75 MW458,75 MWMini/Micro hydro

    KAPASITASTERPASANG

    PEMANFAATANSETARASUMBER DAYAENERGI

    NON FOSIL

    0,50 MW9,29 GWTenaga Angin

    * Hanya di Daerah Kalan - Kalbar

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    27/72

    27

    LAMPIRAN B2SUMBER DAYA RADIOAKTIF INDONESIA 2004

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    28/72

    28

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    Jepang OECD Thailand Indonesia Malaysia North Am. Germany

    indeks

    (Jepang=100

    )

    Intensitas Energi Energy Per Kapita

    Intensitas Energi(toe per juta US$ PDB) Jepang : 92,3

    Indonesia : 470

    Konsumsi Energi per Kapita(toe per kapita) Jepang : 4,14

    Indonesia : 0,467

    LAMPIRAN CKONSUMSI ENERGI PER KAPITA

    VS INTENSITAS ENERGI

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    29/72

    29

    LAMPIRAN D

    PERANAN BBM MASIH 63 % DALAM PEMAKAIANENERGI FINAL NASIONAL - 2003

    Batubara

    8%

    Listrik

    10%LPG

    2%Gas17%

    BBM

    63%

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    30/72

    30

    LAMPIRAN E1NERACA ENERGI

    PRODUKSI

    1125

    EKSPOR

    514

    PASOKANDALAM NEGERI

    611

    IMPOR

    487

    MINYAK BUMI TAHUN 2004 (DALAM RIBU BAREL PER HARI)

    PRODUKSI

    8.35

    EKSPOR

    4.88

    DOMESTIK

    3.47

    GAS BUMI TAHUN 2004 (DALAM BSCF PER HARI)

    PRODUKSI

    131,72

    EKSPOR

    92,50

    DOMESTIK

    32,91

    BATUBARA TAHUN 2004 (DALAM JUTA TON PER TAHUN)

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    31/72

    31

    LIFTING/ PRODUKSI

    M.M. INDONESIA : 1.125

    M.M. EKSPOR 514

    KIL. MANDIRI*) 131

    M.M. DOMESTIK 127M.M. IMPOR 3

    KIL. BBM**) 968

    M.M. DOMESTIK 484M.M. IMPOR 484

    M.M. IMPOR 487

    M. MENTAH 471FEEDSTOCK 16

    HASIL PRODUK KILANG(NON BBM) 284

    KIL. BBM 227

    KIL. MANDIRI 57

    PRODUK KILANG(BBM) 822

    KIL. BBM 726

    KIL. MANDIRI 96

    BBM IMPOR 212

    PENJUALANNON BBM 284

    PENJ BBM 1.028SUSUT DIST. 6

    1.034

    PERUBAHANSTOK BBM (0)

    Catatan :

    *) Kilang Mandiri : Kilang Balongan, Kasim dan PetroKimia

    **) Kilang BBM : UP I s/d UP V & Kilang Cepu dan CPD

    (DALAM RIBU BAREL PER HARI)

    LAMPIRAN E2

    NERACA EKSPOR IMPOR MINYAK MENTAH / BBM

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    32/72

    32

    US$ 24/barel US$ 35/barel

    -4,8 (+15,56)

    -6,5 (-6,5)

    -41,1 (-20,80)

    42,8 (+42,8)

    Total Perubahan

    103,560,7Penerimaan

    15,89,3Bagi Hasil Migas

    60,1 (39,80)19,0Subsidi BBM

    Perubahan(Rp. Triliun)

    Perkiraan Realisasi **)(Rp. Triliun)

    APBN *)(Rp. Triliun)

    LAMPIRAN FKETERGANTUNGAN APBN TERHADAP MIGAS

    (APBN 2005)

    *) Kurs : Rp. 8.600/US$; Produksi : 1,125 juta barel/hari**) Kurs : Rp. 8.900/US$; Produksi : 1,125 juta barel/hariVolume : 59,63 juta KL

    ( ) : Setelah diberlakukan Perpres No. 22/2005 tanggal 28 Februari 2005

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    33/72

    33

    Grissik Palembang

    Semarang

    Pacific Ocean

    AUSTRALIA

    Indian Ocean

    Bangkok

    PhnomPenh

    Ban Mabtapud

    Ho ChiMinh City

    CAMBODIA

    VIETNAM

    THAILAND LAOS

    Khanon

    Songkhla

    Erawan

    Bangkot

    LawitJerneh

    WEST

    MALAYSIA

    Penang

    Kerteh

    KualaLumpur

    Manila

    Philipines

    South

    China

    Sea

    NatunaAlpha

    KotaKinibaluBRUNEI

    Bandara SeriBegawan

    Bintulu

    EASTMALAYSIA

    Kuching

    Banda Aceh

    Lhokseumawe

    Medan

    Duri

    SUMATRA Jambi

    BintanSINGAPORE

    Samarinda

    Balikpapan

    Bontang

    AttakaTunu

    BekapaiKALIMANTAN

    Banjarmasin

    Manado

    SULAWESI

    BURU SERAM

    Ternate

    Sorong

    IRIAN JAYA

    JakartaJ A V A

    Surabaya

    Bangkalan

    BALI

    SUMBAWA

    LOMBOK

    FLORES

    SUMBATIMOR

    Duyong

    West

    Na tunaMogpu

    Dumai

    Batam

    Guntong

    MADURA

    LAMPIRAN G1. KILANG DAN MODA TRANSPORTASI BBM

    Bandung

    Yogyakarta

    Transit Terminal

    Pipeline Distribution

    Tanker

    Oil Refinery

    P. Brandan: 5 MBOPD

    Balongan : 125 MBOPD

    Kasim : 10 MBOPD

    Musi 135.20 MBOPD

    Balikpapan : 260 MBOPD

    UjungPandang

    Pagerungan

    HALMAHERA

    TOTAL REFINERY CAPACITY1,057,000 BOPD

    Jayapura

    Merauke

    Cepu : 3.80 MBOPD

    S.Pakning : 50 MBOPD

    Cilacap: 348 MBOPD

    Dumai : 120 MBOPD

    Padang

    Port Klang

    Port Dickson

    I N D O N E S I A

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    34/72

    34

    Grissik Palembang

    Semarang

    LAMPIRAN G2. CADANGAN DAN JARINGAN PIPA GAS

    Pacific Ocean

    AUSTRALIA

    Indian Ocean

    Bangkok

    PhnomPenh

    Ban Mabtapud

    Ho ChiMinh City

    CAMBODIA

    VIETNAM

    THAILAND LAOS

    Khanon

    Songkhla

    Erawan

    Bangkot

    LawitJerneh

    WEST

    MALAYSIA

    Penang

    Kerteh

    KualaLumpur

    Manila

    Philipines

    South

    China

    Sea

    Sin

    gapore

    Gas

    Trun

    kli

    ne

    NatunaAlpha

    KotaKinibaluBRUNEI

    Bandara SeriBegawan

    Bintulu

    EASTMALAYSIA

    Kuching

    Banda Aceh

    Lhokseumawe

    Medan

    Duri

    Padang

    SUMATRA Jambi

    BintanSINGAPORE

    Samarinda

    Balikpapan

    Bontang LNG Plant& Export Terminal

    AttakaTunu

    BekapaiKALIMANTAN

    Banjarmasin

    Manado

    SULAWESI

    UjungPandang

    BURU SERAM

    Ternate HALMAHERA

    Sorong

    IRIAN JAYA

    Jakarta

    J A V A SurabayaBangkalan

    BALI SUMBAWA

    Pagerungan

    LOMBOK

    Cirebon

    FLORES

    SUMBATIMOR

    I N D O N E S I A

    Duyong

    West

    Na tuna

    Port Dickson

    Port Klang

    Mogpu

    Dumai

    Batam

    Guntong

    51,627

    3,756

    0,720

    11,516

    5,855

    5,529

    34,021

    3,894

    18,520

    GAS RESERVE 2P (BSCF)

    TOTAL RESERVES2P : 142.462 BSCF0,11

    3,00Massela

    ArdjunaFields

    MADURA3,854

    Existing Pipeline

    Planned Pipeline

    Jayapura

    Merauke

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    35/72

    35

    Grissik Palembang

    Semarang

    Pacific Ocean

    AUSTRALIA

    Indian Ocean

    Bangkok

    PhnomPenh

    Ban Mabtapud

    Ho ChiMinh City

    CAMBODIA

    VIETNAM

    THAILAND LAOS

    Khanon

    Songkhla

    Erawan

    Bangkot

    LawitJerneh

    WEST

    MALAYSIA

    Penang

    Kerteh

    KualaLumpur

    Manila

    Philipines

    South

    China

    Sea

    NatunaAlpha

    KotaKinibaluBRUNEI

    Bandara SeriBegawan

    Bintulu

    EASTMALAYSIA

    Kuching

    Banda Aceh

    Lhokseumawe

    Medan

    Duri

    Padang

    SUMATRA Jambi

    BintanSINGAPORE

    Samarinda

    Balikpapan

    Bontang

    AttakaTunu

    BekapaiKALIMANTAN

    Banjarmasin

    Manado

    SULAWESI

    UjungPandang

    BURU SERAM

    Ternate HALMAHERA

    Sorong

    IRIAN JAYA

    JakartaJ A V A

    Surabaya

    Bangkalan

    BALI SUMBAWA

    Pagerungan

    LOMBOK

    FLORES

    SUMBATIMOR

    I N D O N E S I A

    Duyong

    West

    Na tuna

    Port Dickson

    Port Klang

    Mogpu

    Dumai

    Batam

    Guntong

    MADURA

    LAMPIRAN G3. PEMBANGKIT DAN TRANSMISI UTAMA LISTRIK

    TOTALCAPACITY24,000 MW

    Total Jawa Bali : 18,500 MW

    Total Sumatera : 3,200 MW

    Total Kalimantan : 800 MW

    Total Sulawesi : 650 MW

    Existing Transmission

    Planned Transmission

    Power Plant

    Jayapura

    Merauke

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    36/72

    36

    LAMPIRAN G4CADANGAN, KAPASITAS DAN TERMINAL

    BATUBARA

    KALIMANTAN

    SULAWESI

    IRIAN JAYA

    SUM

    ATRA

    JAVA

    Tarahan 40.000

    Pulau Baai 35.000

    Kertapati 10.000

    Teluk Bayur 35.000

    Tanjung Redep* 5.000

    Tanjung Bara 200.000

    B l o r o* 8.000

    Loa Tebu* 8.000

    Balikpapan 60.000

    Tanah Merah 20.000

    North Pulau Laut 150.000

    IBT 70.000Sembilang* 7.500

    Air Tawar* 7.500

    Banjarmasin* 10.000

    South Pulau Laut 200.000

    S a t u i* 5.000

    Kelanis* 10.000

    Catatan :

    * River Terminal

    55.1

    5.0

    9.3

    10.6

    12.2

    COAL RESERVE (%)PROVEN = 6.9 billion ton

    MEASURED = 12.4 billion tonTOTAL = 19.3 billion tonR/P = 147 years

    MAKSIMAL KAPASITAS PENGANGKUTAN (DWT)

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    37/72

    37

    LAMPIRAN G5

    TRANS ASEAN GAS PIPELINE (TAGP)

    INDONESIA

    MALAYSIA

    PHILIPPINES

    VIETNAM

    THAILAND

    LAOSMYANMAR

    CAMBODIA

    South China Sea

    Banda Sea

    Celebes Sea

    Andaman

    Sea

    Gulf of

    Thailand

    Straits of

    Malacca

    INDIAN OCEAN

    Java Sea

    CHINA

    3

    1

    2

    5

    4

    Philippine Sea

    PACIFIC OCEAN

    LEGENDS

    Existing PipelineFuture PiplinePossible Interrconnections

    Trans-ASEAN Interconnections

    1. Dumai to Malacca2. West Natuna to Duyong3. East Natuna to Bangkok via Duyong and

    Bongkot4. East Natuna to Luzon via Brunei5. Block B to Bangkok via Bongkot6. Pauh to Arun

    6

    INDONESIA

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    38/72

    38

    LAMPIRAN G6RENCANA SARANA PENGANGKUTAN LEWAT

    KERETA API DAN TERMINAL BATUBARAKALIMANTAN

    Mangkapadie(New Port)

    Tg.Sengatta(New Port)KPC CT

    Bontang CT

    BalikpapanCTBalikpapanII (New Port)

    NPLCT

    IBTTg.Selatan(New Port)

    Tg. Batu(New Port)

    CentralKalimantan

    East Kalimantan

    LAMPIRAN G7

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    39/72

    39

    LAMPIRAN G7ASEAN POWER GRID

    11 proyek Asean Power Grid:

    1) Republik Rakyat Laos Thailand; 6) Peninsular (Malaysia) Singapura;2) Myanmar Thailand; 7) Sumatra (Indonesia) Singapura;3) Thailand Kamboja; 8) Batam (Indonesia) Singapura;4) Kamboja Vietnam 9) Sabah/Sarawak (Malaysia) Brunei;5) Sumatra (Indonesia) Penisular (Malaysia); 10)Sabah/Sarawak (Malaysia) Kalimantan Barat (Indonesia)

    11) Philipina Sabah/Sarawak (Malaysia)

    Keterangan:

    Power Grid

    Natural Gas Field

    Bandar Sri Begawan

    Jakarta

    Singapura

    Kuala Lumpur

    Phnom Penh

    Bangkok

    Yangon Hanoi

    Ventiane

    Manila

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    40/72

    LAMPIRAN I

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    41/72

    41

    LAMPIRAN IPERBANDINGAN ELASTISITAS PEMAKAIAN ENERGI

    1998-20031.84

    1.69

    1.36

    1.16

    1.05

    0.73

    0.47

    0.26

    0.170.10

    (0.03)

    (0.12)

    (0.50)

    -

    0.50

    1.00

    1.50

    2.00

    INDO

    NESIA

    MALAYSIA

    TAIW

    AN

    THAILAND

    ITALY

    SING

    APORE

    FRAN

    CE

    UNITED

    STATE

    S

    CANA

    DA

    JAPAN

    UNITED

    KINGD

    OM

    GERM

    ANY

    Catatan: Diolah dari data BP Statistical Review of World Energy 2004 dan IMF World Monetary Outlook 2004

    LAMPIRAN J

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    42/72

    42

    LAMPIRAN JPROYEKSI ENERGI PRIMER INDONESIA

    DAMPAK KONSERVASI ENERGI

    -

    1,000.0

    2,000.0

    3,000.0

    4,000.0

    5,000.0

    6,000.0

    2002

    2003

    2004

    2005

    2006

    2007

    2008

    2009

    2010

    2011

    2012

    2013

    2014

    2015

    2016

    2017

    2018

    2019

    2020

    2021

    2022

    2023

    2024

    2025

    Juta

    SBM

    Skenario Tanpa Konservasi Skenario RIKEN

    LAMPIRAN K

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    43/72

    43

    LAMPIRAN K

    ENERGI (PRIMER) MIX TIMPANG(2003)

    Minyak bumi

    54.4%

    Gas bumi

    26.5%Batubara

    14.1%

    PLTA

    3.4%

    Panas bumi

    1.4%

    EBT Lainnya

    0.2%

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    44/72

    44

    LAMPIRAN L1

    PROYEKSI NERACA MINYAK BUMI

    0.0

    100.0

    200.0

    300.0

    400.0

    500.0

    600.0

    2002

    2003

    2004

    2005

    2006

    2007

    2008

    2009

    2010

    2011

    2012

    2013

    2014

    2015

    2016

    2017

    2018

    2019

    2020

    JutaSBM

    Produksi-BAU Ekspor-BAU Impor-Skenario Gas & Coal

    Impor-BAU Impor-Skenario Efisiensi Produksi-Skenario Fiskal

    Ekspor-Skenario Fiskal

    Asumsi: lapangan minyak siap produksi (Lampiran L2)

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    45/72

    45

    LAMPIRAN L2

    LAPANGAN SIAP PRODUKSI

    Cepu/Jawa Timur : 170 ribu bph

    Jeruk/Jawa Timur : 50 ribu bph

    West Seno/Selat Makasar : 27 ribu bph

    Belanak/Natuna : 50 ribu bph

    Petrochina : 25 ribu bph

    Pertamina : 30,6 ribu bph

    LAMPIRAN M

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    46/72

    46

    *) Target; Untuk APBN-P, asumsi : volume BBM 59,63 juta KL, harga minyak mentah US$ 36/bbl, kurs Rp.8.900/US$**) UU APBN 2005 dengan asumsi : volume BBM 59,63 juta KL, harga minyak mentah US$ 24/bbl, kurs Rp.8.600/US$

    Review : asumsi ICP = US$35/bbl, kurs Rp.8.900/US$

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    2000 2001 2002 2003 2004 *) 2005 **)

    W a k t u

    Subsidi/Biaya

    PokokProduksi(%)

    A

    PBN-P

    REVIEW

    LAMPIRAN M

    PENURUNAN SUBSIDI BBM (2000-2005)

    LAMPIRAN N1

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    47/72

    47

    LAMPIRAN N1

    SASARAN ENERGI MIX NASIONAL 2025

    ENERGI MIX NASIONAL TAHUN 2025

    (SKENARIO BaU)

    Minyak bumi

    41.7%

    Gas bumi

    20.6%

    Batubara

    34.6%

    PLTA

    1.9%

    Panas bumi

    1.1%

    PLTMH

    0.1%

    ENERGI MIX NASIONAL TAHUN 2025

    (SKENARIO OPTIMALISASI)

    PLTMH 0.216%

    Biofuel 1.335%

    Tenaga surya 0.020%

    Tenaga angin 0.028%

    Fuel cell 0.000%

    Biomassa 0.766%

    Nuklir 1.993%

    Gas bumi 30.6%

    Minyak bumi 26.2%

    Other 4.4%

    Panas bumi 3.8%

    PLTA 2.4%

    Batubara 32.7%

    OPTIMALISASIPENGELOLAAN

    ENERGI

    ENERGI (PRIMER) MIX NASIONAL TAHUN 2003

    Minyak bumi54.4%

    Gas bumi26.5%

    Batubara14.1%

    PLTA3.4%

    Panas bumi1.4%

    EBT Lainnya0.2%

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    48/72

    LAMPIRAN O

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    49/72

    49

    LAMPIRAN O

    ROADMAP BROWN COAL LIQUEFACTION(BCL)

    20052006

    20072008

    20092010

    20112012 2014

    2013 20152016

    20172018

    20192020

    2025

    Design Pilot Plant

    FS Demo Plant

    Pembangunan Demo

    Plant, 3000 TPD

    CP No.1 Beroperasi (6000 TPD)

    8.1 MBOE/th

    Konstruksi CP No.2

    Konstruksi CP No.3, 6000 TPD

    Demo PlantBeroperasi (3000 T/th)

    FSdan Engineering Design CP

    Pembangunan PilotPlant

    Pilot PlantBeroperasiPenambahan Reaktor3000 TPD

    CP No. 2 Beroperasi (6000 TPD)

    (8.1 MBOE/th)

    1 TPD

    Catatan :

    FS : Feasibility Study(Studi Kelayakan)

    CP : Commercial Plant

    2024

    2023

    2022

    2021

    CP No. 3 Beroperasi

    (6000 TPD)

    (8.1 MBOE/th)

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    50/72

    50

    LAMPIRAN P1

    ROADMAPPENGEMBANGAN PANAS BUMI 2004-2025

    2004 2020

    3442 MW807 MW(produksi)

    6000 MW

    1193 MW WKPyang ada

    2000 MW

    1158 MWWKP yang ada

    + WKP baru

    4600 MW

    2008 2012 2016

    1442 MW WKPyang ada

    1400 MWWKP baru

    2025

    9500 MW(target)

    3500 MWWKP baru

    LAMPIRAN P2

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    51/72

    51

    LAMPIRAN P2ROADMAPENERGI ANGIN

    2005-2010 2010-2015 2015-2025

    R & D

    Technology

    Product

    Market

    SKEA skala s/d300 kW

    SKEA skala menengah300 kW

    (kandungan lokal tinggi)

    Pengguna Khusus dan

    onGrid6-12c$/kWh

    SKEA skala menegah/besar,750 kW

    (kandungan lokal tinggi)

    SKEA skala besar s/d > 1 MW(kandungan lokal tinggi)

    low speedgenerator

    permanent magnet,advanced airfoil ,light material and

    control systems

    SKEA skala s/d 750 kW

    600 kW off grid,25 MW on Grid terpasang

    5-8c$/kWh

    5 MW off grid250 MW on Grid terpasang

    1 MW

    low speedgeneratorpermanent

    magnet, advancedairfoil , light materialand control systems

    low speedgeneratorpermanent

    magnet, advancedairfoil , light materialand control systems

    Pembuatan petapotensi energi anginglobal berdasarkan

    titik pengukuran

    Pembuatan petapotensi energiangin global

    berdasarkan titikpengukuran

    Pembuatan petapotensi energi

    angin regional danpeta pengguna

    LAMPIRAN P3.1

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    52/72

    52

    ROADMAPINDUSTRI ENERGI NUKLIR 2025

    R & DR & D

    TechnologyTechnology

    //EksplorasiEksplorasi

    ProductProduct

    MarketMarket

    Eksplorasi daerah potensialdi Indonesia

    PLTN 1, 2, 3 & 4 beroperasiTahun 2016, 2017, 2023 & 2024

    4-5% listrik Jamali, < 4 cUS$/kWh

    20052005--20102010 20112011--20152015 20162016--20252025

    Litbangoperasi dan

    perawatanPLTN

    Konstruksi PLTN 3 & 4Tahun 2018 dan 2019

    Litbang teknologidaur bahan

    nuklir

    Teknologi reaktor dansistem PLTN

    Basis data untuk

    pengambilan kebijakanpengelolaan energi nuklir

    jangka panjangPeta Cadangan

    Uranium di seluruhIndonesia

    Konstruksi PLTN 1 & 2

    Tahun 2010 dan 2011

    Persiapanpembangunan

    & operasi

    Kajian tekno-ekonomi bahan

    bakar nuklir

    Pemilihan teknologi bahan

    bakar nuklir

    Rancang-bangun pabrikasi

    bahan bakar nuklir dan limbah

    Pabrikasi bahan bakar nuklir

    dan proses pengolahan limbah

    Desain pabrikpengolahan bahan dan

    elemen bakar nuklir

    Litbangkeselamatan

    PLTN

    Pemetaan cadangan uranium di seluruh wilayahIndonesia

    Desain dan rancang-bangunSistem & komponen PLTN

    Desain sistem dankomponen PLTN

    Litbangindustri

    komponenPLTNR & DR & D

    TechnologyTechnology

    //EksplorasiEksplorasi

    ProductProduct

    MarketMarket

    Eksplorasi daerah potensialdi Indonesia

    PLTN 1, 2, 3 & 4 beroperasiTahun 2016, 2017, 2023 & 2024

    4-5% listrik Jamali, < 4 cUS$/kWh

    20052005--20102010 20112011--20152015 20162016--20252025

    Litbangoperasi dan

    perawatanPLTN

    Konstruksi PLTN 3 & 4Tahun 2018 dan 2019

    Litbang teknologidaur bahan

    nuklir

    Teknologi reaktor dansistem PLTN

    Basis data untuk

    pengambilan kebijakanpengelolaan energi nuklir

    jangka panjangPeta Cadangan

    Uranium di seluruhIndonesia

    Konstruksi PLTN 1 & 2

    Tahun 2010 dan 2011

    Persiapanpembangunan

    & operasi

    Kajian tekno-ekonomi bahan

    bakar nuklir

    Pemilihan teknologi bahan

    bakar nuklir

    Rancang-bangun pabrikasi

    bahan bakar nuklir dan limbah

    Pabrikasi bahan bakar nuklir

    dan proses pengolahan limbah

    Desain pabrikpengolahan bahan dan

    elemen bakar nuklir

    Litbangkeselamatan

    PLTN

    Pemetaan cadangan uranium di seluruh wilayahIndonesia

    Desain dan rancang-bangunSistem & komponen PLTN

    Desain sistem dankomponen PLTN

    Litbangindustri

    komponenPLTN

    LAMPIRAN P3 2

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    53/72

    53

    LAMPIRAN P3.2ROADMAPPEMBANGUNAN ENERGI NUKLIR 2000-2025

    2000 2020

    KonstruksiPLTN-1

    PerencanaanEnergi Nasional

    Opsi Nuklir

    KeputusanPembangunan

    PLTN

    TenderPLTN 1&2

    OperasiPLTN-1

    2005 2010 2015

    SosialisasiPLTN

    2025

    KonstruksiPLTN-2

    PembentukanOwner

    OperasiPLTN-2

    OperasiPLTN-4

    OperasiPLTN-3

    Konstruksi

    PLTN-3

    KonstruksiPLTN-4

    TenderPLTN 3&4

    LAMPIRAN P4.1

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    54/72

    54

    BIODIESEL TECHNOLOGY ROADMAP

    Market

    Product

    Technology

    R&D

    Pemanfaatan BiodieselSebesar 2% Konsumsi Solar

    720.000 kL

    BiodieselSawit

    & Jarak Pagar

    Biodiesel Sawit,Jarak Pagar, Tumbuhan lain.Etanol dari (ekses) gliserin

    High/superior performanceBiodiesel

    (angka setan tinggi,titik tuang rendah)

    Pemanfaatan BiodieselSebesar 3% Konsumsi Solar

    1.5 juta kL

    Test Property,Performance

    Danstandarisasi

    Year 2005-2010 2011-2015 2016-2025

    Biodieseldari minyak sawit,jarak pagar dantumbuhan lain

    Pemanfaatan BiodieselSebesar 5% Konsumsi Solar

    4.7 juta kL

    Demo PlantKapasitas1 - 8 Ton/hari(300 - 3000 Ton/tahun)

    Commercial PlantKapasitas 30.000 s/d

    100.000 Ton/tahun

    High PerformanceBiodiesel Product

    Commercial Plant

    PlantDesain

    Enjiniring

    TeknologiPembuatan

    aditif

    STANDARD BIODIESEL NASIONAL

    TeknologiBlending,

    (bio-)teknologi(ekses)gliserin

    OptimasiDan

    ModifikasiDesain plant

    Test Property,Performance

    Dan

    standarisasi

    LAMPIRAN P4.2

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    55/72

    55

    ROADMAP GASOHOL

    Sosialisasi Gasohol E-10di Jakarta dan kota besar

    lainnya ( 2%)

    Gasohol E-10(Bioetanol dari molases & pati)

    PerbaikanStrain Yeast

    TeknologiProsesFermentasi

    Pengemb.Membrane utk

    dehidrasi

    Dehidrasibioetanol dg

    zeolit 3A

    Produksi bioetanol 99,5% dengan teknik

    dehidrasi kimiawi dan molecular sievingberbahan baku molases dan pati skala 8

    KL/hari s/dSkala komersial 60 KL/hari

    Produksi bietanol 99,5% dg laju produksidan rasio energi tinggi berbahan baku pati

    dan nira pada skala komersial 60 KL/hari

    Sumber dayaKarbohidrat untuk

    bahan baku bioetanol

    Pengemb. serat

    selulosa sbg bahanbaku bietanol & bahan

    bakar

    Produksi bioetanol darilignoselulosa pada skala komersial

    60 KL/hari

    Product

    Technology

    R & D

    Market

    Year 2005 2010 2011-2015 2016-2025

    Penggunaan Gasoholsebesar 3% Konsumsi

    Bensin

    Penggunaan Gasoholsebesar 5% konsumsi

    Bensin

    Gasohol (Bioetanol dari pati dannira) Gasohol (Bioetanol darilignoselulosa, pati, nira )

    STANDARD GASOHOL NASIONAL

    LAMPIRAN P4.2

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    56/72

    56

    LAMPIRAN P4.2

    ROADMAP GASOHOL (2)

    2005 20112016

    20252006 2008

    Pengembangan demoplant 8 kL/hari

    Pembangunan17 plant @ 60kL/hari

    Pembangunan8 plant @ 60kL/hari

    Pembangunan13 plant @ 60kL/hari

    Pembangunan25 plant @ 60kL/hari

    LAMPIRAN P4.3

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    57/72

    57

    ROADMAP BIO OIL

    Technology

    Sosialisasi danPenggunaan Bio Oil di di

    Jawa Barat ( 2%)

    Bio Oil(Crude)

    Penambahan Solvent

    TeknologiPirolisaCepat

    EmulsifikasiModel

    ReaktorPirolisa Cepat

    Produksi bio oil untuk keperluan panas

    dengan teknologi pirolisa cepat skalasemi komersial 8 ton/hari s/dSkala komersial 100 ton/hari

    Konversi 20-60%

    Produksi dan upgrading bio oil pada skala

    komersial 50-100 ton/hariKonversi 60-80%

    Sumber dayalimbah biomasasebagai baku bio

    oil

    Catalytic vapor

    cracking danhydrotreating biooil

    Produksi dan upgrading bio oil pada

    skala komersial 50-100 ton/hari

    Product

    R & D

    Market

    Year 2005 2010 2011-2015 2016-2025

    Penggunaan Bio Oilsebesar 2% Konsumsi

    Minyak Bakar

    Penggunaan Bio Oilsebesar 2,5% konsumsi

    Minyak Bakar & IDO

    Bio Oil(treated)

    Bio Oil(treated)

    Standard Bio Oil untuk Keperluan Panas Standard Bio Oil untuk keperluan panas dan mesinStandard Bio Oil untuk keperluan panas dan

    transportasi

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    58/72

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    59/72

    LAMPIRAN P5.2

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    60/72

    60

    SASARAN PENGEMBANGAN PEMANFAATANPEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

    2005 - 2025

    2010 2015 2020

    16.8 MWp 11.1 MWp25,6 MWp

    2005 2020 2025

    17,1 MWp

    LAMPIRAN P6

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    61/72

    61

    ROADMAP FUEL CELL

    Market

    Product

    Technology

    R&D

    Resources

    Residential,Special usage

    Micro Power Plantsfor Residential

    Modul PEFC 2- 5 kWLC 30-40 %

    System PEFC 50 kWLC 50-70 %

    PEFC 50 kW,DMFC 100 W

    SOFC 50 KW

    Vechile,

    Portable Electronics

    PEFCtemp

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    62/72

    62

    R = Regulated : Harga ditetapkan Pemerintah (masih mengandung subsidi harga)SR = Semi Regulated : Harga menuju kepada harga keekonomian (masih mengandung subsidi harga)NR = Non Regulated : Harga Patokan (sudah tidak mengandung subsidi harga)Kategori BBM (Tahap II) : Premium, M.Tanah, M.Solar, M.Diesel, M.BakarKategori Non BBM (Tahap III) : M. Bakar, Avtur, Avgas, LPG, Pelumas, Aspal, Parasilin, dll

    Rumah Tangga, Usaha Kecil,komersial, nelayan tradisional

    RRRRRRM. Tanah- Rumah Tangga

    1

    IndustriNRNRRRRR- Industri

    NR

    TENTATIF

    R

    R

    R

    R

    R

    R

    R

    TAHAPI

    NR

    NR

    R

    R

    R

    R

    R

    TAHAPII

    NR

    NR

    NR

    NR

    NR

    R

    NR

    TAHAPSELANJUT

    -NYA

    Industri, PLN, PertambanganNRRR- Industri

    NRNRAvgas7 Industri PenerbanganNR

    Industri Penerbangan

    Industri, PLN, Angk. Laut DomestikKapal Berbendera Asing, Kapal

    Tujuan Luar Negeri, Pertambangan

    Industri, PLN, Angk. Laut DomestikKapal Berbendera Asing, Kapal

    Tujuan Luar Negeri, Pertambangan

    Angk. Pribadi, Angk. Umum,

    Angk. Laut, Kapal Penangkap ikan,

    Angk. Pribadi, Angk. Umum,Motor/Ojek

    KONSUMEN

    R

    NRNRNRAvtur6

    NRNRNRM. Bakar5

    NRNRSRM. Diesel4

    RR

    M. Solar- Transportasi

    3

    SR/NRRRPremium2

    TAHAPV

    TAHAPIV

    TAHAPIII

    JENIS BBMNo.

    KEBIJAKAN SUBSIDI HARGA BBM

    LAMPIRAN Q2KEBIJAKAN

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    63/72

    63

    3

    5,5 - 6

    Tahun

    Sen $/kWh

    Biaya Pokok Penyediaan

    TDL rata-rata

    TDL Duafa

    (s.d. 450 VA)1

    PERTIMBANGAN

    EKONOMI

    PERTIMBANGAN POLSOSKAM

    TDL KEEKONOMIAN

    Surplusuntuk Dana Investasi

    Bantuan Dana Investasi Pemerintah

    Subsidi ListrikTerarah

    KEBIJAKAN

    PENYESUAIAN TARIF DASAR LISTRIK (TDL)

    Automatic TariffAdjustment

    Realisasi(karena perubahan nilai tukar)

    Rencana

    Batas

    Bawah

    (Floor)

    Batas

    Atas

    (Cap)

    X

    LAMPIRAN Q3GAMBARAN TAHAPAN RASIONALISASI HARGA BBM

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    64/72

    64

    2010 Tahun

    Rp/liter

    BPP4)

    Harga

    BBMr

    ata-rata

    BBM

    Bersu

    bsidi

    (Minyakt

    anah

    RT,

    Miny

    aksolar

    transport

    asi)

    PERTIMBANGAN

    EKONOMI

    PERTIMBANGAN POLSOSKAM

    HARGA

    KEEKONOMIAN

    Subsidi BBM

    PENUGASAN PERTAMINA1)

    ?

    1) Sesuai UU No.22/2001 penugasan PERTAMINA sampai November 2005 3) Sesuai amandemen UU 22/2001 tentang Migas2) Penugasan PSO dapat kepada PERTAMINA atau lembaga lain 4) Saat ini mengacu pada MOPS + 15%

    2005

    2)

    Return

    Batas Bawah

    (Floor)3)

    Batas Atas(Cap)3)

    FeePelaksana

    PSO

    LAMPIRAN R1KERANGKA REGULASI ENERGI

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    65/72

    65

    Mineral : BUMN (PT. Timah, PT. Aneka Tambang); Non-BUMN (a.l. Rio Tinto, NMH)Batubara : BUMN (PT.BA), Non-BUMN (a.l. KPC, Arutmin)Panas Bumi :BUMN ( - ) ; Non-BUMN (a.l. PT. Geo Dipa Energy)

    Migas : BUMN (PT. Pertamina, PT PGN) ; Non-BUMN (a.l. PT. CPI, Medco)Listrik : BUMN (PT. PLN) ; Non-BUMN (PT. Indonesia Power,PT PJB, PT. PLN Batam,PT. Paiton Energy)

    Mikro(Korporasi/Lembaga

    Makro

    (Institusi)

    INFRASTRUKTURTEKNOLOGI

    KESELAMATAN

    REGULASI KETEKNIKANREGULASI

    BISNIS

    Ketentuan ttg a.l.: Rencana Umum Prioritas Pemanfaatan D M O Penggunaan

    Teknologi Pembagian Wilayah Penetapan Jaringan

    Nasional

    KEBIJAKAN

    Ketentuan ttg a.l.: Standarisasi Pemberlakuan

    standar Persyaratan

    instalasi

    UMUM

    Ketentuan ttg a.l.: Standarisasi Pemberlakuanstandar

    K3

    PEKERJA

    Ketentuan ttg a.l.: Perizinan Harga jual dan

    pentarifan Wilayah usaha

    REGULASI

    Ketentuan ttg a.l.:

    Badan LayananUmum Badan yg Mewakilikepemilikanpemerintah

    Ketentuan ttg

    a.l.: Akreditasi Sertifikasi Kalibrasi Metrologi

    Ketentuan ttg

    a.l.: Standarisasi Pemberlakuanstandar

    KawasanKeselamatanOperasi (KKO)

    PengamananObyek Vital(Obvit)

    Ketentuan ttga.l.: Standarisasi Pemberlakuanstandar

    AMDAL

    Materi

    INSTALASILINGKUNGAN

    NON-

    REGULASIDomain

    Aspek

    Keterangan:

    Izin hanya dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah Lembaga Akreditasi adalah sesuai ketentuan perundang-undangan :- Bidang M.S.T.Q adalah KAN- Bidang Jasa Kontruksi adalah LPJK- Bidang Jasa Non-Konstruksi adalah Departemen Teknis (ESDM) Sertifikasi dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi Metrologi legal (untuk keperluan transaksi perdagangan) adalah kewenangan Deperindag

    Penetapan Standar Nasional Indonesia (SNI) oleh BSN, pemberlakuan SNI oleh Menteri Teknis (ESDM)

    KERANGKA REGULASI ENERGI

    Menteri c.q Dirjen ybs Menteri c.q Dirjen

    ybs*)

    Menteri c.q Dirjen ybs

    BPH MIGAS **)

    Menteri c.qUnit yang menangani

    pelayanan geologi

    BP MIGAS(BHMN)

    *) Kecuali regulasi ekonomi untuk :- Hilir Migas di semua wilayah

    **) Khusus untuk Hilir Migas di semua wilayah

    LembagaAkreditasi

    LembagaSetifikasi

    Menteri c.q. Balitbang

    Menteri c.q. Diklat

    LAMPIRAN R2KONSTALASI INDUSTRI PRIMER SEKUNDER

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    66/72

    66

    KONSTALASI INDUSTRI PRIMERSEKUNDER

    Hulu (Mengangkat dariperut bumi)

    Hilir (Mengolah menjadi produk energi / logam batangan)

    Produklanjut

    Produklanjut

    Domain Menteri yang bertanggung jawab di bidang Energi dan Mineral

    A.Produk EnergiB.Produk Mineral

    (logam/emas batangan)C.Listrik

    (Meningkatkan Nilai Tambah)

    SumberDayaMigas

    Eksplorasi /Eksploitasi

    Eksplorasi /Eksploitasi

    Eksploitasi /Produksi

    Pengolahan

    Smelter

    PembangkitanListrik

    Pengangkutan/Transmisi

    AngkutanKhusus

    Transmisi

    Penyimpanan /Penimbunan

    Penimbunan

    DistribusiListrik

    PelangganListrik

    SumberDaya

    Minerba

    SumberDayaPanas

    Bumi

    Niaga

    Niaga

    Agen

    Niaga

    TraderTanpa Aset

    Penjualan

    Migas

    Mineral dan Batubara(Minerba)

    Panas Bumi

    A

    B

    C

    Hasil :

    INDUSTRI PRIMER INDUSTRI SEKUNDER

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    67/72

    LAMPIRAN R4TAKSONOMI BIDANG USAHA

    DALAMSTRUKTUR INDUSTRI GAS BUMI NASIONAL

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    68/72

    68

    STRUKTUR INDUSTRI GAS BUMI NASIONAL

    UsahaPenyimpanan2)

    Impor

    LNGLPG

    Industri Hulu Industri Hilir End Users

    Aliran Gas

    UsahaPengangkutan2)

    KK, KM, KB(melalui pipaatau bejanakhusus)

    KK,KM,KB

    KK,KM,KB

    UsahaPengolahan2)

    UsahaNiaga2) Ekspor

    LNGLPGGas

    KB

    Kilang LPG

    Kilang LNG

    Pengapalan

    Transmisi

    Storage

    ReceivingTerminal

    Trader

    Niaga Umum(Usaha

    Penjualan)

    KK: Konsumen Kecil

    KM : Konsumen Menengah

    KB: Konsumen Besar

    (Pembedaan Konsumen

    Berdasarkan Kuantitas)

    Eksploitasi1)Eksplorasi

    Usaha

    Eksplorasi/Eksploitasi

    Dengan Aset

    Tanpa Aset

    PembotolanAngkutan

    Laut/Darat

    Angkutan Laut/Darat CNG 3)

    Distribusi

    LAMPIRAN R5PRINSIP PRINSIP

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    69/72

    69

    PRINSIP PRINSIP

    PENGATURAN INDUSTRI HILIR MIGAS

    PASAR REGULATED

    Market RulesOthers

    Market RulesGas Pipa dan

    BBM (Regulated/Bersubsidi)

    Fungsi

    Pengatur

    Fungsi

    Pengawas

    Fungsi

    Pengatur

    Fungsi

    Pengawas

    Kondisi

    Pasar

    Gas Pipa

    Kondisi

    Pasar

    Others

    Oleh Menteri ESDM cq. Dirjen Migas Oleh BPH Migas (Pasal 46)

    (Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan

    Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa)

    Pengaturan Pengaturan

    PengawasanPengawasan

    PASAR REGULATED

    LAMPIRAN R6REGULASI INDUSTRI HILIR MIGAS :

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    70/72

    70

    PRINSIP-PRINSIP PENANGANAN BARANG PUBLIK (PUBLIC GOODS)

    POLRI/PPNS++)PertaminaProdusenMESDM

    cq. DJMigasMESDM

    cq. DJMigasMESDM

    cq. DJMigasMESDM

    cq. DJMigasMESDM

    BBG (Non-Regulated)LPG

    POLRI/PPNS ++)KepmenMESDM

    Utilitas Gas(PGN)

    BPH-MigasBPH-MigasMESDMcq. DJMigas

    MESDMcq. DJMigas

    MESDMBBG (Regulated)

    Gas Kota

    POLRI/PPNS ++)Pertamina/Elnusa

    ProdusenBPH-MigasMESDMcq. DJMigas

    MESDMcq. DJMigas

    MESDMcq. DiJMigas

    MESDMBBM (Non-Regulated)

    Pertamax

    POLRI/PPNS ++)

    POLRI/PPNS ++)

    POLRI/PPNS ++)

    Keppres

    Keppres

    Keppres

    Pertamina +)

    Pertamina +)

    Pertamina +)

    BPH-Migas

    BPH-Migas

    BPH-Migas

    MESDMcq. DJMigas

    MESDMcq. DJMigas

    MESDMcq. DJMigas

    MESDMcq. DJMigas

    MESDMcq. DJMigas

    MESDMcq. DJMigas

    MESDMcq. DJMigas

    MESDMcq. DJMigas

    MESDMcq. DJMigas

    MESDM

    MESDM

    MESDM

    BBM (Regulated)a.Premium

    b.Solar

    c.Minyak Tanah

    YANGMENGAWASI

    YANGMENGATUR

    YANGMENGAWASI

    YANGMENGATUR

    PENYIDIKANTHD

    PENCURIAN/PENGOPLOSAN

    PENETAPANHARGAJUAL/

    TARIF***)

    OBLIGATIONTO

    SUPPLY

    REGULASIUSAHA **)

    REGULASIKETEKNIKAN *)

    KEBIJAKANJENIS

    Keterangan :*) Standar Mutu dan Keselamatan Migas +) Penugasan selama masa transisi (s.d. Nopember 2005), sesuai UU 22/2001 Pasal 62

    **) Standar Pelayanan dan Harga Jual ++) Sesuai UU 22/2001 Pasal 50***) Penetapan Kisaran harga oleh pemerintah

    LAMPIRAN R7TAKSONOMI BIDANG USAHA

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    71/72

    71

    P T DKonsumen

    BUPembangkitan

    DALAMSTRUKTUR INDUSTRI PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK(UU No 15 Tahun 1985)

    Dimiliki oleh Sektor Swasta

    Dimiliki oleh PLN

    LAMPIRAN SKELEMBAGAAN BIDANG ENERGI

  • 8/2/2019 Energy Blueprint

    72/72

    72

    PertaminaPTBA

    PGNPLNSwasta

    Universitas(Riset Dasar)

    Lembaga(Riset

    Terapan)

    BPPT(Pengkajian

    Teknologi)

    ImportedTech.

    KomunitasIndustri Energi

    Komunitas Ristek

    Balitbang

    ESDM(Pengembangan)

    Tech. content

    Peng

    embanganKebijakanRiste

    k

    Imported Tech.

    Indigenous Tech.

    Tech

    nolo

    gyP

    oli

    cy

    Tech

    nolo

    gyP

    oli

    cy

    KELEMBAGAAN BIDANG ENERGI

    Catatan :

    Usulan MESDM ini telah disetujui dalam paparan untuk LandmarkTeknologi di BPPT