Energi Alternatif Yang Aman Bagi Lingkungan

25
Energi Alternatif Yang Aman Bagi Lingkungan

Transcript of Energi Alternatif Yang Aman Bagi Lingkungan

Energi Alternatif Yang Aman Bagi Lingkungan

A. Pendahuluan 1. Latar belakangKrisis adalah masalah yang sangat mendasar bagi indoonesia. Termasuk di dalamnya ialah masalah listrik. Hal ini terjadi karena Energi listrik merupakan energi yang sangat diperlukan oleh manusia moderen. Sebab penggunaan energi listrik sudah menyangkut banyak aspek-aspek kehidupan manusia mulai dari industri, transportasi, pertanian, perkebunan, perkantoran, rumah tangga dan masih banyak lagi lain. Tidak bisa dibayangkan apa yang terjadi jika tiba-tiba listrik padam. Semua kegiatan yang ada bisa terhenti seketika.Untuk mencegah hal itu. Pemerintah terus membangun pembangkit listrik-pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhuan masyrakat. Untuk mempercepat ketersediaan listrik PLN membuat program untuk membuat 35 PLTU dengan total tenaga 10.000 MW/h. Ketiga puluh lima PLTU tersebut tersebar di jawa dan luar jawa. Untuk Jawa dibangun 10 buah PLTU. Fakta bahwa kebanyakan PLTU di Indonesia memakai bahan bakar fosil menunjukkan bahwa sektor ketenagalistrikan berpotensi menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi CO2 di Indonesia bahkan di kawasan Asia Pasifik. Dan juga menyebabkan minimnya dana itu adalah besarnya beban keuangan PT PLN (Persero) untuk membeli bahan bakar minyak sebagai sumber energi pembangkit. Di samping itu, harga jual listrik di beberapa kelompok konsumen masih berada di bawah harga produksi PLN. Akibatnya, kondisi keuangan PT PLN masih dalam status defisitWorld Resources Institute (WRI) dalam analisisnya menempatkan Indonesia pada peringkat ke-21 penghasil emisi CO2 tertinggi di dunia tahun 2000. Emisi CO2 Indonesia yang dihasilkan sektor energi saja mencapai 1,2% emisi CO2 dunia keseluruhan (78 juta ton CO2). Sedangkan jumlah emisi CO2 per orang di Indonesia adalah 0,4 ton, atau berada pada peringkat 108 dunia.Sayangnya, hingga saat ini kebutuhan listrik bagi lebih dari 200 juta rakyat Indonesia belum terpenuhi secara optimal. Berdasarkan perhitungan rasio elektrifikasi , hingga akhir 2003 sebanyak 47% penduduk Indonesia masih belum menikmati listrik. Oleh sebab itu maka diperlukan energi alternatif yang menghasilkan energi yang besar dan juga minim emisi Co2 sehingga aman bagi lingkungan. Yaitu salah satunya pemanfaatan energi Panas bumi sebagai pembangkit listrik.

2. Rumusan masalah.Apakah dengan pemanfaatan energi panas bumi sebagai pembangkit tenaga listrik mampu menurunkan angka emisi gas Co2?Apakah dengan pemanfaatan energi panas bumi sebagai pembangkit tenaga listrik menghasilkan peningkatan energi listrik di indonesia?3. TujuanPenulis ingin melihat peningkatan angka kapasitas energi listrik dihasilkan dengan pemanfaatan energi panas bumi.Penulis ingin melihat penurunan angka pelepasan Co2 dilepaskan oleh pembangkit listrik di indonesia.

B. Isi dan Pembahasan1. Konsep-Konsep teori.a. Energi panas bumiEnergi panas bumiadalahenergi panasyang terdapat dan terbentuk di dalamkerak bumi.Temperaturdi bawah kerak bumi bertambah seiring bertambahnya kedalaman. Suhu di pusat bumi diperkirakan mencapai 5400C. Menurut Pasal 1 UU No.27 tahun 2003 tentang Panas Bumi. Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Energi panas bumi ini berasal dariaktivitas tektonikdi dalambumiyang terjadi sejakplanetini diciptakan.Panasini juga berasal daripanas matahariyang diserap olehpermukaan bumi. Selain itu sumber energi panas bumi ini diduga berasal dari beberapa fenomena: Peluruhanelemenradioaktifdi bawah permukaan bumi. Panas yang dilepaskan oleh logam-logam berat karena tenggelam ke dalam pusat bumi. Efekelektromagnetikyang dipengaruhi olehmedan magnetbumi.Energiini telah dipergunakan untuk memanaskan (ruangan ketikamusim dinginatauair) sejak peradabanRomawi, namun sekarang lebih populer untuk menghasilkanenergi listrik. Sekitar 10 Giga Wattpembangkit listrik tenaga panas bumitelah dipasang di seluruhduniapada tahun 2007, dan menyumbang sekitar 0.3% totalenergi listrik dunia. Gambar 3.1 Daerah berpanas bumi aktif, Selandia Baru.

b. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)1) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumiadalahpembangkit listrikyang menggunakanpanas bumisebagai sumber energinya. Listrik dari tenaga panas bumi saat ini digunakan di 24 negara, sementara pemanasan memanfaatkan panas bumi digunakan di 70 negara.Perkiraan potensi listrik yang bisa dihasilkan oleh tenaga panas bumi berkisar antara 35 s.d. 2.000GW. Kapasitas di seluruh dunia saat ini adalah 10.715 megawatt (MW), dengan kapasitas terbesar diAmerika Serikatsebesar 3.086 MW,diikuti olehFilipinadanIndonesia. India sudah mengumumkan rencana untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi pertamanya di Chhattisgarh. Tenaga panas bumi dianggap sebagai sumberenergi terbarukankarena ekstraksi panasnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan muatan panas bumi. Emisi karbondioksida pembangkit listrik tenaga panas bumi saat ini kurang lebih 122kgCO2per megawatt-jam (MW/h) listrik, kira-kira seperdelapan dari emisi pembangkit listrik tenaga batubara. Untuk membangkitkan listrik dengan panas Bumi dilakukan dengan mengebortanahdi daerah yang memiliki potensi panas Bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan dimanfaatkan untuk memanaskanketel uap(boiler) sehingga uapnya bisa menggerakkanturbin uapyang tersambung ke generator. Untuk panas bumi yang mempunyaitekanantinggi, dapat langsung memutar turbin generator, setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu.

Gambar 3.2 sistem PLTP

Eksplorasi dan eksploitasi panas bumi untuk pembangkit energi listrik tergolong minim. Untuk menghasilkan energi listrik, pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya membutuhkan area seluas antara 0,4 - 3 hektar. Sedangkanpembangkit listrik tenaga uaplainnya membutuhkan area sekitar 7,7 hektar.[6]Hal ini menjawab kecemasan masyarakat mengenai dampak lingkungan eksploitasi panas bumi, terutama isu penebangan hutan di daerah yang memiliki potensi panas bumi.2) Sumber daya / Bahan bakar Muatan panas bumi adalah sekitar 1031Joule. Panas ini secara alami akan mengalir ke permukaan lewat konduksi dengan laju 44.2terawatt(TW) dan diisi kembali oleh peluruhan radioaktif dengan laju 30TW. Laju tenaga ini lebih dari dua kali konsumsi energi manusia saat ini yang berasal dari sumber utama, tapi sebagian besarnya terlalu tersebar (perkiraan rata-rata 0.1 W/m2) untuk dapat dipulihkan.Kerak bumisecara efektif bertindak sebagai selimut isolasi tebal yang harus ditembus dengan saluran fluida (misal.magma, air atau lainnya) untuk melepaskan panas di bawahnya. Pembangkit listrik tenaga panas bumi membutuhkan sumber panas bersuhu tinggi yang hanya dapat berasal dari jauh di bawah tanah. Panas tersebut harus dibawa ke permukaan lewat sirkulasi fluida, baik melaluisaluran magma,mata air panas,sirkulasi hidrotermal,sumur minyak, sumur bor, atau gabungan dari contoh-contoh tersebut. Sirkulasi ini terkadang muncul secara alami pada tempat dimana kerak bumi tipis. Saluran magma membawa panas dekat ke permukaan, dan mata air panas membawanya ke permukaan. Jika tidak tersedia mata air panas maka sumur harus dibor untuk menjadiakuiferair panas. Jika jauh dari batas lempeng tektonik,gradien panas bumidi sebagian besar tempat adalah 25-30C per kilometer kedalaman, sehingga membuat sumur menjadi harus beberapa kilometer dalamnya untuk dapat membangkitkan listrik.Jumlah dan mutu sumber daya panas yang dapat dipulihkan meningkat sebanding dengan kedalaman pengeboran dan kedekatan dengan batas lempeng tektonik.Gambar 3.3 sistem panas bumiPada tanah yang panas dan kering, atau dimana tekanan air tidak memadai, fluida dapat disuntikkan untuk merangsang produksi. Pengembang akan menggali dua lubang di calon lokasi, dan memecah batu diantara keduanya dengan bahan peledak atau air bertekanan tinggi. Kemudian memompakan air atau karbon dioksida cair ke salah satu lubang galian, sehingga keluar di lubang galian lainnya dalam bentuk gas. Pendekatan ini disebuthot dry rock geothermal energydi Eropa atauenhanced geothermal systemsdi Amerika Utara. Pendekatan ini dapat menghasilkan potensi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan jika dihubungkan secara konvensional ke akuifer alami. Perkiraan potensi pembangkit listrik dari tenaga panas bumi bervariasi dari 35-2000GW tergantung pada skala penanaman modal. Ini tidak termasuk panas non-listrik yang dipulihkan oleh pembangkit co-generation, pompa kalor panas bumi atau penggunaan langsung lainnya. Sebuah laporan tahun 2006 olehInstitut Teknologi Massachusetts(MIT), yang mengikutsertakan potensi dari sistem panas bumi yang ditingkatkan (enhanced geothermal systems), memperkirakan bahwa investasi sebesar 1miliar dolarAS untuk penelitian dan pengembangan selama 15tahun lebih akan memungkinkan tercapainya kapasitas pembangkitan listrik sebesar 100GW pada tahun 2050 di Amerika Serikat saja.Laporan MIT memperkirakan bahwa lebih dari 200zettajoule(ZJ) akan dapat dihasilkan, dengan potensi untuk ditingkatkan hingga lebih dari 2.000 ZJ dengan perbaikan teknologi - cukup untuk memenuhi kebutuhan energi seluruh dunia saat ini selama beberapamilenium. Saat ini sumur panas bumi jarang lebih dari 3km dalamnya.Taksiran tertinggi atas potensi sumber daya panas bumi memperkirakan kedalaman sumur 10km. Penggalian hingga mendekati kedalaman ini sekarang sudah dapat dilakukan dalam industri perminyakan, walaupun biayanya sangat mahal. Sumur penelitian terdalam di dunia,Kola superdeep borehole, dalamnya 12,3km.Rekor tersebut baru-baru ini sudah dapat ditiru oleh sumur minyak komersial seperti sumur Z-12 milikExxondi ladang Chayvo,Sakhalin.Sumur dengan kedalaman lebih dari 4km umumnya menanggung biaya pengeboran hingga puluhan juta dolar. Tantangan teknologinya adalah untuk menggali lubang yang lebar dengan biaya rendah dan untuk memecahkan volume batu yang lebih banyak.Tenaga panas bumi dianggap sebagai sumberenergi terbarukankarena ekstraksi panasnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan muatan panas bumi. Namun demikian pemanfaatannya harus tetap diawasi untuk menghindari kekosongan lokal.Meski situs panas bumi mampu menyediakan panas selama puluhan tahun, tiap-tiap sumur dapat mendingin atau kehabisan air. Ketiga situs tertua yakni Larderello,Wairakei, dan The Geysers, semuanya sudah mengalami penurunan produksi. Tidak jelas apakah pembangkit-pembangkit ini memakai tenaga panas bumi lebih cepat daripada diisi kembali dari kedalaman yang lebih jauh, atau apakah akuifer yang menyediakannya mulai kehabisan. Jika produksi dikurangi dan air disuntikkan kembali, sumur-sumur ini secara teori dapat kembali memenuhi potensinya. Strategi penanganan yang demikian sudah diterapkan pada beberapa situs. Keberlanjutan jangka panjang energi panas bumi telah dibuktikan di ladang Lardarello di Italia sejak 1913, di ladang Wairakei di Selandia Baru sejak 1958,dan di ladang The Geysers di Kalifornia sejak 1960. 3) Jenis pembangkit listrikPembangkit listrik tenaga panas bumi sama prinsipnya denganpembangkit listrik termalberturbin uap lainnya - panas dari bahan bakar (dalam hal ini adalah inti bumi) digunakan untuk memanaskan air atau fluida lainnya yang sesuai. Fluida yang sudah berjalan lalu digunakan untuk memutar turbin generator sehingga menghasilkan listrik. Fluida tersebut lalu didinginkan dan dikembalikan ke sumber panas.

Gambar 3.4 jenis jenis Pembangkit Listrik Panas Bumia. Pembangkit uap keringPembangkit dengan sistem uap kering merupakan rancangan paling tua dan sederhana. Dalam sistem ini uap panas bumi bersuhu 150C atau lebih langsung digunakan untuk memutar turbinb. Pembangkitflash steamPembangkit dengan sistemflash steammengambil air panas bertekanan tinggi dari kedalaman bumi masuk ke tangki bertekanan rendah lalu menggunakan uap yang dihasilkan untuk memutar turbin. Sistem ini membutuhkan fluida bersuhu sekurang-kurangnya 180C;biasanya lebih. Ini adalah jenis yang paling umum dioperasikan saat ini.c. Pembangkit siklus binerPembangkit dengan sistem siklus biner adalah pengembangan terbaru dan memungkinkan suhu terendah fluida hingga 57C. Air panas bumi yang tidak terlalu panas tersebut dialirkan melewati fluida sekunder yang memiliki titik didih jauh di bawah titik didih air. Hal ini menyebabkan fluida sekunder menguap yang lalu digunakan untuk memutar turbin. Ini adalah jenis yang paling umum dibangun saat ini. Siklus Rankine Organikmaupunsiklus Kalinakeduanya digunakan. Efisiensi termal pembangkit jenis ini biasanya sekitar 10-13%.c. Emisi Gas Carbon.Emisi (buangan) gas karbon adalah gas-gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa yang mngandung karbon, contoh CO2, merupakan gas buang dari pembakaran bensin, solar, kayu, daun, gas LPG (elpiji) dan bahan bakar lain yang banyak mengandung hidro karbon (senyawa yang mengandung hidrogen dan karbon)Contoh lain, CFC (Chlor Fluoro Karbon) dari Gas Pendingin (gas Freon) pada AC, Kulkast, Cat Piloks, Obat nyamuk semprot, Hair spray semprot, dll.

1) Di atomosfer bumiKarbon dioksida diatmosfer bumidianggap sebagaigas kelumitdengan konsentrasi sekitar 385 ppm berdasarkan volume dan 582 ppm berdasarkan massa. Massaatmosfer bumiadalah 5,141018kg[9], sehingga massa total karbon dioksida atmosfer adalah 3,01015kg (3.000 gigaton). Konsentrasi karbon dioksida bervariasi secara musiman (lihat grafik di samping). Di wilayah perkotaan, konsentrasi karbon dioksida secara umum lebih tinggi, sedangkan di ruangan tertutup, ia dapat mencapai 10 kali lebih besar dari konsentrasi di atmosfer terbuka.Karbon dioksida adalahgas rumah kaca. Oleh karena aktivitas manusia seperti pembakaranbahan bakar fosildanpenggundulan hutan, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer telah meningkat sekitar 35% sejak dimulainyarevolusi industri.[11]Pada tahun 1999, 2.244.804.000 tonCO2dihasilkan di Amerika Serikat dari pembangkitan energi listrik. Laju pengeluaran ini setara dengan 0,6083 kg per kWh.[12]Lima ratus juta tahun yang lalu, keberadaan karbon dioksida 20 kali lipat lebih besar dari yang sekarang dan menurun 4-5 kali lipat semasa periodeJuradan secara lambat menurun sampai denganrevolusi industri.[13][14]Sampai dengan 40% dari gas yang dimuntahkan olehgunung berapisemasa ledakan subaerial adalah karbon dioksida.[15]Menurut perkiraan paling canggih, gunung berapi melepaskan sekitar 130-230 juta tonCO2ke atmosfer setiap tahun. Karbon dioksida juga dihasilkan oleh mata air panas, seperti yang terdapat di situs Bossoleto dekat Terme Rapolano di Toscana, Italia. Di sini, di depresi yang berbentuk mangkuk dengan diameter kira-kira 100 m, konsentrasiCO2setempat meningkat sampai dengan lebih dari 75% dalam semalam, cukup untuk membunuh serangga-serangga dan hewan yang kecil, namun menghangat dengan cepat ketika cahaya matahari memancar dan berbaur secara konveksi semasa pagi hari.Konsentrasi setempat CO2yang tinggi yang dihasilkan oleh gangguan air danau dalam yang jenuh denganCO2diduga merupakan akibat dari terjadinya 37 kematian diDanau Moboun,Kamerunpada 1984 dan 1700 kematian diDanau Nyos, Kamerun.Namun, emisiCO2yang diakibatkan oleh aktivitas manusia sekarang adalah 130 kali lipat lebih besar dari kuantitas yang dikeluarkan gunung berapi, yaitu sekitar 27 milyar ton setiap tahun. 2) Di samuderaTerdapat sekitar 50 kali lebih banyak karbon yang terlarut di dalam samudera dalam bentukCO2dan hidrasiCO2daripada yang terdapat di atmosfer. Samudera berperan sebagaibuangan karbonraksasa dan telah menyerap sekitar sepertiga dari emisiCO2yang dihasilkan manusia."[19]Secara umum, kelarutan akan berkurang ketika temperatur air bertambah. Oleh karena itu, karbon dioksida akan dilepaskan dari air samudera ke atmosfer ketika temperatur samudera meningkat.KebanyakanCO2yang berada di samudera berbentuk asam karbonat. Sebagian dikonsumsi oleh organisme air sewaktu fotosintesis dan sebagain kecil lainnya tenggelam dan meninggalkan siklus karbon. Terdapat kekhawatiran meningkatnya konsentrasiCO2di udara akan meningkatkan keasaman air laut, sehiggga akan menimbulkan efek-efek yang merugikan terhadap organisme-organisme yang hidup di air.3) Peranan biologisKarbon dioksida adalah hasil akhir dari organisme yang mendapatkan energi dari penguraian gula, lemak, danasam aminodenganoksigensebagai bagian darimetabolismedalam proses yang dikenal sebagairespirasi sel. Hal ini meliputi semua tumbuhan, hewan, kebanyakan jamur, dan beberapa bakteri. Pada hewan tingkat tinggi, karbon dioksida mengalir di darah dari jaringan tubuh ke paru-paru untuk dikeluarkan. Pada tumbuh-tumbuhan, karbon dioksida diserap dari atmosfer sewaktu fotosintesis.

a. Peranan pada fotosintesisTumbuh-tumbuhan mengurangi kadar karbon dioksida di atomosfer dengan melakukan fotosintesis, disebut juga sebagaiasimilasi karbon, yang menggunakan energi cahaya untuk memproduksi materi organik dengan mengkombinasi karbon dioksida dengan air. Oksigen bebas dilepaskan sebagai gas dari penguraian molekul air, sedangkan hidrogen dipisahkan menjadi proton dan elektron, dan digunakan untuk menghasilkan energi kimia viafotofosforilasi. Energi ini diperlukan untuk fiksasi karbon dioksida padasiklus Kalvinuntuk membentuk gula. Gula ini kemudian digunakan untuk pertumbuhan tumbuhan melalui repirasiWalaupun terdapat lubang angin, karbon dioksida haruslah dimasukkan ke dalam rumah kaca untuk menjaga pertumbuhan tanaman oleh karena konsentrasi karbon dioksida dapat menurun selama siang hari ke level 200 ppm. Tumbuhan memiliki potensi tumbuh 50 persen lebih cepat pada konsentrasiCO2sebesar 1.000 ppm. Tumbuh-tumbuhan juga mengeluarkanCO2selama pernapasan, sehingga tumbuhan yang berada pada tahap pertumbuhan sajalah yang merupakan penyerap bersihCO2. Sebagai contoh, hutan tumbuh akan menyerap berton-tonCO2setiap tahunnya, namun hutan matang akan menghasilkanCO2dari pernapasan dan dekomposisi sel-sel mati sebanyak yang dia gunakan untuk biosintesis tumbuhan. Walaupun demikian, hutan matang jugalah penting sebagaibuangan karbon, membantu menjaga keseimbangan atmosfer bumi. Selain itu, fitoplankton juga menyerapCO2yang larut di air laut, sehingga mempromosikan penyerapanCO2dari atmosfer. b. ToksisitasKandungan karbon dioksida di udara segar bervariasi antara 0,03% (300ppm) sampai dengan 0,06% (600 ppm) bergantung pada lokasi.Menurut Otoritas Keselamatan Maritim Australia, "Paparan berkepanjangan terhadap konsentrasi karbon dioksida yang sedang dapat menyebabkan asidosis dan efek-efek merugikan pada metabolisme kalsium fosforus yang menyebabkan peningkatan endapan kalsium pada jaringan lunak. Karbon dioksida beracun kepada jantung dan menyebabkan menurunnya gaya kontraktil. Pada konsentrasi tiga persen berdasarkan volume di udara, ia bersifat narkotik ringan dan menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, dan menyebabkan penurunan daya dengar. Pada konsentrasi sekitar lima persen berdasarkan volume, ia menyebabkan stimulasi pusat pernapasan, pusing-pusing, kebingungan, dan kesulitan pernapasan yang diikuti sakit kepala dan sesak napas. Pada konsentrasi delapan persen, ia menyebabkan sakit kepala, keringatan, penglihatan buram, tremor, dan kehilangan kesadaran setelah paparan selama lima sampai sepuluh menit." Oleh karena bahaya kesehatan yang diasosiasikan dengan paparan karbon dioksida, Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat menyatakan bahwa paparan rata-rata untuk orang dewasa yang sehat selama waktu kerja 8 jam sehari tidak boleh melebihi 5.000 ppm (0,5%). Batas aman maksimum untuk balita, anak-anak, orang tua, dan individu dengan masalah kesehatan kardiopulmonari (jatung dan paru-paru) secara signifikan lebih kecil. Untuk paparan dalam jangka waktu pendek (di bawah 10 menit), batasan dari Institut Nasional untuk Kesehatan dan Keamanan Kerja Amerika Serikat (NIOSH) adalah 30.000 ppm (3%). NIOSH juga menyatakan bahwa konsentrasi karbon dioksida yang melebihi 4% adalah langsung berbahaya bagi keselamatan jiwa dan kesehatan. Adaptasi terhadap peningkatan kadarCO2dapat terjadi pada manusia. InhalasiCO2yang berkelanjutan dapat ditoleransi pada konsentrasi inspirasi tiga persen paling sedikit selama satu bulan dan empat persen konsentrasi insiparsi selama lebih dari satu minggu. Diajukan juga bahwa konsentrasi insipirasi sebesar 2,0 persen dapat digunakan untuk ruangan tertutup (sepertikapal selam) oleh karena adaptasi ini bersifat fisiologis dan reversibel. Penurunan kinerja atau pada aktivitas fisik yang normal tidak terjadi pada tingkat konsentrasi ini. Gambaran-gambaran ini berlaku untuk karbon dioksida murni. Dalam ruangan tertutup yang dipenuhi orang, konsentrasi karbondioksida akan mencapai tingkat yang lebih tinggi daripada konsentrasi di udara bebas. Konsentrasi yang lebih besar dari 1.000 ppm akan menyebabkan ketidaknyamanan terhadap 20% penghuni dan ketidaknyamanan ini akan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasiCO2. Ketidaknyamanan ini diakibatkan oleh gas-gas yang dikeluarkan sewaktu pernapasan dan keringatan manusia, bukan olehCO2. Pada konsentrasi 2.000 ppm, mayoritas penghuni akan merasakan ketidaknyamanan yang signifikan dan banyak yang akan mual-mual dan sakit kepala. KonsentrasiCO2antara 300 ppm sampai dengan 2.500 ppm digunakan sebagai indikator kualitas udara dalam ruangan.Keracunan karbon dioksida akut dikenal sebagailembap hitam. Parapenambangbiasanya akan membawa sesangkar burung kenari ketika mereka sedang bekerja untuk memperingati mereka ketika kadar karbon dioksida mencapat tingkat yang berbahaya. Burung kenari akan terlebih dahulu mati sebelum kadarCO2mencapai tingkat yang berbahaya untuk manusia. Karbon dioksida menyebabkan kematian yang luas diDanau NyosdiKamerunpada tahun 1996. Karbon dioksida yang lebih berat yang dikeluarkan mendorong oksigen keluar, menyebabkan kematian hampir 2000 orang.

2. Data dan Faktaa. Indonesia Memiliki Titik Panas Bumi yang MelimpahPosisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga lempeng besar (Eurasia, Hindia Australia. Pasifik) menjadikannya memiliki tatanan tektonik yang kompleks. Subduksi antar lempeng benua dan samudra menghasilkan suatu proses peleburan magma dalam bentuk partial melting batuan mantel dan magma mengalami diferensiasi pada saat perjalanan ke permukaan proses tersebut membentuk kantong kantong magma (silisic / basaltic) yang berperan dalam pembentukan jalur gunungapi yang dikenal sebagai lingkaran api (ring of fire). Munculnya rentetan gunung api Pasifik di sebagian wilayah Indonesia beserta aktivitas tektoniknya dijadikan sebagai model konseptual pembentukan sistem panas bumi Indonesia.Derektorat Vulkanologi dan Pertamina, dengan bantuan Pemerintah Perancis dan New Zealand melakukan survey pendahuluan di seluruh wilayah Indonesia. Dari hasil survey dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat 251 prospek panasbumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik mulai dari bagian Barat Sumatera,terus ke Pulau Jawa, Bali, Nusatenggara dan kemudian membelok ke arah utara melalui Maluku dan Sulawesi.b. Panas Bumi Di Indonsia Menyimpan Energi Sangat Banyak.Sampai di penghujung tahun 2009, telah diketahui sedikitnya 265 lokasi sumber energi panasbumi di seluruh Indonesia dengan potensi 28,1 GWe .atau setara dengan 12 (duabelas) milyar barel minyak bumi untuk masa pengoperasian 30 tahunSebagian besar potensi tersebut berasosiasi dengan jalur vulkanik, yang umumnya berentalpi tinggi dan dapat dikembangkan secara komersial untuk pembangkitan tenaga listrik. Sebagian kecil adalah sumber panasbumi yang berasosiasi dengan sistem non-vulkanik, biasanya memiliki suhu reservoir relatif rendah. Sistem panas bumi di Indonesiaberdasarkan tatanan geologinya pada umumnya dapat dibedakan menjadi lima tipe: gunung api strato tunggal, komplek gunung api, kaldera, graben kerucut vulkanik, dan non vulkanik. Tipe-tipe sistem panas bumi ini mencerminkan besarnya potensi yang dikandungnya: tipe komplek gunung api, kaldera dan graben-kerucut vulkanik pada umumnya mempunyai potensi energi yang jauh lebih besar dari pada tipe lainnya. Pemanfataan untuk pembangkit listrik hingga saat ini baru 1189 MWe atau sekitar 4 % dari potensi total. Semua sistem panas bumi yang telah dimanfaatkan bertipe komplek gunung api, kaldera dan graben-kerucut vulkanik. Sementara itu pemanfaatan langsung (direct use) masih jauh dari harapan.

c. Panas Bumi Memiliki Emisi Pelepasan CO2 di Bawah Batu BaraMenurut hasil kajian9 lembaga riset internasional tentang energi (ExternE,UK SDC,Univ. of Wisconsin,CRIEPI (Japan),Paul Scherrer Inst.,UK Energy Review, IAEA,Vattenfall AB, danBritish Energy), gas karbon dioksida yang dikeluarkan oleh PLTU Batubara berkisar 755 990 kgCO2/MWeh Ini berarti bahwa untuk menghasilkan 1 megawattjam (MW/h) energi listrik, PLTU Batubara akan melepas karbon dioksida sekitar 755-990 kg.Sedangkan emisi karbondioksida pembangkit listrik tenaga panas bumi saat ini kurang lebih 122kgCO2per megawatt-jam (MWh) listrik, kira-kira seperdelapan dari emisi pembangkit listrik tenaga batubara.

3. Pembahasan.Karena peningkatan permintaan listrik oleh masyrakat dari dampak meningkatnya taraf hidup masyrakat indonesia. Pemerintah indonesia berencana akan membangun pembangkit listrik-pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhuan masyrakat. Untuk mempercepat ketersediaan listrik PLN membuat program untuk membuat 35 PLTU dengan total tenaga 10.000 MW/H. Ketiga puluh lima PLTU tersebut tersebar di jawa dan luar jawa. Untuk Jawa dibangun 10 buah PLTU. Maka sudah terlihat berapa emisi karbondioksida (CO2) yang akan di sumbangkan dari ke 35 PLTU tersebut. Dimana setiap gas karbon dioksida yang dikeluarkan oleh PLTU Batubara berkisar 755 990 kgCO2/Mweh dan rencananya akan menghasilkan 10.000MW/h. Maka dapat dinyatakan bahwa ke 35 PLTU tersebut akan menyumbang sebesar 10.000 MW/h X 990 kgCO2/MWeh = 9.900.000 kgCO2/h = 9.9 jutaCO2/h . dengan perhitungan tersebut bisa dinyatakan ke 35 PLTU tersebut akan menyumbangkan 9.9 juta CO2 (karbondioksida) setiap jamnya.Sedangkan emisi karbondioksida Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) saat ini kurang lebih 122kgkgCO2/MWeh. Maka dapat dinyatakan bahwa dengan penggunaan PLTP yang sama sama memiliki kapasitas 10.000MW/h. diperkirakan akan menghasilkan CO2 sebesar 10.000 MW/h X 122 kgCO2/MWeh = 1.220.000 kgCO2/h = 1.2 jutaCO2/h. dengan perhitungan tersebut bisa dinyatakan PLTP tersebut akan menghasilkan 1.2 juta CO2 (karbondioksida) setiap jamnya. Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan kapasitas yang sama yaitu 10.000 MW/h, terlihat bahwa PLTP melepaskan emisi lebih rendah yaitu 1.2 jutaCO2/h. Dibandingkan PLTU yang melepaskan emisi lebih tinggi yaitu 9.9 jutaCO2/h. Maka PLTP kurang lebih hanya melepaskan emisi sebesar 1/8 dari emisi yang dilepaskan oleh PLTU.Sehingga diharapkan pemerintah Indonesia untuk merubah rencana pembangunan PLTU diganti dengan pembangunan PLTP. Karena PLTP lebih ramah lingkungan dari pada PLTU. sehingga Indonesia dapat mencegah dirinya sendiri sebagai penyumbang emisi CO2. Dan dapat menurunkan angka pelepasan emisi gas CO2.

Di penghujung tahun 2009, telah diketahui sedikitnya 265 lokasi sumber energi panasbumi di seluruh Indonesia dengan potensi 28,1 GWe. Pemanfataan untuk pembangkit listrik hingga saat ini baru 1189 MWe atau sekitar 4 % dari potensi total. 1189 Mw listrik yang telah diproduksi dari tujuh PLTP. Ketujuh PLTP tersebut adalah Sibayak (12 MW), G. Salak (375 MW), Kamojang (200 MW), Darajat (255 MW), Wayang Windu (227 MW), Dieng (60 MW), dan Lahendong (60 MW).Dengan pengalaman telah membangun 7 PLTP. Di harapkan pemerintah Indonesia mampu untuk mengembangkan dan membangun PLTP-PLTP selajutnya yang memiliki kapasitas listrik yang lebih besar. Mengingat Indonesia memiliki potensi sumber panas bumi men mencapai 28.1 GWe yang setara dengan 12 (duabelas) milyar barel minyak bumi untuk masa pengoperasian 30 tahun. Yang pada tanggal 19-12-2013 harga minyak bumi pada angka $ 97.80/barel. sehingga 12 miliyar barel X $ 97.80/barel = $ 1173.600 juta. Atau $ 1,1736 triliun. Jadi Indonesia dapat menghemat anggaran untuk membeli minyak bumi sebanyak $ 1,1736 triliun.

C. Penutup.1. Kesimpulan PLTP kurang lebih hanya melepaskan emisi sebesar 1/8 dari emisi yang dilepaskan oleh PLTU. Sehingga diharapkan pemerintah Indonesia untuk merubah rencana pembangunan PLTU diganti dengan pembangunan PLTP. Karena PLTP lebih ramah lingkungan dari pada PLTU. sehingga Indonesia dapat mencegah dirinya sendiri sebagai penyumbang emisi CO2. Dan dapat menurunkan angka pelepasan emisi gas CO2.Indonesia memiliki potensi energy panas bumi sebesar 28,1 Gwe yang bisa digunakan sebagai PLTP sehingga berpotensi untuk meningkatkan kapastas energy listrik untuk masyarakat Indonesia.2. Saranada baiknya pemerintah mengoptimalkan pemanfaatan energy panas bumi yang melimpah ini sebagai sumber energy yang baru, maupun sebagai pengganti sumber energy yang telah ada. salah contohnya adalah mengganti PLTU dan pembangkit listrik lainya yang masih menggunakan bahan bakar fosil dengan beralih menggunakan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

A. Daftar Pustaka. http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_panas_bumi http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_panas_bumi http://solarenergyfactsblog.com/alternative-energy-projects/ http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/Energi-Bersih/geothermal/ http://energitoday.com/2013/11/21/pertamina-geotermal-akan-kembangkan-enam-proyek-panas-bumi/ http://www.greendiary.com/biggest-geothermal-power-plants-world.html http://www.oil-price.net/ http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidaB. Lampiran.