Emil-LARING kul.1.ppt

16
LARING LARING Emil Anwar Emil Anwar Bgn THT FK UNSRI Bgn THT FK UNSRI

Transcript of Emil-LARING kul.1.ppt

Page 1: Emil-LARING kul.1.ppt

LARINGLARING

Emil AnwarEmil Anwar

Bgn THT FK UNSRIBgn THT FK UNSRI

Page 2: Emil-LARING kul.1.ppt

ANATOMI LARINGANATOMI LARING Laring merupakan bagian terbawah saluran Laring merupakan bagian terbawah saluran

napas atas, berbentuk limas segitiga yang napas atas, berbentuk limas segitiga yang terpancung. Batas atas berupa Aditus Laring terpancung. Batas atas berupa Aditus Laring sedang batas bawahnya tepi bawah Kartilago sedang batas bawahnya tepi bawah Kartilago Krikoid. Dalam rongga laring terdapat suatu alat Krikoid. Dalam rongga laring terdapat suatu alat vital yang berfungsi terutama pada fonasi dan vital yang berfungsi terutama pada fonasi dan respirasi dikenal sebagai Pita Suara [vocal cord] respirasi dikenal sebagai Pita Suara [vocal cord] kanan dan kiri, sedang ruang diantaranya disebut kanan dan kiri, sedang ruang diantaranya disebut Rima Glotis yang merupakan satu2nya jalan Rima Glotis yang merupakan satu2nya jalan udara pernapasan ke Paru2. udara pernapasan ke Paru2.

Laring terletak setinggi V.C 3-6 pada pria sedang Laring terletak setinggi V.C 3-6 pada pria sedang pada wanita dan anak sedikit lebih tinggi.pada wanita dan anak sedikit lebih tinggi.

Ukuran pita suara waktu lahir sekitar 0,7 cm, Ukuran pita suara waktu lahir sekitar 0,7 cm, pada wanita 1,6 – 2 cm dan pada pria 2 – 2,4 cm.pada wanita 1,6 – 2 cm dan pada pria 2 – 2,4 cm.

Ukuran rima glotis maksimal [pada abduksi pita Ukuran rima glotis maksimal [pada abduksi pita suara maksimal] sekitar 2 cm.suara maksimal] sekitar 2 cm.

Untuk kepentingan pembedahan, rongga laring Untuk kepentingan pembedahan, rongga laring dibagi 3 bagian: dibagi 3 bagian:

1. Vestibulum laring atau supra glotik -1. Vestibulum laring atau supra glotik - dari dari puncak epiglotis sampai permukaan superior pita puncak epiglotis sampai permukaan superior pita suara.suara.

2. Glotik -2. Glotik - dari pita suara sampai garis khayal dari pita suara sampai garis khayal sekitar 3 mm dibawah pita suara. sekitar 3 mm dibawah pita suara.

Ligamen Tirohioid

Page 3: Emil-LARING kul.1.ppt

3. Subglotik -3. Subglotik - dari glotik sampai tepi bawah kartilago krikoid. dari glotik sampai tepi bawah kartilago krikoid.

Laring dibentuk oleh satu buah tulang dan beberapa tulang rawan yang saling berhubungan dan Laring dibentuk oleh satu buah tulang dan beberapa tulang rawan yang saling berhubungan dan diikat satu sama lain oleh otot2 dan ligamentum.diikat satu sama lain oleh otot2 dan ligamentum.

Tulang dan tulang rawan laring :Tulang dan tulang rawan laring :

1.Tulang Hioid : terletak paling atas, berbentuk huruf “U”yang mudah diraba pada leher bagian 1.Tulang Hioid : terletak paling atas, berbentuk huruf “U”yang mudah diraba pada leher bagian

depan atas.depan atas.

2.Tulang rawan Tiroid : Tulang rawan laring yang terbesar, terdiri dari 2 bh lamina yang bersatu 2.Tulang rawan Tiroid : Tulang rawan laring yang terbesar, terdiri dari 2 bh lamina yang bersatu

didepan dan mengembang kebelakang.didepan dan mengembang kebelakang.

3.Tulang rawan Krikoid : Terletak dibawah tulang rawan tiroid dan merupakan tulang rawan 3.Tulang rawan Krikoid : Terletak dibawah tulang rawan tiroid dan merupakan tulang rawan

terbawah dari laring.terbawah dari laring.

4. Tulang rawan Epiglotis : Berbentuk pipih seperti daun, terdiri dari jaringan fibroelastik.4. Tulang rawan Epiglotis : Berbentuk pipih seperti daun, terdiri dari jaringan fibroelastik. 5. Tulang rawan Aritenoid : Berbentuk piramid bersisi tiga tidak teratur, yang bagian dasarnya5. Tulang rawan Aritenoid : Berbentuk piramid bersisi tiga tidak teratur, yang bagian dasarnya membentuk persendian dengan bagian atas belakang krikoid.membentuk persendian dengan bagian atas belakang krikoid. 6.Tulang rawan Kornikulata dan Kuneiformis : Terdiri dari komponen elastik. Kornikulata bersen6.Tulang rawan Kornikulata dan Kuneiformis : Terdiri dari komponen elastik. Kornikulata bersen di dengan apeks aritenoid, sedang kuneiformis di dengan apeks aritenoid, sedang kuneiformis

bersendi dengan kornikulata.Keduanya bersendi dengan kornikulata.Keduanya membentuk tonjolan pada sisi posterior rima membentuk tonjolan pada sisi posterior rima glotis. glotis.

Otot2 laringOtot2 laring : gerakan laring dilaksanakan oleh kelompok otot2 ekstrinsik dan intrinsik. : gerakan laring dilaksanakan oleh kelompok otot2 ekstrinsik dan intrinsik.

1.Otot ekstrinsik -1.Otot ekstrinsik - bekerja pada laring secara keseluruhan, terdiri dari: bekerja pada laring secara keseluruhan, terdiri dari:

a.Suprahioid a.Suprahioid berfungsi menarik laring kebawah. berfungsi menarik laring kebawah.

-M.Digastrikus, M.Geniohioid, M.Stilohioid dan M.Milohioid.-M.Digastrikus, M.Geniohioid, M.Stilohioid dan M.Milohioid.

Page 4: Emil-LARING kul.1.ppt

b.Infrahioidb.Infrahioid berfungsi menarik laring keatas. berfungsi menarik laring keatas.

-M.Sternohioid, M.Omohioid dan M.Tirohioid.-M.Sternohioid, M.Omohioid dan M.Tirohioid.

2.Otot Intrinsik 2.Otot Intrinsik bekerja pada gerak dari bagian2 laring sendiri, terdiri dari: bekerja pada gerak dari bagian2 laring sendiri, terdiri dari:

a.Bagian lateral : M.Tiroepiglotika, M.Vokalis, M.Tiroaritenoid, M.Ariepiglotika dan a.Bagian lateral : M.Tiroepiglotika, M.Vokalis, M.Tiroaritenoid, M.Ariepiglotika dan M.Krikotiroid. M.Krikotiroid.

b.Bagian posterior: M.Aritenoid transversum, M.Aritenoid b.Bagian posterior: M.Aritenoid transversum, M.Aritenoid

oblique dan M. Krikoaritenoid posterior.oblique dan M. Krikoaritenoid posterior.

FISIOLOGI LARINGFISIOLOGI LARING Fungsi Fungsi laring laring terutama untuk terutama untuk Fonasi Fonasi dan dan Respirasi. Respirasi. Selain itu juga berperan untuk Selain itu juga berperan untuk proteksi, sirkulasi, menelan, batuk proteksi, sirkulasi, menelan, batuk dandan emosi. emosi.

Fungsi Fungsi Fonasi.Fonasi.

Laring dengan pita suaranya merupakan generator suara atau sumber bunyi Laring dengan pita suaranya merupakan generator suara atau sumber bunyi karena adanya :karena adanya :

- pendekatan (adduksi) pita suara kanan dan kiri yang baik. - pendekatan (adduksi) pita suara kanan dan kiri yang baik.

- peregangan pita suara menentukan tinggi rendahnya nada.- peregangan pita suara menentukan tinggi rendahnya nada.

Page 5: Emil-LARING kul.1.ppt

-Fibrasi pita suara yang sempurna-Fibrasi pita suara yang sempurna dengan adanya perbedaan tekanan dengan adanya perbedaan tekanan

udara diatas dan dibawah glotis. udara diatas dan dibawah glotis. Fungsi Fungsi respirasi :respirasi :

Dengan mengatur besar kecilnya rimaDengan mengatur besar kecilnya rima Glotis, laring dapat mengatur keluar ma- Glotis, laring dapat mengatur keluar ma-

suknya aliran udara pernapasan. suknya aliran udara pernapasan. Fungsi Fungsi proteksi proteksi ::

Untuk mencegah makanan dan benda Untuk mencegah makanan dan benda Asing masuk ketrakea dengan cara menu- Asing masuk ketrakea dengan cara menu-

tup aditus laring dan rima glotis secara tup aditus laring dan rima glotis secara bersamaan. bersamaan.

Fungsi Fungsi sirkulasi :sirkulasi : Dengan terjadinya perubahan tekananDengan terjadinya perubahan tekanan

udara didalam traktus trakeobronkial akan udara didalam traktus trakeobronkial akan mempengaruhi sirkulasi darah alveolus. mempengaruhi sirkulasi darah alveolus.

Fungsi menelan : Gerakan laring bagian bawah keatas, menutup aditus laring dan mendorongbolus makanan turun ke hipofaring merupakan fungsi laring dalam proses menelan. Fungsi batuk : Dengan refleks batuk, benda asing yang telah masuk trakea maupun sekret dariParu dapat dikeluarkan.

Fungsi emosi : Laring dapat mengekspresikan emosi, misalnya berteriak, mengeluh, menangisdan lainnya.

Page 6: Emil-LARING kul.1.ppt

PEMERIKSAAN LARINGPEMERIKSAAN LARINGI. Laringoskopi tidak langsung (“indirect laryngoscopy”).I. Laringoskopi tidak langsung (“indirect laryngoscopy”).

Pada pertengahan abad 19 ditemukan I kali cara melihat laring dengan menggunaPada pertengahan abad 19 ditemukan I kali cara melihat laring dengan mengguna

kan kaca laring.kan kaca laring.

II. Laringoskopi langsung (“direct laryngoscopy”).II. Laringoskopi langsung (“direct laryngoscopy”).

Pada awal abad 20, Jackson menemukan Pada awal abad 20, Jackson menemukan Laringoskop, Laringoskop, alat yang dapat digunaalat yang dapat diguna

kan melihat laring secara langsung.kan melihat laring secara langsung.

III. Mikrolaringoskopi.III. Mikrolaringoskopi.

Beberapa waktu kemudian, Kleinsasser menggabungkan penggunaan laringoskopBeberapa waktu kemudian, Kleinsasser menggabungkan penggunaan laringoskop

dengan mikroskop yang dikenal dengan pemeriksaan dengan mikroskop yang dikenal dengan pemeriksaan Mikrolaringoskopi Mikrolaringoskopi yang sekarangyang sekarang

sering digunakan untuk bedah mikro dan bedah laser.sering digunakan untuk bedah mikro dan bedah laser.

IV. Radiologi.IV. Radiologi.

Berbagai cara pemeriksaan radiologi mulai dari foto “soft tissue” leher sampai CTBerbagai cara pemeriksaan radiologi mulai dari foto “soft tissue” leher sampai CT

scan laring sangat membantu dalam diagnosis dan terapi kelainan laring.scan laring sangat membantu dalam diagnosis dan terapi kelainan laring.

V. Stroboskopi dan kinematografi.V. Stroboskopi dan kinematografi.

Kedua pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi fungsi laring dengan Kedua pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi fungsi laring dengan mengamati getaran pita suara menggunakan kilatan cahaya dan kamera kecepatan mengamati getaran pita suara menggunakan kilatan cahaya dan kamera kecepatan tinggi.tinggi.

Page 7: Emil-LARING kul.1.ppt
Page 8: Emil-LARING kul.1.ppt
Page 9: Emil-LARING kul.1.ppt

KELAINAN LARINGKELAINAN LARINGPada umumnya adanya kelainan pada laring biasanya ditandai dengan gejala klinik Pada umumnya adanya kelainan pada laring biasanya ditandai dengan gejala klinik berupa berupa Suara serak (disfonia) Suara serak (disfonia) dan dan sumbatan (obstruksi) laring.sumbatan (obstruksi) laring.

Suara serak biasanya ditandai sebagai : - suara yang kasarSuara serak biasanya ditandai sebagai : - suara yang kasar - - suara yang susah keluar suara yang susah keluar - - suara dengan nada yang lebih rendah suara dengan nada yang lebih rendah dari normal.dari normal.Suara serak biasanya terjadi akibat gangguan : - getaran/fibrasi pita suaraSuara serak biasanya terjadi akibat gangguan : - getaran/fibrasi pita suara - ketegangan pita suara- ketegangan pita suara - pendekatan/aduksi pita suara- pendekatan/aduksi pita suara Penyebab suara parau dapat berupa: - kelainan kongenitalPenyebab suara parau dapat berupa: - kelainan kongenital - radang akut/kronis- radang akut/kronis - kelumpuhan otot2 laring/pita suara- kelumpuhan otot2 laring/pita suara - tumor jinak/ganas- tumor jinak/ganas - nodul pita suara dan keratosis laring- nodul pita suara dan keratosis laring

I. I. Kelainan kongenital.Kelainan kongenital. LaringomalasiaLaringomalasia paling sering ditemukan, merupakan lemahnya rangka paling sering ditemukan, merupakan lemahnya rangka laring menyebabkan epiglotis tertarik kebawah menutupi rima glotis pada waktu laring menyebabkan epiglotis tertarik kebawah menutupi rima glotis pada waktu inspirasi.inspirasi.Hal ini menyebabkan napas berbunyi(stridor inspirasi) sampai sumbatan laring.Hal ini menyebabkan napas berbunyi(stridor inspirasi) sampai sumbatan laring.

Page 10: Emil-LARING kul.1.ppt

Paralisis pita suara kongenital Paralisis pita suara kongenital kelainan kedua tersering setelah laringomalasi.kelainan kedua tersering setelah laringomalasi.

Bisa unilateral atau bilateral, yang terakhir biasanya berhubungan dengan kelainan neurologikBisa unilateral atau bilateral, yang terakhir biasanya berhubungan dengan kelainan neurologik

dan jantung. Pada yang unilateral biasanya sembuh spontan setelah usia 6 bulan.dan jantung. Pada yang unilateral biasanya sembuh spontan setelah usia 6 bulan.

Stenosis subglotik kongenital Stenosis subglotik kongenital kelainan ketiga tersering. Terdapat penyempitan subkelainan ketiga tersering. Terdapat penyempitan sub

Glotik 2-3 cm dibawah pita suara. Merupakan sebab tersering untuk tindakan trakeostomi padaGlotik 2-3 cm dibawah pita suara. Merupakan sebab tersering untuk tindakan trakeostomi pada

Anak dibawah umur 1 tahun. Beberapa kelainan dapat menyebabkan stenosis ini.Anak dibawah umur 1 tahun. Beberapa kelainan dapat menyebabkan stenosis ini.

Laryngeal web Laryngeal web terdapat selaput transparan yang dapat tumbuh didaerah supraglotik,terdapat selaput transparan yang dapat tumbuh didaerah supraglotik,

glotis atau subglotik, terbanyak di glotis (75%), namun yang paling berat sehingga memerlukanglotis atau subglotik, terbanyak di glotis (75%), namun yang paling berat sehingga memerlukan

tindakan trakeostomi bila tumbuh di subglotik.tindakan trakeostomi bila tumbuh di subglotik.

Beberapa kelainan kongenital laring lainnya seperti kista laring, hemangioma, laringokel,Beberapa kelainan kongenital laring lainnya seperti kista laring, hemangioma, laringokel,

Epiglotis bifida lebih jarang ditemukanEpiglotis bifida lebih jarang ditemukan

II. II. Peradangan laring.Peradangan laring.

Laringitis dapat akut Laringitis dapat akut non spesifik dan spesifik. non spesifik dan spesifik.

kronis kronis non spesifik dan spesifik. non spesifik dan spesifik.

Laringitis akut non spesifik Laringitis akut non spesifik pada umumnya merupakan kelanjutan dari rinofaringitispada umumnya merupakan kelanjutan dari rinofaringitis

(common cold). Etiologi umumnya Virus, invasi bakteri biasanya sekunder. Gejala biasanya seperti(common cold). Etiologi umumnya Virus, invasi bakteri biasanya sekunder. Gejala biasanya seperti

“ “common cold” disertai dengan suara serak, kecuali pada anak sering disertai sumbatan jalancommon cold” disertai dengan suara serak, kecuali pada anak sering disertai sumbatan jalan

nafas, namun umumnya dapat diatasi dengan terapi konservatif saja. nafas, namun umumnya dapat diatasi dengan terapi konservatif saja.

Istirahat bicara/suara selama beberapa hari, disamping menghindari iritasi tenggorok sangatIstirahat bicara/suara selama beberapa hari, disamping menghindari iritasi tenggorok sangat

penting dalam terapi. penting dalam terapi.

Page 11: Emil-LARING kul.1.ppt

Laringitis akut spesifik Laringitis akut spesifik Difteri dan Herpes laring.Difteri dan Herpes laring. Difteri Difteri infeksi akut yang disebabkan bakteri gram(+) corynebacterium infeksi akut yang disebabkan bakteri gram(+) corynebacterium

diphtheriae, dapat mengenai sebagian atau seluruh saluran napas atas. Lebih diphtheriae, dapat mengenai sebagian atau seluruh saluran napas atas. Lebih sering timbul pada anak dan biasanya menyebabkan sumbatan jalan nafasyang sering timbul pada anak dan biasanya menyebabkan sumbatan jalan nafasyang memerlukan tindakan trakeostomi darurat/segera.memerlukan tindakan trakeostomi darurat/segera.

Herpes Herpes infeksi akut yang disebabkan virus. Paling sering ditemukan infeksi akut yang disebabkan virus. Paling sering ditemukan pada balita 6 bulan sampai 3 tahun. Biasanya sembuh sendiri dalam 1 – 3 pada balita 6 bulan sampai 3 tahun. Biasanya sembuh sendiri dalam 1 – 3 minggu, dan jarang menyebabkan sumbatan laring.minggu, dan jarang menyebabkan sumbatan laring. LaringitisLaringitis kronis non spesifik kronis non spesifik biasanya merupakan kelanjutan dari rino- biasanya merupakan kelanjutan dari rino- faringitis kronis atau bronkitis kronis. Penyebab lainnya iritasi kronis pada laring faringitis kronis atau bronkitis kronis. Penyebab lainnya iritasi kronis pada laring seperti penggunaan suara berlebihan (vocal abuse), asap rokok/asap industri dan seperti penggunaan suara berlebihan (vocal abuse), asap rokok/asap industri dan alkohol. Keluhan yang menonjol suara serak yang menetap dan rasa tersangkut alkohol. Keluhan yang menonjol suara serak yang menetap dan rasa tersangkut ditenggorok. Terapi yang terpenting, istirahat suara (vocal rest) dan mengobati ditenggorok. Terapi yang terpenting, istirahat suara (vocal rest) dan mengobati faktor penyebab.faktor penyebab.

Nodul pita suara Nodul pita suara merupakan laringitis kronis yang terlokalisasi. Lesi merupakan laringitis kronis yang terlokalisasi. Lesi khas berupa massa kecil jaringan inflamasi dibagian tengah pita suara.khas berupa massa kecil jaringan inflamasi dibagian tengah pita suara.

Penyebabnya penggunaan suara berlebihan dan terus menerus atau fonasi Penyebabnya penggunaan suara berlebihan dan terus menerus atau fonasi hiperkinetik, karena itu paling sering terjadi pada pengguna suara profesional. hiperkinetik, karena itu paling sering terjadi pada pengguna suara profesional.

Kelainan awal ditandai dengan suara pecah pada nada tinggi dan gagal dalam Kelainan awal ditandai dengan suara pecah pada nada tinggi dan gagal dalam mempertahankan nada.mempertahankan nada.

Polip pita suara Polip pita suara massa polipoid ditengah pita suara merupakan lesi massa polipoid ditengah pita suara merupakan lesi Jinak laring yang sering ditemukan. Penyebabnya penggunaan suara berlebihan Jinak laring yang sering ditemukan. Penyebabnya penggunaan suara berlebihan

tapi tanpa memerlukan waktu lama atau infeksi saluran nafas atas. Suara serak tapi tanpa memerlukan waktu lama atau infeksi saluran nafas atas. Suara serak merupakan keluhan utama.merupakan keluhan utama.

Page 12: Emil-LARING kul.1.ppt

Laringitis kronis spesifik Laringitis kronis spesifik ada 2 penyakit disini yaitu laringitis tuberkulosi ada 2 penyakit disini yaitu laringitis tuberkulosi dan laringitis luetika. Keduanya biasanya m.erupakan kelanjutan dari penyakit dan laringitis luetika. Keduanya biasanya m.erupakan kelanjutan dari penyakit primernya. Tuberkulosis umumnya lebih sering ditemukan. Pengobatannya sesuai primernya. Tuberkulosis umumnya lebih sering ditemukan. Pengobatannya sesuai dengan penyakit primernya.dengan penyakit primernya.

III. III. Tumor laringTumor laring

Papiloma laring Papiloma laring merupakan tumor jinak laring yang paling sering merupakan tumor jinak laring yang paling sering ditemukan. Ada 2 jenis, tipe juvenil (anak) biasanya multipel dan mengalami ditemukan. Ada 2 jenis, tipe juvenil (anak) biasanya multipel dan mengalami regresi waktu dewasa, sedang tipe dewasa biasanya tunggal,tidak mengalami regresi waktu dewasa, sedang tipe dewasa biasanya tunggal,tidak mengalami regresi dan merupakan prekanker. Sifat yang menonjol dari tumor ini, sering regresi dan merupakan prekanker. Sifat yang menonjol dari tumor ini, sering tumbuh kembali setelah diangkat sehingga operasi harus dilakukan berulang kali.tumbuh kembali setelah diangkat sehingga operasi harus dilakukan berulang kali.

Karsinoma laring Karsinoma laring karsinoma sel skuamosa merupakan tumor ganas laring karsinoma sel skuamosa merupakan tumor ganas laring yang tersering. Tumor dapat ditemukan disupraglotik, glotik dan subglotik. Etiologi yang tersering. Tumor dapat ditemukan disupraglotik, glotik dan subglotik. Etiologi tidak diketahui, walaupun insidens tertinggi ditemukan pada perokok dan tidak diketahui, walaupun insidens tertinggi ditemukan pada perokok dan peminum. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan patologi anatomik dari peminum. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan patologi anatomik dari bahan biopsi laring. Untuk menggambarkan secara tepat lokasi, luas tumor dan bahan biopsi laring. Untuk menggambarkan secara tepat lokasi, luas tumor dan metastasis tumor dibuat stadium menurut klasifikasi TNM (AJCC dan UICC 1988)metastasis tumor dibuat stadium menurut klasifikasi TNM (AJCC dan UICC 1988)

T = tumor ( Tis, T1-4)T = tumor ( Tis, T1-4)

N = penjalaran kekelenjar limfa ( Nx, No-3)N = penjalaran kekelenjar limfa ( Nx, No-3)

M = metastasis jauh ( Mx, Mo-1)M = metastasis jauh ( Mx, Mo-1)

Penentuan stadium setelah diagnosis ditegakkan sangat menentukan tindakan Penentuan stadium setelah diagnosis ditegakkan sangat menentukan tindakan yang akan dilakukan. yang akan dilakukan.

Page 13: Emil-LARING kul.1.ppt

Cara penanggulangan yang lazim dilakukan yaitu pembedahan, radioterapi danCara penanggulangan yang lazim dilakukan yaitu pembedahan, radioterapi danSitostatika atau kombinasi tergantung stadium penyakit dan keadaan umum Sitostatika atau kombinasi tergantung stadium penyakit dan keadaan umum

pasien.pasien.

Page 14: Emil-LARING kul.1.ppt

Trauma laringTrauma laring Penyebab trauma laring yang tersering adalah trauma tumpul akibat Penyebab trauma laring yang tersering adalah trauma tumpul akibat benturan leher pada kecelakaan mobil/motor, olahraga bela diri, terkena tangkai benturan leher pada kecelakaan mobil/motor, olahraga bela diri, terkena tangkai pompa air dan gantung diripompa air dan gantung diri. .

Ballenger membagi penyebab trauma laring atas :Ballenger membagi penyebab trauma laring atas : I.I.Trauma mekanikTrauma mekanik.. 1. Eksterna1. Eksterna : trauma tumpul/tajam, komplikasi trakeostomi atau : trauma tumpul/tajam, komplikasi trakeostomi atau

krikotirotomi. krikotirotomi. 2. Interna : tindakan endoskopi, intubasi endotrakea atau2. Interna : tindakan endoskopi, intubasi endotrakea atau pemasangan NGT.pemasangan NGT. II. II. Luka bakar laring.Luka bakar laring. 1. Luka bakar termal : tertelan makanan/minuman panas, terhirup udara/1. Luka bakar termal : tertelan makanan/minuman panas, terhirup udara/ gas panas.gas panas. 2. Luka bakar kimia : basa kuat (NaOH, KOH), amonia, natrium hipoklorit 2. Luka bakar kimia : basa kuat (NaOH, KOH), amonia, natrium hipoklorit (clorox), Orthophenylphenol (Lysol).(clorox), Orthophenylphenol (Lysol). III. III. Trauma radiasiTrauma radiasi : biasanya pada radioterapi tumor ganas leher. : biasanya pada radioterapi tumor ganas leher. IV. IV. Trauma autogen Trauma autogen : penggunaan suara yang berlebihan.: penggunaan suara yang berlebihan.

Page 15: Emil-LARING kul.1.ppt

Patofisiologi trauma laringPatofisiologi trauma laring Edem atau hematoma laring yang khas mengenai plika ariepiglotika dan pita suaraEdem atau hematoma laring yang khas mengenai plika ariepiglotika dan pita suarapalsu, karena pengumpulan cairan/darah dengan cepat yang dimungkinkan oleh kemam-palsu, karena pengumpulan cairan/darah dengan cepat yang dimungkinkan oleh kemam-puan jaringan submukosa laring untuk meregang terutama di supraglotik.puan jaringan submukosa laring untuk meregang terutama di supraglotik. Robekan mukosa laring-faring dapat menyebabkan emfisema subkutis segera danRobekan mukosa laring-faring dapat menyebabkan emfisema subkutis segera danterjadinya kontaminasi leher dalam yang selanjutnya terjadi selulitis, abses atau fistel.terjadinya kontaminasi leher dalam yang selanjutnya terjadi selulitis, abses atau fistel. Berdasarkan beratnya kerusakan yang timbul, Boyes (1968) membagi trauma laringBerdasarkan beratnya kerusakan yang timbul, Boyes (1968) membagi trauma laringdalam 3 golongan yang erat hubungannya dengan fungsi utama laring sebagai saluran nafasdalam 3 golongan yang erat hubungannya dengan fungsi utama laring sebagai saluran nafasyang adekuat :yang adekuat : 1. Trauma dengan kelainan mukosa saja tanpa kelainan tulang rawan.1. Trauma dengan kelainan mukosa saja tanpa kelainan tulang rawan. 2. Trauma dengan kerusakan tulang rawan (crushing injuries).2. Trauma dengan kerusakan tulang rawan (crushing injuries). 3. Trauma yang mengakibatkan sebagian jaringan hilang.3. Trauma yang mengakibatkan sebagian jaringan hilang.

Gejala dan tanda klinisGejala dan tanda klinis.. Gejala klinis :1. Stridor inspirasi disertai meningkatnya obstruksi saluran nafas atas.Gejala klinis :1. Stridor inspirasi disertai meningkatnya obstruksi saluran nafas atas. 2. Disfonia atau afonia.2. Disfonia atau afonia. 3. Batuk disertai hemoptisis dan hematemesis.3. Batuk disertai hemoptisis dan hematemesis. 4. Nyeri pada leher.4. Nyeri pada leher. 5. Disfagia dan odinofagia.5. Disfagia dan odinofagia. Tanda klinis: 1. Deformitas leher termasuk perubahan bentuk dan pembengkakan.Tanda klinis: 1. Deformitas leher termasuk perubahan bentuk dan pembengkakan. 2. Emfisema subkutis.2. Emfisema subkutis. 3. Nyeri tekan laring.3. Nyeri tekan laring.

4. Krepitasi tulang.4. Krepitasi tulang.

Adanya Adanya obstruksi jalan nafas dan emfisema subkutis menunjukkan kerusakan laring obstruksi jalan nafas dan emfisema subkutis menunjukkan kerusakan laring berat.berat.

Page 16: Emil-LARING kul.1.ppt

Diagnosis.Diagnosis. Terdapatnya salah satu manifestasi klinik diatas merupakan dasar perkiraan Terdapatnya salah satu manifestasi klinik diatas merupakan dasar perkiraan adanya trauma yang berat dan merupakan indikasi untuk melakukan pemeriksaan :adanya trauma yang berat dan merupakan indikasi untuk melakukan pemeriksaan :

- Laringoskopi langsung/tak langsung - Laringoskopi langsung/tak langsung melihat edem, hematoma, mukosa dan melihat edem, hematoma, mukosa dantulang rawan yang bergeser serta paralisis pita suara.tulang rawan yang bergeser serta paralisis pita suara. - Rontgen foto leher dan dada - Rontgen foto leher dan dada mendeteksi adanya fraktur laring-trakea dan mendeteksi adanya fraktur laring-trakea danPneumotoraks.Pneumotoraks. - CT Scan laring - CT Scan laring menggambarkan panjang stenosis laring-trakea, derajat menggambarkan panjang stenosis laring-trakea, derajat trauma jaringan lunak atau fibrosis (trauma mukosa, jaringan lunak dan tulang rawan) trauma jaringan lunak atau fibrosis (trauma mukosa, jaringan lunak dan tulang rawan) dan mengukur daerah paling sempit dari segmen yang obstruksi.dan mengukur daerah paling sempit dari segmen yang obstruksi.

Terapi.Terapi. Terapi awal pada trauma laring adalah :Terapi awal pada trauma laring adalah :

1. Mempertahankan aliran udara adekuat, mungkin diperlukan tindakan 1. Mempertahankan aliran udara adekuat, mungkin diperlukan tindakan trakeostomi.trakeostomi. 2. Penilaian terhadap trauma dan menentukan terapi defenitif harus segera2. Penilaian terhadap trauma dan menentukan terapi defenitif harus segera dilakukan atau ditunda, tergantung pada keadaan klinisnya.dilakukan atau ditunda, tergantung pada keadaan klinisnya. Indikasi eksplorasi laring adalah :Indikasi eksplorasi laring adalah : 1. Sumbatan jalan nafas yang memerlukan trakeostomi.1. Sumbatan jalan nafas yang memerlukan trakeostomi. 2. Emfisema subkutis yang progresif.2. Emfisema subkutis yang progresif. 3. Laserasi mukosa yang luas.3. Laserasi mukosa yang luas. 4. Tulang rawan krikoid yang terbuka.4. Tulang rawan krikoid yang terbuka. 5. Paralisis pita suara bilateral.5. Paralisis pita suara bilateral.