Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

26
EMERGENSI KEPERAWATAN POST TREPANASI

Transcript of Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

Page 1: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

EMERGENSI KEPERAWATAN POST

TREPANASI

Page 2: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

TREPANASI

1. Definisi• Craniotomy adalah Operasi untuk

membuka tengkorak (tempurung kepala) dengan maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak.

• Trepanasi/ kraniotomi adalah suatu tindakan membuka tulang kepala yang bertujuan mencapai otak untuk tindakan pembedahan definitif.

Page 3: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

Indikasi1. Pengangkatan jaringan abnormal intrakranial

2. Mengurangi tekanan intracranial

3. Mengevakuasi bekuan darah

4. Mengontrol bekuan darah

5. Pembenahan organ-organ intracranial

6. Tumor otak

7. Perdarahan,epidural hematom

8. Peradangan dalam otak

9. Trauma pada tengkorak

Page 4: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

Epidural hematom• Akumulasi darah antara tabula interna

tulang tengkorak dan dura mater, yang disebabkan o.k trauma

Page 5: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

Patofisiologi

• Bisa disertai fraktur tulang tengkorak• Deformitas tlg tengkorak dan pergerakan otak

sampai robeknya pembuluh darah yang berjalan disekitar otak dan dura

• Sumber perdarahan:sinus venosus duralis, v.emisaria,v.diploica,a.meningea media-anterior-posterior

Page 6: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

Patofisiologi

• Hukum Monroe Kelly : tulang tengkorak mrpkn ruang tertutup dan vol (otak-liquor –darah) adalah konstan.

• TIK >450 mm H20 (35 mmhg)----aliran darah otak terjadi iskemia mengimpuls :

• pusat vasomotor ( tek darah ) dan • pusat cardioinhibitor (bradikardi &

pernapasan melambat)

Page 7: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

Gejala dan tanda

• Gejala focal kr penekanan:

*hemiparese

*pupil anisokor

*kejang• Gejala kr peningkatan TIK

*hipertensi

*bradikardi

*bradipneu

Page 8: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

Radiologi

• CT scan tanpa kontras• Lokasi,volume,efek

masa,trauma intra kranial lainnya

• Biconvex-hiperdense, extra axial

• ,

Page 9: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi
Page 10: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

Terapi Operatif

Operasi di lakukan bila terdapat :

- Volume hamatom > 30 ml ( kepustakaan lain > 44 ml)

- Keadaan pasien memburuk

- Pendorongan garis tengah > 3 mm

Page 11: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

Indikasi operasi life saving dan fungsional saving, maka operasinya menjadi operasi emergenci. keadaan emergenci di sebabkan oleh lesi desak ruang. • Jika lesi desak ruang bervolume :• > 25 cc = desak ruang supra tentorial• > 10 cc = desak ruang infratentorial• > 5 cc = desak ruang thalamus

Page 12: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

Indikasi evakuasi life saving adalah efek massa yang signifikan :• Penurunan Klinis• Efek massa dengan volume > 20 cc

dengan midline shift > 5 mm dengan penurunan klinis yang progresif.  

• Tebal epidural hematoma > 1 cm dengan midline shift > 5 mm dengan penurunan klinis yang progresif

Page 13: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

Post operative

• Mencegah cedera otak sekunder dan mempertahankan keadaan yang ideal agar otak cepat pulih

• Elevasi kepala 30 o

• Pa O2 > 90 torr(mmHg)• Cairan isotonik• CT Scan kontrol: 6 jam post operasi bila

GCS tdk membaik/tetap

Page 14: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

Komplikasi Post Operasi

1. Edema cerebral,edema pulmonal

2. Perdarahan subdural, epidural, dan intracerebral.

3. Hypovolemik syok.

4. Hydrocephalus.

5. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (SIADH atau Diabetes Insipidus).

Page 15: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

6. Gangguan perfusi jaringan karena tromboplebitis.• Tromboplebitis postoperasi biasanya timbul 7 – 14 hari

setelah operasi.• Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut

lepas dari dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke paru-paru, hati,dan otak.

• Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki post operasi, ambulatif dini.

Page 16: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

7. Infeksi.

8. Ulcerasi gastro intestinal

9. Kejang

10.Sindrom pasca trauma (sakit kepala, vertigo, emosi labil.dll)

Page 17: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

Penatalaksanaan

• Mengurangi komplikasi akibat pembedahan.

• Mempercepat penyembuhan.• Mengembalikan fungsi pasien semaksimal

mungkin seperti sebelum operasi.• Mempertahankan konsep diri pasien.• Mempersiapkan pasien pulang.

Page 18: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

Perawatan Pasca Pembedahan

• Tindakan keperawatan post operasi.• Monitor kesadaran, tanda-tanda vital, CVP,

intake dan output• Observasi dan catat sifat darai drain (warna,

jumlah) drainage.• Dalam mengatur dan menggerakan posisi

pasien harus hati-hati,jangan sampai drain tercabut.

• Perawatan luka operasi secara steril.• Makanan

Page 19: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

• Makanan• pasca pembedahan tidak diperkenankan

menelan makanan sesudah pembedahan.• Makanan tinggi protein dan vitamin C. • Protein untuk proses penyembuhan luka,

vitamin C sebagai antioksidan meningkatkan daya tahan tubuh untuk pencegahan infeksi.

• Pembatasan diit yang dilakukan adalah NPO (nothing per oral).

• Harus pasang NGT

Page 20: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

Biasanya makanan baru diberikan jika:• - Perut tidak kembung• - Peristaltik usus normal• - Flatus positif• - Bowel movement positif

Page 21: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

1. Mobilisasi• Biasanya px diposisikan untuk berbaring

ditempat tidur agar keadaanya stabil. Posisi awal terlentang, tapi harus tetap dilakukan perubahan posisi agar tidak terjadi dekubitus.

• Pasien yang menjalani pembedahan abdomen dianjurkan untuk melakukan ambulasi dini.

Page 22: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

2. Pemenuhan kebutuhan eliminasi

Sistem Perkemihan :• Kontrol volunter fungsi perkemihan kembali

setelah 6 – 8 jam post anesthesia inhalasi, IV, spinal.

• Adakah retensio urine.• Pencegahan : Inspeksi, Palpasi, Perkusia

abdomen bawah (distensi bulibuli).• Dower catheter di kaji warna, jumlah urine, out

put urine < 30 ml / jam apakah ada komplikasi ginjal.

Page 23: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

Sistem Gastrointestinal :• Mual muntah 40 % klien dengan GA

selama 24 jam pertama, dapat menyebabkan stress dan iritasi luka GI dan dapat meningkatkan TIK pada bedah kepala dan leher serta TIO meningkat.

• Kaji fungsi gastro intestinal dengan auskultasi suara usus.

• Kaji paralitic ileus a suara usus (-), distensi abdomen, tidak flatus.

Page 24: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

• Kaji jumlah, warna, konsistensi isi lambung tiap 6 – 8 jam.

• Insersi NG tube intra operatif mencegah komplikasi post operatif dengan decompresi dan drainase lambung,

• Meningkatkan istirahat,memberi kesempatan penyembuhan pada GI trac bawah.

• Memonitor perdarahan.• Mencegah obstruksi usus.• Irigasi atau pemberian obat

Page 25: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

Kriteria Evaluasi

Hasil yang diharapkan setelah perawatan pasien post operasi, meliputi;

1. Tidak timbul nyeri luka selama penyembuhan.

2. Luka insisi normal tanpa infeksi.

3. Tidak timbul komplikasi.

4. Pola eliminasi lancar.

5. Pasien tetap dalam tingkat optimal tanpa cacat.

Page 26: Emergensi Keperawatan Post Trepanasi

6. Kehilangan berat badan minimal atau tetap normal.

7. Sebelum pulang, pasien mengetahui tentang :

Pengobatan lanjutan.

· Jenis obat yang diberikan.

· Diet.

· Batas dan rencana kegiatan di rumah.