emboli paru

4
PENDAHULUAN Emboli paru merupakan keadaan terjadinya obstruksi sebagian atau total sirkulasi arteri pulmonalis atau cabang-cabang akibat tersangkutnya emboli thrombus atau emboli lain. Bila obstruksi tadi akibat tersangkutnya emboli thrombus disebut tromboemboli paru. Pada pembahasan ini istilah emboli paru disama artikan dengan tromboemboli paru. Akibat lanjut dari emboli paru dapat terjadi infark paru, yaitu keadaan terjadinya nekrosis sebagian jaringan parenkim paru akibat tersumbatnya aliran darah yang menuju jaringan paru tersebut oleh tromboemboli. Oleh karena jaringan parenkim paru memperoleh aliran darah dari dua jenis peredaran darah (cabang-cabang dari arteri pulmonalis dan cabang- cabang dari arteri bronkialis), maka emboli paru jarang berlanjut menjadi infark paru. Emboli paru terjadi apabila suatu embolus, biasanya berupa bekuan darah yang terlepas dari perlekatannya pada vena ekstremitas bawah, lalu bersirkulasi melalui pembuluh darah dan jantung kana sehingga akhirnya tersangkut pada arteri pulmonalis utama atau pada salah satu percabangannya. Infark paru adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan focus nekrosis lokal yang diakibatkan oleh penyumbatan vascular. Insiden sebenarnya dari emboli paru tidak dapat ditentukan, karena sulit membuat diagnosis klinis, tetapi emboli paru

description

makalah emboli paru

Transcript of emboli paru

PENDAHULUAN

Emboli paru merupakan keadaan terjadinya obstruksi sebagian atau total sirkulasi arteri pulmonalis atau cabang-cabang akibat tersangkutnya emboli thrombus atau emboli lain. Bila obstruksi tadi akibat tersangkutnya emboli thrombus disebut tromboemboli paru. Pada pembahasan ini istilah emboli paru disama artikan dengan tromboemboli paru. Akibat lanjut dari emboli paru dapat terjadi infark paru, yaitu keadaan terjadinya nekrosis sebagian jaringan parenkim paru akibat tersumbatnya aliran darah yang menuju jaringan paru tersebut oleh tromboemboli. Oleh karena jaringan parenkim paru memperoleh aliran darah dari dua jenis peredaran darah (cabang-cabang dari arteri pulmonalis dan cabang-cabang dari arteri bronkialis), maka emboli paru jarang berlanjut menjadi infark paru.Emboli paru terjadi apabila suatu embolus, biasanya berupa bekuan darah yang terlepas dari perlekatannya pada vena ekstremitas bawah, lalu bersirkulasi melalui pembuluh darah dan jantung kana sehingga akhirnya tersangkut pada arteri pulmonalis utama atau pada salah satu percabangannya.Infark paru adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan focus nekrosis lokal yang diakibatkan oleh penyumbatan vascular.Insiden sebenarnya dari emboli paru tidak dapat ditentukan, karena sulit membuat diagnosis klinis, tetapi emboli paru merupakan penyebab penting morbiditas dan mortalitas pasien-pasien di rumah sakit dan telah dilaporkan sebagai penyebab dari 200.000 kematian di Amerika Serikat setiap tahunnya. Emboli paru massif adalah salah satu penyebab kematian mendadak yang paling sering yaitu penyebab kematian kedua setelah penyakit arteri koronaria.Insiden emboli tampaknya tidak menurun, walaupun sudah dilakukan diagnosis lanjut dan diberikan profilaksis. Keadaan yang berlawanan ini mungkin dapat dijelaskanoleh kemajuan dunia kedokteran, misalnya angka ketahanan hidup yang lebih tinggi pada pasien trauma, peningkatan operasi jantung terbuka, ortopedi (misalnya, operasi penggantian tungkai bawah dan operasi pada panggul), keadaan postpartum dan tindakan medis serta pembedahan lainnya, khususnya di antara pasien kelompok usia tua dan penggunaan kateter yang lebih luas. Jadi jumlah populasi beresiko semakin besar untuk mengalami thrombosis vena.

ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI

Penyebab emboli paru semula belum jelas, tetapi hasil-hasil penelitian dari autopsy paru pasien yang meninggal karena penyakit ini menunjukkan dengan jelas bahwa penyebab penyakit tersebut adalah thrombus pada pembuluh darah. Umumnya tromboemboli berasal dari lepasnya thrombus di pembuluh darah vena di tungkai bawah atau dari jantung kanan. Sumber emboli paru yang lain misalnya tumor yang telah menginvasi sirkulasi vena (emboli vena), amnion, udara, lemak, sumsum tulang, focus septic (pada endokarditis) dan lain-lain. Kemudian material emboli beredar dalam peredaran darah sampai di sirkulasi pulmonal dan tersangkut pada cabang-cabang arteri pulmonal, member akibat timbulnya gejala klinis. Emboli paru karena thrombus di arteri pulmonalis sangat jarang.Faktor-faktor predisposisi terjadinya emboli paru menurut Vichrow 1856 atau sering disebut sebagai physiological risk factors, meliputi:1. Adanya alirdan darah lambat (statis)2. Kerusakan dinding pembuluh darah vena3. Keadaan darah mudah membeku (hiperkoagulasi)Aliran darah lambat (statis) dapat ditemukan dalam beberapa keadaan, misalnya pasien yang mengalami tirah baring cukup lama, kegemukan, varises, dan gagal jantung kongestif. Darah yang mengalir lambat member kesempatan lebih banyak untuk membeku (thrombus).Kerusakan dinding pembuluh darah vena terjadi misalnya akibat operasi, trauma pembuluh darah (suntikan kateterisasi jantung) dan luka bakar. Adanya kerusakan endotel pembuluh vena menyebabkan dikeluarkan bahan yang dapat mengaktifkan factor pembekuan darah (factor Hageman) dan kemudian dimulailah proses pembekuan darah. Keadaan darah mudah membeku (hiperkoagulabel) juga merupakan factor predisposisi terjadinya thrombus, misalnya keganasan, polisitemia vera, anemia hemolitik, anemia sel stabil, trauma dada, kelainan jantung bawaan, splenektomi dengan trombositosis, hemosistinuria, penggunaan obat kontrasepsi oral (estrogen), dan trombositopati. Selain hal-hal diatas, thrombosis vena juga lebih mudah terjadi pada keadaan dengan peningkatan factor V, VIII, fibrinogen abnormal, defisiensi antitrombin III, menurunnya kadar activator plasminogen pada endotel vena atau menurunnya pengeluaran activator plasminogen akibat berbagai rangsangan, defisiensi protein C, difesiensi protein S