[embahasan

20
BAB III PEMBAHASAN Pada praktikum acara pendahuluan petrografi ini dilakukan deskripsi sebanyak 4 sayatan. Sayatan yang diamati dan dideskripsi secara mikroskopis berupa tekstur, komposisi, diagenesis, dan porositas. Setelah dilakukan deskripsi maka akan diketahui nama batuan dari sayatan yang diamati. Berikut hasil pengamatan yang telah dilakukan. 3.1 Pembahasan Sayatan 15 Pengamatan mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop polarisator dengan perbesaran 4x. Secara mikroskopis sayatan 15 merupakan batuan sedimen klastik. Diperoleh ukuran butirnya 0,5 mm. Kemudian tingkat kebundaranya adalah angular, Sortasinya well Sorted terlihat fragmen dan matrix yang memiliki ukuran yang seragam. Kemasnya terbuka terlihat ruang antar fragmen. Kontak butir termasuk kedalam floating karena kenampakan butirnya seperti mengapung diantara semen. Sayatan peraga memiliki porositas yaitu intergranular karena terdapat lubang porosity diantara butiran-butiran grain. Dilihat dari komposisinya, terdapat komposisi Grains berupa Kuarsa polikristalin yang memiliki kenampakan, warna colorless, gelapan gelombang,

description

sadsadasd

Transcript of [embahasan

Page 1: [embahasan

BAB III

PEMBAHASAN

Pada praktikum acara pendahuluan petrografi ini dilakukan deskripsi

sebanyak 4 sayatan. Sayatan yang diamati dan dideskripsi secara mikroskopis

berupa tekstur, komposisi, diagenesis, dan porositas. Setelah dilakukan deskripsi

maka akan diketahui nama batuan dari sayatan yang diamati. Berikut hasil

pengamatan yang telah dilakukan.

3.1 Pembahasan Sayatan 15

Pengamatan mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop

polarisator dengan perbesaran 4x. Secara mikroskopis sayatan 15 merupakan

batuan sedimen klastik. Diperoleh ukuran butirnya 0,5 mm. Kemudian tingkat

kebundaranya adalah angular, Sortasinya well Sorted terlihat fragmen dan

matrix yang memiliki ukuran yang seragam. Kemasnya terbuka terlihat ruang

antar fragmen. Kontak butir termasuk kedalam floating karena kenampakan

butirnya seperti mengapung diantara semen. Sayatan peraga memiliki

porositas yaitu intergranular karena terdapat lubang porosity diantara butiran-

butiran grain.

Dilihat dari komposisinya, terdapat komposisi Grains berupa Kuarsa

polikristalin yang memiliki kenampakan, warna colorless, gelapan

gelombang, relief sedang. Kemudian Feldspar dengan kenampakan kembaran

Carlsbad Albite, relief rendah, warna colorless yang diinterpretasi merupakan

plagioklas. Komposisi lainya berupa Matrix kuarsa dengan kenampakan

warna colorless.Kemudian terdapat semen dolomit dengan kenampakan

menjarum. Dari komposisi tersebut, dapat diperoleh persentasenya dari setiap

medanpandang. Persentase pada medan pandang I yaitu. Kuarsa 0%, Feldspar

10%, Kuarsa matrix 60%, dan Cement 30%. Kemudian pada medan pandang

II. Grain Kuarsa 20%, Feldspar 10%, Matrix Kuarsa 30%, dan Cement 30%.

Pada medan pandang III. Grain Kuarsa 15%, Feldspar 15%, Matrix Kuarsa

35%, dan Cement 20%. Maka dari itu, diperoleh persentase secara

Page 2: [embahasan

keseluruhan Grain Kuarsa 13,33%, Feldspar 13,33%, Matrix Kuarsa 43,33%,

dan Cement 26,67%.

Berdasarkan data tersebut, maka dapat diperoleh nama batuan ini.

Berdasarkan komposisinya yaitu Quartz Arenite

Interpretasi proses terbentuknya batuan ini. Dilihat dari tingkat

kebundaran yang tinggi, diinterpretasi material sedimen telah mengalami

erosi yang intensif. Kemudian dilihat dari sortasi dan kemas diinterpretasi

keadaan arusnya saat transportasi ataupun pengendapan tidakstabil sehingga

terendapatkan material sedimen dengan ukuran yang tidak sama. Dilihat dari

porositasnya yang cukup tinggi mencirikan proses

diagenesadansementasitidakintensif. Dilihat dari komposisi kuarsa, dan

Feldspar . Maka diinterpretasi provenancenya berupa batuan beku intermediet

– asam. Mineral kuarsa banyak ditemukan karena memiliki resistensi yang

tinggi terhadap proses weathering. Kemudian material terendapkan pada

suatu lingkungan pengendapan dan mengalami diagenesa hingga menjadi

batuan.

3.2 Sayatan AMAL BMFK 07

Sayatan dengan nomor peraga AMAL BMFK 07 ini merupakan batuan

sedimen klastik, yang mana pengamatan pada preparat ini menguunakan

perbesaran 4 kali. Tekstur yang terlihat dari sayatan ini meliputi ukuran butir,

kebundaran, kemas, pemilahan, bentuk butir, dan kontak antar butir. Ukuran

Page 3: [embahasan

butir yang dominan dari sayatan ini adalah 2 mm. Dengan melihat fragmen-

fragmen pada sayatan ini banyak yang menyudut, sehingga dapat dikatakan

bahwa kebundaran dari sayatan adalah angular. Hubungan antara butir satu

dengan yang lainnya tidak saling menenmpel, sehingga dapat dikatakan

kemas dari sayatan ini adalah kemas terbuka. Dengan melihat keseragaman

anatar butir yang terdapat pada sayatan ini yang tidak seragam, sehingga

dapat dikatakan pemilahan atau sortasi dari sayatan ini buruk. Bentuk butir

dari sayatan ini adalah bladed dengan kontak antar butir long of contact,

dimana terdapatnya fragmen-fragmen pada sayatan ini yang saling

menenpel/bersinggungan satu sama lain.

Dilihat dari komposisinya, terdapat komposisi Grains berupa Kuarsa

polikristalin yang memiliki kenampakan, warna colorless, gelapan

gelombang, relief sedang. kenampakan kembaran Carlsbad Albite, relief

rendah, warna colorless yang diinterpretasi merupakan plagioklas. Komposisi

lainya berupa Matrix kuarsa dengan kenampakan warna colorless. Kemudian

terdapat semen kalsit. Dari komposisi tersebut, dapat diperoleh persentasenya

dari setiap medanpandang. Persentase pada medan pandang I yaitu. Kuarsa

20%, plagioklas 40%, Kuarsa matrix 20%, dan Cement 20%. Kemudian pada

medan pandang II. Grain Kuarsa 40%, mineral opak 20%, Matrix Kuarsa 0%,

Matrix mineral opak 15%, dan Cement 25%. Pada medan pandang III. Grain

Kuarsa 35%, plagioklas 20%, Matrix Kuarsa 20%, dan Cement 25%. Maka

dari itu, diperoleh persentase secara keseluruhan Grain Kuarsa 31,6%,

plagioklas 20%, Matrix Kuarsa 13,33%, dan Cement 21,33%.

Berdasarkan data tersebut, maka dapat diperoleh nama batuan ini.

Berdasarkan komposisinya yaitu Quartz Arenite

Page 4: [embahasan

Pada sayatan ini didominasi fragmen berupa mineral kuarsa, hal ini

dapat diinterpretasikan bahwa mineral kuarsa ini terbentuk pada suhu yang

relatif rendah ±600º C. hal ini dapat menjadi acuan bahwa berdasarkan Goldic

Weathering Series mineral-mineral yang terbentuk pada suhu rendah

memiliki resistensi yang sangat tinggi, sehingga meskipun mineral kuarsa ini

terkena proses pelapukan, erosi, dan abrasi mineral kuarsa ini tidak akan

terubahkan dan masih tetap bertahan menjadi mineral kuarsa. Pada sayatan ini

juga terdapat mineral-mineral plagioklas,hal ini menunjukkan bahwa mineral

plagioklas ini memiliki tingkat resistensi yang sangat rendah, sehingga ketika

terkena pengaruh pelapukan, erosi, dan abrasi, mineral plagioklas ini akan

rusak atau terubahkan menjadi mineral-mineral lempung. Pada sayatan ini

terdapat semen kalsit hal ini dapat diinterpretasikan bahwa ketika terjadi

proses sementasi terjadi pelrutan batugamping yang menyebabkan

terbentuknya semen oksida besi pada batuan ini.

Proses diagenesis yang terjadi pada sayatan ini meliputi kompaksi,

sementasi, dan rekristalisasi. Ketika suatu batuan (provenance) terkena

pengaruh perubahan/pergantian suhu, sehingga akan terjadi suatu pelapukan.

Material-material hasil dari pelapukan ini akan tererosi dan tertransportasi

hingga material-material tersebut diendapkan pada suatu tempat (cekungan).

Material-material ini masih berupa material sedimen (endapan), ketika ada

suatu material yang diendapkan dan disusul oleh material lain diendapkan

Page 5: [embahasan

pula, sehingga seiring berjalannya waktu material sedimen yang pertama kali

diendapkan akan terkena pengaruh tekanan dari matrial sedimen yang

diendapkan di atasnya. Dengan bertambahnya kedalaman suhu juga akan

semakin meningkat, hal inilah yang nantinya akan memicu terjadinya suatu

proses diagenesis. Tahap awal dari diagenesis ini adalah kompaksi, yaitu

material sedimen yang semula berupa endapan karena adanya pengaruh

tekanan maka akan mengalami pemampatan yang akhirnya material-material

sedimen ini akan menjadi kompak, proses inilah yang disebut proses

kompaksi. Seiring dengan bertambahnya suhu dan tekanan makan akan

terjadi pressure disolution yang akan menghasilkan semen, pada sayatan ini

terdapat semen kalsit yang terdapat pada sayatan ini dapat diinterpretasikan

terbentuk di daerah sedimentasi dan langsung diendapkan. Semen kalsit ini

bisa dibawa oleh air membawa larutan CaCo3, dimana air tersebut akan

mempresipitasikan larutan CaCo3 kedalam batuan sedimen, sehingga

terbentuklah semen kalsit ini. Proses diagenesis yang terjadi pada sayatan ini

adalah rekristalisasi, hal ini dibuktikan dengan terdapatnya mineral-mineral

kuarsa yang berbentuk angular dan menenpel antara satu dengan yang

lainnya. Secara umum apabila suatu material yang telah mengalami

transportasi yang cukup jauh maka akan berbentuk rounded dikarenakan

proses abrasi, akan tetapi kenampakan mikroskopis yang terlihat pada sayatan

ini menunjukkan bahwa mine ral kuarsa berbentuk angular dan saling

menempel satu sama lain. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa dengan

bertambahnya suhu dan tekanan tadi mampu membuat mineral-mineral

kuarsa ini terekristalisasi tumbuh bersama (quartz overgrowth). Dilihat dari

komposisi sayatan yang didominasi oleh fragmen dengan ukuran pasir sedang

(2 mm), dapat diinterpretasikan bahwa letak provenance dari batuan ini cukup

jauh, sehingga dengan lamanya transportasi dan banyaknya proses abrasi

sehingga material-material sediemen yang bermula berukuran besar terabrasi

hingga menjadi ukuran yang lebih kecil, seperti yang tampak pada sayatan

ini.

Page 6: [embahasan

3.3 Sayatan AMAL BMFK 04

Sayatan dengan nomor peraga AMAL BMFK 04 ini merupakan

batuan sedimen klastik, yang mana pengamatan pada preparat ini

menguunakan perbesaran 4 kali. Tekstur yang terlihat dari sayatan ini

meliputi ukuran butir, kebundaran, kemas, pemilahan, bentuk butir, dan

kontak antar butir. Ukuran butir yang dominan dari sayatan ini adalah 2,5

mm. Dengan melihat fragmen-fragmen pada sayatan ini banyak yang agak

membundar, sehingga dapat dikatakan bahwa kebundaran dari sayatan

adalah sub rounded. Hubungan antara butir satu dengan yang lainnya

saling menenmpel, sehingga dapat dikatakan kemas dari sayatan ini adalah

kemas tertutup. Dengan melihat keseragaman antar butir yang terdapat

pada sayatn ini yang cukup seragam, sehingga dapat dikatakan pemilahan

atau sortasi dari sayatan ini well sorted. Kontak antar butir yaitu long

contact , dimana fragmen-fragmen dalam sayatan ini saling menempel atau

tidak terdapat celah antar masing-masing fragmen.

Dilihat dari komposisinya, terdapat komposisi Grains berupa

Kuarsa polikristalin yang memiliki kenampakan, warna colorless, gelapan

gelombang, relief sedang. kenampakan kembaran Carlsbad Albite, relief

rendah, warna colorless yang diinterpretasi merupakan plagioklas.

Komposisi lainya berupa Matrix kuarsa dengan kenampakan warna

colorless. Kemudian terdapat semen dolomit dengan kenampakan

menjarum. Dari komposisi tersebut, dapat diperoleh persentasenya dari

setiap medan pandang. Diperoleh persentase secara keseluruhan Grain

Kuarsa polikristalin 10%, plagioklas 11,67% dan litik 20%, Matrix Kuarsa

31,67%, matriks plagioklas 33,33 %dan Cement 18,03%.Berdasarkan data

tersebut, maka dapat diperoleh nama batuan ini. Berdasarkan

komposisinya yaitu Quartz Wacke

Page 7: [embahasan

Pada sayatan ini didominasi fragmen berupa mineral kuarsa, hal ini dapat

diinterpretasikan bahwa mineral kuarsa ini terbentuk pada suhu yang relatif

rendah ±600º C. hal ini dapat menjadi acuan bahwa berdasarkan Goldic

Weathering Series mineral-mineral yang terbentuk pada suhu rendah

memiliki resistensi yang sangat tinggi, sehingga meskipun mineral kuarsa ini

terkena proses pelapukan, erosi, dan abrasi mineral kuarsa ini tidak akan

terubahkan dan masih tetap bertahan menjadi mineral kuarsa. Pada sayatan ini

juga terdapat mineral-mineral feldspar, akan tetapi kenampakan mineral

feldapar pada sayatan ini melmiliki bentuk dan tekstur tidak sempurna. Hal

ini menunjukkan bahwa mineral plagioklas ini memiliki tingkat resistensi

yang sangat rendah, sehingga ketika terkena pengaruh pelapukan, erosi, dan

abrasi. Untuk semen silika yang terdapat pada sayatan ini, merupakan urat

kuarsa yang tumbuh mengisi rekahan yang terdapat pada batuan ini.

Proses diagenesis yang terjadi pada sayatan ini meliputi kompaksi,

sementasi, dan rekristalisasi. Ketika suatu batuan (provenance) terkena

pengaruh perubahan/pergantian suhu, sehingga akan terjadi suatu pelapukan.

Material-material hasil dari pelapukan ini akan tererosi dan tertransportasi

hingga material-material tersebut diendapkan pada suatu tempat (cekungan).

Material-material ini masih berupa material sedimen (endapan), ketika ada

suatu material yang diendapkan dan disusul oleh material lain diendapkan

Page 8: [embahasan

pula, sehingga seiring berjalannya waktu material sedimen yang pertama kali

diendapkan akan terkena pengaruh tekanan dari matrial sedimen yang

diendapkan di atasnya. Dengan bertambahnya kedalaman suhu juga akan

semakin meningkat, hal inilah yang nantinya akan memicu terjadinya suatu

proses diagenesis. Tahap awal dari diagenesis ini adalah kompaksi, yaitu

material sedimen yang semula berupa endapan karena adanya pengaruh

tekanan maka akan mengalami pemampatan yang akhirnya material-material

sedimen ini akan menjadi kompak, proses inilah yang disebut proses

kompaksi. Seiring dengan bertambahnya suhu dan tekanan makan akan

terjadi pressure disolution yang akan menghasilkan semen, pada sayatan ini

terdapat semen kalsit dan silka. Semen kalsit yang terdapat pada sayatan ini

dapat diinterpretasikan terbentuk di daerah sedimentasi dan langsung

diendapkan. Semen dolomit yang diinterpretasikan terbentuk akibat reaksi

kimia antara CaCO3dengan air meteorit. Adanya litik menunjukkan bahwa

adanya pecahan fragmen batuan yang ikut mengalami kompaksi dan menjadi

satu dalam tubuh batuan.Dilihat dari komposisi sayatan ini yang didominasi

oleh fragmen dengan ukuran pasir kasar (2,5 mm), dapat diinterpretasikan

bahwa letak provenance dari batuan ini tidak cukup jauh, sehingga dengan

lamanya transportasi dan banyaknya proses abrasi sehingga material-material

sedimen yang bermula berukuran besar terabrasi .

3.4 Sayatan STA 81

Preparat dengan nomor peraga ini merupakan batuan sedimen klastik,

yang mana pengamatan pada preparat ini menguunakan perbesaran 4 kali.

Tekstur yang terlihat dari sayatan ini meliputi ukuran butir, kebundaran,

kemas, pemilahan, bentuk butir, dan kontak antar butir. Ukuran butir yang

dominan dari sayatan ini adalah 1 mm. Dengan melihat fragmen-fragmen

pada sayatan ini banyak yang menyudut, sehingga dapat dikatakan bahwa

kebundaran dari sayatan adalah angular. Hubungan antara butir satu dengan

yang lainnya tidak saling menenmpel, sehingga dapat dikatakan kemas dari

sayatan ini adalah kemas terbuka. Dengan melihat keseragaman antar butir

Page 9: [embahasan

yang terdapat pada sayatan ini yang tidak seragam, sehingga dapat dikatakan

pemilahan dari sayatanini buruk. kontak antar butir long of contact. dimana

terdapatnya fragmen-fragmen pada sayatan ini yang saling

menenpel/bersinggungan satu sama lain.

Dilihat dari komposisinya, terdapat komposisi Grains berupa Kuarsa

polikristalin yang memiliki kenampakan, warna colorless, gelapan

gelombang, relief sedang. Kemudian Feldspar dengan kenampakan kembaran

Carlsbad Albite, relief rendah, warna colorless yang diinterpretasi merupakan

plagioklas. Komposisi lainya berupa Matrix kuarsa dengan kenampakan

warna colorless.Kemudian terdapat semen dolomit dengan kenampakan

menjarum. Dari komposisi tersebut, dapat diperoleh persentasenya dari setiap

medanpandang. Persentase pada medan pandang I yaitu. Kuarsa 35%,

Feldspar 15%, plagioklas 15% Kuarsa matrix 10%,plagioklas matriks 5% dan

Cement 10%. Kemudian pada medan pandang II. Grain Kuarsa 40%,

Feldspar 20%, plagioklas 20% Kuarsa matrix 5%,plagioklas matriks 10%.

Feldspar matrik 5% dan Cement 20%.. Pada medan pandang III. Grain

Kuarsa 25%, Feldspar 20%, plagioklas 15% Kuarsa matrix 20%,plagioklas

matriks 0%. Feldspar matrik 10 % dan Cement 10%.. Maka dari itu, diperoleh

persentase secara keseluruhan Grain Kuarsa 33,33%, Feldspar 15%, Matrix

Kuarsa 11,6%, dan Cement 16,67%.

Berdasarkan data tersebut, maka dapat diperoleh nama batuan ini.

Berdasarkan komposisinya yaitu Quartz Arenite

Page 10: [embahasan

Pada sayatan ini didominasi fragmen berupa mineral kuarsa, hal ini dapat

diinterpretasikan bahwa mineral kuarsa ini terbentuk pada suhu yang relatif

rendah ±600º C. hal ini dapat menjadi acuan bahwa berdasarkan Goldic

Weathering Series mineral-mineral yang terbentuk pada suhu rendah

memiliki resistensi yang sangat tinggi, sehingga meskipun mineral kuarsa ini

terkena proses pelapukan, erosi, dan abrasi mineral kuarsa ini tidak akan

terubahkan dan masih tetap bertahan menjadi mineral kuarsa. Pada sayatan ini

juga terdapat mineral-mineral feldspar, akan tetapi kenampakan mineral

feldapar pada sayatan ini melmiliki bentuk dan tekstur tidak sempurna. Hal

ini menunjukkan bahwa mineral plagioklas ini memiliki tingkat resistensi

yang sangat rendah, sehingga ketika terkena pengaruh pelapukan, erosi, dan

abrasi, mineral plagioklas ini akan rusak atau terubahkan menjadi mineral-

mineral lempung. Proses diagenesis yang terjadi pada sayatan ini meliputi

kompaksi, sementasi, dan rekristalisasi. Ketika suatu batuan (provenance)

terkena pengaruh perubahan/pergantian suhu, sehingga akan terjadi suatu

pelapukan. Material-material hasil dari pelapukan ini akan tererosi dan

tertransportasi hingga material-material tersebut diendapkan pada suatu

tempat (cekungan). Material-material ini masih berupa material sedimen

(endapan), ketika ada suatu material yang diendapkan dan disusul oleh

material lain diendapkan pula, sehingga seiring berjalannya waktu material

sedimen yang pertama kali diendapkan akan terkena pengaruh tekanan dari

matrial sedimen yang diendapkan di atasnya. Dengan bertambahnya

kedalaman suhu juga akan semakin meningkat, hal inilah yang nantinya akan

memicu terjadinya suatu proses diagenesis. Tahap awal dari diagenesis ini

adalah kompaksi, yaitu material sedimen yang semula berupa endapan karena

adanya pengaruh tekanan maka akan mengalami pemampatan yang akhirnya

material-material sedimen ini akan menjadi kompak, proses inilah yang

disebut proses kompaksi. Seiring dengan bertambahnya suhu dan tekanan

makan akan terjadi pressure disolution yang akan menghasilkan semen, pada

sayatan ini terdapat semen oksida besi hal ini dapat diinterpretasikan adanya

suatu larutan yang membawa unsur oksida besi yang mempresipitasi pada

Page 11: [embahasan

material sedimen yang terkompaksi tadi. Proses diagenesis yang terjadi pada

sayatan ini adalah rekristalisasi, hal ini dibuktikan dengan terdapatnya

mineral-mineral kuarsa yang berbentuk angular. Secara umum apabila suatu

material yang telah mengalami transportasi yang cukup jauh maka akan

berbentuk rounded dikarenakan proses abrasi, akan tetapi kenampakan

mikroskopis yang terlihat pada sayatan ini menunjukkan bahwa mineral

kuarsa berbentuk angular dan saling menempel satu sama lain.

Dilihat dari komposisi sayatan ini yang didominasi oleh fragmen dengan

ukuran pasir sedang ( 1 mm), dapat diinterpretasikan bahwa letak provenance

dari batuan ini cukup jauh, sehingga dengan lamanya transportasi dan

banyaknya proses abrasi sehingga material-material sediemen yang bermula

berukuran besar terabrasi hingga menjadi ukuran yang lebih kecil, seperti

yang tampak pada sayatan ini.

Page 12: [embahasan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.1.1 sayatan 15

Deskripsi mikroskopis yaitu ukuran butirnya 0,5 mm, tingkat

kebundaranya adalah angular, sortasi well ,kemas terbuka,kontir termasuk

kedalam floating. Sayatan peraga memiliki porositas yaitu intergranular.

Persentase komposisi secara keseluruhan Grain Kuarsa 13,33%, Feldspar

13,33%, Matrix Kuarsa 43,33%, dan Cement 26,67%. Berdasarkan

komposisinya nama batuan yaitu Quartz Arenite.

4.1.2 Sayatan AMAL BMFK 07

Deskripsi mikroskopis sayatan peraga meliputi ukuran butir adalah 2

mm. Derajat kebundaran dari sayatan adalah angular. Kemas terbuka,

sortasi buruk, kontak antar butir long of contact. persentase secara

keseluruhan Grain Kuarsa 31,6%, plagioklas 20%, Matrix Kuarsa 13,33%,

dan Cement 21,33%. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diperoleh

nama batuan ini. Berdasarkan komposisinya yaitu Quartz Arenite.

4.1.3 Sayatan AMAL BMFK 04

Ukuran butir yang dominan dari sayatan ini adalah 2,5 mm. Derajat

kebundaran dari sayatan adalah sub rounded. Kemas tertutup, sortasi dari

sayatan ini well sorted. Kontak antar butir yaitu long contact. Diperoleh

persentase komposisi secara keseluruhan Grain Kuarsa polikristalin 10%,

plagioklas 11,67% dan litik 20%, Matrix Kuarsa 31,67%, matriks

plagioklas 33,33 %dan Cement 18,03%.Berdasarkan data tersebut, maka

dapat diperoleh nama batuan ini. Berdasarkan komposisinya yaitu Quartz

Wacke

4.1.4 Sayatan STA 81

Ukuran butir yang dominan dari sayatan ini adalah 1 mm. Dengan

melihat fragmen-fragmen pada sayatan ini banyak yang menyudut,

sehingga dapat dikatakan bahwa kebundaran dari sayatan adalah angular.

Page 13: [embahasan

Hubungan antara butir satu dengan yang lainnya tidak saling menenmpel,

sehingga dapat dikatakan kemas dari sayatan ini adalah kemas terbuka,

Sortasi buruk. kontak antar butir long of contact. persentase secara

keseluruhan Grain Kuarsa 33,33%, Feldspar 15%, Matrix Kuarsa 11,6%,

dan Cement 16,67%. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diperoleh

nama batuan ini. Berdasarkan komposisinya yaitu Quartz Arenite