Emb Ana His Fis

36
Embriologi – Anatomi – Histologi – Fisiologi ( Khaerunnisa Pratiwi ) Embriologi Hepar (1),(3) Hepar dan sistem biliaris berasal dari foregut primitive (2) Muncul pada pertengahan minggu ke 3 sebagai perkembangan dari epitel endoderm pada ujung distal foregut Perkembangan divertikulum hepatic atau tunas liver terdiri dari sel-sel yang berproliferasi dengan cepat yang menembus septum transversum ( lempeng mesodermal antara ruang pericardial dan yolk sac ) Selama sel-sel hepatic terus berpenetrasi ke septum, hubungan antara divertikulum hepatic dan foregut ( duodenum ) menyempit sehingga membentuk duktus biliaris Perkembangan kecil ke arah ventral dibentuk oleh duktus biliaris dan membentuk vesika felea dan duktus cysticus Selama perkembangan berikutnya corda epitel liver bergabung dengan vitelin dan vena umbilical membentuk sinusoid hepatic Corda epitel berdiferensiasi menjadi parenkim ( sel liver ) dan membentuk duktus biliaris Sel hematopoietic, sel kupffer dan sel jaringan ikat terbentuk dari mesoderm septum transversum

description

embriologi

Transcript of Emb Ana His Fis

Embriologi – Anatomi – Histologi – Fisiologi

( Khaerunnisa Pratiwi )

Embriologi Hepar (1),(3)

Hepar dan sistem biliaris berasal dari foregut primitive (2)

Muncul pada pertengahan minggu ke 3 sebagai perkembangan dari epitel endoderm pada

ujung distal foregut

Perkembangan divertikulum hepatic atau tunas liver terdiri dari sel-sel yang berproliferasi

dengan cepat yang menembus septum transversum ( lempeng mesodermal antara ruang

pericardial dan yolk sac )

Selama sel-sel hepatic terus berpenetrasi ke septum, hubungan antara divertikulum

hepatic dan foregut ( duodenum ) menyempit sehingga membentuk duktus biliaris

Perkembangan kecil ke arah ventral dibentuk oleh duktus biliaris dan membentuk vesika

felea dan duktus cysticus

Selama perkembangan berikutnya corda epitel liver bergabung dengan vitelin dan

vena umbilical membentuk sinusoid hepatic

Corda epitel berdiferensiasi menjadi parenkim ( sel liver ) dan membentuk duktus biliaris

Sel hematopoietic, sel kupffer dan sel jaringan ikat terbentuk dari mesoderm septum

transversum

Ketika sel-sel hepar menginvasi keseluruhan septum transversum sehingga organ dapat

menuju kaudal ke kavitas abdomen, mesoderm septum transversum yang terdapat

diantara hepar dan foregut dan hepar dan dinding abdomen ventral menjadi membranosa

membentuk lesser omentum ( omentum minor ) dan ligamentum falsiformis. Yang

kemudian bersama membentuk koneksi peritoneal antara foregut dan dinding abdomen

ventral mesogastrium ventral

Mesoderm pada permukaan hepar berdiferensiasi menjadi peritoneum visceral kecuali

permukaan cranial. Pada daerah ini, hepar tetap menyatu dengan septum transversum

Bagian pada septum yang mengandung mesoderm akan membentuk tendon utama dari

diafragma

Permukaan hepar yang berhubungan dengan bakal diafragma tidak pernah tertutup oleh

peritoneum

Minggu ke 10 berat hepar ± 10% total berat tubuh, selain disebabkan karena

banyaknya sinusoid juga disebabkan karena fungsi hematopoitic

Sel proliferatif dalam jumlah banyak yang memproduksi SDM dan SDP berada diantara

sel hepatic dan dinding pembuluh darah

Aktivitas ini perlahan-lahan hilang selama 2 bulan terakhir intrauterine dan hanya sedikit

pulau-pulau hematopoetik tersisa saat kelahiran, berat hepar ± 5% dari total berat tubuh

Fungsi penting liver lainya muncul pada ± minggu ke-12 ketika empedu dibentuk oleh

sel-sel hepatic

Sementara vesica felea dan ductus cysticus berkembang dan ductus cysticus bergabung

dengan ductus hepatic untuk membentuk ductus biliaris empedu dapat memasuki GIT

Sebagai hasilnya isi dari empedu berwarna hijau gelap

Karena perubahan posisi duodenum posisi awal ductus biliaris perlahan – lahan

bergeser dari posisi anteriornya menjadi ke posterior dan akhirnya ductus biliaris

melewati belakang duodenum.

Pertengahan minggu ke3

Endoderm ujung distal foregut

Liver bud

Jaringan sekitar berdiferensiasi menjadi divertikulum hepatik

Membrane dasar hilang

Sel menginvasi dan menembus septum transversum

Cranial :

Liver

Duktus biliaris intrahepatik

Caudal :

Vesica Felea

Duktus Cysticus

Duktus Biliaris

Korda hepatoblast

Bergabung dengan viteline dan vena umbilikal

Sinusoid hepatic

Parenkim liver

Duktus biliaris

Perkembangan ke dalam septum

Membagi ventral mesenterium

Liver dan foregut Liver dan dinding ventral abdomen

Omentum minus Ligamentum falciformis

Jaringan mesenkimal septum transversum

Stroma, kapsula dan mesothelium liver

Mesoderm permukaan hepar

Lapisan peritoneum visceral

Melindungi seluruh liver ( hepatic capsule ) kecuali area nuda

Minggu ke 6 – 8

Sel stellate hepatik

Minggu 8 – 12

Sel Kupffer

Minggu ke 6 Sel parenkim berdekatan

Duktus biliaris

Referensi :

1. Medical Embriology Langman, Edisi 9

2. Oldham, Keith T., Colombani, Paul M., Foglia, Robert P., Skinner, Michael A., 2005,

Liver Physiology and Pathophysiology, Lippincott Williams & Wilkins

3. Dancygier, H., 2010, Clinical Hepatology Principles and Practice of Hepatobiliary

Diseases Volume 1, Springer

Anatomi Hepar (1),(2),(3),(4)

Hepar merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh

Berat hepar ± 1,3 – 1,5 kg ( 2% berat tubuh pada dewasa, 5% pada anak )

Fungsi dasar hepar:

- Membentuk & mensekresikan empedu ke dalam tractus intestinal

- Berperan pada metabolisme karbohidrat, lemak & protein

- Menyaring darah untuk membuang bakteri & benda asing yang masuk ke darah dari

lumen intestinum

Letak hepar :

- Di bagian atas cavitas abdominalis tepat di bawah diaphragma.

- Hampir seluruh bagian hepar terletak di bawah costae & cartilagines costales,

melintasi regio epigastrica

- Sebagian besar hepar terletak profunda arcus costalis dextra

- Hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo, pericardium &

jantung.

- Hepar terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra

Hepar mempunyai 2 fascia :

- Fascies diaphragmatica :

Fascies ini bersifat licin dan berbentuk kubah, sesuai dengan cekungan permukaan

kaudal diafragma. Tetapi sebagian besar terpisah dari diafragma karena recessus

subphrenicus cavitas peritonealis

- Fascies visceralis ( dorsokaudal ) :

Fascies ini tertutup oleh peritoneum, kecuali pada vesika felea dan porta hepatis.

Fascies ini berbatasan dengan :

a. Sisi kanan gaster ( impressio gastrica )

b. Bagian cranial pertama duodenum ( impressio duodenalis )

c. Omentum minus

d. Vesica felea

e. Flexura coli dextra ( impressio colica )

f. Ren dextra dan glandula suprarenalis dextra ( impressio renalis )

Hepar tertutup oleh peritoneum kecuali pada bagian dorsalnya pada area nuda

Area nuda merupakan daerah hepar langsung bersentuhan dengan diafragma.

Area nuda dibatasi oleh melipatnya peritoneum dari diafragma ke hepar sebagai lembar

ventral ( cranial ) dan lembar dorsal ( kaudal ) ligamentum coronarium. Kedua lembaran

tersebut bertemu di sebelah kanan untuk membentuk ligamentum triangulare. Ke arah

kiri, ligamentum coronarium terpisah dan membatasi area nuda yang berbentuk segitiga

Lembar ventral ligamentum coronarium di sebelah kiri bersambungan dengan

ligamentum falciforme kanan dan dorsal ( kanan ) dengan omentum minus kanan

membentuk ligamentum triangulare sinistrum

Batas-batas hepar

- Anterior

1. Diaphragma

2. Arcus costalis dextra & sinistra

3. Pleura dextra & sinistra

4. Margo inferior pulmo dexter & sinister

5. Processus xyphoideus

6. Dinding anterior abdomen pada angulus infrasternalis

- Posterior

1. Diaphragma

2. Ren dextra

3. Flexura coli dextra

4. Duodenum

5. Vesica biliaris

6. Vena cava inferior

7. Oesophagus

8. Fundus gastricus

Hepar dibagi oleh lig. peritoneale, lig.falciforme jadi lobus hepatis dexter (besar) & lobus

hepatis sinister (kecil).

Lobus hepatis dexter terbagi jadi lobus quadratus & lobus caudatus oleh adanya vesica

biliaris, fissura ligamenti teretis, v.cava inferior & fissura ligamenti venosi.

Porta hepatis/ hilus hepatis terdapat pada facies viseralis, letaknya diantara lobus

caudatus & quadratus

Pada porta hepatis terdapat :

1. Ductus hepaticus dexter & sinister

2. Ramus dexter & sinister arteria hepatica

3. Vena portae hepatis

4. Serabut saraf simpatis & parasimpatis

5. Beberapa kel.limfe hepar, menampung cairan limfe hepar & vesica biliaris

Seluruh hepar dikelilingi capsula fibrosa, tapi hanya sebagian ditutupi oleh peritoneum

Hepar tersusun atas lobuli hepatis.

Vena centralis pada masing-masing lobulus bermuara ke venae hepatica

Dalam ruangan diantara lobulus-lobulus terdapat canalis hepatis yang berisi trias hepatis :

1. Cabang arteria hepatica

2. Vena portae hepatis

3. Sebuah cabang ductus choledocus

Ligamentum hepar :

- Lig.falciforme berjalan dari umbilikus ke hepar (ke atas)

- Lig.falciforme ke superior membelah jadi 2 lapis :

Lig.coronarium (lig.triangulare dextrum), lapisan kanan membentuk lapisan

atas

Lig.triangulare sinistrum, lapisan kiri membentuk lapisan atas

- Lig.teres hepatis adalah sisa vena umbilikalis yang obliterasi. berjalan ke fissura

yang terdapat pada facies viseralis hepatis & bergabung dengan ramus sinister

vena porta hepatis.

- Lig.venosum arantii, suatu pita fibrosa yang merupakan sisa ductus venosus.

Vaskularisasi :

- Arteri

Arteria hepatica propia, cabang truncus coeliacus, berakhir bercabang jadi ramus

dexter & sinister yang masuk ke porta hepatis.

- Vena

Vena portae hepatis, menjadi 2 cabang terminal yaitu ramus dexter & sinister

yang masuk porta hepatis di belakang arteri.

Vena hepatica ( ³ 3 buah) muncul dari pars posterior hepatis & bermuara ke vena

cava inferior

Sirkulasi darah melalui hepar :

- Yang mengalirkan darah ke hepar adalah arteria hepatica propria (30%) & vena

porta hepatis (70%)

- Arteria hepatica propia membawa darah kaya oksigen

- Vena porta membawa darah kaya hasil metabolisme pencernaan yang diabsorpsi

dari GIT

- Darah arteri & vena dialirkan ke vena centralis masing-masing lobuli hepatis

melalui sinusoid.

- Vena centralis vena hepatica dextra & sinistra vena cava inferior

Limfatik :

- Hepar menghasilkan 1/3 - ½ jumlah cairan limfe tubuh

- Pembuluh limfe dari hati masuk ke sejumlah kel.limfe yang ada di porta hepatis.

- Pembuluh eferen berjalan ke nodi coeliaci

- Beberapa pembuluh limfe berjalan dari area nuda melalui diaphragma ke nodi

lymphoidei mediastinales posteriores.

Nervus :

- Saraf hepar berasal dari plexus hepaticus, bagian plexus coeliacus terbesar.

- Saraf simpatis & parasimpatis membentuk plexus coeliacus.

- Parasimpatis dari truncus vagalis anterior & posterior

Duktus Biliaris Hepatis

Empedu disekresikan sel hepar, disimpan, & dipekatkan di vesica biliaris, dikeluarkan ke

duodenum

Cabang interlobulares ductus choledochus menerima canaliculi biliaris, saling

berhubungan membentuk saluran pada porta hepatis yaitu ductus hepaticus dexter &

sinister

Ductus hepaticus dexter mengalirkan empedu dari lobus hepatis dexter

Ductus bilaris hepatis terdiri dari :

- Ductus hepaticus dexter & sinister- Ductus hepaticus communis - Ductus Choledochus - Vesica biliaris - Ductus cysticus

Ductus hepatis sinister mengalirkan empedu dari lobus hepatis sinister, lobus caudatus,

lobus quadratus

Duktus Hepaticus

Ductus hepaticus dexter & sinister keluar dari lobus hepatis dexter & sinister pada porta

hepatis, bersatu membentuk ductus hepaticus communis

Panjang ductus hepaticus communis 1,5 inci (4cm). Bergabung dengan ductus cysticus

dari vesica biliaris yang ada di kanannya membentuk ductus choledochus

Duktus Choleductus

Panjang ± 3 inci (8 cm)

Bersatu dengan ductus pancreaticus, bermuara ke ampulla hepatopancretica (ampulla

vater) di dinding duodenum.

Ampulla ini bermuara ke lumen duodenum melalui papilla duodeni major

Bagian terminal kedua ductus & ampulla dikelilingi serabut otot sirkular disebut

m.sphincter ampullae (sphincter oddi)

Pendarahan arterial ductus choledochus :

- Proksimal oleh arteri cystica

- Tengah oleh ramus dexter arteria hepatica propia

- Retroduodenal oleh arteria pancreaticoduodenalis superior posterior & arteri

gastroduodenalis

Duktus Cysticus

Panjang 1,5 inci (3,8 cm)

Menghubungkan collum vesicae biliaris dengan ductus hepaticus communis untuk

membentuk duktus choledochus

Bentuk S

Tunica mukosanya menonjol untuk membentuk plica spiralis yang berlanjut ke collum

vesica biliaris (valvula spiralis)

Fungsi valvula spiralis mempertahankan lumen terbuka konstan

Vesica Felea / Biliaris

Sebuah kantong berbentuk pir

Letak pada permukaan bawah (facies viceralis) hepar

Menampung empedu 30-50ml, menyimpannya & memekatkannya dengan cara

mengabsorpsi air

Empedu dialirkan ke duodenum akibat kontaksi & pengosongan parsial vesica biliaris.

Vesica biliaris dibagi jadi fundus, corpus, collum

Fundus vesicae biliaris berbentuk bulat, menonjol di bawah margo inferior hepar,

penonjolan ini tempat fundus bersentuhan dengan dinding anterior abdomen setinggi

ujung cartilago costalis IX dextra

Corpus vesicae biliaris terletak & berhubungan dengan facies visceralis hepar

Collum vesica biliaris melanjutkan diri sebagai ductus cysticus, berbelok ke omentum

minus & bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus communis untuk membentuk

ductus choledochus

Vaskularisasi

- Arteri cystica (cabang arteria hepatica dextra)

- Vena cystica langsung ke vena porta

Limfe

Nodus cysticus (collum vesica) nodi hepatici nodi coelici

Persarafan

Simpatis & parasimpatis membentuk plexus coeliacus

Referensi :

1. Moore, Keith L., Agur, Anne M.R., 2002, Anatomi Klinis Dasar, Hipokrates

2. Atlas Anatomi Sobotta, Jakarta : EGC

3. Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik Edisi 6 , Jakarta : EGC

4. Dancygier, H., 2010, Clinical Hepatology Principles and Practice of Hepatobiliary

Diseases Volume 1, Springer

Histologi Hepar (1),(2)

Lobulus susunan heksagonal jaringan yang mengelilingi vena sentral.

- cabang arteri hepatika

- cabang vena porta

- duktus biliaris

- sinusoid (ruang kapiler yang melebar) terdapat sel Kupffer

- kanalikulus biliaris

Komponen struktural hati adalah sel-sel hati , atau Hepatosit. Sel epitelnya berkelompok membentuk lempeng-lempeng yang saling berhubungan. Pada sediaan mikroskop cahaya , tampak satuan struktural yang disebut lobulus hati

Lobulus hati dibentuk oleh massa poligonal jaringan berukuran sekitar 0,7 x 2 µm.

Hepatosit pada lobulus hati tersusun radier, seperti susunan batu bata pada dinding.

Lempeng sel ini tersusun dari perifer lobulus ke pusatnya dan beranastomosis secara bebas membentuk struktur yang menyerupai labirin dan busa.

Celah di antara lempeng ini mengandung kapiler, yaitu sinusoid hati

Kapiler sinusoid adalah pembuluh lebar yang tak teratur dan hanya terdiri dari lapisan tak utuh

dari sel endotel berfenestra yang berdiameter 100 µm dan terdapat dalam kelompok

Pada hepar, terdapat lobulus klasik yang ditengahnya terdapat vena sentralis. Lobus ini diikat oleh jaringan ikat interlobular.

Pada sediaan hepar terdapat gambaran segitiga Kiernan yang merupakan kumpulan arteri, vena dan pembuluh limfe.

Referensi :

1. Altas Histologi Berwarna Junqueira

2. Atlas praktikum histo

Fisiologi Hepar (1),(2),(3),(4)

Hepar merupakan organ metabolic atau kelenjar terbesar pada tubuh.

Fungsi hepar :

1. Pengolahan metabolic nutrient utama ( KH, Lemak dan Protein )

2. Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa asing

lainnya.

3. Sintesis protein plasma ( protein untuk pembekuan darah, pengangkut hormone

tiroid, steroid dan kolesterol dalam organ )

4. Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga dan banyak vitamin

5. Pengaktifan vitamin D ( bersama dengan ginjal )

6. Pengeluaran bakteri dan SDM yang rusak ( makrofag residen )

7. Ekskresi kolesterol dan bilirubin

8. Sekresi garam empedu

Hepatosit

Setiap hepatosit ( sel hepar ) dapat berkontak secara langsung dengan arteri ( darah yang

berasal dari aorta ) dan vena ( darah yang datang dari saluran pencernaan )

Hepatosit berperan pada metabolisme nutrient utama ( KH, Lipid, Protein ).

Hepar memegang peranan penting dalam metabolisme glukosa dengan berperan dalam

proses glukoneogenesis ( perubahan dari zat lain ke glukosa )

Hepar juga menyipan glukosa sebagai glikogen pada saat kelebihan glukosa ( setelah

makan / periode postprandial ) dan kemudian melepasnya ke aliran darah ketika

dibutuhkan. Proses ini merupakan fungsi hepar sebagai buffer glukosa

Apabila fungsi hepar rusak, konsentrasi glukosa dalam darah akan meningkat tinggi

setelah asupan KH. Semetara itu, diantara waktu makan, hipoglikemia dapat terlihat

karena ketidakmampuan hepar untuk menjalankan metabolisme KH dan konversinya.

Hepatosit juga berperan pada metabolisme lemak. Yang merupakan sumber terbanyak

dari enzim metabolic pada oksidasi asam lemak untuk mensuplai energy yang digunakan

untuk fungsi tubuh.

Hepatosit mengkonversi produk dari metabolisme KH ke lipid yang dapat di simpan pada

jaringan adipose dan mensintesiskan lipoprotein, kolesterol dan fosfolipid dalam jumlah

banyak

Hepatosit juga merubah sebagian dari kolesterol yang tersensitisasi ke asam empedu

Hepar memegang peranan penting dalam metabolisme protein. Hepar akan

mensintesiskan seluruh asam amino non-esensial yang tidak didapatkan dari makanan.

Hepar mensintesis hampir seluruh protein plasma ( kecuali Ig). Protein yang disintesis

terutama adalah albumin ( menentukan tekanan onkotik plasma dan penting pada faktor

pembekuan )

Hepar dan detoksifikasi

Hepar merupakan “gatekeeper” atau penjaga gerbang dengan membatasi masuknya

substansi toksin ke aliran darah dan sebagai “pembuangan sampah” dengan

mengekstraksikan produk metabolic yang bersifat toksik dan mengkonversinya menjadi

bentuk kimia yang dapat diekskresikan

Hepar dapat melakukan ini dikarenakan suplai darah yang berbeda dari organ lainnya.

Darah utama yang menuju hepar merupakan darah vena yang disuplai melalui vena porta

dan berasal dari intestine.

Dengan aliran darah yang demikian, hepar menerima tidak hanya nutrisi yang di absorbs

akan tetapi juga menerima molekul yang kemungkinan berbahaya yang di absorbs ( obat

dan toksin bakteri )

Bergantung pada efisiensi molekul di ekstraksikan oleh hepatosit ( metabolisme lintas

pertama ) hanya sedikit atau tidak ada substansi yang dapat menuju sirkulasi sistemik.

Inilah alasan utama tidak semua obat mendapatkan konsentrasi terapeutik pada pembuluh

darah jika diberikan secara oral.

Hepar memilik dua fase untuk mengeliminasi dan detoksifikasi zat ;

- Fisik

Darah yang menuju hepar melewati makrofag ( sel Kupffer ). Sel-sel ini bersifat

fagotik dan penting untuk mengeliminasi material dari darah porta termasuk

bakteri yang mungkin masuk ke darah yang berasal dari colon walaupun dalam

kondisi normal.

- Biokimia

Hepatosit memiliki jumlah enzim yang sangat banyak yang dapat memetabolisme

dan mengubah baik toksin endogen maupun eksogen sehingga lebih larut air dan

lebih mudah berikatan untuk di ambil kembali oleh usus.

Hepar dan Sistem Billiaris

Hepatosit yang merupakan sel utama di hepar dibentuk dari anastomosis korda yang

membentuk lempeng dimana darah dalam jumlah besar bersirkulasi.

Hepar menerima aliran darah dalam jumlah banyak, memastikan hepatosit mendapatkan

jumlah O2 dan nutrient yang banyak.

Hepatosit menerima 70% suplai darah melalui vena porta ( dapat meningkat hingga 90%

pada periode postprandial )

Lempeng hepatosit yang menyusun parenkim hepar diperdarahi oleh sinusoid yang

merupakan kavitas dengan resistensi rendah yang diperdarahi oleh cabang dari vena porta

dan arteri hepatica.

Sinusoid tidak berfungsi seperti kapiler yang memperdarahi organ lain. Selama periode

puasa, banyak sinusoid akan kolaps, akan tetapi dapat meningkat ketika periode setelah

makan ketika nutrient di transportasikan ke hepar.

Resistensi sinusoid yang rendah aliran darah ke hepar dapat meningkat tanpa membuat

peningkatan pada tekanan.

Setelah melewati sinusoid, darah akan dikeluarkan melalu cabang sentran vena hepatic

( vena sentralis )

Sistem Porta Hepar

Empedu

Empedu terdiri dari :

- cairan alkalis encer

- konstituen organik :

• garam-garam empedu

• kolesterol

• lesitin

• bilirubin

Fungsi empedu :

1. Pencernaan dan absorbsi lipid.

Proses ini bukan disebabkan oleh enzimatik. Melainkan garam empedu

melakukan :

a. Membantu emulsifikasi partikel lemak besar menjadi partikel kecil sehingga

dapat diproses oleh enzim lipase

Vena dari sal.cerna vena porta hepatika (bawa produk2 untuk diolah, disimpan, didetoksifikasi sebelum ke sirkulasi umum) jaringan kapiler (sinusoid hati) vena hepatika vena kava inferior.

Arteri menyalurkan oksigen & metabolit untuk diolah.

b. Membantu absorbs produk akhir lipid yang diabsorbsi melalui membrane

mukosa intestinal

2. Ekskresi beberapa produk buangan penting dari darah ( bilirubin , kolesterol )

Garam empedu membantu proses pencernaan lemak :

- Efek “deterjen” (kemampuan mengubah globulus emulsi sehingga luas permukaan untuk aktivitas lipase pankreas ↑)

- Molekul garam empedu mengandung bagian larut air dan bagian larut lemak.

Empedu disekresikan 2 tahap oleh hepar :

- Tahap inisial

Empedu disekresikan oleh sel fungsional hepar ( hepatosit ). Tahap ini

mengandung asam empedu ( garam empedu ), kolesterol dan konstituen organic

lain dalam jumlah banyak. Disekresikan menuju kanalikuli biliaris yang berasal

dari sel hepatic

- Empedu mengalir melali kanalikuli ke septum interlobular kanalikuli

mengosongkan isinya ke duktus terminalis ke duktus yang lebih besar

mencapai duktus hepatic dan duktus biliaris komunis empedu dikosongkan ke

duodenum atau disimpan selama beberapa menit atau jam melalui duktus cysticus

ke vesica felea.

Selama perjalanan menuju duktus biliaris, sekresi kedua dari hepar dikeluarkan

menuju biliaris. Sekresi ini merupakan larutan dari sodium dan ion bikarbonat yang

disekresikan oleh sel epitel sekretoris di sekitar duktuli dan duktus. Sekresi kedua ini

dapat meningkatkan jumlah total empedu sampai 100%.

Pembentukan misel (untuk mengangkut bahan tidak larut air di lumen banyak air):

- garam empedu (larut lemak larut air)

- lesitin (larut lemak larut air)- kolesterol (tidak larut air)

Sekresi kedua distimulasi oleh sekretin, yang juga menyebabkan keluarnya ion

bikarbonat tambahan untuk menambah sekresi ion bikarbonat pada sekresi pancreas

( netralisasi asam di duodenum )

Empedu disekresi terus menerus oleh sel hepar. Kebanyakan disimpan di kantung

empedu sampai dibutuhkan di duodenum. Volume maksimum yang vesica felea ± 30

– 60 ml. akan tetapi, sekresi empedu selama ± 12 jam ( ± 450 ml ) dapat di simpan di

vesika felea disebabkan karena air, sodium, klorida dan elektrolit lain terus dia

absorbs melalui mukosa vesica felea, mengentalkan sisa isi empedu ( garam empedu,

kolesterol, lesitin dan bilirubin )

Sistem Enterohepatik

Referensi :

1. Guyton & Hall, Textbook of Medical Physiology, Edisi 11

2. Sherwood, L., 2007, Human Physiology: From Cells to Systems, Edisi 7, Canada :

Brooks/Cole

3. Barrett, Kim E., Gastrointestinal Physiology Vishal, McGraw Hills

4. Koeppen, Bruce M., Stanton, Bruce A., Berne & Levys Physiology, Edisi 6

• Duktus biliaris komunis ke duodenum dijaga sfingter Oddi mencegah empedu masuk duodenum kecuali selama ingesti makanan.

• Sfingter tertutup empedu dibelokkan ke kandung empedu.

• Setelah makan empedu masuk duodenum akibat kombinasi efek pengosongan kandung empedu dan peningkatan sekresi empedu oleh hati.

• Jumlah empedu yang disekresikan per hati berkisar dari 250 – 1 L.

Garam empedu di hati disekresikan ke dalam empedu ke duodenum pencernaan dan penyerapan lemak direabsorbsi di ileum terminal kembali ke sistem porta hepatika hati kembali disekresi.

Quadran Abdomen (1)

( Khaerunnisa Pratiwi )

Referensi :

1. Swartz, Mark H., 2005, Textbook of Physical Diagnosis, Edisi 5, Jakarta : EGC

Uji Fungsi Hati (1)

HBsAg

- Antigen permukaan HBV yang terbenam di dalam lapisan membrane ( berasal dari

reticulum endoplasma retikulosit ) yang membungkus kompleks HBV pada DNA

HBV dan HBcAg.

- Diukur dalam serum sebagai penanda inektifitas HBV pada keadaan infeksi akut atau

pembawa infeksi kronis

- Rekombinan HBsAg merupakan inti dari vaksin HBV

Anti-HCV

- Antibody terhadap virus hepatitis C

- Biasanya ditentukan dengan ELISA sebagai uji penapisan yang menggunakan

berbagai campuran antigen HCV

Referensi :

1. Sacher, Ronald A., McPherson, Richard A., 2004, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan

Laboratorium, Jakarta : EGC