Emas+November+2012

download Emas+November+2012

of 12

description

Keuangan

Transcript of Emas+November+2012

  • Jurnal EMAS, Vol. 6, No. 1, November 2012

    Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis (EMAS) 30 Universitas Mayjend Sungkono (Mojokerto)

    ANALISIS STRUKTUR MODAL DAN

    BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

    PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

    Sumani

    E mail : [email protected]

    Prodi. Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember

    Lia Rachmawati

    Prodi. Akuntansi Fakultas Ekonomi STIE Mandala Jember

    Abstrak : Tujuan dalam penelitian ini, yaitu : (1) untuk menguji dan menganalisis, baik

    secara parsial maupun simultan pengaruh ukuran perusahaan, kebijakan dividen, ting-

    kat profitabilitas, leverage operasi dan tingkat pertumbuhan perusahaan terhadap

    struktur modal pada perusahaan manufaktur; dan (2) menganalisis keputusan struktur

    modal berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Jenis penelitian adalah ex-planatory research. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel dilakukan berdasarkan metode

    Purposive Sampling. Jumlah yang memenuhi kriteria akhirnya terpilih 25 perusahaan manu-

    faktur. Nilai R2 ( R Square) sebesar 0,396. Hal ini menunjukkan bahwa variabel dependen

    dijelaskan variabel independen sebesar 0,396 atau 39,6%, sedangkan sisanya sebesar

    60,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Hasil uji F,

    menunjukkan bahwa secara simultan variabel ukuran perusahaan, kebijakan dividen,

    tingkat profitabilitas, leverage operasi, dan tingkat pertumbuhan berpengaruh signifikan

    terhadap struktur modal. Hasil uji t, variabel kebijakan dividen, tingkat profitabilitas,

    dan leverage operasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal,

    sedangkan variabel ukuran perusahaan dan tingkat pertumbuhan secara parsial tidak

    berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

    Kata Kunci : ukuran perusahaan, kebijakan dividen, tingkat profitabilitas, leverage

    operasi, tingkat pertumbuhan, dan struktur modal.

    PENDAHULUAN

    Filosofi dasar keputusan pendanaan

    seringkali berkaitan dengan pemilihan sumber

    dana, apakah berasal dari dalam perusahaan

    atau dari luar perusahaan (Husnan, 1996:

    325). Secara teoritis, keputusan pendanaan

    dapat didasarkan pada dua kerangka teori yai-

    tu Balance Theory dan Pecking Order Theory.

    Lebih lanjut Husnan menyatakan, menurut

    Balance Theory, perusahaan mendasarkan ke-

    putusan pendanaan pada suatu struktur modal

    yang ditargetkan atau struktur modal yang

    optimal, yaitu dengan menyeimbangkan man-

    faat dan pengorbanan yang timbul sebagai

    akibat dari penggunaan utang. Sedangkan

    Pecking Order Theory merupakan suatu mo-

    del struktur pendanaan dalam manajemen

    keuangan dimana struktur pendanaan suatu

    perusahaan mengikuti suatu hirarki dimulai

    dari sumber dana termurah, dana internal

    hingga saham sebagai sumber terakhir. Ber-

    dasarkan filosofi Pecking Order Theory, uru-

    tan pendanaan yang disarankan atau diingin-

    kan perusahaan pertama adalah dari laba yang

    ditahan, lalu kedua dari pendanaan hutang,

    dan ketiga dari penerbitan ekuitas baru (Pa-

    ngeran, 2004).

    Ketika manajer menggunakan utang,

    biaya modal yang timbul sebesar biaya bunga

  • Jurnal EMAS, Vol. 6, No. 1, November 2012

    Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis (EMAS) Universitas Mayjend Sungkono (Mojokerto)

    31

    yang dibebankan oleh kreditur. Akan tetapi

    ketika manajer menggunakan dana dari dalam

    perusahaan, maka akan timbul opportunity

    cost dari dana yang dipergunakan. Struktur

    modal yang optimal dapat diartikan sebagai

    struktur modal yang dapat meminimalkan

    biaya penganggaran modal keseluruhan atau

    biaya modal rata-rata, sehingga memaksimal-

    kan nilai perusahaan (Husnan, 1996:302).

    Struktur modal adalah bauran (pro-

    porsi) pendanaan permanen jangka panjang

    perusahaan yang ditunjukkan oleh hutang,

    ekuitas saham preferen dan saham biasa (Van

    Horne, 1988: 474). Selanjutnya menurut Ri-

    yanto (2001: 282), struktur modal merupakan

    perbandingan perimbangan pendanaan jangka

    panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh

    perbandingan hutang jangka panjang terhadap

    modal sendiri.

    Kajian tentang struktur modal serta

    pertimbangan apa saja yang harus dilakukan

    perusahaan agar dalam pengambilan keputu-

    san struktur modal dalam meningkatkan nilai

    perusahaan, maka perlu dilakukan analisis

    tentang faktor faktor yang mempengaruhi

    struktur modal. Struktur modal merupakan

    masalah penting dalam pengambilan keputu-

    san mengenai pendanaan perusahaan. Keputu-

    san struktur modal langsung berpengaruh ter-

    hadap besarnya risiko yang ditanggung peme-

    gang saham serta besarnya tingkat pengemba-

    lian atau keuntungan yang diharapkan (Brig-

    ham dan Houston, 2001 : 47). Tugas manajer

    keuangan yaitu menentukan komposisi struk-

    tur modal perusahaan. Manajer keuangan ha-

    rus mengusahakan agar perusahaan mempe-

    roleh dana yang diperlukan dengan biaya mi-

    nimal dan syarat-syarat yang paling mengun-

    tungkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

    struktur modal perusahaan menjadi hal yang

    penting sebagai dasar pertimbangan keputu-

    san struktur modal perusahaan. Faktor-faktor

    yang dapat mempengaruhi keputusan struktur

    modal perusahaan adalah stabilitas pennjua-

    lan, struktur aktiva, profitabilitas, leverage

    operasi, tingkat pertumbuhan, pengendalian,

    pajak, sikap manajemen, sikap pemberi pinja-

    man dan agen pemberi peringkat, kondisi pa-

    sar, kondisi internal perusahaan dan fleksibi-

    litas keuangan (Brigham dan Houston, 2006 :

    42).

    Kebijakan utang yang akan diambil

    perusahaan juga berkaitan dengan kemam-

    puan perusahaan dalam mengembalikan utang

    nya. Kemampuan perusahaan dapat mening-

    katkan kepercayaan para kreditur untuk me-

    minjamkan dana kepada perusahaan. Kemam-

    puan perusahaan tersebut sering disebut likui-

    ditas perusahaan. Perusahaan yang memiliki

    likuiditas tinggi berarti memiliki aktiva lancar

    yang cukup untuk mengembalikan utang

    lancarnya sehingga memberikan peluang un-

    tuk mendapatkan kemudahan dalam mempe-

    roleh utang dari investor (Ozkan, 2001).

    Perusahaan dengan peluang pertum-

    buhan tinggi cenderung memiliki rasio utang

    yang kecil untuk membiayai investasinya,

    sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba

    maksimum dan meningkatkan nilai perusa-

    haan. Tetapi, perusahaan dengan peluang per-

    tumbuhan rendah, akan cenderung mempu-

    nyai rasio utang yang tinggi untuk membiayai

    investasinya untuk meningkatkat nilai perusa-

    haannya. Ramlall (1993) menguji peluang

    pertumbuhan dengan membuat asosiasi pe-

    luang pertumbuhan terhadap besarnya utang,

    kompensasi, dan pilihan akuntansi. Ramlall

    menemukan bahwa utang memiliki asosiasi

    negatif dengan peluang pertumbuhan. Perusa-

    haan yang memiliki pertumbuhan yang lebih

    tinggi menunjukkan manajemen laba yang

    lebih tinggi pula. Hal yang sama ditunjukkan

    oleh Bhaduri (2002) yang menjelaskan bahwa

    perusahaan yang memiliki peluang pertum-

    buhan yang tinggi akan sangat mahal bila

    pendanaan dilakukan dengan utang, sehingga

    hubungan antara peluang pertumbuhan dan

    besarnya utang adalah negatif. Manajemen

    laba ini dapat secara langsung mengindikasi-

    kan bahwa besarnya laba memiliki pengaruh

    yang negatif terhadap nilai perusahaan.

    Disamping itu, semakin besar utang juga

  • Jurnal EMAS, Vol. 6, No. 1, November 2012

    Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis (EMAS) Universitas Mayjend Sungkono (Mojokerto)

    32

    meningkatkan resiko mengelola utang secara

    efisien, tidak jarang akan mendorong perce-

    patan di dalam merealisasi pertumbuhan.

    Perusahaan yang berukuran besar le-

    bih mudah memperoleh pinjaman jika diban-

    dingkan dengan perusahaan kecil (Moeljadi,

    2006 : 274). Kebijakan dividen merupakan

    bagian integral dari keputusan pembelanjaan

    perusahaan. Dividend Payout Ratio (DPR)

    merupakan jumlah yang dapat ditahan dalam

    perusahaan sebagai sumber pembelanjaan

    (Sabardi, 1994: 101). Profitabilitas merupakan

    hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan

    keputusan, sedangkan rasio profitabilitas

    adalah memberikan jawaban akhir tentang

    bagaimana efektifnya perusahaan tersebut di-

    kelola (Weston dan Brigham, 1993 : 304).

    Leverage dapat didefinisikan sebagai penggu-

    naan aktiva atau dana, untuk penggunaan

    tersebut perusahaan harus menutup biaya

    tetap atau membayar beban tetap. Dengan

    penggunaan leverage operasi, perusahaan

    mengharapkan bahwa perubahan penjualan

    akan dapat mengakibatkan perubahan laba

    sebelum bunga dan pajak yang lebih besar

    (Riyanto, 2001 : 375).

    Permasalahan penelitian dapat diru-

    muskan sebagai berikut : (a) Bagaimana kepu-

    tusan struktur modal pada perusahaan manu-

    faktur di Bursa Efek Jakarta?; (b) Apakah

    ukuran perusahaan, kebijakan dividen, tingkat

    profitabilitas, leverage operasi dan tingkat

    pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara

    simultan terhadap struktur modal pada

    perusahaan manufaktur?; (c) Apakah ukuran

    perusahaan, kebijakan dividen, tingkat profi-

    tabilitas, leverage operasi dan tingkat pertum-

    buhan perusahaan berpengaruh secara parsial

    terhadap struktur modal pada perusahaan

    manufaktur?

    Berdasarkan kajian tersebut di atas,

    maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai be-

    rikut : (a) ukuran perusahaan, kebijakan divi-

    den, tingkat profitabilitas, leverage operasi

    dan tingkat pertumbuhan perusahaan ber-

    pengaruh simultan dan signifikan terhadap

    struktur modal pada perusahaan manufaktur;

    (b) ukuran perusahaan, kebijakan dividen,

    tingkat profitabilitas, leverage operasi dan

    tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh

    parsial dan signifikan terhadap struktur modal

    pada perusahaan manufaktur.

    METODE PENELITIAN

    Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah pene-

    litian penjelasan (explanatory research) yang

    bertujuan untuk mengetahui hubungan-

    hubungan antara satu variabel dengan variabel

    lainnya atau bagaimana suatu variabel mem-

    pengaruhi variabel lainnya atau penelitian

    konfirmatori (confirmatory research) karena

    tujuannya menjelaskan hubungan kausal an-

    tara variabel-variabel melalui pengujian hipo-

    tesis.

    Populasi Dan Sampel Populasi penelitian ini adalah perusahaan

    manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indo-

    nesia (BEI). Teknik pengambilan sampel di-

    lakukan berdasarkan metode Purposive Sam-

    pling dengan tujuan untuk mendapatkan

    sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian.

    Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk

    memperoleh sampel meliputi:

    1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar pa-

    da BEI tahun 2008 sampai dengan 2010

    (pe-riode penelitian), yaitu sebanyak 134

    perusahaan;

    2. Perusahaan harus mempunyai laporan ke-

    uangan yang berakhir pada tanggal 31

    Desember. Hal ini dilakukan untuk meng-

    hindari adanya pengaruh waktu parsial

    dalam pengukuran variabel;

    3. Perusahaan tidak mempunyai saldo total

    ekuitas dan laba yang negatif pada laporan

    keuangan, karena saldo ekuitas dan laba

    yang negatif sebagai penyebut dalam per-

    hitungan rasio menjadi tidak bermakna

    dalam perhitungan rasio keuangan;

    4. Perusahaan memiliki hutang jangka pan-

    jang; dan

    5. Perusahaan membayarkan dividennya.

  • Jurnal EMAS, Vol. 6, No. 1, November 2012

    Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis (EMAS) Universitas Mayjend Sungkono (Mojokerto)

    33

    Berdasarkan kriteria tersebut di atas,

    maka jumlah yang memenuhi kriteria akhir-

    nya terpilih 25 perusahaan yang akan diana-

    lisis lebih lanjut.

    Jenis dan Sumber Data

    Jenis data dalam penelitian ini adalah

    data sekunder yang berupa laporan keuangan

    perusahaan tahun 2008 sampai dengan 2010.

    Data tersebut diperoleh dari BEI dan Indone-

    sian Capital Market Directory serta www.idx.

    co.id. Data penelitian ini adalah pooling data

    yaitu kombinasi antara data time series dana

    cross section.

    Identifikasi dan Definisi Operasional Va-

    riabel serta Pengukurannya Berdasarkan pada pokok permasala-

    han dan hipotesis yang akan diuji maka identi-

    fikasi dan definisi operasional variabel akan

    dijelaskan berikut ini.

    a. Identifikasi Variabel

    Variabel dalam penelitian ini diidentifika-

    si menjadi dua variabel yaitu, variabel de-

    penden dan variabel independen. Variabel

    dependen yaitu struktur modal (Y) yang

    diukur menggunakan rasio hutang. Se-

    dangkan variabel independennya yaitu

    ukuran perusahaan (X1), kebijakan divi-

    den (X2), tingkat profitabilitas (X3), leve-

    rage operasi (X4), tingkat pertumbuhan

    perusahaan (X5). Skala pengukuran pene-

    litian ini adalah skala rasio. Skala peng-

    ukuran rasio lebih unggul dibandingkan

    dengan ketiga skala pengukuran lainnya.

    Dalam skala rasio dikenal adanya titik

    pusat. Skala rasio menyajikan nilai sesung

    guhnya dari varia-bel-variabel yang di-

    ukur dalam skala rasio. (Rochaety dkk,

    2007: 76)

    b. Definisi Operasional Variabel serta

    Pengukurannya .

    1) Struktur Modal

    The debt ratio dihitung dengan mem-

    bagi total hutang (liability) dengan to-

    tal aset. Rasio itu digunakan untuk

    mengukur berapa besar aktiva yang di-

    biayai dengan utang. Semakin tinggi

    rasio, berarti semakin besar aktiva

    yang dibiayai dengan utang dan hal itu

    semakin berisiko bagi perusahaan (

    Moeljadi, 2006: 70).

    2) Ukuran Perusahaan (SIZE)

    Dalam penelitian ini ukuran perusa-

    haan ditentukan dengan nilai buku dari

    total asset perusahaan. Ukuran peru-

    sahaan dinyatakan dalam rupiah dan di

    hitung tiap tahun selama periode 2008-

    2010. Dalam analisis sebagai input

    data dinyatakan dalam Logaritma na-

    turalnya (Ln).

    3) Kebijakan Dividen (DIVID)

    Kebijakan dividen menyangkut kepu-

    tusan untuk membagikan laba atau

    menahannya guna diinvestasikan kem-

    bali didalam perusahaan. Dalam pene-

    litian ini kebijakan dividen diukur

    dengan dividend pay out ratio.

    4) Tingkat Profitabilitas (PROFIT)

    Profitabilitas (kemampulabaan) meru-

    pakan hasil akhir bersih dari berbagai

    kebijakan dan keputusan. Return on

    Investment (ROI) merupakan kemam-

    puan dari modal yang diinvestasikan

    dalam keseluruhan aktiva untuk

    menghasilkan keuntungan neto.

    5) Leverage Operasi (LEVE)

    Perusahaan yang menggunakan leve-

    rage operasi mengharapkan perubahan

    penjualan akan mengakibatkan peruba

    han EBIT yang lebih besar atau dapat

  • Jurnal EMAS, Vol. 6, No. 1, November 2012

    Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis (EMAS) Universitas Mayjend Sungkono (Mojokerto)

    34

    dikatakan bahwa persentase perubahan

    EBIT sebagai akibat perubahan pen-

    jualan. Leverage operasi menurut Sjah

    rial (2007:151) dapat dihitung dengan:

    6) Tingkat Pertumbuhan Perusahaan

    (GROWTH)

    Pertumbuhan merupakan rasio untuk

    mengukur sebaik apa perusahaan da-

    pat mempertahankan posisi ekonomi

    didalam industrinya. Ukuran dari rasio

    tersebut adalah sebagai berikut:

    (Sales t-salest-1)/ salest-1 St-St-1/ St-1

    Metode Analisis Data a. Regresi Linier Berganda

    Untuk mengetahui pengaruh variabel

    bebas terhadap keputusan struktur modal

    digunakan metode Analisis Regresi Berganda.

    Sehingga model tersebut dapat dirumuskan

    sebagai berikut:

    Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3+ b4 X4+ b5

    X5 + ei

    keterangan:

    Y = Struktur Modal (DEBT)

    X1 = Ukuran Perusahaan (SIZE)

    X2 = Kebijakan Dividen (DIVID)

    X3 = Tingkat Profitabitlitas (PROFIT)

    X4 = Leverage Operasi (LEVE)

    X5 = Tingkat Pertumbuhan Perusa-

    haan (GROWTH)

    a = Konstanta

    b1b5 = Koefisien Regresi

    ei = Variabel Gallat/ Residual

    b. Uji Statistik

    Dalam model yang dikembangkan

    perlu diuji statistik untuk mengetahui sebera-

    pa jauh derajat pengaruh dari masing-masing

    variabel yang terdapat pada model yang telah

    dikembangkan tersebut. Untuk menguji hipo-

    tesis pertama dilakukan uji F. Uji F berguna

    untuk mengetahui pengaruh yang nyata atau

    tidak nyata variabel independen secara ber-

    sama-sama/simultan terhadap variabel depen-

    den. Hipotesis nol akan diterima atau ditolak

    dengan ketentuan sebagai berikut:

    Ftabel < Fhitung < Ftabel berarti Ho diterima.

    Ftabel > Fhitung > Ftabel berarti Ho ditolak.

    Untuk menguji hipotesis kedua digu-

    nakan uji t yaitu, mengetahui pengaruh va-

    riabel independen secara parsial terhadap

    variabel dependen. Hipotesis nol akan diteri-

    ma atau ditolak dengan ketentuan sebagai

    berikut:

    Ho diterima apabila -ttabel thitung

    Setelah diperoleh model regresi ber-

    ganda, langkah selanjutnya melakukan uji

    asumsi klasik dengan Best Linear Unbiased

    Estimator (BLUE) sebagai parameter koefi-

    sien regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan

    terdiri dari: uji multikolinearitas, uji heteros-

    kedastisitas, uji autokorelasi, dan uji normali-

    tas.

    1) Uji Multikolinearitas

    Uji multikolinearitas adalah bertu-

    juan untuk menguji apakah model regresi

    ditemukan adanya korelasi antar variabel

    bebas (independen). Pengujian dapat dilaku-

    kan dengan menggunakan eigenvalue dan

    condition index. Multikolinearitas akan terjadi

    jika eigenvalue mendekati 0 dan condition

    index melebihi 15.

    2) Uji Heteroskedastisitas

    Heteroskedastisitas bertujuan mengu-

    ji apakah dalam model regresi terjadi ketidak-

    samaan variance dari residual satu pengama-

    tan ke pengamatan yang lain. Jika variance

    dari residual satu pengamatan kepengamatan

    yang lain tetap, maka disebut Homoskedas-

    tisitas. Dan jika berbeda disebut Heteroske-

    dastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas

    dalam penelitian ini diuji dengan uji statistik

    nonparametric, yakni korelasi Rank Spear-

    man.

  • Jurnal EMAS, Vol. 6, No. 1, November 2012

    Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis (EMAS) Universitas Mayjend Sungkono (Mojokerto)

    35

    3) Uji Autokorelasi

    Uji autokorelasi bertujuan menguji

    apakah dalam model regresi linear ada kore-

    lasi antara kesalahan pengganggu pada perio-

    de t dengan kesalahan pengganggu pada

    periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi

    maka dinamakan ada problem autokorelasi.

    Pengujian terhadap adanya autokorelasi dapat

    menggunakan kriteria sebagai berikut (Su-

    pranto, 2004: 104).

    Kalau hipotesis nol, H0 : tidak ada korelasi

    serial korelasi positif, kemudian apabila:

    d < dL : tolak H0

    d > dU : terima H0

    dL d dU : tidak dapat disimpulkan

    (inconclusive)

    Kalau hipotesis nol, H0: tidak ada serial

    korelasi serial negatif, kemudian apabila:

    d > 4 dL : tolak H0

    d < 4 dU : terima H0

    4-dU d 4-dL : tidak dapat disimpulkan

    (inconclusive)

    Kalau h0 dua arah, yaitu tidak ada korelasi

    serial positif atau negatif, kemudian apabila:

    d < dL : tolak H0

    d >4-dL : tolak H0

    dU

  • Jurnal EMAS, Vol. 6, No. 1, November 2012

    Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis (EMAS) Universitas Mayjend Sungkono (Mojokerto)

    36

    positif negatif maka digunakan metode

    lag untuk mengatasinya.

    Berdasarkan uji autokorelasi positif

    dengan kriteria d>dL maka H0 diteri-

    ma yaitu tidak ada korelasi serial po-

    sitif, 2,450>1,77. Uji autokorelasi ne-

    gatif didapat hasil tidak dapat disim-

    pulkan berdasarkan kriteria 4-dU d

    4-dL atau 2,232,4502,51. Uji auto-

    korelasi H0 dua arah yaitu tidak ada

    otokorelasi serial positif atau negatif

    didapat hasil tidak dapat disimpulkan

    berdasarkan kriteria 4-dUd4-dL

    atau 2,232,4502,51.

    b. Analisis Regresi Linier Berganda

    Y =-8,724 + 1,474X1 +13,858 X2 +

    64,524X3 + 0,254X4 -4,167X5

    Dari hasil analisis regresi berganda dipero-

    leh hasil sebagai berikut:

    1) Nilai koefisien sebesar 8,724 berarti ji-

    ka semua koefisien variabel indepen-

    den (X) bernilai nol (0) maka variabel

    dependen ( strukturr modal ) bernilai

    8,724.

    2) Perubahan variabel Ukuran Perusahaan

    memiliki arah hubungan yang positif,

    berarti semakin besar aset perusahaan

    yang dimiliki maka akan berpengaruh

    pada struktur modal yang semakin

    besar. Koefisien regresi sebesar 1,474

    berarti bahwa setiap kenaikan total aset

    sebesar satu satuan (dalam Ln rupiah)

    maka akan menaikkan rasio hutang

    sebesar 1,474 %.

    3) Perubahan variabel Kebijakan Dividen

    memiliki arah hubungan yang positif,

    berarti semakin besar dividen yang di-

    keluarkan maka akan berpengaruh ter-

    hadap struktur modal yang semakin be-

    sar. Koefisien regresi sebesar 13,858

    berarti bahwa setiap kenaikan DPR (di-

    vidend payout ratio) sebesar 1% maka

    akan menaikkan rasio hutang sebesar

    13,858 %.

    4) Perubahan variabel Tingkat Profitabili-

    tas memiliki arah hubungan yang posi-

    tif, berarti semakin besar profit yang

    diperoleh perusahaan maka akan ber-

    pengaruh terhadap struktur modal yang

    semakin besar. Koefisien regresi sebe-

    sar 64,524 berarti bahwa setiap kenai-

    kan ROI (rate of return on investment)

    sebesar 1 % maka akan menaikkan ra-

    sio hutang sebesar 64,524 %.

    5) Perubahan variabel Leverage Operasi

    memiliki arah hubungan yang positif,

    berarti semakin besar EBIT perusahaan

    maka akan berpengaruh terhadap struk-

    tur modal yang semakin besar. Koefi-

    sien regresi sebesar 0,254 berarti bah-

    wa setiap kenaikan DOL (degree of

    operating leverage) sebesar satu unit

    maka akan menaikkan rasio hutang se-

    besar 0,254 %.

    6) Perubahan variabel Tingkat Pertumbu-

    han memiliki arah hubungan yang ne-

    gatif, berarti semakin besar penjualan

    perusahaan maka akan berpengaruh ter-

    hadap struktur modal yang semakin ke-

    cil. Koefisien regresi sebesar -4,167

    berarti bahwa setiap kenaikan penjua-

    lan sebesar 1% maka akan menurunkan

    rasio hutang sebesar -4,167 %.

    c. Analisis Koefisien Determinasi ( R2 )

    Hasil penelitian menunjukkan nilai R2 ( R

    Square) sebesar 0,396. Hal ini menunjukkan

    bahwa variabel dependen dijelaskan variabel

    independen sebesar 0,396 atau 39,6%, sedang-

    kan sisanya sebesar 60,4% dijelaskan oleh va-

    riabel lain yang tidak dimasukkan dalam model

    d. Uji Statistik

    Uji F

    Nilai signifikansi F sebesar 0,000, nilai ini

    lebih kecil dari = 0,05 (5 %) atau F hitung

    sebesar 9,040 lebih besar dari F tabel sebesar

    2,35 maka Ho ditolak. Hasil ini menunjukkan

    bahwa secara simultan variabel independen

    yakni ukuran perusahaan, kebijakan dividen,

    tingkat profitabilitas, leverage operasi, tingkat

    pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara

    nyata terhadap struktur modal.

  • Jurnal EMAS, Vol. 6, No. 1, November 2012

    Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis (EMAS) Universitas Mayjend Sungkono (Mojokerto)

    37

    Uji t

    1) Nilai t hitung variabel ukuran peru-

    sahaan lebih kecil dari t tabel yaitu 1,944 <

    1,992 maka Ho diterima. Hal ini berarti

    bahwa ukuran perusahaan tidak berpenga-

    ruh secara nyata terhadap struktur modal.

    2) Nilai t hitung variabel kebijakan di-

    viden lebih besar dari t tabel yaitu 2,431 >

    1,992 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bah-

    wa kebijakan dividen berpengaruh secara

    nyata terhadap struktur modal.

    3) Nilai t hitung variabel tingkat profi-

    tabilitas lebih besar dari t tabel yaitu 2,977

    > 1,992 maka Ho ditolak. Hal ini berarti

    bahwa tingkat profitabilitas berpengaruh

    secara nyata terhadap struktur modal.

    4) Nilai t hitung variabel leverage operasi

    lebih besar dari t tabel yaitu 3,165 > 1,992

    maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa

    leverage operasi berpengaruh secara nyata

    terhadap struktur modal.

    5) Nilai t hitung variabel tingkat

    pertumbuhan lebih kecil dari t tabel yaitu -

    1,774

  • Jurnal EMAS, Vol. 6, No. 1, November 2012

    Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis (EMAS) Universitas Mayjend Sungkono (Mojokerto)

    38

    modal. Penggunaan hutang yang semakin

    besar akan meningkatkan risiko perusa-

    haan. Jika komposisi modal asing menurun

    maka modal sendiri meningkat sehingga

    laba ditahan meningkat dan mengakibatkan

    dividen yang dibagikan menurun artinya

    dividen yang dibagikan kecil bahkan tidak

    membagikan dividen (keuntungan diinves-

    tasikan kembali). Para pemegang saham

    lebih memilih pembayaran dividen yang

    rendah dan pendanaan kebutuhan investasi

    melalui laba ditahan. Kebijakan dividen ini

    mungkin tidak memaksimalkan kekayaan

    seluruh pemegang saham, namun kebija-

    kan dividen tersebut dilakukan demi ke-

    pentingan terbaik pihak yang memilki

    kendali.

    3) Variabel Tingkat Profitabilitas (PROFIT)

    Variabel Tingkat Profitabilitas (PRO

    FIT) memiliki arah hubungan yang positif,

    artinya jika profitabilitas perusahaan sema-

    kin naik maka perolehan keuntungan sema-

    kin besar yang berakibat pada keuntungan

    (profit) yang diperoleh semakin tinggi, se-

    hingga akumulasi keuntungan sebagai aku-

    mulasi capital dan sekaligus sebagai pe-

    nambah modal sendiri semakin besar. Nilai

    signifikansi t sebesar 0,004 untuk variabel

    X3, nilai ini lebih kecil dari = 0,05 maka

    Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa

    tingkat profitabilitas berpengaruh secara

    nyata terhadap struktur modal, hasil ini

    sesuai dengan yang dikemukakan oleh

    Brigham dan Houston (2006) bahwa peru-

    sahaan yang memiliki tingkat pengemba-

    lian atas investasi yang sangat tinggi meng-

    gunakan hutang yang relatif sedikit, ting-

    gkat pengembalian yang tinggi memung-

    kinkan mereka melakukan sebagian besar

    pendanaan secara internal.

    4) Variabel Leverage Operasi (LEVE)

    Variabel Leverage Operasi (LEVE)

    memiliki arah hubungan yang positif ber-

    arti semakin besar EBIT maka akan ber-

    pengaruh terhadap struktur modal yang

    semakin besar. Pada dasarnya leverage

    operasi terjadi pada saat perusahaan dalam

    usahanya menggunakan aktiva tetap yang

    menimbulkan biaya tetap, sehingga peru-

    sahaan perlu memperhatikan faktor leve-

    rage operasi dalam membuat keputusan

    keuanggan yang tepat. Nilai signifikansi t

    sebesar 0,002 untuk variabel X4, nilai ini

    lebih kecil dari = 0,05 maka Ho ditolak.

    Hal ini menunjukkan bahwa leverage

    operasi berpengaruh secara nyata terhadap

    struktur modal. Hasil ini sesuai dengan

    teori yang dikemukakan oleh Brigham dan

    Houston (2006) bahwa jika hal-hal yang

    lain dianggap sama, perusahaan dengan

    leverage operasi yang lebih sedikit me-

    miliki kemampuan yang lebih baik dalam

    menerapkan leverage keuangan karena pe-

    rusahaan tersebut akan memiliki risiko

    bisnis yang lebih kecil. Tingkat pengungkit

    operasi memiliki pengaruh terhadap risiko

    bisnis keseluruhan perusahaan. Untuk me-

    nurunkan risiko perusahaan yaitu dengan

    mengurangi penggunaan hutang.

    Apabila DOL (Degree Operating

    Leverage) turun maka hutang akan turun

    karena leverage merupakan hutang. Fak-

    tor-faktor utama lainnya yang dapat me-

    ningkatkan risiko bisnis adalah biaya pro-

    duksi dan penjualan yang beragam dan ti-

    dak pasti. Tingkat pengungkit operasi pe-

    rusahaan memperbesar pengaruh faktor-

    faktor lain terhadap perbedaan laba ope-

    rasi. DOL yang tinggi tidak akan membe-

    rikan pengaruh apapun jika perusahaan

    mempertahankan penjualan dan struktur

    biaya yang konstan. Tingkat pengungkit

    perusahaan tidak boleh dianggap sama

    dengan risiko bisnis perusahaan. Namun,

    DOL akan mempengaruhi perbedaan laba

    operasi yang disebabkan adanya perbedaan

    biaya produksi dan penjualan, sehingga

    DOL juga mempengaruhi risiko bisnis

    perusahaan. Oleh karena itu, DOL harus

    dipandang sebagai ukuran risiko poten-

    sial yang dapat menjadi risiko hanya

  • Jurnal EMAS, Vol. 6, No. 1, November 2012

    Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis (EMAS) Universitas Mayjend Sungkono (Mojokerto)

    39

    jika terdapat perbedaan biaya produksi dan

    penjualan. (Van Horn, 1998: 446).

    5) Variabel Tingkat Pertumbuhan Perusahaan

    (GROWTH)

    Variabel Tingkat Pertumbuhan Peru-

    sahaan (GROWTH) memiliki arah hu-

    bungan yang negatif. Nilai signifikansi t

    sebesar 0,081 untuk variabel X5, nilai ini

    lebih besar dari =0,05 maka Ho diterima.

    Hal ini menunjukkan bahwa tingkat per-

    tumbuhan perusahaan tidak berpengaruh

    secara nyata terhadap struktur modal. Hasil

    ini tidak sesuai dengan teori Myers (1997)

    yang menyatakan bahwa semakin cepat

    tingkat pertumbuhan suatu perusahaan,

    makin besar dana yang dibutuhkan untuk

    membiayai pertumbuhan perusahaan terse-

    but. Apabila perusahaan dalam pemenuhan

    dananya tidak dapat dipenuhi dari sumber

    internal perusahaan maka perusahaan cen-

    derung untuk menggunakan hutang yang

    lebih besar dan hal ini mengakibatkan rasio

    struktur modal meningkat. Semakin tinggi

    rasio, berarti semakin besar aktiva yang

    dibiayai dengan hutang dan hal itu semakin

    berisiko bagi perusahaan. Pada penelitian

    ini tingkat pertumbuhan perusahaan diukur

    dengan penjualan. Apabila penjualan me-

    ngalami kenaikan maka laba perusahaan

    meningkat, hal ini meningkatkan laba di-

    tahan. Apabila laba ditahan tinggi maka

    penggunaan hutang berkurang atau lebih

    kecil. Tingkat pertumbuhan tidak berpe-

    ngaruh secara signifikan terhadap struktur

    modal dikarenakan kenaikan penjualan ti-

    dak disertai kenaikan laba, misalnya dika-

    renakan biaya produksi yang meningkat,

    sehingga laba ditahan tidak meningkat ma-

    ka hutang tidak berubah atau proporsi ke-

    naikan penjualan tidak sebanding dengan

    kenaikan laba sehingga laba ditahan kecil

    maka struktur modal tidak berubah.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk me-

    ngetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

    struktur modal pada perusahaan manufaktur

    yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Dalam hal ini menguji pengaruh ukuran peru-

    sahaan, kebijakan dividen, tingkat profita-

    bilitas, leverage operasi, dan tingkat pertum-

    buhan perusahaan terhadap struktur modal.

    Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 25

    perusahaan sampel selama periode 2008

    sampai dengan 2010. Metode analisis yang

    digunakan adalah regresi linier berganda. Ha-

    sil analisis dari full model dapat disimpulkan

    hal-hal sebagai berikut:

    1. secara keseluruhan hasil penelitian didapat-

    kan nilai Adjusted R2 sebesar 0,352, hal ini

    menunjukkan bahwa variasi variabel de-

    penden sebesar 0,352 atau 35,2% dapat

    diterangkan oleh variabel independen se-

    cara bersama-sama memiliki pengaruh

    yang lemah terhadap variabel dependen,

    sedangkan sisanya sebesar 64,8% dijelas-

    kan oleh variabel-variabel yang lain.

    2. secara simultan ukuran perusahaan, kebi-

    jakan dividen, tingkat profitabilitas, leve-

    rage operasi, dan tingkat pertumbuhan ber-

    pengaruh secara nyata terhadap struktur

    modal.

    3. secara parsial dari kelima variabel indepen-

    den yang mempunyai pengaruh positif

    signifikan terhadap struktur modal adalah

    kebijakan dividen, tingkat profitabilitas,

    dan leverage operasi, sedangkan yang tidak

    berpengaruh signifikan adalah ukuran pe-

    rusahaan dan tingkat pertumbuhan peru-

    sahaan.

    Saran Berdasarkan pembahasan dan kesim-

    pulan yang ada, maka beberapa keterbatasan

    dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Penelitian yang akan datang hendaknya

    memperbanyak ukuran variabel seperti

    stabilitas penjualan, struktur aktiva, pajak,

    pengendalian, sikap manajemen, sikap pem

    beri pinjaman dan agen pemberi peringkat,

  • Jurnal EMAS, Vol. 6, No. 1, November 2012

    Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis (EMAS) Universitas Mayjend Sungkono (Mojokerto)

    40

    kondisi pasar, kondisi internal perusahaan

    dan fleksibilitas keuangan.

    2. Bagi emiten diharapkan untuk lebih mem-

    perhatikan dan memahami faktor-faktor

    apa yang mempunyai pengaruh dalam

    struktur modal untuk digunakan dalam

    menyusun struktur modal.

    3. Investor diharapkan untuk mengetahui ba-

    gaimana perkembangan struktur modal

    untuk melakukan suatu investasi.

    DAFTAR REFERENSI

    Bhaduri, Saumitra.2002. Determinants of

    Corporate Borrowing : Some Evi-

    dence from the Indian Corporate

    Structure. Journal of Economics

    and Finance. Summer. Vol. 2, No.

    2, Hal.200-215.

    Brigham & Houston. 2006. Dasar-dasar

    Manajemen Keuangan. Jilid Ke-

    dua. Edisi Kesepuluh. Jakarta:

    Erlangga

    Darmadji, Tjiptono, dan Hendy M. Fakhrudin.

    2001. Pasar Modal Indonesia (

    Pendekatan Tanya Jawab). Jakar-

    ta: Salemba Empat.

    Ghozali, Imam. 2001. Statistik Non Para-

    metrik. Semarang: Badan Penerbit

    Universitas Diponegoro

    Gujarati, Damodar. 2005. Basic Econometric.

    Alih Bahasa Sumarsono Zain.

    Ekonometrika Dasar. Edisi Baha-

    sa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

    Hidayah, Ita Fitriya. 2007. Faktor-Faktor

    Yang Mempengaruhi Struktur Mo-

    dal Pada Perusahaan Manufaktur

    Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi

    Universitas Jember

    Hanafi,Mamduh, M. 2003. Analisis Laporan

    Keuangan.Yogyakarta :YKPN.

    Hanafi, Mamduh. M. 2004. Manajemen Ke-

    uangan. Edisi 2004/2005. Cetakan

    Pertama.Yogyakarta:BPFE UGM.

    Husnan, Suad. 1996. Manajemen Keuangan

    Teori Dan Penerapan ( Keputusan

    Jangka Panjang). Buku I.

    Yogyakarta: BPFE

    Husnan, Suad. 1998. Dasar-dasar Teori Por-

    tofolio Dan Analisis Sekuritas.

    Yogyakarta: AMP YKPN

    Keown, Arthur J., David F Scott Jr. John D

    Martin. J William Petty. 2000.

    Fundamentals Of Financial Ma-

    nagement. Jilid 2. Jakarta:

    Salemba Empat

    Komariyah, Siti. 2009. Manajemen Keuang-

    an. Jember : Departemen Pendi-

    dikan Nasional Universitas Jem-

    ber

    Laksono, Yanuar Tri. 2004. Pengaruh Struk-

    tur Aktiva, Profitabilitas, Leve-

    rage Operasi, Ukuran Dan Per-

    tumbuhan Perusahaan Terhadap

    Struktur Modal Perusahaan Ma-

    nufaktur Di BEJ. Skripsi Univer-

    sitas Jember

    Masidonda, La Jaelani., Maski, Ghozali, dan

    Idrus, M.A.2001. Analisis Varia-

    bel- Variabel yang Mempengaruhi

    Struktur Pendanaan dan Pengaruh-

    nya Bersama Beban Bunga, Re-

    turn on Assat terhadap Rentabi-

    litas Modal Sendiri. TEMA. II(1):

    77-93.

    Margaretha, Farah. 2007. Manajemen Ke-

    uangan Bagi Indutri Jasa. Jakarta:

    PT Grasindo

    Mulyono, Sri. 1998. Statistik Untuk Ekonomi.

    Jakarta: FF. Universitas Indonesia

    Moeljadi.2006. Manajemen Keuangan ( Pen-

    dekatan Kuantitatif Dan Kualitatif

    ). Jilid 1. Malang: Bayumedia

    Publishing

    Myers, S. 1984. The Capital Structure Puzzle,

    Journal Of Finance.Vol. 39. July

    McConnell, J. J dan Servaes, H. 1995.Equity

    Ownership and The Two Faces of

    Debt, Journal of Financial Eco-

    nomics.Vol.10 No.2, Hal 17-26.

  • Jurnal EMAS, Vol. 6, No. 1, November 2012

    Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis (EMAS) Universitas Mayjend Sungkono (Mojokerto)

    41

    Modigliani, F. and Miller, M. H. 1963. The

    Cost of Capital, Corporation Fi-

    nance and The Theory of Invest-

    ment. American Economic Re-

    view. Vol.53 No.3. Juni, Hal.433-

    443.

    Ozkan, Aydin. 2001. Determinants of Capital

    Structure and Adjusment to Long

    Run Target : Evidence from UK

    Company Panel Data. Journal of

    Business Finance & Accounting

    28 (1) & (2), Hal 135-140.

    Pangeran, Perminas. 2004. Pemilihan antara

    Penawaran Sekuritas Ekuitas dan

    Hutang : Suatu Pengujian Empiris

    terhadap Pecking Order theoty

    dan Balance Theory. Manajemen

    dan Usahawan Indonesia. No. 4.

    Th XXXIII April, Hal 27-35.

    Rakhmawati, Ratih. 2006. Faktor- faktor

    Yang Mempengaruhi Struktur Mo-

    dal Pada Perusahaan Yang Listed

    Di BEJ. Skripsi Universitas

    Jember

    Ramlall, Indranain. 2003. Determinants of

    Capital Structure Among Non-

    Quoted Mauritian Firms Under

    Specificity of Leverage: Looking

    for a Modified Pecking Order

    Theory. International Research

    Journal of Finance and Econo-

    mics- Issue. No.31, Hal83-92.

    Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pem-

    belanjaan Perusahaan.Edisi 4.

    Cetakan Ketujuh. Yogyakarta:

    BPFE UGM.

    Ross, S. A. 1977. The Determinants of

    Financial Structure: The Incen-

    tive-Signalling Approach. The

    Bell Journal of Economics. No.30,

    Hal. 90-95.

    Rochaety, Ety dkk. 2007. Metodologi Peneli-

    tian Bisnis. Jakarta: Penerbit Mitra

    Wacana Media

    Sabardi, Agus.1994. Manajemen Keuangan.

    Jilid 2. Edisi Pertama. Yogyakarta

    : AMP YKPN

    Santoso, Singgih. 2004. Latihan SPSS Sta-

    tistik Parametik. Jakarta: PT Elex

    Media Komputindo

    Sartono, Agus. 1996. Manajemen Keuangan:

    Teori dan Aplikasi. Edisi Ketiga.

    Yogyakarta: BPFE

    Sjahrial, Dermawan. 2007. Manajemen Ke-

    uangan. Jakarta: Penerbit Mitra

    Wacana Media

    Supranto, J. 1993. Statistik Teori Aplikasi. Ji-

    lid 2. Edisi Kelima. Jakarta:

    Erlangga

    Supranto, J. 2004. Ekonometri. Buku Kedua.

    Jakarta : Ghalia Indonesia

    Van Horne, James C, dan John M Wacho-

    wicz, Jr. 1998. Prinsip-prinsip

    Manajemen Keuangan. Edisi Ke-

    sembilan. Jakarta :Salemba Em-

    pat.

    Weston, J. Fred, dan Brigham. E. F. 1996.

    Dasar-dasar Manajemen Keuang-

    an. Terjemahan A.Q Khalid. Ja-

    karta: Erlangga

    Weston, J. Fred, dan Thomas E. Copeland.

    1997. Financial Management.

    Jilid 1. IX edition. Jakarta : Bina-

    rupa Aksara.