EM-Primary and Secondary Survey

32
Blok : Trauma and Emergency Primary and Secondary Surve dr.H.A. Yusmanedi, MMRS, Sp. Departemen Emergency Medici Fakultas Kedokteran Uniersitas Mala "andar #ampung

description

Primary and Secondary Survey

Transcript of EM-Primary and Secondary Survey

  • Blok : Trauma and Emergency Primary and Secondary Survey

    dr.H.A. Yusmanedi, MMRS, Sp.EM

    Departemen Emergency MedicineFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiBandar Lampung

  • PendahuluanPenderita trauma/multitrauma memerlukan penilaian dan pengelolaan yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa penderita.Waktu berperan sangat penting, oleh karena itu diperlukan cara yang mudah, cepat dan tepat. Proses awal ini dikenal dengan Initial assessment (penilaian awal).

  • Penilaian awal meliputi:PersiapanTriasePrimary survey (ABCDE)ResusitasiTambahan terhadap primary survey dan resusitasi

  • Secondary survey Tambahan terhadap secondary surveyPemantauan dan re-evaluasi berkesinarnbunganTransfer ke pusat rujukan yang lebih baikUrutan kejadian diatas diterapkan seolahseolah berurutan namun dalam prakteksehari-hari dapat dilakukan secarabersamaan dan terus menerus.

  • I. PRIMARY SURVEYA. Airway dengan kontrol servikal1.PenilaianMengenal patensi airway ( inspeksi, auskultasi, palpasiPenilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi2. Pengelolaan airway Lakukan chin lift dan atau jaw thrust dengan kontrol servikal in-line immobilisasi

  • Gambar Membuka jalan napas menggunakan modified jaw thrust.Menjaga stabilisasi segaris ketika mendorong sudut rahang bawah ke atas dengan ibu jari anda.

  • Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning dengan alat yang rigidPasang pipa nasofaringeal atau orofaringealPasang airway definitif sesuai indikasi.

  • Tabel 1- Indikasi Airway Definitif

    Kebutuhan untuk perlindungan airwayKebutuhan untuk ventilasiTidak sadarApneaParalisis neuromuskulerTidak sadarFraktur maksilofasialUsaha nafas yang tidak adekuatTakipneaHipoksiaHiperkarbiaSianosisBahaya aspirasiPerdarahanMuntah - muntahCedera kepala tertutup berat yangmembutuhkan hiperventilasi singkat,bila terjadi penurunan keadaan neurologisBahaya sumbatanHematoma leherCedera laring, trakeaStridor

  • 3. Fiksasi leher Anggaplah bahwa terdapat kemungkinan fraktur servikal pada setiap penderita multi trauma, terlebih bila ada gangguan kesadaran atau perlukaan diatas klavikula.4. Evaluasi

  • B. Breathing dan Ventilasi-Oksigenasi1. PenilaianBuka leher dan dada penderita, dengan tetap memperhatikan kontrol servikal in-line immobilisasi Tentukan laju dan dalamnya pernapasanInspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan terdapat deviasi trakhea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian otot-otot tambahan dan tanda-tanda cedera lainnya.

  • Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonorAuskultasi thoraks bilateral2. Pengelolaan Pemberian oksigen konsentrasi tinggi (nonrebreather mask 10-12 liter/menit)Ventilasi dengan Bag Valve MaskMenghilangkan tension pneumothoraxMenutup open pneumothoraxMemasang pulse oxymeter 3. Evaluasi

  • C. Circulation dengan kontrol perdarahan 1. PenilaianMengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatalMengetahui sumber perdarahan internalPeriksa nadi : kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus. Tidak diketemukannya pulsasi dari arteri besar merupakan pertanda diperlukannya resusitasi masif segera.

  • Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis.Periksa tekanan darah2. PengelolaanPenekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal Kenali perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah -> konsultasi pada ahli bedah.

  • Pasang infus kateter IV 2 jalur ukuran besar sekaligus mengambil sampel darah untuk pemeriksaan rutin, kimia darah, tes kehamilan (pada wanita usia subur), golongan darah dan cross-match serta Analisis Gas Darah (BGA).Beri cairan kristaloid dengan tetesan cepat.

  • Pasang PSAG/bidai pneumatik untuk kontrol perdarahan pada pasien-pasien fraktur pelvis yang mengancam nyawa.Cegah hipotermia 3. Evaluasi

  • D. DisabilityTentukan tingkat kesadaran memakai skor AVPU/GCS.Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, reflek cahaya dan awasi tanda-tanda lateralisasiEvaluasi dan Re-evaluasi aiway, oksigenasi, ventilasi dan circulation.

  • TABEL Tingkat Kesadaran (AVPU)AVPU Alert (Sadar dan orientasi baik) Meresponrangsangan Verbal (sadar tapi bingung atau tidak sadar tapi merespon rangsangan verbal dengan cara tertentu) Merespon rangsangan nyeri/Pain (tidak sadar tapi merespon rangsangan nyeri dengan cara tertentu)Tidak merespon/Unresponsive (tidak ada reflek muntah atau batuk)

  • E. Exposure/EnvironmentBuka pakaian penderitaCegah hipotermia : beri selimut hangat dan tempatkan pada ruangan yang cukup hangat.

  • TAMBAHAN PADA PRIMARY SURVEY Pasang EKGBila ditemukan bradikardi, konduksi aberan atau ekstrasistole harus dicurigai adanya hipoksia dan hipoperfusiHipotermia dapat menampakkan gambaran disritmia

  • Pasang kateter uretraKecurigaan adanya ruptur uretra merupakan kontra indikasi pemasangan kateter urineBila terdapat kesulitan pemasangan kateter karena striktur uretra atau BPH, jangan dilakukan manipulasi atau instrumentasi, segera konsultasikan pada bagian bedahAmbil sampel urine untuk pemeriksaan urine rutine

  • Produksi urine merupakan indikator yang peka untuk menilai perfusi ginjal dan hemodinamik penderitaOutput urine normal sekitar 0,5 ml/kgBB/jam pada orang dewasa, 1 ml/kgBB/jam pada anak-anak dan 2 ml/kgBB/jam pada bayi

  • Pasang kateter lambungBila terdapat kecurigaan fraktur basis kranii atau trauma maksilofacial yang merupakan kontraindikasi pemasangan nasogastric tube, gunakan orogastric tube.Selalu tersedia alat suction selama pemasangan kateter lambung, karena bahaya aspirasi bila pasien muntah.

  • Monitoring hasil resusitasi dan laboratorium Monitoring didasarkan atas penemuan klinis; nadi, laju nafas, tekanan darah, Analisis Gas Darah (BGA), suhu tubuh dan output urine dan pemeriksaan laboratorium darah.

  • Pemeriksaan foto rotgen dan atau FASTSegera lakukan foto thoraks, pelvis dan servikal lateral, menggunakan mesin x-ray portabel dan atau FAST bila terdapat kecurigaan trauma abdomen.Pemeriksaan foto rotgen harus selektif dan jangan sampai menghambat proses resusitasi. Bila belum memungkinkan, dapat dilakukan pada saat secondary survey.

  • II. SECONDARY SURVEY

    1. Anamnesis yang harus diingat : A : Alergi M : Mekanisme dan sebab trauma M : Medikasi ( obat yang sedang diminum saat ini) P : Past illness L : Last meal (makan minum terakhir) E : Event/Environtment yang berhubungan dengan kejadian perlukaan.

  • 2. Pemeriksaan Fisik

    Hal yangdinilaiIdentifikasi/tentukanPenilaianPenemuan KlinisKonfirmasi denganTingkatKesadaranBeratnya trauma kapitisSkor GCS 8, cedera kepala berat9 -12, cedera kepala sedang13-15, cedera kepala ringanCT ScanUlangi tanpa relaksasi OtotPupilJenis cedera kepalaLuka pada mataUkuranBentukReaksi"mass effect"Diffuse axional injuryPerlukaan mataCT ScanKepalaLuka pada kulit kepalaFraktur tulang tengkorakInspeksi adanya luka dan frakturPalpasi adanya frakturLuka kulit kepalaFraktur impresiFraktur basisCT Scan

  • MaksilofasialLuka jaringan lunakFrakturKerusakan syarafLuka dalam mulut/gigiInspeksi : deformitasMaloklusiPalpasi : krepitusFraktur tulang wajahCedera jaringan lunakFoto tulang wajahCT Scan tulang wajahLeherCedera pada faringFraktur servikalKerusakan vaskularCedera esofagusGangguan neurologisInspeksiPalpasiAuskultasiDeformitas faringEmfisema subkutanHematomaMurmurTembusnya platismaNyeri, nyeri tekan C spineFoto servikalAngiografi/ DopplerEsofagoskopiLaringoskopiToraksPerlukaan dinding toraksEmfisema subkutanPneumo/ hematotoraksCedera bronchusKontusio paruKerusakan aorta torakalisInspeksiPalpasiPerkusiAuskultasiJejas, deformitas, gerakanParadoksalNyeri tekan dada, krepitusBising nafas berkurangBunyi jantung jauhKrepitasi mediastinumNyeri punggung hebatFoto toraksCT ScanAngiografiBronchoskopiTube torakostomi Perikardio sintesisUSG Trans-Esofagus

  • Abdomen/ pinggangPerlukaan dd. AbdomenCedera intra-peritonealCedera retroperitonealInspeksiPalpasiAuskultasiTentukan arah penetrasiNyeri, nyeri tekan abd.Iritasi peritonealCedera organ viseralCedera retroperitonealDPLFASTCT ScanLaparotomiFoto dengan kontrasAngiografiPelvisCedera Genito-urinariusFraktur pelvisPalpasi simfisis pubis untuk pelebaranNyeri tekan tulang elvisTentukan instabilitas pelvis (hanya satu kali)Inspeksi perineumPem. Rektum/vaginaCedera Genito- rinarius (hematuria)Fraktur pelvisPerlukaan perineum, rektum, vaginaFoto pelvisUrogramUretrogramSistogramIVPCT Scan dengan kontras

  • MedulaspinalisTrauma kapitisTrauma medulla spinalisTrauma syaraf periferPemeriksaan motorikPemeriksaan sensorik"mass effect" unilateralTetraparesisParaparesisCedera radiks syarafFoto polosMRIKolumnavertebralisFrakturlnstabilitas kolumna VertebralisKerusakan syarafRespon verbal terhadap nyeri, tanda lateralisasiNyeri tekanDeformitasFraktur atau dislokasiFoto polosCT ScanEkstremitasCedera jaringan lunakFrakturKerusakan sendiDefisit neuro- vascularInspeksiPalpasiJejas, pembengkakan, pucatMal-alignmentNyeri, nyeri tekan, KrepitasiPulsasi hilang/ berkurangKompartemenDefisit neurologisFoto ronsenDopplerPengukuran tekanan kompartemenAngiografi

  • TAMBAHAN PADA SECONDARY SURVEYSebelum dilakukan pemeriksaan tambahan, periksa keadaan penderita dengan teliti dan pastikan hemodinamik stabilSelalu siapkan perlengkapan resusitasi di dekat penderita karena pemeriksaan tambahan biasanya dilakukan di ruangan lain

  • Pemeriksaan tambahan yang biasanya diperlukan :CT scan kepala, abdomenUSG abdomen, transoesofagusFoto ekstremitasFoto vertebra tambahanUrografi dengan kontras

  • Terima Kasih