Elusi

10
- Elusi = proses mengekstraksi zat yg umumnya padat dr campuran zat dng mengguna zat cair (pelarut). - Eluen = zat cair yg digunakan untuk mengekstraksi suatu zat padat dr campuran - kromatografi = Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan kompo (berupa molekul) yang berada pada larutan. - pelarut polar ada 2 : - Protik menunjukkan atom hidrogen yang menyerang atom elektronegatif yang dalam hal ini adalah oksigen. Dengan kata lain pelarut protik polar adalah senya memiliki rumus umum ROH. Contoh dari pelarut protik polar ini adalah air H 2O, metanol CH 3OH, dan asam asetat (CH 3COOH). - Aprotik menunjukkan molekul yang tidak mengandung ikatan O-H. Pelarut dal kategori ini, semuanya memiliki ikatan yang memilki ikata dipol besar. Biasanya merupakan ikatan ganda antara karbon dengan oksigen atau nitorgen. Contoh dari p yang termasuk kategori ini adalah aseton [(CH 3) 2C=O] dan etil asetat (CH 3CO 2CH 2CH 3). - pelarut non polar = senyawa yang memilki konstanta dielektrik yang rendah dan larut dalam air. Contoh pelarut dari kategori ini adalah benzena (C 6H 6), karbon tetraklorida (CCl 4) dan dietil eter (CH 3CH 2OCH 2CH 3). Dalam hal ini juga terdapat tiga ukuran yang dapat menunjukkan kepolaran dari su pelarut yaitu : a. momen dipol b. konstanta dielektrik c. kelarutannya dengan air Pada umumnya pelarut yang baik mempunyai kriteria sebagai berikut : 1. Pelarut harus tidak reaktif (inert) terhadap kondisi reaksi. 2. Pelarut harus dapat melarutkan reaktan dan reagen. 3. Pelarut harus memiliki titik didih yang tepat. 4. Pelarut harus mudah dihilangkan pada saat akhir dari reaksi. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain : Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di dalam sel makhl hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan sebagainya. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil atau besar Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak tahan mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik didih, dan sebagainya. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap yang berbeda dengan 96%. zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan. Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya ter dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelaru Proses ekstraksi dapat berlangsung pada: Ekstraksi parfum, untuk mendapatkan komponen dari bahan yang wangi. Ekstraksi cair-cair atau dikenal juga dengan nama ekstraksi solven. Ekstraksi je merupakan proses yang umum digunakan dalam skala laboratorium maupun skala indus Leaching, adalahproses pemisahan kimia yang bertujuan untuk memisahkan suatu senyawa kimia dari matriks padatan ke dalam cairan. 1

Transcript of Elusi

- Elusi = proses mengekstraksi zat yg umumnya padat dr campuran zat dng menggunakan zat cair (pelarut). - Eluen = zat cair yg digunakan untuk mengekstraksi suatu zat padat dr campuran zat padat. - kromatografi = Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan. - pelarut polar ada 2 : - Protik menunjukkan atom hidrogen yang menyerang atom elektronegatif yang dalam hal ini adalah oksigen. Dengan kata lain pelarut protik polar adalah senyawa yang memiliki rumus umum ROH. Contoh dari pelarut protik polar ini adalah air H2O, metanol CH3OH, dan asam asetat (CH3COOH). - Aprotik menunjukkan molekul yang tidak mengandung ikatan O-H. Pelarut dalam kategori ini, semuanya memiliki ikatan yang memilki ikata dipol besar. Biasanya ikatannya merupakan ikatan ganda antara karbon dengan oksigen atau nitorgen. Contoh dari pelarut yang termasuk kategori ini adalah aseton [(CH3)2C=O] dan etil asetat (CH3CO2CH2CH3). - pelarut non polar = senyawa yang memilki konstanta dielektrik yang rendah dan tidak larut dalam air. Contoh pelarut dari kategori ini adalah benzena (C6H6), karbon tetraklorida (CCl4) dan dietil eter (CH3CH2OCH2CH3). Dalam hal ini juga terdapat tiga ukuran yang dapat menunjukkan kepolaran dari suatu pelarut yaitu : a. momen dipol b. konstanta dielektrik c. kelarutannya dengan air Pada umumnya pelarut yang baik mempunyai kriteria sebagai berikut : 1. Pelarut harus tidak reaktif (inert) terhadap kondisi reaksi. 2. Pelarut harus dapat melarutkan reaktan dan reagen. 3. Pelarut harus memiliki titik didih yang tepat. 4. Pelarut harus mudah dihilangkan pada saat akhir dari reaksi. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain : Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di dalam sel makhluk hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan sebagainya. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil atau besar. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak tahan panas, mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik didih, dan sebagainya. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap yang berbeda dengan 96%. zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan. Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Proses ekstraksi dapat berlangsung pada: Ekstraksi parfum, untuk mendapatkan komponen dari bahan yang wangi. Ekstraksi cair-cair atau dikenal juga dengan nama ekstraksi solven. Ekstraksi jenis ini merupakan proses yang umum digunakan dalam skala laboratorium maupun skala industri. Leaching, adalah proses pemisahan kimia yang bertujuan untuk memisahkan suatu senyawa kimia dari matriks padatan ke dalam cairan.

1

- Pelarut sendiri dapat dibedakan menjadi 2, pelarut polar dan non polar. Pelarut non polar melarutkan zat-zat yang bersifat non polar, sedang pelarut polar mampu melarutkan senyawa-senyawa polar dan senyawa-senyawa ion. Jika kedua jenis molekul yang dicampur sama-sama non polar, maka mereka sama-sama netral, tidak memiliki dipol. Sehingga keduanya dapat bercampur secara homogen. Demikian pula jika molekul pelarut dan terlarut sama-sama polar, keduanya saling memiliki dipol permanen, maka kutub positif akan tarik menarik dengan kutub negatif dan sebaliknya, sehingga keduanya dapat bercampur homogen. Umumnya metode kromatografi diklasifikasikan atas jenis fasa yang digunakan dan sebagian berdasarkan mekanisme pemisahannya. Berikut ini diberikan Pengertian jenisjenis metode kromatografi berdasarkan klasifikasi tersebut. Kromatografi cair-padat (Kromatografi Adsorpsi) Metode jenis ini diketemukan oleh Tswett dan diperkenalkan kembali oleh Kuhn dan Ledere pada tahun 1931. Metode ini banyak digunakan untuk analisis biokimia dan organik. Teknik pelaksanaannya dilakukan dengan kolom. Sebagai fasa diam di dalam kolom dapat dipilih salika gel atau alumina. Kekurangan metode kromatografi cair-padat ini antara lain ialah: (a) pilihan fasa diam (adsorben) terbatas; (b) koefisien distribusi untuk serapan seringkali tergantung pada kadar total. sehingga pemisahannya kurang sempurna. Kromatografi Cair-cair (Kromatografi Partisi) Metode kromatografi ini diperkenalkan oleh Martin den Synge pada tahun 1941. Fasa diam pada kromatografi Jenis ini berupa lapisan tipis cairan yang terserap pada: padatan inert berpori, yang berfungsi sebagai fasa pendukung. Keuntungan metode ini ialah: (a) pelihan kombinasi cairan cukup banyak; (b) koefisien distribusinya tidak tergantung pada konsentrasi, sehingga hasil-hasil pemisahannya lebih tajam. Kromatografi Gas-padat (KGP) Kromatografi jenis ini digunakan sebelum tahun 1800 untuk menurunkan gas. Metode ini pada awalnya kurang berkembang. Penemuan jenis-jenis padatan baru sebagai hasil riset memperluas penggunaan metode ini. Kelemahan metode ini mirip dengan kromatografi cair-padat. Kromatografi Gas-Cair (KGC) Pada kaimia organik kadang-kadang menyebutnya sebagi kromatografi fasa uap. Pertama kali diperkenalkan oleh James dan Martin pada tahun 1952. Metode ini paling banyak digunakan karena efisien. serba guna, cepat dan peka. Cuplikan dengan ukuran beberapa mikrogram sampai dengan ukuran 10-15 gram masih dapat dideteksi. Sayangnya komponen cuplikan harus mempunyai tekanan beberapa torr pada suhu kolom. Kromatografi Penukar Ion Metode kromatografi ini merupakan bidang khusus kromatografi cair-padat. Sesuai dengan namanya, metode ini khusus digunakan untuk memisahkan spesies ion. Kemajuan metode kromatografi sangat ditunjang oleh penemuan resin sintetik dengan sifat penukar ion sebelum perang Dunia II. Kromatografi Kertas (KT)

2

Jenis kromatografi ini merupakan bidang khusus kromatografi cair-cair. Fasa diam berupa lapisan tipis air yang terserap oleh kertas. Selain air dapat juga dipakai cairan lain. Pengerjaannya sangat sederhana. Penempatan satu tetes larutn cuplikan pada ujung kertas dan kemudian mencelupkannya ke dalam pelarut (eluen) sudah cukup untuk memisahkan komponen-komponen cuplikan. Kromntografi Lapis Tipis (KLT atau TLC = Thin Layer Chromatography) Kromatografi jenis ini mirip dengan kromatografi kertas. Bedanya kartas digantikan lembaran kaca atau plastik yang dilapisi dengan lapisan tipis adsorben seperti alumina, silika gel. selulosa atau materi lainnya. Kromatografi lapis tipis lebih bersifat reprodusibel (bersifat boleh ulang) daripada kromatografi kertas. Kromatografi Filtrasi Gel Pada kromatografi jenis ini fasa diam berupa gel yang terbuat dari dekstran, suatu bahan hasil ikatan silang molekul-molekul polisakarida. Bahan ini bila dimasukkan dalam air akan menggembung dengan membentuk saringan berpori dengan ukuran poripori tertentu. Pori-pori akan menehan molekul komponen-komponen berdasarkan ukurannya (berat molekul). Molekul dengan berat molekul dari 100 sampai berapa juta dapat dipisahkan dengan teknik ini. Kromatografi Elektroforesis Kontinyu Kromatografi jenis ini merupakan bagian dari kromatografi kertas dimana selama pengerjaannya diterapkan medan listrik tegak lurus pada aliran pelarut. Arah aliran spesies ionik akan menyimpang dari arah aliran semula tergantung atas muatan molekul dan gerakitasnya. a. Pada Bidang Bioteknologi Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar. Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein. Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus di-purified (dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmasi. Kromatografi juga bisa diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya. Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini, selanjutnya sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai data awal untuk menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi obat tersebut sehingga bisa bertahan lama. b. Pada Bidang Klinik Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat. Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu

3

yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan teknik kromatografi. Dengan alasan-alasan inilah, kromatografi kemudian menjadi pilihan utama dalam membantu mengatasi permasalahan dalam dunia bioteknologi, farmasi, klinik dan kehidupan manusia secara umum. c. Pada Bidang Forensik Aplikasi kromatografi pada bidang forensik pun sangat membantu, terutama dilihat dari segi keamanan. Masih lekat dalam ingatan kita, sebuah peristiwa Black September Tragedy mengguncang Amerika pada tanggal 11 September 2001 yang ditandai dengan runtuhnya dua gedung kesayangan pemerintah Amerika Serikat. Demikian halnya di Indonesia yang marak dengan aksi peledakan bom yang terjadi di mana-mana. Perhatian dunia pun akhirnya mulai beralih dengan adanya peristiwa-peristiwa pengeboman/peledakan tersebut ke bahaya explosive (bahan peledak) dengan peningkatan yang cukup tajam. Kini kromatrografi menjadi hal yang sangat penting dalam menganalisis berbagai bahanbahan kimia yang terkandung dalam bahan peledak. Hal ini didorong karena dengan semakin cepat diketahuinya bahan-bahan dasar apa saja bahan peledak, maka akan makin mempercepat diambilnya tindakan oleh bagian keamanan untuk mengatasi daerah-daerah yang terkena ledakan serta antisipasi meluasnya efek radiasi yang kemungkinan akan mengena tubuh manusia di sekitar lokasi ledakan. Lebih jauh lagi, efek negatifnya terhadap lingkungan juga bisa segera diketahui. Pada dasarnya setiap bahan peledak, baru akan meledak jika terjadi benturan, gesekan, getaran atau adanya perubahan suhu yang meningkat. Dengan terjadinya hal-hal seperti ini, memberikan peluang bahan peledak tersebut berubah manjadi zat lain yang lebih stabil yang diikuti dengan tekanan yang tinggi, yang bisa menghasilkan ledakan dahsyat atau bahkan munculnya percikan api. Adsorpsi = Adsorpsi atau penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas , terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat terjerap, adsorbat) pada permukaannya. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik. Medan listrik dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan.Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul, misalnya DNA yang bermuatan negatif. Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan. Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan akan terendapkan Kecendrungan dalam proses kromatografi yaitu.

4

Kecendrungan molekul molekul komponen untuk melarut dalam cairan. Kecendrungan molekul molekul komponen untuk melekat pada permukaan padatan halus (adsobsi = penyerapan) Kecendrungan molekul molekul komponen untuk bereaksi secara kimia ( penukaran Ion) Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan, melt (campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat. Berdasarkan fase gerak dan fase diam yang digunakan, kromatografi dibedakan menjadi liquid-solid chromatography (kromatografi dengan fase diam berwujud padat dan fase gerak berwujud cair), gas-solid chromatography (kromatografi dengan fase diam berwujud padat dan fase gerak berwujud gas), liquid-liquid chromatography (kromatografi dengan fase diam berwujud cair dan fase gerak berwujud cair), dan gas-liquid chromatography (kromatografi dengan fase diam berwujud padat dan fase gerak berwujud gas) (Harvey 2000). Berdasarkan interaksi komponen dengan fase diam dan fase gerak, kromatografi dibedakan menjadi kromatografi adsorpsi (kromatografi dengan teknik penyerapan komponen oleh adsorben tertentu), kromatografi partisi (kromatografi dengan partisi terjadi antara fase gerak dan fase diam), kromatografi pertukaran ion (kromatografi yang dapat memisahkan senyawa dengan afinitas ion yang berbeda dengan resin penukar ion), dan kromatografi permeasi atau filtrasi (kromatografi berdasarkan perbedaan bobot molekul) (Skoog et al 2002). Berdasarkan bentuk ruang penyangganya, kromatografi dibedakan menjadi kromatografi planar (kromatografi dengan fase diam terletak pada permukaan datar) yang meliputi kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis serta kromatografi kolom (kromatografi dengan fase diam tertahan pada sebuah kolom) yang meliputi kromatografi manual, high performance liquid chromatography, dan kromatografi gas (Harvey 2000). Kromatografi kertas Kromatografi kertas menggunakan fase diam kertas, yakni kandungan selulosa di dalamnya, sedangkan untuk fase gerak yang digunakan adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Kertas sebagai fase diam akan dicelupkan ke dalam sampel dan pelarut, selanjutnya sampel dan pelarut berdasarkan gaya kapilaritas akan terserap dan bergerak ke atas. Perbandingan jarak relatif antara senyawa (sampel) dengan jarak pelarut dihitung sebagai nilai Rf. Aplikasi penggunaan dari kromatografi kertas sendiri adalah untuk memisahkan diantaranya adalah tinta, zat pewarna, senyawa tumbuhan seperti klorofil , make up dan berbagai zat lainnya. Mekanisme kerja dari kromatografi kertas cukup sederhana, di laboratorium kita sering melakukan percobaan menggunaan teknik kromatografi kertas tersebut. kromatografi lapis tipis Kromatografi lapis tipis biasanya menggunakan sebuah lempengan tipis yang terbalut gel silika atau alumina. Silika atau alumina tersebut berfungsi sebagai fase diam. Materi lain juga bisa digunakan sebagai fase diam asalkan mampu mengalami pendarflour (fluorescence) dalam sinar ultra violet. Sementara untuk fase gerak yang digunakan adalah pelarut atau campuran pelarut yang digunakan. Aplikasi dari teknik pemisahan kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk mengetahui jenis pada campuran asam amino tertentu. Teman-teman mungkin bertanya, interaksi apa yang terjadi pada proses kromatografi cair sehingga terjadi pergerakan sampel di dalam pelarut? Ada beberapa

5

interaksi yang terjadi, diantaranya adalah pembentukan ikatan hidrogen, ikatan vander walls dan gaya debye. Atau bisa juga berupa pembentukan senyawa kompleks. Kromatografi adalah cara pemisahan campuran dimana komponen-komponen mempunyai fase diam dan fase bergerak. Kromatografi adalah metode pemisahan komponen kimia yang didasarkan pada perbedaan antara fase bergerak dan fase diam. 2.2 Faktor yang mempengaruhi dalam kromatografi Pelarut Suhu Kertas 2.4 Definisi Rf Beberapa senyawa dalam campuran bergerak sejauh dengan jarak yang ditempuh pelarut; beberapa lainnya tetap lebih dekat pada garis dasar. Jarak tempuh relative pada pelarut adalah konstan untuk senyawa tertentu sepanjang anda menjaga segala sesuatunya tetap sama, misalnya jenis kertas dan komposisi pelarut yang tepat. Jarak relative pada pelarut disebut sebagai nilai Rf. Untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut: Rf = jarak yang ditempuh oleh senyawa jarak yang ditempuh oleh pelarut Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran karakteristik dan reprodusibel. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal. Rf = Jarak titik tengah noda dari titik awal. Jarak tepi muka pelarut dari titik awal. Macam Metoda Ekstraksi : Ekstraksi Cara Dingin Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud rusak karena pemanasanan. Jenis ekstraksi dingin adalah : Maserasi merupakan proses ekstraksi menggunakan pelarut diam atau dengan beberapa kali pengocokan pada suhu ruangan. Perkolasi merupakan ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada suhu ruangan. Ekstraksi Cara Panas Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas secara otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandingkan cara dingin. Metodanya adalah: Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan pada titik didih pelarut tersebut, selama waktu tertentu dan sejumlah pelarut tertentu dengan adanya pendingin balik (kondensor). Ekstraksi dengan alat Soxhlet merupakan ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi konstan dengan adanya pendingin balik (kondensor).

6

Digesti merupakan maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinyu) yang dilakukan pada suhu lebih tinggi dari suhu ruangan, secara umum dilakukan pada suhu 40C 50C. Infusa merupakan proses ekstraksi dengan merebus sample (khusunya simplisia) pada suhu 900C Komponen-komponen dalam campuran dapat dipisahkan dengan cara: a. Dekantasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur (suspensi). Contoh: Pemisahan campuran air dan pasir. b. Filtrasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan mneggunakan filter (penyaring). Hasil filtrasi disebut filtrat sedangkan sisa filtrasi disebut residu atau ampas. Filtrasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang tidak saling larut. Contoh: Pemisahan campuran air dan kopi. c. Kristalisasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara mengkristalkan komponen tercampur dengan cara dipanaskan kemudian didinginkan. Kristalisai dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang saling larut. Contoh : Pemisahan campuran air dan garam. d. Sublimasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang mudah menyublim dengan cara penyubliman melalui pemanasan. Sublimasi dapat dilakukan untuk memisahkan komponen campuran yang mudah menyublim. Contoh : Pemisahan campuran kotoran dalam kapur barus. e. Destilasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih komponen campuran tersebut melalui pemanansan/pendidihan campuran. Destilasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat cair yang berbeda titik didihnya. Contoh : Pemisahan campuran air dan alkohol. f. Kromatografi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang didasarkan pada perbedaan kecepatan peresapan pada medium resap/adsorben. Contoh : Pemisahan campuran air dan tinta. a. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) KLT merupakan cara analisis cepat yang memerlukan bahan sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya. KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa yang hidrofobik seperti lemak dan karbohidrat. KLT dapat digunakan u ntuk menentukan eluen pada analisis kromatografi kolom dan isolasi senyawa murni dalam skala kecil. Pelarut yang dipilih untuk pengembang pada KLT disesuaikan dengan sifat kelarutan senyawa yang dianalisis. Sebagai fase diam digunakan silika gel, karena tidak akan bereaksi dengan senyawa atau pereaksi ayng reakstif. Data yang diperoleh dari analisis dengan KLT adalah nilai Rf, nilai Rf berguna untuk identifikasi suatu senyawa. Nilai Rf suatu senyawa dalam sampel dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa murni. Nilai Rf didefinisikan sebagi perbandingan jarak yang ditempuh oleh senyawa pada permukaan fase diam dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut sebagai fase gerak. b. Kromatografi Kolom.

7

Kromatografi kolom digunakan untukdigunakan untuk memisahkan suatu campuran senyawa. Kolom yang terbuat dari gelas diisi dengan fase diam berupa serbuk penyerap (seperti selulosa, silika gel, poliamida). Fase diam dialiri (dielusi) dengan fase gerak berupa pelarut. Sampel yang mengandung campuran senyawa dituangkan ke bagian atas dari kolom, kemudian dielusi dengan pelarut sebagai fase gerak. Setiap senyawa/komponen dalam campuran akan didorong oleh fase gerak dan sekaligus ditahan oleh fase diam. Kekuatan senyawa ditahan oleh fase diam akan berbeda dengan senyawa lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan dengan kromatografi kolom adalah fase diam yang digunakan, kepolaran pelarut (fase diam), ukuran kolom (diamter dan panjang kolom), kecepatan alir elusi. Senyawa polar dan non polar Ciri-ciri senyawa polar : dapat larut dalam air dan pelarut polar lain memiliki kutub + dan kutub - , akibat tidak meratanya distribusi elektron -memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau memiliki perbedaan keelektronegatifan Contoh : alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5 Senyawa polar digambarkan sebagai Ciri-ciri senyawa non polar : tidak larut dalam air dan pelarut polar lain Tidak memiliki kutub + dan kutub - , akibat meratanya distribusi elektron -tidak memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau keelektronegatifannya sama Contoh : Cl2, PCl5, H2, N2 Senyawa non polar digambarkan sebagai UKURAN KUANTITATIF TITIK DIDIH SENYAWA KOVALEN * Senyawa polar titik didihnya lebih tinggi daripada senyawa non polar Urutan titik didih, ikatan hidrogen > dipol-dipol > non polar-non polar atau ikatan hidrogen > Van der Waals > gaya london Bila sama-sama polar/non polar, yang Mr besar titik didihnya lebih besar Untuk senyawa karbon Mr sama, rantai C memanjang titik didih > rantai bercabang (bulat) PERBEDAAN SENYAWA POLAR DENGAN NON POLAR SENYAWA POLAR dapat larut dalam air Memiliki pasangan elektron bebas (bentuk tdk simetris) Berakhir ganjil, kecuali BX3 dan PX5 Cth : NH3, PCl3, H2O, HCl, HBr, SO3, N2O5, Cl2O5 SENYAWA NON POLAR Tdk dapat larut dalam air Tdk memiliki pasangan elektron bebas (bentuk simetris) Berakhir genap Presipitasi

8

SEJARAH KROMATOGRAFI Awal abad 20 kimiawan Rusia Mikhail Semenovich Tsvet (1872-1919) menyiapkan kolom yang diisi dengan K2CO3, lalu ia menuangkan campuran pigmen tanaman yang dilarutkan dalam eter ke dalam kolom tersebut. Hasilnya secara mengejutkan pigmen tadi terpisah dan membentuk lapisan berwarna sepanjang kolom. Selanjutnya ia menamakan metode ini dengan nama kromatografi (1906). Lalu kimiawan dari Swiss Richard Martin Willstatter (1872-1942) menggunakan metode ini untuk riset khlorofilnya dari sinilah kromatografi mulai populer digunakan. Keuntungan-keuntungan dari Kromatografi diantaranya : 1. Kromatografi merupakan metoda pemisahan yang cepat, mudah dan menggunakan peralatan yang murah serta sederhana, kecuali untuk kromatografi gas, hingga campuran yang kompleks dapat dipisahkan dengan mudah. 2. Kromatografi hanya membutuhkan campuran cuplikan.yang sangat sedikit sekali, bahkan tidak menggunakan jumlah yang besar, disamping itu kromatografi pekerjaannya dapat diulang. Untuk proses pemisahan suatu campuran heterogen, terdapat empat prinsip utama proses pemisahan, yaitu: Sedimentasi,Flotasi,Sentrifugasi,Filtrasi Proses pemisahan suatu campuran homogen, prinsipnya merupakan pemisahan dari terbentuknya suatu fase baru sehingga campuran menjadi suatu campuran heterogen yang mudah dipisahkan. Fasa baru terjadi / terbentuk dari adanya perbedaan sifat fisik dan kimiawi masing-masing komponen. Berbagai metode tujuh digunakan untuk terjadinya suatu fase baru sehingga campuran homogen dapat dipisahkan adalah: Absorpsi,Adsorpsi,Kromatografi,Kristalisasi,Distilasi,Evaporasi,Elektroforesis,Evaporatio n,Ekstraksi(Leaching,Ekstraksi cair-cair,Ekstraksi padat-cair),Pembekuan fraksional,Presipitasi,Rekristalisasi,Stripping,Sublimasi Terdapat beberapa defini tentang rekristalisasi yaitu : 1. suatu proses dimana butir logam yang terdeformasi digantikan oleh butiran baru yang tidak terdeformasi yang intinya tumbuh sampai butiran asli termasuk didalamnya 2. Perubahan struktur kristal akibat pemanasan pada suhu kritis 3. Terbentuknya struktur butiran baru melalui tumbuhnya inti dengan pemanasan. besarnya suhu rekristalisai adalah setengah sampai dengan sepertiga dari suhu logam Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Asas kromatografi : 1. Kromatografi dengan asas adsorpsi, memakai fase diam padat dan fase gerak cair atau gas 2. Kromatografi dengan asas partisi, memakai fase diam cair dan fase gerak cair

9

3. Kromatografi dengan asas fitrasi, memakai fase diam padat yang mempunyai sifat fitrasi dan fase gerak cairan 4. Kromatografi dengan asas suhu kritik, memakai CO2 dalam keadaan superkritik KLT = Keuntungan : Digunakan untuk tujuan analitik Identifikasi komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluoresensi atau pemadaman fluoresensi, radiasi UV Dapat dilakukan elusi dengan mekanik (ascending) atau menurun (descending) atau dengan cara elusi 2 dimensi Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang ditentukan merupakan noda yang tidak bergerakIdentitas komponen dijabarkan dalam harga Rf (retardation factor) yang dalam penentuan kualitatif dibandingkan dengan standar Untuk tujuan kuantitatif digunakan KLT preparatif (dikerok lalu senyawa diisolasi dalam pelarutnya). KK = Prinsip sama dengan KLT Fase diam adalah air yang didukung oleh pelat serat selulosa, fase mobil air dicampur pelarut organik Lebih banyak digunakan untuk pemisahan senyawa non polar, karena selulosa (kertas) bersifat polar Banyak digunakan untuk pemisahan senyawa bahan alam Kekurangan : lebih lama karena panjang kertas bisa sampai 50 cm. KKO Digunakan untuk isolasi senyawa dari sample Merupakan kelanjutan dari KLT Prinsip pemisahan, fase diam dan fase gerak sama dengan KLT

10