Elsje L. Sisworo
Transcript of Elsje L. Sisworo
PEHANTAPAN HETODE ANALISIS NITROGEN DALAM JARINGANTANAHAN DAN TANAH
Elsje L. Sisworo *
ABSTRAK
PIOfAMTAPAH tuTODB AHALISIS NITROCEN DALAIt .JARINCAH TAHAKAM DAN TAHAB. Telah
dilakukan beberapa percobaan laboratorium dengan menerapkan berbagai perlakuan untuk
melihat pengaruhnya terhadap hasil analisis persentase N-total dan persentase ekses
15 1 i 15 ) .. 15atom N a am (e.a. N Jarlngan tanaman serta persentase e.a. N tanah. Tansman
yang digunakan ada1ah tanaman Lupin sp. dan gandum. Sedangkan tanah yang digunakan
adalah tanah lapisan olah yang berasal dari lahan yang pernah digunakan bagi pe
nelitian pemupukan yang menggunakan pupuk bertanda ISH. Perlakuan yang diterapkan
pada analisis tanaman adalah berbagi tingkatan suhu dalsm proses destruksi jaringan
tansman dan penggunaan corong pada saat proses destruksi untuk menutupi labu des
truksi. Data percobaan ini menunjukan bahwa tingkatan suhu destruksi sangat mem
pengaruhi nilai persentase H-total dan persentase e.a. ISH alamai jaringan tansman.
Perlakuan dengan dan tanpa penggunaan corong pada labu destruksi tidak menyebabkan
terjadinya perbedaan pada nilai persentase e.a. ISH alami jaringan tansman. Perlaku-15
an yang diterapkan pada penentuan persentase e.a. N pada tanah ada1ah penggunaan
berbagai taraf katalisator (K2S04) dan larutan destruksi ("25°4) Walaupun berbagaitaraf katalisataor dan larutan destruksi tidak saling berbeda secara nyata bagi. 15
penentuan persentase e.a. N tanah, namun khusus untuk larutan destruksi, penambah-15
an volume dapat menyebabkan perbedaan pada persentase N tanah. Banyaknya katalisa-
tor dan 1arutan destruksi harus ditetapkan agar menguntungkan baik dari segi teknis
maupun biaya.
ABSTRACT
IHPROVBttBHT OP TUB MTROD FOR NITROGBN AHALYSIS IN PLAHT TISSUBS AND SOIL.
Several experiments have been carried out, by applying several treatments to analyse15
their influence on percentage of tota1-N and percentage of atom excess of H15 15
abundance (a.e. N) of plant tissues, and percentage of a.e. of N in Boil. Plant
material used were Lupin sp. and wheat. Soil used for analysis was taken from the
top soil of fields previously used for fertilizers studies using 15N labelled
fertilizer. Treatllents employed for the plant tissues were different levels of
destruction temperature and the use of funnels to cover the destruction flasks. Data
• Pusat Aplikaai Igotop dan Radiasi. DATAN
179
obtained from this experiment showed that the level of destruction temperature has a15
sienificant effect on the percentage of total-N and a.e. N natural abundance.
While no difference were found between the treatments with and without funnels on15
the value of percentage e.a. of N natural abundance of plant tissues. The treat-
mens applied for soil were the use of several levels of the catalyst K2S04 and des
truction solution "25°4' Apparently levels of the destruction solution has asignificant effect on the percentage of a.e. of the soils. Regardless of this
significant effect, attention has still to be paid to the quantity of the catalyst
and the volume of the destruction solution to be used especially in connection with
the technical application in the laboratory and the cost of the items mentioned.
PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan produksi berbagai tanaman pangan,
industri, hortikultura, dan tanaman lainnya diperlukan berbgai penelitian dengan spektrum yang sangat luas, yang antara lain mencakup
penelitian pemupukan. Dalam penelitian pemupukan untuk menunjangproduksi tan aman , banyak dipelajarai mengenai taraf pemupukan yangtepat bagi beragai tanaman yang dalam kelanjutanya akan menghematpemakaian pupuk. Peneli tian yang demikian dapat meliputi berbaginutrisi tanah seperti, nitrogen, fosfor, kalium, besi, borium, tembaga dan unsur lainnya yang masih banyak sekali.
Unsur hara" N merupakan unsur hara tanaman yang paling banyak
diteli ti. Hal ini mungkin karena unsur ini merupakan unsur yan~paling menentukan bagi pertumbuhan dan produksi tanaman. Dalam pene,'litian unsur hara tanaman yang manapun, umumnya dibutuhkan analisismengenai unsur hara bersangkutan yang terkandung dalam jaringan tanaman atau tanah. Khusus untuk unsur hara N dalam jaringan tanamanmaupun tanah telah di kembangkan berbagai analisis (1). Ter lebih
lebih akhir-akhir ini tersedianya berbagai sarana yang canggih.Dengan menerapkan metode analisis yang tepat bagi penentuan N di
jaringan tanaman atau lapisan tanah dapat diharapkan pengambilankeputusan yang tepat mengenai misalnya taraf pupuk, penempatanya diberbagai lapisan tanah, dan untuk berbagai tujuan lainnya.
Berdasarkan semua uraian di atas telah dilakukan berbagai
percobaan untuk menentukan metode analisis bagi N dalam jaringantanaman dan tanah.
180
BAHAN DAN METODE
Bahan Tanallan. Bahan tanaman ~.'angdigunakan adalah Lupin sp.,yaitu sejenis legum untuk makanan ternak dan gandum. Bahan tanaman
ini dipanen dari empat tempat yang saUlg berjauhan dari daerah per
tanian Meredian. Jarak antara satu ke tempat lainnya adalah sekitar
500 m. Dari setiap tempat pengambilan contoh tanaman dipilih tanaman
Lupin sp. dan gandum yang saling berdekatan. Perlakuan yang diterap
kan untuk menentukan persentase N-total (% N-to) adalah suhu des
truksi jaringan tanaman dengan berbagai tingkatan. Tingkatan suhu
ini berturut-turut adalah, 300°C, 320°C, dan 360°C. Bagi penentuan
persentase ekses atom alami (% e.a. alami) hanya diterapkan perlaku
an yang telah disebutkan ini, pada mulut labu destruksi diletakkan
corong. Sedangkan perlakuan lain yang diterapkan untuk menentukan %e.a. alami adalah dengan dan tanpa corong pada mulut labu destruksi
dengan menggunakan suhu destruksi 360°C. Bahan tanaman yang diguna
kan sebelumnya telah dikeringkan di dalam oven pada suhu 600C selama
24 jam dan kemudian digiling halus sampai melalui ayakan 1 Mm. Bobot
bahan tanaman yang digunakan dalam percobaan adalah sekitar setengah
gram.
Metode yang digunakan untuk menentukan % N-to adalah metode
KHJEDAL, sedang metode yang digunakan untuk menentukan persentase
e. a. 15N alami adalah seperti yang umum digunakan untuk penentuan
15N yang diperkaya (2).
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memilih suhu yang paling
tepat dan penggunaan alat bantu bagi destruksi jaringan tanaman
untuk ditentukan kadar N-nya.
Tanah. Tanah yang digunakan berasal dari lahan pertanian
Geraldson, dan sebelum digunakan telah dikeringanginkan, kemudian
digiling halus sehingga dapat melalui saringan 1 mm. Tanah yang
diguakan berasal dari lapisan olah. Pada lahan asal tanah ini di
ambil, sebelumnya telah dilakukan percobaan pemupukan menggunakan15
urea bertanda N.
Perlakuan yang di terapkan pada percobaan ini adalah berbagai
tingkat katalisator K2S04, I, 2, dan 4 gram, serta berbagai tingkat
larutan destruksi H2S04, 5, 8, 10, dan 12 mI. Bobot setiap contohtanah sekitar 2 gram. Sebelum proses destruksi, tanah dengan bobot
sekitar 2 g yang telah dimasukkan ke dalam labu ukur ditambahi K2S04
181
dan katalisator lainnya, yaitu eus04 dan Se dengan perbandingan,
10 : 1, sebanyak 400 mg, dan yang terakhir adalah H2S04, Pada penen-
~UAn nilAi persenlase e.a. lQ~ un~uk lanaman maupun tanah dlgunakan
spektrometer massa tipe VG Micromass Sira 9.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persentase N-total Tanaman. Pada Tabel 1 disajikan nilai per
sentase N-to Lupin sp. dan gandum. Karena pada perhi tungan sidik
ragam persentase N-to yang berbeda nyata (P(O.Ol) hanya untuk bahan
tanaman dan suhu maka yang dihi tung beda nyata terkecilnya hanya
untuk kedua hal ini. Dari Tabel 1 terlihat bahwa untuk tanaman Lupin
sp., yang adalah tanaman legum, persentase N-to tidak banyak berbe
da, kecuali untuk Lu-2, yang mempunyai nilai persentase N-to jauh di
atas yang lain. Untuk gandum nilai persentase N-to ini lebih ber
vadasi dad satu tanaman ke tanaman yang lainnya. Seperti telah
disebutkan terdahulu, tanaman Lupin sp. dan gandum dari tempat yang
saling berjauhan. Keadaan ini dapat menyebabkan perbedaan kandungan
unsur hara N pada tanaman yang tumbuh ditempat yang berlainan ter
sebut yang berupa perbedaan persentase N-to. Selain itu, nampak
bahwa untuk tanaman yang dapat menfiksasi N2-udara, seperti Lupinsp. perbedaan dalam persentase N-to tidak begitu bervariasi. Hal ini
diduga karena kemampuan Lupin sp. menutup kekurangannya dengan cara
menfiksasi N2-udara. ear a seperti ini tidak dapat dilakukan olehtanaman gandum yang menyebabkan persentase N-to yang bervariasi
an tara satu tanaman dengan tanaman lainnya. Hal ini adalah karena
tanaman gandum hanya bergantung pada N-tanah yang tersedia ditempat
tersebut.
Data dad Tabel 1 menunjukan bahwa perbedaan suhu dapat mem
pengaruhi N-to tanaman Lupin sp. maupun gandum. Nampaknya suhu 3200e
adalah suhu yang optimal bagi penentuan persentase N-to kedua tanam
an ini. Diduga pada suhu 3000e jaringan tanaman mungkin belum ter
destruksi secara sempurna, sehingga belum keseluruhan N yang
terhitung. Pada suhu yang tinggi, yaitu 3600e persentase N-to me
nurun dibandingkan dengan suhu noOe. Keadaan ini diperkirakan
disebabkan pada suhu 3600e sudah ada N yang mulai menguap terutama N
182
14dengan Massa atom 14 ( N) (3).
Hasil percobaan ini menunjukan bahwa tinggi rendahnya suhu yang
digunakan dalam proses destruksi jaringan tanaman sangat menentukan
hasil analisis kandungan unsur hara N dalam jaringan tanaman yang
digunakan.
Persentase Ekses Atom 15N AlalJfi Tan8JIBn. Pada percobaan ini
bahan tanaman yang digunakan hanyalah tanaman Lupin sp. yang dapat
menfiksasi N2-udara, dengan demikian tanaman ini mempunyai persenta
se ekses atom 15N alami dalam jaringan tanamannya. Perlakuan yang
dipilih adalah justru suhu destruksi 300°C dan 360°C, dengan alasan
bahwa pada suhu 300°C belum ada kehilangan N karena penguapan,
walaupun mungkin destruksi jaringan tanaman belum sempurna. Sedang
kan pada suhu 360°C diharapkan destruksi jaringan tanaman sudah
sempurna, dan bila penguapan N sudah terjadi hal ini dicegah dengan
pemasangan corong pada labu destruksi.
Dari perhitungan sidik ragam terlihat bahwa perbedaan suhu
tidak menyebabkan perbedaan pada persentase ekses atom. Pada Tabel 2
terlihat bahwa variasi persentase e.a. 15N alami antara tanaman
Lupin sp. yang berasal dari tempat yang berlainan tidak besar. Ke
adaan ini diperkirakan disebabkan kemampuan memfiksasi N2-udara
antara tanaman tidaklah besar dan ini diwujudkan dalam persentase
e.a. 15N alami yang saling tidak berbeda antara tanaman. Untuk suhu
yang berbeda, walaupun perhitungan sidik ragam tidak menunjukan
adanya perbedaan, nampak bahwa suhu yang lebih rendah (300°C) me
nunjukan persentase e.a. 15N yang lebih tinggi dibandingkan dengan
suhu yang lebih tinggi (360°C) (Tabel 2). Hal ini berarti bahwa pada
suhu yang lebih tinggi N dengan Massa ato 15 (15N) sudah mulai meng
uap, meskipun yang diperkirakan pada suhu yang tinggi, N dengan
Massa atom 14 (14N) akan menguap terlebih dahulu daripada N dengan
Massa atom 15 (3).
Untuk menghambat penguapan N pada suhu destruksi yang tinggi
diusahakan penggunaan corong yang ditempatkan pada mulut tabung
destruksi. Untuk hal ini dilakukan percobaan pada suhu destruksi
360°C dengan menerapkan perlakuan dengan dan tanpa corong yang di
letakandi mulut labu destruksi. Perhitungan sidik ragam tidak
menunjukkan perbedaan antara perlakuan dengan dan tanpa corong.
Namun, data pada Tabel 3 memperlihatkan bahwa persentase ekses atom
183
15N alami menunjukkan adanya perbedaan antara kedua per lakuan ter
sebut. Nampaknya bahwa persentase ekses atom 15N alami pada jaringan
tllnftIDJln Yinu didgQtrukgi IDQnaUUnARAn ~~r~tl~Mdikl t lebih Hnggidaripada yang tidak mengg~hakan corong.
Hasil percobaan ini menujukkan b~hwa penggunaan corong pada
proses destruksi jaringan tanaman dalam menentukan persentase ekses
atom 15N alami ada manfaatnya. Sedangkan proses destruksi tanpa
corong keuntunganyahanyalah, bahwa selama proses destruksi petugas
tidak perlu mengawasi secara terus-menerus untuk setiap kali
mengangkat corong buat menghindari semburan cairan keluar mulut labu
destruksi.
Tanah. Data perhitungan sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan
antara nilai persentase e.a. 15N hanya untuk volume larutan destruk
si H2S04, Pada Tabel 4 terlihat bahwa nilai persentase e.a. 15N
tertinggi di temukan pada penggunaan 12 ml H2S04, Nilai ini tidak
berbeda nyata dengan· bila digunakan H2S04 5 ml dan 8 ml. Namun,
berdasarkan pengalaman kerja pada saat melakukan percobaan ini tidak
dianjurkan untuk menggunakan H2S04 lebih dad 8 ml. Hal ini di
sebabkan pada proses destilasi, yang umumnya menggunakan larutan
NaOH 10 N, bila digunakan H2S04 melebihi 8 ml maka NaOH yang diguna
kan harus ditingkatkan normalitasnya menjadi paling tidak 15-20 N.
Hal ini akan sangat mengganggu dalam pekerjaan analisis pada saat
menuang laruatan NaOH ke labu destilasi yang sudah terisi ekstrak
larutan tanah hasil destruksi. Gangguannya adalah larutan akan men
didih pada saat penl,langan larutan NaOH disertai panas yang cukup
tinggi. Keadaan ini dikhawatirkan akan menyebabkan hilangnya sebagi
an kandungan N karena gangguan.
Dari hasil percobaan ini dapat dilihat bahwa penggunaan H2S04dengan volume 5 atau 8 ml sama baiknya. Namun, dianjurkan untuk
menggunakan 5 ml H2S04 dengan tujuan untuk menghemat dana bagi
pembelian senyawa ini. Hal ini adalah karena dalam penelitian misal
nya pemupukan terutama untuk penelitian lapangan, contoh tanah akan
mencapai jumlah yang besar, sehingga penghematan penggunaan larutan
kimia bila masih mungkin tanpa mengganggu hasil analisis sangat
diinginkan.
Untuk K2S04, walaupun perhitungan sidik ragam tidak memberikan
perbedaan antara bobot K2S04 yang diterapkan, pada Tabel 4 terlihat
184
bahwa penggunaan K2S04 sebanyak 2 g memberikan nilai persentase e.a.
15N tertinggi. Demikian juga bagi nilai interaksi antara K2S04
dengan H2S04 hasilnya cukup baik. Dad hasil pengamatan pada saat
melakukan percobaan iui nampaknya K2S04 yang digunakan pada tingkat
4 g, memberikan hasil yang kurang diinginkan. Ternyata pada banyak
tabung destruksi yang diisi dengan 4 g K2S04 terjadi pengerakan
(cakin~) K2S04 tidak berfungsi selama proses destruksi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari beberapa percobaan ini,
dapat diajukan kesimpulan seperti berikut.
1. Persentase N-to bervariasi bagi setiap tanaman dari satu tempat
ke tempat lainnya, dan ini lebih jelas terlihat pada tanaman non
fiksasi.
2. Suhu 360°C adalah suhu yang menyebabkan % N-total tertinggi bagi
Lupin sp., gandum, dan e.a. 15N alamiah tertinggi ditemukan pada
suhu 360°C denga labu destruksi yang diberi corong.
3. Untuk penentuan % 15N tanah yang umumnya sangat rendah terlihat
bahwa penggunaan 5 ml H2S04 dan 2 ml K2S04 yang ditambahkan dalam
proses destruksi memberi hasil yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
1. BURESH, R.J ., and CRAASWELL, E.T., Anal itical me thoderesearch, Fertilizer Research 3 (1982) 37.
2. CHALK, P.M., Estimation of N2 fixatioy by isotope dilution : Aappraisal of techniques involving 5N enrichment and fheirapplication, Soil Biochem. 17 4 (1985) 389.
3. FILLERY, I.R., CSIRO, Dryland crops and soils research program,
Komunikasi pribadi.
185
Tabel 1. Persentase N- to tanaman ~LJJ;>jJ:1 21::>-'..·dan tanaman gandumdidestruksi pada berbagai tingkatan suhu
Tanaman
9<:•••• __ •. __ •••••.••••.• 0
360°CRo-tanaman
LURin ~Lu-lLu-2Lu-3Lu-4
3.191 3.2613.0793.177a3.117
3.3273.2493.304b3.152
3.1763.0793.141a3.128
3.2443.1513.174a, 3.202a
3.252d3.144e........
Ga I1du.!!lG-1G-2G-3G-4
1.0421.3031.0141.073
l.113i
1.3921.3891.1841.150
1.279j
1.1241.2170.9000.881
I . 03 II<
1.186f1.303g1.033h1. 041 h
Keterangan : BNTLu 5?,; = 0.0541% = 0.065
5% = 0.094}?,; = 0.114
KKL = 1,765
BNTS-Lu 5%1%
= 0.048= 0.058
BNTG 5%= 0.0821%
= 0.099
KKG
= 8.45?6
BNT = Beda Nyata Terkecil
BNTLU' BNTG, BNTS_L' ' dan BNTS_G' bertur'utturut adalah untuk ~anaman bMl::>in sp .• gandum,suhu destruksi !,-uJ?j,i!~P~. dan suhu destrul<s'igandumSemua nilai adalah rata-rata dari tigaulangan.Semua nilai yang tidak diikuti huruf yangsam a berbeda nyata pada BNT 5% atau 1%.
186
Tabel 2L Persentase 15H alami t,.!!ltin§R.•. yang didestruksipada dua suhu yang berbeda
persent<ase e.~. 15H_5t!~J!:Ii-_Tanaman
!300·C360·CRo-Lu
.............................. ..
%......................................
kypj n ~.Lu~l
0.366630.366690.36666
Lu-2
0.366620.366690.36664Lu-3
0.366590.366640.36662Lu-4
0.366560.36682.0.36669
ROS-Lu
0.36660-0.36658..............
KK
= 0.04%
BNTLu dan BNTS_· u tidak nyataSemua singkatan aan keterangan lain sarnaseperti pada Tabel
1
label 3. Persentase e.a ISH alami ,"-'JP-in §P...,..tanpa dan dengancorong t.el·r>~s'H",g fHHi", 1Abu de ••.t.ruk ••.i
,-.-----------.---------------------------.---P~-,"se n!-.~.!:!!LI!.•Jt•.~.~.~_.gJ ~mj,
Tanaman-c
............•................... %
+c Ro-Lu
Lu-l 0.366600.366670.36664Lu-2
0.366620.366670.36665LU-3
0.366430.366640.36654Lu-4
. 0.366560.366750.36666
RoS-Lu
0.366550.36668..............
KK = 0.04%
BNTLu dan BNTS-Lu tidak nyat~·-c = tanpa corong+C = dengan corongSemua singkatan dan keterangan lain sarnaseperti pada label 1
187
Tabel 4. Persentase e.a.
ti ngka tan KfSO'1
15Ndan
yang didestruksi pada berbagai
1KZS04 2 K2S043 1<25°4Ro-H2S04
........... ..................................
%..............................................
5 H2SO4
0.002000.001980.002050.00201 ab
8 H2SO4
0.002000.002100.001970.00202 ab
10 H2SO4
0.001860.002000.001880.00195 b
12 H2SO4
Ro-K2S04
0.001990.002040.00198-------
BNT 5~'= 0.0000776 KK= 3.95%.~H2SO4 1%
= 0.0001054
BtH
t idak nya taK2S04
Semua nilai yan9 diikuti hU/'lJf yang tid",l< sarna berbed",nyata pada BNT 5% atau 1%
Sernua nilai acJ-'\lah rata'-,"at'" dar-i tin,'! u)an9C\n
'-------------- -------------------.--.-------------------------- ----
188
DISKUSI
ROCHES TRY SOFYAN
Pada pemantapan metode analisis nitrogen ini berapa kali dilakukan
ulangannya ? Selain destruks i tanaman/tanah, apakah di lakukan des
truksi senyawa baku yang telah diketahui secara tepat bobot dan
bobot mo lekulnya ? Inj perlu dilakukan untuk mengetahui keteli tian
metode :
BUa di lakukan, berapa ketel iUan metode yang Anda gunakan sampai
dianggap mantap ?
BUa tidak, hi teria apa yang digunakan untuk menetapkan bahwa
destruksi sudah sempurna ?
ELSJE L. SISWORO
Ulangan umumnya 4 kali, dan tiap ulangan dilakukan analisis duplo.
Pada penelitian pertanian baik di lapang maupun di ~reen house,
umumnya tidak digunakan senyawa baku, karena hal-hal yang meragukan
apakah N-tanaman atau N-tanah memang sebesar yang terbaca sudah
dicover oleh adanya design percobaan yang digunakan. Sehingga data
yang diperoleh sudah dianggap menyebar secara normal.
Dalam penel itian yang demikian keteli tian ditetapkan antara lain
dengan koefisien keragaman. Untuk sampel dari lapangan mencapai 20 %Kri teria untuk menentukan destruksi sudah sempurna adalah dengan
mengujikannya pada berbagai suhu.
M. ISA D.
1. Apakah metode yang Anda terangkan dapat dilaksanakan di PAIR
BATAN/Indonesia ?
2. Kalau belum dapat, peralatan apa yang kurang ? Mengingat
pentingnya analisis N ini.
ELSJE L. SISWORO
1. Dapat saja dengan peralatan yang sesuai.
2. Heating Block dan mass spectrometer.
18D
SOETJIPTO
Apakah kegunaan Lupin sp di Indonesia? Apakah jenis tanaman ini
d<1r t d Hal/am di dar a tflU rendllh (Jj Indolles j a ?
ELSJE L. SISWORO
Di Australia untuk makanan ternak. Saya kurang tahu, apakah tanaman
ini cocok atau tidak. Analisis ini dapat diterapkan untuk legum di
Indonesia.
NGADIMAN
1. Seperti telah diketahui bahwa untuk analisis N-tanah sebaiknya
digunakan 5 ml H2S04 + 2 mg KZS04' Pertanyaan saya, komposisi
tersebut untuk berapa be rat tanah yang dianalisis ?
2. Cara des truksi pada suhu 300°C, 320°C, dan 360°C, apakah suhu
tersebut dijaga tetap dari awal destruksi sampai akhir larutan
jernih) ?
ELSJE L. SISWORO
1. Jumlah tanah/bobot tanah adalah sebanyak 2 gram.
2. Ya, dengan alat yang disebut "heating block".
Zuhdi
1. Apakah Kadar air dalam sampel berpengaruh terhadap 15N recovery,
begitu juga jumlah asam sulfat yang dipakai dalam destruksi ?
2. Apa peranan corong yang dipakai dalam anal isis ?
ELSJE L. SISWORO
1. Kadar air sarna seperti bila melakukan sampel biasa, tanaman atau
tanah dimasukkan ke oven pada suhu 60°C selama 2 x 24 jam.
2. Peranan corong untuk menghindari penguapan berlebihan.
SISMIYATI R.
Dalam percobaan digunakan katalisator K2S04. Apakah pernah mencoba
dengan katalis atau campuran selen dalam beberapa tahapan suhu des
truksi tersebut, dan bagaimana hasilnya ?
190
ELSJE L. SISWORO
Memang selain K2S04 juga dicoba memakai campuran selen, dan hasil-
nya tidak jauh berbeda.
HARYANTO
Saya tidak begi tu tahu tentang penggunaan corong dan tanpa corong
dalam percobaan yang telah Anda lakukan. Mohon penjelasan.
ELSJE L. SISWORO
Penggunaan corong adalah untuk mengurangi terjadinya penguapan.
RAHAY~ TEJASARWANA
1. Setelah diketahu1 hasi 1 penel itian Anda tentang ana11sis tanah
dan tanaman, apakah dengan suhu 320°C, 5 ml H2S04 ' 2 mg K2S04
yang kata Anda terbaik, bisa diharapkan di Lab-Lab tanah di Indo-
nesia ?
2. Ada batasannya atau tidak ? Misalnya jenisicontoh tanah, tanaman,
bagian tanaman, dll.
ELSJE L. SISWORO
1. Dapat saja, malahan kalau tidak salah di Balai Penelititan Tanah
heatin~ block in1 ada.
2. Tidak ada batasan tanahnya dalam hal misalnya kandungan N-nya dan
sebagainya.
191