Elemen-elemen pendukung lansekap

44
| Bahan Ajar MK Arsitektur Lansekap D3 1 | Sri Handayani ELEMEN-ELEMEN PENDUKUNG LANSEKAP Elemen-elemen pendukung lansekap dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: elemen lunak dan elemen keras. Yang dimaksud dengan elemen lunak di sini adalah elemen pendukung yang biasanya merupakan vegetasi (pepohonan/perdu/rerumputan). Sedangkan elemen keras adalah unsur tidak hidup dalam lansekap yang keberadaannya dapat meningkatkan kualitas dan fungsi dari lansekap tersebut misalnya pagar, lampu-lampu taman, bangku dan meja taman, gazebo, kolam, bebatuan, kerikil dan lain-lain. A. ELEMEN LUNAK Penggunaan tanaman sangat berperan terhadap hasil penataan suatu lansekap. Elemen tanaman memiliki beberapa sifat khas yang membedakannya dengan elemen- elelemen lainnya. Karakteristik yang paling penting dan menonjol adalah bahwa tanaman merupakan elemen yang hidup dan tumbuh. Dengan sifat khas demikian maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, tanaman merupakan elemen yang dinamis, setiap saat berubah, baik itu ukuran, tekstur, kelebatan daun maupun karakter keseluruhan sesuai dengan sifat pertumbuhannya. Kedua, kualitas dinamis tadi mempunyai implikasi terhadap penggunaan tanaman dalam penataan lansekap. Atas pertimbangan ini maka dalam penataan lansekap karakteristik setiap tanaman yang akan digunakan harus diperhatikan, karena spesies tanaman sangat banyak sehingga perlu pengelompokkan untuk memudahkan memilih jenis tanaman sesuai kebutuhan. Tanaman yang mempunyai kecepatan tumbuh yang cepat dalam komposisi tanaman sebaiknya ditempatkan di belakang sedangkan tanaman yang mempunyai kecepatan tumbuh lambat dapat ditempatkan di depan. Demikian juga sifat ekologis tanaman perlu mendapat pertimbangan yang matang. Berdasarkan morfologi, tanaman dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu: pohon, perdu, semak dan tanaman penutup tanah. Pohon biasanya berfungsi sebagai pohon pelindung dengan ditandai: memiliki satu batang pokok, berkayu keras dan hidup tahunan. Perdu memiliki batang pokok lebih dari satu, berkayu keras dan hidup bertahun-tahun. Semak adalah tanaman yang tidak memiliki batang pokok, dapat berkayu dan dapat pula tidak berkayu. Tanaman penutup tanah biasanya digunakan untuk menutupi atau mengisi permukaan tanah, umumnya tidak berkayu keras dan tingginya kurang dari 30 cm.

Transcript of Elemen-elemen pendukung lansekap

Page 1: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

1 | S r i H a n d a y a n i

ELEMEN-ELEMEN PENDUKUNG LANSEKAP

Elemen-elemen pendukung lansekap dapat dibedakan atas dua macam,

yaitu: elemen lunak dan elemen keras. Yang dimaksud dengan elemen lunak di sini

adalah elemen pendukung yang biasanya merupakan vegetasi

(pepohonan/perdu/rerumputan). Sedangkan elemen keras adalah unsur tidak

hidup dalam lansekap yang keberadaannya dapat meningkatkan kualitas dan fungsi

dari lansekap tersebut misalnya pagar, lampu-lampu taman, bangku dan meja

taman, gazebo, kolam, bebatuan, kerikil dan lain-lain.

A. ELEMEN LUNAK

Penggunaan tanaman sangat berperan terhadap hasil penataan suatu lansekap.

Elemen tanaman memiliki beberapa sifat khas yang membedakannya dengan elemen-

elelemen lainnya. Karakteristik yang paling penting dan menonjol adalah bahwa tanaman

merupakan elemen yang hidup dan tumbuh. Dengan sifat khas demikian maka ada beberapa

hal yang harus diperhatikan. Pertama, tanaman merupakan elemen yang dinamis, setiap

saat berubah, baik itu ukuran, tekstur, kelebatan daun maupun karakter keseluruhan sesuai

dengan sifat pertumbuhannya. Kedua, kualitas dinamis tadi mempunyai implikasi terhadap

penggunaan tanaman dalam penataan lansekap.

Atas pertimbangan ini maka dalam penataan lansekap karakteristik setiap tanaman

yang akan digunakan harus diperhatikan, karena spesies tanaman sangat banyak sehingga

perlu pengelompokkan untuk memudahkan memilih jenis tanaman sesuai kebutuhan.

Tanaman yang mempunyai kecepatan tumbuh yang cepat dalam komposisi tanaman

sebaiknya ditempatkan di belakang sedangkan tanaman yang mempunyai kecepatan

tumbuh lambat dapat ditempatkan di depan. Demikian juga sifat ekologis tanaman perlu

mendapat pertimbangan yang matang. Berdasarkan morfologi, tanaman dibagi menjadi

beberapa kelompok yaitu: pohon, perdu, semak dan tanaman penutup tanah.

Pohon biasanya berfungsi sebagai pohon pelindung dengan ditandai: memiliki satu

batang pokok, berkayu keras dan hidup tahunan. Perdu memiliki batang pokok lebih dari

satu, berkayu keras dan hidup bertahun-tahun. Semak adalah tanaman yang tidak memiliki

batang pokok, dapat berkayu dan dapat pula tidak berkayu. Tanaman penutup tanah

biasanya digunakan untuk menutupi atau mengisi permukaan tanah, umumnya tidak

berkayu keras dan tingginya kurang dari 30 cm.

Page 2: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

2 | S r i H a n d a y a n i

1. Penggolongan Jenis Vegetasi

Penggolongan jenis tanaman harus memperhatikan aspek arsitektural,

aspek artistik visual, aspek hortikultural dan aspek pengendali iklim mikro.

a. Aspek Arsitektural

Aspek Arsitektural adalah penggolongan jenis vegetasi yang didasarkan

pada konsep pembentukan ruang. Membentuk ruang berarti mengolah bidang

atau unsur pembentuk ruang, yaitu lantai, dinding dan atap. Penggolongan

dengan aspek arsitektural artinya menciptakan ruang dengan unsur tanaman.

Ruang dapat diciptakan dengan memodifikasi bidang dasar, bidang vertikal dan

bidang pengatap, atau dapat dikatakan membentuk ruang dengan membangun

lantai, dinding dan atap.

Arsitek akan membentuk bidang-bidang tadi untuk menciptakan ruang-

ruang kegiatan dengan bahan buatan seperti ubin, batu-bata, genteng dan

sebagainya. Sedang Arsitek Pertamanan menggunakan unsur alam yaitu

tanaman, selain juga bahan buatan.

Rumput atau jenis tanaman ground cover (tanaman penutup tanah)

dapat digunakan untuk membentuk bidang dasar (lantai). Tanaman semak

dapat digunakan sebagai pembentuk bidang vertikal (dinding). Pohon dapat

digunakan untuk membentuk bidang atap/pengatap. Berbagai kesan ruang

dapat diciptakan dengan elemen tanaman. ruang dapat bersifat terbuka, semi

terbuka, tertutup, intim, publik, semi publik dan sebagainya.

Penggolongan jenis tanaman dari aspek arsitektural dikelompokkan ke dalam:

tanaman pelantai, tanaman pedinding, tanaman pengatap

1) Tanaman Pelantai

Yaitu jenis tanaman pembentuk bidang lantai. Termasuk dalam golongan

ini ialah tanaman yang tingginya mulai dari nol sampai setinggi mata kaki

seperti: lumut, rumput, groundcovers.

Lumut Slaginell Opiopogon

Page 3: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

3 | S r i H a n d a y a n i

2) Tanaman Pedinding

Jenis tanaman pembentuk bidang dinding dibagi ke dalam 3 ketinggian yaitu:

Rendah, dari setinggi mata-kaki sampai lutut, contoh: semak pendek dan tanaman

border

Sedang, dari setinggi lutut sampai setinggi tubuh, contoh: semak besar dan perdu.

Tinggi, dari setinggi tubuh sampai beberapa meter, contoh: bambu dan jenis cemara

Tanaman Pedinding Sedang

Rumput gajah Bawang-bawangan

Lahan yang ditutupi rumput

Contoh tanaman pedinding rendah

Page 4: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

4 | S r i H a n d a y a n i

Tanaman Pedinding Tinggi

Deretan phon cemara adalah

tanaman pedinding tinggi

Contoh tanaman pedinding sedang

Serumpun bambu adalah tanaman

pedinding tinggi

Page 5: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

5 | S r i H a n d a y a n i

Tanaman Pengatap

Yaitu jenis tanaman pembentuk bidang atap. Yang termasuk dalam

kelompok ini ialah tanaman yang mempunyai karakter percabangan yang

melebar ke samping seperti pada pohon-pohon rindang, dan jenis tanaman yang

bisa dibentuk sebagai atap seperti: bugenvile, stefanot, flame of Irian.

Tanaman Pengatap

Tanaman pengatap

Tanaman Flame of Irian

Tanaman pengatap

Tanaman Stefanot

Page 6: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

6 | S r i H a n d a y a n i

3) Tanaman Pendekorasi

Yaitu jenis tanaman yang mempunyai warna menarik pada bunga ataupun

daunnya, dan bertajuk indah.

Tanaman Pendekorasi

Keberhasilan menciptakan lansekap sangat tergantung pada kepekaan dan

pemahaman terhadap potensi yang dimiliki oleh elemen tanaman. Didalam merancang

lansekap, kegunaan arsitektural adalah yang pertama kali dipelajari, baru kemudian

dipilih jenis tanaman yang secara visual sesuai dengan fungsi-fungsi tadi.

Page 7: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

7 | S r i H a n d a y a n i

b. Aspek Artistik-Visual

Tanaman mempunyai karakter visual yang khas yang membedakannya dari

elemen lansekap lainnya. Karakter visual tersebut diantaranya adalah: ukuran, warna,

tekstur, tipe dan massa daunnya. Menggolongkan jenis tanaman dari segi artistik visual

berarti mengelompokkannya menjadi:

1) Tanaman yang menonjol sebagai unsur garis

Tanaman berbatang tunggal yang ramping dan tinggi seperti kelapa, pinang/jambe,

cemara pecut, dan sebagainya.

Page 8: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

8 | S r i H a n d a y a n i

2) Tanaman yang menonjol sebagai unsur bentuk

Daun berbentuk geometrik (bulat, oval, segitiga, dsb.) atau berbentuk

ornamental (ragam hias) seperti: keladi monstera, palem kuning, hedera helix.

Semak atau jenis cemara yang dipangkas menjadi bentuk-bentuk geometrik.

Karakteristiknya seperti pada jenis palem, cemara, khaya, senegalensis, saguaro.

3) Tanaman yang menonjol sebagai unsur warna

Berbunga banyak: mawar, anggrek, phlox drummondii, geranium.

Berdaun berwarna: miana, puring, euphorbia pulcherrima, evergreen.

4) Tanaman yang menonjol sebagai unsur tekstur

Lumut, rumput, groundcover, semak, perdu, pohon berdaun lebat.

Terbagi menjadi tekstur lembut/halus, sedang dan kasar.

Bertekstur halus jika daunnya kecil/lembut

Bertekstur halus jika daunnya tidak begitu kecil/lembut

Bertekstur halus jika daunnya agak besar atau besar/lebar

Unsur tekstur terbaca pada kelebatan massa daun.

5) Tanaman yang menonjol sebagai unsur struktur

Terbagi menjadi: ringan, sedang, berat. Berstruktur ringan, jika mengesankan ramping (bercabang ranting kecil,

berdaun kecil dan jarang)

Berstruktur berat, jika batang, cabang dan rantingnya besar, daunnya lebat.

Contoh: karet munding, beringin dan trembesi.

Berstruktur sedang, contoh: palem hijau, rambutan, nusa indah.

6) Tanaman yang menonjol sebagai unsur massa

Tanaman berdaun lebat. Terbagi dalam kelompok:

Transparan, seperti flamboyan, cemara angin, dan sebagainya.

Pekat, seperti akasia, oleander, belawuan, dan sebagainya.

Massif seperti beringin, cemara gembel, dan sebagainya.

7) Tanaman yang menonjol sebagai unsur karakter

Lentur, lentik, semampai (feminine). Contoh: pinang merah, palem kuning.

Tegap, kekar, gagah (masculine). Contoh: kelapa, sikas, cemara papua.

Agung, megah, wibawa. Contoh: sikas, kuping gajah, soka, cemara lilin.

Mistik, magis. Contoh: aren, karet munding, sawo bludru, yang-liu.

Page 9: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

9 | S r i H a n d a y a n i

Dalam tata lansekap kegunaan estetis tanaman dapat diterapkan untuk:

Menghubungkan (secara visual) bangunan dengan lingkungan sekitarnya.

Menyatukan dan menyelaraskan lingkungan yang semula tidak beraturan.

Memperkuat titik-titik atau area tertentu dalam lansekap.

Memperlembut kekakuan unsur arsitektur yang keras.

Membingkai pemandangan (view) yang indah.

Warna tanaman dapat digunakan untuk menciptakan pusat perhatian pada lansekap.

Pembagian berdasarkan aspek artistik visual akan membantu dalam penataan

lansekap untuk mencapai nilai keindahan tertentu, baik dalam menyusun kombinasi

tanaman dalam border, memilih tanaman/pohon utama dalam perhitungannya dengan

bentuk bangunan. Arsitektural bangunan jangan dirusakkan oleh pemilihan jenis

tanaman secara gegabah. Karena salah satu tujuan tata lansekap adalah menunjang

keindahan bangunan.

c. Aspek Hortikultural

Penggolongan secara hortikultural artinya adalah membagi jenis

tanaman berdasarkan pengelompokkan: 1) Habitus-fungsional, 2) Ekologi, 3)

Fitogeografi, 4) Taksonomi, dan 5) Morfologi.

1) Habitus-fungsional

Yang dimaksud ialah “ciri khas” (bunga, daun, buah atau tajuk), “watak dan

kebiasan” (ciri pertumbuhan, cepat-lambatnya), “kesukaan” dan kegunaan suatu

tanaman. Muncullah istilah tanaman berbunga indah, berdaun indah, tanaman

peneduh dsb.

2) Ekologi

Pembagian tanaman ini berdasarkan hubungannya dengan jenis tanah, air,

cuaca, kelembaban, cahaya matahari, angin dan sebagainya sehinga timbul istilah:

tanaman teduh/panas, tanaman basah/kering dan sebagainya.

3) Fitogeografi

Pembagian tanaman berdasarkan daerah asalnya seperti laut/pantai,

payau/rawa-rawa, gurun, bukit karang, daerah rendah/tinggi dan sebagainya.

Page 10: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

10 | S r i H a n d a y a n i

4) Taksonomi

Adalah pembagian kelompok tanaman berdasarkan silsilah keluarganya: yaitu

genera, species dan varietas. Hal ini menghasilkan sistem pemberian nama atau

nomenklatur yang berlaku secara internasional. Nama yang ditentukan berdasarkan

nomenklatur inilah yang kemudian dikenal sebagai nama ilmiah tanaman atau lebih

populer lagi sebagai nama latin tanaman. Nama suatu tanaman biasanya terdiri dari dua

atau tiga kata. Yang pertama menunjukkan genera; yang kedua menunjukkan species;

yang ketiga menunjukkan varietas. Sering pula di belakang nama varietas ini

ditambahkan petunjuk seperti “Thunb”, “L” dsb. Singkatan itu adalah singkatan dari

nama para ahli yang memperkenalkannya. “Thunb” dari nama Thunberg, sedang “L”

dari Linnaeus. Contoh: Rhapis exelsa Thunb. (palem waregu), Lagerstroemia indica L.

(bunga-jepang/bungur-sakura), Maranta leuconeura kerchoveana (maranta maskoko).

5) Morfologi

Yaitu membagi tanaman berdasarkan struktur fisiologisnya, sehingga

menghasilkan jenis-jenis tanaman: lumut, rumput, tanaman semusim, perdu, pohon,

epifit, parasit dan lain sebagainya.

Kalau pembagian tanaman secara arsitektural memudahkan pemilihan tanaman

dalam hubungannya dengan konsep perencanaan ruang. Penggolongan artistik visual

memudahkan pemilihan tanaman untuk dikombinasikan dalam border atau dengan

wajah bangunan rumah, kondisi lingkungan, bentuk pagar dan sebagainya yang

bertujuan mencapai nilai keindahan maksimalnya. Pembagian tanaman secara

hortikulutural, akan membantu pemilihan tanaman dalam hubungannya dengan

teduh/panas; lembab/kering; sirkulasi udara bebas/terhalang; jumlah air siramanna;

pupuk yang dikehendaki; dan lain sebagainya yang berhubungan dengan segar-sehat-

subur-berkembangnya tanaman.

d. Aspek Pengendali Iklim Mikro

Tanaman/tetumbuhan melakukan proses fotosintesa pada siang hari dengan

menyerap CO2 dan mengeluarkan O2 yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup.

Pada proses transpirasi, tanaman mengeluarkan uap air yang dapat menurunkan suhu

di sekitarnya sehingga lingkungan di sekitar tanaman terasa sejuk dan segar.

Page 11: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

11 | S r i H a n d a y a n i

Tanaman terutama pepohonan besar dapat menciptakan keteduhan. Tajuknya

yang lebar dapat menahan sinar matahari langsung ke permukaan tanah. Demikian juga

tanaman-tanaman yang ditanam sedemikian rupa sebagai buffer dapat menahan atau

menyaring aliran udara ke tempat tertentu agar tetap nyaman. Berbagai aspek tersebut

termasuk ke dalam fungsi tanaman sebagai pengendali iklim mikro.

e. Aspek Kegunaan Rekayasa

Aspek ini memperhatikan cara bagaimana elemen tanaman digunakan untuk

mengendalikan erosi, kebisingan, mengarahkan sirkulasi dan menahan silau atau

refleksi cahaya. Kegunaan rekayasa ini antara lain adalah:

1) Permukaan tanah terutama yang miring dan lereng terjal apabila ditanami

dengan penutup tanah akan memperkecil erosi akibat aliran permukaan.

2) Tanaman yang mempunyai massa daun lebar dengan kerapatan dan tinggi

tertentu bila ditempatkan diantara objek dan sumber kebisingan dapat

meredam suara atau mengurangi kebisingan yang terjadi.

3) Bidang dasar yang digunakan untuk sirkulasi dapat diarahkan dan

dikendalikan dengan cara menanam tanaman di kedua sisinya, sesuai arah

sirkulasi yang dikehendaki.

4) Silau matahari atau refleksi cahaya yang tidak dikehendaki dapat dikurangi

dengan cara menanam tanaman yang berfungsi untuk menahan silau.

2. Karakteristik Vegetasi

Karakteristik tanaman menampilkan ciri dan bentuk tanaman yang terdiri dari:

ukuran, bentuk, warna dan tekstur tanaman. Masing-masing ciri tersebut berpengaruh

langsung terhadap hasil penataan lansekap.

a. Ukuran

Tinggi dan lebar tanaman merupakan faktor yang harus diperhitungkan dalam

pemilihan maupun penetapan titik tanam. Karenanya perancang harus memahami

benar pertumbuhan maksimal, serta kondisi lingkungan yang dikehendaki tanaman.

Page 12: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

12 | S r i H a n d a y a n i

Adakalanya suatu jenis tanaman tidak dapat tumbuh maksimal karena kondisi

lingkungan yang tidak sesuai dan kurang mendukung, atau karena gangguan

hama/penyakit. Untuk itu diperlukan perlakuan-perlakuan tertentu.

JENIS/UKURAN

TANAMAN

KARAKTERISTIK DAN PERANAN DALAM TAMAN

CONTOH TANAMAN

Pohon Kecil 3 – 6 m.

Kanopi membentuk ruang akrab. Cocok pada halaman yang kecil. Menjadi penarik visual bila digabung dengan tanaman rendah

Belimbing, Kemboja, Cemara kipas

Pohon Sedang 9 – 12 m.

Tidak cocok untuk halaman yang kecil Nangka, Kisabun, Jambu air

Pohon Besar > 12 M.

Penarik visual Mahoni, Damar, Kihujan

Semak/Perdu tinggi 3 – 4,5 m.

Berperan sebagai dinding. Digunakan sebagai sekat dan pembentuk ruang yang bersifat privat atau sebagai latar belakang netral bagi patung atau tanaman berbunga

Kol merak, Kol banda, Nusa indah

Semak Sedang dan Redah 0,3 – 2 m.

Digunakan untuk pembatas ruang, sebagai unsur peralihan komposisi dari semak tinggi ke semak rendah. Sebaiknya ditanam dalam kelompok besar

Puring, Kembang sepatu, Diefen bahia.

Pohon Ornamental

Tidak cocok digabung dalam komposisi. Sangat cocok dipasang dekat pintu gerbang masuk karena menarik perhatian

Cemara norfolk. Tanaman yang berubah karena alam

Penutup tanah 15 – 30 cm

Membentuk pola bidang alas. Pembatas antara rumput dan perkerasan. Dapat menghubunkan unsur unsur dalam komposisi. Menutup tanah yang tidak sesuai dengan rumput.

Lantana, Lili paris, Portulaka.

b. Bentuk

1) Pohon

Bentuk pohon diekspresikan dalam bentuk tajuk dan pecabangan. Meski

bentuk pohon beraneka ragam, namun pada dasarnya bentuk-bentuk tersebut

dapat dikelompokkan ke dalam bentuk yang melebar, membulat, piramidal,

columnar, tinggi ramping dan bentuk-bentuk yang tidak beraturan.

Bentuk yang cenderung kaku seperti pyramidal, membulat dan

columnar, cocok untuk rancangan lansekap yang bersifat formal. Bentuk-bentuk

demikian banyak digunakan untuk penataan lansekap yang mempunyai pola

simetris, fungsinya untuk mempetegas kesan ruang.

Bentuk yang tidak beraturan dan meliuk atau merunduk (weeping) lebih

tepat digunakan dalam rancangan lansekap informal. Bentuk-bentuk pyramidal,

Page 13: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

13 | S r i H a n d a y a n i

weeping, columnar dapat dijadikan sebagai aksen, sedangkan untuk struktur

pembingkaian (frame) dapat dipilih bentuk-bentuk melebar atau columnar.

Agar tercapai bentuk yang dikehendaki, terutama pada jenis semak dapat

dilakukan pemangkasan. Dengan cara tersebut dapat diperoleh bentuk-bentuk

topiary, bulat, piramidal, bahkan bentuk yang menyerupai makhluk hidup dan

bentuk-bentuk geometris.

Bentuk-bentuk pohon

BENTUK TANAMAN

DAN CONTOH

KARAKTERISTIK

PENGGUNAAN DALAM TAMAN

Melebar/Spreading

Flamboyan Sengon Hujan mas

Lebar tajuk kira-kira sama dengan tingginya.

Menampilkan kesan luas dan melebar.

Kontras terhadap bentuk yang tinggi ramping

Menjadi penghubung dengan bentuk lain dalam suatu

komposisi.

Cocok ditempatkan pada permukaan tanah datar.

Dipergunakan untuk meneruskan garis bangunan.

Untuk menyatukan bangunan dengan tapak sekitarnya

Bulat

Kisabun Nangka Kasia singapur

Merupakan bentuk yang relatif

banyak ditemui. Bersifat netral dalam suatu

komposisi. Mudah menyatukan dalam

komposisi

Cocok pada tanah yang datar. Kurang cocok digunakan

sebagai pohon pengarah. Digunakan untuk pelembut

pada bentuk yang mencolok

Tinggi ramping Cemara Lilin Glodogan tiang

Menarik perhatian ke atas. Menghasilkan ruang yang

tinggi vertikal. Kontras jika dikomposisi-kan

dengan bentuk bulat atau menyebar.

Berperan sebagai aksen

Digunakan dalam jumlah

terbats pada titi-titik tertentu saja.

Tidak dianjurkan diletak-kan menyebar karena memecah perhatian.

Sebagai pohon pengarah.

Columnar Damar Puspa

Memiliki karakter sama dengan

bentuk tinggi ramping

Dapat dimanfaatkan seperti

pada pohon bentuk tinggi ramping

Piramidal Cengkeh Cemara kipas Pinus

Merupakan bentuk yang relatif

banyak ditemui. Bersifat netral dalam suatu

komposisi. Mudah menyatukan dalam

suatu komposisi

Digunakan sebagai aksen

visual terutama jika ditata dengan bentuk yang bulat rendah.

Cocok digunakan pada pola-pola geometris atau formal.

Merunduk

Yang liu Willow

Struktur percabangan

merunduk ke bawah. Mengarahkan pandangan ke

bawah.

Cocok diterapkan di tepian air. Untuk melembutkan garis

bangunan yang keras.

Bentuk Menarik

Menarik dan eksotis. Berubah karena dibentuk

manusia atau terbentuk oleh kondisi alam.

Ditempatkan sebagai penarik

perhatian. Ditanam secara soliter, tidak

dalam suatu komposisi

Page 14: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

14 | S r i H a n d a y a n i

Semak/Perdu

BENTUK TANAMAN

DAN CONTOH

KARAKTERISTIK

PENGGUNAAN DALAM TAMAN

Bulat

Tanaman pangkas

Menartik perhatian. Daunnya rapat.

Digunakan sebagai tanaman penarik visual. Mendukung tanaman yang berbentuk

piramidal agar menjadi lebih kuat daya tariknya

Harus dihindarkan pemakaian dalam jumlah besar

Rendah dan menyebar

Pangkas kuning

Banyak terdapat dalam

bentuk ground cover. Daunnya rapat. Bentuknya kurang

beraturan.

Digunakan sebagai tepian jalan setapak

(barrier). Melembutkan garis bangunan. Pencegah erosi pada lereng/ tanah yang

miring. Sebagai pelembut tanaman yang lebihi

tinggi

Melebar

Akalipha Tehtehan

Berdaun rapat. Lebih lebar dibanding

dengan tingginya

Untuk melembutkan sudut dan garis

bangunan. Untuk penyekat dan pembentuk ruang

privacy. Menghantar arah sirkulasi. Menjadi latar belakang elemen taman.

c. Warna

Warna tanaman merupakan ciri visual yang cukup penting dan dapat

dianggap sebagai karakteristik emosional karena berpengaruh secara langsung

pada kesan dan suasana lansekap yang ditimbulkan. Warna tanaman dihasilkan

oleh daun, bunga, buah, tunas, batang dan cabang. Penampilan warna tanaman

dalam penataan lansekap dibagi ke dalam kelompok dasar:

1) Warna gelap

Biasanya dihasilkan oleh warna daun yang lebih tua atau terjadi karena

kerapatan daun. Contoh: Kijibeling, Karet munding, Pinus.

2) Warna terang

Memiliki daun yang berwarna terang atau hijau muda. Contoh: Kol

banda, Pangkas kuning, Sri gading, Diefen bahia.

Page 15: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

15 | S r i H a n d a y a n i

3) Warna kontras

Yang diimaksudkan kontras disini adalah bila warna yang dihasilkan baik

oleh daun maupun bunga sangat kontras dengan lingkungan sekitarnya.

Contoh: bougenvil, puring.

Dalam menata lansekap seringkali perhatian hanya ditujukan pada jenis

tanaman saja sehingga sering terlihat suatu lansekap dipenuhi dengan berbagai

jenis tanaman yang dicampur adukan. Dalam menata warna tanaman harus

diperhatikan jumlah tanaman sejenis. Bertambah besar jumlah tanaman sejenis

yang digunakan, bertambah pula pula efek warna yang dihasilkan.

Tanaman yang berwarna gelap mampu memberi kesan dekat kepada pengamat.

Dengan karakteristik tersebut, lansekap yang relatif sempit sebaiknya menghindari

penggunaan tanaman yang berwarna gelap dalam jumlah banyak. Warna tanaman yang

gelap cocok digunakan sebagai latar belakang dari tanaman yang yang terang atau

kontras.

Tanaman warna gelap

Tampak mendekat

Tanaman yang berwarna terang memberi kesan menjauh dari

pengamat. Dengan karakteristik ini, tanaman yang berwarna terang lebih

cocok digunakan pada halaman yang sempit, agar terkesan lebih lapang.

Tanaman warna terang

Tampak menjauh

Page 16: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

16 | S r i H a n d a y a n i

Tanaman berwarna kontras mampu menarik perhatian. Dengan

karakteristik ini, penggunaan tanaman kontras dalam suatu lansekap harus

hati-hati sebab penempatan yang dilakukan secara menyebar dapat

mengaburkan titik perhatian.

Tanaman warna kontras

Menarik perhatian

d. Tekstur

Tekstur tanaman adalah kesan halus atau kasar yang ditimbulkan oleh

penampilan tanaman, baik secara individual maupun kelompok. Tekstur

tanaman diekspresikan oleh bentuk dan susunan daun. Di daerah yang

mengalami pergantian musim, tekstur tanaman dapat berubah karena gugurnya

daun sehingga tekstur diekspresikan oleh bentuk percabangan. Tekstur

tanaman juga dipengaruhi oleh ukuran daun, kerapatan cabang atau ranting,

konfigurasi kulit tanaman dan jarak pengamatan. Pada jarak pengamatan dekat,

ukuran daun berperan dalam menampilkan karakteristik tekstur tanaman.

1) Tekstur kasar

Tekstur kasar terbentuk oleh daun, cabang yang berukuran besar, dan

tidak memiliki ranting kecil seperti Sukun, Ketapang, Agave, Philodendron.

Ciri tanaman bertekstur kasar adalah mudah dilihat, jelas dan tegas.

Tanaman ini memberi kesan ‘bergerak’ mendekat pada pengamat, hingga

menjadi yang pertama kali terlihat bila berada dalam suatu komposisi.

Umumnya tanaman ini transparan dan tidak nampak jelas bentuk tajuknya,

sehingga lebih cocok dipakai untuk penataan lansekap yang formal. Dengan

ciri dan karakteristik demikian, tanaman bertekstur kasar digunakan sebagai

Page 17: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

17 | S r i H a n d a y a n i

penarik perhatian. Yang perlu diperhatikan, bila ditata dalam jumlah banyak,

tanaman bertekstur kasar menyebabkan ruang terasa sempit. Oleh karena

itu pada lahan yang sempit penggunaan tanaman bertekstur kasar sebaiknya

dihindari.

2) Tekstur sedang

Tekstur Sedang terbentuk oleh daun dan cabang yang berukuran sedang

dan merupakan tanaman yang paling banyak bisa ditemui. Dibandingkan

tanaman bertekstur kasar, tanaman bertekstur sedang kurang transparan

dan kurang tegas tajuknya. Tanaman ini harus merupakan tekstur dasar

dalam penataan lansekap karena mudah ditemui. Juga dapat dimanfaatkan

sebagai unsur peralihan dari tekstur kasar ke tekstur halus.

3) Tekstur halus

Tekstur halus suatu tanaman terbentuk oleh daun yang berukuran kecil

serta ranting kecil yang rapat seperti Asem landi, Pinus, Filicium, Suplir.

Tanaman jenis ini memiliki terlihat halus dan lembut sehingga kurang

menonjol dalam suatu komposisi dan menjadi yang paling akhir teramati.

Tanaman ini memiliki tajuk yang jelas dan memberi kesan ‘menjauhi’

pengamat. Dengan karakteristik ini, tanaman bertekstur halus dapat

dimanfaatkan untuk penataan lahan yang sempit agar terasa lebih luas,

karenanya sangat cocok dijadikan tanaman latar belakang dan tepat

digunakan pada lansekap yang formal.

Ruang tampak lebih pendek

Kesan mendekat

Lembut Sedang Kasar

Pemanfaatan gabungan ketiga jenis tekstur tanaman ini dapat

dimanfaatkan untuk memanipulasi jarak pada lansekap. Jika beberapa jenis

Page 18: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

18 | S r i H a n d a y a n i

tanaman ditanam berkelompok dengan komposisi dari depan ke belakang:

tanaman bertekstur halus, sedang kemudian kasar, maka ruang akan terasa

memendek. Sedangkan bila komposisi itu dibalik, yang bertekstur kasar di

depan dan diikuti oleh tekstur sedang dan halus maka ruang akan terasa

memanjang.

Ruang tampak lebih panjang

Kesan menjauh

Kasar Sedang Halus

3. Kriteria Pemilihan Vegetasi

a. Daya tahan

1) Apakah tanaman cocok dengan kondisi lingkungan dimana tanaman tersebut

akan ditempatkan. Maksudnya adalah kesesuaian dengan iklim dan keadaan

tanah.

2) Apakah tanaman dapat tumbuh pada lahan yang kering atau lahan becek.

3) Apakah tanaman toleran terhadap kondisi lingkungan kota. Jika per-akaran

pohon tertutup perkerasan, dapatkah bertahan Atau justru per-akarannya

akan merusak perkerasan.

4) Apakah tanaman memiliki daya tahan terhadap serangan hama/penyakit.

b. Bentuk dan Struktur

1) Apakah tanaman mengalami masa gugur daun, atau hijau sepanjang tahun.

2) Berapa tinggi dan lebar maksimal percabangannya. Berapa lama waktu yang

diperlukan untuk mencapai ukuran maksimal tersebut.

3) Apakah dapat membentuk bayang-bayang secara penuh atau bersifat

transparan terhadap sinar matahari.

Page 19: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

19 | S r i H a n d a y a n i

c. Daun, Bunga dan Buah

Adalah hal-hal yang menyangkut dengan:

1) Bentuk , tekstur dan warna daun.

2) Pergantian warna dipengaruhi oleh pergantian musim.

3) Pemanfaatan bunga dan buah. Waktu terjadinya masa berbunga/berbuah. Lamanya

masa berbunga/berbuah. Warna dan aroma bunga/buah.

4) Apakah ia mengundang fauna yang dikehendaki.

d. Kemudahan lain

1) Apakah tanaman itu mudah atau sulit dipindahkan

2) Apakah perlu pemeliharaan yang intensif atau tidak.

4. Komposisi Vegetasi

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun komposisi

tanaman yaitu: tanaman khususnya semak, sebaiknya ditanam dalam bak tanam

(cultivated bed) sehingga terlindung dari kerusakan akibat mesin potong

rumput saat pemotongan. Penanaman di dalam bak memungkinkan menutup

permukaan tanah dengan lumut, serbuk kayu, batuan atau material lain untuk

mencegah timbulnya tanaman liar.

a. Komposisi Tanaman Menyudut

Pada penataan komposisi penanaman menyudut, ada dua hal yang perlu

diperhatikan. 1) titik tengah sudut atau lengkung dalam (incurve) dan 2) kedua

tepian atau lengkung luar (outcurve).

Lengkung dalam merupakan tempat yang cocok untuk menempatkan

tanaman yang memiliki daya tarik visual kuat sehingga biasanya digunakan

untuk menempatkan focal point dengan tanaman yang khas, baik ukuran,

bentuk, maupun warnanya. Dari segi ukuran, sebaiknya tanaman tersebut

merupakan tanaman yang paling tinggi di antara tanaman lain pada bagian

outcurve. Selain tanaman khas, untuk focal point dapat juga ditempatkan

Page 20: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

20 | S r i H a n d a y a n i

bentuk aksen lainnya pada incurve seperti patung, air mancur atau lampu yang

bentuknya artistik.

incurve

outcurve

outcurve

Aksen utama dapat diletakkan di lokasi incurve atau di lokasi lain. Jika

aksen di luar incurve, maka incurve dapat dijadikan tempat untuk meletakkan

aksen minor dengan catatan aksen ini tidak melebihi kekuatan aksen utamanya.

Variasi dapat dilakukan dalam komposisi menyudut ini, antara lain:

1) Meletakan tanaman tinggi pada incurve kemudian memendek ke arah

outcurve.

2) Pada incurve diletakan tanaman tinggi sedangkan bagian depan serta

outcurve diisi dengan tanaman yang lebih pendek.

Komposisi tanaman pada incurve dan outcurve ini sebaiknya tidak lebih

dari tiga sampai empat species saja.

Tanaman Penarik Visual Tanaman Pendukung

Outcurve

Incurve

Page 21: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

21 | S r i H a n d a y a n i

e. Komposisi Tanaman pada Bidang Lurus

Komposisi penanaman pada bidang lurus pada dasarnya mencoba

menerapkan fungsi arsitektural yang diantaranya adalah membentuk bidang

vertikal. Penanaman cara ini dapat berperan sebagai pembentuk ruang privacy,

total maupun semi privacy, atau ruang dengan tingkat keterbukaan terbatas.

Selain fungsi arsitektural, komposisi ini berperan pula sebagai

pengendali visual dan pengendali lingkungan, seperti pengendalian pandangan

ke arah tempat yang kurang menarik dan pengendalian terik matahari.

Penanaman pada bidang lurus secara umum dikelompokkan pada: (1) Berderet

mengikuti bidang lurus, (2) Berderet seolah mengikuti garis

lengkung/berbelok-belok

Lurus Berkelok

Seperti halnya dalam pembuatan komposisi menyudut, jenis species

tanaman yang digunakan harus dibatasi dan disusun dalam bentuk kelompok.

Namun jumlah tanaman yang terlalu sedikit pun dapat mengakibatkan

komposisi menjadi monoton. Disamping itu pengaturan dalam perletakan titik

tanam sangat mempengaruhi daya tarik komposisi secara keseluruhan.

Komposisi tanaman pada bidang lurus akan lebih menarik bila di bagian

depan ditempatkan tanaman yang lebih rendah dari bagian belakang. Hal ini

untuk menciptakan area transisi antara penutup tanah dengan tanaman tinggi.

Page 22: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

22 | S r i H a n d a y a n i

Tanaman tinggi Tanaman rendah

Contoh-contoh penataan tanaman pada bidang lurus.

b. Komposisi Tanaman untuk Memanipulasi Bangunan

Komposisi ini diperlukan bila menghadapi bangunan yang bentuknya

terlalu tinggi, dinding yang telah tua atau bagian bangunan lain yang kurang

menarik. Komposisi untuk memanipulasi bangunan ini memiliki peran penting

dalam mempercantik sebuah bangunan, tidak hanya terbatas pada sudut-sudut

bangunan saja tetapi menyeluruh hingga ke bagian lansekap lainnya. Fungsi

lainnya adalah untuk mengarahkan pandangan pengamat pada pintu masuk di

area publik sebuah bangunan.

Manipulasi bangunan terlalu kaku dan kurang berhasil

Page 23: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

23 | S r i H a n d a y a n i

5. Fungsi Vegetasi dalam Perencanaan dan Perancangan Lansekap

Setiap peletakan unsur tanaman dalam lansekap harus memiliki tujuan

dan fungsi yang jelas. Tanaman dalam penataan lansekap memiliki tiga fungsi

utama: (1) Fungsi arsitektural yaitu pemanfaatan tanaman untuk membentuk

bidang-bidang tegak terutama dalam membentuk ruang; (2) Fungsi lingkungan

yaitu fungsi tanaman yang lebih ditekankan untuk menciptakan kenyamanan

dan keamanan dari faktor-faktor gangguan lingkungan seperti polusi, erosi dan

lain-lain; (3) Fungsi estetis tanaman yaitu untuk memberikan nilai-nilai

keindahan dalam mendukung kedua fungsi di atas. Lebih terperinci dari fungsi

tanaman ini akan dijelaskan dibawah ini.

c. Visual Control

1) Mengarahkan

Manipulasi bangunan yang mampu menjadikan bangunan lebih dinamis

Page 24: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

24 | S r i H a n d a y a n i

2) Menciptakan Privacy

Total Privacy

Semi Privacy

Total Privacy

3) Menghalangi Obyek Pandangan yang tidak dikehendaki

Page 25: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

25 | S r i H a n d a y a n i

Penutup pemandangan

4) Menghubungkan Bangunan

5) Melingkup Bangunan

Page 26: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

26 | S r i H a n d a y a n i

d. Pembatas Fisik

Batas jalan Batas halaman

e. Pengendali Iklim

Iklim sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan dan perilaku

manusia. Unsur-unsur iklim yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan

rancangan lansekap adalah angin, temperatur, dan curah hujan. Disamping

fungsi perlindungan terhadap unsur-unsur iklim, tanaman memungkinkan

untuk menciptakan iklim mikro akibat proses fotosintesis yang dilakukannya

siang hari.

1) Perlindungan terhadap Angin dan Pencipta Iklim Mikro

6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2

CO2

Page 27: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

27 | S r i H a n d a y a n i

Penanaman yang padat dapat mengurangi kecepatan angin 75 – 85%

2) Perlindungan terhadap Radiasi Matahari dan Temperatur

3) Perlindungan terhadap Curah Hujan dan Erosi Tanah

hujan

Run off

Tumbukan langsung butiran hujan dengan tanah dapat menyebabkan terjadinya pengikisan butir tanah (erosi)

Page 28: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

28 | S r i H a n d a y a n i

f. Perlindungan terhadap Suara Bising dan Bau

Sumber bau

g. Habitat Fauna

Tanaman merupakan tempat hidup sebagian fauna yang dapat

memperkaya suasana lansekap. Aneka bunga dapat mengundang hadirnya

kumbang dan kupu-kupu serta bermacam-macam serangga lainnya.

Pepohonan seringkali dijadikan tempat bersarangnya burung. Bahkan dalam

lansekap berskala besar, tidak mustahil untuk menyediakan termpat hidup

kelelawar sebagai daya tarik.

Tanaman memperlambat

kecepatan air hujan

Page 29: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

29 | S r i H a n d a y a n i

h. Estetika Lingkungan

1) Mempersatukan Elemen-elemen Arsitektur

Pohon mempersatukan bentuk-bentuk bangunan yang berbeda

Page 30: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

30 | S r i H a n d a y a n i

2) Penegas (emphasizer)

Tanaman vertikal

Tanaman Vertikal untuk mempertegas jalan masuk

3) Menciptakan Skala yang Manusiawi

4) Membingkai Pandangan dan Aksentuasi Bangunan

Page 31: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

31 | S r i H a n d a y a n i

B. ELEMEN KERAS

Elemen keras merupakan unsur tidak hidup dalam lansekap dan berfungsi

sebagai unsur pendukung untuk meningkatkan kualitas lansekap tersebut.

1. Batuan

Salah satu elemen lansekap adalah bebatuan, yang dapat digunakan sebagai

penyeimbang kesan kelembutan yang diciptakan oleh tanaman. Taman Jepang

dan Taman China yang sangat alami, elemen utamanya adalah batu, air dan

tanaman. Penyusunan batu pada taman Jepang, Ryoaan – Ji menggunakan

prinsip penyusunan 3-5-7, artinya batuan disusun atas dasar jumlah ganjil yaitu

tiga, lima atau tujuh.

Tekstur batuan juga memiliki peran. Tekstur halus pada batuan

memberikan watak tenang, tekstur kasar memberikan watak ceria. Untuk itu

perlu penyesuaian dengan jenis tanaman yang ada disekitarnya.

Dilihat dari susunannya, dikenal batuan dengan susunan tunggal dan

susunan majemuk. Dalam susunan tunggal berarti hanya ada satu batu dan ini

bisa diterapkan dalam lansekap yang relatif sempit. Satu buah batu yang cukup

besar ditempatkan pada point of interest dari lansekap. Penampilannya harus

cukup cermat dan perimbangan antara kesan keras batuan dengan kesan lembut

tanaman adalah 1:5. Bila lebih dari itu, misalnya 1:4 maka kesan kerasnya akan

lebih menonjol, sebaliknya akan lembut bila perbandingannya misalnya 1:8.

Susunan majemuk lebih sulit diwujudkan, namun lebih variatif.

Tatanan batuan di dalam lansekap sangat menentukan nilai keindahan atau

estetika dari lansekap tersebut. Kunci utama berhasilnya penggunaan batuan

adalah keserasian antara penempatan batuan sesuai dengan sifat fisik dan

frekuensi penampakan batuan dan tanaman serta lingkungan sekitarnya.

Sebelum memilih batuan, baik yang berasal dari alam maupun buatan,

perlu diketahui hal-hal sebagai berikut:

a) Sifat Fisik, meliputi:

- bentuk {beraturan (bulat, panjang, tegak), tidak beraturan}

- ukuran (besar, sedang, kecil)

- volume (besar, sedang, kecil)

- tekstur (halus, kasar, bergelombang) dan kekokohan

Page 32: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

32 | S r i H a n d a y a n i

b) Warna

c) Penempatan batuan

d) Lingkungan dimana area lansekap itu terletak

2. Perkerasan

Sebagian dari lansekap biasanya mengalami perkerasan, terutama pada

lansekap yang cukup luas. Perkerasan ini dilakukan dengan berbagai macam

Perletakan batu dalam penataan lanskap

Page 33: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

33 | S r i H a n d a y a n i

bahan sepergi tegel, concrete blokck, aspal, bata, beton dan bahan-bahan lain.

Dilihat dari unsur pembentuknya perkerasan dikategorikan menjadi dua macam

yaitu:

a. Unsur alami, yaitu perkerasan yang dibuat atau didominasi oleh bahan-

bahan alam seperti kerikil, agregat ekspose, flag stone, batu alam dan lain

sebagainya.

b. Unsur buata, yaitu perkerasan yang umumnya merupakan buatan pabrik

yang memiliki bentuk dan dimensi yang standar seperti paving stone, grass

block, keramik, aspal, beton cor dan lain sebagainya.

Perkerasan alami lebih cocok diterapkan untuk lansekap yang sifatnya

informal dengan pola dan ukuran yang bebas. Sedangkan perkerasan buatan

lebih cocok untuk digunakan pada lansekap yang bersifat formal seperti pada

lansekap perkantoran, tempat upacara karena memiliki pola-pola geometris.

Page 34: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

34 | S r i H a n d a y a n i

3. Jalan Setapak

Jalan setapak dibuat terutama pada lansekap yang luas untuk penghubung

antar bagian atau sebagai jalur sirkulasi. Jalan setapak adalah salah satu bentuk

perkerasan pada lansekap. Salah satu fungsinya adalah untuk sirkulasi pejalan

kaki agar tidak merusak rumput yang telah ditata dengan apik.

Desain jalan setapak ini dapat diciptakan sedemikian rupa sehingga dapat

menjadi elemen lansekap yang memiliki nilai visual yang artistik. Pemilihan

bahan yang digunakan dapat membantu menciptakan tekstur yang sangat

bervariasi.

Bahan yang sering digunakan untuk jalan setapak ini antara lain adalah batu

alam, grass block, paving block, batu buatan, kayu, beton dan lain sebagainya.

Page 35: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

35 | S r i H a n d a y a n i

Bila menggunakan kayu (stepping wood) tentunya harus menggunakan kayu

yang kuat dan tidak mudah lapuk, dipotong melintang bundar, lebarnya cukup

untuk dipijak.

Jalan setapak yang dipadukan dengan koral dapat merupakan unsur kontras

dan variasi keindahan lansekap.

Membuat jalan setapak haruslah berskala manusia, artinya jarak antara

batuan satu dengan lainnya diatur untuk memberikan kemudahan langkah pada

orang yang berjalan di atasnya.

4. Air

Penggunaan elemen air dalam penataan lanskap akan memberi suasana

lebih sejuk bagi taman. Elemen air yang digunakan bisa berupa kolam ikan, air

mancur, atau pot yang berisi air dan tanaman teratai atau jenis tanaman air

lainnya. Desain dan jenisnya harus disesuaikan dengan selera dan kesatuan

desain yang ada.

Page 36: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

36 | S r i H a n d a y a n i

5. Kolam

Kolam dibuat dalam rangka menunjang fungsi bangunan atau merupakan

bagian lansekap yang memiliki nilai estetika tersendiri. Kolam dapat

ditampilkan sebagai bentukan kolam yang modern/kontemporer sampai

bentukan yang terkesan alami, meniru situasi alam dengan bentukan artifisial.

Kolam biasanya dapat dipadukan dengan batuan tebing dan dengan permainan

air yang menambah kesan dinamis.

Kolam akan tampil hidup bila ada permainan air di dalamnya, entah berupa

air mancur, air muncrat, air menggerojok, air terjun dan lain-lain. Di dalam

kolam juga dapat ditanami tumbuhan air yang berdaun indah, berbunga indah

dan ikan. Taman dengan kolam akan mampu meningkatkan kelembaban

lingkungan sehingga juga berfungsi sebagai penyejuk lingkunan.

Page 37: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

37 | S r i H a n d a y a n i

Taman dengan kolam atau water garden sebaiknya tidak terletak dekat

dengan pohon besar sebab daun-daun yang gugur akan mengotori bila jatuh ke

kolam. Kedalaman kolam diatur 20 – 50 cm. Atau bila lebih dalam lagi, maka

penanaman tanaman air diletakkan dalam pot dengan media tanah yang ditata di

dalam kolam. Perlu dipahami bahwa air yang terlalu dalam menyebabkan

pertukaran udara jelek, sehingga pertumbuhan tanaman dan ikan lambat. Bila

diinginkan, tanaman berbunga juga akan lambat berbunga.

6. Tebing Buatan

Tebing ini dibuat untuk memberi kesan alami, menyatu dengan alam.

Suasana alam gunung, alam pantai, atau alam tepian jurang seakan ingin dibawa

ke sini. Di sela-sela tebing biasanya diisi dengan tanah yang subur dan porus

untuk menanam tanaman-tanaman yang tetap tumbuh rendah atau merambat

sehingga menambah kesan alamiah.

Page 38: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

38 | S r i H a n d a y a n i

Tebing kadang-kadang dibuat dengan maksud untuk menyembunyikan

tembok pembatas agar dinding tembok yang licin masif tidak lagi menyilaukan

mata pada saat matahari bersinar sepanjang siang, sekaligus menciptakan

suasana sejuk, dapat dipadukan dengan kolam dan air menggerojok atau air

terjun, menambah suasana dinamis dan nyaman. Di samping itu, juga dapat

untuk menyamarkan pemandangan tidak sedap misalnya pada lokasi yang

terdapat septic tank.

Ada dua hal yang dapat diperoleh dari penampilan batuan tebing ini.

a) Bila dalam penataan jeli, pemilihan garis-garisnya benar, maka kesan

keasriannya menonjol.

b) Bila dalam penataan garis-garisnya salah, maka batuan tebing justru akan

mengganggu penampilan keseluruhan lansekap.

7. Pagar/Benteng

Pagar berfungsi untuk membatasi lahan pribadi dari lahan peruntukkan

yang lain (tetangga, jalan umum atau lingkungan lain). Fungsi lainnya adalah

Page 39: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

39 | S r i H a n d a y a n i

untuk keamanan dan menjaga privacy, agar tidak saling mengganggu dengan

lingkungan lainnya. Benteng lebih tepat untuk tujuan pengamanan karena

biasanya benteng lebih masif dibandingkan dengan pagar yang transparan.

Sejarah benteng lebih tua dari pada pagar. Pada masa kerajaan kuno,

benteng dimaksudkan sebagai pertahanan dari serangan musuh. Di Bali masih

nampak sisa budaya membentengi tersebut, karena hubungannya dengan nilai

sakral yang dianut dalam pembentukan dunia kehidupan pribadinya (micro

spatial), yang diatur menurut urutan yang bersifat mistis.

Ada tiga aspek yang melatarbelakangi perwujudan pagar yaitu: manusia,

keadaan fisik lingkungan dan peraturan perundang-undangan.

a) Aspek manusia sebagai individu yang ingin membatasi wilayahnya (konsep

batas pemagaran), atau untuk mewujudkan status simbol sebagai ekspresi

pribadinya.

b) Keadaan fisik lingkungan artinya mewujudkan kejelasan atas penguasaannya

berupa tanda tapal batas, atau untuk memberikan jarak tertentu dengan

tetangga.

c) Peraturan perundang-undangan adalah untuk melindungi legalitas hak milik

pribadi yang merupakan manifestasi yang jelas terhadap adanya dorongan

memiliki batas.

Wajah pagar sangat beraneka ragam, baik bentuk maupun bahannya. Ada

yang terbuat dari unsur olahan tangan manusia, ada pula yang merupakan karya

asli alam sendiri. Yang dituntut dari wajah pagar adalah mendekati keserasian

dengan lingkungannya, minimal mengikuti kriteria berikut:

Page 40: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

40 | S r i H a n d a y a n i

a) Ketinggian maksimal 1,2 m. bidang tembus pandang sebesar 60%, bidang

masif setinggi 0,5 m dari permukaan halaman.

b) Pemerataan ketinggian untuk mencapai pola yang ritmis.

c) Bidang tembus pandang sebagai aplikasi terhadap kontrol lingkungan,

ketertiban penghuni dan sifat keterbukaan, keramahan terhadap lingkungan.

8. Gazebo

Gazebo adalah bangunan peneduh/rumah kecil yang terdapat di suatu

lansekap untuk tempat istirahat dan menikmati suasana sekitar. Sedangkan,

bangku taman adalah bangku panjang yang disatukan dengan tempat duduknya

dan ditempatkan di gazebo atau tempat-tempat teduh untuk istirahat atau

menikmati suasana sekeliling. Gazebo hanya mungkin dibuat untuk lansekap

dengan lahan yang luas. Bentuknya dapat dirancang disesuaikan dengan bentuk

bangunan utama, atau bila ingin dianggap sebagai aksen, dapat dibuat kontras

meniru gaya khusus misalnya “art nouveau”, gaya kolonial atau tradisional

seperti saung, joglo, dan lain sebagainya.

Bahan untuk pembuatan gazebo dan bangku taman tidak perlu mewah,

tetapi penekanannya pada nilai keindahan, kenyamanan, kesederhanaan dalam

suasana santai, akrab dan tidak resmi.

Bangunan gazebo bisa terbuat dari bambu, kayu besi, kayu bangunan

sederhana lainnya, yang penting kuat dan tahan lama. Atapnya dapat

bermacam-macam, mulai dari genting, asbes, ijuk, alang-alang, rumbia dan

bahan-bahan lain yang berkesan sederhana.

Page 41: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

41 | S r i H a n d a y a n i

9. Bangku Taman

Demikian halnya pada bangku taman dapat bermacam-macam bahan

dengan bentukan yang sederhana.

Page 42: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

42 | S r i H a n d a y a n i

10. Lampu Taman

Lampu taman merupakan salah satu elemen utama sebuah lansekap dan

digunakan untuk menunjang suasana di malam hari. Lampu yang dikreasikan

mampu menampilkan berbagai macam permainan bentuk dan warna yang

hidup. Efek bayangan lampu juga merupakan pertimbangan dalam menunjang

lingkungan yang indah. Permainan air mancur yang dipadukan dengan warna

sinar lampu, sehingga berwarna-warni menambah indahnya suasana.

Lampu dibedakan atas dua fungsi, yaitu sebagai penerang lingkungan dan

sebagai estetika. Sebagai penerang lingkungan, dia harus memberikan suasana

terang di malam hari, agar terkesan aman sehingga bebas dari rasa takut.

Sebagai estetika, lampu taman, terutama dikreasikan untuk mendapatkan

keindahan. Keindahan ini diperoleh dari bentuk lampu yang antik atau

geomteris, dari rangkaian lampu dengan bentuk yang bermacam-macam, dari

permainan lampu yang dinamis atau permainan lampu yang dipadukan dengan

kolam dan air mancur, serta masih banyak kreasi lain yang bisa dimunculkan.

Refleksi cahaya lampu pada bangunan dan taman juga dapat memunculkan

keindahan. Kesan-kesan tertentu akan muncul dari permainan refleksi cahaya

lampu ini.

Page 43: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

43 | S r i H a n d a y a n i

11. Pergola

Pergola adalah rangka-rangka yang dibuat untuk menyangga dan

merambatkan tanman yang dengan kerapatannya mampu memberikan

keteduhan di bawahnya. Tanaman yang merambat disebut sebagai tanaman

pergola. Jenisnya bermacam-macam, demikian pula nilai estetikanya.

Keindahan dapat muncul dari sulur-sulur/ akar-akaran yang menggelantung

rapat atau dapat juga dipotong rata, dari kesejukan lingkungannya yang alami,

dari bunga atau tekstur daun yang lembut.

Pergola dapat digunakan pada teras, jalan penghubung antar ruang, antar

lokasi atau sebagai tempat berteduh yang menggantikan fungsi gazebo.

Page 44: Elemen-elemen pendukung lansekap

| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3

44 | S r i H a n d a y a n i

12. Bangunan Gedung

Lansekap biasanya dibuat untuk menunjang penampilan suatu bangunan,

termasuk bangunan gedung. Gaya arsitektur bangunan gedung bermacam-

macam. Yang perlu dipahami adalah sebagai berikut:

a) Antara bangunan dan ruang-luar-nya harus merupakan satu kesatuan

penampilan.

b) Pemahaman nilai-nilai bentuk dan garis pada bangunan untuk

menyelaraskannya dengan penampilan lansekap.

c) Pemahaman bagian-bagian bangunan dalam hubungannya dengan lansekap,

karena lansekap memang melengkapi fungsi dan estetika bangunan sehingga

bagus dipandang baik dari luar maupun dari dalam bangunan.

d) Memanfaatkan bagian bangunan dalam penampilan lansekap sehingga

benar-benar tidak ada pemisahan antara bangunan dan ruamg luar.