Elektroplating Nickel

64
PERBEDAAN BERAT HASIL PELAPISAN NIKEL AKIBAT PENGGUNAAN LAPISAN DASAR Cu DAN TANPA LAPISAN DASAR Cu DENGAN VARIASI WAKTU PADA BAHAN BAJA KARBON RENDAH Skripsi Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Nama : Dwi Prayitno NIM : 5214982018 Program Studi : Pendidikan Teknik mesin / S1 Jurusan : Teknik Mesin FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

Transcript of Elektroplating Nickel

Page 1: Elektroplating Nickel

PERBEDAAN BERAT HASIL PELAPISAN NIKEL AKIBAT PENGGUNAAN LAPISAN DASAR Cu DAN

TANPA LAPISAN DASAR Cu DENGAN VARIASI WAKTU PADA BAHAN BAJA KARBON RENDAH

Skripsi

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1

Untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nama : Dwi Prayitno

NIM : 5214982018

Program Studi : Pendidikan Teknik mesin / S1

Jurusan : Teknik Mesin

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

Page 2: Elektroplating Nickel

ii

ii

ABSTRAKSI

Dwi Prayitno, 2006 “Perbedaan Berat lapisan Nikel Akibat

Penggunaan Lapisan Dasar Cu dan Tanpa Lapisan Dasar Cu Dengan Variasi Waktu Pada bahan Baja Karbon Rendah”. Semarang Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan berat hasil pelapisan nikel akibat penggunaan lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu dengan variasi waktu pada bahan baja karbon rendah secara electroplating.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Obyek eksperimen pada penelitian ini adalah plat baja karbon rendah berbentuk O ring dengan volume sebesar 213,7 mm3. Penelitian ini melalui beberapa tahapan yaitu, persiapan eksperimen dan pelaksanaan eksperimen. Persiapan eksperimen meliputi persiapan benda kerja, pembersihan benda kerja, serta pengukuran keasaman. Obyek penelitian ini adalah baja karbon rendah. Dalam penelitian ini masing-masing terdapat 5 kombinasi perlakuan waktu pencelupan yaitu 3 menit, 6 menit, 9 menit, 12 menit, 15 menit. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah rectifier, stop watch, neraca digital. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis varians dua arah sebagai uji hipotesisnya dan uji pendahuluan menggunakan uji normalitas Lieliefors dan uji homogenitas dengan uji Bartlett. Data diperoleh dari selisih hasil berat dengan menggunakan Analisis varians dua arah dengan taraf signifikasi sebesar 5%.

Hasil didapat disimpulkan bahwa ada perbedaan barat hasil pelapisan nikel akibat penggunaan lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu dengan variasi waktu pada bahan baja karbon rendah dengan taraf signifikasi sebesar 5%. Proses pelapisan nikel dengan menggunakan metode electroplating untuk bahan baja karbon rendah sebaiknya dilakukan proses lapis tembaga (Cu) terlebih dahulu baru kemudian dilakukan proses lapis nikel.

Page 3: Elektroplating Nickel

iii

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto :

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila

kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah urusan yang lain,

dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap”.

(QS. A Lam Nasyrah, 94)

Persembahan :

Karya ini kupersembahkan untuk :

Ayah bundaku yang selalu mendoakan dan

melimpahkan kasih sayang untukku.

Page 4: Elektroplating Nickel

iv

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga proses penelitian sekaligus

penulisan skripsi dengan judul “Perbedaan Berat Lapisan Nikel Akibat

Penggunaan Lapisan Dasar Cu Dan Tanpa Lapisan Dasar Cu Dengan Variasi

Waktu pada Bahan Baja Karbon Rendah”.

Skripsi ini disusun sebagai syarat mengikuti ujian akhir guna memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan, pada jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak

penelitian ini tidak akan terlaksana dengan baik. Oleh sebab itu, dengan segenap

kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Soesanto, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Pramono, M.Pd, Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri

Semarang.

3. Drs. Murdani, M.Pd, dosen pembimbing I yang dengan sabar membinbing,

mengarahkan dan memotivasi penulis.

4. Bapak Hadromi, M.T, selaku pembing II yang telah meluangkan waktu

dengan sabar memberikan petunjuk serta pengarahan dalam penyusunan

skripsi ini.

5. Bapak Sriyanto S.Pd, Pimpinan CV. BRAVO BARITO ELEKTROPLATING.

Page 5: Elektroplating Nickel

v

v

6. Ayah-Bundaku serta saudaraku semua yang selalu mendoakan dan

melimpahkan kasih sayangnya.

7. Teman-temanku, dr. Tyas Ayu, bangkit, Puguh, Rinno, Adji, Anton, Soleh,

Rina, Arif, Rahmat, Amrih, Yuwanto.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam terselesaikannya skripsi ini.

Tidak ada sesuatu yang dapat penulis berikan kepada mereka semua selain

doa semoga Allah SWT membalas semua yang telah mereka berikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tak luput dari kekurangan,

cela dan kesalahan. Untuk itu segala kritik dan saran akan penulis terima dengan

besar hati. Namun demikian, terkandung harapan bahwa skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Semarang, Februari 2006

Penulis

Page 6: Elektroplating Nickel

vi

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………….…….i

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….…..ii

ABSTRAKSI………………………………………………………...…….iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………….….iv

KATA PENGANTAR…………………………………………………..….v

DAFTAR ISI…………………………………………………………..….vii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………...…….ix

DAFTAR TABEL……………………………………………………….…x

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………....xi

BAB I PENDAHULUAN………………………………………….1

A. Latar Belakang………………………………………….1

B. Permasalahan…………………………………………...3

C. Tujuan…………………………………………………..4

D. Manfaat…………………………………………………4

E. Penegasan Istilah……………………………………….4

F. Sistematika Skripsi……………………………………..6

BAB II LANDASAN TEORI………………………………………8

A. Pelapisan Logam………………………………………..8

1. Pengertian Electroplating…………………………..8

2. Dasar Teori Dan Prinsip kerja Electroplating…...…9

3. Proses Dan Peralatan lapis Listrik………………..12

B. Kuat Arus…………………………………………….24

C. Anoda-Katoda………………………………………..25

D. Hasil Pelapisan………………………………………..26

E. Kerangka Berfikir……………………………………..28

Page 7: Elektroplating Nickel

vii

vii

F. Hipotesis………………………………………………29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………..31

A. Populasi dan Sampel………………………………….31

B. Variabel Penelitian……………………………………31

1. Variabel Bebas…………………………………….31

2. Variabel terikat……………………………………32

3. Variabel Kontrol…………………………………..33

C. Alat dan Bahan penelitian……………………………..33

D. Prosedur Penelitian……………………………………34

E. Metode Analisis Data…………………………………41

1. Uji Pendahuluan…………………………………..41

a. Uji Homogenitas……………………………...41

b. Uji Normalitas………………………………...42

2. Uji Hipotesis……………………………………...43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………..48

A. Hasil Penelitian………………………………………..48

1. Data Penelitian…………………………………….48

2. Diskripsi data……………………………………..50

3. Analisis Data……………………………………....51

B. Pembahasan…………………………………………...54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………..58

A. Kesimpulan…………………………………………...58

B. Saran…………………………………………………..58

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….59

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………….60

Page 8: Elektroplating Nickel

viii

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar 1. Skema Susunan Peralatan Electroplating …………………….11

Gambar 2. Rangkaian Sistem pelapisan Secara Electroplating ………….13

Gambar 3. Rectifier ………………………………………………………17

Gambar 4. Bak Plating……………………………………………………20

Gambar 5. Rak…………………………………………………………….21

Gambar 6. Alur proses pelaksanaan eksperimen………………………….35

Gambar 7. Grafik penambahan berat lapisan……………………………..50

Page 9: Elektroplating Nickel

ix

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Model tabulasi data hasil pengamatan…………………………...37

Tabel 2. Lembar pencatat hasil pengukuran………………………………40

Tabel 3. Persiapan harga-harga yang diperlukan………………………….41

Tabel 4. Rancangan hasil analisa data...…………………………………..46

Tabel 5. Data hasil pelapisan……………………………………..………49

Tabel 6. Tabel hasil uji normalitas…….…………………………………52

Tabel 7. Tabel hasil uji dengan ANAVA dua jalan…………………...…53

Page 10: Elektroplating Nickel

x

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Uji Normalitas Data…………………………………………60

Lampiran 2. Uji Homogenitas Data……………………………………….63

Lampiran 3. Analisis varians Dua jalan…………………………………...64

Lampiran 4. Foto Penelitian………………………………………………68

Lampiran 5. Surat Keterangan Penelitian…………………………………70

Lampiran 6. Data Hasil pengukuran Berat lapisan Nikel…………………71

Page 11: Elektroplating Nickel

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan industri dan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, penggunaan logam tidak bisa dipisahkan dari

kehidupan manusia. Dengan demikian logam harus tampil sesuai dengan

kondisi yang dibutuhkan, misalnya untuk penggunaan logam untuk berbagai

perhiasan, maka logam harus tampil indah dan menarik. Untuk peralatan

rumah tangga harus kuat dan awet, dan seterusnya. Atas dasar tersebut,

dibutuhkan suatu upaya untuk mempercantik maupun melindungi logam dari

bahaya kerusakan atau korosi.

Kata korosi berasal dari bahasa latin “corrodere” yang artinya

perusakan logam atau berkarat. Korosi adalah proses degradasi perusakan

material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekililingnya. Yang

dimaksud pengaruh disekelilingnya dapat berupa udara atau sinar matahari,

embun, air tawar, air laut, air sungai, air tanah, air kapur, dan tanah pasir

berbatu-batu. (Rachmat Supardi, 1997 :1).

Untuk menanggulangi terjadinya bahaya korosi berarti memperkecil

pula kemungkinan terjadinya suatu kerugian. Agar logam tidak mudah rusak

yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan maupun korosi, maka perlu dicari

cara untuk melindunginya. Salah satu cara yang digunakan untuk melakukan

perlindungan terhadap korosi adalah dengan memberikan lapisan pelindung

Page 12: Elektroplating Nickel

2

dari logam. Pelapisan logam dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu

secara pelelehan, semprot, endap, vakum, sherazing, rich coating, dan

electroplating (Saleh, A. Arsianto. 1995:5).

Untuk melindungi logam dengan proses electroplating dibutuhkan

listrik arus searah (DC), elektrolit yang disesuaikan dengan lapisan yang akan

diinginkan, logam pelapis (anoda), dan benda kerja yang akan dilapis (katoda).

Didunia indutri ada beberapa macam logam pelapis yang sering digunakan

dalam proses pelapisan secara elektroplating, yaitu tembaga (Cu), Nikel (Ni),

dan krom (Cr).

Nikel merupakan logam yang banyak digunakan dalam industri

pelapisan logam. Nikel mempunyai sifat tahan terhadap korosi, memiliki

kekuatan dan kekerasan yang cukup, keliatan yang baik, serta memiliki daya

hantar listrik yang baik. Nikel berwarna putih keperak-perakan, berkristal

halus, sehingga apabila dipoles akan tampak rupa yang indah dan mengkilap.

Pada proses electroplating terutama pada pelapisan nikel, untuk

mendapatkan hasil pelapisan yang baik memerlukan kondisi yang sesuai.

Diantara kondisi tersebut adalah penentuan waktu proses pelapisan dan

penggunaan lapisan dasar. Misalnya untuk penentuan waktu yang digunakan

bervariasi tentu memberi hasil yang bervariasi begitu pula dengan pengunaan

lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu tentu akan memberikan hasil yang

berbeda. Cacat yang dapat timbul pada hasil pelapisan antara lain permukaan

berwarna, timbul bintik-bintik, dan permukaan kasar.

Page 13: Elektroplating Nickel

3

Untuk mengetahui berat hasil pelapisan nikel akibat penggunaan

lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu dengan variasi waktu maka perlu

untuk melakukan penelitian.

B. Permasalahan

Dari latar belakang tersebut, maka muncul permasalahan sebagai

berikut :

1. Seberapa besar perbedaan berat hasil pelapisan nikel akibat penggunaan

lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu pada bahan baja karbon

rendah ?

2. Seberapa besar perbedaan berat pelapisan nikel akibat variasi waktu pada

bahan baja karbon rendah ?

3. Sejauh mana perbedaan berat hasil pelapisan nikel akibat penggunaan

lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu dengan variasi waktu pada

bahan baja karbon rendah ?

C. Tujuan Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai peneliti adalah

1. Mengetahui perbedaan berat hasil pelapisan nikel akibat penggunaan

lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu pada bahan baja karbon

rendah.

2. Mengetahui perbedaan berat hasil pelapisan nikel akibat variasi waktu

pada bahan baja karbon rendah.

3. Mengetahui perbedaan berat hasil pelapisan nikel akibat penggunaan

lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu dengan variasi waktu pada

bahan baja karbon rendah.

Page 14: Elektroplating Nickel

4

D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini selesai adalah memberi

masukan berupa sumbangan pemikiran dan informasi kepada masyarakat

teknik, serta lembaga pendidikan teknik khususnya yang menggeluti bidang

pelapisan logam.

E. Penegasan Istilah

1. Berat

Menurut KBBI, berat adalah daya yang ada atau timbul dari

sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak dengan satuan

atau perbuatan seseorang.

2. Hasil pelapisan nikel

Hasil adalah sesuatu yang dibuat atau dijadikan (Poerwadarminta,

1989 : 348). Yang dimaksud hasil pelapisan nikel dalam penelitian ini

adalah berat yang terbentuk yaitu berat setelah dilapisi nikel tanpa pelapis

dasar Cu dengan berat pelapisan nikel tanpa pelapis dasar Cu.

3. Lapisan dasar

Lapisan dasar adalah jenis lapisan pada proses pelapisan yang

mempunyai fungsi sebagai dasar bagi tahapan proses pelapisan utama.

4. Waktu

Menurut Ensiklopedi Indonesia, adalah suatu konsep yang

berkenaan dengan urutan dan lamanya peristiwa-peristiwa. Dalam hal ini

waktu pelapisan dihitung mulai dari benda tersebut dimasukkan ke dalam

Page 15: Elektroplating Nickel

5

larutan untuk dilakukan proses pelapisan sampai benda tersebut di angkat

dari larutan.

5. Baja karbon rendah

Adalah jenis baja dengan kadar karbon antara 0,1 % - 0,3 %

mempunyai sifat liat dan mudah di tempa. (Bagyo Sucahyo, 1999 : 55).

6. Cu (tembaga)

Cu atau tembaga adalah logam pelapis dasar.

F. Sistematika Skripsi

Untuk memudahkan dan memperjelas pembaca dalam mempelajari

penulisan skripsi ini maka disusun sistematika skripsi sebagai berikut :

1. Bagian pendahuluan yang berisi halaman judul, halaman pengesahan,

halaman abstrak, halaman motto dan persembahan, halaman kata

pengantar, halaman daftar label, halaman daftar gambar dan halaman

daftar lampiran.

2. Bagian isi terdiri dari :

Bab I Pendahuluan yang memuat tentang latar belakang,

permasalahan, tujuan, manfaat, penegasan istilah, dan sistematika

penulisan skripsi.

Bab II landasan teori dan hipotesa berisi tentang tinjauan

electroplating, tinjauan tentang variasi waktu, tinjauan tentang

penggunaan pelapisan dasar Cu dan tanpa pelapis dasar Cu, hasil

pelapisan, kerangka berfikir dan hipotesis yang merupakan jawaban

sementara dari permasalahan.

Page 16: Elektroplating Nickel

6

Bab III Metode penelitian memuat tentang sampel (spesimen) yang

digunakan, variabel penelitian, prosedur penelitian dan analisis data.

Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang

pembahasan dari hasil penelitian.

Bab V Kesimpulan dan saran membahas tentang kesimpulan hasil

analisis data dan berisi saran-saran yang berhubungan dengan maksud dan

tujuan penulisan.

3. Bagian penutup skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 17: Elektroplating Nickel

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pelapisan logam

1. Pengertian electroplating

Pelapisan secara listrik electroplating adalah elektrodeposisi

pelapisan/coating logam melekat ke elektroda untuk menjaga substrat dengan

memberikan permukaan dengan sifat dan dimensi berbeda dari pada logam

basisnya tersebut (Anton J. H dan Tomijiro K. 1995 : 25), sedangkan

pengertian electroplating yang lain adalah suatu proses pengerjaan permukaan

material baik logam maupun bukan logam dan upaya meningkatkan sifat-sifat

material tersebut (Saleh, A. Arsianto, 1995 : 3). Sifat-sifat yang akan

ditingkatkan adalah penggabungan sifat-sifat seperti berikut :

a. Daya tahan korosi (corrosion resistence)

b. Tampak rupa (appearance)

c. Daya tahan gores / aus (abrasion resistence)

d. Harga / nilai (value)

e. Mampu solder (solderability)

f. Karet pengikat (bonding of rubber)

g. Daya kontak listrik (electrcal contact resistence)

h. Mampu pantul / bias cahaya (reflectivity)

i. Penyebaran rintangan (diffusion barrier)

j. Mampu sikat kawat (wive bondability)

Page 18: Elektroplating Nickel

8

k. Daya tahan temperatur tinggi (high temperature resistence)

2. Dasar teori dan prinsip kerja electroplating

Bila arus listrik searah (DC) dialirkan antara kedua elektroda anoda

dan katoda dalam larutan elektrolit dengan waktu proses pelapisan yang telah

ditentukan maka pada anoda terjadi oksidasi sehingga akan terbentuk ion-ion

positif, pada larutan elektrolit terjadi elektrolisis garam-garam logam. Anoda

yang telah mengalami oksidasi meluruh dan larut dalam larutan elektrolit.

Anoda yang meluruh menggantikan ion logam dalam larutan elektrolit yang

ditarik oleh elektroda negatif (katoda). Dengan adanya hal tersebut akan

terbentuk endapan pada katoda yang berupa berat lapisan.

Contoh plat baja yang akan dilapisi nikel, berarti sebagai anoda adalah

nikel dan plat sebagai katoda, sedangkan sebagai larutan elektrolit yang

digunakan adalah garam logam nikel sulfat (NiSO4). Karena pada anoda dan

katoda terjadi perbedaan potensial setelah dialiri listrik, maka logam nikel

akan teroksidasi menjadi ion logam bermuatan positif (Ni2+), ion logam nikel

(Ni2+) dari anoda larut dalam larutan untuk menggantikan ion logam nikel

(Ni2+) dari garam logam NiSO4 yang telah terelektrolisis menjadi Ni2+ dan

SO42- dan tertarik ke katoda untuk membentuk lapisan nikel.

Page 19: Elektroplating Nickel

9

NiSO4

Katoda Anoda

Ni2+

Ni2+

H+

Ni2+ SO42- SO4

2-

H+ H2O

Ni2+ H+

OH-

H2 H+ OH O2

Reaksi yang terjadi selama proses pelapisan berlangsung :

Ni Ni2+ + 2e (Oksidasi pada anoda)

NiSO4 Ni2+ + SO42- (Elektrolisis garam logam)

Ni2+ + SO42- NiSO4 (Penggantian ion pada larutan)

Ni2+ + 2e Ni (Reduksi logam)

Prinsip kerja electroplating sama dengan proses elektrolisa yang merupakan

suatu rangkaian yang terdiri dari rectifier (sumber arus searah), anoda, katoda

(benda kerja), larutan elektrolit (Saleh, A. Arsianto, 1995 : 10). Rangkaian

disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah sistem sebagai berikut :

1. Anoda (pelapis) dihubungkan pada kutub positif sumber arus listrik

2. Katoda (benda kerja) dihubungkan pada kutub negatif sumber arus listrik.

3. Anoda dan katoda dicelupkan ke dalam bak atau bejana yang berisi larutan

elektrolit.

Page 20: Elektroplating Nickel

10

4.

+ - 1. sumber arus listrik 2. Ampermeter 3. Voltmeter 4. Katoda 5. Anoda 6. Larutan elektrolit

Gambar 1. Skema susunan peralatan electroplating (Anton JH dan Tomijiro K. 1995 : 25)

Berat logam yang melapisi besi dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

Wh = W1 - W0

Dengan W0 = berat logam besi awal sebelum dilapisi

W1 = berat logam besi akhir sesudah dilapisi

Wh = berat lapisan

Secara teoritis berat logam yang melapisi besi dalam proses electroplating

dapat ditentukan dari persamaan Faraday.

5. Proses dan Peralatan Lapis Listrik

a. Proses lapis listrik

Secara garis besar proses lapis listrik dapat dikelompokkan menjadi

tiga tahap pengerjaan, yaitu :

1) Proses pekerjaan awal (Pretreatment)

Langkah awal sebelum melakukan proses lapis listrik, permukaan

benda kerja dibersihkan terlebih dahulu dari segala macam kotoran baik yang

Page 21: Elektroplating Nickel

11

bersifat organik, maupun anorganik seperti kerak, lemak, sisa minyak dan

kotoran pengikut lainnya supaya logam pelapis dapat menempel sempurna.

Teknik pengerjaan pembersihan ini sangat bergantung dari jenis pengotornya,

namun secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a) Pembersihan secara mekanik

Pekerjaan ini bertujuan untuk menghaluskan permukaan dan

menghilangkan goresan-goresan serta kotoran yang melekat pada benda

kerja. Untuk menghilangkan dengan menggunakan gerinda, sedangkan

untuk menghaluskan permukaan dengan menggunakan proses buffing.

b. Pencucian dengan pelarut (solvent)

Proses ini bertujuan untuk membersihkan lemak, minyak garam, dan

kotoran-kotoran lain dengan pelarut organik.

c. Pembersihan dengan alkalin (degreasing)

Pekerjaan ini bertujuan untuk membersihkan benda kerja dari lemak dan

minyak yang direndamkan kedalam larutan alkalin

d. Pencucian dengan asam (pickling)

Pencucian dengan asam bertujuan untuk membersihkan permukaan benda

kerja dari oksida atau karat secara kimia melalui perendaman. Larutan

asam ini terbuat dari pencampuran air bersih dengan asam pekat yaitu

asam klorida (HCL), asam sulfat (H2SO4), asam sulfat dan asam fluorida

(HF). (Saleh, A. Arsianto, 1995 : 22 – 25).

2) Pelapisan Logam

Page 22: Elektroplating Nickel

12

Setelah benda kerja bersih dan bebas dari kotoran yang menempel,

maka benda kerja tersebut telah siap untuk dilapisi dengan proses

electroplating. Rangkaian sistem pelapisan secara electroplating dapat dilihat

pada gambar berikut:

Rectifier

B

Bak plating

Gambar 2. Rangkaian sistem pelapisan secara electroplating.

Keterangan gambar

1. Rectifier

2. Batang tembaga, tempat gantungan anoda dan katoda

3. Keranjang tempat anoda

4. Rak

5. Barang yang akan dilapisi (katoda)

6. Bak plating, tempat cairan elektrolit

7. Larutan elektrolit

Page 23: Elektroplating Nickel

13

Kondisi operasi yang perlu di perhatikan karena menentukan berhasil

tidaknya proses pelapisan dan mutu lapisan yang dihasilkan antara lain :

a. Kuat arus

Kuat arus dapat diubah-ubah, bila makin tinggi kuat arus maka makin

meningkat kecepatan saat pelapisan dan akan memperkecil ukuran atau

bentuk kristalnya. Tetapi bila kuat arus yang mengalir terlalu tinggi, maka

akibatnya pelapisan akan menjadi kasar, bersisik dan berwarna hitam atau

terbakar. Kuat arus yang digunakan sebesar 10 A.

b. Tegangan

Tegangan yang digunakan biasanya konstan sehingga dapat dikatakan

variabelnya hanya kuat arus saja. Maksudnya, bila luas permukaan benda

bervariasi, maka arus yang disesuaikan dengan ketentuan tersebut.

Tegangan yang digunakan dalam penelitian sebesar 6 volt.

b) Temperatur larutan

Temperatur larutan dapat mempengaruhi karat lapisan. Kenaikan

temperatur larutan akan berakibat bertambahnya ukuran butir kristal. Bila

temperatur larutan tinggi, daya larutnya akan bertambah besar dan terjadi

penguraian garam logam yang menjadikan tingginya konduktifitas serta

bertambahnya mobilitas ion logam, tetapi viskositas larutan larutan

menjadi berkurang, sehingga endapan ion logam pada katoda akan lebih

cepat bersirkulasi. Temperatur yang dipakai 60 0 C (BBPILM, 1994 : 15).

c) Keasaman (pH) larutan

Page 24: Elektroplating Nickel

14

Derajat keasaman (pH) larutan harus terkontrol agar kemampuan larutan

elektrolit dalam menghasilkan lapisan tetap baik. Pada larutan yang

bersifat basa pH larutan berkisar 8 – 9, sedangkan larutan yang bersifat

asam nilai pH larutannya berkisar 1 – 5. Untuk mengetahui besarnya pH

digunakan pH colorimeter. Untuk mengatur nilai pH agar sesuai dengan

keinginan digunakan sodium atau Potasium Hydroksida pada larutan yang

bersifat basa dan Asam sulfat pada larutan yang bersifat asam.

3) Proses pengerjaan akhir

Setelah benda kerja dilakukan proses pelapisan secara electroplating,

kemudian dibilas dengan air dan dikeringkan di bawah sinar matahari atau

oven. Namun ada juga benda kerja yang memerlukan pengerjaan lebih lanjut

sebelum dipasarkan, seperti di beri lapisan pelindung kromat dan lapisan

pelindung transparan yaitu lequar.

b. Peralatan lapis listrik

Peralatan yang biasa digunakan dalam proses electroplating adalah

sebagai berikut :

1) Rectifier

Rectifier, berfungsi sebagai sumber arus searah (DC) dan penurun

tegangan. Ada dua macam rectifier yang dikenal pada industri-industri

lapis listrik, yaitu Rectifier Selenium dan Rectifier Silikon. Rectifier

Selenium dipakai untuk proses lapis listrik, karena tegangan yang

dihasilkan rendah antara 6 – 12 volt dan jumlah arus listrik relatif rendah

sekitar 10 – 20 A. Sedangkan Rectifier Silikon dapat digunakan untuk

Page 25: Elektroplating Nickel

15

proses lapis listrik dengan tegangan mencapai 250 volt dan jumlah arus

mengalir mencapai 100 – 400 A.

Gambar 3. Bentuk Rectifier

Page 26: Elektroplating Nickel

16

Selain kedua jenis tersebut diatas ada lagi jenis rectifier yang lain,

yaitu : Rectifier Copper Oksida, Rectifier Copper Sulfida dan Rectifier

Germanium. Untuk mengurangi panas yang berlebihan, rectifier perlu

dilengkapi dengan pendingin berupa : konveksi udara biasa (tanpa

menggunakan blower atau pendingin sejenisnya), tenaga blower, sirkulasi

oli air, serta air dan udara.

Dari segi operasional perawatan dan pemeliharaan perlu

diperhatikan bahwa rectifier selenium dapat dioperasikan terus menerus

pada kapasitas maksimal bila panas yang ditimbulkan tidak berlebihan.

Kerusakan yang terjadi pada rectifier ini bukan disebabkan oleh arus

listrik yang mengalir, namun oleh panas yang berlebihan. Faktor lain yang

dapat merusak rectifier adalah korosi dan macetnya komponen listrik

seperti terjadinya hubungan singkat, rangkaian putus dan sebagainya.

2) Bak plating

Bak plating, berfungsi sebagai wadah penampung larutan elektrolit.

Pemilihan bahan bak tergantung dari jenis dan kondisi larutan yang

ditampung atau dengan kata lain bak plating harus mempunyai persyaratan

sebagai berikut :

a) Tahan terhadap korosi yang ditimbulkan oleh larutan.

b) Tahan terhadap temperatur larutan.

c) Tidak mencemari larutan yang ditampung.

Untuk memenuhi persyaratan tersebut diatas. Bak plating harus dilining,

yaitu dilapisi dengan material lain yang mampu melindungi dinding bak

Page 27: Elektroplating Nickel

17

dari berbagai macam kemungkinan tersebut diatas. Dalam merancang

suatu bentuk bak, selain memperhatikan bahan perlu juga diperhatikan

konstruksinya yaitu dengan menyesuaikan bentuk dan ukuran benda kerja

yang akan dilapisi. Bentuk bak menurut dasarnya (bottom) ada dua

macam, bentuk dasar persegi (rectangular) dan bentuk dasar bundar

(circular).

Selain itu yang tidak kalah pentingnya dalam merancang bak

plating adalah dudukan (support), bibir (rims), penguat dan dasar (bottom).

Dudukan bak diperlukan untuk menghindari bak dari kontak langsung

dengan lantai, sehingga kemungkinan terjadinya kerusakan pada bak

akibat basahnya lantai dapat diminimalkan. Bibir bak plating diperlukan

sebagai penguat bak sehingga tepinya lebih kaku dan berfungsi juga

sebagai dudukan barang tempat menggantung anoda dan rak ataupun

benda kerja. Penguat diperlukan untuk menjaga agar bak tidak cembung

akibat tekanan larutan yang tertampung dalam bak. Penguat biasanya

dipasang pada pinggang bak, sejajar dengan bibir bak dasar bak sebaiknya

direncanakan sedemikian rupa, sehingga memudahkan dalam pengerjaan

pembersihan atau pengeringan larutan, biasanya dasar bak direncanakan

miring atau bercelah, bentuk-bentuk bak dapat dilihat pada gambar 4.

Page 28: Elektroplating Nickel

18

Gambar 4. Bentuk bak celah tunggal dan celah banyak

3) Rak

Rak berfungsi sebagai alat untuk menggantung benda kerja dan

penghantar listrik saat proses electroplating berlangsung. Untuk

menentukan rapat arus yang akan dialirkan, bentuk, ukuran serta bahan rak

perlu diketahui dan dirancang sedemikian rupa, sehingga kuat menahan

beban dalam keadaan dialiri arus listrik serta tidak menimbulkan panas

yang berlebihan baik pada benda kerja maupun pada rak itu sendiri.

Dibawah ini beberapa bentuk model rak yang digunakan dalam

electroplating.

Page 29: Elektroplating Nickel

19

Gambar 5. Bentuk-bentuk rak

Ukuran dan jumlah titik kontak yang terbuka antara benda kerja

dan rak dibuat sekecil mungkin, karena bila terlalu besar akan tampak

bekas gantungan pada benda kerja, hal ini akan berdampak pada turunnya

kualitas lapisan. Penempatan benda kerja pada rak, usahakan agar tidak

menimbulkan gas disekitar bagian yang terbuka, distribusi arus yang baik

dapat mencegah penumpukan udara / gas. Konstruksi rak harus mudah

dipindahkan dari dalam bak. Setiap operasi pembersihan, pembilasan dan

setelah pelapisan selesai. Usahakan panjang rak setelah di tempati benda

kerja tidak lebih dari 15 cm dari dasar bak, 12,5 cm dari sisi bak dan

usahakan posisinya terendam sekurang-kurangnya 5 – 8 cm dari

permukaan larutan.

4) Barrel

Barrel, berfungsi sebagai tempat menampung barang atau benda

kerja yang akan dilapisi juga sebagai agitasi larutan dalam usaha

menghindari penumpukan suatu unsur. Putaran barrel menyebabkan

Page 30: Elektroplating Nickel

20

sirkulasi larutan berjalan sempurna, sehingga mencegah terjadinya

penimbunan udara pada benda kerja. Barrel digunakan untuk pelapisan

produk-produk yang berukuran kecil, misalnya baut, mur, dan lain-lain.

Bentuk dan ukuran barrel mempunyai standar tertentu sesuai dengan

kapasitas dan ukuran benda kerja yang akan dilapisi.

5) Pelapisan Nikel

Nikel merupakan logam plating yang paling peka responnya atas

aditif-aditif bak platingnya. Nikel terutama dilapiskan ke barang-barang besi,

baja, perunggu, seng, plastik, juga alumunium sampai magnesium, baru

sesudahnya dilapiskan krom tipis saja. (Rachmat Supardi, 1997 : 51).

Pelapisan nikel mempunyai banyak pengembangan untuk lapisan dasar

dari logam lainnya, karena pelapisan nikel tahan terhadap korosi, erosi dan

abrasi. Nikel paling banyak digunakan sebagai pelapis dekoratif dengan

ketebalan 5 – 40 mikro meter. Nikel mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari

logam lainnya diantara lain :

a. Warna putih mengkilap

b. Berat jenis 8,5

c. Titik cairnya 1450 0 C.

d. Memiliki bagian luar yang tertutup selaput oksid yang rapat dan liat, tahan

pengaruh udara sehingga bagian dalam sukar teroksidasi oleh oksigen.

e. Lebih keras dari Cu, tetapi mempunyai kekuatan yang sama dengan Cu.

f. Kerenggangan lebih kecil dari Cu.

Page 31: Elektroplating Nickel

21

Pengaturan komposisi larutan untuk proses lapis logam nikel

mengkilap (Bright).

1. Larutan pH rendah

NiSO4 : 330 g/l

NiCl2 : 45 g/l

H3BO3 : 30 g/l

Bright I : 2 ml/l

Bright M : 1,5 ml/l

Jadi untuk membuat 8 liter larutan pH rendah, dibutuhkan bahan-bahan

sebagai berikut :

NiSO4 : 330 g x 8 = 2640 g

NiCl2 : 45 g x 8 = 360 g

H3BO3 : 30 g x 8 = 240 g

Bright I : 2 ml x 8 = 16 ml

Bright M : 1,5 ml x 8 = 12 ml

2. Larutan pH tinggi

NiSO4 : 250 g/l

NiCl2 : 50 g/l

H3BO3 : 40 g/l

Bright I : 2 – 3 ml/l

Bright M : 1 –2 ml/l

Jadi untuk membuat 8 liter larutan pH tinggi, dibutuhkan bahan-bahan

sebagai berikut :

Page 32: Elektroplating Nickel

22

NiSO4 : 250 g x 8 = 2000 g

NiCl2 : 50 g x 8 = 400 g

H3BO3 : 40 g x 8 = 320 g

Bright I : 3 ml x 8 = 24 ml

Bright M : 2 ml x 8 = 16 ml

B. Kuat Arus

Kuat arus merupakan bilangan yang menyatakan jumlah arus listrik

yang mengalir melewati suatu penghantar tiap satuan waktu. Jumlah muatan

listrik yang mengalir tiap detik pada suatu penghantar dapat ditentukan

berdasarkan rumus sebagai berikut :

I = Q / t

Dimana Q = Banyak muatan listrik (Coulomb)

I = Kuat arus (ampere)

t = waktu (detik)

Arus listrik searah (DC) yang digunakan dalam penelitian ini berasal

dari rectifier, dimana alat tersebut dapat disetel keluarannya sesuai dengan

yang diinginkan dalam rancangan eksperimen. Besar kecilnya kuat arus sangat

mempengaruhi baik dan buruknya hasil pelapisan. Makin besar kuat arus,

makin meningkat kecepatan pelapisan dan dapat memperkecil ukuran atau

bentuk kristal. Tetapi apabila kuat arus terlalu tinggi akan mengakibatkan

seperti : lapisan tidak rata, permukaan berwarna (gosong), bintik-bintik dan

permukaan kasar.

Page 33: Elektroplating Nickel

23

C. Katoda-Anoda

1. Katoda

Katoda yaitu elektroda negatif yang pada padanya terjadi pelepasan

ion positif (reaksi reduksi). Pada proses electroplating kutub negatif

sumber arus berhubungan dengan katoda yaitu benda kerja yang akan

dilapisi logam. Pada proses kerjanya digunakan rak maupun barrel sebagai

penampung atau pengait benda kerja. Panjang rak setelah ditempati benda

kerja tidak boleh melebihi 15 cm dari dasar, 12,5 cm dari sisi bak, dan

harus terendam sekurang-kurangnya 5 – 8 cm dari permukaan larutan.

2. Anoda

Anoda untuk pelapisan nikel (Ni) digunakan nikel platt, nikel platt

biasanya berbentuk lempengan lebar dan digantung pada kawat tembaga

yang dihubungkan langsung dengan arus positif. Agar aliran arus listrik

lancar di anjurkan kawat tembaga dibersihkan sesering mungkin dengan

amplas email.

3. Mengatur jarak katoda-anoda

Jarak katoda-anoda yang digunakan yaitu 10 cm sebab apabila

terlalu dekat hasil pelapisan akan berwarna hitam (gosong) namun bila

terlalu jauh maka proses pelapisan akan terlalu lama dan hasil pelapisan

tidak merata.

D. Hasil Pelapisan

Hasil adalah sesuatu yang dibuat atau dijadikan (Poerwadarminto,

1989 : 348). Jadi yang dimaksud hasil pelapisan disini adalah hasil pelapisan

Page 34: Elektroplating Nickel

24

nikel yang diukur dengan berat. Berat dapat dihitung dengan cara menimbang

berat akhir (sesudah dilapisi) dikurangi berat awal (sebelum dilapisi), untuk

menimbang menggunakan neraca digital.

Dalam penelitian ini hasil pelapisan yang berat diperoleh dari

penimbangan dengan neraca digital yang dilakukan secara bertahap yaitu

sebelum benda dilapisi nikel dan sesudah benda dilapisi nikel, kemudian

diambil selisih dari berat setelah dilapisi nikel dikurangi berat sebelum dilapisi

nikel yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

ΔW = W1 + W0

keterangan

ΔW = Berat lapisan (gram)

W1 = Berat benda sebelum dilapisi nikel (gram)

W2 = Berat benda setelah dilapisi nikel (gram)

Untuk menggolongkan dan mengklasifikasikan hasil dari proses

pelapisan nikel kita bisa menggunakan indikator sebagai berikut :

a. Hasil pelapisan tidak baik, apabila :

Hasil pelapisan terdapat noda hitam (ion yang terbakar), logam pelapis

mudah atau sulit terlepas, tahan maupun tidak tahan terhadap goresan,

solder dan korosi.

b. Hasil pelapisan kurang baik, apabila :

Hasil pelapisan tidak terdapat noda hitam akan tetapi mempunyai

permukaan kasar, logam pelapis mudah terlepas, tidak tahan gores, tidak

mampu solder dan tidak tahan terhadap korosi.

Page 35: Elektroplating Nickel

25

c. Hasil pelapisan baik, apabila :

Hasil pelapisan tidak terdapat noda hitam, mempunyai permukaan halus

dan logam pelaps tidak mudah terlepas, tahan gores, mampu solder dan

tahan terhadap korosi.

d. Hasil pelapisan terbaik, apabila :

Hasil pelapisan tidak terdapat noda hitam, permukaan halus, hasil

pelapisan tebal dan logam pelapis tidak mudak terlepas, tahan gores, dan

tahan korosi.

E. Kerangka Berfikir

Pemakaian logam tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, baik

untuk peabot rumah tangga maupun komponen dalam konstruksi. Penggunaan

logam ini dikarenakan logam mempunyai kekuatan yang tinggi. Disamping itu

logam mudah difabrikasi dan dilas sehingga mudah dibentuk. Walaupun

logam banyak digunakan sebagai bahan konstruksi, bukan berarti logam

tersebut dapat digunakan selamanya karena suatu saat mutunya akan menurun

dan terjadi korosi.

Untuk menanggulangi bahaya korosi pada logam akibat proses

perusakan material yang terjadi disebabkan oleh pengaruh lingkungan di

sekelilingnya yang berupa sinar matahari, udara maupun air dapat dilakukan

dengan memberi lapisan nikel (Ni) dengan metode electroplating.

Melapisi besi dengan nikel (Ni) bertujuan agar benda kerja yang

dilapis tahan terhadap korosi, menambah daya tahan terhadap gesekan,

menambah kekarasan permukaan, memperbaiki penampilan logam atau sifat

Page 36: Elektroplating Nickel

26

dekoratif. Agar diperoleh pelapisan yang baik dan sempurna, maka yang perlu

diperhatikan dalam operasi adalah kondisi waktu atau lamanya proses

pelapisan, jarak anoda-katoda, kuat arus yang cocok, dan larutan yang sesuai.

Tiap satuan waktu arus listrik mengalir melewati suatu penghantar.

Jadi secara logika semakin lama waktu yang digunakan maka semakin banyak

pula arus yang mengalir pada suatu proses electroplating. Sedangkan

penggunaan lapisan dasar Cu dimaksudkan untuk lebih mempermudah proses

electroplating. Tanpa menggunakan lapisan dasar dalam proses elektroplating

nikel akan mengalami kesulitan sehingga proses kerja menjadi terganggu dan

hasil atau mutu lapisan tidak maksimal.

Penelitian ini akan mencoba bereksperimen dengan melakukan variasi

waktu pelapisan dan pengunaan lapisan dasar dan tanpa lapisan dasar, untuk

mengetahui apakah ada perbedaan berat hasil pelapisan nikel akibat

penggunaan lapisan dasar dan tanpa lapisan dasar dengan variasi waktu pada

bahan baja karbon rendah.

F. Hipotesis

Dari kerangka berfikir diatas menjadi dasar bagi peneliti untuk dapat

menarik beberapa hipotesis sebagai berikut :

1. Ada perbedaan berat hasil pelapisan nikel akibat penggunaan lapisan dasar

Cu dan tanpa lapisan dasar Cu pada bahan baja karbon rendah.

2. Ada perbedaan berat hasil pelapisan nikel akibat variasi waktu pada bahan

baja karbon rendah.

Page 37: Elektroplating Nickel

27

3. Ada perbedaan berat hasil pelapisan nikel akibat penggunaan lapisan dasar

Cu dan tanpa lapisan dasar Cu dengan variasi waktu pada bahan baja

karbon rendah.

Page 38: Elektroplating Nickel

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek dan Obyek Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto. S, 1993 :

102). Subyek dalam penelitian ini adalah semua baja karbon rendah yang ada

di pasaran. Obyek adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto.

S, 1993 : 117). Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja karbon

rendah berbentuk ring dengan D = 34 mm, d = 17 mm, tebal 2 mm. Teknik

sampling yang dipergunakan adalah teknik random sampling, karena semua

individu dalam sampel baik secara sendiri-sendiri dan bersama-sama diberi

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi dan menjadi obyek

penelitian (Arikunto. S, 1993 : 224). Varibel penelitian adalah gejala yang

menunjukkan variasi baik dalam jenis maupun tingkatnya. Dalam penelitian

terdapat tiga variabel yaitu :

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas atau variabel prediktor adalah variabel yang mudah

didapat/telah tersedia.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah

penggunaan lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu serta variasi

waktu.

Page 39: Elektroplating Nickel

29

a. Didalam proses electroplating Penggunaan lapisan dasar Cu pada

proses pelapisan nikel sangat membantu didalam mempermudah

pelaksanaan proses pelaksanaan pelapisan nikel pada bahan baja

karbon rendah.

b. Tiap satuan waktu arus listrik akan mengalir melewati suatu

penghantar pada proses electroplating. Variasi waktu yang digunakan

dalam penelitian ini sebesar 3 menit, 6 menit, 9 menit, 12 menit, 15

menit.

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat atau variabel respon adalah variabel yang

terjadi/hasil dari variabel bebas.

Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil

pelapisan nikel berupa berat lapisan pada bahan baja karbon rendah yang

berbentuk O ring. Hasil berat lapisan tersebut diperoleh engan pengukuran

dengan menggunakan neraca digital yaitu dengan cara berat akhir (berat

setelah dilapisi nikel) dikurangi berat awal (berat sebelum dilapisi nikel).

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah semua faktor yang mempengaruhi hasil

pelapisan. Adapun variabel kontrolnya adalah :

a. Tegangan

Tegangan yang digunakan sebesar 6 volt

b. Jarak anoda –katoda

Jarak anoda-katoda yang digunakan adalah 10 cm.

Page 40: Elektroplating Nickel

30

c. Kuat arus

Kuat arus yang digunakan sebesar 10 A.

C. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat

Pada penelitian ini alat yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

a. Bak plating, berisi larutan elektrolit sebagai tempat terjadinya proses

electroplating terhadap benda uji.

b. Rectifier, digunakan sebagai sumber arus listrik searah dan pengatur

tegangan yang dipergunakan.

c. pH meter, untuk mengukur derajat keasaman larutan elektrolit.

d. Neraca digital, untuk menimbang berat benda uji sebelum dan sesudah

dilapisi nikel.

e. Stop watch, digunakan untuk mengukur waktu pelapisan.

f. Lembar observasi untuk mencatat data-data hasil penelitian.

g. Mesin poles beserta kelengkapannya. Untuk meratakan, menghaluskan

dan mengkilapkan permukaan benda uji.

2. Bahan

Pada penelitian ini bahan yang dipergunakan adalah sebagai berikut

a. Benda uji atau spesimen berfungsi sebagai katoda terbuat dari baja

karbon rendah dengan bentuk O ring.

b. Anoda nikel, berupa nikel murni dengan kadar 94 % - 99 % yang

berbentuk plat batangan.

Page 41: Elektroplating Nickel

31

c. Larutan elektrolit untuk pelapisan nikel bahan yang gunakan yaitu :

nikel sulfat (NiSO4), nikel klorida (NiCl2) dan asam borat (H3BO3).

d. Larutan HCl untuk pencucian benda uji.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu suatu metode

pengumpulan data dengan cara melakukan percobaan langsung. Penelitian ini

dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Persiapan eksperimen

2. Pelaksanaan eksperimen.

3. Pengambilan data (pengukuran berat).

4. Analisis data.

Page 42: Elektroplating Nickel

32

Gambar 6. Alur proses pelaksanaan eksperimen.

Keterangan

Persiapan eksperimen

Pekerjaan pembersihan

Bilas dengan air

Pengukuran berat

Proses pelapisan tembaga (Cu)

Pengukuran berat

Proses pelapisan nikel (Ni)

Bilas dengan air

Pengeringan

Pengukuran berat lapisan yang terbentuk

Analisa data

Page 43: Elektroplating Nickel

33

1. Persiapan

Langkah-langkah dalam persiapan eksperimen adalah :

a. Persiapan benda uji

Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini jumlah keseluruhan

adalah 30 buah.

b. Pemolesan benda uji

1) Pemolesan kasar, dilakukan untuk meratakan permukaan benda uji

dengan menggunakan menggunakan gerinda.

2) Pemolesan sedang, dilakukan dengan cara pengamplasan memakai

mesin ampelas.

3) Pemolesan halus

Untuk pemolesan halus menggunakan bahan poles yang terbuat

dari kain jeans, dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai

roda gerinda, permukaan roda tersebut diolesi pasta yang terbuat

dari campuran lem dan serbuk besi. Untuk mencegah panas yang

berlebihan digunakan pendingin oli dan air.

c. Pengelompokan benda uji dan pemberian nomor urut sesuai perlakuan

yang telah dirancang dalam penelitian, yaitu :

Page 44: Elektroplating Nickel

34

Tabel 1. Model tabulasi data hasil pengamatan

Jenis perlakuan

Waktu pelapisan Tanpa lapisan dasar Cu Dengan lapisan dasar Cu

3 menit

X X

6 menit

X X

9 menit

X X

12 menit

X X

15 menit

X X

Page 45: Elektroplating Nickel

35

d. Persiapan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan yaitu :

1) Bak plating dan rak

2) Rectifier

3) Larutan elektronik

4) Anoda yang disusun sedimikian rupa sehingga membentuk sistem

lapis listrik

5) Ampere meter

6) Stop watch

7) Neraca digital

8) pH meter

2. Pekerjaan pembersihan mekanik

Pekerjaan pembersihan mekanik dilakukan dengan tahap-tahap

sebagai berikut :

a. Merendam benda uji kedalam larutan NaOH 40 % sampai lemak atau

minyak hilang yang ditandai dengan seluruh pemukaan sampel

terbasahi dengan air.

b. Melakukan pembilasan benda uji dengan air untuk menghilangkan

sisa-sisa NaOH.

c. Merendam benda ke dalam larutan HCl 30 % selama 15 detik atau

sampai noda-noda oksida atau karat hilang.

d. Melakukan pembilasan benda uji dengan air untuk menghilangkan

sisa-sisa HCl.

3. Pengukuran berat awal

Page 46: Elektroplating Nickel

36

4. Melakukan proses pelapisan dengan tembaga (Cu) pada sebagian spesimen

(15 buah). Komposisi larutan elektrolit yang digunakan pada bak tembaga

adalah sebagai berikut :

CuSO4 : 200 - 250 gram / liter

H2SO4 : 30 – 65 gram / liter

Dengan kondisi temperatur 40 0 C. Setelah benda uji dilapisi dengan

tembaga selanjutnya bersihkan dengan air untuk menghilangkan sisa-sisa

larutan dari proses pelapisan tembaga.

5. Pengukuran berat

6. Melakukan proses pelapisan dengan logam nikel (Ni)

Perlakuan 1 : Benda kerja yang dilapisi tembaga, untuk variasi waktu

mulai dari 3 menit, 6 menit, 9 menit, 12 menit, 15 menit.

Perlakuan 2 : Benda kerja yang tidak dilapisi tembaga, untuk variasi waktu

mulai dari 3 menit, 6 menit, 9 menit, 12 menit, 15 menit.

7. Pengukuran berat setelah proses pelapisan nikel.

Setelah proses pelapisan nikel selesai, benda uji diukur kembali

beratnya, sehingga didapat berat hasil pelapisan nikel.

Page 47: Elektroplating Nickel

37

Tabel 2. Lembar pencatat hasil pengukuran

Penggunaan lapisan dasar dan tanpa lapisan dasar

Dengan lapisan dasar Cu Tanpa lapisan dasar Cu

Waktu

(t) Sebelum

dilapisi

Sesudah

dilapisi Cu

Sesudah

dilapisi Ni

Selisih Sebelum

dilapisi

Sesudah

dilaipsi Ni

Selisih

3 menit

X X X X X X X

6 menit

X X X X X X X

9 menit

X X X X X X X

12 menit

X X X X X X X

15 menit

X X X X X X X

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data dimaksudkan untuk mencari jawaban atas

pertanyaan atau permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk

menetukan teknik anilisis data, terlebih dahulu harus mengetahui tujuan

penelitian yang hendak dicapai.

Page 48: Elektroplating Nickel

38

Untuk mengetahui adanya perbedaan berat hasil pelapisan nikel akibat

pemakaian lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu dengan variasi waktu

pada bahan baja karbon rendah, maka digunakan teknik analisis varian

(ANAVA). Langkah analisis data dengan menggunakan metode ANAVA

adalah sebagai berikut :

1. Uji Pendahuluan

a. Uji homogenitas

Pada uji pendahuluan dilakukan uji homogenitas sampel.

Metode yang digunakan dalam uji ini adalah uji Bartlet dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1) Membuat tabel persiapan harga-harga yang diperlukan:

Tabel 3. Tabel persiapan harga-harga yang diperlukan

Sampel ke Dk 1/dk Si Log Si Dk log Si

1

2

3

n1 – 1

n2 – 1

nk - 1

I/n1 – 1

I/n1 – 1

I/n1 – 1

S12

S22

Sk2

Log S1

Log S2

Log Sk

n1 – 1 Log S1

n2 – 1 Log S2

nk – 1 Log Sk

2) Menghitung semua varians gabungan dari semua sampel

S2 = [ ∑ (n1 – 1) Si2 / (n1 – 1)

3) Menghitung satuan B dengan rumus

B = (log S2) ∑ (n1 – 1)

Dalam uji Bartlett digunakan statistik chi kuadrat :

X2 = (ln 10) {B - ∑ (n1 – 1) log Si2}

Page 49: Elektroplating Nickel

39

Dengan ln 10 = 2,3026. Taraf nyata ∝, data berasumsi tidak

homogen (seragam) jika χ2 ≥ χ2 (1 - α) (k – 1) dimana χ2 (1 -

α) (k – 1) didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang

χ2 (1 - α) dan dk = (k – 1) (Sudjana, 1996 : 266).

b. Uji Normalitas

Setelah dilakukan uji homogenitas selanjutnya dilakukan uji

normalitas yaitu dengan menggunakan uji Liliefors.

Langkah-langkah untuk mengujinya menggunakan prosedur

sebagai berikut :

1) Data nilai dijadikan dalam bilangan baku dengan rumus :

χ1 - χ Zi =

s

dengan χ1 = skor mentah

χ = rata-rata skor mentah

s = simpangan baku

Zi = bilangan baku

2) Setiap bilangan baku dicari peluang

F (Zi) = P (Zi ≥ Z) menggunakan tabel distribusi normal baku.

3) Dihitung proporsi Z1, Z2, …..Zn yang lebih kecil atau sama dengan

Zi dinyatakan dalam

Banyaknya Z1, Z2,…Zn ≤ Zi S (Zi) =

n

Dimana n adalah banyaknya data

Page 50: Elektroplating Nickel

40

4) Dihitung [F (Zi – S (Zi)]

5) Diambil Lo yaitu harga terbesar dari perhitungan [F (Zi) –

S (Zi)]

6) Apabila Lo < L tabel maka data distribusi normal.

2. Uji Hipotesis

Dalam uji hipotesis ini digunakan analisis varians dua arah dengan

menggunakan uji F, langkah-langkah perhitungan :

a. Menghitung jumlah kuadrat

1) Jumlah kudrat total (JKt)

JKt = ∑χ2 – (∑χ2) /N

2) Menghitung jumlah kuadrat antar baris (JKb)

JKb = (∑χa1)2/10 + (∑χb1)2/10 + … + (∑χb1)2/10 – (∑χ)2/75

3) Menghitung jumlah kuadrat antar kolom (Jka)

Jka = (∑χa1)2/20 + (∑χa2)2/20 + (∑χa3)2/20 - (∑χ) 2/75

4) Jumlah kuadrat antar kelompok (JKk)

JKk = (∑χa1b1)2/2 + (∑χa1b2)2/2 + … + (∑χa3b10)2/2 - (∑χ)2/75

5) Jumlah kuadrat interaksi (Jka – b)

Jka – b = JKk – (Jka + JKb)

6) Jumlah kuadrat dalam kelompok (JKd)

JKd = JKt – (Jka + JKb + Jka–b)

b. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat

1) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat antar baris

MKb = JKb : DKb

Page 51: Elektroplating Nickel

41

2) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat antar kolom

Mka = JKa : DKa

3) Menghitung rata-rata jumlah kadrat antar kelompok (MKk)

MKk = JKk : DKk

4) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat interaksi (Mka-b)

Mka-b = Jka-b : Dka-b

5) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok (MKd)

MKd = JKd : DKd

c. Menghitung F hitung

1) Menghitung F hitung antar baris

F hitung = MKb : MKd

2) Menghitung F hintung antar kolom

F hitung = Mka : Mkd

3) Menghitung F hitung antar kelompok

F hitung = MKk : MKd

4) Menghitung F interaksi

F hitung = Mka-b : MKd

d. Menentukan derajat kebebasan (dk) masing-masing sumber variasi :

1) dka = jumlah kolom – 1

2) dka = jumlah baris – 1

3) dka-b = dk JKk x dkJkb – 1

4) dkk = jumlah kelompok – 1

5) dkd = dkT – (dka = dkb = dka-b)

6) dkt = jumlah sampel total – 1

Page 52: Elektroplating Nickel

42

e. Menentukan nilai kuadrat rata-rata (MK)

1) MK antar kelompok = JKk / dkk

2) MK antar baris + JKb / dkb

3) MK antar kolom = Jka / dka

4) MK interaksi = Jka-b / dka-b

5) MK dalam kelompok + JKd / dk

f. Membuat tabel persiapan

Tabel 4. Rancangan Hasil Analisa Data

Sumber variasi JK Dk MK F hitung F tabel

Total

Dalam kelompok

Antar kolom

Antar baris

Interaksi

g. Membandingkan F hitung dengan F tabel

Kriteria :

Ada perbedaan hasil pelapisan nikel akibat penggunaan lapisan dasar

Cu dan tanpa lapisan dasar Cu diterima jika F hitung antar kolom

(Faktor penggunaan lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu) > F

tabel x 5 %

Ada perbedaan hasil pelapisan nikel akibat variasi waktu pelapisan

diterima jika F hitung antar baris (Faktor kuat arus) > F tabel x 5 %

Page 53: Elektroplating Nickel

43

Adapun perbedaan hasil pelapisan nikel akibat jarak katoda-anoda dan

kuat arus diterima jika F hitung interaksi > F tabel x 5 %.

Page 54: Elektroplating Nickel

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi

Penelitian tentang perbedaan berat hasil pelapisan nikel akibat

penggunaan lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu dengan variasi

waktu pada bahan baja karbon rendah yang dilaksanakan di industri

pelapisan logam BRAVO BARITO ELEKTROPLATING menghasilkan

data berupa angka (nilai) berat lapisan yang diperoleh dari pengurangan

berat setelah proses pelapisan dengan sebelum sampel dilapasi nikel (tanpa

proses Cu) dan (setelah proses Cu). Data penelitian ini dikelompokkan

menjadi 10 bagian sesuai dengan jenis perlakuan atau kombinasi perlakuan

yaitu pemakaian lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu dan variasi

waktu. Data mengenai pengukuran berat lapisan dari masing-masing

kombinasi perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut ini

Page 55: Elektroplating Nickel

45

Tabel 5. Data selisih hasil berat lapisan nikel

Jenis perlakuan Waktu Dengan lapisan

dasar cu Tanpa lapisan dasar

Cu 0,2116 0,1023 0,1971 0,1026

3 menit

0,2233 0,1327 Jumlah 0,5540 0,3306

Rata-rata 0,1947 0,1102 0,2945 0,1261 0,2778 0,1125

6 menit

0,3112 0,1443 Jumlah 0,8845 0,3829

Rata-rata 0,2118 01276 0,3279 01715 0,3001 0,1932

9 menit

0,3655 0,2012 Jumlah 0,8845 05679

Rata-rata 0,2118 0,1893 0,3703 0,1828 0,2942 0,1622

12 menit

0,3699 0,2212 Jumlah 1,1344 0,5662

Rata-rata 0,3781 0,1893 0,3719 0,2235 0,4014 0,1991

15 menit

0,3922 0,1966 Jumlah 1,4655 0,6192

Rata-rata 0,3885 0,2064

Data dari tabel 5 adalah kesimpulan dari hasil berat lapisan yang akan

dianalisis.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui

beberapa tahapan yaitu pengujian normalitas, pengujian homogenitas dan

analisis varians. Hasil pengujian tersebut sebagai berikut :

a. Pengujian normalitas dengan uji Lilliefors

Page 56: Elektroplating Nickel

46

Untuk mengetahui data yang diperoleh dari hasil pengukuran

tersebut berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas

dengan uji Lilliefors. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan

rumus nilai kritis (L0), diperoleh harga L0 terakhir pada tabel :

Tabel 7. Hasil uji normalitas data dengan uji Lilliefors.

L0 Lt Keterangan

0,2181 0,381 Normal

Tabel hasil uji normalitas menunjukkan L0 < Lt dengan

demikian menunjukkan data dari sampel tersebut berasal dari distribusi

normal dapat diterima.

b. Pengujian homogenitas dengan uji Bartlett

Untuk mengetahui data yang diperoleh dari hasil pengukuran

berat tersebut homogen (seragam) atau tidak, maka dilakukan uji

homogenitas sampel engan uji Bartlett. Berdasarkan perhitungan

dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat (χ2), diperoleh harga χ2 =

0,9506 harga tersebut lebih kecil χ2 tabel. Dengan demikian data-data

yang diperoleh berasumsi homogen (seragam) diterima dalam taraf

signifikasi 5%. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 2.

c. Analisis uji hipotesis

Setelah asumsi bahwa data diatas normal dan homogen

terpenuhi maka dilakukan pengujian Anava dua jalur dengan maksud

Page 57: Elektroplating Nickel

47

untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan dengan

pengunaan lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu dengan variasi

waktu terhadap hasil pelapisan nikel secara electroplating. Hasil

penelitian tentang penggunaan lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan

dasar Cu dengan variasi waktu terhadap pelapisan nikel ditunjukkan

pada tabel.

Tabel 8. Hasil uji dengan anava dua jalur

Sumber variasi Dk JK MK Fhitung Ftabel Keterangan

Faktor A

Faktor B

Interaksi

Galat

4

1

4

21

0,1756

1,8253

1,735

1,8561

0,0439

1,8253

0,4337

0,088

O,499

9

20,742

4,9284

2,557

2,557

1,850

Ada perbedaan berat

Ada perbedaan berat

Ada perbedaan berat

Total 30 4,122

Berdasarkan tabel, dari perhitungan ANAVA dua jalur dengan

mengambil taraf signifikasi 5 % pada penggunaan lapisan dasar Cu

dan tanpa lapisan dsar Cu diperoleh bahwa Fhitung lebih besar dibanding

Ftabel. Ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil

pelapisan nikel akibat penggunaan lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan

dasar Cu

Untuk variasi waktu diperoleh Fhitung lebih besar dibanding

Ftabel. Ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil

pelapisan nikel akibat variasi waktu.

Page 58: Elektroplating Nickel

48

Sedangkan interaksi antara penggunaan lapisan dasar Cu dan

tanpa lapisan dasar Cu dengan variasi waktu diperoleh Fhitung lebih

besar dibanding Ftabel. Sehingga harus diterima kenyataan bahwa ada

perbedaan berat hasil pelapisan nikel akibat penggunaan lapisan dasar

Cu dan tanpa lapisan dasar Cu dengan variasi waktu secara

electroplating.

d. Penyebaran data berat lapisan

Penelitian menggunakan 30 buah benda uji dengan 10 buah

kombinasi perlakuan dan replikasi 3 kali. Berdasarkan data berat

lapisan hasil eksperimen dari penggunaan lapisan dasar Cu dan tanpa

lapisan dasar Cu dengan variasi waktu diperoleh berat lapisan yang

berbeda pada tiap jenis perlakuan. Penyebaran data berat lapisan hasil

eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut :

Gambar 8. Grafik penambahan berat akibat pengunaan untuk penggunaan lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu dengan variasi waktu.

Page 59: Elektroplating Nickel

49

Penggunaan lapisan dasar Cu dengan waktu yang lebih

lama menghasilkan massa lapisan yang lebih besar dibanding

dengan penggunaan waktu yang lebih singkat serta lapisan yang

dihasilkan tipis. Sedangkan proses pelapisan tanpa menggunakan

lapisan dasar Cu menghasilkan berat lapisan lebih ringan

dibandingkan dengan yang menggunakan lapisan dasar Cu pada

proses lapis nikel.

Hasil pelapisan nikel akibat penggunaan lapisan dasar Cu

dengan variasi waktu menunjukkan pada pemakaian waktu yang

semakin lama menghasilkan berat lapisan yang semakin besar.

Pada pelapisan nikel yang menggunakan waktu sebesar 3 menit

dan 6 menit menghasilkan pelapisan yang tampak suram.

Sedangkan pada penggunaan waktu sebesar 9 menit, 12 menit dan

15 menit menghasilkan pelapisan yang mengkilap.

Hasil pelapisan nikel tanpa menggunakan lapisan dasar Cu

dengan variasi waktu menunjukkan hasil pelapisan nikel tampak

suram pada semua variasi waktu yang telah ditentukan yaitu pada

waktu sebesar 3 menit, 6 menit, 9 menit, 12 menit dan 15 menit.

B. Pembahasan

Hasil proses electroplating nikel akibat penggunaan lapisan dasar Cu

dan tanpa lapisan dasar Cu dengan variasi waktu dilihat dari tampak rupa

menunjukkan perbedaan akibat pengaruh waktu dan pemakaian lapisan dasar

Cu dan tanpa lapisan dasar Cu pada pelapisan nikel. Pada pemakaian lapisan

Page 60: Elektroplating Nickel

50

dasar Cu dan rentang waktu antara 9 menit, 12 menit dan 15 menit

menunjukkan hasil pelapisan yang mempunyai bobot lebih besar dan secara

dekoratif lebih mengkilap dikarenakan cukupnya waktu yang dibutuhkan

dalam proses electroplating nikel untuk menghasilkan mutu lapisan yang baik

sedangkan pada waktu pelapisan 3 menit dan 6 menit menghasilkan pelapisan

nikel yang suram. Untuk proses electroplating nikel tanpa lapisan dasar Cu

menghasilkan bobot lapisan yang lebih kecil bila dibandingkan dengan yang

menggunakan lapisan dasar Cu dan tampak rupa suram untuk rentang waktu 3

menit, 6 menit, 9 menit, 12 menit dan 15 menit. Adanya lapisan yang suram

pada proses electroplating nikel secara umum baik itu yang menggunakan

lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu disebabkan karena partikel-

partikel nikel yang menempel pada benda uji masih terlalu sedikit akibat

kurangnya waktu yang dibutuhkan dalam proses electroplating nikel tanpa

menggunakan lapisan dasar Cu.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, penggunaan

lapisan dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu dalam proses electroplating nikel

pada berbagai tingkatan waktu memberikan hasil berat lapisan yang berbeda-

beda. Perbedaan ini mempunyai kecenderungan bahwa makin lama waktu

yang digunakan maka berat lapisan yang terbentuk cenderung semakin besar.

Larutan harus terkontrol derajat keasamanannya serta menjaga

kebersihannya dari segala macam polutan atau zat-zat lain yang tidak

dibutuhkan dalam proses electroplating nikel. Untuk menghasilkan lapisan

yang baik maka dipilih komposisi larutan dengan pH rendah dan untuk

Page 61: Elektroplating Nickel

51

mengontrol pH agar tetap pada kisaran angka 1 – 5 maka digunakan asam

sulfat.

Kuat arus merupakan bilangan yang menyatakan jumlah arus listrik

yang mengalir melewati tiap satuan waktu. Dengan adanya hal ini

menunjukkan bahwa kuat arus yang digunakan berperan aktif terhadap berat

lapisan yang terbentuk. Pemakaian kuat arus yang terlalu besar menyebabkan

gelembung-gelembung gas disekitar benda kerja yang berakibat pada

penghambatan partikel-partikel logam nikel yang akan menempel secara

sempurna pada benda kerja dan proses yang terjadi terlalu cepat. Sedangkan

apabila kuat arus yang digunakan terlalu kecil maka waktu yang dibutuhkan

untuk mencapai bobot lapisan yang sama menjadi semakin lama. Tegangan

merupakan hasil kali arus listrik dengan hambatan, pada tegangan yang sama

dengan jarak yang berbeda maka jumlah aliran arus menjadi berbeda.

Jarak antara anoda dan katoda merupakan faktor hambatan bagi arus

listrik, tahanan arus listrik pada larutan elektrolit lebih besar dari logam.

Karena jarak anoda-katoda berpengaruh terhadap jumlah hambatan yang harus

dilalui arus listrik sehingga penurunan berat lapisan seiring dengan penurunan

jumlah arus diberikan yang diberikan kepada benda yang dilapisi. Jarak

anoda-katoda yang digunakan adalah sebesar 10 cm. Apabila jarak anoda-

katoda terlalu jauh menyebabkan berat lapisan yang terlalu kecil, namun

demikian jarak anoda - katoda yang terlalu dekat menyebabkan lapisan

menjadi kasar. Kesesuaian antara jarak antara anoda-katoda menjadi salah satu

faktor untuk menghasilkan pelapisan yang diharapkan.

Page 62: Elektroplating Nickel

52

Karena sifatnya yang elektropositif (mulia), tembaga lebih mudah

diendapkan oleh logam yang derat daya gerak listriknya lebih tinggi semisal

besi (Tomijiro, K dan Anton, J. H. 1992 : 49). Dalam proses electroplating

nikel dengan menggunakan logam Cu sebagai pelapis dasar akan memberikan

hasil lebih baik bila dibandingkan dengan proses electroplating nikel tanpa

menggunakan lapisan dasar Cu disebabkan dalam proses pelapisan nikel

logam Cu berfungsi sebagai pelapis dasar pada proses electroplating nikel

karena logam Cu adalah penghantar arus listrik yang lebih baik bila

dibandingkan dengan baja sehingga nikel lebih mudah dilapiskan pada benda

uji untuk memperoleh hasil pelapisan yang baik. Nikel merupakan logam

plating yang paling peka responnya terhadap kualitas kerataan dan kebersihan

permukaan benda uji yang akan dilapis.

Page 63: Elektroplating Nickel

53

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan lapisan

dasar Cu dan tanpa lapisan dasar Cu dengan variasi waktu pada bahan baja

karbon rendah terhadap hasil pelapisan nikel, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Ada perbedaan berat hasil pelapisan nikel akibat penggunaan lapisan dasar

Cu dan tanpa lapisan dasar Cu pada bahan baja karbon rendah.

2. Ada perbedaan berat hasil pelapisan nikel akibat variasi waktu pada bahan

baja karbon rendah.

3. Ada perbedaan berat hasil pelapisan nikel akibat penggunaan lapisan dasar

Cu dan tanpa lapisan dasar Cu dengan variasi waktu pada bahan baja

karbon rendah.

B. Saran

Ada beberapa saran terutama untuk industri electroplating dengan

skala kecil, sebagai berikut :

1. Untuk melakukan proses pelapisan nikel dengan metode electroplating

dengan ukuran benda kerja kecil sebaiknya menggunakan waktu pelapisan

9 –15 menit.

2. Untuk memperoleh hasil pelapisan secara maksimal diusahakan

menggunakan lapisan dasar Cu.

Page 64: Elektroplating Nickel

1

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1990. Prosedur Penelitian : Rineka Cipta. Arsianto, S. A. 1995. Mengenal Teknik Pelapisan Logam. Bandung : Balai Besar

Pengembangan Industri Logam dan Mesin. Tomijiro, K. dan Anton, J. H. 1992. Mengenal Pelapisan Logam

(Electroplating). Yogyakarta : Andi Offset. Hadi, S1985. Statistik. Yogyakarta : Andi Offset. Poerwadarminta, W. J. S. 1989. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka. Sucahyo, B. 1994. Ilmu Logam. Surakarta : Tiga Serangkai. Sudjana. 1989. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Tretheway, K. R. dan Chamberlin, J. 1991. Korosi. Jakarta : Gramedia Pustaka

Umum. Supardi, Rachmat. 1997. Korosi. Bandung : Tarsito.