elektrolit dan kejang.pdf
Transcript of elektrolit dan kejang.pdf
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
1/22
TUGAS
KEJANG DAN GANGGUAN
ELEKTROLIT
Oleh:
Iwing Dwi Purwandi
G0099094
Pe!i!ing:
Dr" dr" #a!ang P"$ S%"PD"$ KG&"$ 'INASI(
KEPANITERAAN KLINIK S(' IL(U PEN)AKIT DALA(
'AKULTAS KEDOKTERAN UNS*RSUD Dr" (OE+ARDI
S U R A K A R T A
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
2/22
,0--
#A# I
PENDA&ULUAN
Keseimbangan elektrolit pada susunan saraf pusat sangat penting bagi
otak untuk dapat berfungsi dengan baik. Regulasi keseimbangan ion
merupakan proses penting yang melibatkan susunan molekul kompleks yang
akan menggerakkan ion-ion ke dalam dan ke luar otak, dan melibatkan fungsi
barier darah-otak sebagaimana mekanisme yang juga terjadi pada kedua
membran neuron dan glia. Perubahan gradien ion yang melewati membran sel
dapat menyebabkan efek langsung maupun tak langsung pada pelepasan
neuron dan dapat mengakibatkan aktivitas epileptik.
Keberagaman tingkat patologis atau kondisi seperti dehidrasi atau gagal
ginjal juga berhubungan dengan perubahan osmolalitas plasma dan
keseimbangan elektrolit. Kondisi ini dapat mempengaruhi sistem homeostatik
otak dan dapat mempengaruhi fungsi dan metabolisme di otak.
Kelainan osmolalitas dan kadar natrium mengakibatkan depresi neuronal
susunan saraf pusat, dengan ensefalopati sebagai manifestasi klinis utama,
dimana kelainan ini juga dapat memprovokasi iritabilitas neuronal susunan
saraf pusat. Sebagaimana hal tersebut, hiperkalsemia dan hipermagnesemia
juga mengakibatkan depresi neuronal dengan disertai ensefalopati.
Sebaliknya, hipokalsemia dan hipomagnesemia menyebabkan paling banyak
iritabilitas neuronal susunan saraf pusat yang disertai dengan kejang.
Sedangkan kelainan potasium/ kalium jarang menimbulkan gejala pada
susunan saraf pusat, namun mungkin berhubungan dengan kelemahan ototsebagai manifestasi klinis utama.
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
3/22
#A# II
PE(#A&ASAN
I" KEJANG
A" De.ini/i Keang
Kejang !konvulsi" adalah hasil dari perubahan elektrolit yang tidak
terkontrol pada sel-sel saraf korteks #erebral dan ditandai dengan
penurunan kesadaran, perubahan aktivitas motorik, dan/ atau fenomena
sensorik se#ara tiba-tiba. $erdapat kesulitan dalam terminologi, oleh
karena manifestasi klinis yang hampir mirip antara konvulsi dan kejang
!seizure". Konvulsi diartikan sebagai kontraksi hebat dari otot-otot se#ara
berulang-ulang dan tidak beraturan. %efinisi ini kurang tepat jika kelainan
yang terjadi hanya meliputi gangguan sensorik atau gangguan kesadaran.
Kejang !seizure" lebih dipilih sebagai terminologi umum, oleh karena
men#akup beberapa kelainan yang berbeda, dan dapat diklasifikasikan,
seperti kejang sensorik atau kejang psikis.
&
#" E1i2l2gi
Penyebab utama kejang dapat dibagi menjadi ' kelompok besar, yaitu(
&. )gen toksik( insektisida, alkohol, pemberian obat-obatan tertentu
yang berlebihan atau overdosis.
. Ketidakseimbangan kimiawi( *iperkalsemi, *ipoglikemi, dan
)sidosis
+. %emam( infeksi akut, heatstroke
. Proses patologis pada otak( oleh karena trauma, infeksi, hipoksia,
lesi pada otak yang meluas, peningkatan tekanan intakranial
. klampsia( hipertensi prenatal atau toemia gravidarum
'. 0diopatik( sebab-sebab yang tidak diketahui.
+
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
4/22
3" Kla/i.ia/i Keang
Kejang telah diklasifikasikan dalam berbagai bentuk( menurut
penyebabnya, lokasi asal kejang, bentuk klinisnya !general/umum atau
fokal", dan lain-lain.&
Klasifikasi kejang menurut Klasifikasi 0nternasional(&
In1erna1i2nal 3la//i.i5a1i2n 2. E%ile%1i5 Sei6ure
0. Kejang 1mum !simetris bilateraldan tanpa onset lo#al"
). $onik, Klonik, atau $onik-klonik !grand mal"
2. Ketiadaan/ absen#e !petit mal"
&. %engan disertai kehilangan kesadaran
. Kompleks 3 dengan gejala tonik, klonik, ataugerakan otomatis yang singkat
4. Sindroma 5enno-6astaut
%. pilepsi 7yoklonik 8uvenil
. Spasme 0nfantil !9est syndrome"
:. Kejang )tonik !astatik, akinetik", !biasanya dengan sentakan
myoklonik"
00. Kejang Parsial atau :okal !kejang dimulai lokal"
). Sederhana/ Simple !tanpa disertai kehilangan kesadaran atau
perubahan fungsi psikis"
&. 7otorik 3 )sal lobus frontalis !tonik, klonik, tonik-
klonik; jacksonian, benign childhood epilepsy; epilepsis
parsial berlanjut"
. Somatosensori atau sensorik khusus !visual,
auditori, olfaktori, gustatori, vertiginosa"
+. )utonomik
. Psikis murni
2. Kompleks !dengan disertai gangguan kesadaran"
&. %imulai dengan kejang parsial sederhana dan
berlanjut dengan gangguan kesadaran
. %engan gangguan kesadaran
000. Sindroma epileptik khusus
). Kejang myoklonus dan myoklonik
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
5/22
2. pilepsi refleks
4. )fasia didapat dengan kelainan konvulsi
%. Kejang demam dan kejang tipe lain pada bayi dan anak
. Kejang histeris
II" KEJANG )ANG DISE#A#KAN OLE& KETIDAKSEI(#ANGAN
ELEKTROLIT
7anifestasi klinis ketidakseimbangan elektrolit pada susunan saraf pusat
dapat berma#am-ma#am. Se#ara umum yang terjadi adalah gangguan
fungsional pada otak, dan, setidaknya pada awalnya, se#ara umum tidak
berhubungan dengan perubahan morfologik pada jaringan otak.
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
6/22
)bnormalitas
elektrolit
$ingkat keseringan
yang mun#ul
$ingkat keseringan
terjadinya kejang pada
ketidakseimbangan yang
akut atau berat
*iponatremia === ==
*ipernatremia == ==/=
*ipokalsemia = ==/=
*iperkalsemia == =
*ipomagnesemia == ==/=
*ipokalemia === -
*iperkalemia == -
===(sering, ==(kadang-kadang, =(jarang, -(tidak pernah
Ta!el -:)bnormalitas elektrolit dan kejang pada praktik klinis.+
%iagnosis yang tepat dari kejang akibat abnormalitas elektrolit dimulai
dengan evaluasi kimiawi serum yang lengkap, termasuk pengukuran elektrolit
serum, khususnya natrium, kalsium, dan magnesium. Pemeriksaan ini harus
selalu menyertai diagnosis awal yang ditetapkan pada pasien dewasa dengan
kejang yang pertama kali. Pemeriksaan elektrolit penting dilakukan pada
kondisi tersebut, sama pentingnya dilakukan pada pasien usia tua yang
seringkali mengalami gangguan metabolik, seperti hiponatremia atau
hipoglikemia. )ntara &-+>? kejang simptomatis akut yang terjadi pada
pasien dikarenakan oleh gangguan atau toksikasi metabolik. Selanjutnya,
identifikasi dan koreksi terhadap ketidakseimbangan elektrolit yang
menyebabkan kejang sangat diperlukan untuk mengurangi morbiditas dan
mortalitas akibat hal tersebut. Suatu penelitian melaporkan, pada +@ kasus
dewasa dengan Status pileptikus !S", &>? darinya memiliki kelainan
metabolik sebagai penyebab utama kejang yang terjadi, dan pada &>? pasien
ini, angka mortalitas yang dilaporkan men#apai >?.+
$erapi kejang akibat ketidakseimbangan elektrolit dibedakan menurut
penyebab yang mendasarinya, dan harus didukung dengan pemeriksaan
lainnya. Pada sebagian besar kasus ketidakseimbangan elektrolit, terapi
dengan antikonvulsan !Anti Epileptic Drug" tidak dibutuhkan selama
penyebab yang mendasarinya diperbaiki. Pemberian )% jangka panjang
tidak diperlukan. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa pemberian )%
'
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
7/22
itu sendiri se#ara umum tidak efektif untuk menangani kejang jika
ketidakseimbangan elektrolit masih didapatkan dan belum dikoreksi.
A" &IPONATRE(IA
*iponatremia didefinisikan sebagai penurunan konsentrasi natrium
dalam serum sampai level A&+' mB/5.
*iponatremia dilaporkan menjadi penyebab kejang pada @>? bayi
usia kurang dari ' bulan yang tidak diketahui penyebab sebelumnya.
Penyebab utama dari hiponatremia dapat dilihat pada tabel .
-" Pa12.i/i2l2gi Si/1e Sara. Pu/a1
2ahaya utama dari hiponatremia akut adalah pembengkakan sel
otak dan herniasi. 6ejala neurologis yang serius, dapat menjadi jelas
ketika hiponatremia men#apai &> m7. 7ekanisme adaptif otak untuk
mengubah osmolalitas membantu menjelaskan kejadian ini. Ketika
natrium serum menurun, akan terjadi aksi yang melawan oedema
#erebri oleh suatu proses adaptif yang dikenal dengan Cregulasi
penurunan volume/ regulatory volume decreaseC, dengan perpindahan
#airan dari interstisial ke #airan #erebrospinal dan kemudian ke
sirkulasi sistemik. Proses ini dijalankan oleh suatu tekanan hidrostatik.
Setelah itu, untuk men#egah terjadinya pembengkakan otak, elektrolit-
elektrolit dalam sel otak dikeluarkan. Restorasi parsial volume otak
terjadi dalam D + jam !adaptasi #epat", dengan ekstrusi elektrolit dari
sel-sel otak berupa( natrium, kalium, dan klorida. Sebuah mekanisme
adaptasi selular kedua untuk perubahan osmolalitas merupakan jalan
keluar bagi Eat osmolit organik !agen osmotik aktif" dari sel-sel otak,terutama asam amino, yang hampir sepenuhnya ter#apai setelah F jam
!adaptasi lambat".
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
8/22
hiponatremia akut, penurunan natrium serum yang #epat dapat
mengalahkan mekanisme proteksi ini, dan menyebabkan
pembengkakan otak dan berkembangnya gejala neurologis.+
%i masa lalu, telah diasumsikan bahwa kemungkinan kerusakan
otak dari hiponatremia berhubungan langsung dengan penurunan #epat
kadar natrium plasma atau terutama tingkat rendah natrium plasma.
Studi terbaru menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi hasil, termasuk usia dan jenis kelamin individu !dengan
anak-anak dan perempuan menstruasi adalah yang paling rentan".
%engan demikian diperkirakan bahwa wanita memiliki risiko kematian
atau kerusakan neurologis permanen kali lipat dibandingkan dengan
laki-laki, sebagai akibat dari hiponatremia. *ipoksia dan iskemia
merusak mekanisme adaptif otak terhadap hiponatremia dan
memperburuk edema serebral. *al ini se#ara klinis penting, karena
juga mempengaruhi pengobatan pasien kejang se#ara #epat dan tepat.+
)khirnya, proses adaptasi oleh otak ini juga merupakan sumber
risiko demielinasi osmotik. Koreksi dari hiponatremia memi#u proses
Gde-adaptasiG, selama reakumulasi elektrolit se#ara #epat dalam sel
otak, tetapi masuknya kembali osmolytes organik terjadi jauh lebih
lambat.
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
9/22
- 6angguan kapasitas ekskresi #airan pada
ginjal
- )gen diuretik
- 0nsufisiensi adrenal
- *ipotiroidisme
- %iare
- 6agal jantung kongestif
- Sirosis
- 6agal ginjal
- Syndrome of inappropriate secretion of
antidiuretic hormone !S0)%*" !dapat disebabkan
oleh kanker, beberapa gangguan SSP,dan beberapa
obat"
)supan #airan yang berlebihan
- - Kera#unan #airan
- - Susu formula bayi yang en#er
5ain-lain
*iperglikemia, manitol
*ipernatremia etWater Loss (penyebab umum)
- Gangguan akses terhadap air
(sering terlihat pada orang tua, pada
bayi, dan pasien dewasa yang
mengalami confusion
- Diare(umumnya terlihat pada
bayi)- Insensible water lossyang tidak
terganti (kulit dan respirasi)
- Kehilangan air dari tractus
urinarius (melalui lengkung diuretik,
diabetes insipidus, diuresis osmotik,
penyakit ginjal intrinsik)
)supan natrium hipertonik
J
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
10/22
0ntervensi klinis !misalnya( infus natrium
hipertonik, enema saline hipertonik"
7edapatkanasupan natrium secara tidak
sengaja*ipokalsemia %efisiensi vitamin % !penyebab umum"
- Gagal ginjal kronis (penurunan
produksi calcitriol ginjal)
- Kegagalan hepar (penurunan
produksi calcidiol)
- Asupan makanan yang kurang
- Obat antiepilepsi (penngkatan
metabolisme calcidiol dalam hepar)
- Malabsorpsi usus
%efisiensi *ormon Paratiroid
- ipoparatiroidisme (pasca
operasi, idiopatik, sindroma Di George)
- ipomagnesemia
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
11/22
related protein)
- Multiple myeloma! kanker payudara
!hiperkalsemia osteolitik lokal"
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
12/22
Ta!el , ( Penyebab gangguan elektrolit.+
," &i%2na1reia dan 2!a1 an1ie%ile%/i 8AED
*iponatremia telah dikaitkan dengan beberapa )%, seperti
#arbamaEepine !42" dan o#arbaEepine !? dengan
42 dan +? sampai @+? dengan
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
13/22
yang menunjukkan gejala terkait !penglihatan kabur, lemah, sakit
kepala, kebingungan, dan memburuknya kejang".+
Pengobatan dapat meliputi penghilangan faktor-faktor pen#etus
!Seperti diuretik atau )0IS" atau restriksi #airan, pengurangan dosis,
dan jika diperlukan, penghentian terapi 42 atau -& mB / 5.
" Ga!aran lini/
7anifestasi dari hiponatremia hipotonik berkaitan erat dengan
disfungsi SSP dan lebih men#olok ketika penurunan konsentrasi
natrium serum #ukup besar atau terjadi dengan #epat !dalam hitungan
jam". Se#ara umum, gejala hiponatremia akan sebanding dengan
keparahan edema serebral. *iponatremia kronis kurang memiliki
ke#enderungan untul menginduksi gejala-gejala tersebut; kira-kira
setengah dari pasien dengan hiponatremia kronis tidak menimbulkan
gejala atau asimtomatik, bahkan dengan konsentrasi natrium serum
kurang dari & mB / 5. 6ejala yang ada jarang timbul sampai kadar
natrium serum kurang dari &> mB / 5 dan biasanya lebih
berhubungan dengan nilai sekitar &&> mB / 5 atau lebih rendah dari
itu. 1sia anak-anak memiliki risiko tinggi terjadinya hiponatremia
simtomatik, oleh karena mereka memiliki rasio ukuran otak-#ranium
yang lebih besar.
Komplikasi hiponatremia yang parah dan berkembang pesat
meliputi kejang, biasanya tonik-klonik umum. Kejang umumnya
terjadi jika konsentrasi natrium plasma menurun se#ara #epat sampai$&& mB / 5, kejang timbul sebagai suatu tanda adanya perburukan
sekaligus juga sebagai kedaruratan medis, karena mereka terkait
dengan angka mortalitas yang tinggi. Suatu peningkatan konsentrasi
natrium serum yang relatif ke#il !sekitar hanya ?" dapat mengurangi
edema serebral; kejang yang disebabkan oleh hiponatremia bisa
dihentikan dengan peningkatan #epat konsentrasi natrium serum
dengan rata-rata hanya + 3 @mB / 5. Peningkatan dalam fungsi
&+
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
14/22
neurologis terkait dengan hiponatremia mungkin membutuhkan
beberapa hari setelah dilakukannya koreksi terhadap kelainan
elektrolit, terutama pada pasien yang lebih tua.+
4" Peng2!a1an
Pengobatan untuk hiponatremia simtomatik akut harus #epat
karena proses patologis otak dapat terjadi se#ara #epat dan irreversible,
bahkan ketika gejala klinis yang mun#ul hanyalah ringan. 4airan
garam hipertonik !+?", merupakan pengobatan yang paling umum
untuk hiponatremia simtomatik akut, yang akan menyebabkan
penurunan volume otak se#ara #epat, sehingga dapat menurunkan
tekanan intrakranial. Pengobatan harus menargetkan kenaikan natrium
serum menjadi lebih dari &>-& mB / 5. Oang penting disini adalah
pengobatan agresif hiponatremia dengan larutan garam hipertonik
dapat juga berbahaya, karena pendekatan ini dapat memprovokasi
penyusutan otak yang memi#u ,mB/5/jam.
Iamun, pada wanita muda yang memiliki risiko terjadinya henti nafas,
gejala sisa neurologis yang parah, dan kematian, rata-rata koreksi yang
digunakan adalah &3mB/5/h, dengan tingkat koreksi lebih tinggi
diperkirakan dapat ditoleransi dengan baik pada anak-anak. Semakin
banyak bukti menunjukkan bahwa lesi demielinasi otak dapat terjadi
pada pasien meskipun koreksi hiponatremia telah dilakukan se#arahati-hati.
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
15/22
*ipernatremia didefinisikan sebagai konsentrasi natrium serum
dalam plasma & mB/5. Sedangkan hiponatremia dapat menyebabkan
kejang, hipernatremia lebih mungkin merupakan hasil dari aktivitas kejang
!misalnya kejang tonik-klonik umum". 6likogen intraseluler
dimetabolisme menjadi laktat di otot selama kejang.
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
16/22
penyusutan otak diminimalkan, sebagai gejala SSP. %alam teori,
koreksi #epat dari kondisi hipernatremia memungkinkan terjadinya
edema serebral, oleh karena pengambilan #airan oleh sel-sel otak
melebihi hilangnya akumulasi elektrolit dan osmolit organik. mB/5, sering ditoleransi dengan baik. 6ejala yang parah
biasanya memerlukan peningkatan akut konsentrasi natrium plasma %
&F-&'>mB/5 !dalam hitungan jam". Iilai &F> mB/5 berhubungan
dengan tingkat kematian yang tinggi, terutama pada orang dewasa.
Penyusutan otak yang disebabkan oleh hipernatremia dapatmenyebabkan rupturnya pembuluh darah otak, dengan perdarahan
intraserebral dan subara#hnoid fokal, yang kemudian dapat
memprovokasi kejang. Pada bayi hipernatremik, kejang-kejang
biasanya tidak ada, ke#uali dalam kasus pemberian natrium loading
atau rehidrasi agresif yang kurang hati-hati.
7eskipun pemberian natrium yang #epat dapat menyebabkan
kejang, kejang lebih sering ditemukan selama koreksi yang #epat dari
&'
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
17/22
hipernatremia. Pada pasien dengan hipernatremia berkepanjangan,
edema serebral mungkin mun#ul ketika osmolalitas dinormalkan
se#ara tiba-tiba; koreksi ini dapat menyebabkan kejang, koma, dan
kematian. Kejang terjadi pada N >? pasien dengan hipernatremia
berat yang diberi #airan infus hipotonik se#ara #epat.+
" Peng2!a1an
$ujuan dari pengobatan hipernatremia adalah untuk mengisi
kembali #airan tubuh, sehingga memulihkan homeostasis osmotik dan
volume sel pada tingkat yang dapat menghindari komplikasi yang
signifikan. Ke#epatan koreksi tergantung pada ke#epatan
berkembangnya hipernatremia dan gejala yang menyertainya. $ingkat
koreksi pada hipernatremia kronis tidak boleh melebihi >,-
>,@mB/5/jam, angka ini dapat men#egah edema serebral dan kejang.
Penurunan yang ditargetkan dalam konsentrasi natrium serum pada
pasien dengan hipernatremia, ke#uali pada pasien yang gangguannya
telah berkembang terlalu lam adalah &> mB/5/hari. *ipernatremia
akut dapat diobati lebih #epat; pada pasien tersebut, dengan
pengurangan konsentrasi natrium serum yang sesuai yaitu & mB/5/h.
Pasien dengan hipernatremia dapat diobati dengan #airan
hipotonik !larutan garam hipotonik atau larutan dekstrosa". Pemberian
yang lebih disukai untuk mengelola #airan adalah lewat oral !atau
melalui selang makan", jika pendekatan ini tidak layak, #airan harus
diberikan se#ara intravena. Karena risiko serebral edema meningkat
dengan volume infusan yang diberikan, volume harus dibatasi, sesuaidengan kebutuhan untuk memperbaiki hipertonisitas. Iormal saline
!Iatrium klorida >,J?" hanya tepat diberikan dalam kasus frank
circulatory compromise, karena #airan ini menghasilkan ekspansi
volume yang efektif.+
3" &IPOKALSE(IA
&@
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
18/22
*ipokalsemia didefinisikan sebagai tingkat kalsium plasma A
F,mg/dl atau konsentrasi kalsium terionisasi A ,>mg/dl. Penyebab
hipokalsemia dirangkum dalam $abel .
-" Pre/en1a/i lini/
6ejala-gejala hipokalsemia dipengaruhi oleh derajat
hipokalsemia dan ke#epatan penurunan konsentrasi kalsium terionisasi
dalam serum. *ipokalsemia akut terutama akan meningkatkan
eksitabilitas neuromuskular dan terjadinya tetani. Pada SSP,
manifestasi hipokalsemia akut yang biasa didapatkan adalah kejang
dan perubahan status mental. Kejang tonik-klonik umum, motorik
fokal, dan !lebih jarang" atipikal atau akinetik dapat terjadi pada
hipokalsemia dan mungkin satu-satunya gejala yang mun#ul. Status
epileptikus nonkonvulsif yang disebabkan karena hipokalsemia juga
telah dilaporkan.
Kejang dapat terjadi tanpa tetani otot pada pasien dengan
hipokalsemia. Kejang terjadi pada >-? pasien dengan
hipokalsemia akut sebagai kondisi darurat medis, dan pada +>-@>?
dari pasien dengan hipoparatiroidisme simptomatik.+
," Peng2!a1an
1rgensi pengobatan tergantung pada tingkat keparahan gejala
dan tingkat hipokalsemia. )kut hipokalsemia adalah kondisi darurat
yang membutuhkan perhatian yang #epat, dan pasien dengan gejala
hipokalsemia harus segera diobati karena sangat terkait dengan
tingginya angka morbiditas dan mortalitas. Pengobatan dengan
kalsium intravena adalah terapi yang paling tepat. %osis &>> sampai+>> mg kalsium elemental harus diinfus !iv" dalma waktu lebih dari &>
sampai > menit. 0nfus drip kalsium harus dimulai pada >, mg/kg/jam
dan berlangsung selama beberapa jam, dengan pemantauan ketat kadar
kalsium. Pengobatan untuk kejang hipokalsemik dalah pengganti
kalsium !#al#ium repla#ement"; dan )% biasanya tidak diperlukan.
)%s mungkin menghapuskan baik tetani yang jelas sedang terjadi
maupun tetani laten, sedangkan kejang hipokalsemik mungkin masih
&F
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
19/22
menetap. Oang jelas, pengobatan hipokalsemia harus diarahkan pada
gangguan yang mendasari, dan sediaan kalsium oral sering diresepkan
untuk pengobatan rawat jalan.+
D" &IPERKALSE(IA
*iperkalsemia jauh lebih sering didapatkan daripada hipokalsemia.
Iamun, berbeda dengan hipokalsemia, kejang jarang berhubungan dengan
hiperkalsemia !kadar kalsium serum dari H &>, mg/dl".tiologi dari
hiperkalsemia dirangkum pada $abel .
-" Ga!aran lini/
6ejala hiperkalsemia berat yang paling umum adalah gangguan
sistem saraf dan fungsi pen#ernaan. 6ejala hiperkalsemia tergantung
pada penyebab yang mendasari, ke#epatan berkembangnya penyakit
yang mendasari, dan kesehatan fisik se#ara keseluruhan dari pasien itu
sendiri. Sebuah peningkatan pesat sampai hiperkalsemia sedang !&-
&+,J mg/dl" sering mengakibatkan disfungsi neurologis yang khas,
sedangkan hiperkalsemia kronis yang berat !H & mg/dl" dapat
menyebabkan gejala neurologis yang minimal.
Perubahan status mental berupa letargia, kebingungan, jarang
koma adalah manifestasi neurologis utama pada hiperkalsemia.
*iperkalsemia dikaitkan dengan penurunan rangsangan membran
saraf, dan dengan demikian jarang menyebabkan kejang. Iamun,hiperkalsemia yang menyebabkan hipertensi ensefalopati dan
vasokonstriksi telah dihipotesiskan dapat menimbulkan kejang.
Masokonstriksi serebral reversibel pada pasien dengan kejang oleh
karena hiperkalsemia telah ditunjukkan oleh angiografi serebral.+
," Peng2!a1an
0ndikasi terapi mendesak untuk hiperkalsemia biasanya
men#erminkan adanya manifestasi klinis dan penyebab yang
&J
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
20/22
mendasari, daripada tingkat kalsium serum. *iperkalsemia berat harus
ditangani se#ara agresif. Pengobatan sering memerlukan hidrasi dan
pemberian agen hipokalsemik seperti bifosfonat intravena !misalnya,
pamidronat atau Eoledronate" atau kalsitonin. 0ni adalah obat yang
digunakan untuk menurunkan tingkat kalsium serum, dengan
mekanisme aksi yang beragam !misalnya( penghambatan resorpsi
tulang baik normal maupun abnormal".
Hiperkalsemia Akut atau Simptomatik
Koreksi #epat dan terkontrol( pertama, rehidrasi kuat dengan
normal saline harus dimulai, pada tingkat >>->> ml/jam, dengan
monitoring overload #airan. Kemudian > -> mg furosemid diberikan
intravena, setelah rehidrasi telah di#apai. Pertimbangkan pemberian
bifosfonat intravena( pamidronat !'>-J> mg iv selama periode -jam"
atau Eoledronate ! mg iv selama periode &-menit". 5ini kedua(
glukokortikoid, kalsitonin, mithramy#in, galium nitrat.
Hiperkalsemia &ronis atau Asimptomatik
Pengobatan gangguan yang mendasari dengan diet hipokalsemik.
Pertimbangkan bifosfonat oral.+
E" &IPO(AGNESE(IA
*ypomagnesemia didefinisikan sebagai konsentrasi magnesium
plasma A&,' mB/5 !A&,J mg/dl". 7agnesium direkomendasikan sebagai
antikonvulsan pada preeklampsia dan eklampsia. Penghambatan 'metil'
D aspartat !I7%)" reseptor glutamat dan meningkatnya produksi
prostaglandin vasodilator dalam otak dapat menjelaskan mekanismeantikonvulsan dari magnesium. Selain itu, magnesium berfungsi untuk
menstabilkan membran saraf.
-" Ga!aran lini/
6ejala tidak mun#ul ke#uali 7g= menurun hingga A &,mg/dl,
dan mereka mungkin tidak berkorelasi baik dengan level 7g=
terionisasi serum. $emuan klinis primer adalah iritabilitas
neuromuskuler, hipereksitabilitas SSP, dan aritmia jantung. Kejang,
>
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
21/22
biasanya tonik klonik umum, dapat terjadi pada neonatus dan orang
dewasa yang berhubungan dengan hipomagnesemia parah, pada
tingkat A& mB/5.
," Peng2!a1an
Pasien dengan hipomagnesemia ringan dan tanpa gejala dapat
diobati dengan magnesium oral !misalnya, magnesium glukonat",
biasanya diberikan dalam dosis terbagi sebesar >> mg/hari. Pada
kondisi kejang atau hipomagnesemia simptomatik atau berat !A &,
mg/dl, A & mB/5", maka disarankan untuk menyuntikkan &- gram
7gS selama periode -menit, yang harus diikuti oleh infus &- gram
per jam untuk 7gS beberapa jam selanjutnya. 8ika kejang terus
berlanjut, bolus dapat diulangi. Kadar Kalium dan 7agnesium harus
dipantau selama terapi. %osis ini harus dikurangi pada pasien dengan
insufisiensi ginjal.
'" KELAINAN ELEKTROLIT LAIN
Kaliu
$idak seperti perubahan elektrolit lain, hipokalemia atau
hiperkalemia jarang menyebabkan gejala pada SSP, dan kejang tidak
terjadi. Perubahan pada level kalium ekstraseluler !level serum" mamiliki
efek predominan dan penting pada fungsi kardiovaskular dan
neuromuskuler. 8adi, kelainan kalium yang parah dapat menimbulkan
aritmia fatal atau kelumpuhan otot sebelum gejala SSP mun#ul.
Se#ara ringkas, kejang sering mewakili manifestasi klinis yang
penting dari gangguan elektrolit. Kejang lebih umum terjadi pada pasiendengan gangguan natrium, hipokalsemia, dan hipomagnesemia.
Keberhasilan penatalaksanaan pasien kejang dimulai dengan penegakan
sebuah diagnosis yang tepat mengenai gangguan elektrolit yang
mendasarinya. 1ntuk alasan itu, pemeriksaan kimiawi serum yang
lengkap, termasuk pengukuran elektrolit, khususnya natrium, kalsium, dan
magnesium, harus menjadi bagian dari penegakan diagnosa kerja awal
pada pasien dewasa dengan kejang. 0dentifikasi awal dan koreksi
&
-
5/26/2018 elektrolit dan kejang.pdf
22/22
gangguan ini diperlukan untuk mengontrol kejang dan men#egah
kerusakan otak permanen, sebagaimana )% sendiri umumnya tidak
efektif. Semua dokter harus menyadari kondisi klinis yang ada dan
memiliki pemahaman mengenai gangguan medis yang mendasari,
sehingga dapat memberikan mengendalikan penyakit dan memulai inisiasi
terapi yang #epat dan tepat.+
DA'TAR PUSTAKA
&. Ropper )* dan 2rown R*. %alam( )dams and Mi#torQs Prin#iples
of Ieurology, ighth edition. Iew Oork( 7#6raw-*ill. >>( @&-@.
. $he Rehabilitation Resear#h 4enter at Santa 4lara Malley 7edi#al
4enter. SeiEures. 4alifornia( Iational 0nstitute on %isability and
Rehabilitation Resear#h. >>.
+. 6uerra 54, 7oreno 74:, 4hoEas 875, dan 2olanos R:.
le#trolytes disturban#es and seiEures. %alam( pilepsia. %epartment of
0nternal 7edi#ine *ospital de la 7er#ed, Spain. >>', 4;!&"( &JJ>-&JJF.
. Saybasili * dan )rslan R2. pileptiform a#tivity indu#tion with
ele#trolyte imbalan#e in brain sli#es( 7e#hanisms involved in #ontrol.
0nstitute of 2iomedi#al ngineering, 2ogaEi#i 1niversity, $urkey. >>&.
. $akeda ), Sakurada I, Kanno S, )ndo 7, dan >F,