Elektroforesis Gel Agarosa
-
Upload
larasatiputrihapsari -
Category
Documents
-
view
845 -
download
0
Transcript of Elektroforesis Gel Agarosa
5/15/2018 Elektroforesis Gel Agarosa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/elektroforesis-gel-agarosa-55ab4e996acef 1/14
ELEKTROFORESIS GEL AGAROSA
Oleh:
Nama : Asep Setiadi
NIM : B1J008105
Rombongan : IV
Kelompok : 4
Asisten :Anriani Puspita Karunia Ning Widhi
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MOLEKULER
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2011
5/15/2018 Elektroforesis Gel Agarosa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/elektroforesis-gel-agarosa-55ab4e996acef 2/14
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Elektroforesis gel merupakan salah satu teknik utama dalam biologi molekular.
Prinsip dasar teknik ini adalah bahwa DNA, RNA, atau protein dapat dipisahkan oleh
medan listrik. Dalam hal ini, molekul-molekul tersebut dipisahkan berdasarkan laju
perpindahannya oleh gaya gerak listrik di dalam matriks gel. Laju perpindahan
tersebut bergantung pada ukuran molekul bersangkutan. Elektroforesis gel biasanya
dilakukan untuk tujuan analisis, namun dapat pula digunakan sebagai teknik
preparatif untuk memurnikan molekul sebelum digunakan dalam metode-metode lain
seperti spektrometri massa, PCR, kloning, sekuensing DNA, atau immuno-blotting yang merupakan metode-metode karakterisasi lebih lanjut.
Gel yang digunakan biasanya merupakan polimer bertautan silang
(crosslinked ) yang porositasnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Untuk
memisahkan protein atau asam nukleat berukuran kecil (DNA, RNA, atau
oligonukleotida), gel yang digunakan biasanya merupakan gel poliakrilamida, dibuat
dengan konsentrasi berbeda-beda antara akrilamida dan zat yang memungkinkan
pertautan silang (cross-linker ), menghasilkan jaringan poliakrilamida dengan ukuran
rongga berbeda-beda. Untuk memisahkan asam nukleat yang lebih besar (lebih besar
dari beberapa ratus basa), gel yang digunakan adalah agarosa (dari ekstrak rumput
laut) yang sudah dimurnikan.
Dalam proses elektroforesis, sampel molekul ditempatkan ke dalam sumur
(well) pada gel yang ditempatkan di dalam larutan penyangga, dan listrik dialirkan
kepadanya. Molekul-molekul sampel tersebut akan bergerak di dalam matriks gel ke
arah salah satu kutub listrik sesuai dengan muatannya. Dalam hal asam nukleat, arah
pergerakan adalah menuju elektroda positif, disebabkan oleh muatan negatif alami
pada rangka gula-fosfat yang dimilikinya. Untuk menjaga agar laju perpindahan
asam nukleat benar-benar hanya berdasarkan ukuran (yaitu panjangnya), zat seperti
natrium hidroksida atau formamida digunakan untuk menjaga agar asam nukleat
berbentuk lurus. Sementara itu, protein didenaturasi dengan deterjen (misalnya
natrium dodesil sulfat, SDS) untuk membuat protein tersebut berbentuk lurus dan
bermuatan negatif.
5/15/2018 Elektroforesis Gel Agarosa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/elektroforesis-gel-agarosa-55ab4e996acef 3/14
Setelah proses elektroforesis selesai, dilakukan proses pewarnaan (staining)
agar molekul sampel yang telah terpisah dapat dilihat. Etidium bromida, perak, atau
pewarna "biru Coomassie" (Coomassie blue) dapat digunakan untuk keperluan ini.
Jika molekul sampel berpendar dalam sinar ultraviolet (misalnya setelah "diwarnai"
dengan etidium bromida), gel difoto di bawah sinar ultraviolet. Jika molekul sampel
mengandung atom radioaktif, autoradiogram gel tersebut dibuat.
Pita-pita (band ) pada lajur-lajur (lane) yang berbeda pada gel akan tampak
setelah proses pewarnaan; satu lajur merupakan arah pergerakan sampel dari "sumur"
gel. Pita-pita yang berjarak sama dari sumur gel pada akhir elektroforesis
mengandung molekul-molekul yang bergerak di dalam gel selama elektroforesis
dengan kecepatan yang sama, yang biasanya berarti bahwa molekul-molekul tersebut
berukuran sama. "Marka" atau penanda (marker ) yang merupakan campuran molekul
dengan ukuran berbeda-beda dapat digunakan untuk menentukan ukuran molekul
dalam pita sampel dengan meng-elektroforesis marka tersebut pada lajur di gel yang
paralel dengan sampel. Pita-pita pada lajur marka tersebut dapat dibandingkan
dengan pita sampel untuk menentukan ukurannya. Jarak pita dari sumur gel
berbanding terbalik terhadap logaritma ukuran molekul.
.
B. Tujuan
Tujuan praktikum adalah untuk mengetahui cara kerja dan prinsip kerja
elektroforesis.
5/15/2018 Elektroforesis Gel Agarosa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/elektroforesis-gel-agarosa-55ab4e996acef 4/14
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu DNA marker, misalnya DNA
λ yang dipotong dengan HindIII, DNA produk PCR, agarosa, larutan buffer TAE 50x
(242 g tris-base; 57,1 g asam asetat glacial; 100 ml EDTA 0,5 M pH 8; dilarutkan
dalam akuades hingga 1000 ml), Loading dye 6x (0,25% bromophenol blue; 0,25%
xylene cyalol; 15% ficoll tipe 4000; EDTA 120 mM), akuades, larutan Etidium
Bromid (EtBr).
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas ukur 1000 ml, labu
erlenmeyer 50 ml, seperangkat mikropipet beserta tipnya ( Bio-Rad dan AxygenScientific), tabung mikrosentrifuga, kertas parafilm, seperangkat alat elektroforesis,
sarung tangan, kaca mata UV, UV transluminator, kamera digital.
B. Matode
Praktikum ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
No. Keterangan Gambar
1. Untuk membuat 20 ml larutan agarosa 1%,
timbang 0,2 g agarosa (sudah disiapkan
asisten)
2. Tambahkan TAE (1X) sampai volume 20
mL
3. Didihkan agarosa sampai larut dan terlihat
jernih.
5/15/2018 Elektroforesis Gel Agarosa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/elektroforesis-gel-agarosa-55ab4e996acef 5/14
4. Biarkan larutan agarosa mendingin (55ºC)
dan tambahkan 1 uL etidium bromida (10
mg/ml) sebelum larutan agarosa dituang ke
dalam pencetak gel
5. Siapkan pencetak gel dengan menyelotip ke
dua ujung pencetak gel dan menempatkan
sisir pada salah ujung pencetak gel
6. Tuangkan larutan agarosa ke dalam
pencetak gel.
7. Setelah gel memadat, pindahkankan gel
agarosa beserta pencetak gel ke dalam
tangki elektroforesis.
Sebelum dipindahkan ke tangki
elekstroforesis, selotip pada kedua
ujung pencetak gel dilepas terlebih
dahulu
8. Masukkan 10 µL sampel DNA yang telahdicampur dengan 2 uL loading dye (6X) ke
dalam sumur (well) gel agarosa
9. Elektroforesis pada 70 Volt sampai penanda
warna (biru) bermigrasi di atas gel agarose
bagian bawah.
5/15/2018 Elektroforesis Gel Agarosa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/elektroforesis-gel-agarosa-55ab4e996acef 6/14
10. Setelah elektroforesis selasai, letakkan gel
agarosa di atas UV transillumitor dan tutup
kaca pelindung dan amati pita DNA
11. Dokumentasikan pita DNA yang tampak
menggunakan kamera .
III.
5/15/2018 Elektroforesis Gel Agarosa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/elektroforesis-gel-agarosa-55ab4e996acef 7/14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
5/15/2018 Elektroforesis Gel Agarosa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/elektroforesis-gel-agarosa-55ab4e996acef 8/14
B. Pembahasan
Elektroforesis DNA merupakan teknik untuk memisahkan sampel
DNA berdasarkan atas ukuran (berat molekul) dan struktur fisik molekulnya. Gel
yang biasa digunakan antara lain agarosa. Elektroforesis gel agarosa dapat dilakukan
untuk memisahkan sampel DNA dengan ukuran dari beberapa ratus hingga 20.000
pasang basa (bp).
Molekul DNA bermuatan negatif sehingga di dalam medan listrik akan
bermigrasi melalui matriks gel menuju kutub positif (anode). Makin besar ukuran
molekulnya, makin rendah laju migrasinya. Berat molekul suatu fragmen DNA dapat
diperkirakan dengan memsumuraningkan laju migrasinya dengan laju migrasi
fragmen-fragmen molekul DNA standar (DNA marker) yang telah diketahuiukurannya. Visulisasi DNA selanjutnya dilakukan di bawah paparan sinar ultraviolet
setelah terlebih dahulu gel dalam pembuatannya ditambahkan larutan etidium
bromid. Cara lain untuk melihat visualisasi DNA adalah gel direndam di dalam
larutan etidium bromid sebelum dipaparkan di atas sinar ultraviolet.
Teknik gel elektroforesis makin berkembang dan disempurnakan, hingga 12
tahun kemudian ditemukan gel poliakrilamida (PAGE = Polyacrilamide Gel
Electrophoresis) yang terbentuk melalui proses polimerisasi akrilamida dan bis-
akrilamida. PAGE ini sanggup memisahkan campuran DNA/RNA atau protein
dengan ukuran lebih besar. Meskipun aplikasi elektroforesis makin berkembang luas,
namun ternyata teknik ini masih menyerah jika digunakan untuk memisahkan DNA
dengan ukuran yang super besar, misalnya DNA kromosom. Campuran DNA
kromosom tidak dapat dipisahkan meskipun ukuran mereka berbeda-beda.
( Pratiwi, 2001).
Metode Elektroforesis Gel Agarosa didasarkan pada pergerakan molekul
bermuatan dalam media penyangga matriks stabil di bawah pengaruh medan listrik.
Media yang umum digunakan adalah gel agarosa atau poliakrilamid. Elektroforesis
gel agarosa digunakan untuk memisahkan fragmen DNA yang berukuran lebih besar
dari 100 pb dan dijalankan secara horizontal, sedangkan elektroforesis poliakrilamid
dapat memisahkan 1 pb dan dijalankan secara vertikal. Elektroforesis poliakrilamid
biasanya digunakan untuk menentukan urutan DNA (sekuensing). Prinsip pemisahan
dalam elektroforesis didasarkan atas perbedaan migrasi komponen pada fase
pendukung, karena adanya perbedaan muatan dan masa molekul ( Zubay, 1989).
5/15/2018 Elektroforesis Gel Agarosa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/elektroforesis-gel-agarosa-55ab4e996acef 9/14
Larutan DNA yang bermuatan negatif dimasukkan ke dalam sumur-sumur
yang terdapat pada gel agarosa dan diletakkan di kutub negatif, apabila dialiri arus
listrik dengan menggunakan larutan buffer yang sesuai maka DNA akan bergerak ke
kutup positif. Laju migrasi DNA dalam medan listrik berbanding terbalik dengan
massa DNA. Migrasi DNA terutama ditentukan oleh ukuran panjang dan bentuk
DNA. Fragmen DNA yang berukuran kecil akan bermigrasi lebih cepat dibanding
yang berukuran besar, sehingga elektroforesis mampu memisahkan fragmen DNA
berdasarkan ukuran panjangnya. Untuk visualisasi maka ditambahkan larutan
etidium bromida yang akan masuk diantara ikatan hidrogen pada DNA, sehingga pita
fragmen DNA akan kelihatan dibawah lampu UV. Panjang amplikon bisa
diperkirakan dengan membandingkannya dengan pita DNA standar ( Pratiwi, 2001).
Elektroforesis merupakan proses bergeraknya molekul bermuatan pada
suatu medan listrik. Kecepatan molekul yang bergerak pada medan listrik
tergantung pada muatan, bentuk dan ukuran. Dengan demikian elektroforesis
dapat digunakan untuk separasi makromolekul (seperti protein dan asam nukleat).
Posisi molekul yang terseparasi pada gel dapat dideteksi dengan pewarnaan atau
autoradiografi, ataupun dilakukan kuantifikasi dengan densitometer. Elektroforesis
untuk makromolekul memerlukan matriks penyangga untuk mencegah terjadinya
difusi karena timbulnya panas dari arus listrik yang digunakan. Elektroforesis
biasanya memerlukan media penyangga sebagai tempat bemigrasinya molekul-
mulekul biologi. Media penyangganya bermacam-macam tergantung pada tujuan
dan bahan yang akan dianalisa. Media penyangga yang sering dipakai dalam
elektroforesis antara lain yaitu kertas, selulose, asetat dan gel. Gel
poliakrilamid dan agarosa merupakan matriks penyangga yang banyak dipakai
untuk separasi protein dan asam nukleat ( Zubay, 1989).
Menurut Soedarmadji (1996), beberapa faktor mempengaruhi kecepatan
migrasi dari molekul protein yakni:
1. Ukuran molekul protein
Migrasi molekul protein berukuran besar lebih lambat daripada migrasi
molekul berukuran kecil.
2. Konsentrasi gel
Migrasi molekul protein pada gel berkosentrasi rendah lebih cepat
daripada migrasi molekul protein yang sama pada gel berkosentrasi tinggi.
5/15/2018 Elektroforesis Gel Agarosa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/elektroforesis-gel-agarosa-55ab4e996acef 10/14
3. Bufer (penyangga) dapat berperan sebagai penstabil medium pendukung dan
dapat mempengaruhi kecepatan gerak senyawa karena ion sebagai pembawa protein
yang bermuatan. Kekuatan ion yang tinggi dalam bufer akan meningkatkan panas
sehingga aliran listrik menjadi maksimal. Hal ini dapat mempercepat gerakan
molekul protein. Kekuatan ion rendah dalam bufer akan menurunkan panas sehingga
aliran listrik akan sangat minimal dan migrasi molekul protein sangat lambat.
4. Medium penyangga
Medium pendukung ideal untuk elektroforesis adalah bahan kimia inert yang
bersifat relatif stabil, mudah ditangani dan mempunyai daya serap yang baik, sebagai
migrasi elektron atau penyaringan berdasarkan ukuran molekul seperti gel
poliakrilamid (Sudarmadji, 1996). Jika ukuran pori dari medium kira-kira sama
dengan molekul, maka molekul yang lebih kecil akan berpindah lebih bebas di
dalam medan listrik, sedangkan molekul yang lebih besar akan dibatasi dalam
migrasinya. Besarnya pori-pori dapat diatur dengan mengubah konsentrasi
penyusun gel poliakrilamidnya yaitu akrilamid dan bisakrilamid.
5. Kekuatan voltase
Voltase yang dipakai rendah (100-500) V, kecepatan migrasi molekul
sebanding dengan tingginya voltase yang digunakan. Voltase yang dipakai tinggi
(500-10000) V, mobolitas molekul meningkat secara lebih tajam dan digunakan
untuk memisahkan senyawa dengan BM rendah serta jenis arus yang dipakai
selalu harus searah (bukan bolak balik).
6. Temperatur medium disaat proses elektroforesis berlangsung.
Gel elektroforesis digunakan untuk memisahkan fragmen DNA berdasarkan
ukurannya. Dimana jika sentrifugasi berarti memisahkan molekul menggunakan
kekuatan gravitasi sementara gel elektroforesis berarti memisahkan molekul dengan
menggunakan kekuatan elektrik. Gel elektroforesis mengambil keuntungan bahwa,
sebagai asam organik, DNA bermuatan negatif. Ketika diletakkan di dalam medan
listrik, molekul DNA menuju ke kutub positif (anoda) dan menjauhi kutub negatif
(katoda). Sebelum dilakukan elektroforesis, suspensi DNA terlebih dahulu harus
ditambahkan loading buffer (dye), yang berfungsi untuk menambah densitas,
sehingga DNA akan selalu berada di dasar sumur; pewarna untuk memudahkan
meletakkan sampel DNA ke dalam sumur, agar dapat bergerak ke arah anoda dengan
laju yang dapat diperkirakan sehingga dapat digunakan sebagai tanda migrasi DNA.
Pewarna yang biasa digunakan adalah bromophenol blue dan xylene cyanol. Selain
5/15/2018 Elektroforesis Gel Agarosa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/elektroforesis-gel-agarosa-55ab4e996acef 11/14
itu, pembacaan pita DNA di dalam gel yang telah diwarnai dengan ethidium bromida
di atas lampu UV yang dibandingkan dengan DNA standar juga sering dilakukan
untuk menganalisis kuantitas jumlah DNA (Suharsono dan Widyastuti , 2006).
Jika temperatur tinggi akan mempercepat proses bermigrasinya protein
dan sebaliknya jika temperatur rendah akan mengurangi kekuatan bermigrasinya
protein. Pada saat elektroforesis berlangsung, protein akan bergerak dari elektroda
negatif menuju elektroda positif sampai pada jarak tertentu pada gel poliakrilamid
tergantung pada berat molekulnya. Semakin rendah berat molekulnya maka
semakin jauh pula protein bergerak atau mobilitasnya tinggi. Sebaliknya protein
dengan berat molekul lebih besar akan bergerak pada jarak yang lebih pendek
atau mobilitasnya rendah (Sumitro et al., 1996).
Hasil praktikum menunjukkan bahwa DNA sampel terbaca, namun DNA
marka tidak terbaca malainkan terjadi penumpukan. Hal ini terjadi mungkin karena
kurang tepat dan kurang hati-hati dalam memasukkan DNA marka ke dalam
sumuran, sehingga DNA marka terlalu banyak dan hingga memenuhi sumur
sebelahnya. Hasil elektroforesis akan didapatkan pita-pita protein yang
terpisahkan berdasarkan berat molekulnya. Tebal tipisnya pita yang terbentuk
dari pita protein menunjukkan kandungan atau banyaknya protein yang
mempunyai berat molekul yang sama yang berada pada posisi pita yang sama.
Hal ini sejalan dengan prinsip pergerakan molekul bermuatan, yakni molekul
bermuatan dapat bergerak bebas di bawah pengaruh medan listrik, molekul
dengan muatan dan ukuran yang sama akan terakumulasi pada zona atau pita yang
sama atau berdekatan (Soedarmadji, 1996).
5/15/2018 Elektroforesis Gel Agarosa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/elektroforesis-gel-agarosa-55ab4e996acef 12/14
Fungsi dari alat dan bahan yang digunakan dalam elektroforesis gel
agarosa:
a. Aquades : sebagai pelarut
b. Etidium bromide : sebagai pewarna DNA
c. Baki gel agarosa : sebagai cetakan gel agarosa
d. UV Transiluminator : untuk melihat pita-pita DNA
e. TAE : Trisbase sebagai buffer sesuai dengan pH,
a. Asam Asetat Glasial sebagai elektrolit gram,
b. EDTA (Etylen Diamine Tetra Asetic Acid)
sebagai pe-non aktif DNA-se
f. DNA marka : DNA penanda
g. Sisir elektroforesis : untuk membuat sumuran pada gel agarosa
h. Tangki elektroforesis : untuk running DNA
i. Loading dye : sebagai pemberat DNA
j. Mikropipet : untuk mengambil dan menghomogenkan sampel
DNA dan loading dye
k. Kertas Parafilm : untuk tempat menghomogenkan sampel DNA dan
loading dye
l. Sarung tangan : Melindungi terkena DNA-se yang dapat merusak
DNA
5/15/2018 Elektroforesis Gel Agarosa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/elektroforesis-gel-agarosa-55ab4e996acef 13/14
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan :
1. Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan
berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik .
2. Hasil yang didapat dilihat dari perpendaran pita-pita DNA yang terbentuk pada
elektroforesis, DNA marka mengalami degradasi atau mengumpul tetapi DNA
sampel dapat terbaca. Hal ini terjadi karena beberapa kemungkinan antara lain
kesalahan dalam memasukkan DNA marka ke dalam sumur gel, waktu yang
kurang atau voltase naik turun.
B. Saran
Sebisa mungkin semua praktikan melakukan percobaan, kalau tidak buat apa di
bikin kelompok yang terdiri dari -+ 5 praktikan.
5/15/2018 Elektroforesis Gel Agarosa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/elektroforesis-gel-agarosa-55ab4e996acef 14/14
DAFTAR REFERENSI
Anonim, 2011. http://www.fp.unud.ac.id/biotek/biologi-sel/teknik-molekuler/
Anonim. 2011 http://www.docstoc.com/docs/16225344/isolasi-plasmid
Pratiwi, R. 2001. Mengenal Metode Elektroforesis. Oseana. Volume XXVI. Nomor
1. Balitbang Biologi Laut, Puslitbang Osenologi LIPI, Jakarta
Sudarmadji, S., 1996. Teknik Analisa Biokimiawi. Edisi Pertama Liberty.
Yogyakarta.
Suharsono dan Widyastuti, U. 2006. Penuntun Praktikum Pelatihan Teknik
Pengklonan Gen. Pusat Penelitian Sumber Daya Hayati dan Bioteknologi,
IPB.
Sumitro, S. B, Fatchiyah, Rahayu, Widyarti, dan Arumningtyas. 1996. Kursus
Teknik-Teknik Dasar Analisis Protein dan DNA. Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Brawijaya. Malang
Zubay, G.L. 1989. Biochemistry 2nd Edition. Mcmillan Publishing Coorporation.
New York.