Elek Tro
-
Upload
unhiwaikabu -
Category
Documents
-
view
217 -
download
2
description
Transcript of Elek Tro
b. Jenis-Jenis Dioda
Ada banyak jenis dioda yang mempunyai kegunaan khusus,
antara lain :
1. Dioda Zenar
Merupakan dioda sambungan P-N dari Si atau Ge yang mendapatkan
pengotongan banyak untuk prasikap balik, yang bekerja didaerah dadal (break down) dimana
arus dibatasi oleh tahanan luar dan disipasi daya dari dioda. Tegangan dadal dari dioda zener
terjadi karena pemutusan ikatan kovalen oleh medan listrik yang kuat, yang terpasang pada
daerah pengosongan, akibat tegangan balik yang dipasang. Ini akan membentuk elektron dan
hole yang banyak yang membentuk arus jenuh balik yang disebut arus zener I2 yang harganya
hanya dibatasi oleh tahanan luar. Karakteristik dioda zener untuk daerah prasikap maju sama
dengan dioda lainnya, sedang untuk daerah prasikap balik seperti ditunjukkan pada gambar
V-4. V2 adalah tegangan dadal zener, I2 min adalah arus minimum untuk terjadinya tegangan
dadal, dan I2 mak adalah arus maksimum zener, yang dibatasi oleh disipasi daya. Karena
kurve tidak vertikal tepat, maka seharusnya mempunyai tahanan yang disebut impedansi
dinamik zener. Tetapi dengan mengidealkan dioda ini, maka dianggap kurve vertikal tepat,
sehingga V2 tepat walau I2 bervariasi. Tegangan Zener V2 dari dioda yang dipasarkan ada
bermacam-macam, tetapi berkisar antara 2,4 V – 200 V. Tegangan ini tergantung suhu.
Disipasi dayanya diberikan oleh hasil kali V2I2, harga maksimumnya berkisar antara 150 mW
– 50 W. Untuk dapat bekerja dalam rangkaian dioda zener harus dipasang pada tegangan
balik, dengan tegangan lebih besar sedikit dari V2 dan dalam rangkaian yang arusnya < I2
mak. Secara fisik dioda zener hampir seperti dioda yang lain dan dikenal dengan kode IN
seperti IN 750 (untuk daya 10 W), IN 4000 (untuk daya tinggi). Penggunaan dioda zener
adalah untuk regulator tegangan, untuk referensi tegangan yang tetap, untuk melindungi alat-
alat dari kerusakan akibat kenaikan tegangan.
2. LED (Light Emiting Dioda)
Adalah dioda sambungan semikonduktor P-N yang jika diberi prasikap maju
akan mengeluarkan cahaya tampak. Simbol dioda ini adalah dan rangkaiannya dapat
ditunjukkan pada gambar V-5. Jika elektron bebas pada semikonduktor tipe N terletak pada
pita energi yang lebih tinggi daripada hole didaerah semikonduktor tipe P maka jika elektron
bebas berkombinasi dengan hole perbedaan (kelebihan) energi ini akan diubah menjadi panas
atau cahaya. Pada Ge dan Si energy tersebut sebagian besar tidak ada. Tetapi pada Ga As atau
Ga P atau Ga As P sebagian besar energi diubah menjadi cahaya. LED tidak akan
mengeluarkan cahaya jika dipasang pada prasikap balik. Operasi LED pada arah balik akan
menyebabkan LED cepat rusak. Penggunaan LED adalah untuk indikator, memasukkan
informasi ke memori komputer optik, untuk penggunaan dalam komunikasi yang
menggunakan kabel serat optik dan lain-lain.
3. Photodioda Sambungan P-N
Merupakan dioda sambungan P-N yang jika dikenai cahaya tahanan baliknya
berubah menjadi lebih kecil. Dalam gelap, tahanan baliknya sangat besar sehingga tidak
menghantarkan arus listrik. Simbol dioda ini adalah . Pemasangan dioda ini harus dalam
prasikap balik, seperti ditunjukkan pada gambar V-6. Kegunaan dioda ini adalah untuk
saklar, alat deteksi, alat komunikasi optik dan lain-lain.
c. Fungsi Dioda
Ada banyak fungsi dioda antara lain :
1) Untuk penyearah arus
Ini akan dibicarakan pada minggu yang akan datang
2) Untuk penyetabil tegangan
Menggunakan dioda Zener. Operasinya dalam rangkaian akan dibicara minggu depan.
3) Untuk indikator
Dapat menggunakan LED, misalnya untuk indikator angka-angka pada kalkulator
menggunakan LED yang disusun sesuai peraga sevent segment
4) Sebagai saklar
Dapat menggunakan photo dioda sambungan P-N, misalnya digunakan sebagai saklar dari
rangkaian yang menggerakan motor untuk menarik pintu garasi. Jika dioda kena sorot
lampu mobil tahanannya baliknya turun sehingga terdapat arus yang menggerakkan motor
melalui relay.
Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari dari bahan semi
konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis (B), kolektor (C) dan emitor (E). Berdasarkan
susunan semikonduktor yang membentuknya, transistor dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
transistor PNP dan transistor NPN.
Untuk membadakan transistor PNP dan NPN dapat dari arah panah pada kaki
emitornya. Pada transistor PNP anak panah mengarah ke dalam dan pada transistor NPN arah
panahnya mengarah ke luar.
Bias Transistor
Untuk dapat bekerja, sebuah transistor membutuhkan tegangan bias pada basisnya.
Kebutuhan tegangan bias ini berkisar antara 0.5 sampai 0.7 Volt tergantung jenis dan bahan
semikonduktor yang digunakan.
Untuk transistor NPN, tegangan bias pada basis harus lebih positif dari emitor. Dan
untuk transistor PNP, tegangan bias pada basis harus lebih negatif dari emitor. Semakin
tinggi arus bias pada basis, maka transistor semakin jenuh (semakin ON) dan tegangan
kolektor-emitor (VCE) semakin rendah.
Bias Transistor
Pada gambar terlihat bahwa TR1 adalah termasuk jenis NPN, jadi tegangan bias pada
basis (Vbb) harus lebih positif dari emitor (Vee). Untuk memudahkan maka Vcc ditulis
dengan +Vcc dan Vee ditulis dengan -Vee. Dan TR2 adalah termasuk jenis PNP, jadi
tegangan bias pada basis (Vbb) harus lebih negatif dari emitor (Vee). Untuk memudahkan
maka Vcc ditulis dengan -Vcc dan Vee ditulis dengan +Vee.
Transistor sebagai Saklar
Dengan mengatur bias sebuah transistor sampai transistor jenuh, maka seolah akan
didapat hubung singkat antara kaki kolektor dan emitor. Dengan memanfaatkan fenomena
ini, maka transistor dapat difungsikan sebagai saklar elektronik.
Transistor Sebagai Saklar
Pada gambar terlihat sebuah rangkaian saklar elektronik dengan menggunakan
transistor NPN dan transistor PNP. Tampak TR3 (NPN) dan TR4 (PNP) dipakai
menghidupkan dan mematikan LED.
TR3 dipakai untuk memutus dan menyambung hubungan antara katoda LED dengan
ground. Jadi jika transistor OFF maka led akan mati dan jika transistor ON maka led akan
hidup. Karena kaki emitor dihubungkan ke ground maka untuk menghidupkan transistor,
posisi saklar SW1 harus ON jadi basis transistor TR3 mendapat bias dari tegangan positif dan
akibatnya transistor menjadi jenuh (ON) lalu kaki kolektor dan kaki emitor tersambung.
Untuk mematikan LED maka posisi SW1 harus OFF.
TR4 dipakai untuk memutus dan menyambung hubungan antara anoda LED dengan
tegangan positif. Jadi jika transistor OFF maka led akan mati dan jika transistor ON maka led
akan hidup. Karena kaki emitor dihubungkan ke tegangan positif, maka untuk menghidupkan
transistor, posisi saklar SW2 harus ON jadi basis transistor TR4 mendapat bias dari tegangan
negatif dan akibatnya transistor menjadi jenuh (ON) lalu kaki emitor dan kaki kolektor
tersambung. Untuk mematikan LED maka posisi SW1 harus OFF.
Transistor sebagai penguat arus
Fungsi lain dari transistor adalah sebagai penguat arus. Karena fungsi ini maka
transistor bisa dipakai untuk rangkaian power supply dengan tegangan yang di set. Untuk
keperluan ini transistor harus dibias tegangan yang konstan pada basisnya, supaya pada
emitor keluar tegangan yang tetap. Biasanya untuk mengatur tegangan basis supaya tetap
digunakan sebuah dioda zener.
Transistor Sebagai Penguat Arus
Pada gambar tampak dua buah regulator dengan polaritas tegangan output yang
berbeda. Transistor TR5 (NPN) dipakai untuk regulator tegangan positif dan transistor TR6
(PNP) digunakan untuk regulator tegangan negatif. Tegangan basis pada masing masing
transistor dijaga agar nilainya tetap oleh dioda zener D3 dan D4. Dengan demikian tegangan
yang keluar pada emitor mempunyai arus sebesar perkalian antara arus basis dan HFE
transistor.
Transistor sebagai penguat sinyal AC
Selain sebagai penguat arus, transistor juga bisa digunakan sebagai penguat tegangan pada
sinyal AC. Untuk pemakaian transistor sebagai penguat sinyal digunakan beberapa macam
teknik pembiasan basis transistor. Dalam bekerja sebagai penguat sinyal AC, transistor
dikelompokkan menjadi beberapa jenis penguat, yaitu: penguat kelas A, penguat kelas B,
penguat kelas AB, dan kelas C.
Transistor Sebagai Penguat Sinyal AC
Pada gambar tampak bahwa R15 dan R16 bekerjasama dalam mengatur tegangan
bias pada basis transistor. Konfigurasi ini termasuk jenis penguat kelas A. Sinyal input
masuk ke penguat melalui kapasitor C8 ke basis transistor. Dan sinyal output diambil pada
kaki kolektor dengan melewati kapasitor C7.
Fungsi kapasitor pada input dan output penguat adalah untuk mengisolasi penguat terhadap
pengaruh dari tegangan DC eksternal penguat. Hal ini berdasarkan karakteristik kapasitor
yang tidak melewatkan tegangan DC.
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan
masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya
semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL
dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan
dilimpahkan ke lilitan sekunder.
Hubungan Primer-Sekunder
Fluks pada transformator
Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah dan rumus
untuk GGL induksi yang terjadi di lilitan sekunder adalah .
Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama, maka
dimana dengan menyusun ulang persamaan akan didapat sedemikian hingga
. Dengan kata lain, hubungan antara tegangan primer dengan tegangan
sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer dengan lilitan sekunder.
Kerugian dalam transformator
Perhitungan diatas hanya berlaku apabila kopling primer-sekunder sempurna dan tidak ada
kerugian, tetapi dalam praktek terjadi beberapa kerugian yaitu:
1. kerugian tembaga. Kerugian dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh
resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.
2. Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak
sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer memotong
lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan secara
berlapis-lapis antara primer dan sekunder.
3. Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat
pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat memengaruhi efisiensi
transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi dengan
menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank winding)
4. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah.
Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya
dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti
reluktansi rendah.
5. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus
cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian
kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang
dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil
yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat geronggong atau
lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.
6. Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang
menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang
membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan
fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-
lapisan.
Efisiensi
Efisiensi transformator dapat diketahui dengan rumus Karena adanya
kerugian pada transformator. Maka efisiensi transformator tidak dapat mencapai 100%.
Untuk transformator daya frekuensi rendah, efisiensi bisa mencapai 98%.
Jenis-jenis transformator
Step-Up
lambang transformator step-up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih
banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator
ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan
generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
Step-Down
skema transformator step-down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah
ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
Autotransformator
skema autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik,
dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan
lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer,
sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih
tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran
fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi
transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer
dengan lilitan sekunder.
Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari
beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
Autotransformator variabel
skema autotransformator variabel
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan
tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang
berubah-ubah.
Transformator isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan
primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa
desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian.
Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio,
transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.
Transformator pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk memberikan
keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat
jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah.
Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks
magnet, transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada
lilitan primer berbalik arah.
Transformator tiga fasa
Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan
secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan
lilitan sekunder dihubungkan secara delta (Δ).