Electro Convulsive Therapy (ECT)

30
ELECTRO CONVULSIVE THERAPY ( E C T )

description

ECT

Transcript of Electro Convulsive Therapy (ECT)

  • ELECTRO CONVULSIVE THERAPY( E C T )

  • PENDAHULUANGangguan jiwa merupakan penyakit multikausalBanyak model konsep yang mencoba menjelaskan fenomena gangguan jiwaPendekatan terapi beraneka ragamMacam-macam terapi tersebut : terapi modalitas (modalitas treatment)

  • JENIS TERAPI MODALITASTerapi individualTerapi lingkunganTerapi biologiTerapi kognitifTerapi keluargaTerapi kelompokTerapi perilakuTerapi bermain

  • SEJARAHECT pertama kali dilakukan oleh Ugo Cerletti dan Lucio Bini 1938Menjadi cara pengobatan utama pada psikotik / skizofrenia sampai tahun 1950anSetelah ditemukan obat psikotik: CPZ, flupenazine. Trifluoperazine, haloperidol,dll pada thn 1950an penggunaan ECT menurun yang dianggap lebih praktis tetapi ECT masih digunakan sampai saat ini

  • Terapi sebelum ECTTerapi Konvulsi KardiazolDitemukan oleh Lazio Joseph Medula (1953) pengamatan pada skizofrenia dan epilepsi.Menggunakan larutan Kardiazol 10% perinjeksi shg timbul konvulsi.Dasar teori diragukan, komplikasi lebih banyak tidak dipakai lagi. Terapi Koma InsulinDiperkenalkan oleh Manfred J.Sakel (1900-1957)Menggunakan insulin/IM 10-15 unit/hari + 5-10 unit klien koma hipoglikemik 1-2 jam dibangunkan dengan glukosa/IV atau air gula lewat pipa lambung. Dilakukan sampai 40-60 kali koma.Biaya mahal, banyak kontra indikasi dan komplikasi tidak dipakai lagi

  • PRO & KONTRAKeputusan untuk menggunakan ECT tergantung pada pertimbangan resiko & manfaat, mengingat adanya alternatif terapi lain yg lebih aman, nyaman, tidak traumatik secara psikologik yaitu pengobatan dengan obat obatan yang sudah demikian maju saat ini dan adanya psikoterapi.

  • ECT(Electro Convulsive Therapy)Adalah bentuk terapi kepada klien dengan menimbulkan kejang grand mall dengan cara mengalirkan arus listrik melalui elektrode yang di tempelkan pada pelipis klien / memberikan rangsang elektrik secara eksternal, untuk terapi gangguan jiwa tertentu.

  • MEKANISME KERJAMekanisme kerja secara pasti hingga saat ini belum diketahui. ECT membangkitkan efek multiple pada SSP termasuk jaras monoaminergik antara diencefalon & hipotalamus serta daerah limbik yang mengakibatkan perbaikan mood pasien.Terjadi perubahan sensitifitas reseptor meningkatkan turn over neurotransmiter norepineprin.Kejang grand maal yang dibangkitkan mempengaruhi hampir seluruh neurotransmiter di otak yang terlibat dalam patogenesis gangguan jiwa seperti: norepineprin, serotonin, dopamin, asitilkolin ,dll.

  • E C TAlat : ElektrokonvulsatorPenggunaan 100-150 Volt selama 2-3 dt terjadi konvulsi, bila tdk terjadi konvulsi langsung diulang dengan voltase yang sama atau lebih tinggi dan dapat diulang sampai 3 kali.

  • Frekwensi & Jumlah ECTBlock ECT = 2-4 hari berturut-turut 1-2 x/hr2-3 x/mingguSeri = 12-20 xECT maintenance = 1x setiap minggu

  • Indikasi ECTDepresi yg resistent dengan obatDepresi dgn kecenderungan bunuh diriDepresi yg menolak makan & minumDepresi pada kehamilanRiwayat respon positif terhadap ECTSkizofrenia katatonikSkizofrenia bentuk akutMania yg resistent dgn obatPada kasus paranoid, hebifrenik, simplek, dan jenis menahun hasilnya kurang memuaskan.

  • Kontra Indikasi MUTLAKAneurisma otakhematomeTumor otakmeningkatkan permiabilitas kapiler pembuluh darah otak, menambah oedema otak yang sudah ada, TIK meningkat, mengakibatkan inkarseratio ( terjepitnya batang otak atau bagian otak lain )

    RELATIF Usia lanjutKehamilanPenyakit tulangAneurisma aortaDecomp jantungMiocard infarkTbc paruHipertensiTrombosis koroner

  • Komplikasi ECTFraktur tulang / fraktur kompresi pada vertebraeLuxatio sendi terutama rahangRobekan ototApneaSakit kepalaAmnesia retrograde / antrograd, gangguan konsentrasi bisa berlangsung 1 6 bln setelah ECTKebingungan / delirium: px sangat gelisah , agresf / destruktif.Mudah lupa / demensia: terjadi degenerasi sel-sel otak jika ECT terlalu sering / 20 -30 kali dalam 1 seriAngka kematian diperkirakan 1:1.000 1:10.000 , biasanya akibat komplikasi kardovaskuler

  • Metode Pemakaian1. Metode Klasik70-130 volt600 mili Amperewaktu : 0,1-0,3 detikKomplikasi yang sering :FrakturPerdarahan dalam telinga

  • 2. Metode modifikasi:Diberi premedikasi untuk :mengurangi komplikasimemudahkan pelaksanaanContoh bahan premedikasi :muscle relaxant : succinylcholine : 10-40mg/IVanaesthesi short acting : pentothal sodium : 2cc/IVsulfas atropin: 0,8 mg/sc/ IM/ IV

  • Metode Pelaksanaan1. Metode Conventional ( Bifrontal = Bilateral methode)Elektroda diletakkan pada temporofrontalis kiri-kanan2. Metode UnilateralPada daerah non dominant hemisphere

  • FASE ECTFase tonik 10 detikFase klonik 10 40 detikFase relaksasi otot dengan pernafasan keras dan dalamTidak sadar selama lebih kurang 5 10 menitKebingungan post konvulsiTenang kembali

  • PERSIAPAN ECTPersiapan AlatKonvulsator lengkap dengan elktroda, pengatur waktu dan pengatur voltaseRubber muoth / spatel Tempat tidur tidak lenturTensimeter dan stetoskopKassa basah pelapis elektodeNaClBengkokAmbubagOksigenalat penganjal gigi agar lidah tidak tergigitpenghisap lendir,

  • PERANAN PERAWATPERSIAPAN ECTTangani kecemasan & kurang pengetahuan klien ttg prosedur ECTMelakukan pemeriksaan fisik & laboratorium Menyiapkan surat persetujuan tindakanMempuasakan klien minimal 6 jam sebelum ECTMenghentikan pemberian obat sebelum ECTMelepas gigi palsu, lensa kontak, perhiasan atau jepit rambut yang dipakai oleh klienMamakaikan pakaian longgarMembantu mengosongkan blast (kandung kemih)

  • B.Pelaksanaan ECTKlien ditidurkan terlentangUkur tekanan darahGigi palsu dilepas, pakaian dilonggarkanKedua pelipis diolesi dengan kassa yang mengandung NaClGeraham diganjal dengan pengganjal / pasang bantalan gigiKlien dianjurkan untuk melakukan nafas dalam 10 kaliElektroda diletakkan pada kedua pelipisDagu ditahan dengan kekuatan sedang

  • Pelaksanaan ECT (Lanj)Nyatakan sudah siap, masukkan aliran listrik pada saat inspirasiPada saat aliran masuk terdapat tanda : mata memejam, bulu mata bergetar, ekstremitas tertarik ke arah proksimal, selanjutnya mulut terbukaKeadaan ini berlangsung 10 dt (fase tonik)Diteruskan dengan pengembalian ekstremitas ke arah distal secara bertahap, berlangsung 10-40 dt (fase klonik)Selanjutnya otot-otot dalam keadaan relaksasi, klien tidak sadar dan tidak bernafas. Lakukan observasi jangan sampai terjadi apneu shg dapat terjadi hipoksia (kalau perlu beri nafas buatan)

  • Pelaksaaan ECT (lanj)Kepala dimiringkan, klien akan mengalami pernafasan dalam dan cepat, apabila ada lendir lakukan penghisapan lendir, hati-hati terjadi aspirasi.Kebingungan post konvulsi akan terjadi kemudian, jaga jangan sampai klien jatuh k/p restrain.Amnesia akan terjadi 10 menit kemudian berangsur-angsur pulih kembali.

  • Diagnosa KeperawatanPenolakan B/d rasa takut akan dilakukan ECTResiko terjadi aspirasi b/d perubahan kesadaran setelah tindakanResiko terjadi cidera b/d perubahan kesadaran setelah tindakanGangguan rasa nyaman (nyeri) b/d tindakan yang dilakukan.

  • C. SETELAH ECTObservasi dan awasi tanda vital sampai kondisi stabilJaga keamanan klienBila sudah sadar bantu klien dengan menjelaskan apa yang sedang terjadi

  • PERSIAPAN ALAT ECT

  • PELAKSANAAN ECT

  • PELAKSANAAN ECT