EKTRAKSI...
-
Upload
nurul-amini -
Category
Documents
-
view
34 -
download
0
description
Transcript of EKTRAKSI...
EKTRAKSIOleh kelompok 4 :•Dayu Arvindo (F1C113017)•Yesinia Anjani (F1C113031)•Ihsan Pranata (F1C113055)•Nurul Amini (F1C113061)
• Ekstraksi adalah suatu metode pemisahan yang melibatkan
perpindahan suatu zat dari lapisan yang satu ke lapisan zat yang
kedua. Jika kedua lapisan adalah cairan yang tidak saling
bercampur, metode ini dikenal sebagai ekstraksi cair-cair.
Keberhasilan pemisahan tergantung pada perbedaan kelarutan
senyawa dalam kedua pelarut. Umumnya senyawa yang diekstraksi
tidak larut atau sedikit larut dalam pelarut yang satu tetapi sangat
larut dalam pelarut yang lain.
• Biasanya air digunakan sebagai salah satu pelarut dari dua pelarut
dalam ekstraksi cair-cair karena kebanyakan pelarut organik tidak
bercampur dengan air, dan air melarutkan senyawa ionik dan
senyawa yang sangat polar. Pada tiap-tiap pelarut ini ditemui
kriteria penting, yaitu kelarutan relatif dalam air; air dan satu dari
pelarut-pelarut ini membentuk dua lapisan yang terpisah. Sebagai
kelanjutan untuk kritaria tidak saling bercampur terhadap lapisan
berair dengan lapisan organik, senyawa-senyawa yang akan
diekstraksi harus dipisahkan dari lapisan dalam mana dia
terkonsentrasi.
• Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan alami)
tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan
mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja,karena
komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap
panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam
konsentrasi yang terlalu rendah.
• Dalam hal semacam. itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya
proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis.
Ekstraksi / penyarian adalah kegiatan penarikan zat aktif yang
dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
• Hasil dari ekstraksi adalah ekstrak yang merupakan sediaan kental
yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dan simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua pelarut diuapkan. Jenis ekstraksi dan cairan
mana yang sebaiknya digunakan, sangat tergantung dari kelarutan
bahan kandungan serta stabilitasnya.
Tahap – Tahap Ekstraksi Suatu proses ekstraksi biasanya melibatkan tahap-tahap berikut ini :
•Mencampur bahan-bahan ekstraksi dengan pelarut dan dibiarkan saling. Dalam
hal ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang antarmuka
bahan ekstraksi dan pelarut (terjadi ekstraksi).
•Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan
atau filtrasi.
•Mengisolasi ekstrak dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali
pelarut,umumnya dilakukan dengan menguapkan pelarut
Pelarut Yang Digunakan Dalam Ekstraksi
Dalam proses ekstraksi, pemilihan pelarut yang digunakan
sangatlah penting untuk tercapainya keberhasilan proses ekstraksi
diantaranya :
1.Selektivitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan,
bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam
praktek, terutama pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga
bahan lain (misalnya lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-sama
dengan ekstrak yang diinginkan.
2. Kemampuan tidak saling bercampur
Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut
dalam bahan ekstraksi.
3. Kerapatan
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan
kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini
dimaksudkan agar kedua fasa dapat dengan mudah dipisahkan kembali
setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat).
4. Reaktivitas
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen-kornponen bahan ekstraksi. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.
5. Titik didih
Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didit kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk ascotrop.
6. Kriteria lain
Murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak beracun, tidak dapat terbakar, tidak korosif, tidak menyebabkan terbentukya emulsi, memiliki viskositas yang rendah.
Larutan pengekstraksi yang digunakan disesuaikan dengan kepolaran senyawa-senyawa yang diinginkan. Larutan pengekstraksi yang digunakan yaitu :
a.Petroleum eter: Petroleum eter adalah pelarut non polar yang merupakan campuran hidrokarbon cair yang bersifat mudah menguap. Petroleum eter disini akan melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat kurang polar pada selubung sel dan dinding sel seperti lemak-lemak, terpenoid, klorofil dan steroid.
b.Etil Asetat: Etil asetat merupakan pelarut semi polar dan dapat melarutkan senyawa semipolar pada dinding sel seperti aglikon flavonoid.
c.Etanol: Tidak menyebabkan pembengkakan membran sel dan memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut. Keuntungan lainnya adalah sifatnya yang mampu mengendapkan albumin dan menghambat kerja enzim. Umumnya yang digunakan sebagai cairan mengekstraksi adalah campuran bahan pelarut yang berlainan. Etanol akan melarutkan senyawa polar yang terdapat dalam protoplasma seperti senyawa glikosida, vitamin C dan saponin
Jenis ekstraksi
1. Ekstraksi Padat-Cair
Pada ekstraksi padat–cair, satu atau beberapa komponen yang
dapat larut dipisahkan dari bahan padat dengan bantuan pelarut.
Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar terutama
dibidang industri bahan alami dan makanan, misalnya untuk
memperoleh gula dari umbi, minyak dari biji – bijian, kopi dari
biji kopi, bahan – bahan aktif dari tumbuhan.
Dalam ekstraksi padat – cair ada beberapa syarat untuk mencapai unjut kerja
atau kecepatan ekstraksi yang tinggi yaitu Karena perpindahan massa
berlangsung pada bidang kontak antara fasa padat dan cair, maka bahan itu
perlu sekali memiliki permukaan yang seluas mungkin. Ini dapat dicapai
dengan memperkecil ukuran bahan ekstraksi.
•Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju alir
bahan ekstraksi, agar ekstrak yang terlarut dapat segera diangkut keluar dari
permukaan bahan padat.
•Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak
lebih besar) akan menguntungkan ujuk kerja
Jenis ekstraksi padat-cair terbagi menjadi tiga, yaitu maserasi, perkolasi dan sokletasi.
Maserasi Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana, dilakukan dengan cara merendam bahan simplisia dalam
cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat
aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan
yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar.
Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
Bahan simplisia yang dihaluskan sesuai dengan syarat-syarat farmakope (umumnya terpotong-potong atau
berupa serbuk kasar) disatukan dengan bahan pengekstraksi. Selanjutnya rendaman tersebut disimpan terlindung
dari cahaya langsung (mencegah reaksi yang dikatalis cahaya atau perubahan warna) dan dikocok kembali
• Perkolasi Perkolasi merupakan proses melewatkan pelarut organik pada sampel sehingga pelarut akan membawa senyawa organik bersama-sama pelarut. Prinsip kerjanya sama dengan maserasi yakni dengan melakukan perendaman. Tetapi dalam perkolasi, waktu yang dipergunakan hanya dalam hitungan jam, bukan dalam hitungan hari seperti maserasi. Bahan simplisia yang dihaluskan sesuai dengan syarat-syarat farmakope (umumnya terpotong-potong atau berupa serbuk kasar) disatukan dengan bahan pengekstraksi. Selanjutnya rendaman tersebut disimpan terlindung dari cahaya langsung (mencegah reaksi yang dikatalis cahaya atau perubahan warna) dan dikocok kembali
Dalam perkolasi terjadi proses pemanasan, tetapi suhu yang digunakan berada dalam derajat rendah. Tetapi perkolasi masih termasuk dalam jenis ekstraksi dingin. Pemanasan hanya dimaksudkan untuk mempercepat terdistribusinya ekstrak de dalam pelarut.
Keuntungan dari proses perkolasi adalah cara kerja yang lebih cepat dari maserasi, dan kekurangannya ekstrak yang terdistribusi tidak sepenuhnya maksimal karena peengerjaannya yang begitu cepat
• Sokletasi
Sokletasi adalah metode ekstraksi padat-cair dimana dalam proses ekstraksinya
menggunakan ekstrakor atau alat ekstraksi sokhlet. Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut
dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk
ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut masuk ke
dalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan membasahi sampel dan tertahan di dalam
selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di
selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke dalam
labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek sifon.
Keuntungan dalam proses sokletasi adalah cara kerja yang cepat dan ekstrak yang
dihassilkan dapat mencapai keadaan maksimal. Kekurangannya adalah tidak dapat
digunakan untuk mengekstrak senyawa yang tidak tahan terhadap panas.
2. EKSTRAKSI CAIR-CAIR
• RefluksRefluks merupakan ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan pada titik didih
pelarut tersebut, selama waktu tertentu dan sejumlah pelarut tertentu dengan
adanya pendingin balik (kondensor). Umumnya dilakukan tiga sampai lima
kali pengulangan proses pada residu pertama, sehingga termasuk proses
ekstraksi sempurna, ini bahasa buku lagi. Prosedurnya: masukkan sampel
dalam wadah, pasangkan kondensor, panaskan. Pelarut akan mengekstraksi
dengan panas, terus akan menguap sebagai senyawa murni dan kemudian
terdinginkan dalam kondensor, turun lagi ke wadah, mengekstraksi lagi dan
begitu terus. Proses umumnya dilakukan selama satu jam.
• Destilasi Uap Air
Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air
ditempatkan dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap,
uap air akan masuk ke dalam labu sampel sambil mengekstraksi
minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak
menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan
terkondensasi, lalu akan melewati pipa alonga, campuran air dan
minyak menguap akan masuk ke dalam corong pisah, dan akan
memisah antara air dan minyak atsiri.
• Infusa
• Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia dengan air
pada suhu 90°C selama 15 menit. Infusa di buat dengan cara menghaluskan
simplisia yang akan digunakan. Kemudian dicampur dengan air secukupnya
dalam sebuah panci dan dipanaskan dalam tangas air selama 15 menit,
dihitung mulai dari suhu di dalam panci mencapai 90ºC, sambil sekali-sekali
diaduk. Infusa diserkai sewaktu masih panas melalui kain flanel. Jika
kekurangan air ditambah air mendidih melalui ampasnya. Infusa Simplisia
yang mengandung minyak atsiri diserkai setelah dingin. Penyarian dengan
cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil, dan mudah tercemar oleh
kapang, oleh sebab itu air yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh
disimpan lebih dari 24 jam.
• Dekokta
Prinsipnya hampir sama dengan infuse,
perbedaannya pada dekokta digunakan
pemanasan selama 30 menit dihitung mulai suhu
mencapai 90oC. Cara ini dapat dilakukan untuk
simplisia yang mengandung bahan aktif yang
tahan terhadap pemanasan.
TERIMAKASIH