EKSPOSE TEKNOLOGI RIAU - litbang.pertanian.go.id · otonomi daerah saat ini ... Kabupaten Kampar...

1
www.litbang.deptan.go.id www.litbang.deptan.go.id Vol. IV No. 7, Juli 2009 EKSPOSE TEKNOLOGI RIAU Propinsi Riau pada era otonomi daerah saat ini berwenang penuh menentukan kebijakan pembangunan pertanian di daerahnya sendiri. Dengan didukung teknologi "spesifik lokasi", maka pembangunan pertanian menyesuaikan dengan kebutuhan masing- masing kelompok masyarakat yang lebih spesifik. Penyebab rendahnya produktivitas tanaman dan ternak di Propinsi Riau adalah karena minimnya diseminasi (penyebarluasan) inovasi teknologi. Maka untuk mempercepat adopsi teknologi di daerah pemerintah mengupayakan peningkatan produktifitas, dan efisiensi usaha. Dalam mendukung upaya tersebut, diselenggarakan Ekspose Teknologi Badan Litbang Pertanian selama satu hari pada hari Jum'at tanggal 5 Juni 2009 di Hotel Pangeran Pekanbaru dan penandatanganan MoU mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan di Prov. Riau, yang merupakan bukti komitmen Badan Litbang Pertanian khususnya BPTP Riau dalam menjalin kerjasama dengan stakeholders provinsi maupun kabupaten/kota di Provinsi Riau. Kegiatan ekspose yang dibuka oleh Wakil Gubernur Riau Drs. HR. Mambang Mit, MM diawali dengan laporan panitia pelaksana Dr. Ir. Ali Jamil, MP selaku Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau. Kegiatan ekspose ini diikuti oleh kurang lebih 200 peserta dari Pusat Penelitian dan Balai Penelitian Komoditas se-Indonesia; BPTP Sumbar, BPTP Sumatera Utara, pemerintah kabupaten/kota se-Provinsi Riau, Dinas Pertanian se-Provinsi Riau, Perguruan Tinggi, Pusat-pusat Penelitian dan Balai Penelitian, Pengusaha dan Pemerhati Bidang Pertanian. Dalam laporannya Kepala BPTP Riau, Dr. Ali Jamil, mengatakan bahwa beberapa kabupaten telah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan kerjasama penelitian dan pengembangan, terutama teknologi spesifik lokasi. Kabupaten Kampar misalnya mencapai 6 Miliar rupiah, Pelalawan Rp. 600.000.000-, dan Kota Pekanbaru Rp. 500.000.000.-. Sebelum memaparkan makalah "Pembangunan Agribisnis Yang Memiliki Keunggulan Komparatif Menuju Terwujudnya Visi Riau 2020", Wakil Gubernur Riau Drs. HR. Mambang meminta kepada seluruh Bupati dan Walikota beserta jajarannya untuk segera menindaklanjuti MoU. Pada kegiatan ini Kepala Badan Litbang Pertanian membawakan makalah dengan judul "Inovasi Pertanian Mendukung Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi Riau". Tak kenal maka tak sayang, pepatah tersebut sedikit banyak menggambarkan betapa pentingnya sesuatu untuk dapat dikenal atau diketahui oleh pihak lain. Tidak terkecuali bagi Badan Litbang Pertanian, sebagai salah satu ujung tombak dalam menghasilkan inovasi teknologi di bidang pertanian, maka hasil-hasil inovasi tersebut harus dapat diketahui oleh masyarakat, untuk kemudian dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Diseminasi merupakan jalan bagi tersebarnya inovasi teknologi yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang. Terdapat berbagai macam cara dalam mendiseminasikan hasil inovasi Badan Litbang, seperti pameran, ekspose, penerbitan bulletin, maupun dengan pemanfaatan media internet melalui website. Dalam pelaksanaan kegiatannya, Badan Litbang tentunya juga membutuhkan evaluasi dari pihak lain, seperti dari kalangan legislatif. Dalam kaitannya dengan hal tersebut Komisi IV DPR RI mengadakan kunjungan ke Propinsi Jambi, yang salah satunya mengunjungi Gapoktan Payung Mas, Desa Sebapo yang merupakan lokasi Prima Tani BPTP Jambi. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia juga menjadi perhatian dari Badan Litbang Pertanian, seperti dengan mengadakan peningkatan kapasitas pemandu lapang kentang di Sembalun, NTB dan workshop Human Recources Management pilot study yang bertempat di BBP2TP Bogor. Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia dalam menghasilkan dan mengembangkan inovasi pertanian mendukung terwujudnya sistem pertanian industrial

Transcript of EKSPOSE TEKNOLOGI RIAU - litbang.pertanian.go.id · otonomi daerah saat ini ... Kabupaten Kampar...

Page 1: EKSPOSE TEKNOLOGI RIAU - litbang.pertanian.go.id · otonomi daerah saat ini ... Kabupaten Kampar misalnya mencapai 6 Miliar rupiah, Pelalawan Rp. 600.000.000-, ...

www.litbang.deptan.go.id

www.litbang.deptan.go.id

Vol. IV No. 7, Juli 2009

EKSPOSE TEKNOLOGI RIAUPropinsi Riau pada era otonomi daerah saat ini b e r w e n a n g p e n u h m e n e n t u k a n k e b i j a k a n pembangunan pertanian di daerahnya sendiri. Dengan didukung teknologi "spesifik lokasi", maka pembangunan pertanian menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kelompok masyarakat yang lebih spesifik. Penyebab rendahnya produktivitas tanaman dan ternak di Propinsi Riau adalah karena minimnya diseminasi (penyebarluasan) inovasi teknologi. Maka untuk mempercepat adopsi teknologi di daerah pemerintah mengupayakan peningkatan produktifitas, dan efisiensi usaha.

Dalam mendukung upaya tersebut, diselenggarakan Ekspose Teknologi Badan Litbang Pertanian selama satu hari pada hari Jum'at tanggal 5 Juni 2009 di Hotel Pangeran Pekanbaru dan penandatanganan MoU mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan di Prov. Riau, yang merupakan bukti komitmen Badan Litbang Pertanian khususnya BPTP Riau dalam menjalin kerjasama dengan stakeholders provinsi maupun kabupaten/kota di Provinsi Riau.

Kegiatan ekspose yang dibuka oleh Wakil Gubernur Riau Drs. HR. Mambang Mit, MM diawali dengan laporan panitia pelaksana Dr. Ir. Ali Jamil, MP selaku Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau. Kegiatan ekspose ini diikuti oleh kurang lebih 200 peserta dari Pusat Penelitian dan Balai Penelitian Komoditas se-Indonesia; BPTP Sumbar, BPTP Sumatera Utara, pemerintah kabupaten/kota se-Provinsi Riau, Dinas Pertanian se-Provinsi Riau, Perguruan Tinggi, Pusat-pusat Penelitian dan Balai Penelitian, Pengusaha dan Pemerhati Bidang Pertanian.

Dalam laporannya Kepala BPTP Riau, Dr. Ali Jamil, mengatakan bahwa beberapa kabupaten telah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan kerjasama penelitian dan pengembangan, terutama teknologi spesifik lokasi. Kabupaten Kampar misalnya mencapai 6 Miliar rupiah, Pelalawan Rp. 600.000.000-, dan Kota Pekanbaru Rp. 500.000.000.-.

Sebelum memaparkan makalah "Pembangunan Agribisnis Yang Memiliki Keunggulan Komparatif Menuju Terwujudnya Visi Riau 2020", Wakil Gubernur Riau Drs. HR. Mambang meminta kepada seluruh Bupati dan Walikota beserta jajarannya untuk segera menindaklanjuti MoU. Pada kegiatan ini Kepala Badan Litbang Pertanian membawakan makalah dengan judul "Inovasi Pertanian Mendukung Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi Riau".

Tak kenal maka tak sayang, pepatah tersebut sedikit banyak menggambarkan betapa pentingnya sesuatu untuk dapat dikenal atau diketahui oleh pihak lain. Tidak terkecuali bagi Badan Litbang Pertanian, sebagai salah satu ujung tombak dalam menghasilkan inovasi teknologi di bidang pertanian, maka hasil-hasil inovasi tersebut harus dapat diketahui oleh masyarakat, untuk kemudian dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bersama.

Diseminas i merupakan ja lan bag i tersebarnya inovasi teknologi yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang. Terdapat b e r b a g a i m a c a m c a r a d a l a m mendiseminasikan hasil inovasi Badan Litbang, seperti pameran, ekspose, penerbitan bulletin, maupun dengan pemanfaatan media internet melalui website.

Dalam pelaksanaan kegiatannya, Badan Litbang tentunya juga membutuhkan evaluasi dari pihak lain, seperti dari kalangan legislatif. Dalam kaitannya dengan hal tersebut Komisi IV DPR RI mengadakan kunjungan ke Propinsi Jambi, yang salah satunya mengunjungi Gapoktan Payung Mas, Desa Sebapo yang merupakan lokasi Prima Tani BPTP Jambi.

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia juga menjadi perhatian dari Badan Litbang Pertanian, seperti dengan mengadakan peningkatan kapasitas pemandu lapang kentang di Sembalun, NTB dan workshop Human Recources Management pilot study yang bertempat di BBP2TP Bogor.

Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia dalam menghasilkan dan mengembangkan inovasi pertanian mendukung terwujudnya sistem pertanian industrial