Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

24

description

Buletin EKSPOSE Politeknik Negeri Semarang created by LPM Dimensi

Transcript of Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

Page 1: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff
Page 2: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff
Page 3: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

Pelindung Dr. Totok Prasetyo B.Eng, MT

Penasihat Garup Lambang Goro,ST,MT

Pembina Drs Chaerul Shaleh ,M.S.I

Pemimpin UmumDian Adi Pratama

Sekretaris UmumSyaiful Anam

Bendahara UmumAde Ulfa Arsiyana

Pemimpin Redaksi Bela Jannahti

Sekretaris RedaksiRatih WidyaningrumRedaktur Pelaksana

Ika Safitriana, Reza Annas Ma’ruf Redaktur Bahasa

Vitri Dwi A., Yuniar Cahyani, Editor

Inadinna Fadhliyah, Rifka Shofia A.Reporter

Arum Ambarwati, Dwiki Ilham R., Dyah Palupi,

Eka Widyaningrum, Erika Dwi A., Irma Novita,

Ninda Prastika, Nofia Andreana, Nur Ainingsih,

Putri Kristianingrum,Septina Budi, Tiara Dian M.

Redaktur FotoIdo Ridwan Fidyanto

FotograferDwiki Lutvi , M. Iftor Hilal, M. Yanuar

Nur Adi, Nurul Rizqia S., Riska Putri S.

Redaktur ArtistikGalih Affandi

LayouterAnnisa Ayu Lestari, Annissa Permanasari,

Hilda Heramita, Imam Agus Yunata, M. Nur Chafidhin,

Sofiyan Arif K.Cyber

Adita Pratiwi, Ahmad GozaliIlustrator

Eka Kurnia SaputraPemimpin Litbang

Muhammad RukiyatKepala Divisi PSDM

Vinda Ayu JanuarisqikaStaf PSDM

Anak Agung Maya S.,Bagus Barawonda, Siti Nurfaidah

Kepala Divisi HumasHardani Winata

Staf HumasFieryanti Kamaril Kusumawardhani,

Intan Pranita Kepala Divisi Riset

Dyah AriniStaf Riset

Badra Nuraga, Ika Putri Raswati, Upik Kusuma

Pemimpin PerusahaanIrfan Bagus Prasetyo

Sekretaris PerusahaanMiftahul Jannah P.P.

Bendahara PerusahaanMaulida Arta S.

Kepala Divisi PeriklananHaidar Erdi

Kepala Divisi Usaha Non ProdukDhanie Setiarini

Staf Periklanan dan Usaha Non ProdukAliza Rahmawati, Ash Sulcha, Ira Sari

Natasya, Miqdar Nafisi, Shella Widayanti, Tiwik Nur H.

Kepala Divisi Desain IklanSiswoyo

Staf Desain IklanEko Prabowo Mukti, Meida Noor Santi

Kepala Divisi Produksi dan DistribusiGassela Dita P.

Staf Produksi dan DistribusiAgus Wijayanto, Anwar Hamid

DARI DAPUR

ADA APA DENGAN BAAK?

Terik matahari siang itu menerobos masuk ke ruang kelas tempat saya berkuliah. Sembari menanti dosen, saya dan beberapa kawan bercakap. Tiba-tiba datang salah seorang kawan nampak kepanasan. Oh, tapi bukan karena panasnya

sinar matahari. Rupanya ia baru saja dibuat mangkel.

“Ealah, wis direwangi ngenteni suwi pas ditakoki malah ga dijawab e. Dikacangi aku, ndongkolke tenan.”

“Ealah, sudah dibela-belain nunggu lama waktu ditanya malah engga dijawab. Dicuekin saja aku, bikin dongkol.” Begitu ucapnya. Dengan mimik wajah dan nada yang kesal tentu saja.

Setelah ditanya oleh kawan lain, ternyata ia baru saja mengunjungi BAAK untuk mempertanyakan perihal beasiswa. Namun rupanya ia tak mendapat jawaban dari pertanyaannya.

Lain waktu, ketika sedang duduk di kantin sepulang kuliah, tanpa tahu apa-apa saya menerima dampratan. Bukan saya yang didamprat. Seorang teman yang datang langsung saja misuh sekena hati. Ia juga baru saja dibuat jengkel. Hampir sama dengan cerita kawan sebelumnya, kawan saya yang satu ini juga baru saja mengunjungi BAAK untuk mengurus peminjaman bis kampus guna kepentingan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Bukan mendapat bantuan atau jawaban atas pertanyaannya, ia malah mendapat jawaban yang ketus dan sama sekali tidak membantu.

Ada apa dengan BAAK sebenarnya? Kesan yang didapat, seolah BAAK enggan bersahabat dengan mahasiswa. Benarkah kenyataannya seperti itu? Atau mahasiswa saja yang menuntut terlalu banyak dan melebih-lebihkan?

Atas nama rasa penasaran dan menuntut perbaikan, tema inilah yang kemudian kami ambil sebagai laporan utama untuk Ekspose edisi Agustus ini. Mulai dari survei, wawancara, konfirmasi dan studi pustaka kami lakukan hingga akhirnya terbit buletin yang sekarang ada di tangan Anda ini. Tak mau hanya memberatkan satu sisi, kedua belah pihak terkait, yakni mahasiswa dan BAAK rajin kami sambangi demi memperoleh informasi selengkap mungkin.

Karena perbaikan tak akan didapat dengan hanya mengeluh dibelakang.

Hidup Pers Mahasiswa!

SALURKAN IDEMU!Redaksi menerima tulisan, karikatur atau foto. Hasil karya merupakan karya asli, bukan terjemahan/saduran atau hasil kopi. Redaksi berhak memilah karya yang masuk dan menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah esensi.

Karya dapat dikirim melalui email ke [email protected] atau dikirim langsung ke alamat kantor redaksi.

Selamat berkarya!

Page 4: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

CONTENT

Model : Eko Prabowo M.Foto : Ido R. FidyantoOlah Digital : Dian Adi P.

LAPORANUTAMA

LAPORANUTAMA

RESENSIBUKU

LAPORANUTAMA

GALERIFOTO

RESENSIFILM

POLLING

OPINI

WACANA

SKETS

WACANA

SPEAK UP

KAMPUSIANA

06

09

15

10

14

12

2221

13

18

17

11

07

Page 5: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff
Page 6: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

EKSPOSE | EDISI II | AGUSTUS 2012

6LAPORAN

UTAMA

Pada Peraturan pemerintah No. 30 tahun 1990 bab VIII tentang susunan perguruan tinggi, salah satu unsur yang wajib terdapat pada perguru-an tinggi yaitu unsur pelak-sana administratif.

Pada pasal 33 ayat satu dalam bab tersebut berbunyi, satuan pelaksana administratif pada perguruan tinggi menye-lenggarakan pelayanan teknis dan administratif yang meliputi administrasi akademik, admin-istrasi keuangan, administrasi umum, administrasi kemaha-siswaan, administrasi peren-canaan, dan sistem informasi. Atas dasar itulah, perguruan tinggi manapun di Indonesia memiliki bagian pelaksana administratif. Tak terkecuali Politeknik Negeri Semarang.

Dalam memenuhi tanggung jawab layanan administrasi, Politeknik Negeri Semarang memiliki dua unsur bagian, yaitu Bagian Administrasi Aka-demik dan Kemahasiswaan (BAAK), serta Bagian Admin-istrasi Umum dan Keuangan (BAUK). Bila BAUK bertang-gung jawab dalam administra-si umum dan Keuangan, BAAK bertanggung jawab dalam pelayanan administrasi khu-susnya di bidang akademik.

Bagian yang terletak di selatan Gedung Direktorat ini, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terbagi kedalam beberapa ba-gian. Struktur organisasi BAAK sendiri terdiri dari: Kepala Bagian Administrasi Akade-mik dan Kemahasiswaan, Kepala Sub Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi, Kepala Urusan Akademik, Koordina-tor Urusan Proses Belajar Mengajar, Koordinator Urusan Sarana Akademik, serta Kepala Urusan Kemahasiswaan.

Dalam menjalankan tugasnya BAAK memiliki 37 pegawai yang dikepalai oleh Purnomo, SH, M.Si. Jam kerja pegawai sendiri mulai pukul 07.00-14.00 untuk pegawai PBM dan pukul 07.30-15.00 untuk pegawai yang berada di kantor BAAK sendiri. Keselu-ruhan pegawai tersebut telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan II, III, dan IV.

Tugas BAAK sendiri meli-puti, menyusun program kerja bagian dan mempersiapkan penyusunan program kerja Politeknik, melaksanakan ber-bagai hal yang berhubungan

dengan masalah akademik, seperti analisis data kegiatan (akademik, kemahasiswaan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan kerja sama), penyusunan kalen-der akademik, pengaturan penyelenggaraan kegiatan pertemuan ilmiah, wisuda, dies natalis, melaksanakan pengembangan sistem informasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegia-tan akademik dan kemaha-siswaan serta penyimpanan dan pemeliharaan dokumen bagian.

Selain itu tugas lain dari BAAK adalah melaksanakan administrasi kegiatan perkulia-han dan ujian, kegiatan dan kesejahteraan mahasiswa ser-ta pembinaan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), melaksana-kan beberapa urusan seperti urusan administrasi evalu-asi hasil belajar mahasiswa, administrasi akademik tugas belajar dosen, urusan peneri-maan, registrasi mahasiswa baru, dan pendaftaran ulang mahasiswa. Dan yang tidak kalah penting yaitu menyusun laporan bagian dan memper-siapkan penyusunan laporan Politeknik.[irma,abr]

Perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi tentu tak bisa dilepaskan dari unsur yang satu ini. Ya, bagian administrasi. Sebagai sebuah lembaga, unsur pelaksana administrasi sangatlah diperlukan. Sebenarnya tak hanya pada perguruan tinggi, melainkan pada seluruh lembaga, unsur yang satu ini wajib ada. Bisa dibayangkan tanpa adanya pelaksana administrasi, betapa pengarsip-an dokumen atau pengaturan surat menyurat akan menjadi tak karuan, yang akan berakibat pada kredibilitas lembaga tersebut.

ADMINISTRASI KAMPUS,

KOMPONEN WAJIB PERGURUAN TINGGI

Page 7: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

7

AGUSTUS 2012 | EDISI II | EKSPOSE

POLLING

KATA MEREKA TENTANG BAAK

Mahasiswa sebagai pihak yang sering membutuhkan BAAK memiliki hak untuk mendapat pelayanan yang baik dan sesuai harapan. Ternyata, harapan mereka tak muluk. Para maha-siswa hanya menginginkan layanan administrasi yang cepat, tidak ribet, dan keramahan.

Salahkah? Berikut hasil survey tim riset DIMENSI terhadap mahasiswa POLINES tentang pendapat mereka dan bagaimana yang mereka rasakan terhadap pelayanan BAAK yang mereka dapatkan.

Tahukah anda apa itu BAAK? Tahukah Kepanjangannya?

Pernah Mengunjungi BAAK?

Sudah Tahukah Prosedur-Prosedur Umum BAAK? Seperti Mengajukan Beasiswa, Mengurus KTM, dsb?

Page 8: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

EKSPOSE | EDISI II | AGUSTUS 2012

8

POLLING

Dalam kuisioner yang disebar oleh tim riset DIMENSI, sebagian besar, yakni 65 % mahasiswa me-nyatakan mengetahui beberapa prosedur di BAAK seperti mengajukan beasiswa, mengurus KTM,

dan sebagainya. Sedangkan bagi yang menjawab tidak tahu juga memberi penjelasan bahwa mereka sangat mengharapkan adanya sosialisasi tentang berbagai macam prosedur yang sering

dibutuhkan mahasiswa. Salah seorang responden dari Jurusan Akuntansi memberi saran untuk adanya prosedur tentang segala urusan administrasi yang ditempel didepan ruang BAAK. “Karena

terkadang petugas ketika ditanya menjawab dengan tidak ramah,” tambah responden tersebut dalam lembar kuisionernya.

Bagaimanakah Pelayanan yang Anda Terima?

Bagaimanakah Petugas yang Melayani Anda?

99% mahasiswa dalam kuisionernya mengharapkan agar petugas BAAK lebih ramah lagi dalam melayani mahasiswa. Seringkali mereka merasa tidak mendapat jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan atau mendapat jawaban namun ketus dan seadanya.

Page 9: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

9LAPORAN

UTAMA

AGUSTUS 2012 | EDISI II | EKSPOSE

Mahasiswa tak bisa tidak membutuhkan BAAK. Dilihat dari kepanjangannya saja, BAAK (Bagian Adminis-trasi Akademik dan Kemaha-siswaan) bertanggung jawab mengurus seluruh administra-si yang berkaitan dengan aka-demik dan mahasiswa. Mau tak mau, mahasiswa dan BAAK merupakan dua komponen dalam perguruan tinggi yang saling membutuhkan. Maha-siswa membutuhkan BAAK dalam kepengurusan admin-istrasi akademik, pun BAAK membutuhkan mahasiswa untuk melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya.

Apa jadinya bila hubungan yang seharusnya menjadi simbiosis mutualisme tersebut malah menimbulkan gap yang tidak menyenangkan?

Rupa-rupanya, sebagian besar mahasiswa Polines yang telah mengunjungi BAAK untuk mengurus sesuatu berpendapat bahwa pela-yanan yang mereka terima sangatlah tidak menyenang-kan. Mulai dari pertanyaan yang tak terjawab, pertanyaan yang terjawab namun dengan jawaban yang ketus dan tidak membantu, hingga proses

pengurusan yang amat lama.Pelayanan administrasi oleh

BAAK dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk pe-layanan publik. Publik dalam hal ini adalah mahasiswa dan seluruh warga kampus yang membutuhkan bantuan untuk kepengurusan administratif terutama yang terkait dengan akademik. Pelayanan publik oleh Menteri Pendayagunaan didefinisikan sebagai se-gala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyeleng-gara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan pera-turan perundang-undangan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003.

Dalam surat keputusan tersebut juga dicantumkan hakikat pelayanan publik yang baik. “Pelayanan publik pada hakikatnya pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan kewajiban aparatur negara sebagai abdi masyarakat.”

Selain masalah ketidak-ramahan staf, salah satu masalah lain yang dihadapi

mahasiswa adalah kesulitan mendapatkan pelayanan atau ketidaklancaran dalam mengurus prosedur. Pihak BAAK mengemukakan, be-berapa penyebab mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengurus prosedur di BAAK adalah mahasiswa kurang jeli membaca pengumuman, sekadar bertanya informasi dari teman dan tidak berusaha untuk mencari sumber yang jelas. Selain itu mahasiswa juga kurang memahami prose-dur. “Sebagai contoh, pada waktu mengurus beasiswa, mahasiswa ada yang sukanya nitip-nitip, kadang data belum dicek kelengkapannya tapi langsung dititipkan. Terka-dang beberapa mahasiswa berperilaku kurang baik, melihat pegawai yang sedang sibuk namun tidak mau tahu,” ungkap Pak Sunyoto.

Mahasiswa dalam penda-patnya menyatakan bahwa cukup sulit untuk memper-oleh informasi dari staf BAAK. Oleh sebab itu mereka lebih suka mencari informasi dari sumber lain seperti dari teman atau kakak tingkat.

Terkait dengan tuntutan mahasiswa akan pelayanan

Melayani masyarakat baik sebagai kewajiban maupun sebagai kehormatan, merupakan dasar bagi terbentuknya masyarakat yg manu-siawi. (Tjosvold, 1993 : x)

MAHALNYA SEBUAH SENYUMAN DI

BAAK

Page 10: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

EKSPOSE | EDISI II | AGUSTUS 2012

10LAPORAN

UTAMA

yang ramah dan menyenang-kan, Kasubag Akademik, Sunyoto, SH. pun turut meng-iyakan. Pak Nyoto, begitu ia akrab disapa, bertutur, “Me-mang ada beberapa staf yang begitu. Hal itu disebabkan ka-rena karakter dasar seseorang yang tidak bisa diubah seperti susah menerima masukan.” Hal ini menyebabkan maha-siswa menjadi sungkan untuk meminta bantuan yang dibu-tuhkan. Pak Nyoto mengaku

telah berusaha menegur dan menasihati.

Tak hanya Pak Nyoto, saat akan melakukan wawancara pun kami mendapat pernya-taan dari seorang ibu yang merupakan salah satu staf BAAK. “Memang mau nulis berita apa sih mas?” tanya ibu tersebut. “Ya kami lihat fakta liputan dan wawancara di lapangan bu, nggak mungkin kan kita mengada-ada,” jawab salah satu reporter kami. “Pa-

ling ya mau nulis yang jelek-jelek ya. Ya saya juga udah tau kok mas kalau imej BAAK itu memang jelek,” ungkap ibu tersebut.

Memang, kesadaran untuk memberikan pelayanan terbaik kepada mahasiswa yang meminta bantuan telah ada pada BAAK. Sayangnya, hanya sebagian kecil saja yang memiliki kesadaran tersebut. [irma,abr]

“Tak ada manusia yang sempurna.” Ungkapan terse-but memang benar adanya namun tak lantas membuat kita berdiam diri menyikapi persoalan-persoalan yang membutuhkan perbaikan. Upaya merupakan salah satu wujud eksistensi manusia untuk menjadi semakin baik dari waktu ke waktu.

Termasuk dalam pelaya-nan administrasi kampus. Komponen administratif kampus sangatlah penting dan banyak yang membu-tuhkan. Pelayanan primalah yang diinginkan oleh banyak pihak, terutama mahasiswa. Tak salah bila mahasiswa menuntut keramahan dalam pelayanan karena hal tersebut dapat menciptakan kenyamanan dan rasa saling menghargai.

BAAK sendiri rupanya

telah menyediakan media untuk mahasiswa yang ingin menyalurkan aspirasi atau pendapatnya. Kotak saran dan pengisian kuisioner disedia-kan demi menerima masukan dari mahasiswa yang dihara-pkan dapat membangun dan membawa perbaikan. Namun, ternyata kotak saran tersebut tak pernah disambangi.

Pak Nyoto, kasubag akademik, juga menyayang-kan pelayanan staf nya yang membuat mahasiswa men-jadi sungkan untuk meminta bantuan. Teguran dan nasihat meski sudah dilayangkan, belum bisa melunakkan sikap pegawai BAAK terhadap mahasiswa.

Selain itu, berbagai pelati-han telah diberikan demi meningkatkan prestasi kerja para pegawai. Diantaranya pelatihan komputer, pelatihan

kearsipan, pelatihan keta-tausahaan, bahkan pelatihan fotografi. Dalam dua tahun terakhir para pegawai juga mengikuti Emotional Spir-itual Question (ESQ).

“Sejauh ini itu yang di-lakukan BAAK, kalau mem-inta penggantian pegawai prosedurnya agak susah, belum lagi anggaran yang terbatas serta proses yang lama,” tuturnya.

Bagaimanapun kondisi dan situasinya, antara mahasiswa dan staf BAAK harus saling menghargai dan memahami kondisi satu sama lain. Karena dengan begitu akan menjadikan sistem yang ada menjadi lancar dan tidak memunculkan permasala-han-permasalahan baru. [irma,abr]

MULAI DARI

Kesadaran akan kewajiban untuk memberikan pelayanan publik yang baik membuat upaya-upaya perbaikan terus dilakukan. Namun tak semudah membalik telapak tangan, perbaikan tersebut tentunya membutuhkan proses yang panjang dan waktu yang tak singkat.

ESQ HINGGA PELATIHAN FOTOGRAFI

Page 11: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

11

AGUSTUS 2012 | EDISI II | EKSPOSE

OPINI

Selama 1 tahun ini sebe-narnya saya kurang begitu mengerti tentang apa fungsi jelas dari BAAK. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya informasi dari BAAK kepada mahasiswanya atau saya sendiri yang memang belum mengerti benar tentang BAAK.

Saya pertama kali ke BAAK guna untuk mengurus bea-siswa. Ketika itu saya belum mengerti benar bagaimana alur pendaftaran beasiswa. Saya lalu bertanya, namun bu-kan informasi, melainkan nada ketus dari salah satu karyawan di dalam ruangan tersebut jus-tru yang saya dapatkan. Beliau hanya menjawab, “Silahkan liat di website yang sudah ada”. Tanpa banyak bicara saya kemudian keluar tanpa memperoleh kejelasan. Hal itu bisa saya maklumi, mung-kin mereka masih memiliki banyak tanggungan sehingga tidak dapat menjelaskan kepada mahasiswa.

Kemudian ketika input data online beasiswa saya tidak dapat melakukan peng-inputan di luar kampus. Waktu itu saya belum mengetahui

kalau ternyata input data bea-siswa tidak dapat dilakukan secara online melalui internet biasa, melainkan mengguna-kan intranet yang hanya dapat diakses di kampus. Saya kem-bali bertanya kepada salah satu staf BAAK dan tak men-dapat jawaban juga. Akhirnya setelah itu saya memutuskan untuk lebih baik bertanya ke-pada kakak tingkat dan teman lainnya mengenai beasiswa.

Dalam pengumpulan data kembali setelah selesai semua persyaratan pun tidak rapi. Berkas-berkas kami dikumpul-kan dan ditempatkan pada kardus besar yang hampir sobek. Berkas tersebut tidak tertumpuk dengan rapi. Dan dapat menyebabkan ada yang hilang atau kesulitan mencari berkas kembali. Saya harap untuk tahun berikutnya pengumpulan berkas ini bisa dilakuka dengan lebih rapi dan teratur.

Hal lain yang saya ketahui dari BAAK adalah pelayanan yang lama. Sebenarnya hal ini tidak saya alami sendiri, mela-inkan ada kakak tingkat yang mengalaminya. Hingga saat ini

ia belum memiliki Kartu Tanda Mahasiswa atau KTM dari awal dia masuk sebagai mahasiswa POLINES. Ketika di konfirmasi alasannya selalu belum jadi dan masih diurus. Pertanyaan kami adalah “Mau diurus sam-pai kapan? Sampai lulus?”

Tolong sekali kepada BAAK untuk dapat memberikan pelayanan terbaik bagi ma-hasiswanya. Disini kita saling membutuhkan, tidak hanya mahasiswa saja yang mem-butuhkan, tapi juga berlaku sebaliknya. Apa susahnya untuk lebih bersikap ramah kepada kami dan melaku-kan pelayanan yang cepat serta lebih tertata, toh juga masing-masing karyawan juga memiliki bagian pekerjaan yang berbeda.

Disini saya tidak bermak-sud menjelekkan BAAK tapi saya hanya bercerita apa yang saya alami dan yang saya den-gar maupun lihat dari orang di sekeliling, serta memberi kritik dan saran agar kedepan-nya dapat lebih baik. Kami, mahasiswa, juga siap untuk menerima kritikan apabila melakukan kesalahan.[]

BAAK DAN MAHASISWA: SALING MEMBUTUHKAN

Devi OktavianingtyasOleh:

Ketua Himpunan Mahasiswa Mesin 2012/2013

Page 12: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

EKSPOSE | EDISI II | AGUSTUS 2012

12

WACANA

Polines, DIMENSI (10/07) - Semakin berkembangnya teknologi, maka berbagai peralatan penunjang kebu-tuhan hidup juga menjadi semakin canggih. Siapa yang tidak mengenal robot? Se-buah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik menggunakan pengawasan dan kontrol manusia ataupun menggunakan program yang telah didefinisikan terlebih dulu (kecerdasan buatan). Robot biasanya digunakan untuk tugas yang berat, berbahaya, pekerjaan yang berulang dan kotor. Biasanya kebanyakan robot industri digunakan dalam bidang produksi. Semakin banyak hal yang menarik dari robot, membuat tidak sedikit orang tertarik untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan robot. Tidak terkecuali mahasiswa Polines.

Mahasiswa yang tergabung dalam UKM PP misalnya. Banyak diantara mereka yang belajar dan mengembangkan kreativitas mereka dengan ro-botika. Progress yang mereka capai pun luar biasa, berbagai lomba telah mereka ikuti dan tidak jarang meraih juara.

Fakta ini memunculkan sebuah ide untuk membuat Program Studi Mekatronika. ”Ide awal itu dari Pak Garup. Robotika Polines itu gak akan bisa berkembang, kalau kita gak terkonsentrasi sendiri, maksudnya robotika sekarang kan masih nebeng di UKM.

Pak Garup itu bilang kalau robotika Polines pengen maju dan berkembang, ya kita harus berani mengambil langkah mandiri, yang artinya kalo robotika ya hanya dikonsen-trasikan ke robot aja,” tutur Choiril Sulaiman, ketua UKM PP. Setelah adanya Program Studi Mekatronika, kemung-kinan juga akan dibentuk UKM Robotika untuk lebih mengembangkan kreativitas mahasiswa. ”Setelah punya angan-angan tersebut, Pak Garup baru membuat state-

ment kalau sudah ada Prodi Mekatronika dan lab robotika, barulah nanti kita kembang-kan lagi UKM Robotika,” tutur Choiril lagi.

Menanggapi hal tersebut, Garup Lambang Goro selaku Pembantu Direktur III Polines berpendapat, ”Kalau masalah UKM itu enggak, tapi lebih ke akademik, yaitu mendirikan Program Studi Mekatronika. Dimana mempunyai lab robotika sendiri, jadi robotika itu gak hanya coba-coba tapi benar-benar ada teori-teori

Aksi peserta Polines Roboline Contest 2012 yang diseleng-garakan oleh UKM PP.

Salah satu robot karya PP, Polirevo S.P. 1 yang diikutkan dalam Kontes Robot Cerdas Indonesia Divisi Berkaki.

EKSISTENSI

ROBOTIKA

DOC. UKM

PP

DOC. UKM

PP

Page 13: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

13

AGUSTUS 2012 | EDISI II | EKSPOSE

WACANA

yang kemudian menjadi peneli-tian. Mengingat di dunia indus-tri dengan kemajuan teknologi sekarang, dimana perusahaan-perusahaan membutuhkan robot.”

Namun tak semua pihak pro terhadap wacana pembentukan UKM Robotika. Seperti yang diungkapkan Alfiyan maha-siswa Program Studi Elektronika 2011, ” Menurut saya jangan sampai ada UKM baru apalagi UKM Robotika karena robot itu PP, PP itu Robot. Mungkin Pak Garup terinspirasi dari UGM yang mempunyai Laboratorium Robotika sendiri, dilihat dari regional kemarin UGM kan sukses. Padahal atasan nggak introspeksi sendiri apakah dana dan dukungan dari atas sudah maksimal atau belum. UGM dana cairnya besar, enggak se-perti Polines.” [irma, shella]

Kabar bahwa Polines akan memiliki sebuah studio televisi bukanlah sekadar isu lagi. Dengan dibangunnya Polines Broadcasting, impian Polines untuk memiliki sta-siun TV sendiri pun semakin dekat. Bahkan semuanya telah dipersiapkan oleh Polines untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Mulai dari pembangunan gedung dan pembelian peralatan yang menghabiskan dana sekitar 13 miliar rupiah, hingga rencana pembentukan LSP Broadcasting atau Lem-baga Sertifikasi Profesi di bidang Broadcasting. Polines Broadcasting sendiri telah di pre-launching sejak Bulan Mei kemarin oleh Direktur Politeknik Negeri Semarang, Dr. Totok Prasetyo B.Eng, M.T.

Persiapan lain yang telah dilakukan oleh Polines yakni pembukaan program studi baru yaitu program studi Diploma 4 Broadcasting di Jurusan Teknik Elektro. Dengan dibukanya program studi tersebut, diharapkan lulusan Polines dapat bersa-ing di bidang pertelevisian.

Polines Broadcasting merupakan satu-satunya wadah pelatihan bidang pertelevisian di Jawa Ten-gah. Pendirian wadah pelati-han ini juga dalam rangka menanggapi isu bahwa pada 2014 nanti untuk dapat

masuk ke bidang pertelevi-sian, pelamar harus memiliki sertifikat pelatihan broadcast. Hal ini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi calon ma-hasiswa untuk memilih Polines sebagai tempat perkuliahan.

Sebagai media pemb-elajaran, Polines Broadcast-ing mengusung teknologi analog dan digital. Dilengkapi dengan studio news, studio pentas, ruang master control, ruang RFA (Radio Frequency Ablation, red.), ruang properti, ruang editing, ruang dubbing, ruang kelas, ruang rias, ruang instruktur, tuang kepala lab, resepsionist, dapur, toilet dan ruang alat.

Saat ini, Polines TV hanya digunakan untuk pendidikan, belum boleh dikomersia-lan karena merupakan aset pemerintah. Kalaupun dikom-ersialkan, maka hasilnya harus masuk ke kas negara. Setelah dioperasikan nantinya, dihara-pkan 22 Ormawa dapat meng-isi program sesuai jadwal karena syarat sebuah program televisi adalah tidak boleh terjadi kekosongan program selama 8 jam. Serta syarat sebuah tayangan agar layak ditonton adalah tayangan yang tidak memperolok, merendahkan, melecehkan, mengabaikan nilai agama, martabat manusia Indonesia atau merusak hubungan inter-nasional. [TDM, eki]

POLINESMILIKI

STASIUN

TVSENDIRI

Page 14: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

EKSPOSE | EDISI II | AGUSTUS 2012

14

RESENSI

FILM

Sebuah film yang disutradarai oleh Neil Burger ini berce-rita tentang Edward

Morra (Bradley Cooper) yaitu seorang penulis buku yang tak kunjung menyelesai-kan buku-bukunya karena keterpurukan Edward setelah bercerai dengan istrinya, Melissa Gant (Anna Friel). Kehidupan Edward Morra atau biasa dipanggil Eddie yang buruk karena selalu dilalui dengan hal-hal yang tak berguna seperti menonton TV sepanjang waktu, berbincang-bincang dengan setiap orang setiap hari dan pergi ke klub-klub malam berubah ketika dia bertemu dengan kakak iparnya, Vernon Gant (Johnny Whitworth) yang memberinya sebuah obat bernama NZT-48.

Seperti judulnya yaitu Limitless, maka obat NZT-48 dapat bekerja dengan tanpa batas. Hasil yang ditimbulkan akibat reaksi dari obat terse-but pada otak Eddie mem-buatnya lebih peka dan dapat bertindak secara responsif daripada sebelumnya. Semua

yang pernah ia baca, dengar dan lihat menjadi lebih teror-ganisir dan melebur menjadi satu. Hingga pada suatu hari, Eddie pun dapat menghindari pemilik rumah kontrakan yang menagih tunggakkan bayaran kepadanya,

Hingga akhirnya Eddie me-mutuskan untuk mendapat-kan sesuatu yang lebih besar dari hanya sebagai penulis novel. Eddie ingin menjadi se-orang pemimpin dan petinggi di negara tersebut. Tetapi karena untuk mendapatkan posisi tersebut tidaklah mu-dah, maka Eddi memutuskan untuk memulai karirnya untuk menjadi seorang pemain sa-ham dan bekerja untuk men-dapatkan keuntungan yang sangat besar dan lebih besar daripada siapapun terlebih da-hulu. Sampai pada suatu saat dia berhasil menduduki posisi atas kursi saham dunia dan mulai berpindah dari seorang penulis buku menjadi seorang pebisnis.

Kehidupan Eddie tak serta merta berjalan mulus begitu saja. Eddie harus berhadapan

dengan Carl Van Loon (Robert De Niro), seorang pengusaha dan pebisnis ternama. Eddie pun harus rela ketika dia dipermainkan dan diperbudak oleh Carl Van Loon. Selain itu pengaruh negatif dari obat NZT-48 mulai bermunculan dan hingga pada suatu hari Eddie pun harus berjuang melawan kecanduannya pada NZT-48.

Film yang dirilis tanggal 18 Maret 2011 memvisualisasikan ketamakan yang ada pada setiap individu manusia untuk dapat memiliki segala hal yang diinginkan. Dan hingga pada batasnya manusia pun akan jatuh terperosok akibat ketamakan mereka sendiri.

Film Limitless sangat tepat untuk dinikmati oleh mahasiswa, seorang pekerja, pecinta film action dan se-orang pemikir atau politikus, karena Film Limitless yang diri-lis di United States of America ( USA ) tersebut menceritakan cerita politik dan konspiras-inya bercampur dengan action yang dikemas secara ringkas dan sangat menarik. [fier]

LIMITLESSWhat if a pill could make you reach and powerful?

Page 15: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

15

AGUSTUS 2012 | EDISI II | EKSPOSE

RESENSI

BUKU

Cerita bermula dari pertemuan Tinah, seorang gadis lugu, dengan Sim sang

playboy pasar. Lewat sebuah tatapan mata mereka meme-nangkan hati masing-masing. Tinahpun bersedia ‘hidup susah’ dengan Abdul Hasyim, seorang kondektur angkutan kota Jurusan Pujon, Malang. Hidup tidak mudah bagi ke-luarga ini. Penghasilan Bapak sebagai supirangkot yang tak seberapa membuat Ibuk harus pintar-pintar mengelola pemasukan. Ibuk tak ingin anak-anaknya menjadi seperti dirinya, ingin anak-anaknya dapat mengenyam pendidi-kan setinggi-tingginya. “Koen kudu sekolah. Uripmu cek gak soro koyok aku, Nduk! Aku gak lulus SD. Gak isi opo-opo. Aku mek iso masak tok. Ojo koyok aku yo Nduk! Cukup aku ae sing gak sekolah…,” tekad Ibuk.

Ke New York dengan Ang-kot mogok

Adalah Bayek, satu-satunya anak lelaki Ibuk dan Bapak.

Perawakannya kecil dan kurus, namun Bayek adalah anak yang cerdas dan rajin belajar, ia selalu mendapat peringkat yang tinggi di kelas.

Setelah lulus SMA Bayek diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) Jurusan Statistika melalui jalur PMDK. Untuk mengirimnya ke Bogor Ibuk dan Bapak memutuskan men-jual angkot tua Bapak yang telah menghidupi keluarga ini selama bertahun-tahun. Ang-kot mogok itu mengantarkan Bayek yang pendiam menjadi lulusan terbaik Jurusan MIPA.

Semangat juang dalam hidup Bapak menjadi to-lak ukur Bayek untuk terus menjadi yang terbaik demi masa depannya dan keluarga kecilnya. Setelah beberapa tahun mengabdi di sebuah perusahaan asing di ibukota, Bayek mendapat kesempatan untuk bekerja di New York. Doa Ibuk tetap setia meng-iringi perjalanan karir Bayek yang meroket.

Iwan seperti menuliskan biografi figur seorang Ibuk melalui sudut pandangnya.

Meski tidak menjadi sorotan utama, tokoh Bapak juga memiliki peran yang sama kuat dan pentingnya. Selain memberikan motivasi pada para perempuan untuk mem-perjuangkan pendidikan dan terus memberikan segala yang terbaik, novel Ibuk menunjuk-kan kita sebuah bakti seorang anak sebagai wujud balas budi atas setiap hela nafas kehidupan yang dihembus-kan seorang ibu kepada buah hatinya.

Iwan berhasil mengaduk-aduk emosi pembaca dengan kejujuran pengungkapannya dalam novel ini. Terlebih di bagian akhir dimana dengan runtut diungkapkan detik-detik kembalinya sosok Bapak yang bersahaja kehadirat sang pencipta.

Sosok Ibuk dan Bapak menyadarkan kita bahwa ketulusan cinta merekalah yang membangun pondasi kokoh sebuah keluarga. Cinta yang menguatkan jiwa-jiwa didalamnya, satu sama lain. [ndn]

Judul : Ibuk,

Penulis : Iwan Setyawan

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 312 halaman

Ukuran : 13,5 x 20 cm

Terbit : Juni 2012

ISBN : 978-979-22-8568-0

MENGHIMPUN ASA DI KAKI GUNUNG PANDERMAN

Page 16: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff
Page 17: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

17

AGUSTUS 2012 | EDISI II | EKSPOSE

KAMPUSIANA

PROYEK ENERGI BERSIH BERHASIL SABET JUARAPolines, DIMENSI – Satu lagi prestasi untuk almamater Po-liteknik Negeri Semarang telah dibawa pulang oleh tim PKM (Program Kreativitas Maha-siswa) pada ajang bergengsi se Indonesia, Pekan Ilmiah Ma-hasiswa Nasional atau PIMNAS ke-25 pada 9-13 Juli 2012 ke-marin. Tim PKM yang diketuai Sasmito Aji (Teknik Konversi Energi 2009) ini berhasil men-yabet juara ketiga kategori Program Kreativitas Maha-siswa Teknologi (PKMT). Untuk prestasi kon-tingen, Polines memperoleh nomor 16 dari 20 kontingen peserta PIMNAS, dua nomor dibawah Institut Teknologi Band-ung dan dua nomor diatas Universitas Dipo-negoro. Nomor satu atau juara umum diraih oleh Universitas Brawijaya yang mengirim 24 tim.PKMT dengan judul “Penera-pan Turbin Angin Sumbu Hori-sontal Menggunakan Alterna-tor Dengan Sistem 8 Transmisi Otomatis Sebagai Sumber Lis-trik Pada Branjang Nelayan Di Desa Bandengan Kabupaten Jepara” yang berhasil men-dapat medali perunggu ini digarap oleh tim yang diketuai Sasmito Aji dan beranggota-kan Avicenna (Teknik Konversi Energi 2009), Ditya Rendra (Teknik Konversi Energi 2009), Rifonda Monandika (Teknik Konversi Energi 2009) dan Ima Ayu Agustina Putri (Teknik Konversi Energi 2010) serta

dibimbing oleh Sahid S.T, M.T., dosen Prodi Teknik Konversi Energi. Fokus proyek mereka adalah mengatasi problem nelayan tradisional di Bandengan, Jepara, yang masih menggu-nakan solar sebagai bahan ba-kar genset untuk penerangan branjang atau alat tangkap ikan. Lampu yang digunakan oleh para nelayan sebagai faktor penarik ikan selama ini masih menggunakan bahan

bakar solar yang sangat boros pada operasionalnya. Turbin angin yang dibuat sebagai penggerak mula untuk mengonversi energi angin ke energi listrik ini dapat memangkas biaya opera-sional nelayan hingga 80%, karena energi angin merupa-kan energi yang gratis dan keberadaannya tak diragukan, apalagi di daerah pantai. Aji, sapaan akrab Sasmito Aji, menggandeng nelayan setem-pat sebagai mitra.Sayang sekali masih belum jelas apakah proyek energi bersih ini akan dilanjutkan untuk produksi massal atau tidak. Kendala terletak pada biaya. “Dari presentasi kema-rin ya harapannya ada yang

mengajak kerjasama buat produksi, soalnya kalau nggak ada sponsor, proyek ini masih terlalu mahal untuk nelayan,” ungkap Aji. Satu unit alat buatan Aji dan kawan-kawan ini menghabiskan sekitar Rp 8 juta untuk model, sedangkan untuk pembuatan prototipe membutuhkan sekitar Rp 12 juta. Meski mahal, untuk jangka panjang sebenarnya sangat menguntungkan.Tim PKM ini merupakan salah

satu dari 3 tim dari Polines yang berhasil lo-los menuju PIM-NAS ke-25 yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dua tim lainnya adalah tim yang diketuai oleh Anjar Wijalul Bekti (Teknik

Mesin 2010) dengan judul PKM “Rancang Bangun Mesin Pencetak Mie Soun Sistem Tekan (Extruding) Kapasitas 19,5 Kg/Jam Penggerak Motor Listrik Untuk Peningkatan Produksi Pada Ikm” dan tim yang diketuai Ilzaamul Ikhsan (Teknik Telekomunikasi 2010) dengan judul “Aplikasi Wire-less Sensor Suhu Dan Kelem-baban Untuk Usaha Budidaya Jamur Tiram Musrum Godong”.Di akhir wawancara, Aji menyampaikan pesan untuk mahasiswa Polines. “Sebe-narnya banyak banget maha-siswa yang kreatif, yang bisa berprestasi. Cuma kebanyakan pada kurang percaya diri aja. Kalau kita yakin kita bisa, pasti bisa.” [bell]

Kontingen Polines – Para peserta PIMNAS ke-25 berfoto bersama dosen pembimbing di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Page 18: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

EKSPOSE | EDISI II | AGUSTUS 2012

18SPEAKUP

NASIB UANG KOMPENSASI DI MATA MAHASISWA

Kompensasi adalah sebuah sanksi yang diberikan kepada mahasiswa yang tidak hadir tanpa izin serta bagi mahasiswa yang terlambat

hadir. Peraturan akademik mahasiswa Po-lines pasal 39 ayat 3 tentang ketidakhad-iran yang tidak diizinkan menyebutkan, “Kompensasi dilakukan pada semester yang bersangkutan atau di luar jam perkuliahan resmi berakhir dan diatur oleh Ketua Jurusan”. Maka dari itu bentuk kompensasi antara satu jurusan dengan jurusan yang lain bias berbeda-beda. Meskipun sebenarnya dalam penjela-san peraturan akademik pasal 39 ayat 3 telah disebutkan bahwa bentuk kegiatan kompensasi meliputi tugas atau kegiatan yang berhubungan dengan program studi, serta tugas atau kegiatan lain yang menambah wawasan, keterampilan, keahlian dan kedisiplinan mahasiswa.

Pada kenyataanya bentuk kompensasi yang diberikan adalah melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan kam-pus, merawat alat-alat praktik, membeli perlengkapan kebersihan dan lain-lain. Ada juga beberapa jurusan yang mem-berlakukan uang denda bagi penerima kompensasi. Besar uang denda berbeda-beda di setiap jurusan, mulai dari seribu hingga 3 ribu per jam kompensasi dikalikan jumlah jam kompensasi. Jum-lah jam yang dimaksud adalah jumlah sisa jam kompensasi setelah dikurangi dengan bentuk kompensasi lainnya yang telah dilakukan. Yang menjadi pertan-yaan di sini adalah, kemana aliran uang kompensasi ini bermuara? Siapa yang memanfaatkan dan digunakan untuk apa? Berikut adalah tanggapan beberapa mahasiswa berkenaan dengan hal terse-but.[abr]

Anis Budi NurAini, mahasiswa Teknik Sipil 2011

Uang kompensasi? Aku ndak tahu, soalnya aku juga ndak pernah dapat kompen. Tapi sebenarnya aku dan teman-temanku juga penasaran sebenarnya buat apa uang-uang itu.

Danang Kristianto, mahasiswa Teknik Mesin 2010

Kalau kompen di jurusanku itu tergantung dosen pembimbingnya, kadang kita disuruh bersih-bersih bengkel, ngecat lemari, atau kadang juga disuruh nyari buku. Pokoknya manut sama dosennya. Kalau masalah uang kita cuma ngeluarin biaya untuk melakukan tugas-tugas itu, selebihnya tidak ditarik lagi.

Kompensasi. Setiap mahasiswa Polines ten-tunya telah akrab dengan istilah ini. Bahkan banyak mahasiswa yang berujar “Tanpa kompensasi, berarti kamu belum merasakan kuliah di Polines”.

Page 19: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

19

AGUSTUS 2012 | EDISI II | EKSPOSE

SPEAKUP

Adilla Ratu Ghassani Amajida, mahasiswa Akuntansi 2010Uang kompen itu larinya ke HMJ, pembelian perlengkapan untuk jurusan, dan un-tuk membeli perlengkapan kebersihan. Kalau boleh berpendapat, sebenarnya aku kurang setuju dengan adanya uang kompen, soalnya menurutku itu sangat mem-bebankan mahasiswa. Lagi pula kan mahasiswa juga sudah membayar kompen dengan kerja, masak iya masih ditarik uang? Terlebih lagi menurutku penggunaan uangnya juga belum transparan, soalnya belum terlalu dipublikasikan pemanfaatan-

nya. Jadi sebagian besar dari mahasiswa tidak tahu penggunaan uang kompen itu untuk apa saja. Semestinya hal itu juga dipaparkan ke mahasiswa biar jelas.

Umi Budiarti, mahasiswa Administrasi Niaga 2010

Uang kompen di jurusan Administrasi Niaga digunakan untuk keperluan fasilitas kampus, dana proker HMJ, dll. Untuk masalah transparansi menurut saya sudah cukup transparan karena penggunaan uang kompen sudah sering disampaikan oleh dosen-dosen dan ketua jurusan.

Kiki Surya Kusuma, mahasiswa Teknik Elektro 2010

Setahu aku kalau di prodiku nggak kenal ada kompen bayar, biasanya kita cuma kerja. Kalau sudah kerja tapi jam kompennya masih sisa, kadang kita disuruh beli alat-alat kebersihan atau nglaundry korden.

Resty Adelyne, mahasiswa Akuntansi 2010

Aku pernah tanya beberapa teman dan dosen, katanya uang kompen selanjutnya dikumpulin ke keuangan jurusan dipakai untuk kebersihan dan biaya-biaya lain. Tapi lebih jelasnya biaya apa saja aku tidak tahu.

Yusa Pratama Yusuf, mahasiswa Teknik Sipil 2011

Uang kompen digunakan untuk kegiatan HMJ, toh kegiatan HMJ juga untuk jurusan kan? Tentang transparan atau tidak, menurutku itu sudah transparan. Soalnya aku sudah pernah ikut dialog akademis dan di sana dijelasin juga tentang hal tersebut.

Nayla , mahasiswa Teknik Elektro 2011

Setahu aku uang kompen ditaruh di laboratorium untuk mengganti atau membe-tulkan alat-alat yang kecil yang rusak. Tapi ndak tahu juga, lagi pula bayarnya cuma sedikit kok. Tentang transparansi menurutku belum transparan. Tapi aku juga ndak begitu peduli soalnya jumlahnya paling seribu per jam, itu juga kalau masih sisa setelah bersih-bersih laboratorium atau bengkel.

Page 20: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff
Page 21: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

21

SKETS

AGUSTUS 2012 | EDISI II | EKSPOSE

NgeDims

Pengumuman penerimaan m

ahasiswa baru, te

rdapat g

olongan “yang diterim

a” dan

“cadangan”

Kayak tim kesebelasan aja, a

da cadangannya...

Ditunda hingga Febru

ari 2013, W

elcome Party batal diselenggarakan ta

hun ini

Kalau gitu m

au welcome-in siapa?

22 Orm

awa Polines diharapkan untu

k mengisi p

rogram di P

olines TV

Siap-siap masuk TV...

Musim

ujian Tugas Akhir,

tingkat a

khir berb

ondong memesan parcel

Dosennya panen parcel...

Page 22: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

EKSPOSE | EDISI II | AGUSTUS 2012

22GALERI

FOTO

GEBYARKIRABDUGDER 2012

Kota semarang tak bisa lepas dari tradisi yang satu ini. Ya, dugder-an merupakan salah satu tradisi dari kota lunpia ini yang biasa-

nya diadakan dalam rangka menyam-but bulan Ramadhan.Dimulai dengan upacara pemukulan bedug, rangkaian kegiatan dugderan yang begitu bewarna dan semarak terangkum dalam bidik lensa fotografer Dimensi. Siswa pun Ikut Berpartisipasi

Terompet Kemenangan Cantik Semarang, Cantik Indonesia Pasukan Berkuda

Oleh : Ido R. Fidyanto & M. Ifthor Hilal

Page 23: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff

23

AGUSTUS 2012 | EDISI II | EKSPOSE

GALERI

FOTO

Siswa pun Ikut Berpartisipasi Prajurit Berbaris

Pembukaan Upacara Dugderan Warag Ngendog Ikon Kota Semarang Partisipasi Reog

Page 24: Ekspose edisi #2 BAAK: tuntutan mahasiswa vs kepentingan staff