eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

17
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.21 BUKU 2 : BIDANG MINERAL EKSPLORASI UMUM BAUKSIT DI KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT Oleh : Eko Yoan Toreno dan Moe’tamar SARI Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Malaysia, khususnya negara bagian Serawak. Wilayah Kabupaten Sintang yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia adalah Kecamatan Ketungau Hulu dan Kecamatan Ketungau Tengah. Geologi Kabupaten Sintang disusun oleh batuan berupa serpih, batulanau, wacke, pasir dan konglom- erat dengan anggota batugamping batugamping hablur Formasi Alas berumur Paleozoikum (Karbon). Hasil eksplorasi umum mendapatkan sumberdaya tertunjuk bauksit di daerah Enkitan-Seputau, Keca- matan Ketungau Tengah sebesar 86.632 m 3 dengan kadar rata-rata 51,17% Al 2 O 3 , 11,6% Fe 2 O 3 , 5,91% SiO 2 dan 1,49% TiO 2 , dan Daerah Bukit Darwin, Desa Sepiluk-Senaning Kecamatan Ketungau Hulu sebesar 1.370.365 m 3 dengan rata-rata 52,63% Al 2 O 3 , 9,76% Fe 2 O 3 , 3,57% SiO2 dan 1,32% TiO 2.

Transcript of eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

Page 1: eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.21BUKU 2 : BIDANG MINERAL

EKSPLORASI UMUM BAUKSIT DI KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Oleh :

Eko Yoan Toreno dan Moe’tamar

SARI

”Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Malaysia, khususnya negara bagian Serawak. Wilayah Kabupaten Sintang yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia adalah Kecamatan Ketungau Hulu dan Kecamatan Ketungau Tengah.

Geologi Kabupaten Sintang disusun oleh batuan berupa serpih, batulanau, wacke, pasir dan konglom-erat dengan anggota batugamping batugamping hablur Formasi Alas berumur Paleozoikum (Karbon). Hasil eksplorasi umum mendapatkan sumberdaya tertunjuk bauksit di daerah Enkitan-Seputau, Keca-matan Ketungau Tengah sebesar 86.632 m3 dengan kadar rata-rata 51,17% Al2O3, 11,6% Fe2O3, 5,91% SiO2 dan 1,49% TiO2, dan Daerah Bukit Darwin, Desa Sepiluk-Senaning Kecamatan Ketungau Hulu sebesar 1.370.365 m3 dengan rata-rata 52,63% Al2O3, 9,76% Fe2O3, 3,57% SiO2 dan 1,32% TiO2.”

Page 2: eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.21

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

PENDAHULUAN

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data primer tentang potensi sumber daya min-eral bauksit yang terdapat di Kabupaten Sintang guna melengkapi dan memutakhirkan data informasi sumber daya mineral yang telah ada.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui potensi sumber daya logam atau bahan galian lainnya serta membantu Pemerintah Kabu-paten Sintang dalam mengelola sumber daya alam tersebut termasuk dalam merencanakan pengembangan wilayah pertambangan.

Secara administrasi daerah penyelidikan ter-masuk ke dalam wilayah Kecamatan Ketungau Hulu dan Kecamatan Ketungau Tengah, Kabu-paten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat (Gambar 1).

Daerah penyelidikan dapat ditempuh dari Jakarta-Pontianak melalui penerbangan kom-ersial, selama 2 jam, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan kendaraan roda empat antara Pontianak – Sintang selama 8 jam. Selanjutnya dari Sintang ke lokasi mema-kai kendaraan roda empat dengan penggerak empat roda selama 10 jam. Untuk mencapai lokasi penyelidikan dilakukan dengan kenda-raan roda dua dan jalan kaki.

MORFOLOGI

Morfologi daerah penyelidikan terdiri dari sat-uan morfologi perbukitan terjal, diperkirakan mencakup sekitar 30% luas daerah penyelidi-kan tersebar di daerah bagian timur, utara dan sebagian di bagian tengah dengan kemiringan

lereng berkisar > 25, ketinggian berkisar 150 m sampai dengan 1150 m diatas permukaan laut. Umumnya satuan morfologi ini ditempati oleh satuan batupasir kuarsa Formasi Tutop dan batuan intrusi sintang berupa andesit, dio-rit dan granodiorit. Selain itu terdapat satuan morfologi perbukitan bergelombang diper-kirakan mencakup sekitar 70% luas daerah penyelidikan, merupakan daerah perbukitan dan lembah-lembah sungai dengan lereng lan-dai – sedang, kemiringan lereng < 25°, yang banyak dimanfaatkan untuk lahan perkebunan sawit, karet dan akasia. Satuan morfologi ini ditempati oleh satuan perselingan batupasir halus dan batulempung, lensa batubara (For-masi Ketungau) dan satuan batupasir sisipan batulanau dan batulempung (Formasi Kantu). Morfologi perbukitan bergelombang sedang di daerah Kecamatan Ketungau Hulu (Gambar 2).

LITOLOGI

Litologi daerah ini secara berurutan dari tua ke muda adalah Komplek Semitau (CRs) Komplek Busang (PRb) Batuan Gunungapi Jambu (TRuj) Batuan Gunungapi Betung (TRKb), Formasi Kantu, Formasi Tutoop, Formasi Ketungau, merupakan Satuan Perselingan Batupasir halus dan batulempung, lensa batubara, Satuan Batuan Beku/Intrusi (Intrusi Sintang), beru-mur Oligosen Akhir – Miosen Tengah. Batuan diorit/mikro diorit ini bertekstur holokristalin, hipidiomorfik granular, ukuran butir halus sam-pai kasar, bentuk butir anhedral – subhedral, mineral pembentuknya antara lain plagioklas, piroksen, hornblende, kuarsa dan mineral opak. Batuan andesit berbutir halus hingga 1 mm, bentuknya anhedral-subhedral, porfiritik dan berstruktur amigdaloidal, dimana masa dasar

Page 3: eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.21

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

terdiri dari plagioklas, mineral opak, lempung dan karbonat, serta mineral-mineral kuarsa, klorit, epidot dan karbonat yang mengisi ron-gga-rongga, sedang fenokrisnya plagioklas. Batuan granitik ini telah terubah kuat, ber-butir halus hingga 1 mm, bentuk butir anhedral hingga subhedral, bertekstur porfiritik dengan relik-relik fenokris feldspar dan mineral opak dengan masa dasar mikrokristalin mineral sekunder dan opak., Satuan Endapan Aluvium terpecah-pecah, satuan endapan aluvium ini terdapat secara terpisah-pisah.

Pengumpulan data sekunder daerah ini didapatkan antara lain dari hasil studi literatur Pemetaan geologi dilakukan oleh S. Supri-atna, dkk dari Pusat Penelitian Pengembangan Geologi pada tahun 1983-1985 menghasilkan Peta Geologi Lembar Sanggau dan dipubi-kasi tahun 1993. Pemetaan geologi dilakukan oleh R. Heryanto, dkk dari Pusat Penelitian Pengembangan Geologi pada tahun 1983-1984 menghasilkan Peta Geologi Lembar Sanggau dan dipubikasi tahun 1993.

Kajian Sumber Daya Geologi Pulau Kalimantan, Pusat Sumber Daya Geologi Bandung Tahun 2006. Inventarisasi Dan Penyelidikan Mineral Dan Batubara Daerah Perbatasan Sintang, Provinsi Kalimantan Barat Dengan Malaysia, Pusat Sumber Daya Geologi 2007.

Pengamatan daerah penyelidikan meliputi Kecamatan Ketungau Hulu dan Kecamatan Ketungau Tengah yang terletak di bagian utara dan merupakan kecamatan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Sarawak-Malaysia, seluruh daerah penyelidikan termasuk di dalam wilayah Kabupaten Sintang.

Pemetaan Geologi dilakukan untuk memper-oleh data geologi dan penyebaran endapan bauksit. Disamping pemetaan, data geologi diperoleh dari deskripsi sumur uji/parit uji dan dikompilasi dengan data geologi regional. Pengamatan dilakukan juga terhadap struk-tur geologi setempat maupun regional sekitar daerah penyelidikan. Conto yang diambil lebih difokuskan terhadap lapisan endapan bauk-sit hasil penggalian/pembuatan sumur uji dan tebing-tebing bekas longsoran ataupun bekas galian. Perolehan conto dalam kegiatan Eksplo-rasi Umum Bauksit di Kabupaten Sintang ini didapat 46 conto dari hasil sumur uji.

Pengambilan conto dan pemerian deskripsi pada lubang sumur uji yang mengandung bauk-sit dengan channel sampling dilakukan dengan lebar 10 cm, kedalaman 10 cm dengan interval tebal setiap 1m. Dengan demikian jumlah conto yang diambil tergantung pada tebal endapan bauksit. Kedalaman sumur uji maksimal men-capai 7,20 m sampai menembus Kong/Clay dan air tanah.

Setelah pengambilan conto di lokasi penyelidi-kan, selanjutnya conto dibawa ke basecamp untuk dilakukan preparasi conto, yaitu :

1. Conto dari lokasi ditimbang untuk mengeta-hui berat kotor.

2. Conto kotor dicuci dengan ayakan bukaan 1 cm dan 1 mm secara manual hingga ber-sih, agar matrik atau butiran yang lolos dan pengotornya hilang.

3. Dilakukan pengeringan, bisa dilakukan dengan di angin-anginkan sampai 24 jam

Page 4: eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.21

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

4. Conto kering yang bersih ditimbang, untuk mengetahui berat bersih.

5. Menghitung CF (Concretion Factor) = (Berat Bersih : Berat Kotor) x 100% Peng-hacuran/dipecahkan hingga ukuran < 1cm Conto di mixing dan Quatering (pencam-puran 4 bagian) sehingga fraksi conto menjadi homogen.

6. Conto diambil 1 kg.

Conto yang sudah dipreparasi tersebut, selan-jutnya dikirim ke laboratorium Kimia - Fisika Mineral di Pusat Sumber Daya Geologi, untuk dilakukan analisis unsur-unsur Al2O3, Fe2O3, SiO2, TiO2, CaO, MgO, LOI dan beberapa conto yang didapat di lokasi penyelidikan juga dilaku-kan analisis petrografi, mineragrafi dan berat jenis.

Hasil Eksplorasi

Litologi Daerah

Geologi daerah penyelidikan terdiri dari batuan beku intermediate - asam, batuan sedimen serta endapan aluvial.

Batuan Sedimen

Penyebarannya sangat luas, hampir menem-pati seluruh daerah penyelidikan, terletak tidak selaras menutupi batuan intrusi. Batuan yang tersingkap di utara daerah penyelidikan terdiri dari batupasir halus-sedang, berwarna putih keabu-abuan sampai kemerahan, berlapis baik dengan struktur sedimen perlapisan sejajar dan silangsiur (Gambar 4), pada beberapa

tempat nampak terdapat struktur “graded bed-ding” terutama pada sisipan batupasir berbutir kasar sampai konglomeratan dengan fragmen berbentuk bulat dari mineral kuarsa dengan diameter hingga 1 cm dengan arah 175 E/14°. Batupasir tersebut berselang-seling dengan batulempung dan batulanau, umumnya bersi-fat lunak hingga getas (Gambar 5), berwarna abu-abu sampai abu-abu kehitaman, setem-pat berlapis baik dengan struktur sedimen perlapisan sejajar, kadang-kadang mengand-ung lapisan batubara yang sebagian berupa pita-pita yang sangat tipis hingga berbentuk lensa-lensa atau fragmen-fragmen batubara hasil transportasi. Hasil pengukuran pada lapisan batulempung menunjukkan arah jurus dan kemiringan N240°E/10°.

Batuan Intrusi

Terdiri dari andesit dan batuan terubah granitik hingga granodiorit, diorit mengandung kuarsa, menempati sebelah selatan daerah penye-lidikan, tersingkap di daerah Serau – Punjung Kecamatan Ketungau Tengah (Gambar 6). Pada bagian permukaan dijumpai lapisan tipis oksida besi berupa limonit terisi pasir dan lempung, diduga berasal dari batuan asal dan terbentuk karena pelapukan (Gambar 7). Peta geologi daerah penyelidikan dapat dilihat pada Gambar 12 dan Gambar 13.

Struktur

Struktur geologi di daerah penyelidikan adalah sesar dan rekahan, sesar berarah barat - barat-laut, ke barat umumnya agak sejajar dengan batas formasi. Kelompok sesar yang berarah timur - timurlaut memotong menyilang batas

Page 5: eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.21

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

formasi tersebut. Sesar-sesar yang terdapat di daerah ini pada umumnya berupa sesar nor-mal, yang dua sesar utama yang mengontrol perkembangan struktur daerah tersebut. Secara umum lebih banyak struktur sinklin dan antiklin pada batuan metasedimen di bagian utara daerah penyelidikan.

Pembahasan Hasil Eksplorasi

Keberadaan laterit bauksit di daerah peny-elidikan terbentuk pada kemiringan 10° s.d. 14° atau < 20°. Batuan asal yang terdapat di daerah ini adalah batuan gunung api pra-Ter-sier bersifat asam-intermediet yang kaya akan kandungan unsur aluminium dengan min-eral cliachit, feldspar dan gibsit yang mudah larut kemudian mengalami proses laterisasi (proses pertukaran suhu secara terus menerus sehingga batuan mengalami pelapukan).

Dari penyelidikan yang dilakukan di daerah Senaning-Sepiluk tersusun oleh endapan bauk-sit Fe tinggi dan bauksit SiO2 tinggi. Pendugaan ini dilakukan sebatas interpretasi geologi di lapangan, tidak berdasarkan hasil analisis kimia. Bauksit Fe tinggi dicirikan oleh warna coklat kemerahan – coklat kehitaman, kompak, keras dengan bentuk butir membula tanggung, pipa saprolith hingga blocky (Foto 4a dan Foto 4b), sedangkan bauksit SiO2 tinggi dicirikan oleh coklat kekuningan – coklat kemerahan, agak rapuh, relatif tidak homogen, dengan bentuk butir membulat tanggung – blocky .

Pada bauksit Fe tinggi maupun bauksit SiO2 tinggi (Gambar 8 dan Gambar 9) pada profil tegak memperlihatkan batas yang jelas/tegas antara lapisan penutup (OB) dengan lapisan

bauksit. Tebal lapisan penutup bervariasi dari 0,5 m – 3 m. Di bawah lapisan penutup terli-hat nodul-nodul atau kongkresi bauksit dengan ketebalan bervariasi dari 1 m – 5 m. Di bawah lapisan bauksit pada umumnya dijumpai Zona Transisi (Transition Zone) sebelum mencapai batuan segar yang biasa disebut “Kong”.

Bauksit Daerah Senaning-Sepiluk

Di daerah ini terdapat lima conto batuan yang termineralisasi dilakukan analisis mineragrafi. Mineral yang teridentifikasi sebagian besar berupa mineral, hematite dan oksida besi.

Analisis mineragrafi pada conto SN11-01/R mengidentifikasi adanya mineral logam hema-tite yang tersebar dalam batuan, berbutir halus bentuk subhedral-euhedral dan sebagian ter-ubah menjadi hydrous iron oxide. Pada conto SN11-04/R) juga menunjukkan adanya mineral logam berupa hematit berbutir halus + 0,2 mm bentuk subhedral hingga anhedral dan hydrous iron oxide

Analisis Petrografi dari salah satu bongka-han batuan bauksit (SN11-01/R) menunjukan mineral cliachite dan gibsit yang umumnya berupa nodul dikelilingi oleh mineral opak. Gibsit terdapat mengisi rongga dengan ben-tuk anhedral sedangkan cliachit kemungkinan sudah bercampur bersama oksida besi terlihat mengelilingi mineral gibsit.

Pada batuan SN11-04/R kehadiran feld-spar berukuran 0,25mm dengan bentuk butir anhedral-subhedral telah mengalami proses laterisasi dan tersebar menjadi mineral gibsit.

Page 6: eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.21

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Dari analisis kimia unsur conto yang diambil dari sumur uji menunjukkan nilai Al2O3 rendah hanya dijumpai pada sumur uji SN09-01/C1 dengan 17,19% Al2O3, 24,35 % Fe2O3, 20,15% SiO2 dan 0,75% TiO2 yang menggambarkan bahwa bauksit SiO2 tinggi. Sedangkan bauksit Al203 tinggi dijumpai pada sumur uji SN11-01 s.d. SN11- 13 dengan kandungan rata-rata 53,6% Al2O3, 9,3% Fe2O3, 3,1% SiO2 dan 1,3% TiO2. Ket-ebalan rata-rata endapan bauksit pada daerah Bukit Darwin desa Sepiluk-Senaning Kecama-tan Ketungau Hulu adalah 2,6 m dan rata-rata ketebalan tanah penutup 1,74 m, dapat dilihat pada salah satu profil sumur uji daerah penye-lidikan (Gambar 14).

Untuk mengetahui gambaran penyebaran ke arah tegak endapan bauksit di daerah Sepiluk-Senaning Kecamatan Ketungau Hulu, dibuat korelasi antara penampang sumur uji searah memanjang. Ke arah memanjang tenggara-baratlaut yang mengkorelasikan sumur uji SN11-01 s.d. SN11-05 (Gambar 15), yang terli-hat endapan bauksit menipis ke arah tenggara - baratlaut, sedangkan pada sumur uji SN11-06 s.d. SN11-13 penyebaran endapan bauksit tam-pak menipis ke arah tenggara dan baratlaut dan endapan lempung semakin menebal (Gambar 16).

Bauksit Daerah Seputau

Di daerah ini terdapat tiga conto batuan yang termineralisasi dilakukan analisis mineragrafi. Analisis mineragrafi conto SN11-07/R mengi-dentifikasi adanya mineral logam pirit, hematite yang tersebar dalam batuan, pirit berbutir halus hingga + 0,1 mm dan hematit berbutir halus hingga + 0,05 mm, dari sayatan poles

mikroskop cahaya pantul ini terlihat mineral pirit dan hematit berbentuk subhedral-euhe-dral dan sebagian terubah menjadi hydrous iron oxide berwarna bias refleksi merah. Conto SN11-08/R mineral logam yang terindentifikasi adalah hematit yg tersebar dalam batuan, pirit tidak terindentifikasi. berbutir halus hingga + 0,5 mm, dengan bentuk anhedral – subhedral, berwarna abu-abu, anisotrop, terdapat tersebar dalam batuan, sebagian telah terubah menjadi hidrous iron oxide

Analisis Petrografi dari salah satu bongkahan batuan bauksit (SN11-07/R) menunjukan batu-pasir litik terbreksikan yang sudah mengalami tektonik deformasi, terlihat zona-zona rejahan yang terisi oelh mineral lempung dan butiran halus kuarsa

Pada batuan SN11-08/R kehadiran feld-spar berukuran 0,5mm dengan bentuk butir anhedral-subhedral telah mengalami proses laterisasi dan tersebar menjadi mineral gibsit. Sedangkan mineral gibsit yang merupakan lat-erisasi dari feldspar berupa serat-serat nodul berserabut didalam fragmen bersama dengan kuarsa yg tersebar sangat sedikit.

Analisis kima unsur dari conto yang diambil dari sumur uji SN11-17 s/d SN11- 19 menun-jukkan kandungan 48,44% - 53,68% Al2O3, 7,36% - 16,26% Fe2O3, 3,43% - 7,75% SiO2 dan 1,29% - 1,84% TiO2. Ketebalan rata-rata enda-pan bauksit pada daerah ini adalah 2 m dan rata-rata ketebalan tanah penutup 1,65 m, dapat dilihat pada salah satu profil sumur uji daerah peneyelidikan (Gambar 17). Penyebaran endapan bauksit di Seputau Kecamatan Ketun-gau Tengah dengan korelasi sumur uji SN11-17

Page 7: eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.21

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

s.d. SN11-19 terlihat endapan menipis ke arah tenggara-baratlaut (Gambar 18).

Sumber Daya Bauksit

Sebagai gambaran dalam penghitungan sumberdaya bauksit, data yang sangat pent-ing adalah pencantuman nomor conto, tebal lapisan tanah penutup, tebal lapisan endapan bauksit, jarak antar sumur uji dan kadar Al2O3, Fe2O3, SiO2, TiO2 serta faktor konkresi. Kemu-dian dihitung dengan menggunakan rumus :

Volume = Luas Area x Tebal Endapan Bauksit

Raw Ore = Voume x Berat Jenis

CF = (Berat Bersih : Berat Kotor) x 100%

Atas dasar pertimbangan tersebut di atas luas daerah pengaruh yang akan diperhitungkan di daerah Bukit Darwin Desa Sepiluk-Senaning Kecamatan Ketungau Hulu 449.300 m2 dengan rata-rata ketebalan endapan bauksit 2,6 m , rata-rata CF 59% dan berat jenis 1,22 gr/cm3, maka Sumberdaya Terunjuk sebesar 1.370.365 m3 dengan rata-rata 52,63% Al2O3, 9,76% Fe2O3, 3,57% SiO2 dan 1,32% TiO2 .

Sedangkan luas sebaran endapan bauksit di daerah Engkitan-Seputau Kecamatan Ketungau Tengah 6.448 m2 dengan rata-rata keteba-lan endapan bauksit 2 m , rata-rata CF 49% dan berat jenis 1,6 gr/cm3, maka Sumberdaya Terunjuk sebesar 86.632 m3 dengan rata-rata 51,17% Al2O3, 11,6% Fe2O3, 5,91% SiO2 dan 1,49% TiO2.

KESIMPULAN

Geologi daerah penyelidikan terdiri dari batuan beku itermediate - asam, batuan sedimen serta endapan aluvial

Keberadaan laterit bauksit di daerah peny-elidikan terbentuk pada kemiringan 10° s.d. 14° atau < 20°. Batuan asal yang terdapat di daerah ini adalah batuan gunung api pra-Ter-sier bersifat asam-intermediet yang kaya akan kandungan unsur aluminium dengan min-eral cliachit, feldspar dan gibsit yang mudah larut kemudian mengalami proses laterisasi (proses pertukaran suhu secara terus menerus sehingga batuan mengalami pelapukan).

Sumberdaya bauksit di daerah penyelidikan adalah Daerah Enkitan-Seputau, Kecamatan Ketungau Tengah sebesar 86.632 m3 dengan rata-rata 51,17% Al2O3, 11,6% Fe2O3, 5,91% SiO2 dan 1,49% TiO2.

Daerah Bukit Darwin, Desa Sepiluk-Senaning Kecamatan Ketungau Hulu sebesar 1.370.365 m3 dengan rata-rata 52,63% Al2O3, 9,76% Fe2O3, 3,57% SiO2 dan 1,32% TiO2

Untuk lebih mengetahui sebaran serta kuantitas ataupun kualitas bauksit yang telah diselidiki ini, maka perlu dilakukan tindak lanjut taha-pan eksplorasi berikutnya seperti khususnya di daerah Engkitan-Seputau Kecamatan Ketungau Tengah.

Page 8: eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.21

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sintang, 2010, Hasil Sensus Penduduk Kabupaten Sintang 2010, Kabupaten Sintang.

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat, 2010, Kalimantan Barat Dalam Angka/Kalimantan Barat In Figures, Provinsi Kalim-antan Barat.

Heryanto, R, dkk. 1983; Geologi Lembar Sin-tang, Kalimantan, Skala 1 : 250.000, Puslitbang Geologi, Bandung.

Supriatna, S, dkk. 1983; Geologi Lembar Sang-gau, Kalimantan, Skala 1 : 250.000, Puslitbang Geologi, Bandung.

SNI 03-6376-2000, Tata Cara Pembuatan Sumur Uji Secara Manual, Badan Standarisasi Nasional, 2000.

SNI 13-6179-1999, Penentuan Faktor Konkresi Bijih Bauksit, Badan Standarisasi Nasional, 1999

Tim Inventarisasi, 2007, Inventarisasi Dan Penyelidikan Mineral Dan Batubara Dae-rah Perbatasan Sintang, Provinsi Kalimantan Barat Dengan Malaysia, Pusat Sumber Daya Geologi 2007.

Van Bemmelen, R.W, 1949, Geology of Indo-nesia Volume II Economy Geology, Bauxite page 136-137, Government Printing Office The Hague,

Page 9: eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.21

Gambar 2. Morfologi di Kecamatan Ketungau Hulu Kabupaten Sintang Kegiatan Eksplorasi

Gambar 4. Struktur silang siur batupasir dengan batulempung, terlihat fragmen batubara rapuh di Desa Sepiluk – Enteli

Gambar 5. Batupasir berselang-seling dengan batulempung dan batulanau dengan lensa batubara

Page 10: eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

BUKU 2: BIDANG MINERAL

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.21

Gambar 6. Satuan Batuan Intrusi Sintang, terdiri dari granit, andesit

Gambar 7. Lapisan tipis oksida besi terisi lempung, di Desa Enkitan-Seputau

Page 11: eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.21

Gambar 8. Pengambilan conto bauksit SN11-06 pada dinding tebing di Desa Sepiluk

Gambar 9. Penggalian Sumur Uji di SN11-09 pada endapan bauksit SiO2 tinggi

Page 12: eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

BUKU 2: BIDANG MINERAL

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.21

Gambar 1. Peta Administratif dan Lokasi Daerah Penyelidikan

Gambar 10. Peta Geologi Regional Kabupaten Sintang

Page 13: eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.21

Gambar 11. Bagan alir tahapan preparasi conto di lokasi penyelidikan

Gambar 12. Peta Geologi Daerah Sepiluk-Senaning Kecamatan Ketungau Hulu

Page 14: eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

BUKU 2: BIDANG MINERAL

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.21

Gambar 13. Peta Geologi Daerah Engkitan-Seputau Kecamatan Ketungau Tengah

Gambar 14. Profil sumur uji daerah Sepiluk-Senaning pada lokasi SN11-02

Page 15: eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.21

Gambar 15. Penampang Tegak Endapan Bauksit Sumur Uji SN 11-01 s.d. SN11-05

Gambar 16. Penampang Tegak Endapan Bauksit Sumur Uji SN 11-06 s.d. SN11-13

Page 16: eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

BUKU 2: BIDANG MINERAL

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.21

Gambar 17. Profil sumur uji daerah Engkitan-Seputau pada lokasi SN11-17.

Page 17: eksplorasi umum bauksit di kabupaten sintanprovinsi kalimantan barat

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.21

Gambar 18. Penampang Tegak Endapan Bauksit Sumur Uji SN 11-17 s.d. SN11-19